Anda di halaman 1dari 261

1.

Bertukar Tempat

URAIAN SINGKAT
Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih mengenal. berbagi pendapat dan
membahas gagasan, nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini merupakan
cara yang luar biasa bagus untuk meningkatkan keterbukaan-diri atau bertukar
pendapat secara aktif.

PROSEDUR
1. Berikan siswa satu buku catatan merek apa saja. [Putuskan apakah
aktivitasnya akan berjalan lebih baik dengan membatasi siswa pada satu atau
beberapa sumbang saran.]
2. Mintalah mereka untuk menulis pada buku catatan tersebut salah satu dari hal-
hal berikut ini:
a. Nilai-nilai yang mereka anut
b. Pengalaman. yang mereka dapatkan belakangan ini.
c. Gagasan. atau solusi kreatif atas persoalan yang anda kernukakan
d. Pertanyaan yang mereka miliki tentang materi yang diajarkan di kelas
e. Pendapat mereka tentang topik yang anda pilih.
f. Fakta tentang mereka sendiri dan mata pelajaran di kelas.
3. Perintahkan siswa untuk melekatkan kertas catatan pada baju mereka dan
berkeliling di sekitar ruang kelas untuk saling membaca catatan mereka.
4. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk kembali ke kelompok masing-masing
dan merundingkan pertukaran catatan satu sama lain. Pertukaran itu harus
didasarkan pada keinginan untuk memiliki nilal, pengalaman. gagasan,
pertanyaan, pendapat atau fakta tertentu dalam jangka pendek. Buatlah aturan
bahwa semua pertukaran harus berlangsung timbal-balik. Perintahkan siswa,
untuk melakukan pertukaran sesering mungkin.
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan berbagi
pengalaman tentang pertukaran apa yang telah dia lakukan dan apa sebabnya.
(Misalnya, "Saya bertukar catatan dengan Sally, yang isinya menjelaskan
bahwa dia pemah mengunjungi Eropa Timur. Saya sungguh ingin bepergian
ke sana karena saya memiliki leluhur dari Hungaria dan Ukraina.")

VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk membentuk sub kelompok, bukannya bertukar
catatan, dan suruhlah siswa mendiskusikan isi catatan mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menempelkan catatan mereka di tempat terbuka
(misalnya papan tulis, whiteboard. dsb) dan diskusikan persamaan dan
perbedaannya.

2. Siapa Saja yang Ada di Kelas?

URAIAN SINGKAT
Akivitas pembuka yang terkenal ini merupakan perburuan atau pencarian
teman sekelas, bukannya pencarian benda. Perburuan ini bisa dirancang dalam
sejumlah cara dan untuk ukuran kelas apapun. Cara ini membantu
terbentuknya semangat tim dan memungkinkan adanya gerakan flslk semenjak
awal pelajaran.

PROSEDUR
1. Susunlah 6 hingga 10 pernyataan deskriptif untuk melengkapi frase: Carilah
seseorang yang .
Sertakan pernyataan yang mengidentifikasi informasi pribadi dan/atau isi
kelas. Gunakan sebagian dari penggalan kalimat awal Ini:
Carilah seseorang yang....
menyukal _____
mengetahui apa itu _____
menganggap bahwa _____
mahir dalam hal telah_____
termotlvasi oleh _____
percaya bahwa _____
belakangan ini telah membaca buku tentang_____
berpengalaman dengan ______
tidak menyukai ______
telah mempelajari_____
memlliki usul yang balk untuk _____
memiliki sebuah ______
menginginkan atau tidak menginginkan_____
2. Bagikan pernyataan tertulis itu kepada siswa dan beri-kan perintah berikut ini:
Kegiatan ini tidak ubahnya perburuan binatang, namun yang kalian buru
adalah orang, bukan binatang. Bila saya katakan "mulai," berkelilinglah ke
seputar ruangan kelas untuk mencari siswa yang cocok dengan pernyataan-
pernyataan tertulis yang kalian pegang. Kalian bisa menggunakan masing-
masing teman untuk satu pernyataan yang cocok, sekalipun dia cocok dengan
lebih dari satu pernyataan. Bila kalian sudah menemukan yang cocok, tulislah
nama depan teman kalian itu.
3. Bila sebagian besar siswa sudah selesai, perintahkan untuk menghentikan
perburuan dan kembali ke tempat duduk masing-masing.
4. Anda mungkin perlu menawarkan hadiah penghargaan kepada .siswa yang
selesai paling duluan. Dan yang lebih penting, surveilah masing-masing butir
pernyataan semua siswa. Perintahkan siswa untuk melakukan diskusi singkat
tentang beberapa butir yang mungkin dapat menstimulasi minat terhadap topik
pelajaran.

VARIASI
1. Hindarilah persaingan dengan cara mengalokaslkan cukup waktu bagi semua
siswa untuk menyelesalkan perburuan mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menemui teman-temannya dan mencari tahu seberapa
banyak kecocokan yang bisa didapatkan oleh tiap siswa.



3. Resume Kelompok

URAIAN SINGKAT
Resume biasanya menjelaskan hal-hal yang telah dicapai individu. Resume
kelompok merupakan cara menarik untuk membantu siswa lebih mengenal
satu sama lain atau melakukan semacam pembentukan tim yang anggotanya
sudah saling mengenal. Aktivitas ini bisa sangat efektif jika resume itu sangat
relevan dengan materi pelajaran yang anda ajarkan.

PROSEDUR
1. Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok beranggotakan 3 hingga 6 siswa.
2. Katakan kepada siswa bahwa aktivitas ini akan menggali bakat mereka dan
merupakan pengalaman yang luar biasa.
3. Katakan bahwa satu cara untuk mengenali dan membanggakan sumber daya
kelas adalah dengan membuat resume kelompok. (Anda mungkin perlu
menunjukkan tugas atau kontrak imajiner yang akan ditawarkan kepada
kelas.)
4. Berikan kertas koran dan spidol kepada kelompok untuk menunjukkan resume
mereka. Resume ini harus mencantumkan informasi yang membanggakan
kelompok secara keseluruhan, data-data berikut ini bisa disertakan di
dalamnya:
Latar belakang pendidikan; sekolah yang sudah dimasuki
Pengetahuan tentang isi mata pelajaran
Pengalaman bekerja
Posisi yang diduduki
Ketrampilan
Hobi, bakat, perjalanan, keluarga
Prestasi
5. Perintahkan semua kelompok untuk rnenyajikan resume dan memaparkan
semua sumberdaya dalam keseluruhan kelompok. Berikut adalah resume yang
bisa dibuat oleh kelompok dalam pelajaran tulis-menulis bisnis:















VARIASI
1. Untuk mempercepat kegiatari tersebut, berikan garis-garis besar resume yang
telah dipersiapkan yang isinya menyebutkan informasi apa saja yang mesti
dikumpulkan
2. Perintahkan siswa untuk saling mewawancarai tentang kategori yang anda
sediakan, bukannya memlnta siswa menyusun resume sendiri.


4. Prediksi

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menyenangkan guna membantu siswa lebih rnengenal satu
sama lain. Kegiatan ini juga merupakan eksperimen berkesan menarik.

PROSEDUR
1. Bentuklah sub-sub kelompok beranggotakan 3 atau 4 siswa (yang relatif
Penulis Resume Kita
[Todd, Pat, Shawna, Eli]

TUJUAN
Menginginkan pengalaman dalam membuat dokumen profesional
dan keterampilan penyuntingan.
KUALIFIKASI
8 tahun dalam bursa tenaga kerja
Menempuh pendidikan tinggi selama 4 tahun
Pengetahuan tentang:
Kesesuaian subyek/verba
Verba aktif dan pasif
Partisip pelengkap
Penggunaan koma
Penggunaan huruf besar
Kata-katayang sering salah ucap atau membingungkan
Memiliki 2 unit computer
Akrab dengan Word Perfect dan Microsoft Word
Memiliki hobi memasak, mandi surya. berdansa, dan berbelanja
kurang akrab satu sama lain).
2. Katakan kepada siswa bahwa tugas mereka adalah memprediksi bagaimana
masing-masing siswa di dalam kelompok mereka akan menjawab pertanyaan
tertentu yang telah anda siapkan. Berikut ini adalah alternatif pertanyaannya:
1. Jenis musik apakah yang kamu sukai?
2. Apa keglatan favoritmu di kala senggang?
3. Berapa jamkah biasanya kamu tidur malam?
4. Berapa banyak saudara kandung kamu, dan kamu ini anak keberapa?
5. Di manakah kamu dibesarkan?
6. Seperti apakah kamu waktu kecil?
7. Orang tuamu punya sikap keras ataukah lembut sih?
8. Pekerjaan apa yang pemah kamu punyai?

Catatan: Pertanyaan lain bisa ditambahkan atau diku-rangi tergantung pada
siswa di dalam kelas pelajaran anda.

3. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memulai dengan menyeleksi satu orang
sebagai "subyek" pertama. Desaklah anggota kelompok untuk sedetail
mungkin dalam memprediksi subyek itu. Katakan pada mereka untuk tidak
takut dalam melakukan prediksi secara blak-blakan! Ketika membuat dugaan,
perintahkan "subyek" untuk tidak memberikan indikasi tentang ketepatan
prediksi yang dilakukan terhadap dirinya. Ketika siswa yang lain sudah
menyelesaikan prediksi mereka tentang si "subyek". si "subyek" kemudian
harus mengemukakan jawaban atas pertanyaan tentang dirinya.
4. Perintahkan agar tiap anggota kelompok melakukan giliran menjadi sasaran
prediksi.

VARIASI
1. Buatlah sejumlah pertanyaan yang mengharuskan siswa membuat prediksi
tentang pendapat dan keyakinan (bukannya informasi faktual) masing-masing.
Sebagai contoh, tanyakan: "Sifat apakah yang paling penting untuk dimliki
oleh seorang teman?
2. Hilangkan prediksi. Sebagai gantinya, perintahkan siswa. satu demi satu.
untuk menjawab pertanyaan itu segera. Kemudian, perintahkan tiap anggota
sub kelompok untuk mengemukakan fakta-fakta apa sajatentang sesama
siswayang "mengejutkan" mereka (berdasarkan kesan pertama).


5. Iklan Televisi

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan kegiatan pembukan yang baik bagi siswa yang telah mengenal
satu sama lain. Aktivitas ini dapat memunculkan semangat tim dengan cepat.

PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan tidak lebih dart 6 orang.
2. Perintahkan tirn-tim tersebut untuk membuat Iklan tv tiga puluh detik yang
menawarkan rnata pelajaran menekankan. misalnya. nilai gunanya bagi
mereka (atau bahkan bagi dunia!), tokoh-tokoh terkenal yang terkait dengan
materi pelajaran ini, dan sebagainya.
3. Iklan tersebut harus berisi slogan (misalnya.. "Dengan Ilmu Kimia, Hidup
Menjadi Lebih Baik") dan media visual (misalnya, produk kimia terkenal).
4. Jelaskan bahwa dengan membuat konsep umum dan garis-garis besar ikian
saja sudah cukup. Namun jika sebuah tim ingin memperagakan ikiannya. itu
boleh-boleh saja.
5. Sebelum masing-masing tim mulai merencanakan ikiannya, diskusikan
karakteristik dari beberapa ikian yang belakangan sedang terkenal untuk
menyemarakkan kegiatan (misalnya, gunakan karakter terkenal, humor,
perbandingan hingga persaingan, daya tarik seksual).
6. Perintahkan tiap tim untuk menyajikan gagasannya pujilah kreativltas semua
siswa.

VARIASI
1. Sebagai alternatif, perintahkan tiap tim untuk membuat ikian media cetak,
bukannya ikian TV. Atau, jika mungkin, perintahkan mereka untuk benar-
benar membuat iklan dengan menggunakan kamera video.
2. Perintahkan tim untuk mengiklankan kemampuan mereka atau sekolah
mereka, bukannya mata pelajaran.


6. Teman yang Kita Miliki

URAIAN SENGKAT
Kegiatan ini memperkenalkan gerak fisik dari awal pelajaran dan membantu
siswa lebih mengenal satu sama lain. Kegiatan ini berlangsungcepat dan
sangat menyenangkan.

PROSEDUR
1. Buatlah daftar kategori yang menurut anda cocok dalam kegiatan pengenalan
bag siswa yang anda ajar. Kategori umumnya meliputi:
Bulan kelahiran
Orang yang menyukai/tidak menyukai.....(kenali preferensi semisal, puisi,
drama. ilmu pengetahuan, atau kornputer)
Favorit (kenali segala benda atau barang, misalnya buku. lagu, atau
restoran cepat saji).
Tangan mana yang digunakan untuk menulis.
Wama sepatu.
Kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan atau opini pada
persoalan aktual (misalnya.. "Asuransi perawatan kesehatan harus bersifat
menyeluruh.")
Kita juga dapat menggunakan kategori-kategori yang terkait langsung dengan
mata pelajaran yang kita ajarkan, misalnya:
Penulis favorit
Orang yang setuju/tidak setuju.... (kenali sebuah persoalan yang terkait
dengan topik pelajaran anda).
Orang yang tahu/tidak tahu siapa atau apa (kenali orang atau konsep yang
terkait dengan topik pelajaran anda)
2. Kosongkan sebagian ruang kelas agar siswa bisa bergerak lebihi bebas.
3. Sebutkan satu kategori. Arahkan siswa untuk menempatkan secepat mungkin
orang-orang yang terkait dengan kategori yang diberikan. Sebagai contoh,
siswa yang kidal dan yang tidak kidal akan dipisah menjadi dua kelompok,
atau, mereka yang setuju dengan sebuah pernyataan akan dipisahkan dari
mereka yang tidak setuju. Jika kategorinya berisi lebih dari dua pilihan
(misalnya, bulan dari hari ulang tahun siswa), perintahkan siswa untuk
berkumpul dengan mereka yang bulan kelahirannya sama, yang dengan
demikian akan membentuk beberapa kelompok.
4. Ketika siswa telah membentuk regu yang pas, perintahkan mereka untuk
berjabat tangan dengan "teman yang mereka memiki". Perintahkan semua
untuk mengamati kira-kira berapa banyak orang dalam masing-masing
kelompok.
5. Beranjaklah segera ke kategori berikutnya. Upayakan agar siswa terus
bergerak dari satu kelompok ke kelompok lain ketika anda mengumumkan
kategori-kategori baru.
6. Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke tempat masing-masing.
Diskusikan keragaman siswa yang terungkap dari aktivitas itu.

VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk menempatkan seorang siswa yang berbeda dari
mereka. jangan yang sama. Sebagai misal, anda dapat meminta siswa
menemukan teman yang memiliki mata/kulit/rambut yang warnanya berbeda
dengan mereka. (Bilamana terdapat jumlah yang tidak sama dalam kategori
yang berbeda, ijinkan lebih dari satu orang dari satu kelompok untuk
membentuk regu dengan seorang siswa dari kelompok lain.)
2. Perintahkan siswa untuk mengajukan kategorinya.


7. Benar-benar Kian Mengenal

URAIAN SINGKAT
Sebagian besar kegiatan perkenalan merupakan peluang emas untuk berjumpa
dengan sesama siswa. Sebagai alternatifnya adalah menyusun sebuah kegiatan
di mana pasangan siswa bisa benar-benar mengenal.

PROSEDUR
1. Pasangkan siswa dengan cara yang anda kehendaki. Kriteria untuk
memasangkan siswa bisa mencakup:
Dua siswa yang belum pernah bertemu sebelumnya
Dua siswa yang tidak pemah bekerja bersama
Dua siswa yang berasal dari jurusan atau latar belakang yang berbeda
Dua siswa yang memiliki tingkat pengetahuan atau pengalaman yang
berbeda.
2. Perintahkan pasangan-pasangan yang sudah terbentuk untuk saling berkenalan
dan mengakrabkan diri selama 30 hingga 60 menit. Sarankan agar mereka
berjalan-jalan bersama, minum kopi atau soda bersama, atau jika mungkin,
untuk saling mengunjungi.
3. Berikan beberapa pertanyaan yang bisa digunakan oleh siswa untuk saling
mewawancarai.
4. Bila seluruh siswa sudah kembali berkumpul, berikan pasangan-pasangan itu
tugas untuk kerjakan bersama yang memungkinkan mereka untuk mulal
mempelajari materi pelajaran. (Lihat "Sepuluh Tugas untuk memberikan Mitra
Belajar" him 25).
5. Pertimbangkan kecocokan pasangan untuk kemudian dibentuk menjadi
kemitraan belajar jangka-panjang.

VARIASI
1. Sebagai alternatif. bentuklah trio, atau kuartet, sebagai ganti pasangan.
2. Perintahkan siswa untuk memperkenalkan pasangan masing-masing kepada
seluruh siswa di kelas.


8. Benteng Pertahanan

URAIAN SINGKAT
Seringkali, kegiatan belajar aktif akan menjadi lebih bergairah dengan
menciptakan tim-tim belajar jangka panjang yang bisa belajar bersama,
mengerjakan proyek, dan terlibat dalam kegiatan belajar bersama lainnya. Bila
ini termasuk dalam rencana anda, ada baiknya melakukan semacam kegiatan
pembentukan tim awal untuk memastikan awal yang baik. Memang banyak
kegiatan pembentukan tim yang bisa menjadi bahan pertimbangan, namun
yang berikut ini merupakan kegiatan favorit.

PROSEDUR
1. Sediakan setumpuk kartu indeks kepada tiap tim (akan lebih baik jika
memiliki ukuran berbeda dalam masing-masing tumpukan).
2. Tantanglah masing-masing tim untuk menjadi kelompok yang seefektif
mungkin dengan membentuk model tiga dimensi "Benteng Pertahanan" hanya
dari kartu indeks. Melipat dan merobek kartu diperbolehkan, namun tidak
boleh ada tambahan pasokan lain untuk melengkapi bangunan itu. Doronglah
tim untuk merencanakan penarikan mundur mereka sebelum mulai
rnembangunnya. Sediakan spidol agar tim bisa menggambari kartu dan
menghiasi bentengnya bila mereka pandang cocok.
3. Berikan waktu minimal 15 menit untuk menyelesalkannya. Jangan mendesak
atau membuat siswa terburu-buru. Penting bagi tim untuk merasakan
pengalaman keberhasilan.
4. Bila bangunan itu sudah jadi. perintahkan siswa untuk melakukan tur
penarikan mundur melalui benteng. Kunjungi tiap benteng dan perintahkan
agar anggota tim menunjukkan karya mereka dan menjelaskan seluk-beluk
bangunan yang mereka buat. Berikan tepuk tangan atas apa yang dicapal oleh
tiap tim. Jangan membuat kondisi yang menyebabkan siswa saling Bersaing
menbandingkan karya masing-masing.


VARIASI
1. Sebagai alternatif, perintahkan tim untuk membangun mouumen tim. Desaklah
mereka untuk membuat monumen yang kokoh, tinggi. dan menyenangkan
secara estetika.
2. Suruh tim untuk berkumpul kembali dan mintalah mereka untuk memikirkan
kembali pengalaman tersebut dengan menjawab pertanyaan mi: Tindakan-
tindakan apa sajakah yang agak membantu dan kurang membantn yang
kita lakukan sebagai tim dan sebagai individu ketika bekerjasama?


9. Mengakrabkan Kembali

URAIAN SINGKAT
Pada mata pelajaran yang bekelanjutan ada baiknya meluangkan waktu untuk
menghubungkan atau mengingatkan kembali siswa setelah lewat beberapa
waktu dari pelajaran yang pernah diajarkan. Aktivitas ini mempertimbangkan
sejumlah cara untuk melakukannya.

PROSEDUR
1. Sambut kembali kedatangan siswa ke dalam kelas. Jelaskan apa yang menurut
anda berharga untuk meluangkan beberapa menit guna mengakrabkan kembali
sebelum memulai pelajaran hari ini.
2. Ajukan satu atau beberapa pertanyaan berikut ini kepada siswa:
Apa yang kalian ingat tentang pelajaran kita yang lalu? Apa yang menarik
menurut kalian?
Pernahkah kalian membaca/memikirkan/mengerjakan sesuatu yang
distimulasi oleh pelajaran kita yang lalu?
Pengalaman menarik apakah yang kalian dapatkan selama mengikuti mata
pelajaran ini?
Apa yang ada di pikiran kalian sekarang (misalnya, kecemasan) yang dapat
mengganggu kemampuan kalian dalam memberikan perhatian penuh
terhadap pelajaran hari ini?
Bagaimana perasaan kalian harl in? (bisa juga disisipi canda semisal "Saya
merasa seperti buah pisang yang kelewat matang.")
(Buatlah pertanyaan anda sendlri.)
3. Mintakan jawabannya dengan menggunakan salah satu format, misalnya sub
kelompok atau memanggil pembicara berikutnya. (Lihat "Sepuluh Metoda
Untuk Mendapatkan Partisipasi Kapan Saja" pada halaman 22.)
4. Beralihlah ke topik pelajaran hari ini secara perlahan.

VARIASI
1. Lakukan wawancara tentang pelajaran yang laju.
2. Ajukan dua pertanyaan. konsep. atau beberapa informasi yang tercakup dalam
pelajaran yang lalu. Perintahkan siswa untuk memilih mana yang paling
mereka suka untuk ditinjau kembali dalam kelas.
10. Hembusan Angin Kencang

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan kegiatan pembuka yang cepat dan memberi siswa keleluasaan
untuk bergerak dan tertawa. Kegiatan ini merupakan sarana pembentuk tim
yang baik dan memungkinkan siswa untuk lebih mengenal satu sama lain.

PROSEDUR
1. Aturlah kursi secara melingkar. Perintahkan siswa untuk duduk pada salah
satu kursi. Harus ada cukup kursi bagi semua siswa.
2. Katakan bahwa jika mereka setuju dengan pernyataan anda berikutnya.
mereka harus berdiri dan berpindah ke kursi lain.
3. Berdirilah di tengah lingkaran dan katakan: "Nama saya adalah _____ dan
ANGIN KENCANG BERHEMBUS bagi semua orang yang . . ." Pilihlah
ending yang lebih pas untuk semua siswa dalam kelas, semisal "menyukai es
krim coklat."
4. Sampai di sini, setiap siswa yang menyukai eskrim coklat berdiri dan
berpindah ke kursi yang kosong. Ketika siswa berpindah, pastikan bahwa anda
menempati salah satu kursi kosong. Jika sudah, selanjutnya satu orang siswa
tidak akan mendapatkan kursi untuk duduk dan akan menggantikan anda
sebagai orang yang berdiri di tengah-tengah.
5. Perintahkan agar siswa yang baru berdiri di tengah-tengah itu menyelesaikan
kalimat tidak utuh yang sejenis. misalnya: "Nama saya adalah ____ dan
ANGIN KENCANG BERHEMBUS untuk semua orang yang ..." dengan
menambahkan ending yang baru. Ending ini bisa bernada canda (misalnya.,
"yang tidur dengan keremangan malam") atau serius (misalnya. "yang
khawatir dengan deflsit anggaran pemerintah pusat"),
6. Mainkan permainan ini dengan mempertimbangkan kesesuaian situasi.

VARIASI
1. Sediakan daftar panjang ending yang bisa digunakan oleh siswa. Sertakan
materi yang relevan dengan mata pelajaran (misalnya., "yang lebih menyukai
Macintosh ketimbang IBM") atau ketimbang pengalaman kerja atau
pengalaman hidup siswa ("yang merasa bahwa mengikuti ujian merupakan
sesuatu yang membikin stres").
2. Perintahkan agar yang berada di tengah adalah pasangan siswa. bukannya satu
orang siswa. Perintahkan mereka untuk secara bersama memilih ending yang
tepat untuk kalimat yang dilontarkan.

11. Penyusun Aturan lasar Kelas

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan metoda jajak pendapat yang memungkinkan siswa untuk
menetapkan aturan bagi perilaku mereka sendiri. Bila siswa merupakan bagian
dari proses pernbentukan tim ini, mereka lebih cenderung mendukung norma
atau aturan yang mereka tetapkan.

PROSEDUR
1. Tunjuk beberapa siswa untuk bertugas sebagai pewawancara (sesuai dengan
jumlah siswa di kelas).
2. Dalam waktu 10 hingga 15 menit. perintahkan pewawancara itu untuk
berkeliling dalam kelas, melakukan kontak dengan sebanyak mungkin sampel
siswa dalam waktu yang tersedia. Perintahkan mereka untuk mengajukan
pertanyaan berikut ini kepada anggota kelas: "Perilaku apakah yang menurut
kamu membantu atau tidak membantu yang kamu jumpai di kelas ini?"
(Sediakan sejumlah contoh jawaban untuk mengarahkan jawaban yang
dikehendaki.).
3. Pada akhir dari waktu yang disediakan, perintahkan pewawancara untuk
melaporkan temuan mereka kembali kepada kelas. (Jika dikehendaki,
cantumkan temuan-temuan itu pada papan tulis.)
4. Untuk mendapatkan gambaran tentang aturan dasar perilaku yang dikehendaki
oleh kelompok, biasanya cukup dengan hanya mendengar ungkapan-ungkapan
yang terkumpul dari siswa. Namun demikian, bukan tidak mungkin untuk
menganalisa temuan-temuan itu, mencari tahu ada tidaknya ketumpang-
tindihan dan kemudian menggabungkan daftar-daftar itu.

