Anda di halaman 1dari 42

Anastasia

Lidwina
Helena
Satrio
Nathalie

Sinusitis
Moderator : Dr. Susilaningrum Sp THT



1. Sinus frontal - terletak pada tulang frontal,
biasanya bersekat-sekat dan tepi sinus berlekuk
lekuk.
2. Sinus maksilaris adalah sinus paranasal terbesar.
Ostium sinus maksila berada di sebelah superior
dinding medial sinus dan bermuara ke hatus
semilunaris melalui infundibulum ethmoid.
CATATAN KLINIS
a. sinus maksilaris sangat berdekatan
dengan akar gigi
b. sinusitis maksila dapat menimbulkan
komplikasi orbita
c. pembukaan sinus maksila ini terletak
lebih tinggi daripada dasar sinus, sehingga
drainase hanya tergantung gerak cilia dan juga
hanya melalui infundibulum yang sempit.


3. Sinus Etmoidal yang paling bervariasi
dan akhir-akhir ini dianggap penting
karena merupakan focus infeksi bagi sinus
lainnya. Sinus ini berongga-rongga terdiri
dari sel-sel yang menyerupai sarang tawon
yang terletak di dalam massa bagian lateral
os etmoid, antara konka media dan dinding
medial orbita.

Dibagi menjadi sinus etmoid anterior dan
posterior.

4. Sphenoid sinus terletak di tulang
sphenoid, bagian dari atap rongga hidung






Definisi

Sinusitis adalah suatu peradangan mukosa sinus
paranasal yang terjadi karena alergi atau infeksi
virus,bakteri maupun jamur.
Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari
keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis,
frontalis atau sfenoidalis).
Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung selama
4 minggu atau kurang) , subakut 4 minggu- 3
bulan maupun kronis (berlangsung selama lebih
dari 3 bulan tetapi dapat berlanjut sampai
berbulan bulan).

Epidemiologi
Prevalensi sinusitis tinggi di masyarakat. Di bagian
THT RSCM Jakarta, pada tahun 2008 didapatkan
sekitar 25% pasien dengan ISPA menderita sinusitis
maksila akut, dan pada sub bagian Rinologi
didapatkan data dari sekitar 496 penderita rawat
jalan, 249 orang terkena sinusitis (50%).
Fisiologi
Sebagai pengatur udara (air conditioning).
Peringan cranium.
Resonansi suara.
Membantu produksi mukus.
Rongga tersebut berisi udara dan dilapisi oleh
mukosa bersilia dan palut lendir. Pada keadaan
normal sinus tidak mengandung organisme atau
bakteri. Di dalam sinus silia bergerak secara teratur
untuk mengalirkan lendir menuju ostium alamiahnya
pada rongga hidung mengikuti jalur pola yang telah
ditentukan. Jadi mucus tersebut dapat dikeluarkan
dan udara dapat bersirkulasi dengan baik

ETIOLOGI

Penyebab sinusitis akut :
rinitis akut
infeksi faring, seperti faringitis, adenoiditis,
tonsilitis akut
infeksi gigi rahang atas M1, M2, M3, serta P1 dan
P2 (dentogen)
berenang dan menyelam
trauma, dapat menyebabkan perdarahan mukosa
sinus paranasal
barotrauma dapat menyebabkan nekrosis
mukosa

Penyebab sinusitis kronis :
polusi bahan kimia menyebabkan silia rusak,
sehingga terjadi perubahan mukosa hidung
alergi dan defisiensi imunologi juga dapat
menyebabkan perubahan mukosa hidung
infeksi baik oleh virus maupun bakteri
obstruksi osteomeatal complex
kelainan anatomi

Patofisiologi
-Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-
ostium sinus dan kelancaran klirens dari mukosiliar
didalam komplek osteo meatal (KOM).
-mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan
zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap
kuman yang masuk bersama udara pernafasan.

