Anda di halaman 1dari 69

GENETIKA DAN

BIOTEKNOLOGI
HERWIN, S.Farm.,M.Si
PENDAHULUAN
E Setiap makhluk hidup mempunyai
informasi genetik yang akan diwariskan
kepada keturunannya.
E Informasi genetik itu terkandung di dalam
sel yaitu pada organel yang disebut
nukleus atau inti sel.
E Di dalam nukleus inilah dijumpai adanya
kromosom yang selain berfungsi sebagai
rangka bagi inti sel juga merupakan bahan
yang mengandung informasi genetik
dalam bentuk gen atau penggalan DNA.


E Kromosom yang dalam keadaan istirahat
(interfase) berwujud butir-butir kromatin
mempunyai bentuk yang berbeda-beda.
E Pada bakteri dan ganggang biru yang
merupakan organisme prokariotik,
kromosom berada di daerah nukleoid (materi
inti yang tidak dibatasi oleh membran inti)
dan berbentuk sirkuler atau lingkaran.
E Sedangkan pada organisme eukariotik,
kromosom ada di dalam inti sel serta
berbentuk benang linear (lurus).

E Kromosom memiliki kesamaan yaitu di
dalamnya dijumpai adanya gen yang
menempati lokus -lokus yang ada.
E Gen sebenarnya adalah sepenggal DNA yang
berfungsi mengendalikan sintesis protein
serta menentukan ciri suatu organisme.
E Disamping DNA, kromosom juga
mengandung protein dan RNA.
KROMOSOM
EIstilah kromosom mula-mula
dikemukakan oleh Weldeyer (1888)
EBerasal dari kata latin
kroma= warna dan soma =
badan.
EDisebut demikian karena badan ini
mudah menyerap zat warna bila
preparat diberi warna.
E kromosom sebenarnya merupakan rangka
bagi inti sel.

E Dalam keadaan interfase (istrahat)
kromosom berwujud kromatin yang
berasal dari kata kroma dan tin yang
berarti benang.

E Pada saat memulai aktivitas pembelahan,
kromatin memendek dan menebal disebut
kromosom.
E Tahap selanjutnya ketika kromosom
mengganda disebut dengan kromatid.

Gambar Kromosom
(1) Kromatid.
Salah satu dari dua bagian identik kromosom
(2) Sentromer.
Tempat persambungan kedua kromatid, dan tempat melekatnya mikrotubulus
(3) Lengan pendek
(4) Lengan panjang.

EAda 2 Macam Kromatin :
1. Heterokromatin : Bagian yang
kelam/pekat mengikat warna
2. Eukromatin : Bagian yang terang,
tersebar sulit dilihat
EFungsi kromosom : Pemindahan
sifat genetik

MORFOLOGI KROMOSOM (1)
1. Ukuran kromosom
+ Bervariasi dari satu spesies ke spesies lain
+ Panjang berkisar antara 0.2-0.5, diameter
antara 0.2-20
+ Manusia : panjang berkisar 5-6m
+ Ukuran kromosom tumbuhan > hewan
2. Jumlah
O Bervariasi tapi konstan pada spesies tertentu
O Jumlah kromosom manusia : 46 kromosom
44 kromosom somatik (22 psg) dan sepasang
kromosom seks

MORFOLOGI KROMOSOM (2)
3. Struktur
Lebih mudah diamati pada tahap metafase
Terdiri dari :
1. Kromonemata : pita berbentuk spiral yang terdapat
dalam kromosom

2. Kromomer: penebalan pada kromonema bahan
nukleotida yang mengendap
Lanjutan struktur kromosom
3. Sentromer : lekukan ke arah dalam dari kromosom

4. Lekukan sekunder : tempat terbentuknya nukleolus

5. Telomer : bagian dari ujung kromosom

6. Satelit : bangunan tambahan pada ujung kromosom

MORFOLOGI KROMOSOM (3)
4. Bentuk
Berdasarkan sentromer dan panjang ada 4
bentuk kromosom
- Metasentris
- Submetasentris
- Acrosentris
- Telosentris

Keterangan bentuk kromosom (1)
E Metasentrik, yaitu : sentromer terletak di tengah,
bentuknya menyerupai huruf V

E Submetasentrik, yaitu : letak sentromer mengarah
ke salah satu ujung kromosom, bentuknya seperti
huruf J
Keterangan bentuk kromosom (2)
E Akrosentrik,yaitu : letak sentromer dekat ujung
kromosom sehingga membagi kromosom menjadi
menjadi 2 lengan, yaitu satu pendek dan lengan
yang lain sangat panjang.

