ETIKA HUKUM 8 Abdul Luthfi Angela Bonita Amry Irsada Yusuf Didit Fathurrahman Ida Bagus Yudistira Jeffry Christian M Karimah Nasar Lazuardi Gayu Ilhami Lusiana Purbasari Masita Ummu Michelle Eva M Rajiv Hidayatullah Paulus Anthony Rania Zahra Rizta Aulia Widyana Salma Alsakina Sarah Annadya Sri Wahyuni Stephanus Simbolon Valensia Vivian
2013 A. AWAL KEHIDUPAN Persamaan Perbedaan Di dalam Sumpah Dokter dan Dokter Gigi Indonesia dikatakan bahwa Saya, akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan Hal ini tidak dijelaskan dalam kode etik lainnya
Persamaan Perbedaan Di dalam Kode etik Kedokteran dan Apoteker Indonesia : KODEKI : Pasal 11 KODEAI : Pasal 9 Melindungi hidup makhluk insani. Hal ini tidak dijelaskan dalam kode etik lainnya
A. AKHIR KEHIDUPAN B. RAHASIA KEDOKTERAN
Kode etik kedokteran : Sesuai dengan Sumpah Dokter butir keempat yaitu Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena keprofesian saya dan Kode Etik Kedokteran Indonesia pasal 12 yang berbunyi Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. 1
Kode etik kedokteran gigi : Sesuai dengan Sumpah Dokter Gigi yaitu Saya, akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui sehubungan dengan pekerjaan saya sebagai dokter gigi, Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 yang berbunyi Dalam mengamalkan Sumpah/Janji Dokter Gigi dan Etika Kedokteran Gigi Indonesia,Dokter Gigi wajib menghargai hak pasien dalam menentukan nasib dan menjaga rahasianya , mengutamakan kepentingan pasien, melindungi pasien dari kerugian, memperlakukan orang lain dengan adil, selalu jujur baik terhadap pasien, masyarakat, teman sejawat maupun profesi lainnya, sesuai dengan martabat luhur profesi Dokter Gigi, Bab 2 Pasal 10 yang berbunyi Dokter Gigi di Indonesia wajib menghormati hak pasien untuk menentukan pilihan perawatan dan rahasianya, Bab 2 Pasal 10 Ayat 3 yang berbunyi Dokter Gigi di Indonesia wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien meninggal dunia. Rahasia pasien hanya dapat dibuka berdasarkan ketentuan peraturan undang-undang, diminta oleh Sidang Pengadilan, dan untuk kepentingan pasien atau masyarakat, dan Bab 2 Pasal 14 yang berbunyi Dokter Gigi di Indonesia wajib menyimpan, menjaga dan merahasiakan RekamMedikPasien 2
Kode etik perawat : Sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia tentang Perawat dan Klien butir keempat yang berbunyi Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. 4
Kode etik apoteker : Dalam Kode Etik Apoteker Indonesia, tidak dicantumkan mengenai rahasia kedokteran. 3 Persamaan : Dalam Kode Etik Kedokteran, Kode Etik Kedokteran Gigi, dan Kode Etik Perawat, terdapat persamaan yaitu dokter, dokter gigi, dan perawat harus merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya mengenai seorang pasien, kecuali jika diperlukan sesuai hukum yang berlaku.
Perbedaan : Kode Etik Kedokteran, Kode Etik Kedokteran Gigi, dan Kode Etik Perawat memuat tentang kewajiban menjaga rahasia mengenai pasien. Namun Kode Etik Apoteker tidak memuat hal tersebut.
Kerja sama antar petugas kesehatan : Melalui persamaan tersebut, dokter, dokter gigi, dan perawat dapat bekerja sama dalam menjaga rahasia pasien. Dokter, dokter gigi, dan perawat harus merahasiakan segala hal yang diketahuinya mengenai pasien karena profesinya, bahkan setelah pasien tersebut meninggal dunia. Hal ini tidak bersifat mutlak dan sesuai hukum yang berlaku. Menjaga rahasia pasien juga sesuai dengan kaidah autonomi. 1,2,4 C. IKLAN Persamaan antara kode etik IDI, IDGI, dan kode etik Apoteker Indonesia : 1. Terdapat persamaan maksud/pemahaman pada kode etik kedokteran pasal 3 ayat 2c dengan kode etik kedokteran gigi pasal 3 ayat 1; pasal 3 ayat 9, dimana tidak diperbolehkan untuk melakukan promosi atau mengiklankan diri, jasa, atau alat demi kepentingan dan keuntungan pribadi, teman sejawat, maupun kelompok. 1,2
2. Pada pasal 4 ayat 2c dan pasal 4 ayat 3 dari kedokteran serupa dengan pasal 4 ayat 1 kode etik kedokteran gigi, dimana tidak diperbolehkan memamerkan suatu keahlian dan fasilitas, memberikan pernyataan palsu, dan garansi/jaminan atas kesembuhan pasien. 1,2
3. Terdapat persamaan sistem pemasangan papan nama profesi pada kode etik kedokteran pasal 4 ayat 4b dengan pasal 3 ayat 7 pada kode etik IDGI. 1,2
Perbedaan antara kode etik IDI, IDGI, dan kode etik Apoteker Indonesia : 1. Pada kode etik IDGI dan Apoteker Indonesia tidak terdapat hal yang mengatur terkait pembagian selebaran, kartu nama, dan identitas lain yang bersifat komersial, seperti pada pasal 4 ayat 3d kode etik kedokteran. 2,3
2. Perbedaan mendasar yakni pada kode etik Apoteker Indonesia, tidak terdapat suatu pasal yang melarang diadakanna suatu promosi atau iklan tentang diri sendiri, teman sejawat, alat, fasilitas, maupun almamater yang menguntungkan diri sendiri, teman sejawat, atau kelompok.
D. KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI Ahli Kesehatan Masyarakat Pasal 19: Profesi kesehatan masyarakat harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik Pasal 20: Ahli kesehatan masyarakat senantiasa berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Apoteker Dokter Pasal 20: Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik. 1 Pasal 21: Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan. 1 Dokter Gigi Pasal 20: Dokter Gigi di Indonesia wajib mempertahankan dan meningkatkan martabat dirinya. 2 Ayat 1: Dokter Gigi di Indonesia harus meyadari bahwa kehidupan pribadinya terikat pada status profesi. 2
Ayat 2: Dokter Gigi di Indonesia harus memelihara kehormatan, kesusilaan, integritas dan martabat profesi. 2 Ayat 3: Dokter Gigi di Indonesia harus menghindari perilaku yang tidak profesional. 2 Ayat 4: Dokter Gigi di Indonesia harus menghindari penggunaan sertifikat, tanda penghargaan dan tanda keanggotaan yang tidak sesuai dengan kompetensi yang diakui oleh pemerintah. 2
Pasal 21: Dokter Gigi di Indonesia wajib mengikuti secara aktif perkembangan etika, ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran gigi, baik secara mandiri maupun yang diselenggarakan oleh Organisasi Profesi. 2
Pasal 22: Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi tanpa izin dari Organisasi Profesi. 2
Pasal 23: Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga kesehatannya supaya dapat bekerja dengan optimal. 2 Perawat
Analisis Persamaan dan Perbedaan Kode Etik Kewajiban Terhadap Diri Sendiri Kelima profesi kesehatan diatas yaitu Ahli Kesehatan Masyarakat, Apoteker, Dokter, Dokter Gigi, dan Perawat memiliki beberapa kewajiban terhadap diri sendiri yang sama dan berbeda. 1. Persamaan - Kewajiban menjaga kesehatan diri sendiri - Kewajiban untuk selalu mengikuti perkembangan etika, ilmu pengetahuan, dan teknologi profesi masing-masing 1,2,3,4
2. Perbedaan - Dokter Gigi memiliki beberapa kewajiban tambahan yang tidak terdapat pada kode etik profesi kesehatan yang lain yaitu: kewajiban untuk mempertahankan dan meningkatkan martabat dirinya serta larangan untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan pendidikan kedokteran gigi tanpa izin dari organisasi profesi Kerjasama antar profesi mutlak diperlukan oleh masing-masing profesi dalam bertugas. Beberapa persamaan kewajiban terhadap diri sendiri yaitu kewajiban menjaga kesehatan diri sendiri dan selalu mengikuti perkembangan IPTEK terkait profesi masing-masing harus terus dilaksanakan oleh masing-masing individu pengemban profesi agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik dan optimal. Oleh karena itu, antar sesama profesi kesehatan harus saling mengingatkan kewajiban menjaga kesehatan diri sendiri dan selalu mengikuti perkembangan IPTEK terkait profesi masing-masing. E. KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Persamaan Terdapat persamaan kewajiban dalam kedokteran, kedokteran gigi serta apoteker. Yaitu, setiap dokter, dokter gigi, perawat dan ahli farmasi harus memperlakukan teman sejawat sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. Hal ini tercantum dalam pasal 18 Kodeki, pasal 15 Bab 3 Kodekgi, pasal 10 Bab 3 Kode Etik Apoteker. 1,2,3
Terdapat persamaan antara kewajiban dokter dan dokter gigi, yaitu dokter dan dokter gigi tidak boleh mengambil alih asien dari teman sejawatnya, kecuali dengan persetujuan kedua belah pihak atau berdasarkan prosedur yang etis. Selain itu, juga terdapat kesamaan antara kewajiban apoteker dan dokter yaitu harus selalu saling mengingatkan teman sejawat supaya bersikap selalu mematuhi kode etik Terdapat persamaan dalam kode etik keperawatan dan kedokteran, yaitu perawat dan dokter harus saling menjaga hubungan baik dengan teman sejawatnya. Meskipun agak berbeda dalam hal kedokteran, karena dalam kode etik kedokteran, tertulis bahwa dokter harus menjalin silaturahmi dengan teman sejawat, namun hal tersebut sama sama memiliki makna untuk menjalin hubungan yang baik. 1,2,3,4