VARIASI
1. Sediakan daftar yang berisi beberapa kemungkinan aturan dasar. Perintahkan
siswa untuk memilih tiga aturan yang ada dalam daftar. Butir-butir berikut ini
boleh jadi cocok untuk daftar anda:
Menghormati kerahasiaan
Semua siswa berpartisipasi ketika bekerja dalam kelompok atau tim kecil.
Mematuhi waktu dimulainya pelajaran.
Memaharni perbedaan orang lain dari diri kita.
Memberi kesempatan siswa lain menyelesaikan apa yang mereka
bicarakan tanpa menginterupsinya.
Tidak merendahkan atau mencemooh.
Bicaralah untuk diri sendiri, bukannya mengung-kapkan pendapat orang
lain.
Berbicara singkat dan langsung ke pokok persoalan.
Gunakan bahasa yang peka terhadap gender.
Bersiap mengikuti pelajaran.
Jangan duduk di kursi yang sama selama berlangsungnya pelajaran.
Menghargai perbedaan pendapat.
Memberi semua siswa kesempatan untuk bicara.
Saling memahami pendapat sebelum melancarkan kritik.
2. Perintahkan kepada seluruh siswa untuk merumuskan aturan dasar partisipasi
mereka. Kemudian gunakan prosedur yang disebut mutivoting untuk sampal
pada daftar akhlr. Mulitvoting merupakan metoda untuk mengurangi daftar
butir hingga setengahnya. Setiap siswa mengusulkan sebanyak mungkin butir
sesuai yang ia inginkan; setengah dari butir-butir yang paling banyak dipilih
akan tetap berada dalam daftar. (Prosedur ini bisa diulang sesering yang
dikehendaki; setiap pilihan akan mengurangi daftar hingga setengahnya.).

Strategi Penilaian Sederhana
Strategi-strategi yang berikut ini dapat digunakan dalam kaitannya dengan
upaya pembentukan tim. Semuanya dirancang untuk membantu mempeiajari
kelas anda sembari melibatkan siswa semenjak awal. Beberapa di antara
strategi itu memunginkan anda untuk menilai hal-hal tertentu tentang siswa,
sedangkan sebagian lain cukup berguna untuk memberi anda gambaran
umum. Strategi penilaian sederhana ini terutama berguna ketika anda tidak
memliki kesempatan untuk mempelajari karakteristik siswa anda sebelum saat
dimulainya pelajaran. Strategi-strategi itu juga bisa digunakan untuk
memperkuat informasi yang anda kumpulkan sebelum dimulainya pemberian
materi pelajaran.


12. Pertanyaan Penilaian

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menarik untuk menilai kelas anda secara langsung dan
pada saat bersamaan, melibatkan siswa dari awal untuk mengenal satu sama
lain dan bekerjasama.

PROSEDUR
1. Susunlah tiga atau empat pertanyaan untuk mernpelajari seperti apa siswa
anda. Anda dapat menyertakan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal berikut
ini:
Pengetahuan mereka tentang materi pelajaran
Sikap mereka terhadap materi pelajaran
Pengalaman-pengalaman siswa yang relevan dengan materi pelajaran".
Keterampilan yang telah mereka dapatkan.
Latarbelakang mereka
Apa yang mereka butuhkan atau harapkan dari mata pelajaran ini.
Tulislah pertanyaan-pertanyaannya agar bisa didapatkan jawaban yang
konkret. Hindari pertanyaan yang terbuka. Misalnya. tanyakan: "Berapakah
dari____ yang berikut ini yang kalian ketahui?" Bukannya pertanyaan "Apa
yang kalian ketahui tentang___?"
2. Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang (trio) atau empat orang (kuartet)
(tergantung Jumlah pertanyaan yang telah anda buat, Beri setiap siswa satu
dari masing-masing pertanyaan penilaian. Mintalah dia untuk mewawancarai
siswa lain dalani kelompok dan dapatkan (serta catat) jawaban atas pertanyaan
yang diberikan kepadanya.
3. Kumpulkan kembali siswa dalam sub-sub kelompok yang telah diberi
pertanyaan yang sama. Sebagai contoh. Jika terdapat 18 siswa, buatlah
menjadi kelompok-kelompok tiga orang. 6 dari mereka akan mendapatkan
pertanyaan yang sama.
4. Perintahkan tiap sub kelompok untuk menyatukan data mereka dan
mengikhtisarkannya. Kemudian perintahkan tiap sub kelompok untuk
melaporkan kepada seluruh siswa apa yang telah mereka pelajari satu sama
lain.

VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk menyusun pertanyaan mereka sendiri.
2. Dengan mengguhakan pertanyaan yang sama. pasangkan siswa dan
perintahkan mereka untuk mewawancarai satu sama lain. (Variasi ini cocok
bila anda menangani kelas dengan jumlah siswa yang besar.)


13. Pertanyaan yang Dimiliki Siswa

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa
yang mereka dibutuhkan dan diharapkan. Cara ini memanfaatkan tehnik yang
mengundang partisipasi melalui penulisan, bukannya pembicaraan.

PROSEDUR
1. Berikan kartu indeks kosong kepada tiap siswa.
2. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki
tentang materi pelajaran atau sifat dari pelajaran yang mereka ikuti (nama
tidak. perlu dicantumkan). Sebagai contoh, seorang siswa dapat bertanya:
"Bagaimana perbedaan Aljabar II dengan Aljabar I? Atau "Apakah pada akhir
dari pelajaran ini siswa diwajibkan membuat karya tulis?"
3. Bagikan kartu tersebut ke seluruh kelompok searah jarum jam. Ketika masing-
masing kartu dibagikan kepada siswa berikutnya. dia harus membacanya dan
memberi tanda centang pada kartu itu jika berisi pertanyaan yang merupakan
persoalan yang dihadapi siswa yang membacanya
4. Ketika semua kartu siswa kembali kepada pemiliknya, tiap siswa harus
meninjau semua "pertanyaan" kelompok. Sampai di sini, kenali pertanyaan
yang menerima banyak suara (tanda centang). Berikan jawaban kepada
masing-masing pertanyaan ini dengan (a) memberlkan jawaban yang langsung
dan singkat; (b) menunda pertanyaan hingga waktu yang lebih tepat; atau (c)
mengemukakan bahwa untuk saat ini anda belum mampu menjawab
pertanyaan atau persoalan ini (janjikan jawaban secara pribadi, jika
memungkinkan).
5. Perintahkan siswa untuk berbagi pertanyaan mereka secara sukarela. sekalipun
pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda centang) paling
banyak.
6. Kumpulkan semua kartu. Kartu-kartu itu mungkin berisi pertanyaan yang
dapat anda jawab pada pelajaran atau pertemuan mendatang.


VARIASI
1. Jika kelas terlalu besar hingga waktunya tidak cukup untuk membagikan kartu
ke seluruh kelompok. bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan ikuti
instruksi yang sama. Atau. kumpulkan saja kartu-kartu tersebut tanpa
mengharuskan mereka mengedarkannya ke seluruh kelas dan merespon pada
satu sampel pertanyaan.
2. Sebagai alternatif dari pengajuan pertanyaan pada kartu indeks, perintahkan
siswa untuk menuliskan harapan dan/atau keprihatinan mereka tentang mata
pelajaran ini, topik yang mereka harapkan akan dibahas oleh anda. atau aturan
dasar untuk pertisipasi kelas yang mesti mereka dipatuhi.


14. Penilaian Instan

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang menyenangkan dan tidak mengancam untuk
mengetahui siswa anda. Anda bisa menggunakannya untuk menilai "secara
instan" latar-belakang. pengalaman, sikap, harapan dan kepedulian siswa.

PROSEDUR
1. Buatlah sekumpulan kartu "responder" untuk tiap siswa. Kartu-kartu ini bisa
berisi huruf A, B, atau C untuk pertanyaan pilihan ganda, B atau S untuk
pertanyaan benar-salah, atau penilaian angka semisal 1 sampal 5. (Jika
pembuatan kartu dirasa terlalu menyita waktu, perintahkan siswa untuk
membuat kartu sendiri di tempat masing-masing).
2. Susunlah sekumpulan peryataan yang kira-kira bisa dijawab oleh siswa dengan
salah satu kartu mereka. Berikut adalah contoh untuk tiap tipe kartu responder
yang dijelaskan tadi
Saya mengambil pelajaran ini karena
a. Diharuskan.
b. Sangat tertarik dengan pelajaran ini
c. Sepertinya mudah.
Saya khawatir kalau-kalau akan kesulitan mengikuti pelajaran ini. Benar
atau salah?
Saya yakin bahwa pelajaran ini akan bermanfat bagi saya di masa depan.
1________2________3________4________5
Sangat tidak Sangat
Setuju Setuju
Anda dapat membuat pernyataan-pernyataan serupa tentang pengetahuan,
sikap, dan pengalaman siswa.
3. Bacalah peryataan pertama dan perintahkan siswa untuk menjawab dengan
memegang kartu pilihan mereka.
4. Nilailah dengan cepat tanggapan siswa. Perintahkan sejumlah siswa untuk
mendiskusikan alasan pilihan mereka.
5. Lanjutkan dengan pernyataan-pernyataan yang tersisa.
VARIASI
1. Sebagai ganti penggunaan kartu. perintahkan siswa untuk berdiri ketika
pilihan mereka diumumkan.
2. Gunakan sistem tunjuk jari, namun tambahkan unsur yang menarik dengan
meminta siswa untuk mengangkat kedua tangan bila mereka sangat setuju
dengan sebuah jawaban.


15. Sampel Perwakilan

URAIAN SINGKAT
Adakalanya jumlah siswa dalam kelas sedemikian banyaknya dan mustahil
untuk segera memahami siapa saja mereka ini. Prosedur ini memungkinkan
anda untuk menarik sampel perwakilan siswa dari seluruh kelas dan
mengetahuinya dengan mewawancarai mereka di depan kelas

PROSEDUR
1. Jelaskan bahwa anda ingin mengenal semua siswa di kelas, namun tugas ini
akan memakan banyak waktu.
2. Ingat bahwa cara yang lebih cepat untuk melakukannya adalah dengan
membentuk sampel kecil siswa yang mewakili sejumlah keragaman di kelas.
3. Jelaskan beberapa hal yang membedakan siswa. Perintahkan agar anggota
pertama dari "sampel perwakilan kelas" untuk menjadi relawan siswa (siswa
yang ditunjuk untuk diberi tugas). Bila siswa itu mengangkat tangan, ajukan
beberapa pertanyaan untuk mengetahui siswa Itu dan memahami harapan,
ketrampllan, pengalaman, latarbelakang, pendapatnya.
4. Setelah mendengar jawaban dari relawan pertama, perintahkan relawan kedua
yang berbeda dalam beberapa hal dari relawan pertama.
5. Teruskan meminta beberapa siswa untuk menjadi relawan (anda yang
memutuskan jumlahnya) yang berbeda dari mereka yang telah diwawancarai
sebelumnya.

VARIASI
1. Tatalah meja dan kursi agar cocok untuk diskusi panel. Perintahkan tiap
anggota sampel perwakilan untuk bergabung dalam panel setelah dia
diwawancarai. Bila panel telah lengkap, ajukan pertanyaan panel secara
keseluruhan tentang harapan, ketrampilan, pengalaman kerja. latarbelakang.
pendapat mereka dan/atau perintahkan siswa yang lain untuk juga mengajukan
pertanyaan.
2. Perintahkan siswa lain untuk menemui anda di luar kelas dan di pertemuan
berikutnya agar anda bisa lebih mengenalnya. Jika memungkinkan, lakukan
penggiliran pertemuan agar anda bisa bertemu dengan semua siswa.


16. Persoalan Pelajaran

URAIAN SINGKAT
Siswa biasanya memiliki persoalan terhadap pelajaran yang mereka ikuti
untuk pertamakalinya, khususnya jika pelajaran ini menggunakan cara belajar
aktif. Aktivitas ini memungkinkan diungkapkan dan didiskusikannya
persoalan-persoalan tersebut secara bebas tapi sopan.

PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa mereka mungkin memiliki persoalan dengan
materi pelajaran. Persoalan itu boleh jadi mencakup hal-hal berikut ini:
Seberapa sulit atau seberapa lamakah tugas-tugasnya nanti
Bagaimana cara berpartisipasi secara bebas dan nyaman
Bagaimana siswa akan berperan dalam kelompok kecil.
Seberapa siapkah gurunya.
Akses terhadap materi bacaan.
Jadwal mata pelajaran.
2. Buatlah daftar wilayah persoalan ini di papan tulis. Dapatkan persoalan lain
dari siswa.
3. Susunlah prosedur pemungutan suara yang memungkinkan siswa untuk
memilih tiga atau empat persoalan umum yan palig umum dihadapi
4. Bentuklah kelas menjadi tiga atau empat sub kelompok. Perintahkan tiap
kelompok untuk menjabarkan salah satu persoalan yang dihadapi. Perintahkan
mereka untuk sejelas mungkin dalam memaparkannya.
5. Perintahkan sengap kelompok untuk mengikhtisarkan diskusinya untuk
seluruh kelas. Mintalah reaksi atau tanggapan mereka.

VARIASI
1. Perintahkan kelompok untuk memikirkan beberapa solusi yang menurut
mereka bisa dilakukan oleh siswa ataupun guru untuk mengatasi persoalan
mereka.
2. Sebagai alternatif dari diakhrinya kegiatan dengan laporan kelompok, buatlah
diskus panel atau terbuka (baca "Sepuluh Metoda untuk Mendapatkan
Partislpasi Kapanpun," pada halaman 22.)

Strategi Pelibatan Belajar Langsung
Cara lain untuk menjadikan siswa aktif dari awal adalah dengan menggunakan
strategi-strategi berikut. Strategi itu dirancang untuk mengenalkan siswa
terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin
tahu, dan merangsang mereka untuk berfikir. Siswa tidak bisa berbuat apa-apa
jika pikiran mereka - atau jika "komputer" mereka - tidak di"on"kan! Banyak
guru yang membuat kesalahan dengan mengajar terlalu awal - yakni sebelum
siswa merasa terlibat dan siap secara mental. Penggunaan beberapa Strategi
berikut ini akan mengoreksi kecenderungan ini.

17. Berbagi Pengetahuan Secara Aktif

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara bagus untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran
yang anda ajarkan. Anda juga dapat menggunakannya untuk menilaiungkat
pengetahuan siswa sembari melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini
cocok pada segala ukuran kelas dan dengan niateri pelajaran apapun.

PROSEDUR
1. Sediakan daftar pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran yang akan
anda ajarkan. Anda dapat menyertakan beberapa atau semua dari kategori-
kategori berikut ini:
Kata-kata untuk didefinisikan (misalnya. "Apa arti arnblvalen?)
Pertanyaan pilihan ganda mengenal fakta atau konsep (misalnya. Tes
psikologi baru absah jlka ia (a) secara konsisten mengukur atribut dan (b)
mengukur apa yang memang hendak ia ukur.")
Orang yang hendak diidentifikasi (misalnya, "Siapakah George
Washington Carver?")
Pertanyaan-pertanyaan tentang tindakan yang bisa diambil oleh
seseorang dalam situasi tertentu (misalnya, "Bagaimana anda
mendaftarkan diri untuk mendapatkan hak pilih?").
Kailmat tidak lengkap (misalnya, "_____ mengidentifikasi kategori dasar
dari tugas yang dapat kailan kerjakan menggunakan:program computer
Sebagai contoh, seorang guru sejarah dapat mernulai pengajarannya tentang
abad ke-20 dengari membagikan kuis berikut ini:
a. Apa yang terjadi dalam tahun-tahun berikut ini: 1928, 1945, 1965, 1998.?
b. Kenali nama-nama berikut ini:
Mussolini
Chamberlain
Trotsky
Mao
McCarthy (Joseph dan Eugene)
c. Menurut pendapat kalian, peristiwa terpenting apakah yang terjadi dalam
abad ke-20?
2. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sebaik yang
mereka bisa.
3. Kemudian perintahkan mereka untuk menyebar di dalam ruangan, mencari
siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang mereka sendiri tidak tahu cara
menjawabnya. Doronglah siswa untuk saling membantu.
4. Perintahkan mereka untuk kembali ke tempat semula dan bahaslah jawaban
yang mereka dapatkan. Isilah jawaban yang tak satupun siswa bisa
menjawabnya. Gunakan informasi ini sebagai cara untuk memperkenalkan
topik-topik penting dalam mata pelajaran anda.

VARlASI
1. Berikan satu lembar kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan mereka untuk
menuliskan satu informasi yang menurut mereka akurat tentang materi yang
diajarkan. Suruhlah mereka untuk berpencar di dalam kelas, berbagi pendapat
tentang apa yang mereka tuliskan pada kartu tersebut. Doronglah mereka
untuk menuilskan informasi baru yang dikumpulkan oleh siswa lain. Bila
mereka, sudah kembali ke kelompok masing-masing, bahaslah informasi yang
berhasil dikumpulkan.
2. Gunakan pertanyaan opini, bukannya pertanyaan faktual. atau gabungkan
pertanyaan faktual dengan pertanyaan opini.

18. Merotasi Pertukaran Pendapat Kelompok Tiga Orang

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara terperinci bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan
dengan sebagian (dan biasanya memang tidak semua) teman sekelas mereka.
Pertukaran pendapat ini bisa dengan mudah diarahkan kepada materi yang
akan diajarkan di kelas.

PROSEDUR
1. Susunlah beragam pertanyaan yang dapat membantu siswa memulai diskusi
tentang isi materi pelajaran. Gunakan pertanyaan yang tidak memiliki jawaban
benar-salah.
Sebagai contoh, seorang guru Bahasa Inggris boleh jadi akan bertanya:
Apa. yang kalan sukai tentang drama Shakespeare? Kalau, kalian tidak
menyukainya, kenapa?
Mengapa. Shakespeare dianggap sebagai salah. satu. dramawan terbesar
sepanjang waktu?
Pilih salah satu dan drarnawan atau sineas abad ke-19 atau ke-20.
Bagaimana kalian membandingkannya dengan Shakespeare?
2. Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang (trio). Aturlah kelompok trio
tersebut di dalam ruang kelas agar masing-masing bisa melihat dengan jelas
trio yang di sisi kanan dan di sisi kirinya, Formasi kelompok-kelompok trio itu
secara keseluruhan bisa berbentuk bundar atau persegi.
3. Berikan tiap trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama untuk
masing-masing trio) untuk dibahas. Pilihlah pertanyaan yang paling ringan
yang telah anda susun untuk memulai pertukaran pendapat kelornpok-
kelompok trio itu, Anjurkan agar tiap siswa di dalam kelompok mendapat
giliran menjawab pertanyaan.
4. Setelah diskusi berjalan dalam waktu yang cukup, perintahkan masing masing
kelompok untuk memberikan angka 0,1. atau 2 kepada tiap-tiap anggotanya.
Arahkan siswa yang benomor 1 untuk berpindah ke kelompok trio satu searah
jarum jam. Perintahkan siswa yang bernomor 2 untuk berpindah ke kelompok
trio dua searah jarum jam. Perintahkan siswa yang bemomor 0 (nol) untuk
tetap di ternpat duduknya karena ia adalah anggota tetap dan kelompok trio
mereka. Suruh mereka mengangkat tangan tinggi-tinggi sehingga siswa yang
telah berpindah bisa menemukan mereka. Hasilnya adalah komposisi
kelompok trio yang sepenuhnya baru.
5. Mulailah pertukaran pendapat baru dengan pertanyaan baru. Naikkan tingkat
kesulitan atau "tingkat ancaman" dari pertanyaan manakala anda memulai
babak baru.
6. Anda bisa merotasi trio-trio itu sebanyak pertanyaan yang anda miliki dan
waktu diskusi yang tersedia. Gunakan selalu prosedur rotasi yang sama.
Sebagai contoh, pada pertukaran trio sebanyak tiga rotasi, tiap siswa akan
bertemu dengan enam siswa yang lain.

VARIASI
1. Setelah masing-masing babak pertanyaan. Segeralah meminta jawaban dari
seluruh kelompok sebelum merotasi siswa ke kelompok trio baru.
2. Gunakan pasangan atau kuartet sebagai alternatif dari trio.


19. Kembali ke Tempat Semula

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang cukup dikenal untuk menyertakan gerakan fisik pada
awal pelajaran. Strategi ini cukup fleksibel untuk digunakan pada beragam
akuvitas yang dirancang untuk menstimulir minat awal terhadap mata
pelajaran anda.

PROSEDUR
1. Tempelkan sejumlah tanda di seluruh dinding kelas. Anda dapat menggunakan
dua tanda untuk menciptakan pilihan dikotomis atau beberapa tanda untuk
menyediakan lebih banyak pilihan.
2. Tanda-tanda ini bisa menunjukkan beragam preferensi:
Topik atau keterampilan yang menarik bagi siswa (misalnya, pengolahan
kata, penyimpanan data).
Pertanyaan tentang materi pelajaran (misalnya, "Bagaimana cara kerja
mesin turbo?")
Beberapa solusi yang berbeda terhadap persoalan yang sama (misalnya,
hukuman mati versus hukuman seumur hidup)
Nilal-nilai yang berbeda (misalnya, uang, ketenaran, keluarga)
Karakteristik atau gaya kepribadian yang berbeda (misalnya, auditori,
visual, kinestetik)
Berbagai penulis atau orang-orang terkenal di bidangnya (misalnya,
Thomas Jefferson, Franklin Delano Roosevelt, John F. Kennedy)
Kutipan peribahasa, atau pasal di dalam naskah yang berbeda (misalnya.
"Hormatilah Ibu dan Ayahmu" versus "Hak Bertanya")
3. Perintahkan siswa untuk melihat tanda-tanda tersebut dan memilih salah
satunya. Sebagai contoh, beberapa siswa mungkin lebih tertarik pada
pengolahan kata ketimbang penataan data Suruh mereka menunjukkan
preferensi (kelebihsukaan) dengan beranjak menuju tempat di ruang kelas di
mana tanda pilihan mereka ditempelkan.
4. Perintahkan sub-sub kelompok yang telah terbentuk untuk mendiskusikan
alasan mereka menempatkan diri pada tanda yang mereka pilih. Mintalah
perwakilan dari tiap kelompok untuk mengikhtisarkan alasan mereka.

VARIASI
1. Pasangkan siswa yang preferensinya berbeda dan perintahkan mereka untuk
memperbandingkan pandangan mereka. Atau buatlah panel diskusi dengan
perwakilan dari tiap kelompok preferensi.
2. Perintahkan tiap kelompok preferensi untuk membuat presentasi, membuat
ikian atau menyiapkan sebuah lakon atau drama singkat yang memperagakan
preferensi mereka.


20. Menyemarakkan Suasana Belajar

URAIAN SINGKAT
Sebuah kelas bisa dengan cepat mewujudkan iklirn belajar informal yang
santai dengan meminta siswa menggunakan humor kreatif tentang materi
pelajaran yang tengah diajarkan. Strategi ini tidak hanya akan membuat siswa
berhumor ria, namunjuga berfilkir.

PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa anda ingin melakukan latihan pembuka yang
menyenangkan dengan mereka sebelum beranjak ke hal-hal serius dalam
materi yang diajarkan.
2. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka tugas yang secara
gamblang meminta mereka membuat sesuatu yang lucu pada topik, konsep
atau persoalan penting dalam materi yang anda ajarkan.
3. Contohnya antara lain:
Pemerintah: Buatlah uraiah tentang pemerintahan yang paling kejam
sekaligus paling bobrok yang bisa kita bayangkan.
Matematika: Susunlah sebuah daftar berisi cara-cara penghitungan
matematis yang paling tidak efisien
Kesehatan: Buatlah menu makanan yang sama sekali tidak bergizi.
Tehnik: Buatlah disain jembatan yang gampang ambruk.
4. Perintahkan sub-sub, kelompok untuk menyajikan "kreasi" mereka. Beri tepuk
tangan.
5. Tanyakan: "Apa yang kalian pelajari tentang materi pelajaran kita dari latihan
ini?"

VARIASI
1. Pengajar dapat membuat lelucon tentang materi pelajaran dengan kreasinya
sendiri.
2. Buatlah pretest pilihan ganda tentang materi yang akan anda ajarkan.
Tambahkan humor pada butir pilihan gandanya. Untuk tiap pertanyaan,
perintahkan siswa untuk memilih jawaban yang menurut mereka merupakan
jawaban yang tidak mungkin benar.


21. Bertukar Pendapat

URAIAN SINGKAT
Kegiatan ini bisa digunakan untuk menstimulasi keterlibatan siswa dalam
pelajaran yang akan anda sampaikan. Kegiatan ini juga mengingatkan siswa
untuk mendengarkan secara cermat dan membuka diri terhadap bermacam
pendapat.