E Telosentrik, yaitu : letak sentromer di ujung
kromosom sehingga kromosom hanya mempunyai
satu lengan.


Gambar Kromosom Manusia
Pengelompokan kromosom
manusia (1)
E Kelompok A: Kromosom 1 3
Kromosom terbesar dengan sentromer
metasentrik
E Kelompok B: Kromosom 4 5
Dua kromosom terbesar dengan
sentromer submetasentrik
E Kelompok C: Kromosom 6 - 12 +
kromosom X , Kromosom besar dengan
sentromer meta- dan submetasentrik

Pengelompokan kromosom
manusia (2)
E Kelompok D: Kromosom 13 15
Kromosom akrosentrik besar
E Kelompok E: Kromosom 16 18
Kromosom sedang dengan sen-tromer
meta- dan submetasentrik
E Kelompok F: Kromosom 19 20
Kromosom metasentrik kecil
E Kelompok G: Kromosom 21 - 22 +
kromosom Y Kromosom akrosentrik
terkecil

TIPE KROMOSOM
1. AUTOSOM
o Kromosom yang tidak ada hubungannya
dengan penentuan jenis kelamin
o Pada manusia : 44 buah (22 pasang)
adalah autosom
2. KROMOSOM SEKS
o Sepasang kromosom yang menentukan
jenis kelamin kromosom X dan Y
E Pada manusia inti sel tubuhnya
mengandung 46 buah kromosom
E Susunan kromosom perempuan
44 (22 pasang) autosom dan 2 (1pasang
kromosom-X
Formula kromosom untuk perempuan
adalah 22AA + XX atau ditulis 46A + XX
atau 46,XX.
OSusunan kromosom Laki-laki
44 (22 pasang) autosom +
1 kromosom X + 1 kromosom Y
Formula kromosom untuk orang
lakilaki adalah 22AA + XY atau
ditulis 46A + XY, atau 46,XY.


Kelainan jumlah kromosom
1. Poliploidi (euploidi) terjadi perubahan pada
seluruh kromosom , diberi akhiran ploidi
Mis; monoploidi (haploid) n, diploidi (2n),
triploidi (3n), tetraploidi (4n)

2. Aneuploidi, terjadi perubahan pada sebagian
(pasangan) kromosom saja , diberi akhiran
somi
Mis: monosomi (2n-1), disomi (2n), trisomi
(2n+1)
Kelainan jumlah kromosom autosom
1. Sindroma Patau (1960) Genotip 47 XX/XY +13
umurnya kurang dari 3 bulan

2. Sindroma Edward (1960) Genotip 47 XX/XY +18
umurnya kurang dari 6 bulan

3. Sindroma Down 1844 diketahui oleh Sequin 1866
tanda klinisnya ditemukan oleh J.Longdown Down
Dulu disebut Mongoloid,muka pipih, jarak kedua
mata relatf jauh, simien crease (hanya satu garis
pada telapak tangan
Genotipe 47 XX/XY +21
E Sindroma Down dapat dibedakan atas :
1.Sindroma Down primer ( trisomi 21)
Genotip 47 XX/XY +21. Frekwensi 92.5 %
Dilahirkan dariibu berumur lebih dari 35
tahun, ditemukan satu orang dalam keluarga,
tidak diwariskan
2. Sindroma Down sekunder ( translokasi )
Genotip 46 XX/XY t(21-14/15), diwariskan,
dilahirkan dari ibu muda (kurang 30
tahun)biasanya ditemukan lebih dari satu
anak
3. Sindroma tersier (mozaik)
E Ditemukan jumlah kromosomnya 46
atau 47
E Penyebabnya belum jelas










PKG Kromosom

1.Kelainan Numerik : Perubahan pada jumlah
kromosom
A. Set Kromosom
B. Kromosom Autosom
C. Kromosom Seks

2.Kelainan Struktur : Delesi, adisi, atau
gabungan

3.Kelainan Mosaik : Kromosom tidak merata di
sel tubuh = Pada sel berbeda, berbeda materi
genetiknya


PENYAKIT KELAINAN GENETIK (PKG)











A. Set Kromosom (Ploiditas)

1. Euploid

O Triploid
= Tambahan kromosom paternal.
Pada kelainan plasenta Hydatiiform moles (mola).
= Tambahan kromosom maternal
abortus spontan pada awal kehamilan.

O Tetraploid diduga kegagalan pada cleavage zigot.

2. Aneuploid
O Monosomi umumnya letal, kecuali monosomi
kromosom X 45, X (sindrom Turner)
O Trisomi
= Trisomi 21 Sindrom Down
= Trisomi 18 Sindrom Edward
= Trisomi 13 Sindrom Patau
1. Kelainan Numerik










B. Kelainan Autosom :

1. Trisomi 21 (Sindrom Down)
(47,XX/XY + 21)

OInsidensi Kelahiran 1 : 700
OFenotip :
O Retardasi mental, IQ : 25 50
O Jarak mata lebar (hipertelorisme)
O Hidung datar dengan pangkal pipi
O Tangan/jari pendek, terdapat simian crease
O Ada kelainan jantung


1. Kelainan Numerik
Sindrom Down (Trisomi 21)










A. Kelainan Autosom Lanjutan.

2. Trisomi 13 (47, XX/XY + 13) (Sindrom Patau)

O Insidensi Kelahiran : 1 : 20.000
O Fenotip :
O Bibir sumbing/bercelah
O Malformasi sistem saraf pusat (retardasi mental
berat)
O Retardasi pertumbuhan
O Low set ears
O Memiliki garis simian
O Kelainan jantung bawaan

Trisomi 13 (Sindrom Patau)










A. Kelainan Autosom Lanjutan.

B. 3. Trisomi 18 (Sindrom Edward) (47, XX/XY +18)


O Insidensi Kelahiran 1 : 8.000
O Sering dijumpai pada jaringan abortus
O Fenotip
O Retardasi mental
O Malformasi kongenital multi organ
O Dagu kecil dan mulut segitiga
O Low set ears
O Daya hidup rendah, maksimal 2 bulan
(90% < 6 bulan).

Trisomi 18 (Sindrom Edward)
C. Kelainan Kromosom Seks

Genotip Jenis kelamin Kelainan

XY Laki-laki -
XX Wanita -
XXY Laki-laki Sindrom Klinefelter
XYY Laki-laki Sindrom super male
XO Wanita Sindrom Turner
XXX Wanita Sindrom superfemale

1. Kelainan Numerik
Tanda Klinis Pada Kelainan Kromosom Seks
E Retardasi mental
E Kelainan pertumbuhan
E Umumnya dapat hidup mandiri
E Kecuali sindrom Turner, umumnya berfenotip
normal
E Prognosis pada kelainan euploid dan mozaik
umumnya lebih baik
C. Kelainan Kromosom Seks Lanjutan.
1. Sindrom Klinefelter
O Kariotip umumnya 47,XXY
O Kromatin X dan Y Positif (+)
O Insiden = 1 : 600 bayi laki-laki lahir hidup (USA)
O Fenotip :
Postur tubuh tinggi kurus (>170 cm), tungkai kaki panjang
Gynecomastia
Testis kecil, dengan biopsi : = Hialinisasi tubulus seminiferus, tidak
ada spgenesis, azoospermia, sel Leydig sedikit
Libido menurun (hypogonadism)
Steril/infertil (Ciri seks sekunder tidak berkembang)
IQ biasanya rendah (Retardasi mental).
Beberapa pasien dijumpai gangguan kesulitan belajar.
O Aspek penurunan = ND pada oogenesis atau spgenesis
O Varian : 48,XXXY; mosaik 46,XY/47,XXY atau 46,XY/48,XXXY.
C. Kelainan Kromosom Seks Lanjutan.
Sindrom Klinefelter
2. Sindrom Turner
O Kariotip umumnya 45,X0.
O Kromatin seks (X dan Y) negatif (-)
O Insiden = 1 : 2.500 kelompok perempuan
O Fenotip :
O Postur tubuh pendek (130 cm)
O Webbed neck, edema pada kaki
O Cubitus vagus
O Dada rata, mamae (-)
O Coartation aorta dan defek skeletal
O Genitalia eksterna infantil
O Klitoris hipertrofi
O Rambut axilla dan pubis (-)
O Streak gonads, Ovarium dysgenesis, amenore primer, steril
O IQ : normal (< rata-rata normal).
O Aspek penurunan = ND selama oogenesis Meiosis I
O Varian Mosaik : 45,X/46,XX (15%); 45,X/47,XXX; dll
C. Kelainan Kromosom Seks Lanjutan.
Sindrom Turner
3. Sindrom Y- Ganda
O Kariotip umumnya 47,XYY
O Kromatin X (-) dan Y (++)
O Insiden = 1 : 1.000 kelompok laki-laki
O Fenotip :
O Postur tubuh tinggi (>180 cm)
O Raut muka asimetris
O Telinga cenderung lebih panjang
O 2-4% dalam LP dan Mental Hospital
O Tingkah laku eksplosif, hiperaktif, agresif, dan psikopat
O Perkembangan seks normal, testosteron normal
O IQ 90 (10-15 < rata-rata normal)
O Aspek penurunan = ND pada spgenesis meiosis II
O Varian - Mosaik : 47,XYY/47,XXY atau 47,XYY/49,XXXYY.

