Kata consent berasal dari bahasa latin, consentio yang artinya persetujuan izin, menyetujui; atau persetujuan yang diberikan kepada seseorang untuk berbuat sesuatu. Informed artinya telah diberitahukan, telah disampaikan atau telah diinformasikan. Dengan demikan Informed Consent ialah persetujuan yang diberikan oleh pasien kepada dokter setelah diberi penjelasan. 1 Dalam undang-undang praktik kedokteran menggunakan istilah Persetujuan Tindakan Kedokteran untuk menggambarkan Informed Consent. Peraturan enteri Kesehatan !Permenkes" #omor $%& tahun $&&' tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran pada Pasal 1 menyebutkan bah(a )Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan se*ara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien+. ,pabila bersandar pada pengertian informed consent diatas, maka pelaksanaan informed consent terbagi menjadi dua unsur, yaitu penjelasan dan persetujuan. Penjelasan yang dimaksud ialah penjelasan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal -. ayat !/" 00PK. 1ementara persetujuan baru diberikan setelah adanya penjelasan, bentuk persetujuan dapat berupa lisan maupun tertulis sebagaimana ketentuan Pasal -. ayat !-" 00PK. Pasal - Peraturan enteri Kesehatan !Permenkes" #omor $%& tahun $&&', mengatur penge*ualian terhadap persetujuan yang dimaksud diatas, yaitu terhadap keadaan ga(at darurat, untuk menyelamatkan ji(a pasien dan2atau men*egah ke*a*atan tidak diperlukan pesetujuan tindakan kedokteran b. Dasar Hukum Informed Consent 1 ,mri ,mir, $&1/, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, 3uku Kedokteran 4567 8akarta, hlm. 9/. Di :ndonesia peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah informed consent ini terdapat pada7 1" 0ndang-0ndang nomor $% tahun $&&- tentang praktik kedokteran pasal -.; $" 0ndang-0ndang nomor /; tahun $&&% tentang Kesehatan pasal '; /" 0ndang-0ndang nomor -- tahun $&&% tentang <umah 1akit pasal /$; -" Keputusan enteri Kesehatan <: #omor -/- 2en.Kes 2= 2 1%'/ tentang 3erlakunya Kode 4tik Kedokteran :ndonesia 3agi Para Dokter di :ndonesia; ." Peraturan enteri Kesehatan !Permenkes" #omor $%& tahun $&&' tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; ;" Peraturan enteri Kesehatan !Permenkes" #omor $;% Tahun $&&' tentang <ekam edis; 9" 3uku anual Persetujuan Tindakan Kedokteran yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran :ndonesia Tahun $&&;. *. Bentuk Informed Consent Pasal -. ayat !-" 00PK menyatakan bah(a bentuk persetujuan tindakan medis dapat berupa lisan maupun tertulis. Persetujuan lisan dalam ayat ini dapat diartikan persetujuan yang diberikan dalam bentuk u*apan setuju atau bentuk gerakan menganggukkan kepala yang diartikan sebagai u*apan setuju. enurut ,mril ,mri, ada dua bentuk informed consent, yaitu Implied Consent !dianggap diberikan" dan Expressed Consent !dinyatakan" $ . Implied Consent diberikan dalam keadaan normal, artinya dokter dapat menangkap persetujuan tindakan medis tersebut dari isyarat yang diberikan2dilakukan pasien. Demikian pula pada kasus emergency pasien yang perlu dilakukan tindakan segera sedang dalam keadaan tidak bisa memberikan persetujuan dan keluarganya tidak ada ditempat, maka dokter dapat melakukan tindakan $,mril ,mri, 1%%9, Bunga Rampai Hukum Kesehatan, >idya edika7 8akarta, hlm./1. medik terbaik menurut dokter. 1ementara Expressed Consent merupakan pernyataan se*ara lisan maupun tertulis. #amun dalam tindakan medis yang bersifat invasive dan mengandung risiko tinggi, dokter sebaiknya mendapatkan persetujuan se*ara tertulis. d. Fungsi dan Tujuan Informed Consent Persetujuan tindakan medis berakar dari hak asasi manusia yang berkaitan dengan bidang politik, yaitu hak untuk menentukan nasib sendiri !self determination" se*ara konkret ter*antum dalam Charter of peace pada tangga; $; 8uni 1%-. !Piagam P33". ?ebih lanjut, proses pengembangan self determination dirumuskan dalam piagam hak asasi manusia dari United Nation of Universal eclarationUnited Nation of Universal eclaration of Human Right tahun 1%-' serta berbagai piagam termasuk piagam kesehatan di dunia. @ak tersebut berkembang dan diadopsi dalam !orld "edical #sem$ly 1%-% yang mengatur bah(a dokter harus menghormati hak pasien dan melalui piagam patients Bill of Right 1%9$ bah(a pasien berhak mendapatkan informasi dari dokter, dan dokter harus memberikan informed consent sebelum memulai terapi dan melalui eclaration of %is$on 1%'1 bah(a pasien berhak menerima atau menolak terapi setelah mendapat informasi yang *ukup. / Dengan demikian informed consent ini sebagai bentuk penghormatan terhadap hak asasi manusi, yaitu self determination !hak untuk menentukan nasib sendiri" dibidang kesehatan. Dalam fat(a :D: #o 1/%2P32,.