PROSEDUR
1. Berikan label nama kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan
nama mereka pada label dan mengenakannya.
2. Perintahkan siswa untuk berpasangan dan memperkenalkan diri kepada siswa
lain. Kemudian perintahkan pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi
pendapat tentang jawaban atas pertanyaan atau pernyataan provokatif yang
memancing opini mereka tentang persoalan seputar materi yang anda ajarkan.
Contoh pertanyaannya adalah: "Apa batasan bagi imigrasi asing?"
Contoh pernyataannya adalah: "Injil merupakan kitab suci."
3. Ucapkan, "kerjakan sekarang", dan arahkan siswa untuk bertukar label nama
atau tanda pengenal mereka dengan pasangannya dan kemudian menemui
siswa lain. Perintahkan siswa, bukannya untuk memperkenalkan diri.
melainkan berbagi pendapat dari siswa yang merupakan pasangan sebelumnya
(yakni siswa yang label/tanda pengenalnya ia kenakan sekarang.)
4. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk berganti label nama lagi dan mencari
siswa lain untuk diajak bicara," dan berbagi pendapat dari siswa yang tanda
pengenalnya la kenakan sekarang.
5. Lanjutkan proses itu hingga sebagian besar siswa telah saling bertemu.
Kemudian katakan kepada tiap siswa untuk mendapatkan kembali label
namanya sendiri.

VARIASI
1. Gunakan proses pertukaran label nama ini sebagai pengantar pergaulan dengan
menginstruksikan siswa untuk bertukar informasi latarbelakang mereka
sendiri, sebagai ganti pertukaran pendapat tentang pertanyaan atau pernyataan
provokatif.
2. Hilangkan pertukaran label nama. Sebagai gantinya, perintahkan siswa untuk
terus menemukan siswa lain, dan mendengarkan selalu pertanyaan atau
pernyataan yang anda berikan.


22. Benar atau Salah?

URAIAN SINGKAT
Aktivitas kerjasama ini juga segera menstlrnulasi keterlibatan tcrhadap
pengajaran yang anda lakukan. Kegiatan ini meningkatkan pembentukan tim.
pertukaran pendapat, dan pembelajaran langsung.

PROSEDUR
1. Susunlah sebuah daftar pernyataan yang terkait dengan materi pelajaran anda,
yang setengahnya benar dan setengahnya salah. Sebagai contoh, pernyataan
"Mariyuana bisa menimbulkan kecanduan" adalah benar. dan pernyataan,
"Alkohol merupakan obat perangsang" adalah salah; Tuils tiap pernyataan
pada kartu indeks yang terpisah. Pastikan jumlah kartunya sesuai dengan
jumlah siswa yang hadir. (Jika siswa yang hadir jumlahnya ganjil, pilihliah
satu kartu untuk anda sendiri.)
2. Bagikan satu kartu untuk satu siswa. Katakan kepada siswa bahwa misi
mereka adalah menentukan kartu mana yang benar (berisi pernyataan benar)
dan mana yang salah. Jelaskan bahwa mereka bebas memilih cara apapun
yang mereka inginkan dalam menyelesaikan tugas ini.
3. Bila para siswa sudah selesai, perintahkan agar setiap kartu dibaca dan
mintakan pendapat siswa tentang benar atau salahkah pernyataan tersebut.
Beri kesempatan munculnya pendapat minoritas.
4. Berikan umpan balik tentang masing-masing kartu, dan catat cara-cara siswa
dalam bekerjasama menyelesaikan tugas ini.
5. Tunjukkan bahwa dalam pelajaran ini diperlukan keterampilan tim yang
positif karena hal ini menunjukkan kegiatan belajar yang sifatnya aktif.

VARIASI
1. Sebelum dimulainya kegiatan, rekrutlah beberapa siswa sebagai pengamat.
Mintalah agar mereka memberikan umpan balik tentang kualitas kerja tim
yang berlangsung.
2. Sebagai ganti pernyataan faktual, buatlah daftar opini dan tempatkan tiap opini
pada sebuah kartu indeks. Bagikan kartu tersebut dan mintalah siswa agar
berupaya mencapai mufakat tentang reaksi mereka terhadap tiap opini.
Mintalah mereka supaya menghargai pendapat minoritas.


23. Bertanggung jawab terhadap Matapelajaran

URAIAN SINGKAT
Rancangan ini memberi peluang bagi siswa untuk memikirkan dan mengakui
tanggungjawab Individual mereka dalam kegiatan belajar aktif di kelas

PROSEDUR
1. Buatlah salinan dari kontrak berikut ini:
Saya memahami bahwa dalam pelajaran ini saya akan mempelajari tentang -
(diisi dengan matapelajaran). Tujuan dari mata pelajaran ini adalah - (diisi
dengan tujuan anda). Saya berpegang pada tujuan ini dan akan berupaya keras
mengerjakan hal-hal berikut ini:
Menggunakan waktu saya di kelas untuk mendukung tujuan ini melalui
partisipasi dalam kegiatan.
Bertanggungjawab atas kegiatan belajar saya sendiri dan tidak akan
menunggu siapapun untuk memovasi saya.
Membantu siswa lain memaksimalkan belajar mereka dengan
mendengarkan apa yang harus mereka katakan dan menawarkan tanggapan
positif.
Memikirkan, meninjau, dan menerapkan apa yang telah saya pelajari di
luar kelas.
Tanda tangan Tanggal
2. Berjanilah bersama-sama siswa untuk melakukan apapun semampu kita guna
menjadikan mata pelajaran ini sebagai pengalaman belajar yang efektif.
3. Bagikan salinan kontrak atau perjanjian itu dan mintalah mereka supaya
membacanya. Jelaskan bahwa anda tidak bisa menjamin pencapaian tujuan
mata pelajaran tanpa upaya dan komitmen mereka untuk belajar aktif.
Perintahkan mereka untuk mempertimbangkan ke-seriusan bekerjasama
dengan mau,menandatangani kontrak tertulis itu.
4. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan berfikir. Jelaskan bahwa siswa harus
mematuhi kontrak yang mereka tandatangani. Pasrahkan kepada siswa apakah
mereka akan menandatanginya atau tidak.

VARIASI
1. Sediakan pernyataan tertulis tentang tanggungjawab anda dalam pelajaran ini.
Pertimbangkan beberapa dari hal-hal berikut ini:
Dengarkan secara aktif apa yang mesti dikatakan siswa.
Bersikaplah mendukung upaya siswa untuk mengambil resiko belajar.
Variasikan metoda mengajar anda.
Mulai dan akhirilah pelajaran secara tepat waktu.
Bagikan materi atau buku ajar yang mudah dibaca.
Bersikaplah terbuka terhadap pendapat siswa.
Sediakan instrumen visual.
2. Perintahkan siswa untuk mengemukakan apa yang mereka harapkan tentang
perilaku anda sebagai pengajar.

Bagaimana Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Ketrampilan, dan Sikap
Secara Aktif

Jika strategi-strategi yang disajikan dalam bagian sebelumnya merupakan
"hidangan pembuka" untuk kegiatan belajar aktif. strategi-strategi yang akan
segera diperkenalkan kepada anda merupakan "entri"-nya. Pendidikan di
segala jenjang pada umumnya dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan.
ketrampilan, dan sikap. Pembelajaran kognitif (pengetahuan) mencakup
pemerolehan informasi dan konsep. Pembelajaran ini tidak hanya berkenaan
dengan pemahaman bahan ajar, namun juga dengan analisis dan penerapannya
pada situasi baru. Pembelajaran perilaku (ketrampilan) mencakup
pengembangan kompetensi pada kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas,
memecahkan masalah. dan mengungkapkan pendapat. Pembelajaran afektif
(sikap) mencakup pengkajian dan penjelasan tentang perasaan dan preferensi.
Siswa dilibatkan dalam menilai diri mereka sendiri dan hubungan pribadi
mereka terhadap materi pelajaran. Bagaimana pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang didapatkan bisa menimbulkan segenap perbedaan pada diri
mereka? Akankah ini dilakukrn secara pasif ataukah aktif?
Pembelajaran aktif atas informasi, ketrampilan, dan sikap berlangsung
melalui proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam
sikap mencari bukan sekadar menerima (reaktif). Dengan kata lain, mereka
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mereka
atau pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri. Mereka
mengupayakan pemecahan atas permasalahan yang diajukan oleh guru.
Mereka tertarik untuk mendapatkan informasi atau menguasai ketrampilan
guna'menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka. Dan mereka
dihadapkan pada persoalan yang membuat mereka tergerak untuk mengkaji
apa yang mereka nilai dan yakni. Semua ini terjadi bila siswa dilibatkan dalam
tugas dan kegiatan yang secara halus mendesak mereka untuk berfikir,
bekerja, dan merasa. Kita dapat membuat jenis-jenis kegiatan ini dengan
menggunakan banyak strategi yang akan kita jumpai dalam bahasan ini.
Bahasan ini dibagi menjadi beberapa bagian:

KEGIATAN BELAJAR DALAM SATU KELAS-PENUH
Bagian ini membahas cara-cara untuk menjadikan pengajaran yang dibimbing
oleh guru lebih interaktif. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk
menyajikan informasi dan gagasan yang melibatkan siswa secara metal.

MENSTIMULASI DISKUSI
Bagian ini menggali cara-cara untuk mengidentifkkan dialog dan debat
tentang persoalan-persoalan utama, dalam materi yang anda ajarkan. Anda
akan menjumpai sejumlah strategi yang mendorong partisipasi aktif dan
menyeluruh dari siswa

PENGAJUAN PERTANYAAN
Bagian ini membahas cara membantu siswa agar mau mengajukan pertanyaan.
Anda akan menjumpai strategi-strategi yang memungkinkan siswa
merumuskan pertanyaan yang diajukan yang menjelaskan apa.yang telah anda
ajarkan kepada mereka.

BELAJAR BERSAMA
Bagian ini menyajikan cara-cara untuk merancang tugas belajar yang
dikerjakan oleh siswa dalam kelompok kecll. Anda akan menjumpai strategi-
strategi yang mendorong kerjasama dan saling ketergantungan di antara siswa.

PENGAJARAN SESAMA SISWA
Bagian ini membahas cara-cara yang memungkinkan siswa untuk mengajar
satu sama lain.

BELAJAR SECARA MANDIRI
Bagian ini terkait dengan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa secara
individual dan pribadi. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk
rneningkatkan tanggungjawab siswa dalam menerapkan cara belajar mereka
sendiri.

PEMBELAJARAN AFEKTIF
Bagian ini membahas peritang siswa dalam memahami perasaan. nilai-nilai
dan sikap mereka. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk memfasilitasi
pemahaman diri dan penjelasan nilai.

PENGEMBANGAN KETRAMPILAN
Bagian ini membahas tentang ketrampilan mempelajari dan mempraktikkan
baik teknis maupun non-teknis. Anda akan menjumpai strategi-strategi untuk
memacu perkembangan ketrampilan awal dan penerapannya.


Kegiatan Belajar dalam Satu Kelas-Penuh
Strategi di bagian ini dirancang untuk memajukan pengajaran satu kelas
penuh. Seperti yang akan anda baca penyampaian pelajaran dengan metoda
ceramah pun bisa dijadikan aktif dengan memanfaatkan berbagai macam
tehnik. Anda juga akan menjumpai cara-cara untuk mengkritisi tayangan
video dan penampilan pre-senter tamu. Terakhir, anda akan menjumpai cara-
cara baru untuk mengajarkan konsep dan gagasan yang sulit sehingga siswa
bisa memahaminya secara maksimal


24. Pikiran yang Penuh Tanya Selalu Ingin
Mengetahui

URAIAN SINGKAT
Tehnik sederhana ini menstimulasi rasa ingin tahu siswa dengan mendorong
mereka untuk memikirkan tentang sebuah topik atau pertanyaan. Siswa lebih
cenderung mengingat suatu pengetahuan tentang materi pelajaran yang belum
pernah dibahas sebelumnya jika mereka dilibatkan semenjak awal dalam
pengalaman kegiatan belajar satu kelas penuh.

PROSEDUR
1. Ajukan pertanyaan yang njelimet untuk menstimulasi keingintahuan tentang
mata pelajaran yang hendak anda bahas. Pertanyaannya haruslah
merupakan pertanyaan yang menurut anda ada beberapa siswa yang
mengetahui jawabannya.
Berikut adalah beberapa contohnya:
Pertanyaan. sehari-hari ("Mengapa kita mesti membayar pajak
penghasilan?")
Cara melakukan ("Menurut pakar, seperti apakah cara-cara terbaik untuk
mengawetkan mumi?")
Definisi ("Apa lubang hitam Itu?)
Judul ("Menurut kalian, karya dramanya Ibsen, A Doll's House, berkisah
tentang apa?)
Cara kerja ("Apa yang menjadikan mobil bisa ber-jalan?").
Akibat ("Menurut kalian, bagaimana akhir dari alur cerita ini? "Bagaimana
pemecahan atas masalah ini?").
2. Doronglah siswa untuk berpikir dan membuat dugaan umum. Gunakan frase
semisal, "Coba tebak" atau "Coba jawab".
3. Jangan buru-buru memberikan tanggapan. Tampung dulu semua dugaan
siswa. Ciptakan rasa penasaran tentang jawaban yang "sesungguhnya."
4. Gunakan pertanyaan itu untuk mengarahkan siswa kepada apa yang hendak
anda ajarkan. Sertakan jawaban atas pertanyaan anda dalam penyajian materi
anda. Anda perlu memastikan bahwa siswa lebih menaruh perhatian dibanding
biasanya.

VARIASI
1. Pasangkan siswa dan perintahkan mereka untuk secara kolektif membuat
dugaan.
2. Sebagai ganti pertanyaan katakan kepada siswa apa yang hendak anda ajarkan
dan mengapa hal Itu menarik. Cobalah untuk menghangatkan tahap
pengenalan ini dengan cara seperti mengiklankan sebuah film yang akan
segera ditayangkan.


25. Tim Pendengar

URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara untuk membantu siswa agar tetap fokus dan jeli
selama berlangsungnya pengajaran berbasis ceramah. Tim pendengar
merupakan kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab untuk
mengklarifikasi materi pelajaran.

PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi empat tim, dan berikan tim-tim tersebut tugas berikut:
Tim Peran Tugas
1 Penanya Setelah pengajaran berbasis-ceramah, ajukan
setidaknya dua pertanyaan tentang materi
yang dibahas.
2 Penyetuju Setelah pengajaran berbasis-ceramah,
katakan hal-hal mana yang mereka setujui (atau
dirasa membantu) dan jelaskan alasannya.
3 Pembantah Setelah pengajaran berbasis-ceramah, beri
komentar tentang hal mana yang tidak mereka
setujui (atau tidak banyak membantu) dan jelaskan
alasannya.
3. Pemberi contoh Setelah pengajaran berbasis-ceramah, berilah
contoh dan materi atau pelajaran penerapan kusus.
2. Sajikan pengajaran berbasis ceramah anda. Setelah selesai, berikan waktu bagi
tim untuk menyelesaikan - tugasnya.
3. Perintahkan tiap tim untuk menanyakan. menyetujui dan sebagainya. Anda
mesti mendapatkan lebih banyak partisipasi siswa ketimbang yang anda
bayangkan.

VARIASI
1. Buatlah peran lain. Sebagai contoh. perintahkan sebuah tim untuk
mengikhtisarkan pengajaran berbasis-ceramah. atau mintalah sebuah tim
untuk membuat pertanyaan yang menguji pemahaman siswa tentang materi
pelajaran.
2. Ajukan pertanyaan-pertanyaannya terlebih dahulu, yang mana jawabannya
akan ditemukan dalam penyajian materi pelajaran. Perintahkan siswa untuk
mendengarkan dengan cermat guna mendapatkan jawabannya. Tim yang dapat
menjawab sebagian besar pertanyaan akan menang.


26. Membuat Catatan dengan Bimbingan

URAIAN SINGKAT
Dalam tehnik yang populer ini, anda menyediakan formulir atau lembar yang
telah dipersiapkan. Lembar ini menginstruksikan siswa untuk membuat
catatan sewaktu anda mengajar. Gerak fisik yang minimal seperti ini pun akan
lebih melibatkan siswa ketimbang jika kita sekadar menyediakan buku
pegangan yang lengkap. Ada bermacam metoda untuk membuat catatan secara
terarah. Yang paling sederhana di antaranya adalah mengisi bagian-bagian
yang kosong.

PROSEDUR

1. Siapkan sebuah catatan yang mengikhtisarkan hal-hal utama pada penyajian
materi pelajaran anda.
2. Sebagai ganti menyediakan teks secara lengkap, kosongkan bagian-bagian di
dalamnya, dan untuk selanjutnya diisi oleh siswa.
3. Beberapa cara dalam melakukannya antara lain:
Sediakan sejumlah istilah dan definisinya, bIarkan istilah atau definisinya
kosong. ________: merupakan bentuk segilima, Oktagon: ________
Kosongkan satu atau beberapa poin.
Peran Majelis Perwakilan Roma
a. Menerapkan. undang-undang dan ketetapan yang dibuat oleh konsul
b. ________________________
c. Menerima duta besar luar negeri.
d. ________________________
Kosongkan kata-kata kunci dalam paragraf pendek.
Di masa kini, manajer seringkali menghadapi permasalahan semisal
rendahnya ________, tingginya________, dan________ kualitas
pelayanan. Solusi manajemen tradisional seringkali cenderung
seperti________ ________, untuk menghasilkan________ persoalan baru
untuk satu persoalan yang sudah dipecahkan.
4. Bagikan lembar kerja kepada siswa. Jelaskan bahwa anda memang sengaja
mengosongkan beberapa bagian kalimat untuk membantu mereka
mendengarkan secara aktif terhadap apa yang anda ajarkan.

VARIASI
1. Siapkan lembar kerja yang memuat sub-sub topik utama dari materi yang anda
ajarkan. Kosongkan sejumlah bagian kalimat untuk membantu pembuatan
catatan. Hasilnya akan tampak seperti ini:
Empat Jenis Masyarakat yang Tidak Adil Menurut Socrates
Timokrasi:
Oligarki:
Demokrasi:
Tirani:
[Opsionol: Setelah pemberian pelajaran, beri siswa salinan kedua dari lembar
catatan yang beberapa bagiannya dikosongkan. Tugaskan mereka untuk
mengisi bagian yang kosong itu tanpa melihat catatan.]
2. Buatlah penyajian materi pelajaran anda menjadi beberapa bagian. Perintahkan
siswa untuk mendengarkan dengan cermat sewaktu anda berbicara, namun
jangan membuat catatan. Sebagai gantinya, perintahkan mereka untuk menulis
catatan selama jeda waktu dalam penyajian materi pelajaran berbasis-ceramah.

27. Mata Pelajaran Ala Permainan Bingo

URAIAN SINGKAT
Pelajaran bisa menjadi tidak menjemukan dan siswa akan leblh menaruh
perhatian jika anda menjadikannya dalam bentuk permainan bingo. Di sini,
poin utamanya didiskusikan sewaktu siswa bermain bingo.

PROSEDUR
1. Lakukan penyajian materi pelajaran berbasis-ceramah dengan 9 poin utama.
2. Susunlah kartu Bingo yang berisi poin-poin ini dalam 3X3 tumpukan.
Tempatkan satu poin yang berbeda pada tiap kotak. Jika anda memiliki kurang
dari 9 poin utama, kosongkanlah beberapa kotak.
3. Buatlah beberapa kartu Bingo tambahan dengan poin utama yang sama.
namun tempatkan poin-poin itu dalam kotak yang berbeda. Hasilnya ialah
bahwa hanya sedikit sekali kartu Bingo yang serupa.
4. Bagikan kartu Bingo kepada siswa. Juga sediakan siswa dengan satu strip
kartu yang terdiri dari 9 titik wama (berdiameter sekitar setengah atau tiga
perempat inci). Jelaskan kepada siswa bahwa ketika anda tengah menyajikan
materi dari poin ke poin, mereka harus menempatkan satu titik pada kartu
mereka untuk tiap poin yang anda bahas. (Catatan: Kotak yang kosong tidak
dapat ditutup dengan satu titik.).
5. Ketika siswa mengumpulkan tiga titik vertikal, horizontal, atau diagonal
secara berturut-turut, mereka akan berteriak "Bingo!"
6. Selesalkanlah penyajian materi pelajaran anda. Biarkan siswa mendapatkan
Bingo sebanyak yang mereka bisa.

VARIASI
1. Gunakan istilah atau nama-nama utama yang dijelas-kan dalam penyajian
materi anda (sebagai ganti poin utama) sebagai dasar permainan kartu Bingo.
Ketika istilah atau nama tersebut untuk pertama kallnya dijelaskan, siswa
dapat menempatkan stiker pada kotak yang sesuai.
2. Buatlah tumpukan kartu Bingo berukuran 2X2. Lanjutkan dengan membahas
beberapa poin. istilah atau nama-nama utama dalam pelajaran berbasis-
ceramah anda. Tunjukan hanya empat di antaranya pada salah satu kartu
Bingo. Cobalah untuk membuat beberapa kartu menjadi serupa dengan
menyertakan informasi yang berbeda pada tiap kartu.


28. Pengajaran Sinergis

URAIAN SINGKAT
Metoda ini merupakan perubahan langkah yang sesungguhnya. Metoda ini
memungkinkan para siswa yang memiliki pengalaman berbeda dalam
mempelajari materi yang sama untuk saling membandingkan catatan.

PROSEDUR
1. Bagilah kelas menjadi dua kelompok.
2. Kirimkan satu kelompok ke ruang lain untuk membaca topik yang anda
ajarkan. Pastikan bahwa materi bacaannya tertata dengan balk dan mudah
dibaca.
3. Dalam pada itu, berikanlah pelajaran berbasis ceramah atau lisan tentang
materi yang sama dengan yang sedang dibaca oleh kelompok yang ada di
ruang sebelah.
4. Selanjutnya, baliklah pengalaman belajarnya. Sediakan materi bacaan tentang
topik anda untuk kelompok yang telah mendengarkan penyajian mata
pelajaran dan sediakan materi pelajaran untuk kelompok pembaca.
5. Pasangkan anggota dan tiap kelompok dan perintahkan mereka
mengikhtisarkan apa yang telah mereka pelajari.

VARIASI
1. Perintahkan setengah dari siswa untuk mendengarkan penyajian materi
pelajaran dengan mata tertutup sedangkan setengah siswa yang lain melhat
informasi visual semisal melalui OHP yang menyertai penyajian materi
pelajaran dengan telinga tertutup. Setelah penyajian materi pelajaran secara
lisan tersebut usai, perintahkan tiap kelompok untuk membandingkan catatan
tentang apa yang mereka lihat dan dengar.
2. Berikan contoh konkret tentang konsep atau teori yang hendak anda ajarkan
kepada setengah dari jumlah siswa. Jangan katakan kepada mereka tentang
konsep atau teori yang mereka gambarkan. Sajikan kepada setengah kelas
konsep atau teori itu tanpa disertai contoh. Pasangkan siswa dari kedua
kelompok dan perintahkan mereka untuk membahas pelajaran secara bersama.


29. Pengajaran Terarah

URAIAN SINGKAT
Dalam tehnik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk
melacak pengetahuan siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan mereka
dan kemudian memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori. Metoda
pengajaran terarah merupakan seilngan yang mengasyikkan dl sela-sela cara
pengajaran biasa. Cara ini memungkinkan anda untuk mengetahui apa yang
telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelum memaparkan apa yang anda
ajarkan. Metoda ini sangat berguna dalam mengajarkan konsep-konsep
abstrak.

PROSEDUR
1. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran
siswa dan pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang
memiliki beberapa kemungkinan jawaban, semisal "Bagalmana kamu
menjelaskan seberapa cerdasnya seseorang?
2. Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa dalam pasangan atau kelompok
untuk membahas jawaban mereka.
3. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan catatlah
pendapat mereka. Jika memungkinkan, seleksilah jawaban mereka menjadi
beberapa kategori terpisah yang terkait dengan kategori atau konsep yang
berbeda semisal "kemampuan membuat mesin pada kategori kecerdasan.
kinestetika-tubuh.
4. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan. Perintahkan
siswa untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka dengan poin-poin ini.
Catatlah gagasan yang memberi mformasi tambahan bagi poin pembelajaran
dari pelajaran anda.

VARIASI
1. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi daftar yang terpisah. Sebagai
gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan mereka untuk
mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum anda
membandingkannya dengan konsep yang ada di pikiran anda.
2. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak anda.
Cermati bagaimana siswa dan anda secara bersama bisa memilah-milah
gagasan-gagasan mereka menjadi kategori yang berguna.


30. Menemui Pembicara Tamu
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk melibatkan pembicara tamu
yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk menyiapkan sebuah sesi
pelajaran. Pada saat bersamaan, aktivitas memberi siswa peluang untuk
berinteraksi dengan pakar pelajaran dengan cara yang unik dan mengambil
peran aktif dalam menyiapkan pernbicara tamu.

PROSEDUR
1. Undanglah pembicara tamu untuk memberi ceramah kepada siswa anda
sebagai pakar dalam pelajaran yang kini anda ajarkan. (Contoh; Pejabat
pemerintah setempat dapat mengunjungi kelas di mana anda mengajarkan
tentang kewarganegaraan atau tata-negara.)
2. Siapkan pembicara tamu dengan menjelaskan kepadanya bahwa sesi kelas ini
akan dilaksanakan layaknya konferensi pers. Agar sesuai dengan format
tersebut. pembicara mesti menyiapkan ceramah singkat atau pernyataan
pembuka dan kemudian bersiap menerima pertanyaan dari "pers."
3. Sebelum hadirya pembicara tamu, persiapkan siswa dengan mendiskusikan
bagaimana konferensi pers akan dilaksanakan, dan kemudian berilah mereka
kesempatan untuk merumuskan beberapa pertanyaan untuk diajukan kepada
pembicara.
VARIASI
1. Anda dapat memilih menghadirkan beberapa pembicara tamu dalam waktu
bersamaan dan melakukan diskusi meja bundar. Tempatkan tiap tamu pada
meja di bagian depan kelas atau pada deretan kursi yang ditata melengkung
agar bisa berbagi informasi dan pengalaman dengan kelompok kecIl. Anggota
kelompok akan diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan pembicara tamu
dengan mengajukan pertanyaan dalam suasana yang lebih santai. Bagilah sesi
pelajaran menjadi sejumlah babak. Tentukan panjang waktu masing-masing
babak sesuai dengan waktu yang tersedia dan jumlah tamu-nya. Pada
umumnya, 10 atau 15 menit untuk tiap babak sudah memadai. Arahkan
kelompok kecil untuk mengalihkan pertanyaan dari satu pembicara tamu ke
pembicara berikutnya sesuai dengan beralihnya babak.
2. Undanglah sejumlah siswa yang sebelumnya pemah mengikuti pelajaran anda
untuk menjadi pembicara "tamu."


