SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT PARU-PARU
MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
Proposal Tugas Akhir Program Studi Teknik Infomatika
diajukan oleh Armita Arif Irmawan 2010.01635.11.0083
kepada STMIK J ENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA Maret, 2014 Proposal Tugas Akhir
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT PARU-PARU MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
diajukan oleh Armita Arif Irmawan 2010.01635.11.0083
telah disetujui oleh:
Pembimbing
Nama Pembimbing tanggal . NPP/NIP:
Kaprodi Teknik Informatika
Ari Cahyono, S.Si., M.T. tanggal . NPP: 1997.090170.13.08 1. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi oleh manusia adalah pengetahuan tentang suatu penyakit. Sebagian besar dari masyarakat tidak terlatih secara medis, sehingga mereka tidak mengetahui bahwa suatu penyakit dapat diagnosis sebelum mencapai tahap kronis yang sulit untuk disembuhkan. Sangat disayangkan apabila banyak masyarakat yang sakit akibat kurangnya pengetahuan. Situasi tersebut dapat dihindari manusia apabila memiliki sedikit pengetahuan tentang kesehatan. Pengetahuan dapat diperoleh dari buku-buku, ahli pakar, atau situs-situs internet. Akan tetapi untuk memempelajari hal tersebut tidaklah mudah karena selain memerlukan waktu yang lama untuk memahaminya, sumber-sumber tersebut juga belum tentu bisa mendiagnosa penyakit seperti yang dilakukan oleh seorang dokter atau ahli pakar. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat atau sistem yang mudah digunakan dan memiliki kemampuan layaknya seorang dokter atau ahli pakar dalam mendiagnosa suatu penyakit yang disebut sistem pakar (Expert System). Sistem pakar (expert system) adalah sistem informasi yang berisi pengetahuan dari pakar sehingga mampu dan dapat digunakan untuk konsultasi. Dengan sistem pakar ini orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau mencari informasi suatu penyakit yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan ahli pakar. Salah satu penerapan sistem pakar adalah dalam bidang medis. Untuk penyakit-penyakit khusus diperlukan keahlian seorang dokter spesialis dalam bidang tersebut untuk melakukan diagnosa dan pemeriksaan, sehingga pengobatan yang dilakukan benar-benar tepat dan akurat. Namun masalahnya, saat ini penyebaran dokter spesialis belum merata, sehingga di wilayah-wilayah tertentu masih kekurangan tenaga medis, khususnya dokter spesialis. Akibatnya pasien mengalami kesulitan bila ingin memeriksakan ke dokter spesialis. Dengan adanya sistem pakar ini, diharapkan agar masyarakat atau orang awam dapat mengetahui dan mencegah suatu penyakit menggunakan sistem pakar ini. Salah satu penyakit yang membutuhkan dokter spesialis adalah pernyakit pada paru- paru. Penyakit paru-paru merupakan penyakit yang berhubungan dengan sistem pernapasan pada manusia dapat menjadi buruk apabila tidak segera ditangani dengan serius. Untuk melakukan tindakan preventif terhadap penyakit paru-paru maka dibutuhkan sistem pakar untuk penyakit paru-paru. Dengan adanya sistem pakar paru- paru ini user dapat menghemat waktu karena dapat mendiagnosa penyakit yang di derita kapan saja dan di mana saja. User cukup memasukan gejala-gejala yang telah dialami ke dalam sistem pakar paru-paru. Sistem pakar penyakit paru-paru ini menggunakan metode Certainty Factor. Metode tersebut cocok dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosis suatu penyakit. Metode ini memberikan ruang pada pakar dalam memberikan nilai keyakinannya pada pengetahuan yang diungkapkannya (Kusrini : 2008). 1.1 Perumusan Masalah Banyak orang belum menyadari bahwa penyakit paru-paru dapat didiagnosis sehingga tidak mencapai tahap kronis yang sulit disembukan, sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat mendiagnosa suatu penyakit paru-paru agar mampu menciptakan tindakan preventif terdahap penyakit paru-paru. 1.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan aplikasi sistem pakar berbasis web yang user friendly dan dapat mengetahui kemungkinan suatu penyakit pada paru-paru, sehingga kita dapat melakukan pencegahan secara dini dengan memanfaatkan hasil dari sistem pakar yang di kembangkan oleh penulis. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Informasi apa saja yang dibutuhkan untuk mendiagnosa penyakit? 2. Informasi apa yang dihasilkan oleh sistem pakar? 3. Metode apa yang digunakan merepresentasikan pengetahuan? 4. Bagaimana mengembangkan sistem pakar yang user friendly? 2. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : menciptakan sebuah sistem pakar yang dapat mendiagnosis penyakit paru-paru yang user friendly agar mampu menciptakan tindakan preventif. 