-2'' diterangkan bah(a manusia de(asa dan sehat rohaniah berhak sepenuhnya menentukan apa yang hendak dilakukan tubuhnya. Dokter tidak berhak melakukan tindakan medis yang bertentangan dengan kemauan pasien, (alaupun untuk kepentingan pasien itu sendiri. enurut 8. 5u(andi tujuan dari informed consent ini ialah7 /@endrik, $&1/, Etika dan Hukum Kedokteran, 3uku Kedokteran 4567 8akarta, hlm. ;;. 1. elindungi pasien terhadap segala tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasien; $. emberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap akibat yang tidak terduga dan bersifat negatif, misalnya risk of treatment yang tak mungkin dihindarkan (alaupun dokter sudah mengusahakan semaksimal mungkin dan bertindak dengan sangat hati-hati dan teliti. - e. Informed Consent Dalam Keadaan Darurat Pasal - Peraturan enteri Kesehatan #omor $%& tahun $&&' mengatur penge*ualian terhadap persetujuan tindakan medik, yaitu terhadap keadaan ga(at darurat, untuk menyelamatkan ji(a pasien dan2atau men*egah ke*a*atan tidak diperlukan pesetujuan tindakan kedokteran. Pasal .1 huruf d 0ndang-0ndang Praktik Kedokteran memberikan ke(ajiban bagi dokter untuk melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, ke*uali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya. Kondisi pasien yang dalam keadaan ga(at, tidak didampingi keluarga, tidak sadarkan diri dan harus segera mendapat pertolongan memberikan perikatan atau ke(ajiban bagi dokter untuk segera memberikan pertolongan demi perikemanusiaan dan keselamatan pasien tanpa harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu. Perbuatan demikian dapat dikategorikan sebagai perbuatan sukarela atau &aak'arneming sebagaimana yang diatur pasal 1/.- K0@Perdata. Aaak'arneming merupakan perikatan yang lahir atas kehendak undang-undang sebagai akibat dari perbuatan manusia. enurut 1uryodiningrat, &aak'arneming ialah penyelesaiann urusan orang lain untuk sementera (aktu dengan2tanpa pengetahuan orang lain itu dan tanpa diberi kuasa. (aak'arnemer !gestor" mempunyai ke(ajiban seperti seorang penerima kuasa yang diberi kuasa dengan tegas dan di(ajibkan menyelesaikan urusannya itu layaknya seorang bapak -8. 5u(andi, $&&., Rahasia "edis, Penerbit fakultas Kedokteran 0:7 8akarta, hlm. /$ rumah tangga yang baik. . Pasien yang dalam keadaan darurat atau tidak sadarkan diri berlaku fiksi hukum yang menyatakan bah(a seorang dalam keadaan tidak sadar )akan menyetujui+ apa yang pada umumnya disetujui oleh pasien dalam keadaan sadar pada kondisi sakit. ;
(aak'arneming dalam hal ini sema*am per(akilan sukarela; sema*am pengambil alihan tanggung ja(ab dengan *ara menolong seorang pasien yang dalam keadaan ga(at, yang kemudian melahirkan perjanjian terapeutik. Pertolongan tersebut semata-mata untuk kepentingan keselamatan pasien itu sendiri, sebagaimana asas dari penyelenggaraan praktik kedokteran dan ke(ajiban dari dokter itu sendiri, yaitu untuk menolong pasien. f. Kedudukan Informed Consent Dalam Perjanjian Terapeutik Informed consent berkaitan dengan unsur kesepakatan dalam syarat sahnya perjanjian, karena informed consent berkaitan dengan disetujui atau tidaknya tindakan medis yang akan dilakukan. Persetujuan yang diberikan oleh pasien tersebut haruslah memiliki kebebasan untuk mengikatkan diri tanpa adanya paksaan, kekhilafan atau penipuan. Dengan demikian informed consent dapat menentukan lahir atau tidaknya suatu transaksi terapeutik. Informed consent merupakan bentuk pernyataan dari pasien, karena sifatnya pernyataan maka informed consent dapat ditarik kembali oleh pasien atau keluarganya. Informed consent berkedudukan sebagai pemenuhan unsur kesepakatan dalam perjanjian terapeutik, yang artinya informed consent berkedudukan sebagai pemenuhan syarat subjektif yang harus dipenuhi terkait sah nya suatu perjanjian. Bleh karena kedudukan informed consent tersebut, apabila tidak dipenuhi bisa berakibat pada tidak sahnya perjanjian terapeutik, yang artinya segala tindakan medis yang dilakukan oleh dokter terhadap diri si pasien dapat dinyatakan sebagai tindakan yang mela(an hukum. .<. 1uryodiningrat, 1%'&, )erikatan*)erikatan Bersum$er Undang*Undang, Tarsito7 3andung7 hlm.%. ;oh. @atta, $&1/, Hukum Kesehatan dan +engketa "edik, ?iberty7 Cogyakarta, hlm. '&.