DISUSUN OLEH:
PRASETYA ULAH SAKTI
B / ED / 00481
SISWA OJT S1/D3 BIDANG ENGINEERING DISTRIBUTION
ANGKATAN VIII
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
2008
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam sidang Telaahan Staff Siswa
On The Job Training Bidang Engineering Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi
Jakarta Raya dan Tangerang
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan karunianya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
Telaahan Staff ini. Penyusunan laporan ini adalah sebagai bahan evaluasi
pelaksanaan On The Job Training(OJT) Angkatan Ke VIII siswa prajabatan
S1/D3 PT PLN (Persero).
Laporan Telaahan Staff ini membahas tentang losses yang terjadi bila
jaringan tegangan rendah mengalami ketidakseimbangan beban, dengan fokus
pada losses yang terjadi di hantaran netral. Pada penyusunan laporan ini,
penyusun melakukan praktek penyeimbangan beban di gardu E 311P Area
Pelayanan Condet dan gardu PM 213 Area Pelayanan Pasar Minggu, Area
Jaringan KramatJati.
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun banyak mendapatkan masukan dan
bantuan dari berbagai pihak, khususnya seluruh karyawan atau pegawai
outsourcing di Area Jaringan KramatJati terutama staff di posko gangguan area
Condet dan Pasar Minggu. Sehingga melalui kesempatan ini penyusun
mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam laporan ini ada beberapa kekurangan dan
ketidaksempurnaan, sehingga penyusun menerima kritik dan saran yang sifatnya
memperbaiki laporan ini.
Akhirnya penyusun berharap, semoga laporan ini dapat berguna dan
bermanfaat, khususnya bagi kalangan PT PLN(Persero) untuk peningkatan
pelayanan pelanggan.
Penyusun
iii
ABSTRAK
Kata kunci: Beban Tak Seimbang, Jaringan Tegangan Rendah, Arus Netral
iv
DAFTAR ISI
v
3.7.3. Beban Seimbang Terhubung Y .................................................. 15
3.7.4. Beban Tak Seimbang Terhubung Delta ...................................... 15
3.7.5. Beban Tak Seimbang Terhubung Y ........................................... 16
3.8. Losses Pada Jaringan Distribusi ...................................................... 18
3.8.1. Losses Pada Penghantar Phase ................................................... 18
3.8.2. Losses Akibat Beban Tidak Seimbang ....................................... 18
3.8.3. Losses Pada Sambungan Tidak Baik .......................................... 19
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 20
4.1. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 20
4.2. Pembahasan Pemerataan Beban Di Gardu E 311 P .......................... 21
4.2.1. Kegiatan Pemerataan Beban Jurusan C Gd E 311P(SKTR) ....... 22
4.2.2. Kegiatan Pemerataan Beban Jurusan B Gd E 311P(SUTR) ........ 25
4.2.3. Perhitungan Penekanan Losess Arus Netral Di Jrsn C ................ 27
4.2.4. Perhitungan Penekanan Losses Arus Netral Di Jurusan B ......... 29
4.2.5. Analisa Vektoris ........................................................................ 33
4.2.6. Daya Yang Disalurkan Sebelum Pemerataan Beban ................... 36
4.2.7. Daya Yang Disalurkan Sesudah Pemerataan Beban ................... 37
4.2.8. Presentase Losses Terhadap Total Daya Yang Disalurkan .......... 38
4.2.8.1. Prosentase losses pada hantaran netral .................................. 38
4.2.8.2 Prosentase losses pada hantaran phase .................................. 39
4.2.9. Kajian Finansial Pemerataan Beban Di Gardu E 311P ............... 40
4.3. Pembahasan Pemerataan Beban Di Gardu PM 213 .......................... 43
4.3.1. Perhitungan Penekanan Losses .................................................. 44
BAB V PENUTUP .................................................................................... 54
5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 54
5.2. Saran .............................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 55
LAMPIRAN –LAMPIRAN ..................................................................... 56
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
BAB I
PENDAHULUAN
1
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
3. Wawancara
Konsultasi langsung dengan orang – orang terkait yang sudah berpengalaman
di jaringan tegangan rendah.