3. Landasan Teori Berikut ini adalah beberapa konsep dan disiplin ilmu yang melandasi pengembangan dan perancangan sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit paru-paru menggunakan metode certainty factor yang dikembangkan dalam penelitan ini. 3.1 Sistem Pakar Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman dan metode khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam memberi nasihat dan memecahkan persoalan (Turban, 2005). Sistem Pakar adalah sistem informasi berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan pakar untuk mencapai performa keputusan tingkat tinggi dalam domain persoalan yang sempit (Turban, 2005). Sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu. Sistem pakar mencakup beberapa persoalan mendasar, antara lain siapa yang disebut pakar, apa yang dimaksud dengan keahlian, bagaimana keahlian dapat ditransfer, dan bagaimana sistem bekerja. Menurut Turban dan Frenzel (1992), konsep dasar sistem pakar terdiri atas: 1. Kepakaran (Expertise) Kepakaran merupakan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari serangkaian pelatihan, membaca, atau pengalaman. 2. Pakar (Expert) Seroang pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman, metode khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam memberi nasihat dan memecahkan masalah. 3. Pengalihan Kepakaran Tujuan utama sistem pakar adalah mengalihkan kepakaran seorang pakar ke dalam komputer yang akan digunakan oleh pihak lain yang bukan pakar, untuk menemukan solusi atas permasalahan. 4. Penalaran (Inference) Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan untuk menalar. J ika kepakaran sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan dan tersedia program yang mampu mengakses basis data, makan komputer harus dapat diprogram untuk membuat inferensi (inference). Proses kesimpulan ini dikemas dalam bentuk motor inferensi (inference engine). 5. Aturan-aturan (Rules) Sebagian besar sistem pakar adalah sistem berbasis aturan. Aturan tersebut biasanya berbentuk IF THEN. Aturan digunakan sebagai prosedur untuk memecahkan permasalahan. 6. Kemampuan Penjelasan (Explanation Capability) Kemampuan menjelasakan merupakan komponen tambahan dari sistem pakar yang berfungsi untuk memberikan penjelasan kepada user mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar, bagaimana kesimpulan dapat diperoleh, kenapa solusi tertentu ditolak, dan apa rencananya untuk mencapai solusi. Menurut Turban dan Frenzel 1992, sistem pakar mempunyai beberapa komponen, antara lain: 1. Subsistem Akuisisi Pengetahuan Bagian ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan, mengkonstruksi atau memperluan pengetahuan dalam basis pengetahuan.
2. Basis Pengetahuan Berisi pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, memformulasikan dan menyelesaikan masalah. 3. Mesin Inferensi (Inference Engine) Program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi-informasi dalam basis pengetahuan dan blackboard, serta digunakan untuk memformulasikan konklusi. 4. Antarmuka (User Interface) Digunakan untuk media komunikasi antara pengguna dan program. 5. Blackboard Merupakan area memori yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsun termasuk keputusan sementara. 6. Subsistem Penjelasan Digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan-pertanyaan. 7. Sistem Penyaring Pengetahuan Sistem ini digunakna untuk mengevaluasai kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan untuk masa mendatang. 3.2 Penyakit Paru-paru Paru-paru merupakan salah satu organ vital bagi kehidupan manusia yang berfungsi sebagai sistem pernapasan manusia. Bertugas sebagai tempat pertukaran oksigen yang dibutuhkan manusia dan mengeluarkan karbondioksida yang merupakan hasil sisa proses pernapasan yang harus dikeluarkan dari tubuh, sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen akan terpenuhi. Organ yang terletak dibawah tulang rusuk ini memang mempunyai tugas yang berat, tercemarnya udara yang kita hirup serta berbagai bibit penyakit yang berkeliaran di udara. Ini semua dapat menimbulkan berbagai penyakit paru-paru. Dengan mendeteksi secara dini, akan membantu agar penyakit ini tidak semakin lama dan bertambah para. 3.3 Metode Inferensi Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Mesin Inferensi (Inference Engine) (Kusrini, 2008). Menurut Arhami (2005 : 111), ada dua metode penalaran dengan rules, yaitu forward chaining atau data-driven dan backward chaining atau goal-driven. 1. Forward Chaining Suatu rantai yang dicari atau dilewati/dilintasi dari suatu permasalahan untuk memperoleh solusinya dengan penalaran dari fakta menuju konklusi yang terdapat dari fakta. 2. Backward Chaining Suatu rantai yang dilintasi daru suatu hipotesa kembali ke fakta yang mendukung hipotesa tersebut, dan dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi dengan pemenuhan sub tujuannya. 