Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BBLR

( BERAT BADAN LAHIR RENDAH )



A. KONSEP DASAR BERAT BADAN LAHIR RENDAH
1. Pengertian
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
Dahulu bati baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan 2500 gram
disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada kongres Euripean Perinatal
medicine ke II di London (1970) telah disusun defenisi sebagai berikut :
a. Bayi kurang bulan : bayi dngan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
b. Bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai sengan 42
minggu (259-293 hari)
c. Bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294 hari
atau lebih)
Dengan pengertian diatas maka bayi dngan brat badan lahir rendah dapat dibagi
menjadi 2 golongan yaitu : prematuritas dan dismaturitas.
Prematuritas adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan, atau disebut
Neonatus kurang bulan- sesuai masa kehamilan (NKB SMK).
Dismatur adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan. Dismatur dapat terjadi dalam pretem - term dan post term.
Dismatur ini dapat disebut juga : Neonatus jurang bulan, kecil untuk masa kehamilan
(NKB KMK). Neonatus cukup bulan-kecil masa kehamilan (NCB KMK), neonatus
lebih bulan-kecil masa kehamilan (NLB - KMK).
2. Etiologi
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa factor yaitu :
1) Factor Ibu
a. Penyakit
1. Toksemia gravidarum
2. Perdarahan antepartum
3. Trauma fisik dan psikologis
4. Nefritis akut
5. Diabetes militus
b. Usia Ibu
1. Usia < 16 tahun
2. Usia > 35 tahun
3. Multi gravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan Sosial
1. Golongan sosial ekonomi rendah
2. Perkawinan yang tidak sah
d. Sebab Lain :
1. Ibu yang perokok
2. Ibu peminum alkohol
3. Ibu pecandu narkotik
2) Factor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
3) Factor lingkungan
a. Tempat tinggal didataran tinggi
b. Radiasi
c. Zat-zat racun
3. Karakteristik keadaan yang dijumpai
a) Prematuritas Murni
1. Berat badan kurang dari 2500 gram, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang
dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu
3. Kulit tipis dan transparan, nampak mengkilat dan licin
4. Kepala lebih besar dari badan
5. Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga, dan lengan
6. Lemak subkutan kurang
7. Ubun-ubun dan sutura lebar
8. Rambut tipis, halus
9. Tulang rawan dan telinga immature
10. Putting susu belum terbentuk dengan baik
11. Pembuluh darah banyak terlihat, peristaltic usus dapat terlihat
12. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora (pada
wanita), testis belum turun (pada laki-laki).
13. Bayi masih posisi fetal
14. Otot masih hipotonik
15. Pergerakan kurang dan lemah
16. Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami
serangan apnoe
17. Refleks tonik neck lemah
18. Refleks menghisap dan menelan belum sempurna
b) Dismatur
Pre term : sama dengan bayi prematuritas murni
Post term :
1. Kulit pucat/ bernoda, kering keriput, tipis
2. Vernix caseosa tipis/ tidak ada
3. Jaringan lemak di bawah kulit tipis
4. Bayi nampak gesit, aktif dan kuat
5. Tali pusat berwarna kuning kehijauan


B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BBLR
I. Pengkajian
1. Pemeriksaan Fisik
Apakah ada perubahan pada fisik bayi berat badan bayi, apakah defermitas.
2. System pernafasan
Bentuk dada simetris atau tidak, otot-otot pernafasan cuping hidung, retraksi
intercostae, subclavicula, frekuensi pernafasan, bunyi nafas ada ronchi atau tidak.
3. Sistem cardiovaskuler
Irama dan frekuensi denyut jantung, warna kulit : sianosis, pucat, tekanan darah.
4. Sistem pencernaan
Tentukan apakah ada distensi abdominal, adakah regurgitasi, muntah : warana, bau,
konsistensi, peristaltic.
5. Sistem perkemihan
Jumlah, warna, abnormalitas genetalia.
6. Sistem neuro muskuler
Gerakan tubuh, sikap/ posisi bayi fleksi, extensi, reflek menghisap, tingkat respon,
respon pupil.
7. Sistem integument
Tekstur kulit, ada lesi/ rash, iritasi atau tidak
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas organ pernafasan
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi jalan nafas oleh penumpukan lendir,
reflek batuk
3. Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh b/d BBLR, usia kehamilan kurang,
paparan lingkungan dingin/panas.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
ingest/digest/absorb
5. Ketidakefektifan pola minum bayi b/d prematuritas
6. Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin
7. Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan system kekebalan tubuh