2
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
BAB II
PRA ANGGAPAN
3
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
BAB III
DASAR TEORI
4
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
Pembangkit
Listrik
TM Pembangkit
Trafo GI
Penaik
TT/TET Saluran
Transmisi
Trafo GI
Penurun
Saluran Distribusi
Ke Pemakai Ke GD Primer
TM TM
Trafo GD
Distribusi
Saluran Distribusi
TR Sekunder
KWh Utilisasi
meter
Instalasi
Pemakai TR
5
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
150/20kV
Busbar 20 kV
Gardu Distribusi
6
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
150/20kV
OPEN LOOP
150/20kV DARI 2 GI
Busbar 20 kV
OPEN LOOP
DARI 1 GI
Gardu Distribusi
PMT
150/20
7
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
8
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
9
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
memiliki keunggulan harga yang relatif murah dan mudah dalam hal pengusutan
gangguan. Sedang penghantar berisolasi memiliki keuntungan dan kerugian yang
saling berlawanan dengan penghantar tak berisolasi.
Pada umumnya PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang,
menggunakan SUTR dengan isolasi(kabel pilin), dengan inti alumunium. Standar
ukuran kabel yang digunakan adalah 3x 70 + 50 mm2. Dengan karakteristik
elektris sebagai berikut:
10
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
3.5. RAK TR
Merupakan Perangkat Hubung Bagi (PHB) tegangan rendah gardu
distribusi. Rak TR terpasang pada gardu distribusi pada sisi tegangan rendah atau
sisi hulu dari instalasi tenaga listrik. Fungsinya adalah sebagai alat penghubung
sekaligus sebagai pembagi tenaga listrik ke instalasi pengguna tenaga
listrik(konsumen). Kapasitas Rak TR yang digunakan harus disesuaikan dengan
besarnya trafo distribusi yang digunakan.
Rak TR terdiri dari beberapa jurusan yang akan dibagi-bagi ke pelanggan.
RAK TR terhubung dengan trafo pada sisi sekunder menggunakan kabel single
core TR dengan diameter 240 mm2.
11
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
12
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
j
2 j
2
Ve 3
Ve 3 V
Gambar 3.7. Sistem tiga fase sebagai tiga sistem fase tunggal.
va V cos t
2
vb V cos t
3
2
vc V cos t
3
Sedangkan bentuk gelombang dari sistem tiga fase yang merupakan fungsi
waktu ditunjukkan pada gambar berikut.
VP
-V
P
13
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
Pada gambar nampak bahwa antara tegangan fase satu dengan yang
lainnya mempunyai perbedaan fase sebesar 120 o atau 2 /3. Pada umumnya fase
dengan sudut fase 0o disebut dengan fase R, fase dengan sudut fase 120 o disebut
fase S dan fase dengan sudut fase 240 o disebut dengan fase T. Perbedaaan sudut
fase tersebut pada pembangkit dimulai dari adanya kumparan yang masing-
masing tersebar secara terpisah dengan jarak 120 o.
3.7.1. SISTEM Y DAN DELTA
Sistem Y merupakan sistem sambungan pada sistem tiga fase yang
menggunakan empat kawat, yaitu fase R, S, T dan N. Sistem sambungan tersebut
akan menyerupai huruf Y, yang memiliki empat titik sambungan yaitu pada
ujung-ujung huruf dan pada titik pertemuan antara tiga garis pembentuk huruf.
Sistem Y dapat digambarkan dengan skema berikut.
Gambar 3.9 Sistem Y dan Sistem Delta
Sistem hubungan atau sambungan Y, sering juga disebut sebagai
hubungan bintang. Sedangkan pada sistem yang lain yang disebut sebagai sistem
Delta, hanya menggunakan fase R, S dan T untuk hubungan dari sumber ke
beban, sebagaimana gambar diatas.Tegangan efektif antar fase umumnya adalah
380 V dan tegangan efektif fase dengan netral adalah 220 V.
14
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
15
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
perhitungan arus-arus fase dan selanjutnya dengan hukum arus Kirchhoff akan
didapatkan arus-arus saluran pada masing-masing fase.