Efek awal yang ditimbulkan adalah keluarnya
cairan serous yang dianggap sebagai sinusitis non
bakterial yang dapat sembuh tanpa pengobatan.

Bila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk
dalam sinus ini akan menjadi media yang poten
untuk tumbuh dan multiplikasi bakteri, dan sekret
akan berubah menjadi purulen yang disebut
sinusitis akut bakterialis yang membutuhkan terapi
antibiotik.

Terapi inadekuat terjadi
hipoksia,dan keadaan
menjadi anaerob infeksi
semakin berkembang

Menyebabkan perubahan
kronik dari mukosa,yaitu
hipertrofi dan poliploid
Gejala dan tanda
Gejala klinis sinusitis akut ( diderita sampai dengan
4 minggu)
Hidung tersumbat
Nyeri / rasa tekanan pada daerah sinus
Ingus yang purulen yang sering kali turun ke
tenggorok ( post nasal drip)
Demam dan lesu
Adanya reffered pain

PEMERIKSAAN SINUS
PARANASAL
Inspeksi
Yang diperhatikan ialah adanya pembekakan
pada muka:
Pembengkakan di pipi sampai kelopak mata
bawah yang berwarna kemerah-merahan
mungkin menunjukan sinus maksila akut.
Pembengkakan di kelopak mata atas mungkin
menunjukkan sinusitis frontal akut.
Sinus etmoid akut jarang menyebabkan
pembengkakan di luar, kecuali bila telah
terbentuk abses.

Palpasi
Nyeri tekan pada pipi dan nyeri
ketuk di gigi menunjukkan
adanya sinusitis maksila.
Pada sinusitis frontal terdapat
nyeri tekan di dasar sinus frontal,
yaitu pada bagian medial atap
orbita.
Sinusitis etmoid menyebabkan
rasa nyeri tekan di daerah
kantus medius.

Rhinoskopi anterior

Pemeriksaan rinoskopi anterior, dengan
atau tanpa dekongestan topikal, penting
untuk menilai status mukosa hidung dan
ada atau tidaknya sekret dan warnanya.
Pada sinusitis biasa ditemukan secret
hidung yang purulen, eritema mukosa
dan pembengkakan, dilihat juga
keadaan konka dan septumnya


Rinoskopi posterior

Untuk melihat keadaan konka superior,
media dan inferior serta meatus superior
dan media, tuba eustachius dan fossa
rosenmuller. Pemeriksaan untuk melihat
jelas keadaan nasofaring.
Dapat dilihat juga apakah ada sekret
purulent dari posterior faring.
Pada kasus sinusitis lebih akurat jika
menggunakan naso-endoskopi
Transiluminasi

Bila pada pemeriksaan transiluminasi tampak gelap
di daerah infraorbita, mungkin berarti antrum terisi
oleh pus atau mukosa antrum menebal atau terdapat
neoplasma di dalam antrum.
Bila terdapat kista yang besar di dalam sinus
maksila, akan tampak terang pada pemeriksaan
transiluminasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan, yaitu:
1. Rontgen
Dengan foto kepala posisi Waters, PA, dan
lateral, akan terlihat perselubungan atau
penebalan mukosa atau air-fluid level pada sinus
yang sakit.
hasil foto rontgen (waters) Sinunitis
maxilaris kanan

CT-scan potongan axial, tampak sinusitis ethmoid kanan.

2.CT Scan
adalah pemeriksaan pencitraan terbaik dalam kasus
sinusitis.

