Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisiologi mempelajari fungsi organ-organ tubuh atau fungsi keseluruhan
organisme. Organ artinya alat-alat tubuh seperti hati, paru-paru, insang, jantung,
ginjal yang merupakan bagian tubuh hewan sedangkan pada tumbuhan antara lain
meliputi akar, batang, daun, dan bunga. Organ-organ tersebut menyusun suatu
organisme yaitu makhluk hidup baik yang makroskopik (berukuran besar, dapat
dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat) maupun yang mikroskopis
(berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat).
Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa yang dilakukan oleh makhluk hidup dan
bagaimana mereka melakukan agar mereka lulus hidup dan dapat mengatasi berbagai
tantangan dari lingkungan hidupnya sehingga mereka dapat beradaptasi dan
mempertahankan eksistensinya.
Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Sebagian
besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung dalam sel. Sel dan
zat intraseluler membentuk keseluruhan jaringan tubuh.
Darah merupakan cairan yang membawa nutrien, transportasi oksigen dan
karbondioksida, menjaga keseimbangan suhu tubuh dan berperan penting dalam
sistem pertahanan tubuh dan berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh. Darah
ada yang berupa padatan maupun cairan, yang termasuk kedalam padatan adalah sel
darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) sedangkan yang berbentuk
cairan ialah plasma darah.





2



1.2 Tujuan
1. Mengetahui jumah sel darah merah dan sel darah putih pada tubuh manusia.
2. Mengetahui pengaruh sel darah merah dan sel darah putih pada keadaan
normal pada tubuh manusia.
3. Memahami peranan sel darah merah dan sel darah putih terhadap tubuh
manusia.



1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sel darah merah dan sel darah putih?
2. Berapa jumlah sel darah merah dan sel darah putih pada tubuh manusia dalam
keadaan normal pada tubuh manusia?
3. Bagaimana pengaruh sel darah merah dan sel darah putih pada keadaaan
normal pada tubuh manusia?
4. Bagaimana peranan sel darah merah dan sel darah putih terhadap tubuh
manusia?

















3



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sel Darah Merah
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rata-
rata 5 liter pada wanita dan dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari tiga jenis unsur
yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit, yang terendam dalam cairan kompleks
plasma.Pergerakan kostan darah sewaktu mengalir melalui pembuluh darah
menyebabkan unsur-unsur sel tersebar relative merata di dalam plasma (Sherwood,
2001).
Setiap milliliter darah mengandung rata-rata sekitar 5 miliar eritrosit (sel darah
merah) yang secara klinis sering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5
juta per millimeter (mm
3
).Eritrosit adalah sel gepeng berbentuk piringan yang
dibagian tengah dikedua sisinya mencengkung, spserti sebuah donat dengan bagian
tengah menggepeng bukan berlubang (eritrosit adalah lempeng bikonkaf dengan garis
tengah 8m, tepi luar tebalnya 2m dan bagian tengah bagiannya 1m) (Sherwood,
2001).
Ciri lain dari eritrosit yang mempermudah fungsi transportasi adalah kelenturan
(fleksibilitas) membran mereka, yang memungkinkan eritrosit berjalan melalui
kapiler yang sempit dan berkelok-kelok untuk menyampaikan kargo O
2
mereka
kejaringan tanpa mengalami ruptur dalam prosesnya. Sel darah merah, yang garis
tengah nya dalam keadaan normal adalah 8m, mampu mengalami deformasi pada
saat mereka menyelinap satu persatu melalui kapiler yang bahkan bergaris tengahnya
hanya 3m (Sherwood, 2001).
Pada laki-laki normal jumlah rata-rata sel darah merah per millimeter kubik
adalah 5.200.000 dan wanita normal 4.700.000 juga, ketinggian tempat hidup
seseorang mempengaruhi jumlah sel darah merah (Guyton, 1990).
Eritrosit (sel darah merah) memiliki fungsi khusus mengangkut O
2
dalam darah.
Eritrosit tidak memiliki nucleus, organel,atau ribomosom, tetapi dipenuhi oleh
4



hemoglobin, yang molekul mengandung besi yang dapat berikatan dengan O
2
secara
reversibel. Karena O
2
larut dalam darah, hemoglobin merupakan pengangkut satu-
satunya O
2
dalam darah.Hemoglobin juga berperan dalam transportasi CO
2
dan
sebagai penyangga darah dengan berikatan secara revisibel dengan CO
2
dan H
+

(Sherwood, 2001).
Karena tidak mampu menggantikan komponen-komponennya, eritrosit memiliki
usia yang terbatas, yaitu sekitar 120 hari. Sel-sel yang belum berdiferensiasi di
sumsum tulang membentuk semua unsure sel darah. Produksi eritrosit (eritropoiesis)
oleh sumsum tulang dalam keadaan normal seimbang dengan kecepatan lenyapnya
eritrosit, sehingga hitung sel darah merah konstan.Eritropoiesis dirangsang oleh
eritropoietin, hormon yang dikeluarkan ginjal sebagai respons terhadap penurunan
penyaluran O
2
(Sherwood, 2001)
.
2.1.1 Morfologi Normal Sel Darah Merah