D. INTERVENSI MENURUT NOC, NIC
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi
1 Pola nafas tidak efektif
b/d imaturitas organ
pernafasan
Definisi : Pertukaran
udara inspirasi dan/atau
ekspirasi tidak adekuat
Batasan karakteristik :
Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
- Penurunan
pertukaran udara per
menit
- Menggunakan otot
pernafasan tambahan
- Nasal flaring
- Dyspnea
- Orthopnea
- Perubahan
penyimpangan dada
- Nafas pendek
- Assumption of 3-
point position
- Pernafasan pursed-lip
- Tahap ekspirasi
berlangsung sangat
lama
- Peningkatan diameter
anterior-posterior
- Pernafasan rata-
rata/minimal
a. Bayi : < 25 atau >
60
b. Usia 1-4 : < 20
atau > 30
c. Usia 5-14 : < 14
atau > 25
d. Usia > 14 : < 11
atau > 24
NOC :
Respiratory status :
Ventilation
Respiratory status : Airway
patency
Vital sign Status
Kriteria Hasil :
a. Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan
sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada
pursed lips)
b. Menunjukkan jalan
nafas yang paten(klien
tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal, tidak
ada suara nafas
abnormal)
c. Tanda Tanda vital dalam
rentang normal (tekanan
darah, nadi, pernafasan)

NIC :
Airway Management
1. Buka jalan nafas,
guanakan teknik chin
lift atau jaw thrust bila
perlu
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi
3. Identifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
4. Pasang mayo bila
perlu
5. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
6. Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
7. Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
8. Lakukan suction pada
mayo
9. Berikan bronkodilator
bila perlu
10. Berikan pelembab
udara Kassa basah
NaCl Lembab
11. Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
12. Monitor respirasi dan
status O2

Oxygen Therapy
1. Bersihkan mulut,
- Kedalaman
pernafasan
a. Dewasa volume
tidalnya 500 ml
saat istirahat
b. Bayi volume
tidalnya 6-8
ml/Kg
c. Timing rasio
d. Penurunan
kapasitas vital
Faktor yang berhubungan
:
- Hiperventilasi
- Deformitas tulang
- Kelainan bentuk
dinding dada
- Penurunan
energi/kelelahan
- Perusakan/pelemahan
muskulo-skeletal
- Obesitas
- Posisi tubuh
- Kelelahan otot
pernafasan
- Hipoventilasi
sindrom
- Nyeri
- Kecemasan
- Disfungsi
Neuromuskuler
- Kerusakan
persepsi/kognitif
- Perlukaan pada
jaringan syaraf tulang
belakang
- Imaturitas Neurologis

hidung dan secret
trakea
2. Pertahankan jalan
nafas yang paten.
3. Atur peralatan
oksigenasi
4. Monitor aliran oksigen
5. Pertahankan posisi
pasien
6. Onservasi adanya
tanda tanda
hipoventilasi
7. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
3. Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
4. Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari
nadi
7. Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
8. Monitor suara paru
9. Monitor pola
pernapasan abnormal
10. Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
11. Monitor sianosis
perifer
12. Monitor adanya
cushing triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)
13. Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign

2 Bersihan jalan nafas
tidak efektif b/d obstruksi
jalan nafas oleh
penumpukan lendir,
reflek batuk.
Definisi :
Ketidakmampuan untuk
membersihkan sekresi
atau obstruksi dari
saluran pernafasan untuk
mempertahankan
kebersihan jalan nafas.
Batasan Karakteristik :
- Dispneu, Penurunan
suara nafas
- Orthopneu
- Cyanosis
- kelainan suara nafas
(rales, wheezing)
- Kesulitan berbicara
- Batuk, tidak efekotif
atau tidak ada
- Mata melebar
- Produksi sputum
- Gelisah
- Perubahan frekuensi
dan irama nafas
Faktor-faktor yang
berhubungan:
- Lingkungan :
merokok, menghirup
asap rokok, perokok
pasif-POK, infeksi
NOC :
Respiratory status :
Ventilation
Respiratory status : Airway
patency
Aspiration Control
Kriteria Hasil :
1. Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed
lips)
2. Menunjukkan jalan
nafas yang paten(klien
tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal, tidak
ada suara nafas
abnormal)
3. Mampu
mengidentifikasikan dan
mencegah factor yang
dapat menghambat jalan
nafas

NIC
Airway suction
1. Auskultasi suara nafas
sebelum dan sesudah
suctioning.
2. Informasikan pada
klien dan keluarga
tentang suctioning
3. Minta klien nafas
dalam sebelum suction
dilakukan.
4. Berikan O2 dengan
menggunakan nasal
untuk memfasilitasi
suksion nasotrakeal
5. Gunakan alat yang
steril sitiap melakukan
tindakan
6. Anjurkan pasien untuk
istirahat dan napas
dalam setelah kateter
dikeluarkan dari
nasotrakeal
7. Monitor status oksigen
pasien
8. Ajarkan keluarga
bagaimana cara
melakukan suksion
9. Hentikan suksion dan
berikan oksigen
apabila pasien
menunjukkan
bradikardi,
- Fisiologis : disfungsi
neuromuskular,
hiperplasia dinding
bronkus, alergi jalan
nafas, asma.
- Obstruksi jalan nafas
: spasme jalan nafas,
sekresi tertahan,
banyaknya mukus,
adanya jalan nafas
buatan, sekresi
bronkus, adanya
eksudat di alveolus,
adanya benda asing
di jalan nafas.

peningkatan saturasi
O2, dll.
Airway Management
1. Buka jalan nafas,
guanakan teknik chin
lift atau jaw thrust bila
perlu
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi
3. Identifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
4. Pasang mayo bila perlu
5. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
6. Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
7. Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
8. Lakukan suction pada
mayo
9. Kolaborasikan
pemberian
bronkodilator bila
perlu
10. Berikan pelembab
udara Kassa basah
NaCl Lembab
11. Atur intake untuk
cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
12. Monitor respirasi dan
status O2

3 Risiko
ketidakseimbangan
temperatur tubuh b/d
BBLR, usia kehamilan
NOC :
Hydration
Adherence Behavior
Immune Status
NIC :
Temperature Regulation
(pengaturan suhu)
1. Monitor suhu minimal
kurang, paparan
lingkungan dingin/panas
Definisi : Risiko
kegagalan
mempertahankan suhu
tubuh dalam batas
normal
Faktor factor resiko:
- Perubahan
metabolisme dasar
- Penyakit atau trauma
yang mempengaruhi
pengaturan suhu
- Pengobatan
pengobatan yang
menyebabkan
vasokonstriksi dan
vasodilatasi
- Pakaian yang tidak
sesuai dengan suhu
lingkungan
- Ketidakaktifan atau
aktivitas berat
- Dehidrasi
- Pemberian obat
penenang
- Paparan dingin atau
hangat/lingkungan
yang panas

Infection status
Risk control
Risk detection
tiap 2 jam
2. Rencanakan
monitoring suhu secara
kontinyu
3. Monitor TD, nadi, dan
RR
4. Monitor warna dan
suhu kulit
5. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
6. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
7. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
8. Ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat panas
9. Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
10. Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan emergency
yang diperlukan
11. Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
12. Berikan anti piretik
jika perlu