CT-Scan potongan coronal, tampak sinusitis frontal kiri
3. Naso-endoskopi
Pemeriksaan Naso-endoskopi untuk diagnosis
yang lebih tepat dan dini.
Tanda khas adanya asal sekret purulent dari
meatus media atau superior dan dapat
memberikan informasi tentang sifat obstruksi
kompleks ostiomeatal.
Penggunaan endoskopi juga dapat membantu
dalam diagnosis etiologi sinusitis akut dengan
memdapatkan sekret yang purulen dari ostium
sinus untuk kultur

4. Sinoskopi
Pemeriksaan ke dalam sinus maksila menggunakan
endoskop. Endoskop dimasukkan melalui lubang
yang dibuat di meatus inferior atau di fosa kanina.
Dengan sinoskopi dapat dilihat keadaan di dalam
sinus, apakah ada sekret, polip, jaringan granulasi,
massa tumor dan kista, bagaimana keadaan mukosa
dan apakah ostiumnya terbuka.
5. Kultur
Karena pengobatan harus dilakukan dengan
mengarah kepada organisme penyebab, maka kultur
dianjurkan. Bahan kultur dapat diambil dari meatus
medius, meatus superior, atau aspirasi sinus.

6. Rontgen gigi
Dilakukan untuk mengetahui apakah sudah timbul
abses atau belum.

Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan sinusitis adalah:
mempercepat penyembuhan
mencegah komplikasi
mencegah perubahan menjadi kronik
Dengan Prinsip Pengobatan :
membuka sumbatan di Kompleks Osteo-meatal (KOM)
sehingga drenase dan ventilsi sinus-sinus pulih
secara alami.



Untuk sinusitis akut biasanya diberikan:
Dekongestan untuk mengurangi
penyumbatan yaitu dengan menghilangkan
pembengkakan mukosa dan membuka
sumbatan ostium sinus.

Antibiotik untuk mengendalikan infeksi
bakteri (golongan penisilin)
diberikan selama 10-14 hari

Analgetik untuk mengurangi rasa
nyeri.

Sinusitis akut
Sinusitis kronis

Antibiotik
Dekongestan oral/topikal.
Analgetik
Mukolitik
Pencucian rongga hidung dengan NaCl
Pemanasan (diatermi).
Obat semprot hidung yang
mengandung steroid, jika penyakitnya
berat, bisa diberikan steroid per-oral
(melalui mulut).

Bila ada alergi berat, sebaiknya
diberikan antihistamin generasi ke-2.

Imunoterpai dapat dipertimbangkan
jika pasien menderita kelainan alergi
yang berat.


Untuk mengurangi rasa tidak nyaman:

Menghirup uap dari sebuah
vaporizer atau semangkuk air
panas
Obat semprot hidung yang
mengandung larutan garam
Kompres hangat di daerah sinus
yang terkena




Radikal
Sinus maksila dengan operasi Cadhwell-luc.
Sinus ethmoid dengan ethmoidektomi.
Sinus frontal dan sfenoid dengan operasi Killian.



Non Radikal

Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF). Pri
nsipnya dengan membuka dan membersihkan
daerah kompleks ostiomeatal.


Ct scan merupakan suatu aset besar dalam menjelaskan
derajat penyakit sinus dan derajat infeksi di luar sinus ( pada
orbita, jaringan lunak dan kranium).

Akut :
1. Komplikasi orbita
2. Kelainan Intracranial
Kronik :
1. Osteomielitis dan abses subperiosteal
2. Kelainan paru
Komplikasi
Pencegahan Sinusitis
Mengurangi pajanan terhadap
alergen.
Meningkatkan ventilasi rumah
tangga dengan membuka jendela
bila memungkinkan.
dengan kepala tempat tidur
ditinggikan.
Hindari polutan udara (seperti
asap) yang mengiritasi hidung.
diet seimbang dan olahraga.
Minimalkan paparan untuk orang
dengan infeksi diketahui.

Prognosis untuk penderita sinusitis
akut yaitu sekitar 40 % akan sembuh
secara spontan tanpa pemberian
antibiotik. Relaps 5 %.

Sedangkan prognosis untuk sinusitis
kronik yaitu jika dilakukan pengobatan
yang dini maka akan mendapatkan
hasil yang baik.

Anda mungkin juga menyukai