31. Mempraktikkan Materi yang Diajarkan

URAIAN SINGKAT
Adakalanya sejumlah konsep atau prosedur masih belum bisa dipahami.
betapapun gamblangnya penjelasan verbal atau visual yang anda berikan. Satu
cara untuk rnembantu membangun gambaran tentang materi yang diajarkan
adalah dengan meniinta sejumlah siswa untuk mempraktikkan atau
menerapkan prosedur yang anda jelaskan.

PROSEDUR
1. Pilihlah sebuah konsep (atau sejumlah konsep terkait) atau prosedur yang bisa
digambarkan dengan memperagakannya. Beberapa contohnya meliputi:
Penyusunan kalimat.
Menemukan persamaan.
Sirkulasi jantung
Arsitektur gotik
2. Gunakan salah satu dari beberapa metoda berikut ini:
Perintahkan beberapa siswa untuk maju ke depan kelas dan tugaskan
mereka untuk mensimulasikan aspek fisik dari konsep atau prosedur yang
tengah anda terangkan.
Buatlah kartu besar yang mencantumkan bagian-baglan dari suatu
prosedur atau konsep. Berikan kartu-kartu itu kepada sejumlah siswa.
Tempatkan siswa yang memegang kartu tersebut sedemikian rupa agar
kartu itu berurutan dengan benar.
Buatlah drama yang meminta siswa memperagakan materi yang anda
ajarkan.
Tunjuklah beberapa siswa untuk mempraktikkan prosedur itu setahap demi
setahap.
3. Diskusikan drama pembelajaran yang telah anda buat. Kemukakan inti
pengajaran apapun yang ingin anda sampaikan.
VARIASI
1. Rekamlah sekolompok siswa yang memperagakan konsep atau prosedur
tersebut menggunakan kamera video dan perlihatkan kepada seluruh siswa.
2. Perintahkan siswa untuk membuat tata cara .memperagakan konsep atau
prosedur tanpa arahan dari anda.


32. Yang Manakah Kelompok Saya?

URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini menawarkan pendekatan baru untuk membantu siswa
mempelajari materi kognltif. Dengan menerapkan tayangan permainan lama dl
televisi, siswa berkesempatan untuk membahas materi yang baru saja
diajarkan dan menguji satu sama lain untuk memperkuat ingatan akan
pelajaran anda.

PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi dua tim atau leblh.
2. Tulislah salah satu dari yang berikut ini pada slip kertas yang berbeda:
Saya: (beri nama orang) misal. Saya Karl Marx
Saya: (beri nama kejadian) misal. Saya "gerhana bulan."
Saya: (beri nama teori) misal, Saya "Darwinisme."
Saya: (beri nama konsep) misal, Saya "inflasi."
Saya: (beri nama keahlian) misal, Saya "manuverHeimlich
Saya: (beri nama kutipan) misal, Saya "ada atau tiada"
Saya: (beri nama rumus) misal, Saya adalah e=mc2.
3. Masukkan slip kertas ke dalam sebuah kotak, dan perintahkan tiap tim untuk
memilih satu slip. Slip yang dipilh menunjukkan identitas dari tamu misteri.
4. Berikan tim waktu lima menit kepada tim untuk mengerjakan tugas berikut:
Memilih anggota tim untuk menjadi "tamu misteri."
Persiapkan pertanyaan yang akan di ajukan dan pikirkan cara
menjawabnya.
5. Pilihlah tim yang akan menghadirkan tamu misteri pertama.
6. Buatlah panel siswa dari tim lain (dengan metoda apapun yang anda pilih).
7. Mulailah permainan. Perintahkan tamu misteri untuk mengemukakan
kategorinya (orang, kejadian, dll). Para panelis mengambil giliran mengajukan
pertanyaan ya- atau -tidak tentang tamu misteri hingga salah satu panelis dapat
mengenali si tamu misterius itu.
8. Perintahkan tim yang lain untuk menghadirkan tamu misteri mereka. Buatlah
panel baru untuk tiap tamu misteri.

VARIASI
1. Beri kesempatan tamu misteri untuk berkonsultasi dengan rekan satu timnya
jika dia tidak yakin dengan cara menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
panelis.
2. Guru dapat menetapkan bagaimana si tamu misteri harus berakting. Sebagai
contoh, seorang tamu misteri bisa memperagakan seolah-olah ia adalah orang
terkenal yang sedang menjadi bahan pembicaraan.

33. Menjadi Kritikus Tayangan Video

URAIAN SINGKAT
Seringkali menonton tayangan video edukatif merupakan kegiatan pasif.
Siswa duduk di kursi sembari menunggu tayangan diputar. Namun yang ini
merupakan cara aktif untuk menjadikan siswa merasa terlibat dalam menonton
tayangan video.

PROSEDUR
1. Pilihlah video yang ingin anda pertunjukkan kepada siswa.
2. Katakan kepada siswa, sebelum menonton video, bahwa anda ingin mereka
mengkritisi apa yang akan ditayangkan. Perintahkan mereka untuk meninjau
beberapa faktor. termasuk:
Realisme (dari para pelakunya)
Relevansi
Saat-saat tak terlupakan
Penataan isi
Daya terapnya pada kehidupan sehari-hari mereka.
3. Putarlah video.
4. Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut "pojok kritikus."
5. Lakukan jajak pendapat terhadap siswa (opslonal). dengan menggunakan
semacam sistern penlalan keseluruhan,semisal:
Bintang satu sampai lima.
Jempol ke atas (bagus), jempol ke bawah (jelek).

VARIASI
1. Buatlah panel pemirsa video.
2. Putar kembali video itu. Lantaran ada kalanya kritikus berubah pendirian
ketika mereka menyaksikan sesuatu untuk kedua kalinya.

Mestimulasi Diskusi Kelas
Sering sekali. seorang guru berupaya menstimulasi diskusi kelas namun
dihadapkan pada kebungkaman yang tidak menyenangkan karena siswa
sendiri tidak tahu siapa yang berani berbicara duluan. Memulai sebuah diskusi
tidak jauh berbeda dengan memulai pengajaran berbasis ceramah atau
penyajian materi secara lisan. Anda harus terlebih dahulu rnembangkitkan
minat! Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara-cara yang telah
berhasil menstimulasi diskusi. Sebagian di antaranya bahkan akan
menciptakan pertukaran pendapat yang seru namun tertib antar siswa.
Semuanya dirancang sedemikian rupa agar setiap siswa bisa terlibat.

34. Debat Aktif

URAIAN SINGKAT
Sebuah debat bisa menjadi metoda berharga untuk meningkatkan pemikiran
dan perenungan, terutama jlka siswa diharapkan mengemukakan pendapat
yang ber-tentangan dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan strategi debat
yang secara aktif melibatkan tiap siswa di dalam kelastidak hanya mereka
yang berdebat.

PROSEDUR
1. Susunlah sebuah pernyataan yang berisi pendapat tentang isu kontroversial
yang terkait dengan mata pelajaran anda (misalnya., "Media cuma membuat
berita, bukan melaporkannya.")
2. Bagilah siswa menjadi dua tim debat. Berikan (secara acak) posisi "pro"
kepada satu kelompok dan posisi "kontra" kepada kelompok yang lain.
3. Selanjutnya, buatlah dua hingga empat sub kelompok dalam masing-masing
tim debat. Misalnya, dalam sebuah kelas yang berisi 24 siswa anda dapat
membuat tiga sub kelompok pro dan tiga sub kelompok kontra, yang masing-
masing terdiri dan empat anggota. Perintahkan tiap sub kelompok untuk
menyusun argumen bagi pendapat yang dipegangnya, atau menyediakan daftar
panjang argumen yang mungkin akan mereka diskusikan dan pilih. Pada akhir
dari diskusi mereka. perintahkan sub kelompok untuk memilih juru bicara.
4. Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung jumlah dari sub kelompok
yang dibuat untuk tiap pihak) bagi para juru bicara dari pihak yang pro dalam
posisi berhadapan dengan jumlah kursi yang sama bagi juru bicara dari pihak
yang kontra. Posisikan siswa yang lain di belakang tim debat mereka. Untuk
contoh sebelumnya, susunannya akan tampak seperti ini:

x x
x x
x x
x pro kon x
x pro kon x
x pro kon x
x x
x x
x x

Mulailah "debat" dengan meminta para Juru bicara mengemukakan pendapat
mereka. Sebutlah proses Ini sebagai "argumen pembuka."
5. Setelah semua siswa mendengarkan argumen pembuka, hentikan debat dan
suruh mereka kembali ke sub kelompok awal mereka. Perintahkan sub-sub
kelompok untuk menyusun strategi dalam rangka mengkonter argumen
pembuka dari pihak lawan. Sekali lagi, perintahkan tiap sub kelompok
memllih juru bicara, akan lebih baik bila menggunakan orang baru.
6. Kembali ke "debat". Perintahkan para juru bicara, yang duduk berhadap-
hadapan, untuk memberikan "argumen tandingan" Ketika debat berlanjut
(pastikan untuk menyelang-nyeling antara kedua belah pihak), anjurkan siswa
lain untuk memberikan catatan yang memuat argumen tandingan atau
bantahan kepada pendebat mereka. Juga, anjurkan mereka untuk memberi
tepuk tangan atas argumen yang disampaikan oleh perwakilan tim debat
mereka.
7. Bila anda rasa perlu, akhirilah debat. Tanpa menyebutkan pemenangnya,
perintahkan siswa untuk kembali berkumpul membentuk satu lingkaran.
Pastikan untuk mengumpulkan siswa dengan meminta mereka duduk
bersebelahan dengan siswa yang berasal dari pihak lawan debatnya. Lakukan
diskusi dalam satu kelas penuh tentang apa yang didapatkan oleh siswa dari
persoalan yang diperdebatkan. Juga perintahkan siswa untuk mengenali apa
yang menurut mereka merupakan argumen terbaik yang dikemukakan oleh
kedua belah pihak.

VARIASI
1. 'Tambahkan satu atau beberapa kursi kosong bagi tim-tim debat. Ijinkan siswa
untuk menempati kursi-kursi kosong ini manakala mereka ingin turut
berdebat.
2. Mulailah segera kegiatan ini dengan argumen pembuka perdebatan.
Lakukanlah dengan debat konvensional, namun sering-seringlah menggilir
para pendebatnya.


35. Rapat Dewan Kota

URAIAN SINGKAT
Format diskusi ini sangat cocok untuk kelas besar. Dengan menclptakan
suasana yang menyerupai rapat dewan kota, seluruh siswa bisa terlibat dalarn
diskusi.

PROSEDUR
1. Pilihlah topik menarik atau problema kasus mengenai mata pelajaran anda.
Sajikan secara singkat topik atau problemanya seobyektif mungkin, dengan
mernberikan infomasi latar belakang dan uraian singkat tentang beragam sudut
pandang. Jika anda menghendaki. sediakanlah dokumen yang dapat
memperjelas topik atau problemanya.
2. Tegaskan bahwa anda menginginkan pendapat dari siswa sendiri tentang
persoalan itu. Tanpa memanggil siswa dari bagian depan kelas, jelaskan
bahwa anda akan mengikuti format yang disebut "panggil pembicara
berikutnya." Manakala seorang siswa selesai berbicara, siswa itu harus melihat
ke sekeliling ruang kelas dan memanggil siswa lain yang juga ingin berbicara
(ketahuan dari siswa yang mengangkat tangan).
3. Anjurkan siswa agar berbicara singkat dan padat supaya siswa yang lain
mendapat kesempatan berpartisipasi dalam rapat "dewan kota" Jika anda
menghendaki tetapkan batas waktu sampai pembicara mendapatkan giliran
untuk berbicara. Arahkan siswa untuk memanggil siswa lain yang belum
pernah mendapat giliran sebelum memilih siswa yang sudah mendapat giliran.
4. Lanjutkan diskusi selama hal itu dirasa ada gunanya..

VARIASI
1. Buatlah pertemuan itu menjadi perdebatan. Perintahkan siswa untuk duduk di
sisi ruangan yang berbeda, sesuai dengan posisi perdebatannya. Ikuti format
"memanggil pembicara berikutnya," dengan instruksi bahwa pembicara
berikutnya harus memiliki pendapat yang bertentangan. Perintahkan siswa
untuk berpindah ke sisi ruangan yang berbeda jika pendapat mereka
terpengaruhi oleh debat itu.
2. Mulailah rapat "dewan kota" dengan diskusi panel. Perintahkan para panelis
untuk mengemukakan pendapat mereka dan kemudian memanggil pembicara
dari kalangan pendengar.


36. Keputusan Terbuka Tiga-Tahap

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan format diskusi di mana sebagian dari siswa membentuk
lingkaran diskusi dan sebagian yang lain rnembentuk lingkaran pendengar di
sekeliling kelompok diskusi (Lihat Sepuluh Metoda untuk Mendapatkan
Partisipasi Kapanpun", pada halaman 22.) Berikut ini adalah salah satu dari
cara-cara yang lebih menarik untuk membentuk diskusi terbuka.

PROSEDUR
1. Susunlah tiga pertanyaan diskusi yang relevan dengan materi pelajaran anda.
Dalam kelas ekologi, sebagai misal, pertanyaannya boleh jadi sebagai berikut:
Bagaimanakah lingkungan mengalami perusakan?
Langkah-langkah apakah yang bisa diambil oleh pemerintah dan industri
swasta untuk mengatasi masalah ini?
Apakah yang dapat kita lakukan secara pribadi?
Idealnya, pertanyaan-pertanyaan itu mesti berkaitan, namun itu tidak
diharuskan. Putuskan dalam urutan seperti apakah anda menghendaki
didiskusikannya pertanyaan-pertanyaan itu.
2. Susunlah kursi dalam konfigurasi perut ikan (yakni dua lingkaran memusat)
Perintahkan siswa untuk berhitung 1,2, dan 3. Perintahkan anggota kelompok
1 untuk menempati kursi lingkar diskusi dan perintahkan anggota kelompok 2
dan 3 untuk duduk di kursi lingkar-luamya. Ajukan pertanyaan pertama anda
untuk didiskusikan. Berikan waktu diskusi selarna 10 menit. Perintahkan satu
orang siswa untuk memfasilitasi diskusi atau bertindak sebagai fasilitator.
3. Selanjutnya, perintahkan anggota kelompok 2 untuk duduk di lingkar dalam.
menggantikan anggota kelompok 1 yang sekarang duduk di lingkar luar.
Tanyalah anggota kelompok 2 apakah mereka hendak memberikan tanggapan
singkat tentang diskusi pertama, dan kemudlan beralihkan ke topik diskusi
kedua.
4. Ikuti prosedur yang sama dengan anggota kelompok 3.
5. Bila ketiga pertanyaan itu telah didiskusikan, kembalikan siswa menjadi satu
kelompok besar diskusi. Perintahkan mereka untuk membahas keseluruhan
diskusi yang telah berlangsung.

VARIASI
1. Sebagai alternatif, jika tidak memungkinkan untuk melakukan penataan kursi
secara melingkar, buatlah diskusi panel secara bergiliran. Sepertiga kelas
menjadi panelis untuk tiap pertanyaan diskusi. Para panelis bisa duduk di
depan kelas menghadap kepada siswa lainnya di kelas. Jika anda
menggunakan susunan kelas berbentuk U atau meja konferensi (lihat "Sepuluh
Tata-letak untuk Menyusun Kelas," halaman 17), tunjuklah kelompok sebelah
sebagai kelompok panel.
2. Gunakan hanya satu pertanyaan diskusi saja. Perintahkan tiap kelompok
berikutnya untuk menanggapi diskusi kelompok sebelumnya.


37.Memperbanyak Anggota Diskusi Panel

URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk menstimulasi diskusi dan
memberi siswa kesempatan untuk mengenali. menjelaskan. dan
mengklarifikasi persoalan sembari tetap bisa berpartisipasi aktif dengan
seluruh siswa.

PROSEDUR
1. Pillhlah sebuah masalah yang akan mengundang minat siswa. Sajikan
persoalan Itu agar siswa terstimulasi untuk mendiskusikan pendapat mereka.
Sebutkan lima pertanyaan untuk didiskusikan.
2. Pilihlah empat hingga enam siswa untuk membentuk kelompok diskusi panel.
Aturlah mereka dalam formasi semi lingkaran di bagian depan kelas.
3. Perintahkan siswa yang lain untuk duduk di sekeliling kelompok diskusi pada
tiga sisi dalam formasi sepatu kuda.
4. Mulailah dengan pertanyaan pembuka yang provokatif. Serahkan tanggung
jawab diskusi panel kepada kelompok inti sedangkan siswa yang lain
membuat catatan dalam rangka mempersiapkan giliran diskusi mereka.
Sebagai contoh, beberapa poin yang dapat dikemukakan dalam sebuah diskusi
adalah tentang pertanyaan "Apa sajakah pendapat pro dan kontra terhadap
rekayasa genetik?"
Pro
Ilmu kesehatan telah mencapai tahap yang memungkinkan hal ini,
lantas mengapa mesti menolaknya?
Ilmuwan akan mampu menghilangkan rasa nyeri dan penderitaan.
Orang tua akan bisa menghindari kelahiran bayi yang cacat-lahir.


Kontra
Manusia tidak boleh merusak rencana Tuhan.
Kelainan genetik akan timbul.
Orang tua tidak boleh memutuskan seperti apa anak yang ingin mereka
miliki.
5. Pada akhir periode diskusi yang sudah ditetapkan. pisahkan seluruh kelas
menjadi kelompok-kelompok kecil untuk melanjutkan diskusi tentang
pertanyaan yang masih ada.

VARIASI
1. Baliklah urutannya; mulalah dengan diskusi kelompok kecil dan diikuti
dengan diskusi panel.
2. Perintahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan diskusi.

38. Argumen dan Argumen Tandingan

URAIAN SINGKAT
Kegiatan ini merupakan cara yang sangat bagus untuk menstimulir diskusi dan
mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang persoalan kompleks.
Formatnya serupa dengan sebuah debat, namun tidak begitu formal dan
berlangsung lebih cepat.

PROSEDUR
1. Pilihlah sebuah masalah yang memiliki dua sisi atau lebih.
2. Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok sesual dengan jumlah pendapat
yang telah anda nyatakan, dan perintahkan tiap kelompok untuk
mengemukakan argumen yang mendukung pihaknya. Doronglah mereka
untuk bekerja dengan rekan sebangku atau dalam gugusan kelompok kecil.
3. Jelaskan bahwa siswa mana saja bisa memulai debat. Setelah seorang siswa
memiliki kesempatan untuk mengajukan satu argumen yang mendukung
pendapatnya, beri kesempatan untuk munculnya argumen lain atau argumen
yang berseberangan dari kelompok lain. Lanjutkan diskusi, lakukan prosesnya
dengan cepat.
4. Akhiri kegiatan ini dengan membandlngkan persoalan menurut pandangan
anda Sebagai guru. Beri kesempatan dilakukannya diskusi lanjutan.

VARIASI
1. Sebagai ganti debat antar kelompok, pasangkan masing-masing siswa dari
kelompok yang berbeda dan perintahkan mereka untuk saling beradu
argumentasi. Ini bisa dilakukan secara serentak, dan dengan demikian setiap
siswa terlibat dalam perdebatan dalam waktu bersamaan.
2. Buatlah formasi dua kelompok yang bertentangan agar mereka berhadapan
satu sama lain. Ketika satu siswa mengakhiri argumennya, perintahkan agar
siswa itu melemparkan suatu benda (misalnya bola atau benda semacamnya)
kepada anggota dari pihak yang berlawanan. Siswa yang menangkap benda
yang dilemparkan itu harus membantah argumen dari siswa sebelumnya.
39. Membaca Keras-keras

URAIAN SINGKAT
Yang rnengherankan, membaca sebuah teks keras-keras ternyata dapat
membantu siswa memfokuskan pikiran. mengajukan pertanyaan, dan
menstimulasi diskusi. Strategi Ini agak serupa dengan pelajaran mengkaji
kitab suci. Cara ini memililki dampak berupa terfokusnya perhatian dan
terciptanya kelompok yang padu.

PROSEDUR
1. Pilihlah teks yang cukup menarik untuk dibaca keras-keras. Batasi diri anda
untuk memilih teks yang berisi kurang dari 500 kata.
2. Perkenalkan teks itu kepada siswa. Cermati poin-poin atau persoalan utama
yang hendak diajukan.
3. Bagilah teks itu berdasarkan paragrafnya atau dengan cara lain. Tunjuklah
sejumlah siswa untuk membaca keras-keras beberapa bagian yang berbeda.
4. Ketika pembacaan sedang berlangsung. hentikan pada beberapa bagian untuk
menekankan poin-poin tertentu, mengajukan pertanyaan, atau memberi
contoh. Beri kesempatan untuk melakukan diskusi singkat jika siswa
memperlihatkan minat terhadap bagian tertentu. Selanjutnya bahaslah apa
yang dimuat dalam teks.


VARIASI
1. Lakukan pembacaan oleh anda sendiri jika anda merasa hal ini akan
meningkatkan cara penyajian teks, atau anda jika meragukan kemampuan baca
siswa.
2. Perintahkan pasangan siswa untuk membacakan sata sama lain, hentikan untuk
klarifikasi dan diskusi bila itu dirasa perlu.


40.Pengadilan oleh Majelis Hakim

URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memanfaatkan pengadilan bohong-bohongan. lengkap dengan
saksi, jaksa penuntut, pembela, anggota pengadilan dan lain-lain. Ini
merupakan metoda yang baik untuk memicu "belajar berbeda pendapat"yakni
belajar dengan secara efektif mengemukakan sebuah sudut pandang dan
menentang pendapat yang sebaliknya.

PROSEDUR
1. Buatlah dakwaan yang akan membantu siswa mengetahui sisi-sisi yang
berbeda dari sebuah persoalan. Contoh-contoh "kejahatan" yang bisa
didakwakan kepada seseorang atau kepada suatu benda adalah: orang
berpendidikan atau orang biasa yang moralnya bobrok; buku kontroversial;
teori yang tidak terbukti; nilal-nilal yang tidak memlliki manfaat; dan proses,
hukum, atau institusi yang menyimpang.
2. Berikan peran kepada siswa. Tergantung pada jumlah siswa, anda dapat
menggunakan semua atau beberapa dari peran berikut ini, pembela, saksi
meringankan, jaksa penuntut umum, saksi memberatkan, panitera, hakim
ketua, dan hakim anggota. Tiap peran bisa diisi oleh satu orang siswa atau satu
tim. Anda bisa menetapkan sendiri jumlah majelis hakimnya
3. Berikan waktu kepada siswa untuk mempersiapkan diri. Ini bisa berlangsung
dari beberapa menit hingga satu jam, tergantung pada kerumitan masalahnya.
4. Laksanakan pengadilan. Pertimbangkan untuk menggunakan aktivitas berikut
ini: argumen pembuka, kasus yang diajukan oleh penuntut dan saksi, laporan
singkat panitera persidangan, dan argumen penutup.
5. Lakukan pertimbangan hakim. Ini bisa dilakukan secara terbuka, agar semua
siswa bisa mendengar bagaimana bukti ditimbang. Anggota non-hakim bisa
diberi tugas untuk mendengarkan berbagai aspek kasus.

VARIASI
1. Perluas kegiatan dengan pentarafan pengadilan ulang.
2. Hilangkan pengadilan oleh majelis hakim dan gantikan pengadilan hanya oleh
hakim.


Pengajuan Pertanyaan
Ada pertanyaan?" tanya guru. Seringkali, setelah ditanya seperti itu siswa
justru diam. Sebagian guru menganggap diamnya siswa menunjukkan bahwa
mereka tidak berrninat Sebagian lain mungkin menyimpulkan bahwa
semuanya sudah jelas. Sayangnya. yang sesung-guhnya terjadi ialah bahwa
siswa belum siap mengajukan pertanyaan. Strategi-strategi yang berikut ini
akan membantu anda mengubah keadaan seperti ini. Siswa akan lebih
tertantang untuk membuat pertanyaan karena mereka memlliki kesempatan
untuk memahami materi yang diajarkan.

41. Belajar berawal dari Pertanyaan

URAIAN SINGKAT
Proses mempelajari hal baru akan lebih efektif jika si pembelajar dalarn
kondisi aktif, bukannya reseptif. Salah satu cara untuk menciptakan kondisi
pembelajaran seperti ini adalah dengan menstimulir siswa untuk rnenyelidiki
atau mempelajari sendiri materi pelajarannya, tanpa penjelasan terlebih dahulu
dari guru. Strategi sederhana ini menstimulasi pengajuan pertanyaan, yang
mana merupakan kunci belajar.