4 Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan
ingest/digest/absorb
NOC :
Nutritional Status : food and
Fluid Intake
Nutritional Status : nutrient
Intake
NIC :
Nutrition Management
1. Kaji adanya alergi
makanan
2. Kolaborasi dengan ahli
Definisi : Intake nutrisi
tidak cukup untuk
keperluan metabolisme
tubuh.
Batasan karakteristik :
- Berat badan 20 %
atau lebih di bawah
ideal
- Dilaporkan adanya
intake makanan yang
kurang dari RDA
(Recomended Daily
Allowance)
- Membran mukosa
dan konjungtiva
pucat
- Kelemahan otot yang
digunakan untuk
menelan/mengunyah
- Luka, inflamasi pada
rongga mulut
- Mudah merasa
kenyang, sesaat
setelah mengunyah
makanan
- Dilaporkan atau fakta
adanya kekurangan
makanan
- Dilaporkan adanya
perubahan sensasi
rasa
- Perasaan
ketidakmampuan
untuk mengunyah
makanan
- Miskonsepsi
- Kehilangan BB
dengan makanan
cukup
- Keengganan untuk
makan
Weight control
Kriteria Hasil :
1. Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
2. Beratbadan ideal sesuai
dengan tinggi badan
3. Mampumengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda tanda
malnutrisi
5. Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
6. Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti

gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
3. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
Fe
4. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C
5. Berikan substansi gula
6. Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
7. Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
8. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
9. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
10. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
11. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas
normal
2. Monitor adanya
penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak
- Kram pada abdomen
- Tonus otot jelek
- Nyeri abdominal
dengan atau tanpa
patologi
- Kurang berminat
terhadap makanan
- Pembuluh darah
kapiler mulai rapuh
- Diare dan atau
steatorrhea
- Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya
informasi,
misinformasi
Faktor-faktor yang
berhubungan
- Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan dengan
faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.

atau orangtua selama
makan
5. Monitor lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak selama
jam makan
7. Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
10. Monitor mual dan
muntah
11. Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
12. Monitor makanan
kesukaan
13. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
14. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
15. Monitor kalori dan
intake nuntrisi
16. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan
cavitas oral.
17. Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
5 Ketidakefektifan pola
minum bayi b/d
prematuritas
NOC :
Breastfeeding Estabilshment
: infant
Knowledge : breastfeeding
NIC :
Breastfeeding assistance
1. Fasilitasi kontak ibu
dengan bayi sawal
Breastfeeding Maintenance
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat menyusui
dengan efektif
2. Memverbalisasikan
tehnik untk mengatasi
masalah menyusui
3. Bayi menandakan
kepuasan menyusu
4. Ibu menunjukkan harga
diri yang positif dengan
menyusui
mungkin (maksimal 2
jam setelah lahir )
2. Monitor kemampuan
bayi untuk menghisap
3. Dorong orang tua
untuk meminta
perawat untuk
menemani saat
menyusui sebanyak 8-
10 kali/hari
4. Sediakan kenyamanan
dan privasi selama
menyusui
5. Monitor kemampuan
bayi untukmenggapai
putting
6. Dorong ibu untuk
tidak membatasi bayi
menyusu
7. Monitor integritas
kulit sekitar putting
8. Instruksikan
perawatan putting
untukmencegah lecet
9. Diskusikan
penggunaan pompa
ASI kalau bayi
tidakmampu menyusu
10. Monitor peningkatan
pengisian ASI
11. Jelaskan penggunaan
susu formula hanya
jika diperlukan
12. Instruksikan ibu untuk
makan makanan
bergizi selama
menyusui
13. Dorong ibu untuk
minum jika sudah
merasa haus
14. Dorong ibu untuk
menghindari
penggunaan rokok
danPil KB selama
menyusui
15. Anjurkan ibu untuk
memakai Bra yang
nyaman, terbuat dari
cootn dan menyokong
payudara
16. Dorong ibu
untukmelanjutkan
laktasi setelah pulang
bekerja/sekolah