iRS = VRS/ZRS
iTR = VTR/ZTR
iST = VST/ZST
iR = iRS - iTR
iS = iST - iRS
iT = iTR - iST
16
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
Diagram fasor untuk beban tak seimbang dengan tiga kawat, salah satu
contohnya adalah sebagai berikut :
17
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
Ns NI
Losses 100%
Ns
18
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
I I
R
R
19
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
BAB IV
PEMBAHASAN
20
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
TEGANGAN
A R U S ( Amper )
KETERANGAN GARDU JRS SEKUNDER TRAFO
(Volt)
R S T N R+S+T
Type : RMU KVA : 400 kVA B 186 193 94 94 473 R-T = 387
Penyulang : PENA Merk : TRAFINDO C 17 38 0 26 55 S-T = 387
Jml Trap : No.Seri / Thn : D 137 140 124 33 401
Trap ke : Cubicle : SIEMENS
439 455 290 171 1184
Tgl Ukur : 29/09/2007 RAK TR
Jam Ukur : 19:15 Jml Jurusan : 4 bh R-N = 225
Jrsn Terpakai : 4 bh S-N = 225
Alamat : JL. RY TENGAH T-N = 225
GEDONG ASRI
21
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
22
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
Dari hasil ukur beban yang sedang digunakan pelanggan, dapat disusun
suatu perencanaan pemerataan beban. Perencanaan pemerataan beban dilakukan
sebagai berikut, pelanggan di phase S dengan beban masing masing 6; 4,2; 8,2 A
dipindah ke phase T dan pelanggan di phase S dengan beban 2,1 A dan 2,3 A
dipindah ke phase R. Perencanaan pemeratan beban di panel CDT 16409
ditabelkan dalam tabel 4.4
23
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
CDT 16409
547104053797
24
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
547104053797
25
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
26
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
27
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
masing-masing pelanggan
28
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
mm2 ohm/km A A kA kA kA
10 1,83 69 60 4,49 2,01 1,42
95 0,193 245 245 42,66 19,08 13,49
Perhitungan tahanan untuk sambungan rumah ke panel adalah sebagai
berikut:
R l
km
1,83 10800
100000
0,19764
Sehingga perhitungan losses akibat beban tak seimbang di hantaran netral
dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2
P IN R
29
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
IN MAX
IN SGMN IN UKR
IN MAX
kontrak pelanggan
IN UKR : Arus Netral Pengukuran di Gardu
30
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
R l
km
0 , 69
4050
100000
0,027945
Dengan perhitungan tersebut diatas dapat dilakukan perhitungan losses
pada hantaran netral, hantaran phase sebelum dan sesudah pemerataan beban(lihat
lampiran).
31
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
SEGMEN 1
10096 10092
10095 10089
SEGMEN 2 10091
10093 10084
10068
10066
10058
10065
10057
10049
10061 10059
10062 119
10053
10064 10063
E 311 P
32
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
VT VS VR
ZR ZS ZT
IR
IS
IT
N
Gambar 4.4. Penyederhanaan Rangkaian JTR
Gambar 4.4. menggambarkan suatu penyederhanan rangkaian JTR mulai
dari rak TR(V), JTR dan akhirnya ke peralatan pelanggan (Z). Dari gambar
terlihat, bahwa setiap perangkat satu phase pelanggan mengalirkan arus ke netral
dengan besar :
VR VS VT
IR ; IS ; IT
ZR ZS ZT
Dalam satu jurusan, setiap pelanggan terhubung ke masing-masing phase,
sehingga arus netral didapat dari penjumlahan secara vektoris arus yang melalui
penghantar phase.
Dari data beban jurusan B pada tabel 4.2 dan tabel 4.5 dapat dibuat suatu
diagram fasor antara arus tiap phase dan besar arus netral berikut besar sudutnya:
33
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
Gambar 4.5. dan gambar 4.6. dibuat dengan software AutoCad, yang
bertujuan untuk mendapatkan nilai yang presisi. Penggambaran dilakukan dengan
menggunakan skala 1:1. Artinya pada gambar AutoCad 1 mm mewakili 1A dan
1V. Dengan melihat dimensi yang ditunjukkan dengan software AutoCad kita
dapat menentukan besarnya arus netral berikut dengan besar sudutnya.
Berdasarkan gambar besar arus netral adalah:
Sebelum pemerataan beban:
IN 98.96 32,48
IN 59,28 0,87
36
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
37
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
PLOSSES
% Losses 100%
PTOT
1048,0468
100%
120116,455
0,87%
38
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
39
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
PLOSSES
% Losses 100%
PTOT
9085,7467
100%
120116,455
7,56%
Prosentase losses terhadap daya yang disalurkan, sesudah pemerataan
beban adalah sebesar:
PLOSSES
% Losses ' 100%
PTOT
7583,184
100%
111394,52
6,81%
40
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
Dari perhitungan biaya yang dikeluarkan dan besar penekanan losses yang
diperoleh, dapat dibuat suatu kajian finansial. Dalam kajian finansial ini,
dibandingkan antara biaya yang dikeluarkan dengan nilai keuntungan yang
41
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
diperoleh tiap bulan. Dalam kajian finansial ini digunakan suku bunga inflasi
sebesar 12% per tahun.