C. Kelainan Kromosom Seks Lanjutan.
4. Sindrom X Ganda
O Kariotip umumnya 47,XXX.
O Fenotip :
O Postur tubuh tinggi.
O Beberapa pasien mengalami kesulitan belajar.
O Infertil
O Beberapa psikopatologi, antisosial sangat jarang.
O IQ : rendah (< rata-rata normal).
O Kromatin X : positif ganda; kromatin Y : negatif.
O Umumnya akibat ND meiosis I (M I) maternal
O Variasi kariotip: 47,XXX atau 48,XXXX atau 49,XXXXX.

C. Kelainan Kromosom Seks Lanjutan.
5. Sindrom XX (Laki-laki 46,XX)
O Kariotip 46, XX
O Insidens 1 : 20.000 bayi laki
O 1:25 laki-laki kromatin positif
O Fenotip :
O Fenotip laki-laki
O Testis mengalami hialinisasi
O Kelainan pada meiosis sehingga terjadi pindah silang
(crossing over) gen Testis determining Factor (TDF)
dari kromosom-Y ke kromosom-X
C. Kelainan Kromosom Seks Lanjutan.
Sindrom XX










1. Delesi (del)
2. Duplikasi (dup)
3. Translokasi (t)
4. Disentrik (dic)
5. Insersi (ins)
6. Inversi (inv)
7. Isokromosom (I)
8. Kromosom cincin/ring (r)
2. Kelainan Struktur
Pericentric Inversion
1. Sindrom Cri du Chat
O Le Jeune et al. (1963/64)
O Delesi (denovo) lengan pendek kromosom 5 (5p-, reg 14-15).
O Sering menimbulkan kematian bayi
O Insidensi relatif jarang = 1 : 50.000 kelahiran
O Fenotip :
O Microcephaly
O Moonlike face
O Mulut kecil (mandibula) dan melebar
O Hipertelorisme
O Hidung lebar berbentuk lempeng
O Low set ear
O Retardasi mental berat, IQ < 35
O Dapat hidup mencapai dewasa
2. Kelainan Struktur Lanjutan.
Sindrom Cri du Chat
Sindrom Cri du Chat





















2. Sindrom de Grouchy (18p-)
O De Grouchi 1963 (18p-)
O Delesi (denovo) lengan pendek kromosom 18 (18p-)
O Fenotip :
O Berat lahir < normal
O Wajah bulat
O Low set ear
O Mulut melebar
O Retardasi mental
O Dapat hidup mencapai dewasa
O Carries dentis
2. Kelainan Struktur Lanjutan.





















3. Sindrom de Grouchy (18q-)
O De Grouchi 1964 (18q-)
O Delesi (denovo) lengan panjang kromosom 18 (18q-).
O Fenotip :
O Berat lahir < normal
O Low set ear
O Retardasi mental
O Dapat hidup mencapai dewasa
O Letak mata dalam
O Hipertelorisme
O Carries dentis
2. Kelainan Struktur Lanjutan.


O Kromosom membentuk cincin (Ring; 18r).
O Fenotip :
O Berat lahir < normal
O Low set ear
O Retardasi mental
O Letak mata dalam
O Hipertelorisme
O Kelainan jantung bawaan
O Microcephaly
4. Sindrom Ring Kromosom 18 (18r).
2. Kelainan Struktur Lanjutan.
5. Sindrom Azoospermia Factor (AZF a, b, c)
(Microdeletion Y Chromosome)
O Aberasi struktur kromosom seks
= Delesi lengan panjang kromosom Y
O DAZ (Delete Azoospermia Factor)
O Azoospermia Factor C
2. Kelainan Struktur Lanjutan.
Kelainan Gonad Dan Perkembangan Seksual
Kesulitan penentuan seks akibat genilitalia meragukan
(Ambiguous)