6 Hipotermi b/d paparan
lingkungan dingin
NOC :
Thermoregulation
Thermoregulation : neonate
Kriteria Hasil :
1. Suhu tubuh dalam
rentang normal
2. Nadi dan RR dalam
rentang normal
NIC
Temperature regulation
1. Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
2. Rencanakan
monitoring suhu
secara kontinyu
3. Monitor TD, nadi, dan
RR
4. Monitor warna dan
suhu kulit
5. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
6. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
7. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
8. Ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat panas
9. Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan
kemungkinan efek
negatif dari
kedinginan
10. Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
11. Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
12. Berikan anti piretik
jika perlu
Vital sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
3. Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
4. Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari
nadi
7. Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
8. Monitor suara paru
9. Monitor pola
pernapasan abnormal
10. Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
11. Monitor sianosis
perifer
12. Monitor adanya
cushing triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)
13. Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign

7 Resiko infeksi b/d
ketidakadekuatan system
kekebalan tubuh.
Definisi : Peningkatan
resiko masuknya
organisme patogen
Faktor-faktor resiko :
1. Prosedur Infasif
2. Ketidakcukupan
pengetahuan untuk
menghindari paparan
patogen
3. Trauma
4. Kerusakan jaringan
dan peningkatan
paparan lingkungan
5. Ruptur membran
amnion
6. Agen farmasi
(imunosupresan)
7. Malnutrisi
8. Peningkatan paparan
lingkungan patogen
9. Imonusupresi
10. Ketidakadekuatan
imum buatan
11. Tidak adekuat
pertahanan sekunder
(penurunan Hb,
Leukopenia,
penekanan respon
inflamasi)
12. Tidak adekuat
pertahanan tubuh
primer (kulit tidak
NOC :
Immune Status
Knowledge : Infection
control
Risk control
Kriteria Hasil :
1. Klien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
2. Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
3. Jumlah leukosit dalam
batas normal
4. Menunjukkan perilaku
hidup sehat

NIC :
Infection Control
(Kontrol infeksi)
1. Bersihkan lingkungan
setelah dipakai pasien
lain
2. Pertahankan teknik
isolasi
3. Batasi pengunjung
bila perlu
4. Instruksikan pada
pengunjung untuk
mencuci tangan saat
berkunjung dan
setelah berkunjung
meninggalkan pasien
5. Gunakan sabun
antimikrobia untuk
cuci tangan
6. Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah
tindakan kperawtan
7. Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat
pelindung
8. Pertahankan
lingkungan aseptik
selama pemasangan
alat
9. Ganti letak IV perifer
dan line central dan
dressing sesuai dengan
petunjuk umum
10. Gunakan kateter
intermiten untuk
utuh, trauma
jaringan, penurunan
kerja silia, cairan
tubuh statis,
perubahan sekresi
pH, perubahan
peristaltik)
13. Penyakit kronik
menurunkan infeksi
kandung kencing
11. Tingktkan intake
nutrisi
12. Berikan terapi
antibiotik bila perlu
Infection Protection
(proteksi terhadap
infeksi)
1. Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan lokal
2. Monitor hitung
granulosit, WBC
3. Monitor kerentanan
terhadap infeksi
4. Batasi pengunjung
5. Saring pengunjung
terhadap penyakit
menular
6. Partahankan teknik
aspesis pada pasien
yang beresiko
7. Pertahankan teknik
isolasi k/p
8. Berikan perawatan
kuliat pada area
epidema
9. Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
10. Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
11. Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
12. Dorong masukan
cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan pasien
untuk minum
antibiotik sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
16. Ajarkan cara
menghindari infeksi
17. Laporkan kecurigaan
infeksi
18. Laporkan kultur
positif

Anda mungkin juga menyukai