PROSEDUR
1. Bagikan kepada siswa bahan ajar yang anda pilih sendiri. (Anda dapat
menggunakan satu halaman dalam sebuah buku teks, sebagai ganti buku
pegangan.) Inti dari pilihan materi anda adalah kebutuhan untuk menstimulir
pertanyaan di pihak pembaca. Sebuah buku pegangan yang menyediakan
informasi luas namun tidak memiliki rincian penjelas adalah yang ideal.
Grafik atau diagram yang melukiskan sejumlah pengetahuan merupakan
pilihan yang baik. Sebuah naskah yang terbuka bagi munculnya bermacam
interpretasi juga merupakan pilihan yang balk. Tujuan utamanya adalah
memicu keingintahuan.
2. Perintahkan siswa untuk mempelajari buku pegangan dengan pasangannya.
Perintahkan agar masing-masing pasangan sebisa mungkin berupaya
memahami buku pegangan dan mengenali apa saja yang tidak mereka paharni
dengan menandai dokumen dengan pertanyaan di dekat informasi yang tidak
mereka pahami. Anjurkan siswa untuk menyislpkan sebanyak mungkin tanda
tanya sesual yang mereka kehendaki. Jika waktunya memungkinkan,
bentuklah pasangan-pasangan tersebut menjadi kuartet (kelonipok empat
siswa) dan beri waktu bagi tiap pasangan untuk saling membantu.
Seorang guru fisika, misalnya, dapat membagikan sebuah diagram yang
menggambarkan bagaimana energi potensial berubah menjadi energi kinetik
dengan menunjukkan seorang penerjun sirkus yang melompat dari galah
sepanjang 50 kaki Siswa bekerja bersama pasangannya untuk membahas.
Iustrasinya dan menentukan pertanyaannya (misalnya, Kapankah pastinya
energi potensial menjadi energi kinetik? Apa perbedaan mendasar antara
energi kinetik dan potensial?
3. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan jawablah pertanyaan-
pertanyaan siswa. Anda mengajar melalui jawaban anda atas pertanyaan siswa
secara keseluruhan, dan baru kemudian mengajarkan mata pelajaran hari ini,
dengan melakukan upaya khusus untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh siswa.

VARIASI
1. Jika anda merasa bahwa siswa akan kesulitan untuk mempelajari sendiri
materi pelajarannya, berikan sejumlah informasi yang mengarahkan mereka
atau beri mereka pengetahuan dasar yang diperlukan untuk bisa mengajukan
pertanyaan sendiri. Selanjutnya bentuklah kelompok-kelompok belajar.
2. Mulailah prosedur Ini dengan belajar sendiri-sendin bukannya belajar secara
berpasangan.


42. Pertanyaan yang Disiapkan

URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memungkinkan anda untuk menyajikan informasi Sebagai jawaban
atas pertanyaan yang telah disiapkan pada siswa yang anda tunjuk. Kendati
anda pada kenyataannya memberikan pelajaran yang tersiapkan dengan baik,
namun bagi siswa lain (selain siswa yang anda tunjuk) anda tampak hanya
melakukan sesi tanya-jawab.


PROSEDUR
1. Pilihlah pertanyaan yang akan mengarahkan kepada pelajaran anda. Tulislah
tiga hingga enam pertanyaan dan urutkan secara logis.
2. Tulislah masing-masing pertanyaan pada sebuah kartu, indeks dan tulislah
isyarat yang akan anda gunakan untuk menandakan bahwa anda ingin agar
pertanyaan itu diajukan. Tanda-tanda atau isyarat yang dapat anda gunakan
meliputi:
menggaruk-garuk hidung anda.
melepas kacamata anda.
menjentikkan jemari anda.
menguap
Kartu instruksinya bisa tampak seperti ini:

4. Sebelum pelajaran dimulai, pilihiah siswa yang akan mengajukan pertanyaan.
Berikan masing-masing satu kartu indeks, dan jelaskan tanda-tanda mereka.
pastikan bahwa mereka tidak mengungkapkan kepada siapapun bahwa mereka
telah diberi pertanyaan.
5. Bukalah sesi tanya-jawab dengan mengumumkan topiknya dan berikan isyarat
pertama anda. Panggilah siswa yang sudah diberi pertanyaan, jawablah
pertanyaan itu. dan kemudian lanjutkan dengan isyarat dan pertanyaan
berikutnya.
6. Sekarang, bukalah kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengajukan
pertanyaan baru, bukan yang telah diberikan sebelumnya. Anda mesti
JANGAN PERLIHATKAN KARTU INI KEPADA SIAPA-SIAPA
Bila istirahat kita selesai, saya akan mendiskusikan pertanyaan "Apakah kecerdasan
merupakan unsur keturunan?" dan kemudian tanyakan apakah siswa memiliki pertanyaan.
Bila saya menggaruk-garuk hidung saya, angkat tangan kamu dan ajukan pertanyaan berikut
ini:
Apakah memang ada lebih dari satu jenis kecerdasan?
Jangan membaca pertanyaannya keras-keras. Ingat-ingatlah pertanyaan itu atau ucapkan
dengan kata-kata kamu sendiri.
memastikan adanya beberapa siswa yang tunjuk jari.

VARIASI
1. Sertakan jawaban atas pertanyaan tersebut pada kertas lipat, transparansi OHP,
atau buku pegangan pengajaran yang anda bagikan ketika maslng-masing
pertanya dijawab. Ungkapkan secara dramatis jawabannya ketika pertanyaan
diajukan.
2. Berikan pertanyaan yang telah anda perslapkan kepad siswa yang paling
sedikit memperlihatkan minat ata yang memperllhatkan sikap peran kurang
bersahabat

43. Pertanyaan Pembalikan Peran

URAIAN SINGKAT
Sekalipun anda meminta siswa untuk memikirkan pertanyaannya selama
berlangsungnya pelajaran, bukan hanya pada akhir pelajaran, anda mungkm
akan mendapatkan tanggapan yang hangat-hangat kuku atau biasa-biasa ketika
anda bertanya, "Apakah ada pertanyaan?" Dengan tehnik ini, anda membalik
peran: Anda mengajukan pertanyaan dan siswa berupaya menjawab.

PROSEDUR
1. Susunlah pertanyaan yang akan anda ajukan tentang beberapa materi pelajaran
jika anda yang berperan sebagai siswa. Buatlah pertanyaan yang:
Berupaya mengklarifikasi rnateri yang sulit atau rumit (misalnya, Tolong
anda jelaskan lagi cara untuk________?)
Membandingkan materi dengan informasi lain (misalnya, "Seperti apa
bedanya ini dengan______?)
Menantang pendapat anda (misalnya, "Mengapa hal ini perlu dilakukan?
Bukankah hal ini akan menimbulkan banyak kebingungan?)
Meminta contoh tentang gagasan yang tengah dibahas (misalnya. "Bisakah
kalian berikan contoh tentang_______?)
Menguji daya terap materi (misalnya, saya menggunakan gagasan ini dalam
kehidupan nyata?
3. Pada awal sesi pertanyaan, umumkan kepada anak-anak bahwa anda akan
"menjadi" mereka, dan mereka bersama akan "menjadi" anda. Lanjutkan
pengajuan pertanyaan
4. Bersikaplah argumentatif, penuh canda, atau apapun untuk memancing
mereka agar membombardir dengan banyak jawaban.
5. Membalikkan peran beberapa kali akan menjadikan siswa slap dan mendorong
mereka untuk mengajukan pertanyaan mereka sendiri

VARIASI
1. Sebagai ganti penggunaan tehnik ini pada awal sesi tanya-jawab. baliklah
posisinya ketika siswa telah puas dengan pertanyaan.
2. Ubahlah acaranya menjadi "konferensi media." Anda menjadi media, yang
memperkenalkan diri sebagai "W' Suditomo dari RCTI" atau semacamnya,
dan hujani siswa dengan pertanyaan yang menyelldik, menyerang, atau
menjelek-jelekan materi belajar yang dipertanyakan.

Belajar Bersama
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan
pemberian tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa.
Dukungan sesama siswa dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta
ketrampilan mereka akan membantu menjadikan belajar bersama sebagai
bagian berharga dari iklim belajar di kelas anda. Namun demikian, belajar
bersama tidaklah selalu berlangsung efektif. Bolehjadi terdapat partisipasi
yang tidak seimbang, komunikasi yang buruk, dan kebingungan, bukannya
belajar yang sesungguhnya. Strategi-strategi berikut ini dirancang untuk
memaksimalkan manfaat dari belajar bersama dan meminimalkan
kesenjangan.

44. Pencarian Informasi

URAIAN SINGKAT
Metoda ini bisa disamakan dengan ujian open-book Tim-tim di kelas mencari
informasi (biasanya akan diungkap dalam pengajaran ala ceramah) yang
menjawab pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Metoda ini sangat
membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.

PROSEDUR
1. Buatlah sekumpulan pertanyaan yang dapat dijawab dengah mencari informasi
yang bisa ditemukan dalam buku sumber yang telah anda bagikan kepada
siswa. Materi surnbernya bisa mencakup:
Buku pegangan
Dokumen.
Buku teks.
Panduan referensi
Informasi yang diakses melalui komputer.
Artifak.
Peralatan "berat: (misalnya mesin)
2. Bagikan pertanyaan-pertanyaan tentang topiknya.
3. Perintahkan siswa untuk mencari informasi dalam tim kecil. Kompetisi yang
bersahabat bisa diwujud untuk mendorong partipasi.
4. Bahaslah jawabannya di depan kelas. Perluaslah jawabnya guna memperluas
cakupan pembelajaran.

VARIASI
1. Buatlah pertanyaan yang mendorong siswa untuk menyimpulkan jawaban dan
informasi sumber yang tersedia. Bukannya menggunakan pertanyaan yang
bisa dijawab langsung dengan mencari informasinya.
2. Sebagai ganti pencarian jawaban, berikan siswa tugas yang berbeda semisal
problema kasus untuk dipecahkan, sebuah latihan yang mengharuskan mereka
mencocokkan butir-butir, atau sejumlah kata yang diaduk-aduk yang
menjelaskan istilah penting yang terkandung dalam informasi sumber jika bisa
diurutkan dengan benar.


45. Kelompok Belajar

URAIAN SINGKAT
Metoda ini memberi siswa tanggung jawab untuk mempelajari materi
pelajaran dan menjabarkan isinya dalam sebuah kelompok tanpa campur
tangan guru. Tugas yang diberikan mesti jelas betul untuk memastikan bahwa
sesi belajar yang dihasilkan akan efektif dan kelompok bisa mengatur diri
mereka sendiri.

PROSEDUR
1. Beri siswa materi pelajaran yang pendek dan terformat dengan baik; naskah
singkat; grafik atau diagram yang menarik. Perintahkan mereka untuk
membacanya dalam hati. Kelompok belajar akan bekerja sangat baik bila
materinya cukup menantang atau terbuka bagi munculnya bermacam
interpretasi.
2. Bentuklah sub-sub kelompok dan beri mereka ruang yang tenang untuk
melaksanakan sesi belajar mereka.
3. Berikan petunjuk yang jelas yang memandu siswa untuk belajar dan
menjelaskan materinya dengan cermat. Sertakan arahan semacam ini:
Jelaskan isinya. .
Buatlah contoh, ilustrasi, atau penerapan informi atau gagasan itu.
Kenali hal-hal yang membingungkan atau tidak kalian setujui.
Bantahlah apa yang ada dalam teks, buatlah sudut pandang yang
bertentangan.
Nilailah seberapa balk kalian memahami materinya.

Berikut adalah salah satu contohnya:
Langkah-langkah Penyadaran Serangan Jantung (CPR)
a. Perhatikan keadaan.
b. Periksa ketidakresponsifannya
c. Carilah bantuan.
d. Bukalah saluran pernafasan.
e. Lihat, dengarkan, dan rasakan pernafasan si korban.
f. Berikan napas bantuan dua kali.
g. Periksa denyut nadi.
h. Lakukan penekanan dada sebanyak 15 kali (jika korbannya dewasa), dan
kemudian berikan nafas bantuan dua kali.
i. Ulangi tiga kali.
j. Periksa kembali denyut nadinya. Jika tidak ada, kembali ke langkah d.

Diskusikan tiap langkah.
Berikan ilustrasi dari tiap langkah.
Langkah manakah yang kalian ingin saya menjelaskan atau
mempraktikannya?

Berikut ini adalah contoh yang lain:
Dasar-dasar Impresionisme

A. Impersonalitas:
Si seniman memang tidak tertarik dengan subyeknya dan menciptakan
gambar tanpa melibatkan perasaannya.

Diskusikan.
Berikan contoh.
Seberapa baik anda memahami konsep ini? 1,2,3,4,5

B. Cahaya: Seniman berupaya menciptakan ilusi bentuk-bentuk yang
bermandikan cahaya dan atmosfer, yang mana memerlukan pengkajian
cahaya sebagai sumber warna.
Diskusikan.
Berikan contoh.
Seberapa baik anda memahami konsep ini?

C. Persepsi: Seniman mencatat sensasi warnan sendiri. bukannya
menggambar dan sebagaimana kita melihatnya dengan mata.
Diskusikan.
Beri contohnya
Seberapa baik anda memahami konsep ini?
4. Berikan tugas kepada anggota kelompok, misalnya Sebagai fasilitator.
pengatur waktu. pencatat atau juru bicara (baca "Sepuluh Alternatif dalam
Memilih Ketua Kelompok dan Mengisi Tugas Lain," halaman 33).
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan lakukan salah satu atau
beberapa hal berikut ini:
Membahas materi secara bersama.
Beri siswa pertanyaan kuis.
Dapatkan pertanyaannya.balik
Perintahkan siswa untuk menilai seberapa mereka memahami materi.
Sediakan latihan penerapan atau kuls bagi siswa untuk menguji
pemahaman mereka

VARIASI
1. Jangan membentuk sub-sub kelompok. Baca keras materinya bila seluruh
siswa sedang dalam semangat "kelompok kajian kitab sucl." Hentikan
membacanya untuk kemudian menjawab pertanyaan siswa, mengalukan
pertanyaan anda sendiri, atau menjelaskan naskahnya.
2. Jika jumlah siswanya cukup besar, buatlah empat atau enam kelompok belajar.
Pasangkan kelompok-kelompok belajar itu dan mintalah mereka untuk
membandingkan catatan dan membantu satu sama lain..

46. Pemilahan Kartu

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan aktivltas kerjasama yang bisa digunaka untuk mengajarkan
konsep, karakteiistik klasifikasi fakta tentang benda, atau menilai informasi.
Gerak fisik yang ada dl dalammnya dapat membantu menggairah-kan siswa
yang merasa penat.
PROSEDUR
1. Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi Informasi atau contoh yang cocok
dengan satu atau beberapa ketegori. Berikut adalah beberapa contohnya:
Jenis-jenis pohon vs jenis-jenis tumbuhan hijau.
Karakter dalain berbagai drama Shakespeare.
Kekuasaan lembaga eksekutif, leglslatif. dan yudikatif pemerintah.
Gejala-gejala dari beragam penyaklt.
Informasi yang cocok dengan berbagai bagian resume kerja
Karakteristik dari berbagai logam.
Kata benda. kata kerja. kata keterangan, preposis
Buku-buku karya Dickens, Faulkner, Herningway dan Updike.
2. Perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain yang
kartunya cocok dengan yang sama. (Anda dapat mengumurnkan kategorinya
cebelumnya atau biarkan siswa menemukannya sendiri)
3. Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki kategori sama untuk
menawarKan diri kepada siswa lain.
4. Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poln nengajaran yang
menurut anda penting.

VARIASI
1. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang
kategorinya.
2. Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim satu dus kartu. Pastikan
bahwa mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok dengan
mereka tidak jelas di mana letaknya. Perintahkan tiap tim untuk memilah-
milah kartu menjadi sejumlah kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk
jumlah kartu yang dipilih dengan benar.

47. Turnamen Belajar

URAIAN SINGKAT
Tehnik Ini merupakan versi sederhana dari Turnamen permainan-tim," yang
dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya. Tehnik ini
menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa digunakan
untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta. konsep, dan ketrampilan.

PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan 2 hingga 8 siswa. Pastikan
bahwa tim memlliki jumlah yang sama. (Jika ini tidak bisa dilakukan. anda
harus merata-ratakan skor dari tiap tim.)
2. Berikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama.
3. Buatlah beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan/atau penglngatan
akan materi pelajaran. Gunakan format yang memudahkan penilaian sendlri.
misalnya pllihan ganda, mengisi titik-tltik. benar/salah, atau definisi istilah.
Dalam pelajaran komputer. misalnya. siswa diberi sejumlah istilah seperti
yang berikut ini untuk dipelajari:
Cascade : Cara menata jendela yang terbuka.
Icon : Gambar grafis yang mewakili unsur program.
Multitasking : Kernampuan komputer untuk menjalankan lebih dari satu
program secara bersamaan.
Path : Lokasi file dalam cabang direktori.
Server : Sebuah komputer yang menyediakan ruang data atau printer
bagi komputerkomputer lain.
Attribute : Informasi tentang file.
4. Berikan sebaglan pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini sebagai "ronde satu"
dari tumamen belajar. Tiap siswa harus menjawab pertanyaan secara
perseorangan.
5. Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawabannya dan perintahkan siswa
untuk menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar.
Selanjutnya perintahkan mereka untuk menyatukan skor mereka dengan tiap
anggota tim mereka untuk mendapat skor tim. Umumkan skor dari tiap tim.
6. Perintahkan mereka untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam tumamen.
Kemudian ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari "ronde kedua."
Perintahkan tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan
menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama.
7. Anda bisa membuat ronde sebanyak yang anda mau, namun pastikan nntuk
memberi kesempatan tim untuk nienjalani sesi belajar antar masing-
masing ronde.(Lamanya tumamen belajar juga bisa bervariasi. Bisa singkat
selama dua puluh menit atau bahkan beberapa jam.)

VARIASI
1. Beri penaiti kepada siswa yang memberi jawaban salah dengan memberi
mereka skor minus 2 atau minus 3. Jika mereka tidak yakin dengan
jawabannya, lembar jawaban kosong bisa dianggap 0 (nol).
2. Jadikan pemeragaan sejumlah ketrampilan dasar turnamen


48. Kekuatan Dua Orang

URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan menegaskan
manfaat dari sinergi yakni, bahwa dua kepala adalah lebih baik daripada satu.

PROSEDUR
1. Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan perenungan
dan pemikiran. Berikut adalah beberapa contohnya:
Bagaimanakah tubuh kita mencema makanan?
Apakah pengetahuan itu?
Apa "proses yang seharusnya" Itu?
Bagaimana kemiripan otak manusia dengan komputer?
Mengapakah hal-hal buruk kadang terjadi pada orang-orang baik?
2. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara perseorangan.
3. Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, Aturlah menjadi
sejumlah pasangan dan perintahkan "mereka untuk berbagi jawaban satu sama
lain.
4. Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan,
memperbaiki tiap jawaban perseorangan.
5. Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru bandingkan jawaban dari
tiap pasangan dengan pasangan lain di dalam kelas.

VARIASI
1. Perintahkan seluruh siswa untuk memlih jawaban terbaik untuk tiap
pertanyaan.
2. Untuk menghemat waktu, berikan pertanyaan khusus kepada pasangan
tertentu. Bukannya memerintahkan semua pasangan menjawab semua
pertanyaan.

49. Kuis Tim

URAIAN SINGKAT
Tehnik tim ini dapat meningkatkan rasa tanggungjawab siswa atas apa yang
mereka pelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak mengancani atau
tidak membuat mereka takut.

PROSEDUR
1. Pilihlah topik yang bisa disajikan dalam tiga segmen.
2. Bagilah siswa menjadi tiga tim.
3. Jelaskan format pelajaran dan mulailah penyajian materinya. Batasi hingga 10
menit atau kurang dari itu.
4. Perintahkan Tim A untuk menyiapkan kuls jawaban singkat. Kuis tersebut
harus sudah siap dalam tidak lebih dari 5 menit. Tim B dan C menggunakan
waktu ini untuk memeriksa catatan mereka.
5. Tim A memberi kuis kepada anggota Tim B. Jlka Tim B tidak dapat
menjawab satu pertanyaan, Tim C segera menjawabnya.
6. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada aggota Tim C, dan
mengulang proses tersebut.
7. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan dengan segmen kedua dari pelajaran anda,
dan tunjuklah Tim B sebagai Pandu kuis.
8. Setelah Tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengah segmen ketiga dari
pelajaran anda. dan tunjuk Tim C sebagai pemandu kuis.

VARIASI
1. Berikan tim pertanyaan kuis yang telah dipersiapkan yang darinya mereka
memilih kapan mereka mendapat giliran menjadi pemandu kuis.
2. Berikan satu penyajian materi secara kontinyu. Bagilah siswa menjadi dua
tim. Pada akhir pelajaran, perintahkan dua tim untuk saling memberi kuis.

Pengajaran sesama siswa
Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran haru benar-benar
dikuasai ketika si pembelajar mampu mengajarkannya kepada orang lain.
Pengajaran sesama siswa memberi siswa kesempatan untuk mempelajari
sesuatu dengan balk dan, sekaligus, menjadi narasumber bagi satu sama lain.
Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara praktis untuk mengadakan
pengajaran sesama siswa di kelas. Strategi ini juga memungkinkan guru untuk
memberi tambahan. bila dirasa perlu, pada pengajaran yang dilakukan oleh
siswa.

50. Pertukaran Kelompok dengan Kelompok

URAIAN SINGKAT
Dalam strategi ini, tugas-tugas yang berbeda diberlkan kepada kelompok
siswa yang berbeda. Setiap kelompok "mengajarkan" kepada siswa lain apa
yang ia pelajari.

PROSEDUR
1. Pllihah topik yang mencakup gagasan. kejadian, pendapat, konsep atau
pendekatan yang berbeda. Topik Itu haruslah topik yang mendukung
pertukaran pendapat atau informasi (Sebagai ganti debat). Berikut adalah
beberapa contohnya:
Dua pertempuran terkenal selama Perang Saudara (diAmerika).
Gagasan dari dua atau beberapa penults.
Tahap-tahap perkembangan anak.
Beragam cara untuk meningkatkan gisi.
Beragam sistern operasi untuk komputer.
2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah tugas yang
diberikan. Pada umumnya kegiatan Ini cocok untuk dua hingga empat kelovw
Berikan waktu yang mencukupi kepada tiap kelompok untuk menyiapkan
cara mereka menyajikan topik yang ditugaskan kepada mereka. Sebagai
contoh, satu kelompok dapat menyajikan sebuah buku karya James Baldwin,
dan kelompok berikutnya dapat menyajikan buku karya Toni Morrison.
3. Bila tahap persiapan sudah selesai, perintahkan kelornpok untuk memilih juru
bicara. Undang tiap juru hicara untuk memberikan presentasi kepada
kelompok lain.
4. Setelah presentasi singkat, doronglah siswa untuk mengajukan pertanyaan
tentang pendapat presenter atau menawarkan pendapat mereka sendirl. Beri
kesempatan anggota lain dari kelompok si juru bicara untuk member!
tanggapan.
5. Lanjutnya presentasi kelompok lain agar tiap kelompok berkesempatan
memberikan informasi dan menjawab serta menanggapi pertanyaan dan
komentar audiens. Perbandingkan dan perbedaan pendapat dan informasi yang
dipertukarkan. Sebagai contoh, seorang guru melakukan pembandingan antara
dua negara sebagaimana disebutkan dalam tugas, dengan menggunakan
metoda ini. Satu kelompok diberi tugas mempelajari Costa Rica (yang dikenal
sebagai kota negara yang damai) dan kelompok lain diberi tugas mempelajari
El Salvador (yang belakangan ini dilanda perang saudara). Setelah maslng-
masing kelompok menyajikan budaya dan sejarah negara-negara tersebut,
selanjutnya dilakukan diskusi untuk menganalisa mengapa dua negara
bertetangga itu memiliki pengalaman yang sebegitu berbeda.

VARIASI
1. Perintahkan kelompok untuk melakukan pembahasan menyeluruh sebelum
memberikan presentasi.
2. Gunakan format diskusi panel untuk tiap presentasi kelompok.

51. Belajar ala Permainan Jigsaw

URAIAN SINGKAT
Belajar ala Jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan tehnik yang
paling banyak dipraktikkan. Tehnik ini serupa dengan pertukaran kelompok-
dengan-kelompok, namun ada satu perbedaan penting:
yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik bila
ada materi belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-
bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa mempelajari sesuatu
yang, blla digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain,
membentuk kumpulan pengetahuan atau ketrampilan yang padu.

