Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Semakin bertambahnya populasi manusia maka jumlah penggunaan bahan
bakar akan semakin meningkat. Begitu juga dengan laju industri di Indonesia
Semakin tinggi laju industri yang mengakibatkan sumber bahan bakar yang di
butuhkan semakin meningkat nilainya berbanding lurus.
Bahan bakar yang sering di gunakan merupakan bahan bakar yang lama
dalam tahap pembahuruannya untuk menanggulanginya salah satu energi
alternatif pengganti minyak tanah dan batubara yang dapat di kembangkan yaitu
campuran biomassa berupa biobriket.
Biobriket dapat di produksi secara massal dalam waktu yang relatif singkat
dan harganya juga relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat serta tidak
menimbulkan dampak yang berbahaya bagi lingkungan,
Bahan baku pembuatan briket pada penelitian ini yaitu kulit kacang tanah
dan ampas tebu merupakan limbah padat karena tidak dapat di konsumsi dan
sering di buang dan di bakar begitu saja dapat berdampak tidak baik bagi polusi
udara dan menyebabkan efek rumah kaca, padahal bisa di manfaatkan menjadi
biobriket campuran keduanya yang lebih ramah lingkungan.
Salah satu kelemahan biobriket adalah sulit dalam penyalaan awal,
diperlukan waktu 5-6 menit tanpa bantuan kipas angin untuk membuat biobriket
bisa menyala Sehingga dalam pencampurannya dibutuhkan suatu bahan oksidator
yang mampu memepercepat proses penyulutan. Salah satu oksidator tersebut
adalah Kalium Permanganat (KMnO4). Selain bahan oksidator, dalam pembuatan
biobriket dibutuhkan juga adhesive yang berfungsi mempererat ikatan bahan baku
dalam biobriket. Adhesive yang digunakan adalah starch. (Danang dalam
prasetya,2009).
Menurut Sani (2009) pada penelitian sebelumnya dalam pembuatan
biobriket campuran arang kulit kacang, cabang dan ranting pohon sengon serta
sebetan bambu dapat dijadikan briket arang karena memiliki nilai kalor yang
cukup tinggi yang dapat dijadikan bahan bakar alternatif yaitu sebesar 5175kal/g-
6299kal/g. Sedangkan menurut Yetti (2012),"Pengaruh Lama Dan Suhu
Pengeringan Briket Biomassa (Ampas Tebu) Terhadap Kualitas Nilai Bakar Yang
Dihasilkan" terhadap kualitas nilai bakar yang dihasilkan tertinggi yaitu 5479,05
kal/g.
Dari uraian di atas hanya menguji nilai kalor padahal selain nilai kalor ada
hal lebih penting yaitu waktu penyalaan maka peneliti tertarik untuk
memanfaatkan limbah campuran biomassa yang di olah menjadi biobriket pada
pengaruh penambahan KMnO
4
terhadap waktu penyalaan dan nilai kalor dari kulit
kacang tanah dan ampas tebu yang dapat di gunakan sebagai bahan bakar
alternatif dan mengharapkan agar waktu penyalaan dan nilai kalor yang dihasilkan
lebih baik dari penelitian sebelumnya.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan pembuatan biobrikret ini adalah :
1. Bagaimana cara pembuatan biobriket dari campuran kulit kacang tanah dan
ampas tebu ?
2. Bagaimana pengaruh komposisi bahan baku biobriket terhadap nilai kalor?
3. Bagaimana pengaruh penambahan KMnO
4
terhadap waktu penyalaan ?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kadar air, abu, zat terbang, karbon yang tertambat ,nilai kalor,
kadar belerang dari biobriket arang yang di hasilkan.
2. Menentukan komposisi yang optimal dari campuran kulit kacang dan ampas
tebu terhadap kualitas briket yang di peroleh.
3. Menentukan sifat-sifat penyalaan yaitu kecepatan pembakaran,lama briket
menyala sampai menjadi abu,banyaknya asap,waktu penyalaan awal
1.4 Hipotesa
1. penambahan KMnO
4
maka semakin cepat penyalaan biobriket
2. Semakin tinggi fixed carbon maka semakin tinggi nilai kalor



1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan dari pembuatan briket dari cangkang biji karet
dan ampas tebu adalah :
1. Memberikan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan
2. Mengurangi tingkat pencemaran limbah padat dari kulit kacang tanah dan
ampas tebu.
3. Briket arang dari kulit kacang tanah dan ampas tebu dapat menghemat
pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau elpiji

1.6 Ruang Lingkup
1. Kulit kacang tanah dan Ampas Tebu
2. Penambahan KMnO
4,
waktu awal penyalaan dan lama penyalaan Variabel
tetap yaitu Penambahan KMnO
4
10% dari komposisi dalam 1 biobriket
3. Starch ( Tepung tapioka ) 10% dari komposisi
4. Variasi komposisi 30:70,40:60,50:50,70:30,60:40 Kulit kacang tanah dan
ampas tebu.

Anda mungkin juga menyukai