Anda di halaman 1dari 3

arti cinta dalam islam

Untuk anggota ketika cinta ditaNbih!!

Muhammad Hafidz 07 November jam 11:39 Balas

Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya


tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan.
Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh
menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi
nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi,
menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan
padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin
Rumi).

Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat
menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya
menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta
palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan
wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.

Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan
manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada
tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan
rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah
menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.

Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai
Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang
diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang
luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang
wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu
dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati
dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi
oleh cinta pada-Nya.

Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia
lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah
memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah
dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi,
sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus
terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian
dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya.
Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya,
justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat
yang dicurahkan-Nya.

Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap
Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan
langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita
mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan
oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan
enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan
oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah
terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada
Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.

Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih


menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun
melakukan maksiat.

Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh
terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.

Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah,
sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..

Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara


dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan
kasih sayang tak dicurahkan.

Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud,


sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan

Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu.
Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena
disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku
kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada
hambanya yang beriman…

Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar
kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat
apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang
keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.

Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk
Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita
persiapkan yaitu:

1) Iman yang kuat

2) Ikhlas dalam beramal

3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya


keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum
sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah
buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan
mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini.
Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.
sumber :yudimuslim.multiply.com

Anda mungkin juga menyukai