Perbedaan Perbedaan kewajiban memperlakukan teman sejawat dalam kedokteran, kedokteran gigi, perawat dan ahli farmasi , yaitu dalam kode etik kedokteran gigi, perawat, serta dalam ahli farmasi, kewajiban serta penjelasan pasal dijelaskan secara jelas pada pasal pasal dalam kode etik. Sedangkan dalam kode etik kedokteran, penjelasan mengenai cakupan pasal dijelaskan secara terpisah, yaitu setelah penjabaran pasal pasal, barulah pada bagian selanjutnya dijelaskan mengenai cakupan pasal, yang mana memiliki beberapa kemiripan dengan pasal pasal dalam kode etik kedokteran gigi serta ahli farmasi. Perbedaan kedua adalah pada kode etik apoteker juga terdapat pasal yang menjelaskan bahwa apoteker harus meningkatkan kerjasama antar sesama apoteker dan mempertebal rasa percaya antaranggota.Sedangkan dalam kedokteran gigi serta kedokteran, tidak terdapat penjelasan mengenai hal tersebut. 1,2,3
Perbedaan ketiga adalah bahwa penjabaran pasal dalam KODEKI merupakan penjabaran yang paling lengkap serta banyak, sedangkan dalam Kode Etik Keperawatan yang laing sedikit penjelasannya. Contohnya adalah penjelasan mengenai budaya yang harus dikembangkan selama menjadi dokter, cara berkonsultasi dengan pasien, hal yang tiidak boleh dilakukan kepada teman sejawat, pembukaan praktik dan masih banyak lagi. Perbedaan keempat adalah tidak adanya pertanyaan dalam kode etik keperawatan bahwa ia harus memperlakukan teman sejawat sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan, seperti yang terdapat pad kode etik dokter, dokter gigi serta farmasis. 1,2,3,4
F. KEWAJIBAN BAGI PROFESI KESEHATAN LAIN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTAR PROFESI PERSAMAAN Baik profesi dokter maupun profesi lainnya yang merupakan profesi di bidang kesehatan memiliki 1 fokus, yaitu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan agar pasien yang datang kepada salah satu dari semua profesi tersebut dapat tersembuhkan sakitnya. Baik profesi dokter maupun profesi lainnya di bidang kesehatan memiliki kecenderungan untuk tidak menyakiti pasiennya, apapun yang terjadi. Dalam hal ini berarti, segala sesuatu yang mereka lakukan adalah berasal dari suatu konsep no harming patient, dalam bentuk apapun. 1
Baik profesi dokter maupun profesi lainnya harus menjaga kerahasiaan dari pasien yang tidak ingin pasien bagikan kepada orang lain. Dengan kata lain, jika salah satu dari anggota profesi kesehatan ini menceritakan rahasia tersebut, makan ia akan dihukum menurut kebijakan yang berlaku.
PERBEDAAN Profesi kedokteran dengan profesi kesehatan lainnya memiliki scope tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan profesinya. Dokter berada di pihak yang menganalisis dan memberi pengobatan (dokter umum secara umum, dokter gigi berdasarkan segala sesuatu yang berhubungan dengan gigi pasien), perawat bertugas memberikan perawatan maupun pertolongan pertama bagi pasien, farmasi memberikan obat berdasarkan analisis kesehatan yang telah dibuat oleh dokter. 1,2
Hukum maupun perarturan perundangan yang berlaku bagi setiap profesi kesehatan berbagi dengan yang lainnya. Walaupun pada teknisnya, terlihat mirip, namun ada beberapa pelaksanaannya yang berbeda. Misalkan,mekanisme penghukuman di kala ada salah satu profesi yang melanggar suatu peraturan, seperti melanggar sumpah profesi yang telah diucapkan.
Daftar Referensi
1. Kode Etik Kedokteran Indonesia [Internet].[Cited on 8 November 2013] Available on: http://scele.ui.ac.id/file.php/3249/KODEKI-Tahun-2012.pdf 2. Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia [Internet].[Cited on 8 November 2013] Available on: http://scele.ui.ac.id/file.php/3249/KODEKGI_2008-2011.pdf 3. Kode Etik Apoteker Indonesia [Internet].[Cited on 8 November 2013] Available on: http://scele.ui.ac.id/file.php/3249/kode-etik-apoteker-indonesia.pdf 4. Kode Etik Perawat Indonesia [Internet].[Cited on 8 November 2013] Available on: http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gi d=891&Itemid=142
Penggunaan Metode Microscopic Observation Drug Susceptibility (MODS) Untuk Mendeteksi Resistensi Rifampicin Dan Isoniazid Pada Mycobacterium Tuberculosis