Eritrosit normal kelihatan bundar dengan diameter 7,5 m dengan ketebalan tepi
2 m. Dari samping eritrosit kelihatan berbentuk seperti cakram dengan kedua
permukaannya cekung (biconcav disk). Dilihat dari samping, eritrosit nampak seperti
cakram atau bikonkaf dengan sentral akromia kira-kira - diameter sel. Dalam
mengevaluasi morfologi sel darah merah pada sediaan apus, ada 4 hal yang harus
diperlihatkan : 1. bentuknya (shape), 2. ukurannya (size), 3. warnanya (staining), dan
4. struktur intraselluler (structure).
Morfologi Abnormal Sel Darah merah
Kelainan eritrosit biasanya dinyatakan dengan perubahan ukuran, bentuk, dan
warnanya (atau derajat hemoglobinnya). Kelainan ukuran eritrosit yaitu Mikrosit,
Makrosit. Kelainan Warna Eritrosit yaitu Hipokromia, Hiperkromik. Kelainan
Bentuk Eritrosit yaitu Ecchinocytes, Elliptocytes, Poikilocytes, SchistocytesSickle
cell, Tear Drop Cell (Warni, 2009).



5



2.2 Sel Darah Putih
Leukosit, atau sel darah putih, adalah unit-unit yang dapat bergerak (mobile)
dalam system pertahanan tubuh.Imunitas mengacu pada kemampuan tubuh menahan
atau mengeliminasi sel abnormal atau benda asing yang berpotensi merusak. Funsi
leukosit yautu: (1) menahan invasi oleh pathogen (mikroorganisme penyebab
penyakit, misalnya bakteri dan virus) melalui proses fagositosis (2) mengidentifikasi
dan menghancurkan sel-sel kanker yang muncul di dalam tubuh (3) berfungsi sebagai
petugas pembersih yang membersihkan sampah tubuh dengan memfagosit debris
yang berasal dari sel yang mati atau cedera. (4) penting dalam penyembuhan luka dan
perbaikan jaringan (Sherwood, 2001).
Orang dewasa mempunyai kira-kira 7000 sel/mm
3
. Persentase normal berbagai
jenis sel darah putih kira-kira sebagai berikut:
Neutrofil polimorfonuklear 62,0%
Eosinofil polimorfunuklear 2,3%
Basofil polimorfunuklear 0,4%
Monosit 5,3%
Limfosit 30,0% (Guyton, 1990).
Leukosit (sel darah putih) adalah unit pertahanan tubuh. Sel ini menyerang benda
asing yang masuk, menghancurkan sel abnormal yang muncul di tubuh, dan
membersihkan debris sel. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masing memiliki
tugas berbeda: (1) Neurofil, spesialisasi fagositik, yang penting untuk memakan
bakteri dan debris. (2) Eosinofil yang mengkhususkan diri menyerang cacing
parasitik dan berperan penting dalam reaksi alergi. (3) Basofil yang mengeluarkan
dua zat kimia: histamine, yang juga penting dalam respon alergi, dan heparin yang
membantu membersihkan partikel lemak dari darah. (4) Monosit, yang setelah keluar
dari pembuluh kemudian berdiam di jaringan dan membesar untuk menjadi fagosit
jaringan yang dikenal sebagai makrofag. (5) Limfosit yang membentuk pertahanan
tubuh terhadap invasi bakteri, virus dan sasaran lain yang telah diprogamkan
6



untuknya. Perangkat pertahanan yang dimiliki limfosit antara lain adalah antibody
dan respon imun seluler (Sherwood, 2001).

2.3 Penyakit-Penyakit
1. Anemia / Penyakit Kurang Darah
Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat
kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan
oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk
disebarkan ke seluruh badan.
2. Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku
Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku
jika terjadi luka.Hemofili merupakan penyakit turunan.
3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya
penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan
diastolisis kurang lebih antara 90-110 mmHg.
4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah
Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100
mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa)(Hydrargyrum = air raksa).
5. Varises / Penyakit Otot Nimbul
Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar
membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan
betis.
6. Penyakit Kuning Bayi
Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan
kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu.
7. Sklerosis
Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang
menjadi keras.
7



8. Miokarditis
Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung.
9. Trombus / Embolus
Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh
adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.
10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah
Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak
terkontrol pada sistem transportasi.