3.4 Certainty Factor Faktor Kepastian (Certainty Factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Wesley, 1994). Certainty Factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. CF didefinisikan sebagai berikut (Giarratano dan Riley, 2005): CF(H,E) =MB(H,E) MD(H,E) CF(H,E): Certainty Factor hipotesis H yang dipengaruhi oleh evidence (gejala) e. MB(H,E): Ukuran kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh evidence E. MD(H,E): Ukuran ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh evidence E. Bentuk dasar rumus certainty factor sebuah aturan dalam bentuk if E then H adalah sebagai berikut (Giarratano dan Riley, 2005): CF(H,e) =CF(E,e) * CF(H,E) CF(H,e) : certainty factor hipotesa yang dipengaruhi oleh evidence e. CF(E,e) : certainty factor evidence E yang dipengaruhi oleh evidence e. CF(H,E) : certainty factor hipotesa H dengan asumsi evidence diketahui dengan pasti ketika CF(E,e) =1. Nilai CF ada dua, yaitu (Hartati dan Iswanti, 2008): 1. Nilai CF kaidah yang nilainya melekat pada suatu kaidah/rule tertentu dan besarnya nilai diberikan oleh pakar. 2. Nilai CF yang diberikan oleh pengguna untuk mewakili derajat kepastian/keyakinan atas premis (misalnya gejala, kondisi, ciri) yang dialami pengguna. 4. Metoda Penelitian Penelitian ini adalah penelitian rancang-bangun. Penelitian berawal dari permasalahan yang ada, memetakan proses-proses yang ada, mencari sumber permasalahan, dan akhirnya merancang dan mengembangkan suatu sistem yang dapat digunakan untuk mereduksi atau mengeliminasi permasalahan yang ada. Berikut ini adalah bahan, alat, dan metode pengembangan sistem serta tahapan penelitian guna merancang sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit paru-paru. 4.1 Bahan Penelitian Penelitian ini akan menggali data informasi dari berbagai sumber. Sumber utama didapat dari wawancara langsung dengan pakar. Selain itu, data dan informasi diperoleh dari membaca buku serta internet. 4.2 Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah komputer dengan spesifikasi cukup untuk menjalankan sistem operasi dan perangkat lunak pengembangan serta koneksitas Internet. Sistem Operasi dan program-program aplikasi yang dipergunakan dalam dalam pengembangan sistem pakar ini adalah: Sistem Operasi: Windows 8 Bahasa Pemrograman : PHP Database Engine: MySQL Web Server : Apache 4.3 Jalan Penelitian Perancangan aplikasi sistem pakar ini mengunakan model waterfall. Teknik ini dipilih karena sistem yang akan dikembangkan spesifikasinya tidak berubah-ubah. Sistem dikembangkan dengan terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean dan pengujian. Secara umum, penelitian ini terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1. Tahap identifikasi, analisis dan desain. Tahap ini terdiri dari identifikasi permasalahan, analisis mengenai spesifikasi kebutuhan perangkat lunak serta desain sistem pakar yang user friendly. 2. Tahan pengumpulan data. Penulis menggunakan 2 metode, yaitu: a. Metode Studi Kepustakaan yang ditempuh guna mendapatkan informasi dan pengetahuan dari buku dan internet yang berkaitan dengan obyek penelitian. b. Metode Wawancara yang ditempuh untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan langsung dari pakar. 3. Tahap perancangan sistem, yang akan menghasilkan sistem pakar sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. 4. Tahap uji coba fungsionalitas sistem dan kesesuaiannya sistem.
5. Jadwal Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan dengan alokasi waktu penelitian sebagai berikut : o URAIAN KEGIATAN BULAN I II III IV V VI TAHAPAN PENYUSUNAN A. TAHAP IDENTIFIKASI AWAL Rumusan Masalah Analisis Kebutuhan Sistem Desain Sistem Pakar B. TAHAP PENGUMPULAN DATA Pengumpulan Data Perancangan Model dan Basis Data C. TAHAP PERANCANGAN SISTEM Pembuatan Sistem Pakar Pengujian Sistem Pakar Distribusi ke End User D. TAHAP PENYELESAIAN Proposal Penelitian Laporan Hasil Penelitian
6. Daftar Pustaka Arihabibyanuar, 2010, Pengertian Sistem Pakar dan Kecerdasan serta Perbedaannya. [Online] blog.uin-malang.ac.id/arihabibyanuar/2010/10/30/pengertian-sistem- pakar-dan-kecerdasan-serta-perbedaannya/ (18 November 2013) Kangwahid, 2010, Pengertian Sistem Pakar. [Online] www.kangwahid.com/definisi- pengertian-sistem-pakar (20 November 2013) Turban, E., Aronson, J . E. & Liang, T.P., 2015. Decision Support Systems and Intellegent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas). 7th ed.Yogyakarta: Andi. Angga Wibowo, 2007, Aplikasi PHP Gratis Untuk Pengembangan Situs Web, Andi Yogyakarta Kasiman Paranginangin 2006, Aplikasi WEB dengan PHP dan MySQL, CV Andi Offset, Yogyakarta. http://www.metode-algoritma.com/2013/06/metode-forward-chaining.html Abriareny SMA, 2013, Aplikasi Sistem Pakar Traditional Chinese Medical (TCM) untuk Diagnosa Penyakit J antung Menggunakan Metode Certainty Factor (CF),STMIK J end A Yani, Yogyakarta Kusrini, 2008, Aplikasi Sistem Pakar Menentukan Faktor Kepastian Pengguna dengan Metode Kuantifikasi Pernyataan, Andi Offset, Yogyakarta. Arhami, Muhammad, 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta. J ames R. Groff, 2010, SQL The Complete Reference, 3rd Edition, McGraw Hill.