PROSEDUR
1. Pillhlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian. Sebuah
bagian bisa sependek kalimat atau spanjang beberapa paragraf. (Jika
materinya panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas mereka sebelum
pelajaran.)
Contohnya antara lain:
Modul berisi beberapa poin penting.
Bagian-bagian eksperimen ilmu pengetahuan
Sebuah naskah yang memlliki bagian atau subjudul yang berbeda.
Sebuah artikel setelah majalah atau jenis materi bacaan pendek yang lain.
2. Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa. Bagikan
secara adil berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa. Sebagai contoh,
bayangkan sebuah kelas yang terdiri dari 12 siswa. Dimisalkan bahwa anda
bisa membagi materi pelajaran menjadi tiga segmen atau bagian. Anda
mungkin selanjutnya dapat membentuk kuartet (kelompok empat anggota),
dengan memberikan segmen 1,2. atau 3 kepada tiap kelompok. Kemudian.
perintahkan tiap kuartet atau "kelompok belajar" untuk membaca,
mendiskusikan, dan mempelajari materi yang mereka terima. (Jika anda
menghen-daki. anda dapat membentuk dua pasang "rekan belajar" terlebih
dahulu dan kemudian menggabungkan pasangan-pasangan itu menjadi kuartet
untuk berkonsultasi dan saling berbagi pendapat.)
3. Setelah waktu belajar selesai. bentuklah kelompok-kelompok "belajar ala
jigsaw." Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap "kelompok belajar di
kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan. anggota dari tiap kuartet dapat
berhitung mulai dari 1, 2, 3, dan 4. Kemudian bentuklah kelompok belajar
jigsaw dengan jumlah yang sama. Hasilnya adalah empat kelompok trio.
Dalam masing-masing trio akan ada satu siswa yang telah mempelajari
segmen 1, segmen 2, dan segmen 3. Diagram berikut ini menunjukkan
urutannya.
4. Perintahkan anggota kelompok "jigsaw" untuk mengajarkan satu sama lain
apa yang telah mereka pelajari.
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka membahas
pertanyaan yang masih tersisa guna memastikan pemahaman yang akurat.

VARIASI
1. Berikan tugas baru misalnya menjawab sejumlah pertanyaan yang didasarkan
pada pengetahuan yang akumulatif dari semua anggota kelompok belajar
jigsaw.
2. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari ketrampilan, sebgai alternatif
dari pemberian informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk saling
mengajarkan ketrampilan yang telah mereka pelajari.

52. Setiap Siswa Bisa Menjadi Guru Sendiri

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas
dan pertanggungjawaban individu. Strategi ini memberi kesempatan bagi
setiap siswa untuk bertldak sebagai "guru" bagi siswa lain.

PROSEDUR
1. Bagikan kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan
pertanyaan yang mereka miliki tentang materi belajar yang tengah dipelajari di
kelas (misalnya., tugas membaca) atau topik khusus yang ingin mereka
diskusikan di kelas. Dalam sebuah pelajaran tentang cerita pendek Amerika,
sebagai misal, guru. dapat membuat landasan untuk diskusi kelas tentanq
kisah Sheriey Jackson, The Lottery" dengan membagikan kartu indeks dan
meminta. siswa menuliskan sebuah pertanyaan yang mereka miliiki tentang
kisah tersebut. Berikut adatah beberapa pertanyaan yang ditulis oleh siswa dan
kemudian dibagikan kembali kepada seluruh kelas untuk mendapatkan
jawabannya:
a. Siapa yang hendak disenangkan oleh penduduk desa dengan diadakannya
lotre?
b. Bagaimana ritual lotre bermula?
c. Mengapa setiap orang terus-menerus melemparkan batu?
d. Mengapa Mr Summer yang bertanggungjawab atas lotere Itu?
2. Kumpulkan kartu, kemudlan kocoklah, dan baeik satu-satu kepada siswa.
Perintahkan siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan atau topik pada
kartu yang mereka terima dan pikirkan jawabannya.
3. Tunjuklah beberapa siswa untuk membacakan kartu yang mereka dapatkan
dan memberikan jawabanya.
4. Setelah memberikan jawaban. perintahkan siswa lain untuk memberi
tambahan atas apa yang dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartunya
itu.
5. Lanjutkan prosedur ini blla waktunya memungklnkan.

VARIASI
1. Peganglah kartu-kartu yang telah anda kumpulkan. Buatlah sebuah panel
responden. Baca tiap kartu dan perintahkan untuk didiskusikan. Gilirlah
anggota panel sesering mungkin.
2. Perintahkan siswa untuk menuliskan pendapat atau hasll pengamatan mereka
tentang materi pelajaran pada kartu. Perintahkan siswa lain untuk
mengungkapkan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pendapat atau
pengamatan tersebut

53. Pemberian Pelajaran Antar Siswa

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi untuk mendukung pengajaran sesama siswa di dalam
kelas. Strategi ini menempatkan seluruh tanggungjawab pengajaran kepada
seluruh anggota kelas.

PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Buatlah sub-sub kelompok dengan
jumlah yang sesuai dengan topik yang akan diajarkan.
2. Beri tiap kelompok sejumlah informasi, konsep, atau ketrampilan untuk
diajarkan kepada siswa lain. Berikut adalah beberapa contoh topiknya:
Susunan paragraf yang efektif
Mekanisme pertahanan psikologis
Memecahkan teka-teki matematika
Penyebaran AIDS
Topik yang anda berikan kepada siswa harus saling berkaitan.
3. Peritahkan tiap kelompok untuk menyusun cara dalam menyajikan atau
mengajarkan topik mereka kepada slswa lain. Sarankan mereka untuk
menghindari cara , mengajar sistem ceramah atau semacam pembacaan
laporan. Doronglah mereka untuk menjadikan pengalarnan belajar sebagai
pengalaman yang aktif bagi siswa.
4. Kemukakan beberapa saran sebagai berikut:
Sediakan media visual.
Buatiah lakon pemeragaan (jika memungkinkan)
Gunakan contoh dan/atau analogi untuk mengemukakan poin-poin
pengajaran.
Libatkan siswa melalui diskusi. permalnan kuis tugas menulis, sandiwara,
imajinasi mental, atau studi kasus.
Beri siswa kesempatan untuk mengajukan per-tanyaan.
Sebagai contoh. seorang guru memberikan tugas kepada siswa dalam
pelajaran soslologi untuk menyusun presentasi tentang empat isu utama
penuaan. Empat sub kelompok dibentuk dan pilihlah format berikut untuk
pengajaran sesama siswa:
Proses Penuaan: permainan kuis benar/salah tentang fakta-fakta penuaan.
Aspek-aspek Fisik Penuaan: Sebuah simulasi tentang aspek-aspek umum
penuaan (misalnya, radang sendi, berkurangnya pendengaran, penurunan
daya lihat).
Stereotip tentang Penuaan: Tugas menulis dimana anggota kelas menulis
tentang persepsi masyarakat mengenai penuaan.
Hilangnya kemandirian: Sebuah latihan drama yang melibatkan anak-anak
yang membicarakan transisi dengan orang tuanya.
Anda juga dapat memilih beberapa metode dari buku ini sebagai strategi
pengajaran
5. Berikan waktu yang mencukupi untuk merencanakan dan mempersiapkannya
(bai di dalam maupun di luar kelas). Kemudian perintahkan tiap kelompok
untuk menyajikan pelajaran mereka. beri tepuk tangan atas usaha keras
mereka.

VARIASI
1. Sebagai alternatif dari pengajaran kelompok, perintahkan siswa untuk
mengajar atau memberi bimbingan kepada siswa lain secara individual atau
dalam kelompok kecil.
2. Beri kesempatan tiap kelompok untuk memberi siswa. tugas membaca
sebelum memulai pelajaran mereka.


54. Studi Kasus Bikinan-Siswa

URAIAN SINGKAT
Studi kasus diakui secara luas sebagai salah satu metoda belajar terbaik.
Diskusi kasus pada umumnya berfokus pada persoalan yang ada dalam situasi
atau contoh konkret. Tindakan yang mesti diambil dan pelajaran yang bisa
dipetik, serta cara-cara menangani atau menghindari situasi semacam itu di
masa mendatang. Tehnik-tehnik yang berikut ini memungkinkan siswa untuk
membuat studi kasus mereka sendiri.

PROSEDUR
1. Bagilah kelas menjadi pasangan atau trio. Perintahkan mereka untuk membuat
studi kasus yang bisa dianalisis dan didiskusikan oleh siswa lain.
2. Jelaskan bahwa tujuan dan sebuah studi kasus adalah mempelajari sebuah
topik dengan mengkaji situasi atau contoh konkret yang mencerminkan topik
itu. Berikut adalah beberapa contohnya:
Sebuah syair Jepang bisa ditulis untuk menunjukkan cara
niembacakannya.
Sebuah resume aktual bisa dianalisis untuk mempelajari cara menulis
resume.
Sebuah laporan tentang cara seseorang melakukan eksperimen ilmiah bisa
didiskusikan untuk mempelajari tentang prosedur ilmiah.
Sebuah dialog antara seorang manajer dan karyawan bisa ditelaah untuk
mempelajari cara memberikan dukungan positif.
Sejumlah langkah yang diambil oleh orang tua dalam situasi konflik
dengan seorang anak bisa dikaji untuk mempelajari cara menangani
perilaku.
3. Sediakan waktu yang mencukupi bagi pasangan atau trio untuk membuat
situasi kasus singkat yang mengandung contoh atau isu untuk didiskusikan
atau sebuah persoalan untuk dipecahkan yang relevah dengan materi pelajaran
di kelas.
Sebagai misal, dalam pelajaran sejarah Amerika abad ke-20, guru dapat
memilih tiga peristiwa sejarah yang berbeda fcetika Amerika Serikat
menginteruensi negara lain. Guru memberi tugas berupa satu. peristiwa
sejarah kepada tiap pasangan siswa agar masing-masing dapat membuat
studi kasus untuk meninjau kebanyakan luar negeri Amerika.

Studi kasus ini antara lain:
1. Invasi Teluk Babi
2. Intervensi tentara di Vietnam
3. Penugasan tentara ke Somalia

Tiap pasangan selanjutnya menuliskan studi kasus intisari yang secara khusus
memerinci kejadian-kejadian yang mengarah kepada keputusan untuk
mengirimkan tentara AS ke luar negeri. Pertanyaan-pertanyaan untuk
dianalisis antara lain:
Apakah alasan utama intervensi AS?
Seberapa tahukah khalayak AS tentang keputusan itu?
Siapakah yang mengambil keputusan itu?
Apa saja presiden yang mengawali munculnya kebijakan luar negeri AS?
4. Bila studi kasus ini selesai, perintahkan kelompok untuk menyajikannya
kepada siswa lain. Beri kesempatan anggota kelompok untuk memimpin
diskusi kasus.

VARIASI
1. Tunjuk beberapa orang siswa untuk telah terlebih dahulu menyiapkan studi
kasus untuk siswa lain. (Penyiapan sebuah studi kasus merupakan tugas
belajar yang baik.)
2. Buatlah beberapa kelompok dalam Jumlah genap. Pasangkan kelompok dan
perintahkan mereka untuk bertukar studi kasus.

55. Pemberitaan

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menarik untuk melibatkan siswa dan memancing minat
mereka terhadap topik pelajaran sebelum mereka mengikuti pelajaran.
Pendekatan pengajaran sesama siswa ini juga akan menghasilkan banyak
materi dan informasi yang bisa diceritakan antarsiswa.

PROSEDUR
1. Perintahkan siswa untuk membawa artikel, penggalan berita, editorial, dan
kartun yang terkait dengan topik pelajaran. Sebagai contoh, seorang guru
dapat meminta agar siswa membawa berita koran atau majalah tentang cuaca,
misalnya pembahasan tentang pemanasan global.
2. Bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan perintahkan mereka untuk saling
berbagi penggalan berita dan pilihlah dua atau tiga yang paling menarik.
3. Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke posisi semula dan perintahkan
perwakilan dari tiap kelompok untuk berbagi pilihan mereka dengan siswa
lain.
4. Ketika kelompok-kelompok memberikan laporan, dengarkan poin penting
yang akan anda bahas dalam kelas dan gunakan informasi itu untuk
menyemarakkan diskusi.

VARIASI
1. Kumpulkan semua unsur berita dari siswa, saliniah, dan bagikan kembali
kepada mereka sebagai tindak an untuk sesi pelajaran. Atau perintahkan siswa
untuk menyerahkan penggalan berita mereka sebelum pelajaran dimulai. Anda
selanjutnya dapat menyalinnya dan mengirimkannya kepada semua siswa
sebagai tugas bacaan.
2. Gunakan butir-butir berita itu sebagai studi kasus atau naskah dasar latihan
sandiwara.


56. Poster

URAIAN SINGKAT
Metoda presentasi alternatif ini merupakan cara yang bagus untuk memberi
Informasi kepada siswa secara cepat, memahami apa yang mereka bayangkan,
dan memerintahkan pertukaran gagasan antarmereka. Tehnik ini juga
merupakan cara baru dan jelas yang memungkinkan siswa mengungkapkan
persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang tengah anda diskusikan
dalam suasana santai.

PROSEDUR
1. Perintahkan setiap siswa untuk memilih sebuah topik yang berkait dengan
topik pelajaran umum atau sub bahasan yang tengah didiskusikan.
2. Mintalah siswa untuk memajang konsep mereka pada papan poster atau papan
buletin. (Anda yang menentukan ukurannya.) Tampilan poster mesti dengan
sendirinya menunjukkan isinya; yakni, begitu melihatnya orang dengan
mudah memahami gagasannya tanpa perlu Penjelasan leblh lanjut, baik lisan
maupun tertulis. Namun demikian, siswa juga boleh menyiapkan satu halaman
penjelasan yang berisi uraian lebih rinci dan sekaligus sebagai materi rujukan
lebih lanjut.
3. Selama berlangsungnya pelajaran yang telah ditentukan, perintahkan siswa
untuk menempelkan sajian materi visual mereka dan berkeliling mengitari
ruangan untuk mengamati dan mendiskusikan poster masing-masing. Sebagai
contoh, dalam pembahasan tentang stress pada pelajaran kesehatan, topik-
topik yang diberikan mencakup yang berikut ini:
Penyebab stres
Gejala-gejala stres
Pengaruh stres terhadap diri sendiri dan orang lain
Pereda stres
Salah seorang siswa menggambarkan gejala stres dengan membuat tampilan
poster yang menunjukkan gambar-gambar berikut:
Orang kelebihan berat badan yang berdiri pada timbangan
Orang meminum minimum beralcohol
Dua orang bertengkar
Orang sakit kepala
Di bawah tiap gambar diberi paragraf singkat yang menjelaskan bagaimana
dan mengapa orang stres dapat menunjukkan gejala-gejala yang digambarkan
itu.
4. Lima belas menit sebelum berakhirnya pelajaran, perintahkan seluruh siswa
untuk kembali ke posisi semula dan mendiskusikan apa yang menurut mereka
berharga pada kegiatan tersebut.

VARIASI
1. Anda dapat memilih untuk membentuk tim beranggotakan dua atau tiga,
sebagai alternatif dari penugas individual, terutama jika topiknya memiliki
lingkup yang terbatas.
2. Tindaklanjuti sesi poster dengan diskusi panel, dengan menggunakan
beberapa siswa yang memajang poster-poster tersebut Sebagai panelis.

Belajar Secara Mandiri
Belajar bersama dan belajar dalam satu kelas penuh bisa ditingkatkan dengan
aktivitas belajar mandiri. Ketika siswa belajar dengan caranya sendiri, mereka
mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan diri dan merenung.
Bekerja dengan cara mereka sendiri juga memberi siswa kesempatan untuk
memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari. Strategi yang
berikut ini merupakan perpaduan tehnik-tehnik yang bisa digunakan di dalam
dan di luar kelas.

57. Imajinasi

URAIAN SINGKAT
Melalul imaji visual, siswa dapat menciptakan gagasan mereka sendiri. Imaji
cukup efektif sebagai suplemen kreatif dalam belajar bersama. Cara ini juga
bisa berfungsi sebagai papan loncat menuju proyek atau tugas independen
yang pada awalnya mungkin tampak membuat siswa kewalahan.

PROSEDUR
1. Perkenalkan topik yang akan dibahas. Jelaskan kepada siswa bahwa mata
pelajaran ini menuntut kreativitas dan bahwa penggunaan imaji visual dapat
membantu upaya mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menutup mata, Perkenalkan latihan relaksasi yang
akan membersihkan pikiran-pikiran yang ada sekarang dan benak siswa.
Gunakan musik latar, lampu temaram, dan pernafasan untuk bisa mencapai
hasilnya.
3. Lakukan latihan pemanasan untuk membuka mata batin mereka.
Perintahkan siswa, dengan mata mereka tertutup, untuk berupaya
menggambarkan apa yang terlihat dan apa yang terdengar, misalnya ruang
tidur mereka, lampu lalulintas sewaktu berubah wama, dan rintik hujan.
4. Ketika para siswa merasa rileks dan terpanaskan (setelah latihan pemanasan),
berikanlah sebuah imaji untuk mereka bentuk. Saran-sarannya meliputi:
Pengalaman masa depan
Suasana yang asing
Persoalan untuk dipecahkan
Sebuah proyek yang menanti untuk dikenakan
Sebagai contoh, seorang guru membantu siswa menyiapkan sebuah
wawancara kerja. Siswa diberi pertanyaan berikut ini:
Apa yang kamu kenakan?
Jam berapakah sekarang?
Seperti apa sih kantor itu?
Kursi seperti apakah yang kamu duduki itu?
Di manakah posisi duduk si pewawancara?
Seperti apakah si pewawancara itu?
Apa yang kamu. rasakan?
Apa yang ditanyakan pewawancara kepada kamu?
Bagaimana kamu menjawabnya?
5. Sewaktu menggambarkan imajinya, berikan selang waktu hening secara
reguler agar siswa dapat membangun Imaji visual mereka sendiri. Buatlah
pertanyaan yang mendorong penggunaan semua indera, semisal;
Seperti apakah rupanya?
Siapa yang kamu lihat? Apa yang mereka lakukan?
Apa yang kamu rasakan?
6. Akhiri pengarahan imaji dan instruksikan siswa untuk mengingat Imaji
mereka. Akhiri latihan itu dengan perlahan.
7. Perintahkan siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan berbagi
pengalaman imaji mereka Perintahkan mereka untuk menjelaskan imaji
mereka satu sama lain dengan menggunakan sebanyak mungkin penginderaan.
Atau perintahkan mereka untuk enuliskan apa yang mereka imajinasikan.

VARIASI
1. Setelah siswa mengingat kembali bagaimana mereka akan bertindak dalam
situasi tertentu, perintahkan mereka untuk merencanakan bagaimana mereka
akan benar-benar bertindak berdasarkan apa yang mereka pikirkan.
2. Lakukan latihan Imaji di mana siswa mengalami kegagalan. Selanjutnya
perintahkan mereka untuk membayangkan atau mengimajinaslkan sebuah
keberhasilan.


58. Menulis Di Sini dan Saat Ini

URAIAN SINGKAT
Aktivitas menulis memungkinkan siswa untuk memikirkan pengalaman yang
mereka miliki. Sebuah cara dramatis untuk meningkatkan perenungan secara
mandiri adalah dengan meminta siswa menuliskan laporan tindakan kala kini
(present tense) tentang sebuah pengalaman yang mereka miliki (seakan itu
terjadi di sini dan sekarang).

PROSEDUR
1. Pilihlah jenis pengalaman yang anda ingin siswa menuliskannya. Pengalaman
itu bisa dari masa lalu atau masa depan. Di antara kemungkinannya adalah:
Persoalan sekarang.
Acara keluarga.
Hari pertama menjalani pekerjaan baru.
Penyajian materi.
Pengalaman dengan seorang teman.
Situasi belajar.
2. Jelaskan kepada siswa tentang pengalaman yang anda pilih untuk tujuan
penulisan perenungan. Katakan pada mereka bahwa cara yang balk untuk
merenungkan sebuah pengalaman adalah dengan menghidupkannya 5 kembali
atau mengalaminya untuk pertama kalinya di dini dan sekarang juga. Cara ini
akan menimbulkan dampak yang lebih jelas dan lebih dramatis ketimbang
menulis tentang sesuatu "di suatu tempat dan dahulu" atau dalam waktu yang
kelak akan datang.
3. Sediakan kertas yang putih bersih untuk menulis. Pintakan privasi dan suasana
hening.
4. Perintahkan siswa untuk menulis, dalam kala kini (present tense), tentang
pengalaman yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai dari awal
pengalaman dan menuliskan apa yang mereka dan orang lain alami dan
rasakan, semisal, "Aku berdiri di depan teman-teman sekelas untuk
menyajikan materi. Aku benar-benar ingin terlihat percaya diri. . ."
perintahkan siswa untuk menulis sebanyak yang mereka suka tentang kejadian
yang berlangsung dan perasaan yang ditimbulkan.
5. Beri waktu yang cukup untuk menulis. Siswa jangan sampai merasa diburu
waktu. Bila sudah selesai, perintahkan mereka untuk membaca hasil renungan
mereka di sini dan sekarang.
6. Diskusikan tindakan-tindakan baru apa yang mungkin akan mereka ambil di
masa mendatang.

VARIASI
1. Untuk membantu siswa mendapatkan kegairahan dalam menulis imajinatif,
pertama-tama lakukan latihan imajinasi mental atau laksanakan diskusi
kelompok yang relevan dengan topik yang anda tugaskan kepada mereka.
2. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang yang telah mereka tulis.
Salah satu alternatifnya adalah dengan memerintahkan sejumlah siswa untuk
membacakan karya mereka yang sudah rampung. Alternatif yang kedua
adalah dengan meminta pasangan untuk saling bercerita tentang apa yang
mereka tulis.

59. Peta Pikiran

URIAN SINGKAT
Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan
gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru.
Meminta siswa untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka untuk
mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau
apa yang tengah mereka rencanakan.

PROSEDUR
1. Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. Beberapa kemungkinannya antara lain:
Sebuah masalah atau isu yang anda ingin siswa membuatkan gambaran
penanganannya.
Sebuah konsep atau ketrampilan yang telah anda ajarkan.
Sebuah tugas yang mesu direncanakan penyelesaiannya oleh siswa.
2. Buatkan sebuah peta pikiran sederhana untuk siswa dengan menggunakan
warna, gambar, atau simbol. Salah satu contohnya adalah perjalanan ke toko
grosir dimana seseorang berbelanja berdasarkan peta pikiran yang
mengkategorikan butir-butir yang diperlukan sesuai dengan konter di mana
barang belanjaan itu dapat dijumpai (misalnya, konter produk susu, produk
alami, dan makanan beku). Jelaskan bagaimana warna gambar, dan simbol
dalam peta pikiran anda meningkatkan seluruh kerja pikiran (versus pemikiran
otak kiri kanan). Perintahkan siswa untuk menyisipkan contoh sederhana dari
kehidupan sehari-hari mereka yang dapat mereka buatkan peta pikirannya.
3. Sediakan kertas, spidol, dan materi sumber lain yang menurut anda akan
membantu siswa menciptakan peta pikiran yang semarak dan cerah. Tugaskan
siswa untuk membuat pemetaan pikiran. Sarankan agar mereka memulai peta
mereka dengan membuat sentra gambar yang menggambarkan topik atau
gagasan utamanya. Selanjutnya. doronglah mereka agar memecah
keseluruhannya menjadi unsur-unsur yang lebih kecil dan menggambarkan
unsur-unsur ini di sekeliling peta (menggunakan warna dan grafis).
Perintahkan mereka untuk mengungkapkan tiap gagasan menggunakan
gambar, dengan menyertakan sedikit mungkin kata-kata. Setelah itu. mereka
dapat memerincinya di dalam pikiran mereka.
4. Sediakan waktu yang banyak bagi siswa untuk menyusun peta pikiran mereka.
Sarankan mereka untuk melihat karya siswa lain guna mendapatkan gagasan.
5. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang peta pikira mereka. Lakukan
diskusi tentang manfaat dari cara pengungkapan gagasan kreatif ini.

VARIASI
1. Berikan tugas pembuatan peta pikiran dalam tim, sebagai alternatif dari
pembuatan peta pikiran secara perseorangan.
2. Gunakan komputer untuk membuat peta pikiran.

60. Belajar Sekaligus Bertindak

URAIAN SINGKAT
Belajar sekaligus bertindak memberi siswa kesempatan untuk mengalami
penerapan topik dan isi materi yang dipelajari atau didiskusikan di kelas
dalam situasi kehidupan sesungguhnya. Sebuah proyek luar-kelas
menghadapkan mereka pada cara penemuan dan memungkinkan mereka untuk
menjadi kreatif dalam bertukar pendapat tentang penemuan mereka dengan
sesama siswa. Keunggulan dari kegiatan ini adalah bahwa ia bisa digunakan
dengan mata pelajaran apapun.

PROSEDUR
1. Perkenalkan topik kepada siswa dengan menyediakan sejumlah informasi
pendukung melalui pengajaran berbasis-ceramah singkat dan diskusi kelas.
2. Jelaskan bahwa anda akan memberi mereka kesempatan untuk mengalami
kejadian seputar topik pelajaran untuk pertamakali dengan melakukan
"kunjungan lapangan" menuju situasi kehidupan sesungguhnya.
3. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok beranggotakan empat hingga lima
orang dan perintahkan mereka untuk menyusun sebuah daftar pertanyaan
dan/atau hal khusus yang mesti mereka cari selama kunjungan lapangan."
4. Perintahkan sub-sub kelompok untuk menempelkan butir-butir pertanyaan
mereka dan berbagi pendapat tentangnya dengan siswa lain.
5. Para siswa akan mendiskusikan butir-butir itu dan menyusun daftar umum
untuk digunakan oleh setiap siswa.
6. Beri siswa tenggat waktu (misalnya satu minggu) dan arahkan mereka untuk
mengunjungi lokasi atau beberapa lokasi dan menggunakan daftar pertanyaan
untuk mewawancarai atau mengamati. Mereka boleh memilih tempatnya, atau
anda mungkin perlu membuat penugasan khusus untuk menghindari duplikasi
atau agar terfadi persebaran siswa secara merata. Sebagai contoh. siswa dapat
diminta untuk mengunjungi tempat-tempat usaha semisal toko eceran, restoran
cepat saji, hotel atau bengkel mobil. Mereka selanjutnya mengunjungi tempat-
tempat usaha ini sebagai pelanggan untuk mengetahui bagaimana pelayanan
terhadap mereka.
7. Pertanyaan-pertanyaannya harus spesifik dan memungkinkan untuk dilakukan
pembandingan dengan temuan sesama siswa.
Sebagai contoh, butir-butir pengamatan berikut ini cocok dengan layanan
konsumen:
Berapa lamakah waktu yang diperlukan karyawan untuk melayani
pelanggan?
Apakah karyawan itu tersenyum?
Apakah karyawan itu sopan dan ramah?
Apakah karyawan itu mengajukan pertanyaan terbuka untuk memahami
persoalannya? Apakah karyawan Itu menggunakan tehnik mendengarkan
aktif? Beri contohnya.
Apakah karyawan itu memberikan pemecahan masalah?
Apakah kamu, selaku pelanggan, senang dengan pengalaman Itu?
Mengapa demikian, atau mengapa tidak demikian?
5. Perintahkan siswa untuk berbagi temuan mereka dengan siswa lain melalui
sejumlah metoda kreatif (misalnya, dengan drama atau peragaan singkat,
wawancara bohong-bohongan, diskusi panel atau permainan).

VARIASI
1. Anda mungkin perlu membentuk tim beranggotakan dua atau tiga siswa
sebagai alternatif dari pemberian tugas individual.
2. Sebagai ganti penugasan seluruh siswa untuk menyusun sebuah daftar
pertanyaan atau garis-garis besar pengamatan, tiap siswa dapat membuat
daftar mereka sendiri.

61. Jurnal Belajar

URAIAN SINGKAT
Bila siswa diminta untuk menggambarkan secara tertulis pengalaman belajar
yang telah mereka jalani mereka akan terdorong untuk menyadari apa yang
mereka alami dan mampu mengungkapkan secara tertulis. Tehnik yang
banyak digunakan dalam hal ini adalah jurnal belajar, sebuah catatan reflektif
atau diari yang dibuat oleh siswa dari hari ke hari.

PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa pengalaman tidak mesti merupakan guru terbaik
dan bahwa sangatlah penting untuk merenungkan kembali pengalaman guna
menyadari pelajaran apa yang kita dapatkan dari pengalaman itu.
2. Perintahkan siswa untuk membuat jurnal tentang refleksi dan pembelajaran
mereka.
3. Sarankan agar mereka menulis, dua kali seminggu, sebagian dari apa yang
mereka pikirkan dan rasakan tentang hal-hal yang mereka pelajari. Katakan
pada mereka untuk mencatat semua komentar itu sebagai catatan pribadi
(tanpa khawatir dengan kesalahan eja tata bahasa, dan tanda baca).
4. Perintahkan siswa untuk berfokus pada beberapa semua kategori berikut ini:
Apa yang belum jelas bagi mereka atau apa yang mereka tidak setujui.
Bagaimana kaitan antara pengalaman belajar dengan kehidupan pribadi
mereka.
Bagaimana pengalaman belajar terrefleksikan dalam hal-hal lain yang
mereka baca, lihat dan kerjakan.
Apa yang telah mereka amati tentang diri mereka dan orang lain semenjak
merasakan pengalaman belajar.
Apa yang mereka petik dari pengalaman belajar. Apa yang hendak mereka
kerjakan sebagai hasil dari pengalaman belajar.
5. Kumpulkan, baca, dan komentari jumal tersebut secara berkala agar siswa
menjadi merasa bertanggungjawab untuk menyimpannya dan agar anda dapat
menerima umpan balik tentang hasil belajar mereka.

VARIASI
1. Sebagai alternatif dari pemberian buku catatan kosong, siswa bisa disediakan
formulir terstruktur untuk menyusun entri jurnal mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menulis selama pelajaran langsung, bukannya setelah
selesai pelajaran.

62. Kontrak Belajar

URAIAN SINGKAT
Belajar yang timbul dan keinginan sendiri acapkali lebih mendalam dan lebih
permanen ketimbang belajar yang diarahkan oleh guru. Namun demikian,
anda mesti memastikan bahwa kesetujuan terhadap apa dan bagaimana
sesuatu akan dipelajari haruslahjelas. Salah satu cara untuk mewujudkan hal
ini adalah dengan kontrak belajar.

PROSEDUR
1. Perintahkan tiap siswa untuk mernilih sebuah topik yang dia ingin pelajari
sendiri.
2. Sarankan tiap siswa untuk berfikir cermat melalui rencana belajar. Berikan
waktu yang banyak untuk riset dan konsultasi dalam menyusun rencana.
3. Mintalah siswa untuk menulis kontrak yang mencakup kategori-kategori
berikut ini:
Tujuan belajar yang ingin dicapai siswa.
Pengetahuan atau ketrampilan khusus yang mesti dikuasai.
Kegiatan belajar yang akan dilakukan.
Bukti yang akan diajukan siswa untuk menunjukkan bahwa tujuan itu telah
tercapai.
Tanggal penyelesaian.
Berikut ini adalah sebuah kontrak yang dibuat oleh siswa yang ingin
mengerjakan resumenya.
Topik: Mengungkapkan diri saya dengan baik secara
tertulis.
Tujuan pembelajaran: Memilih format yang tepat.
Memadatkan empat halaman menjadi dua.
Menulis tujuan karier yang lebih jelas.
Aktivitas pembelajaran: Meninjau resume sampel.
Memilih sampel yang saya suka dan
mengomentarinya.
Menyiapkan tulisan berdasarkan kritikan guru.
Menulis ulang bila perlu.
Menyerahkan salinan kepada tiga siswa dan
meminta komentar mereka.
Menyiapkan resume akhir.
Tanggal penyelesaian: Dalam dua minggu.
4. Temui siswa dan diskusikan kontrak yang diajukan. Sarankan materi belajar
yang ada kepada siswa. lcarakan perubahan yang Ingin anda lakukan.


VARIASI
1. Buatlah kontrak belajar kelompok, sebagai alternatif dari kontrak belajar
individu.
2. Sebagai alternatif dari pemberian kebebasan memilih, pilihkan topik dan
tujuan untuk siswa atau tawarkan pilihan yang terbatas. Namun demikian.
berikan pilihan yang banyak tentang cara mempelajari topik itu.

Belajar yang Efektif
Aktivitas belajar yang efektif membantu siswa mengenali perasaan, nilai-nilai,
dan sikap mereka. Topik yang paling tehnis sekalipun melibatkan belajar yang
efektif. Sebagai contoh, apa gunanya kemampuan menggunakan komputer
jika siswa cemas dan tidak yakin dengan diri sendiri ketika mereka
menggunakan komputer? Strategi yang berikut ini dirancang untuk
menimbulkan kesadaran akan perasan, nilai-nilai, dan sikap yang menyertai
banyak topik kelas. Strategi ini dengan halus mendesak siswa untuk
mengenali keyakinan mereka dan bertanya pada diri sendiri apakah mereka
memiliki komitmen terhadap cara-cara baru dalam mengerjakan segala hal.


63. Mengetahui yang Sebenarnya

URAIAN SINGKAT
Acapkali, sebuah topik dapat menlngkatkan pemahaman dan kepekaan
terhadap orang atau situasi yang tidak akrab bagi siswa. Salah satu cara
terbaik untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menciptakan aktivitas efektif
yang menstimulasi keingintahuan tentang seperti apa sebenarnya orang atau
situasi yang kurang akrab tersebut.

PROSEDUR
1. Pilihlah tipe orang atau situasi yang anda ingin siswa mempelajarinya. Berikut
adalah beberapa contohnya:
Seperti apa rasanya berada di kalangan minoritas.
Seperti apa rasanya berada dalam periode waktu yang berbeda dalam
sejarah.
Seperti apa rasanya menjadi orang yang berasal dan budaya yang berbeda.
Seperti apa rasanya menjadi orang yang memiliki persoalan atau tantangan
pelik.
2. Buatlah cara untuk mensimulasikan orang atau situasi itu. Di antara cara-cara
untuk melakukannya adalah sebagai berikut:
Perintahkan siswa untuk berbusana seperti yang dikenakan oleh orang-
orang dalam situasi itu. Atau perintahkan mereka untuk menangani
peralatan, perkakas, aksesoris, atau barang-barang milik lainnya dari orang
atau situasi itu atau dengan terlibat dalam kegiatan tertentu yang biasa
dilakukan orang itu.
Sebagai contoh, kondisikan siswa pada proses normal penuaan dengan
memberi mereka kacamata yang berlumuran noda pelembab, membawa
kacang buncis dalam keranjang, katun pembersih telinga, dan
mengenakan kaus kaki bersepatu sandal. Kemudian perintahkan mereka
untuk mengambil pensil dan kertas dan menuliskan nama mereka, alamat
dan nomor telepon, atau untuk berjalan-jalan ke luar ruang kelas,
membuka pintu, dan mencari-cari jalan.
Tempatkan siswa dalam situasi di mana mereka diharuskan merespons
sesuai peran yang harus mereka mainkan.
Gunakan analogi dalam membuat simulasi: Buatlah sebuah skenario yang
tidak terlalu asing bagi siswa yang isinya menjelaskan situasi yang tidak
begitu mereka kenal. Sebagai contoh, anda dapat meminta seluruh siswa
yang kidal untuk menggambarkan seorang yang secara budaya berbeda
dari siswa yang lain.
Tirukan gerak-gerik seseorang dan perintahkan siswa untuk
mewawancarai anda dan mencari tahu tentang pengalaman, pandangan
dan perasaan anda. Sebagai contoh, seorang guru sains (Kate Brooks)
Berpakaian seperti Galileo dan menyajikan drama tentang kehidupannya
dan dilema etika yang dia (Galileo) hadapi. Musik jaman renaisans
dimainkan dan lilin dinyalakan di planetarium, sementara Galileo
mendapatkan temuan dengan teleskop. Drama Itu berakhir dengan
dihukumnya galileo dan upayanya untuk mempertahankan ajarannya. Pada
akhir drama itu, siswa menulis sebuah esai tentang persoalan etika yang
dihadapi Galileo, memberikan pandangan mereka tentang keputusan
Galileo, dan menebak apa yang akan mereka lakukan.
3. Tanyakan kepada siswa bagaimana rasanya simulasi tersebut. Diskusikan
pengalaman sewaktu mengenakan sepatu orang lain. Perintahkan siswa untuk
mengenali tantangan yang dimunculkan oleh orang atau situasi yang tidak
begitu mereka kenal.

VARIASI
1. Jika memungkinkan, lakukan pertemuan nyata dengan situasi atau orang yang
tidak mereka kenal akrab.
2. Buatlah pengalaman imaji mental dl mana siswa memvisualkan orang atau
situasi yang tidak mereka kenal akrab.


64.Pemeringkatan pada Papan Pengumuman

URAIAN SINGKAT
Banyak materi belajar yang tidak mengandung muatan benar atau salah.
Ketika terdapat nilal-nilai, opini, gagasan, dan preferensi tentang topik yang
anda ajar-kan, aktivitas ini bisa digunakan untuk menstimulasi pemikiran dan
diskusi.

PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok beranggotakan empat hingga enam
orang.
2. Berikan kepada siswa daftar yang berisi salah satu dari yang berikut ini:
Nilai-nilai yang mereka pegang (misalnya, 1. Loyalitas, 2. ... dll)
Opini yang mungkin mereka dukung (misalnya, 1. Pencegahan kejahatan.
harus menjadi perhatian utama bangsa kita, 2. .....dll)
Solusi alternatif atas suatu masalah (misalnya. Hematlah energi dengan 1.
Berkendara secara 3 in 1. 2. .... dll)
Pilihan keputusan yang mereka atau orang lain hadapi (misalnya, 1.
Melegalkan narkoba, 2. .... dll)
Atribut yang mereka kehendaki (misalnya, l tampil menawan. 2. .... dll)
Preferensi yang mereka miliki (misalnya, I. Edgar Allan Poe, 2,dll)
Sebagai contoh. siswa dapat ditanya sifat apa yang mereka harapkan ada pada
seorang teman: bisa diandalkan, lucu, keren, pengertian, dll)
4. Berikan tiap kelompok buku bloknot. Perintahkan mereka untuk menuliskan
tiap butir dalam daftar itu pada kertas terpisah.
5. Buatlah "papan pengumuman" dimana sub-sub kelompok dapat memajang
preferensi urutan peringkat mereka. (kertas Bloknote boleh ditempelkan pada
papan tulis. whiteboard, atau pada kertas karton lebar.)
6. Bandingkan dan bedakan pemeringkatan antar kelompok yang kini dipajang.

VARIASI
1. Upayakan untuk mencapai konsesus seluruh siswa.
2. Perintahkan siswa untuk mewawancarai anggota kelompok yang peringkatnya
berbeda dengan peringkat mereka.

65. Apa? Lantas Apa? Dan Sekarang Bagaimana?

URAIAN SINGKAT
Nilai dari aktivitas belajar eksperiensial akan meningkat dengan meminta
siswa untuk merenungkan kembali pengalaman yang baru mereka alami dan
menggali implikasinya. Periode perenungan ini seringkali disebut sebagai
pengolahan atau debriefing (pewawancaraan-pentanyajawaban). Sebagian
kalangan pendidik kini menggunakan istilah harvesting (pemanenan). Berikut
adalah urutan tiga tahap untuk memanen pengalaman yang kaya akan
pembelajaran.

PROSEDUR
1. Kondisikan siswa ke dalam pengalaman yang sesuai dengan topik yang anda
ajarkan. Pengalaman-pengalaman ini dapat mencakup yang berikut ini:
Permainan atau latihan simulasi
Kunjungan lapangan Tayangan Video
Proyek belajar praktik
Debat
Drama
Latihan imaji mental
2. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang apa yang terjadi pada mereka
selama latihan tersebut:
Apa yang mereka lakukan?
Apa yang mereka amati? Pikirkan?
Apa yang mereka rasakan selama latihan itu?
3. Selanjutnya, perintahkan siswa untuk bertanya pada diri sendiri, "Lantas,
bagaimana?"
Manfaat apa yang mereka dapatkan dari latihan itu?
Apa yang mereka pelajari? Dan Pelajari kembali?
Apa implikasi dari aktivitas itu?
Bagaimanakah kaitan antara pengalaman itu (jika itu berupa simulasi atau
drama) dengan dunia nyata?
4. Terakhir, perintahkan siswa untuk memikirkan "Sekarang bagaimana? "
Bagaimana kalian ingin melakukan sesuatu secara berbeda di masa
mendatang?
Bagaimana kalian dapat memperluas pembelajaran yang kalian dapatkan?
Langkah-langkah apa yang dapat kallan ambil untuk menerapkan apa yang
telah kalian pelajari?

VARIASI
1. Batasi diskusi pada "'Apa?" dan "Lantas bagaimana?"
2. Gunakan kedua pertanyaan ini untuk menstimulir penulisan jurnal (lihat
strategi 61, "Jurnal Belajar").


66. Penilaian-Diri secara Aktif

URAIAN SINGKAT
Melalui metoda ini, siswa mampu berbagi sikap mereka tentang sebuah mata
pelajaran melalui penilaian-diri. Metoda ini memungkinkan guru untuk
mengukur perasaan dan keyakinan siswa, dan berfungsi sebagai papan loncat
bagi diskusi kelas.

PROSEDUR
1. Buatlah sebuah daftar pernyataan yang akan dibacakan kepada siswa untuk
menilai sikap dan perasaan mereka tentang pelajaran yang diberikan.
Sebagai contoh, seorang guru menyusun pernyataan-pernyataan berikut ini:
Saya menginginkan pekerjaan yang memungkinkan saya untuk bekerja
dengan orang lain.
Saya menginginkan pekerjaan yang memberi saya pendapatan paling
besar, berkat kemampuan saya.
Saya menginginkan pekerjaan yang aman dan bebas dari rasa khawatir
akan terus-menerus dievaluasi.
Saya menginginkan pekerjaan yang tidak perlu saya lembur di rumah.
Saya menginginkan pekerjaan yang tidak menuntut banyak bepergian.
Saya menginginkan pekerjaan memiliki nilai guna bagi masyarakat.
Saya menginginkan pekerjaan yang terus-menerus memacu peningkatan
kemampuan saya.
2. Perintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan
menempatkan meja dan kursi di satu sisi ruangan.
3. Buatlah skala penilaian angka dari satu hingga lima di depan kelas dengan
menggunakan papan tulis atau dengan menempelkan angka pada dinding.
4. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sejumlah pernyataan. Setelah
mendengarkan pernyataan-pernyataan itu, siswa harus berdiri di depan angka
penilaian yang paling cocok dengan sikap mereka terhadap pengetahuan
seputar mata pelajaran. Tergantung pada mata pelajarannya, angka 1 bisa
berarti "Sangat Setuju" atau "Paham Betul." sedangkan angka 5 untuk "Sangat
Tidak Setuju" atau Tidak Paham."
5. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas
yang paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah terbentuk
sejumlah barisan di depan berbagai posisi. perintahkan beberapa siswa untuk
saling menjelaskan alasan mereka memilih posisi itu.
6. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain. Perintahkan sembarang siswa
yang ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya.
7. Lanjutkan membaca pernyataan atau fakta individual dan meminta siswa itu
bergerak ke angka yang paling cocok dengan opini atau pengetahuan mereka.
8. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan
tertulis dari pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka untuk
mendiskusikannya.
9. Sekarang, perintahkan siswa untuk secara pribadi mencocokkan kembali
pendapat mereka terhadap butir. Perintahkan mereka untuk menunjuk satu
angka pada tiap pernyataan yang mencerminkan tingkat kesetujuan atau
ketidaksetujuan mereka.

VARIASI
1. Dalam kelas yang jumlah siswanya lebih besar, perintahkan siswa untuk
terlebih dahulu memilih sebuah jawaban terhadap pernyataan-pernyataan itu
dan kemudian bergerak ke bagian-bagian ruangan yang telah dinomori.
2. Mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian lakukan penilaian
individual (pribadi).


67. Peraga Peran

URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara menarik untuk menstimulasi diskusi tentang nilai
dan sikap. Siswa diminta untuk menominasikan sosok-sosok terkenal yang
mereka pandang sebagai peraga peran dari ciri-ciri yang berkaitan dengan
sebuah topik yang tengah dipelajari di kelas.

PROSEDUR
1. Bagilah siswa nienjadi sub-sub kelompok beranggotakan lima atau enam orang,
dan berikan kepada tiap kelompok selembar kertas dan bolpoin.
1. Perintahkan tiap kelompok untuk mengenali tiga siswa yang akan mereka
kenali sebagai perwakilan dari mata pelajaran yang tengah didiskusikan.
Dalam pelajaran musik, sebagai misal, mereka dapat memilih Elton John,
Billy Joel, dan Stevie Wonder.
2. Setelah mereka mengenali tiga sosok terkenal, perintahkan mereka untuk
membuat daftar karakteristik yang dimiliki oleh ketiganya yang
mengkualifikasi mereka sebagai contoh atau peraga peran untuk mata
pelajaran yang tengah mereka diskusikan. Mereka mesti mendaftar orang dan
karakteristik pada kertas dan menempelkannya pada dinding.
3. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan membandingkan daftar
mereka, perintahkan tiap kelompok untuk menjelaskan alasan yang melandasi
pilihan mereka.
4. Arahkan siswa dalam sebuah diskusi tentang berbagai persepsi di kalangan
siswa.

VARIASI
1. Sebagai alternatif dari menyebut orang sungguhan, perintahkan siswa untuk
memilih karakter fiksional.
2. Berikan kepada tiap kelompok daftar khusus tentang orang yang merupakan
perwakilan atau tokoh dari mata pelajaran yang didiskusikan.

Pengembangan Keterampilan
Salah satu tujuan terpenting dari pendidikan di jaman sekarang adalah
pemerolehan keterampilan untuk kebutuhan pekerjaan modern. Terdapat
keterampilan tehnis seperti menulis dan komputasi. Ada pula keterampilan
non-tehnis semisal mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara
dengan jelas. Ketika siswa berupaya mempelajari keterampilan-keterampilan
baru dan meningkatkan kemampuan yang ada, mereka perlu
mempraktikannya secara efektif dan mendapat umpan balik yang berguna.
Strategi-strategi yang berikut ini merupakan cara-cara yang berbeda untuk
mengembangkan ketrampilan. Beberapa di antaranya cukup intens dan
sebagian lagi menyenangkan. Bermacam pemeranan ditampilkan secara
khusus.


68. Formasi Regu Tembak

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan format yang cepat dan dinamis yang bisa digunakan untuk
berbagai macam tujuan, misalnya menguji dan memerankan suatu lakon.
Format ini menampilkan pasangan secara bergilir. Siswa mendapat peluang
untuk merespon dengan cepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
secara bertubi-tubi atau jems tantangan lain;

PROSEDUR
1. Tetapkan tujuan anda untuk menggunakan "regu tembak." Berikut Ini adalah
contohnya bila yang menjadi tujuan anda adalah pengembangan kemampuan:
Siswa dapat menguji atau melatih satu sama lain.
Siswa dapat melakonkan (mendramatisasi) situasi yang diberikan kepada
mereka.
Siswa dapat mengajar satu sama lain.
Anda juga dapat menggunakan strategi ini untuk situasi lain. Berikut adalah
beberapa contohnya:
Siswa dapat mewawancarai temannya untuk mengetahui pendapat dan
pandangannya. Siswa dapat mendiskusikan kutipan atau naskah Pendek.
2. Susunlah kursi dalam formasi dua barisan berhadapan. Sediakan kursi yang
cukup untuk seluruh siswa kelas.
3. Pisahkan kursi-kursi menjadi sejumlah regu berangggotakan tiga hingga lima
siswa pada tiap sisi atau deret. Formasi ini bisa tampak seperti gambar berikut:




4. Bagikan pada tiap siswa x sebuah kartu berisi sebuah tugas atau pekerjaan
yang akan dia mintakan untuk dijawab oleh siswa y yang duduk berhadapan
dengannya. Gunakan salah satu dari yang berikut ini:
Sebuah topik wawancara (misalnya, ajukan kepada siswa yang duduk di
hadapanmu pertanyaan ini:
"Bagaimana perasaanmu terhadap karakter ____ dalam buku _____?")
Pertanyan tes (misalnya, tanyakan kepada siswa yang duduk di
X X X X X X X X X X X X X X X X
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
hadapanmu, "Apa rumus untuk ____?")
Naskah pendek atau kutipan (misalnya, tanyakan kepada siswa yang
duduk di hadapanmu pendapatnya tentang frase "Kamu tidak memiliki
sesuatu yang banyak membantu mewujudkan cita-citamu. )
Sebuah karakter untuk dilakonkan/diperankan (misalnya, perintahkan
siswa yang duduk di hadapanmu untuk memerankan seseorang yang harus
menasehati kawannya untuk tidak minum-minuman keras sambil
mengemudi)
Tugas mengajar (misalnya, perintahkan siswa y duduk di hadapanmu
untuk mengajarkan kepadamu kapan menggunakan titik-dua dan titik-
koma)


Berikan kartu yang berbeda untuk tiap anggota x dari sebuah regu.
Sebagai contoh, seorang guru tengah melatih siswa untuk melakukan tatapan
mata yang baik dan berbicara dengan lancar. Guru memberikan satu dari
kartu-kartu berikut ini kepada anggota x dari tiap regu:
Perintahkan, siswa yang duduk di hadapanmu untuk memberikan
pendapatnya tentang presiden Indonesia yang sekarang.
Perintahkon siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan tentang
masa kanak-kanaknya.
Perintahkan siswa yang duduk di hadapanmu untuk menjelaskan ciri-ciri
dan keunggulan dari pastagigi yang dia gunakan.
Perintahkan siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan tentang
hobi dan minatnya.
5. Mulailah tugas pertama. Dalam waktu yang tidak begitu lama, umumkan
bahwa sekaranglah waktunya bagi siswa y untuk berpindah satu kursi di
sebelah kirinya di dalam regunya. Jangan merotasi atau memindahkan siswa x.
Perintahkan siswa x untuk "menembakkan" tugas atau pertanyaannya kepada
siswa y yang duduk di hadapannya. Lanjutkan dengan jumlah babak sesuai
dengan jumlah tugas yang anda berikan.

VARIASI
1. Baliklah peran agar siswa x bisa menjadi siswa y.
2. Dalam beberapa situasi, bolehjadi akan lebih menarik dan lebih tepat untuk
memberikan tugas yang sama kepada tiap anggota regu. Dalam hal ini, siswa y
akan diminta untuk menjawab instruksi yang sama untuk tiap anggota
regunya. Sebagai contoh, seorang siswa dapat diminta untuk melakonkan
situasi yang sama beberapa kali.