2.4 Penghitungan Jumlah Sel Darah
Jumlah sel darah merah dapat diukur dengan cara konvensional. Tetapi bila sel
darah yang diukur cukup banyak akan memakan banyak waktu. Hal ini menyebabkan
pengukuran secara konvensional tidak efisien.Selain itu, penghitungan secara
konvensional terkadang kurang akurat ketika dilakukan dengan pengamatan
langsung.Hal ini disebabkan pengamatan pada sel darah sangat dipengaruhi oleh
tingkat ketelitian dokter yang menganalisis. Dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan maka pengukuran akan lebih akurat dengan melakukan pengukuran dan
penghitungan melalui bantuan citra digital (Hartadi, 2004).
2.4.1 Penghitungan Jumlah Eritrosit
Penghitungan jumlah eritrosit dilakukan dengan menggunakan mikroskop,
hemositometer ImprovedNeubauer dan reagensia larutan Hayem. Dalam larutan ini
yang tampak adalah eritrosit sedangkan leukosit mengalami lisis (Bijanti, 2002):
1. Sampel darah dihisap dengan pipet eritrosit dari Thoma sampai tanda 0,5 dan
diencerkan sampai tanda 101 menggunakan larutan Hayem sehingga
pengencerannya 200 kali (1:200). Darah dengan larutan Hayem dicampur dengan
menggerak-gerakkan pipet tegak lurus dengan sumbu pipet.
2. Setelah hemositometer dibersihkan, darah yang telah diencerkan dalam pipet
dibuang 4 tetes, kemudiandiisikan pada hemositometer dan ditutup gelas
penutuplalu dibiarkan 3 menit agar eritrosit mengendap.
8



3. Hemositometer yang sudah berisi darah diamati dibawah mikroskop, dengan
perbesaran lensa objektif 10sehingga garis batas kamar hitung terlihat jelas.
Setelahtampak jelas, lensa objektif diubah 40, dan eritrositdihitung dalam 5 kotak
bujur sangkar kecil yang beradadi tengah. eritrosit/mL = eritrosit dalam 5 kotak
kecil 1 Volume 5 kotak pengeceran (Sugiharto, 2004).
2.4.2 Perhitungan Jumlah Leukosit
Penghitungan jumlah leukosit dilakukan dengan menggunakan mikroskop,
hemositometer ImprovedNeubauer dan reagensia larutan Hayem. Dalam larutan ini
leukosit mengalami lisis:
1. Sampel darah dihisap dengan pipet dari Thoma sampai tanda 0,5 dan diencerkan
sampai tanda 101 menggunakan larutan Turk sehingga pengencerannya 200 kali
(1:200). Darah dengan larutan Turk dicampur dengan menggerak-gerakkan pipet
tegak lurus dengan sumbu pipet.
2. Menggunakan pipet pencampur 1:11 yang bertanda batu putih.
3. Jumlah CDP dihitung pada kotak IA, IC, IIIA dan IIIC. Dengan demikian CDP
dihitung pada 64 kotak yang berukuran 0,25x0,25x0,1 mm
3
.
4. Leukosit di hitung dengan cara 1 kotak kecil bervolume 0,25x0,25x0,1 mm
3
=
0,00625 mm
3
. Kotak kecil bervolume: 64x0,00625 mm
3
= 0,4 mm
3
. Apabila
dalam 0,4 mm
3
terdapat Y butir CDP, maka dalam 1 mm
3
terdapat:
Yx10/4xpengenceran. Rumus perhitungan CDP:
-Pengenceran 20 kali= Yx50
- Pengenceran 10 kali= Yx25 (Sugiharto, 2004).







9



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Pada laki-laki normal jumlah rata-rata sel darah merah per millimeter kubik
adalah 5.200.000 dan wanita normal 4.700.000.
2) Ketinggian tempat hidup seseorang mempengaruhi jumlah sel darah merah.
3) Orang dewasa mempunyai kira-kira 7000 sel darah putih per millimeter
kubik darah.
4) Eritrosit (sel darah merah) memiliki fungsi khusus mengangkut O
2
dalam
darah. Leukosit (sel darah putih) adalah unit pertahanan tubuh. Sel ini
menyerang benda asing yang masuk, menghancurkan sel abnormal yang
muncul di tubuh, dan membersihkan debris sel.
5) Penyakit-penyakit pada darah yaitu: Anemia, hemofilia, hipertensi, hipotensi,
varises, penyakit kuning bayi, sklerosis, miokarditis, trombus, leukemia.
6) Penghitungan jumlah sel darah dilakukan dengan menggunakan mikroskop,
hemositometer Improved Neubauer dan reagensia larutan Hayem.
3.2 Saran
1) Perlu ditambah alat-alat yang digunakan untuk praktikum, karena alat yang
ada kurang memadai.
2) Waktu praktikum seharusnya sesuai jadwal.








10



DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC.

Hartadi, Diaz. 2004. Simulasi Penghitungan Jumlah Sel darah Merah. Transmisi. No.
2.

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sel. Jakarta: EGC.

Sugiharto. 2004. Pengaruh Infus Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Terhadap kadar Hemoglobin dan Jumlah Eritrosit Tikus Putih yang Diberi Larutan
Timbal Nitral [(PbNO
3
)
2
]. Berk.Penel.Hayati.No. 10.

Warni, Elly. 2009. Penentian Morfologi Sel Darah Merah (Eritrosit) Berbasis
Pengolahan Citra dan Jaringan Syaraf Tiruan.Jurnal Ilmiah Elektrikal
Enjiniring UNHAS. No. 3.

Anda mungkin juga menyukai