Anda di halaman 1dari 11

KALENG

Andrea 10120210292
Marcella Viona 10120210073
Albert Aridarno 10120210297
DEFINISI
JENIS KALENG
Bahan baku:
Kaleng Tinplate
Kaleng Tin-free steel
Fungsi:
3 piece can (sarden)
2 piece can (minuman)
Aerosol can (semprotan nyamuk)
General can (biskuit)
Metal battery jacket (pelapis baterai)
Closer cap (tutup botol)
CONTOH
SISTEM PENUTUP/SEGEL
Permanen
Non permanen
MATERIAL
BAJA
LAPIS TIMAH
PROSES PEMBUATAN
Pelapisan: lembaran dasar baja dilapisi timah putih (Sn) dengan cara elektrolisa,
yaitu pelapisan dengan menggunakan listrik galvanis sehingga dihasilkan lapisan
timah yang tipis dan rata.
Printing: untuk pembuatan dekorasi dan melindungi kaleng dari karat, dan
mencegah reaksi antara tinplate dengan bahan yang dikemas.
Slitting/shearing: proses pemotongan tinplate menjadi body blank atau strip yang
digunakan untuk pembuatan komponen-komponen kaleng sesuai kebutuhan.
Pressing: proses pembuatan komponen-komponen kaleng, seperti tutup atas dan
bawah. Jumlah proses pembuatan komponen tergantung dari bentuk kaleng yang
akan dibuat.
Assembly: proses menyatukan badan dan tutup kaleng dengan menggunakan
mesin. Pembuatan kemasan kaleng dilakukan dengan menyambung lembaran plat
timah hingga membentuk kaleng. Proses penyambungan dilakukan dengan cara
soldering (patri), cementing dan welding.
RACUN DAN LIMBAH YANG DIAKIBATKAN
Kaleng merupakan benda yang sulit sekali terurai, sehingga jika dibiarkan begitu saja, misalnya
ditimbun dalam tanah, bisa memicu terjadinya karat. Kaleng yang korosif ini mengandung beberapa
logam berat seperti magnesium atau kalium dan dapat mencemari air tanah yang banyak digunakan
oleh masyarakat. Logam-logam berat tersebut umumnya tidak bisa dicerna oleh tubuh dan akan
tertimbun, seperti halnya kalium yang bisa mengendap di tulang.
Selain itu, bahaya utama pada makanan kaleng adalah tumbuhnya bakteri Clostridium botulinum
yang dapat menyebabkan keracunan. Bakteri yang berbahaya ini umumnya menyukai tempat-tempat
yang tidak ada udara dan mampu melindungi diri dari suhu yang agak tinggi sehingga
memungkinkan bakteri ini hidup pada makanan kaleng, terutama pada jenis-jenis makanan yang
berbahan baku daging, ikan, atau sayur. Bila kondisi pertumbuhannya sesuai, toksin botulinum yang
sangat berbahaya itu bisa dihasilkan. Jika dikonsumsi maka racun tersebut akan menyerang susunan
saraf dan dampaknya bisa melumpuhkan, menyulitkan pernapasan serta menyebabkan kematian.
PROSES DAUR ULANG
Kaleng terdiri dari bijih besi dan timah, keduanya merupakan sumber daya yang tidak dapat
diperbarui. Dalam proses daur ulang yang dinamakan detinning, kaleng dimasukkan ke
dalam wadah besar dan melalui proses yang terdiri dari serangkaian langkah-langkah kimia
dan listrik untuk memisahkan, memurnikan, dan memulihkan baja dan timah. Kaleng baja
yang sudah diproses kemudian dikeringkan, dibilas, dan dibentuk menjadi kotak dengan berat
sekitar 180 kilogram, lalu dijual ke pabrik baja untuk diproses menjadi produk baru. Timah
terlarut yang sudah diproses dibentuk menjadi batangan yang kemudian dijual ke perusahaan
yang membutuhkan timah.
Kaleng terdiri dari sekitar 25% baja yang telah didaur ulang, banyak juga yang hampir
seluruhnya terdiri dari baja daur ulang. Dengan mendaur ulang kaleng, kita dapat menghemat
sekitar 75% energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan baja dari bahan mentah. Energi
tersebut cukup untuk daya 18 juta rumah.
SUMBER DATA
http://pages.uoregon.edu/recycle/after_collection.html
http://repository.mb.ipb.ac.id/1364/4/R10-_04-_Urip_Haryanto-
_Bab1.pdf
http://ocw.usu.ac.id/thp_407_handout_kemasan_logam.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/Tin_can
http://www.thinkgreen.com/recycle-what-
detail?sec=metals&prod=steel-cans-tin-cans
http://packingnews.blogspot.com/2012/01/pengenalan-mesin-
mesin-kemas-kaleng.html
http://health.detik.com/read/2011/01/05/134624/1539725/775
/jangan-menimbun-kaleng-bekas-di-dalam-tanah
http://blog.ub.ac.id/risaliarahmah/2012/12/07/29/
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai