A. KONSEP DASAR BERAT BADAN LAHIR RENDAH 1. Pengertian BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Dahulu bati baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada kongres Euripean Perinatal medicine ke II di London (1970) telah disusun defenisi sebagai berikut : a. Bayi kurang bulan : bayi dngan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari) b. Bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai sengan 42 minggu (259-293 hari) c. Bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih) Dengan pengertian diatas maka bayi dngan brat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu : prematuritas dan dismaturitas. Prematuritas adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan, atau disebut Neonatus kurang bulan- sesuai masa kehamilan (NKB SMK). Dismatur adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan. Dismatur dapat terjadi dalam pretem - term dan post term. Dismatur ini dapat disebut juga : Neonatus jurang bulan, kecil untuk masa kehamilan (NKB KMK). Neonatus cukup bulan-kecil masa kehamilan (NCB KMK), neonatus lebih bulan-kecil masa kehamilan (NLB - KMK). 2. Etiologi BBLR dapat disebabkan oleh beberapa factor yaitu : 1) Factor Ibu a. Penyakit 1. Toksemia gravidarum 2. Perdarahan antepartum 3. Trauma fisik dan psikologis 4. Nefritis akut 5. Diabetes militus b. Usia Ibu 1. Usia < 16 tahun 2. Usia > 35 tahun 3. Multi gravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat c. Keadaan Sosial 1. Golongan sosial ekonomi rendah 2. Perkawinan yang tidak sah d. Sebab Lain : 1. Ibu yang perokok 2. Ibu peminum alkohol 3. Ibu pecandu narkotik 2) Factor janin a. Hidramnion b. Kehamilan ganda c. Kelainan kromosom 3) Factor lingkungan a. Tempat tinggal didataran tinggi b. Radiasi c. Zat-zat racun 3. Karakteristik keadaan yang dijumpai a) Prematuritas Murni 1. Berat badan kurang dari 2500 gram, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm. 2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu 3. Kulit tipis dan transparan, nampak mengkilat dan licin 4. Kepala lebih besar dari badan 5. Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga, dan lengan 6. Lemak subkutan kurang 7. Ubun-ubun dan sutura lebar 8. Rambut tipis, halus 9. Tulang rawan dan telinga immature 10. Putting susu belum terbentuk dengan baik 11. Pembuluh darah banyak terlihat, peristaltic usus dapat terlihat 12. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita), testis belum turun (pada laki-laki). 13. Bayi masih posisi fetal 14. Otot masih hipotonik 15. Pergerakan kurang dan lemah 16. Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnoe 17. Refleks tonik neck lemah 18. Refleks menghisap dan menelan belum sempurna b) Dismatur Pre term : sama dengan bayi prematuritas murni Post term : 1. Kulit pucat/ bernoda, kering keriput, tipis 2. Vernix caseosa tipis/ tidak ada 3. Jaringan lemak di bawah kulit tipis 4. Bayi nampak gesit, aktif dan kuat 5. Tali pusat berwarna kuning kehijauan
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BBLR I. Pengkajian 1. Pemeriksaan Fisik Apakah ada perubahan pada fisik bayi berat badan bayi, apakah defermitas. 2. System pernafasan Bentuk dada simetris atau tidak, otot-otot pernafasan cuping hidung, retraksi intercostae, subclavicula, frekuensi pernafasan, bunyi nafas ada ronchi atau tidak. 3. Sistem cardiovaskuler Irama dan frekuensi denyut jantung, warna kulit : sianosis, pucat, tekanan darah. 4. Sistem pencernaan Tentukan apakah ada distensi abdominal, adakah regurgitasi, muntah : warana, bau, konsistensi, peristaltic. 5. Sistem perkemihan Jumlah, warna, abnormalitas genetalia. 6. Sistem neuro muskuler Gerakan tubuh, sikap/ posisi bayi fleksi, extensi, reflek menghisap, tingkat respon, respon pupil. 7. Sistem integument Tekstur kulit, ada lesi/ rash, iritasi atau tidak C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas organ pernafasan 2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi jalan nafas oleh penumpukan lendir, reflek batuk 3. Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh b/d BBLR, usia kehamilan kurang, paparan lingkungan dingin/panas. 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan ingest/digest/absorb 5. Ketidakefektifan pola minum bayi b/d prematuritas 6. Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin 7. Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan system kekebalan tubuh
D. INTERVENSI MENURUT NOC, NIC No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi 1 Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas organ pernafasan Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat Batasan karakteristik : Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi - Penurunan pertukaran udara per menit - Menggunakan otot pernafasan tambahan - Nasal flaring - Dyspnea - Orthopnea - Perubahan penyimpangan dada - Nafas pendek - Assumption of 3- point position - Pernafasan pursed-lip - Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama - Peningkatan diameter anterior-posterior - Pernafasan rata- rata/minimal a. Bayi : < 25 atau > 60 b. Usia 1-4 : < 20 atau > 30 c. Usia 5-14 : < 14 atau > 25 d. Usia > 14 : < 11 atau > 24 NOC : Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway patency Vital sign Status Kriteria Hasil : a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) b. Menunjukkan jalan nafas yang paten(klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) c. Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
NIC : Airway Management 1. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan 4. Pasang mayo bila perlu 5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction 7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan 8. Lakukan suction pada mayo 9. Berikan bronkodilator bila perlu 10. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab 11. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. 12. Monitor respirasi dan status O2
Oxygen Therapy 1. Bersihkan mulut, - Kedalaman pernafasan a. Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat b. Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg c. Timing rasio d. Penurunan kapasitas vital Faktor yang berhubungan : - Hiperventilasi - Deformitas tulang - Kelainan bentuk dinding dada - Penurunan energi/kelelahan - Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal - Obesitas - Posisi tubuh - Kelelahan otot pernafasan - Hipoventilasi sindrom - Nyeri - Kecemasan - Disfungsi Neuromuskuler - Kerusakan persepsi/kognitif - Perlukaan pada jaringan syaraf tulang belakang - Imaturitas Neurologis