1. Hermafrodit (hermaphroditsm)
Terdapat testis dan ovarium atau dalam bentuk
ovotestis.
Genitalia ambiguous : hipospadia, perbesaran
klitoris
Kariotip:46,XX/46,XY
2. Pseudohermafrodit Wanita (female pseudohermaphroditsm)
Terdapat ovarium atau gonad pada satu seks saja.
Genitalia ambiguous : perbesaran klitoris, fusi labia majora
menyerupai kantong scrotum.
Umumnya akibat hiperplasia adrenal kongenital,
menimbulkan defek enzim yang dibentuk kelenjar adrenal,
dibutuhkan biosintesis kortisol untuk virilisasi.
Ovarium berkembang normal, namun produksi androgen.
Kariotip:46,XX.
Hiperplasia adrenal menyebabkan defisiensi 21-hidroksilase,
menghambat normal pathway biosintesis, menyebabkan
overproduction precursors, yang diperlukan dalam pathway
androgen biosynthesis, menyebabkan peningkatan
androgen yang abnormalitas (tinggi).
Adrenal Hiperplasia
3. Pseudohermafrodit pria (male pseudohermaphroditsm)
Bentuk dari androgen insensitivity.
A.Defiensi 5-alfa reduktase.
Enzim ini berperan dalam konversi testosteron menjadi
dihidrotestoteron.
Feminisasi genetalia eksterna : mikropenis, vagina buntu
Kariotip:46,XY.
Testis berkembang normal.

B. Feminisasi Testis (Testicular feminization; androgen
insensitivity syndrome).
Kelainan gen reseptor androgen (rangkai X dominan).
Testis dalam abdomen atau kanal inguinal.
Memiliki vagina tetapi buntu.
Sindrom Feminisasi Testis
Kelainan kromosom gonosom
1. Sindroma Turner 45 XO, wanita .Has Webb
neck tinggi badan 120 cm untuk orang
dewasa steril terjadi karena non dysjunction
gamet ibu
2. Sindroma Kline felter 47 XXY fenotip pria
steril karena azoospermia Akibat non
dysjunction gamet ibu atau ayah
3. Sindroma triple X . 47 XXX wanita
4. Sindroma Diplo Y . 47 XYY pria sikap
sosial atau anti sosial

Kelainan struktur kromosom
1. Delesi .Lengan kromosomnya hilang
sebagian,mis Sindroma Cri-Du-Chat , 46
XX/XY -5p
2. Duplikasi . Lengan kromosomnya bertambah
panjang
3. Inversi. Terjadi pindah tempat dari susunan
gen dalam kromosom
4. Translokasi . Sebagian kromosom pindah
tempat ke kromosom lainnya, 46 XX/XY t(21
-14/15)
Mekanisme perubahan kromosom
1. Patahnya sebagian kromosom ,
mengakibatkan hilang/ bertambahnya
informasi genetik
a. Delesi , hilangnya serangkaian DNA
atau kromosom
b. Duplikasi, berlebihnya kopi dari DNA/
kromosom yang sama
2. Patahnya sebuah kromosom sering diikuti
oleh berubahnya susunannya
a. Inversi , melekatnya rangkaian DNA dengan
orientasi terbalik
b. Translokasi, Mengabungkan DNA dari
kromosom yang berbeda
c. Amplifikasi , terbentuknya banyak kopi DNA
d. Efek posisi, Ketika kromosom disusun
kembsli ekspresi gen dekat patahan
akan dipengaruhi oleh rangkaian
tetangga yang baru
Pewarisan genetik
Berdasarkan letak kromosomnya dibedakan :
1.Pewarisan secara autosomal
- Dominan
- Resesif
2. Pewarisan secara terangkai seks (Sex
linked) Pewarisan terangkai X :
- Dominan
- Resesif
Pewarisan terangkai Y : Resesif
Penyakit Yang Diwariskan Secara
Autosomal Dominan
1. Polidaktili
2. Kemampuan mengecap Phenil Thio
Carbamad (PTC)
3. Dentinogenesis
4. Retinal aplasia
5. Katarak
6. Rambut hitam
Penyakit Yang Diwariskan
Secara Gen Autosomal Resesif
1. Mata biru
2. Cystic fibrosis
3. Anemia sel sabit
4. Talasemia
5. Albinisme

Referensi :

1. Thompson & Thompson, 2001 : Genetics in Medicine Edt 6
th
,
Nussbaum, McInnes, and Willard. WB.Saunders Comp.

2. Thompson & Thompson 1991 : Genetics in Medicine Edt 5
th
,
WB.Saunders Comp.

3. Thompson& Thompson 1980 : Genetics in Medicine Edt 3
th
,
WB.Saunders Comp.

4. Strickberger, M 1976 : Genetic Edt 2
nd
, McGrawhill.
Drs. H. Yurnadi M.Kes.

Anda mungkin juga menyukai