Tabel 4.8. Kajian Finansial Pekerjaan Pemerataan Beban Di Gardu E 311P
Bulan
Bulan ke- Modal / Biaya Keuntungan
n
(n) F=P.(1+i)n F=P.[ ((1+i) -1) / i ]
445200
42
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
43
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
44
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
45
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
46
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
47
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
48
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
49
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
50
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
51
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
52
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
0,16
Losses (kwh ) 118651,20
100
189.84kWH
Dirupiahkan menjadi:
Rp 189.84 * 650
123.397,25
53
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari kegiatan pemerataan beban ini dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Ketidak seimbangan beban menyebabkan arus mengalir pada hantaran
netral. Arus ini menjadi losses yang harus ditanggung PT PLN karena
sepanjang hantaran netral terdapat resistansi.
2. Pemerataan beban dilakukan dengan jalan rewiring sambungan rumah
pelanggan dari phase yang berat ke phase yang berbeban ringan.
3. Dengan program pemerataan beban di gardu E 311P ini, didapat hasil
penekanan losses di hantaran netral sebesar 0,76%, dan di hantaran phase
sebesar 0,75%.
5.2. SARAN
1. Untuk memudahkan pemeliharaan atau perbaikan jaringan, sebaiknya data
teknik jaringan Mister 2000 tetap dijaga kevalidannya.
2. Penyambungan pelanggan baru sebaiknya terorganisir dengan baik, dengan
melihat data beban jaringan, sehingga tidak terjadi ketimpangan beban antar
phase.
3. Pada jaringan tegangan rendah, sebaiknya dilengkapi dengan tanda
identifikasi kabel. Identifikasi terdiri dari asal gardu, jurusan dan phase
suatu kabel JTR.
4. Perlunya dibuat suatu prosedur kerja (SOP) yang bertujuan
mempertahankan keseimbangan beban, seperti terlampir dalam lampiran.
5. Untuk memudahkan pekerjaan pemerataan beban, sebaiknya PT PLN
membuat suatu alat untuk mengetahui phase(detektor phase) suatu
sambungan rumah, ataupun kabel JTR.
6. Untuk mendapatkan data losses yang real, di setiap gardu distribusi
sebaiknya dilengkapi dengan kwh meter pembanding di gardu.
54
PT PLN(PERSERO)
DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
AREA JARINGAN KRAMATJATI
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari kegiatan pemerataan beban ini dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Ketidak seimbangan beban menyebabkan arus mengalir pada hantaran
netral. Arus ini menjadi losses yang harus ditanggung PT PLN karena
sepanjang hantaran netral terdapat resistansi.
2. Pemerataan beban dilakukan dengan jalan rewiring sambungan rumah
pelanggan dari phase yang berat ke phase yang berbeban ringan.
3. Dengan program pemerataan beban di gardu E 311P ini, didapat hasil
penekanan losses di hantaran netral sebesar 0,76%, dan di hantaran phase
sebesar 0,75%.
5.2. SARAN
1. Untuk memudahkan pemeliharaan atau perbaikan jaringan, sebaiknya data
teknik jaringan Mister 2000 tetap dijaga kevalidannya.
2. Penyambungan pelanggan baru sebaiknya terorganisir dengan baik, dengan
melihat data beban jaringan, sehingga tidak terjadi ketimpangan beban antar
phase.
3. Pada jaringan tegangan rendah, sebaiknya dilengkapi dengan tanda
identifikasi kabel. Identifikasi terdiri dari asal gardu, jurusan dan phase
suatu kabel JTR.
4. Perlunya dibuat suatu prosedur kerja (SOP) yang bertujuan
mempertahankan keseimbangan beban, seperti terlampir dalam lampiran.
5. Untuk memudahkan pekerjaan pemerataan beban, sebaiknya PT PLN
membuat suatu alat untuk mengetahui phase(detektor phase) suatu
sambungan rumah, ataupun kabel JTR.
6. Untuk mendapatkan data losses yang real, di setiap gardu distribusi
sebaiknya dilengkapi dengan kwh meter pembanding di gardu.
54
TABEL 1
DATA PELANGGAN JURUSAN B GARDU E 311P
TABEL 9
Losses Pada Hantaran Netral Sesudah Pemerataan Beban Jurusan C