hidung dan secret trakea 2. Pertahankan jalan nafas yang paten. 3. Atur peralatan oksigenasi 4. Monitor aliran oksigen 5. Pertahankan posisi pasien 6. Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi 7. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi Vital sign Monitoring 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR 2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah 3. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri 4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan 5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas 6. Monitor kualitas dari nadi 7. Monitor frekuensi dan irama pernapasan 8. Monitor suara paru 9. Monitor pola pernapasan abnormal 10. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit 11. Monitor sianosis perifer 12. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) 13. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi jalan nafas oleh penumpukan lendir, reflek batuk. Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas. Batasan Karakteristik : - Dispneu, Penurunan suara nafas - Orthopneu - Cyanosis - kelainan suara nafas (rales, wheezing) - Kesulitan berbicara - Batuk, tidak efekotif atau tidak ada - Mata melebar - Produksi sputum - Gelisah - Perubahan frekuensi dan irama nafas Faktor-faktor yang berhubungan: - Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, perokok pasif-POK, infeksi NOC : Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway patency Aspiration Control Kriteria Hasil : 1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) 2. Menunjukkan jalan nafas yang paten(klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) 3. Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas
NIC Airway suction 1. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning. 2. Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning 3. Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan. 4. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal 5. Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan 6. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal 7. Monitor status oksigen pasien 8. Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion 9. Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, - Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma. - Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.
peningkatan saturasi O2, dll. Airway Management 1. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan 4. Pasang mayo bila perlu 5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction 7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan 8. Lakukan suction pada mayo 9. Kolaborasikan pemberian bronkodilator bila perlu 10. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab 11. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. 12. Monitor respirasi dan status O2
3 Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh b/d BBLR, usia kehamilan NOC : Hydration Adherence Behavior Immune Status NIC : Temperature Regulation (pengaturan suhu) 1. Monitor suhu minimal kurang, paparan lingkungan dingin/panas Definisi : Risiko kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal Faktor factor resiko: - Perubahan metabolisme dasar - Penyakit atau trauma yang mempengaruhi pengaturan suhu - Pengobatan pengobatan yang menyebabkan vasokonstriksi dan vasodilatasi - Pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan - Ketidakaktifan atau aktivitas berat - Dehidrasi - Pemberian obat penenang - Paparan dingin atau hangat/lingkungan yang panas
Infection status Risk control Risk detection tiap 2 jam 2. Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu 3. Monitor TD, nadi, dan RR 4. Monitor warna dan suhu kulit 5. Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi 6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi 7. Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh 8. Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas 9. Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan 10. Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan 11. Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan 12. Berikan anti piretik jika perlu
4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan ingest/digest/absorb NOC : Nutritional Status : food and Fluid Intake Nutritional Status : nutrient Intake NIC : Nutrition Management 1. Kaji adanya alergi makanan 2. Kolaborasi dengan ahli Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh. Batasan karakteristik : - Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal - Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) - Membran mukosa dan konjungtiva pucat - Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah - Luka, inflamasi pada rongga mulut - Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan - Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan - Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa - Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan - Miskonsepsi - Kehilangan BB dengan makanan cukup - Keengganan untuk makan Weight control Kriteria Hasil : 1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan 2. Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi badan 3. Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi 4. Tidak ada tanda tanda malnutrisi 5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan 6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C 5. Berikan substansi gula 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi 7. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) 8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. 9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori 10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi 11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Nutrition Monitoring 1. BB pasien dalam batas normal 2. Monitor adanya penurunan berat badan 3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan 4. Monitor interaksi anak - Kram pada abdomen - Tonus otot jelek - Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi - Kurang berminat terhadap makanan - Pembuluh darah kapiler mulai rapuh - Diare dan atau steatorrhea - Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok) - Suara usus hiperaktif - Kurangnya informasi, misinformasi Faktor-faktor yang berhubungan - Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
atau orangtua selama makan 5. Monitor lingkungan selama makan 6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan 7. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi 8. Monitor turgor kulit 9. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah 10. Monitor mual dan muntah 11. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht 12. Monitor makanan kesukaan 13. Monitor pertumbuhan dan perkembangan 14. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva 15. Monitor kalori dan intake nuntrisi 16. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. 17. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet 5 Ketidakefektifan pola minum bayi b/d prematuritas NOC : Breastfeeding Estabilshment : infant Knowledge : breastfeeding NIC : Breastfeeding assistance 1. Fasilitasi kontak ibu dengan bayi sawal Breastfeeding Maintenance Kriteria Hasil : 1. Klien dapat menyusui dengan efektif 2. Memverbalisasikan tehnik untk mengatasi masalah menyusui 3. Bayi menandakan kepuasan menyusu 4. Ibu menunjukkan harga diri yang positif dengan menyusui mungkin (maksimal 2 jam setelah lahir ) 2. Monitor kemampuan bayi untuk menghisap 3. Dorong orang tua untuk meminta perawat untuk menemani saat menyusui sebanyak 8- 10 kali/hari 4. Sediakan kenyamanan dan privasi selama menyusui 5. Monitor kemampuan bayi untukmenggapai putting 6. Dorong ibu untuk tidak membatasi bayi menyusu 7. Monitor integritas kulit sekitar putting 8. Instruksikan perawatan putting untukmencegah lecet 9. Diskusikan penggunaan pompa ASI kalau bayi tidakmampu menyusu 10. Monitor peningkatan pengisian ASI 11. Jelaskan penggunaan susu formula hanya jika diperlukan 12. Instruksikan ibu untuk makan makanan bergizi selama menyusui 13. Dorong ibu untuk minum jika sudah merasa haus 14. Dorong ibu untuk menghindari penggunaan rokok danPil KB selama menyusui 15. Anjurkan ibu untuk memakai Bra yang nyaman, terbuat dari cootn dan menyokong payudara 16. Dorong ibu untukmelanjutkan laktasi setelah pulang bekerja/sekolah
6 Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin NOC : Thermoregulation Thermoregulation : neonate Kriteria Hasil : 1. Suhu tubuh dalam rentang normal 2. Nadi dan RR dalam rentang normal NIC Temperature regulation 1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam 2. Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu 3. Monitor TD, nadi, dan RR 4. Monitor warna dan suhu kulit 5. Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi 6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi 7. Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh 8. Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas 9. Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan 10. Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan 11. Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan 12. Berikan anti piretik jika perlu Vital sign Monitoring 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR 2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah 3. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri 4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan 5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas 6. Monitor kualitas dari nadi 7. Monitor frekuensi dan irama pernapasan 8. Monitor suara paru 9. Monitor pola pernapasan abnormal 10. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit 11. Monitor sianosis perifer 12. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) 13. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
7 Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan system kekebalan tubuh. Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen Faktor-faktor resiko : 1. Prosedur Infasif 2. Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen 3. Trauma 4. Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan 5. Ruptur membran amnion 6. Agen farmasi (imunosupresan) 7. Malnutrisi 8. Peningkatan paparan lingkungan patogen 9. Imonusupresi 10. Ketidakadekuatan imum buatan 11. Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi) 12. Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak NOC : Immune Status Knowledge : Infection control Risk control Kriteria Hasil : 1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi 2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi 3. Jumlah leukosit dalam batas normal 4. Menunjukkan perilaku hidup sehat
NIC : Infection Control (Kontrol infeksi) 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain 2. Pertahankan teknik isolasi 3. Batasi pengunjung bila perlu 4. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien 5. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan 6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan 7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung 8. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat 9. Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum 10. Gunakan kateter intermiten untuk utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik) 13. Penyakit kronik menurunkan infeksi kandung kencing 11. Tingktkan intake nutrisi 12. Berikan terapi antibiotik bila perlu Infection Protection (proteksi terhadap infeksi) 1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal 2. Monitor hitung granulosit, WBC 3. Monitor kerentanan terhadap infeksi 4. Batasi pengunjung 5. Saring pengunjung terhadap penyakit menular 6. Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko 7. Pertahankan teknik isolasi k/p 8. Berikan perawatan kuliat pada area epidema 9. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase 10. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah 11. Dorong masukkan nutrisi yang cukup 12. Dorong masukan cairan 13. Dorong istirahat 14. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep 15. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi 16. Ajarkan cara menghindari infeksi 17. Laporkan kecurigaan infeksi 18. Laporkan kultur positif