69. Pengamatan dan Pemberian Masukan Secara Aktif

URAIAN SINGKAT
Prosedur umum dalam menggunakan pengamat pada latihan drama atau sesi
latihan ketrampilan adalah dengan menunggu hingga pementasan selesai
sebelum meminta pemberian masukan. Prosedur ini memberi umpan balik
yang sifatnya segera bagi si pemeran. Ini juga menjadikan pengamat untuk
tetap siap selama pementasan.

PROSEDUR
1. Buatlah latihan pemeranan di mana beberapa siswa memperagakan
ketrampilan sedangkan siswa yang lain menjadi pengamat.
2. Sediakan bagi pengamat daftar konkret tentang perilaku positif dan/atau
negatif untuk diperhatikan. Perintahkan mereka untuk memberi isyarat kepada
pemain drama ketika perilaku yang dikehendaki terjadi dengan isyarat yang
berbeda bila perilaku yang tidak dikehendaki muncul. Isyarat yang bisa
digunakan antara lain:
Mengangkat tangan
Meniup peluit
Menjentikkan jari
Tepuk tangan satu kali
Siswa di dalam pelajaran bahasa Spanyol konvensional, Misalnya, dapat
menggunakan aktivitas ini untuk mempraktikkan tatabahasa. Guru
menyiapkan 10 situasi yang berbeda dan meminta partisipan pemeran drama
untuk memilih salah satunya dari sebuah topi. Sebelum pemeranan lakon
dimulai, siswa memilih isyarat untuk menandakan penggunaan tata bahasa
yang tidak benar (menjentikkan jari) dan satu untuk dukungan positif
(melambaikan tangan). Pemeran lakon dua siswa memulai dialog dalam
bahasa Spanyol. Jika kemudian dijumpai kesalahan gramatika anggota,
audiens dapat menjentikkan jari; untuk memberikan umpan balik positif,
mereka melambaikan tangan. Variasi untuk menghindari interupsi terus-
menerus adalah dengan menetapkan waktu interval satu menit dan
memberikan penghargaan umum (jumlah jentikkan atau lambaian tangan) atau
penilaian langsung.
3. Jelaskan bahwa tujuan dari isyarat-isyarat itu adalah memberikan umpan balik
segera kepada pemeran lakon mengenal pementasan mereka.
4. Diskusikan pengalaman itu dengan pemeran lakon yang terlibat dalam
pemeragaan ketrampilan. Cari tahu apakah masukan yang sifatnya segera itu
membantu, ataukah justru mengganggu mereka.

VARIASI
1. Beri kesempatan pengamat untuk menggunakan sebuah sinyal (misalnya,
meniup peluit) untuk menghentikan aksi pemeran lakon dan mengajukan
pertanyaan atau memberikan umpanbalik yang lebih rinci kepada para
pemeran lakon.
2. Rekamlah pemeranan lakon itu dengan kamera video. Jangan sampai ada yang
memberikan masukan selama perekaman. Perintahkan siswa untuk menonton
rekaman itu dan menggunakan isyarat yang baku pemutaran ulang ulang.

70. Pemeranan Lakon yang Tidak Membuat Grogi Siswa

URAIAN SINGKAT
Tehnik ini mengurangi ancaman atau rasa khawatir siswa dalam pemeranan
lakon. Caranya adalah dengan menempatkan guru pada peran utama dan
melibatkan siswa dalam memberikan respons dan menetapkan arah
skenarionya.

PROSEDUR
1. Buatlah peran lakon di mana anda akan menunjukkan perilaku yang
dikehendaki, misalnya mengatasi orang yang sedang sangat marah.
2. Beritahu siswa bahwa anda akan memegang peran utama dalam pemeranan
lakon Itu. Tugas siswa adalah membantu anda mengatasi situasi.
3. Perintahkan beberapa siswa untuk mengambil peran sebagai orang lain dalam
situasi itu (misalnya, orang yang sedang marah). Berikan kepada siswa itu
naskah pembuka untuk dibaca guna membantu dia memahami perannya.
Mulailah pemeranan tersebut, namun hentikan pada beberapa selang waktu
dan perintahkan siswa untuk memberikan umpan balik dan arahan seiring
berjalannya skenario. Jangan ragu-ragu untuk meminta siswa memberikan
panduan khusus untuk anda gunakan. Sebagai contoh, pada poin tertentu.
tanyakan "Apa yang selanjutnya mesti saya katakan?" Dengarkan saran
mereka dan kemudian cobalah.
4. Lanjutkan pemeranan lakon agar siswa kian melatih anda tentang cara
mengatasi situasi. Ini akan memberi mereka praktik keterampilan sementara
anda melakukan pemeranan aktual bagi mereka.

VARIASI
1. Dengan menggunakan prosedur yang sama, perintahkan siswa untuk melatih
kawannya (Sebagai alternatif dari melatih gurunya).
2. Rekamlah seluruh pemeranan lakon. Putar ulang dan diskusikan dengan siswa
tentang cara lain untuk merespons poin tertentu dalam situasi itu.

71. Pemeranan Lakon Oleh Tiga Orang Siswa

URAIANSINGKAT
Tehnik ini memperluas pemeranan lakon tradisional dengan menggunakan
tiga siswa yang berbeda dalam situasi pemeranan lakon yang sama. Tehnik ini
menunjukkan pengaruh dari variasi gaya individual terhadap akibat dari
situasi itu.

PROSEDUR
1. Dengan bantuan siswa, tunjukkan konsep dasar pemeranan lakon (jika perlu)
dengan sebuah situasi semisal siswa yang memprotes nilainya kepada seorang
guru.
2. Buatlah skenario dan jelaskan kepada siswa.
3. Perintahkan empat siswa untuk mengambil peran karakter dalam pemeranan
lakon. Tugaskan satu siswa untuk tetap menjadi karakter standar (misalnya,
seorang guru) dan instruksikan tiga siswa yang lain bahwa mereka akan
memainkan peran yang lainnya (misalnya sebagai siswa) secara bergiliran.
4. Perintahkan tiga siswa secara bergilir untuk meninggalkan ruang dan
memutuskan pada urutan mana ereka akan berpartisipasi. Bila sudah siap,
siswa yang pertama kembali memasuki ruangan dan memulai peranan lakon
dengan dua siswa lainnya.
5. Setelah tiga menit, umumkan waktunya dan perintahkan siswa kedua untuk
memasuki ruangan dan mengulang situasi yang sama. Siswa pertama kini dan
dapat tetap tinggal dalam ruangan. Setelah tiga menit dengan siswa kedua,
lanjutkan dengan siswa ketiga dengan ulang skenario itu.
6. Pada akhir pemeranan lakon, perintahkan siswa u niembandingkan dan
membedakan gaya dan kpf siswa relawan dengan mengidentifikasi tehnik-
tehnik mana yang efektif dan dengan mencatat bagian man saja yang perlu
diperbaiki.

VARIASI
1. Sebagai alternatif dari memimpin diskusi kelas, bagilah siswa menjadi tiga
kelompok. Berikan satu dari tiga pemeran lakon kepada tiap kelompok.
Perintahkan tiap kelompok untuk menentukan siswa yang akan memberi
mereka umpan balik pendukung. Gunakan prosedur ini ketika anda merasa
perlu mengurangi kemungkinan adanya rasa malu karena dilakukannya
pembandingan antar para pemeran lakon secara terbuka.
2. Untuk kelompok yang lebih besar, bagilah siswa menjadi tiga bagian dan ikuti
prosedur penggiliran dari pemeranan lakon rangkap tiga. Siswa selanjutnya
kembah ke posisi semula untuk membandingkan dan membedakan ketiga
gaya pemeranan lakon tersebut.

72. Mengilir Peran

URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang bagus untuk memberi kesempatan bagi tiap
siswa untuk mempraktikkan ketrampilan melalui pemeranan lakon tentang
situasi kehidupan nyata.

PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan tiga siswa,
yang tersebar di ruang kelas, dengan celah yang seluas mungkin antar
ketiganya.
2. Perintahkan tiap trio (kelompok tiga siswa) untuk membuat skenario
kehidupan nyata yang membahas topik yang telah anda diskusikan.
3. Setelah masing-masing trio menulis ketiga skenarionya pada lembar yang
terpisah, satu anggota tim dari tiap kelompok menyampaikan skenario itu
kepada kelompok selanjutnya dan sudah disediakan ketika anggota kelompok
membaca skenario untuk mengklarifikasi atau memberikan informasi
tambahan bilamana perlu. Siswa kemudian kembali ke kelompok aslinya.
4. Secara bergiliran, tiap anggota trio akan memiliki kesempatanan untuk
mempraktikan peran primemya (yakni sebagai orang tua), peran sekundernya
(sebagai anak) dan pengamat.
5. Tiap babak mesti berlangsung minimal 10 menit pemeran lakon, dengan 5
hingga 10 menit pemerian umpan balik dari pengamat. Andalah yang
menentukan panjang tiap babak sesuai dengan waktu yang tersedia, topik yang
dibahas, dan tingkat kemampuan siswa.
6. Datam tiap babak, pengamat mesti berkonsentrasi pada pengidentifikasian apa
yang dilakukan dengan baik oleh pemain primer dalam menggunakan konsep
ketrampilan yang dipelajari di kelas dan apa yang dapat dia lakukan untuk
memperbaikinya.

VARIASI
1. Sebagai alternatif dari penugasan tiap kelompok untuk menulis skenarionya
sendiri anda dapat mempersiapkan skenarionya.
2. Sediakan lembar masukan bagi pengamat yang mengidentifikasi ketrampilan
dan tehnik-tehnik khusus yang mesti ia cermati.

73. Memperagakan Caranya

URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memberi siswa kesempatan untuk mempraktikan, melalui peragaan,
ketrampulan khusus yang diajarkan di kelas. Pemeragaan acapkali merupakan
alternatif yang cocok untuk pemeranan lakon karena cara ini tidak begitu
mengancam atau membuat siswa grogi. Siswa diberi banyak waktu untuk
membuat skenario mereka sendiri dan menentukan bagaimana mereka ingin
mengilustraikan ketrampilan dan tehnik yang baru saja di bahas di kelas.

PROSEDUR
1. Setelah berlangsungnya kegiatan belajar tentang topik tertentu, kenalilah
beberapa situasi umum di mana siswa mungkin diharuskan menggunakan
ketrampilan yang baru saja dibahas.
2. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok sesuai dengan jumdah peserta yang
diperlukan untuk memperagakan sekenario yang ada. Umumnya diperlukan
dua atau tiga siswa.
3. Berikan sub-sub kelompok itu waktu 10 hingga 15 menit untuk membuat
skenario tertentu yang mengbarkan situasi umum.
4. Sub-sub kelompok itu juga menentukan bagaimana mereka akan
memperagakan keterpilan itu kelompok. Beri mereka 5 hingga 7 menit untuk
mempraktikkannya.
5. Tiap sub kelompok akan mendapat giluran melakukan pemeragaan bagi siswa
yang lain. Beri kesempatan adanya pemberian masukan setelah masing-
masing pemeragaan selesai dilakukan.

VARIASI
1. Anda dapat membuat sub kelompok dengan jumlah siswa yang lebih banyak
untuk keperluan pemeragaan bertiindak selaku pembuat skenario, pengarah
dan penasihat.
2. Anda dapat membuat skenario khusus dan menugaskannya kepada sub-sub
kelompok tertentu.

74. Pemeragaan Tanpa Bicara

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strateg untuk digunakan manakala anda mengajarkan prosedur
setahap-demi-setahap. Dengan memperagakan sebuah prosedur tanpa banyak
bicara, anda mendorong siswa untuk cermat secara mental.

PROSEDUR
1. Tetapkan sebuah prosedur multilangkah yang anda ingin siswa
mempelajarinya. Prosedur-prosedurnya antara lain mencakup yang berikut ini:
Menggunakan aplikasi komputer
Menggunakan peralatan laboratorium
Menjalankan mesin
Memberikan pertolongan pertama
Memecahkan soal matematika
Mencari materi rujukan
Menggambar atau melakukan kegiatan artistik lain
Memperbaiki peralatan
Menerapkan prosedur akuntansi
2. Perintahkan siswa untuk memperhatikan anda memperagakan seluruh
prosedur. Lakukan saja, dengan sedikit atau tanpa penjelasan atau komentar
tentang apa dan mengapa anda melakukan hal itu. Beri mereka gambaran
seklias tentang seluruh tugas. Jangan berharap untuk melakukan pengulangan.
Sampai di sini, anda baru mewujudkan kesiapan siswa untuk meipelajari
3. Bentuklah sejumlah pasangan. Peragakan bagian pertama dari prosedur itu,
sekali lagi dengan sedikit atau tanpa penjelasan atau komentar. Perintahkan
pasangan untuk mendiskusikan apa yang mereka amati peragaan anda.
(Mengatakan kepada siswa apa yang anda lakukan justru akan menurunkan
kewaspadaan atau kecermatan mental mereka) Tunjuklah seorang siswa untuk
menjelaskan apa yang anda lakukan. Jika siswa mengalami kesulitan.
peragakanlah kembali. Hargaliah pengamatan yang benar.
4. Perintahkan pasangan untuk saling mempraktikan bagian pertama dari
prosedur itu. Bila mereka sudah menguasai bagian ini. lakukan pemeragaan
bagian berikutnya dari prosedur itu tanpa bicara. diikuti dengan praktik
berpasangan.
5. Akhiri dengan memberi tantangan kepada siswa untuk melakukan seluruh
prosedur tanpa bantuan.

VARIASI
1. Jika memungkinkan, beri siswa tugas pembuka untuk mencoba prosedur itu
sebelum pemeragaan. Beri kesempatan mereka untuk menduga dan
maklumilah mereka jika terjadi kesalahan. Dengan melakukan hal ini, anda
akan segera menjadikan siswa terlibat secara menjadikan siswa terlibat cecara
mental. Selanjutnya, perintahkan mereka untuk mencermati apa yang anda
peragakan.
2. Jika ada beberapa siswa yang dapat menguasai prosedur itu lebih cepat
dibanding yang lain, rekrutlah mereka sebagai "peraga diam."


75. Pasangan dalam Praktik Pengulangan

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi sederhana untuk mempraktikkan dan mengulang
ketrampilan atau prosedur dengan pasangan belajar. Tujuannya adalah
memasukan bahwa kedua pasangan dapat memperagakan ketrampilan atau
prosedur Itu.

PROSEDUR
1. Pilihlah sejumlah ketrampilan atau prosedur yang anda ingin siswa kuasai.
Buatlah pasangan. Dalam tiap pasangan, berikan dua peran: (1) penjelas atau
pemeraga dan (2) pemeriksa.
2. Penjelas atau pemeraga menjelaskan dan/atau memperagakan cara
mengerjakan ketrampilan atau prosedur tertentu. Pemeriksa memastikan
apakah penjelasan dan/atau pemeragaan itu benar, memberi dorongan dan
memberikan pelatihan bila diperlukan.
3. Pasangan berganti peran. Penjelas/pemeraga yang baru diberikan ketrampilan
atau prosedur lain untuk dikerjakan.
4. Proses itu berlanjut hingga semua ketrampilan diulang.

VARIASI
1. Gunakan ketrampilan atau prosedur multilangkah sebagai alternatif dari
beberapa prosedur yang berbebeda. Perintahkan penjelas/pemeraga melakukan
satu lakah dan perintahkan pasangannya melakukan langkah selanjutnya
hingga urutan langkahnya lengkap.
2. Bila pasangan telah menyelesaikan tugas merek buatlah sebuah peragaan di
depan kelompok.

*Tehnik ini didasarkan pada "DrillReview Pairs" karya David W. Johnson,
Roger T. Johnson, dan Karl A. Smith.

76. Pemberi Peran

URAIAN SINGKAT
Dalam strategi ini, siswa mendapatkan peran seseorang yang pekerjaannya
mereka pelajari. Siswa diberikan tugas praktik nyata dengan terlebih dahulu
diberi sedikit instruksi, dan belajar "dengan mengerjakan."

PROSEDUR
1. Pilihian peran yang anda ingin siswa peragakan. Berikut adalah beberapa
contohnya:
Saya adalah walikota
Pelancong (ke negara lain)
Penyunting
Sejarawan
Ilmuwan
Pelamar kerja
Pemilik usaha
Peneliti
Wartawan
2. Siapkan instruksi tertulis yang menjelaskan satu atau berapa tugas yang bisa
diberikan pada peran itu. Sebagai contoh, seorang walikota dapat diminta
untuk mengajukan program kerja kepada dewan kota.
3. Pasangkan siswa dan berikan tugas pada tiap pasangan. Beri mereka alokasi
waktu untuk menyelesaikan tugas itu. Sediakan materi rujukan untuk
membantu dalam mengerjakan tugas itu.
4. Perintahkan siswa untuk kembali ke possil semula mendiskusikan tugas itu.

VARIASI
1. Ijinkan siswa untuk meninggalkan ruang kelas dan mendapatkan pelatihan
dari rekan karyawan yang dapat bertindak selaku narasumber bagi mereka.
2. Perintahkan siswa untuk mengerjakan tugas Itu sendiri tanpa dukungan dari
pasangannya.

77. Para Bola

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara dramatis dalam mempraktikkan ketrampilan kerja. Cara
ini menempatkan siswa dalam situasi sulit yang harus mereka jelaskan cara
mengatasinya.

PROSEDUR
1. Pilihlah situasi yang lazim terjadi pada tugas yang tengah dipelajari oleh
siswa. Contoh-contohnya meliputi:
Memimpin pertemuan
Memberikan tugas kepada kaiyawan
Mendapatkan tugas dari manajer
Membuat presentasi
Memberikan laporan kepada manajer
Berbicara kepada pelanggan
2. Rekrutlah beberapa siswa untuk menjadi relawan yang mau memerankan
lakon dalam situasi tertentu. Pastikan untuk menjelaskan situasinya secara
rinci.
3. Bagikan instruksinya kepada siswa lain yang mengrahkan mereka untuk
melemparkan bola kepada siswa lawan. Sebutlah beberapa tindakan yang bisa
diambil untuk memberi kesulitan kepada relawan dalam mengatasi situasi itu.
Jangan memperlihatkan instruksi lemar-bola" itu kepada siswa relawan.
Sebagai contoh, dalam sebuah wawancara, kerja pelamar bisa saja diminta
untuk mengungkapkan informasimasi pribadinya (yang mana hal ini tidak
dibenarkan) Pelamar perlu memutuskan cara menanggapi permintaan itu.
4. Beri kesempatan kepada relawan untuk menepat situasi itu. Beri tepuk tangan
atas usahanya. Diskusikan cara-cara untuk mengatasi kejadian-kejadian yang
tak terduga dengan seluruh siswa.
5. Rekrutlah relawan baru dan berikan tantangan berbeda kepada mereka.

VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk memilih "lemparan-bola" mereka sendiri untuk
diarahkan kepada relawan.
2. Sebagai alternatif dari penggunaan relawan, peragakan sendiri oleh anda cara
menangkap "lemparan-bola" dari siswa.


78. Kelompok Penasehat

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi untuk mendapatkan umpanbalik selama
berlangsungnya pelajaran multisesi. Acapkali, guru meminta umpanbalik
siswa setelah pelajaran selesai, dan ini tentunya terlalu terlambat untuk
melakukan penyesuaian.

PROSEDUR
1. Seusai pelajaran, tetapkan kapanwaktunyaandaakan meniinta umpan balik dari
siswa.
2. Perintahkan sekelompok kecil siswa relawan untuk bertemu dengan anda.
Katakan kepada mereka bahwa tugas mereka adalah meminta tanggapan dari
siswa lain sebelum waktu pertemuan.
3. Gunakan pertanyaan-pertanyaan seperti yang berikut ini:
Hal-hal apa saja yang bermanfaat? Dan yang tidak berrnanfaat?
Bagian mana yang belum jelas?
Apa yang dapat membantu kalian untuk bisa mempelajari dengan lebih
baik?
Apakah kalian siap untuk beranjak ke materi baru?
Apakah materi saya memiliki kaitan erat dengan kehidupan kalian?
Apa lag yang kalian inginkan dari pelajara berikutnya?
Apa yang tidak begitu kalian inginkan?
Apa yang kalian ingin lanjutkan?

VARIASI
1. Cobalah strategi mengajar dengan "kelompok penasehat" yang anda
rencanakan untuk digunakan selama pelajaran. Mintalah tanggapan.
2. Gunakan alternatif lain untuk mendapatkan umpan balik, misalnya survei
reaksi pasca-pertemuan atau survei lisan mengenal tanggapan siswa.


BAGAIMANA MENJADI BELAJAR
TIDAK TERLUPAKAN

Sebagian guru mengajar hingga batas akhir masa sekolah, semester, atau
bidang studi. Mereka mungkin beranggapan bahwa pada saat-saat akhir mereka
dapat menjejalkan lebih banyak informasi dan menyelesaikan topik dan materi
yang niasih dalam agenda mereka.
Makna dari "menyelesaikan" matapelajaran masih perlu dipertanyakan,
karena adakalanya guru hanya sekadar menyelesaikan materi yang masih tersisa.
Memaksakan diri untuk mengajar hingga batas akhir seringkali berakibat pada
terjadinya pengajaran yang tidak tertata, ada yang terlewatkan. atau ada yang
masih belum jelas. Sebaliknya, bila kegiatan belajar bersifat aktif, ada peluang
untuk terjadinya pemahaman. Bila kita menyediakan waktu untuk memantapkan
apa yang telah dipelajari, maka ada peluang untuk terjadinya pengingatan.
Pikirkanlah apa yang terjadi bila anda bekerja keras menggunakan
komputer, mencari informasi, memecahkan masalah. dan menyusun konsep
namun, anda lupa menyimpan hasil pekerjaan anda. Tentu saja, semua pekerjaan
anda akan hilang sia-sia. Demikian pula, hasil pembelajaran dapat menghilang
bila siswa tidak diberi kesempatan untuk menyimpannya.
Di samping menyimpan apa yang lelah dipelajari, penting pula untuk
menikmatinya. Seperti halnya pengalaman, pembelajaran akan dapat dinikmati
bila ada kesempatan untuk mengingatnya dan memberinya sentuhan akhir yang
menyentuh perasaan. Sebagaimana yang telah kita bicarakan tentang "hidangan
pembuka" dan "entri" dari kegiatan belajar aktif, sekarang yang akan kita bahas
adalah "hidangan penutup."
Ada banyak tindakan positif yang bisa kita ambil untuk menciptakan
penutup mata pelajaran yang bermakna dan, barangkali, tak terlupakan. Di bagian
ini kami akan mernbahasnya dalam empat kategori.
1. Strategi Peninjauan Kembali: Bagian ini membahas cara-cara untuk
membantu siswa mengingat apa yang telah mereka pelajari dan menguji
pengetahuan dan kemampuan mereka yang sekarang. Anda akan menjumpai
strategi peninjauan kembali yang menarik bagi siswa dan membantu
"menyimpan" pembelajaran yang telah mereka terima.
2. Penilaian-Sendiri: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa
menilai apa yang kini mereka ketahui, apa yang kini dapat mereka kerjakan,
dan sikap apa yang sekarang mereka pegang. Anda akan menjumpai strategi
penilaian yang membantu siswa mengevaluasi kemajuan mereka.
3. Perencanaan Masa Depan: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu
siswa mempertimbangkan apa yang akan mereka lakukan dalam rangka
menerapkan hal-hal yang telah mereka pelajari. Anda akan mendapati strategi
perencanaan masa depan yang menghadapkan siswa pada fakta bahwa
kegiatan belajar mereka tidak berhenti di ruang kelas.
4. Ucapan perpisahan: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu siswa
mengenang pengalaman mereka bersama-sama dan mengungkapkan apresiasi
mereka. Anda akan mendapati strategi-strategi yang membantu menghadirkan
bagian penutup pelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengucapkan
perpisahan.

Strategi Peninjauan Kembali
Salah satu cara yang pasti untuk membuat penibelajaran tetap melekat
dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa
yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali
lebih melekat di dalam pikiran ketimbang materi yang tidak. Itu karena
pembahasan kembali memungkinkan siswa untuk memiklrkan kembali infonnasi
tersebut dan menemukan cara untuk menyimpannya di dalam otak.
Yang berikut ini merupakan serangkaian strategi untuk mendukung
peninjauan kembali. Selain menjadi aktif, strategi ini menjadikan peninjauan
kembali sebagai aktivitas yang menyenangkan.

79. Pencocokan Kartu Indeks

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi
pelajaran. Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi
pertanyaan kuis kepada temanya.

PROSEDUR
1. Pada kartu Indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang
diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan
setengah jumlah siswa.
2. Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaan itu.
3. Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-
benar tercampur aduk.
4. Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan
pencocokan. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian
mendapatkan kartu jawabannya.
5. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah terbentuk
pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat
duduk bersama. (Katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada
pasangan lain apa yang ada di kartu mereka).
6. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, peritahkan tiap
pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan
membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk
memberikan jawabannya.

VARIASI
1. Susunlah kartu yang berisi sebuah kalimat dengan beberapa kata yang
dihilangkan untuk dicocokkan dengan kartu yang berisi kata-kata yang hilang
itu misalnya, "Presiden merupakan _____ angkatan bersenjata. (panglima
tertinggi).
2. Buatlah kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa
kemungkinan jawabannyamisalnya, "Apa sajakah cara-cara untuk meredam
konflik?" Cocokkan kartu-kartu itu dengan kartu yang berisi kumpulan
jawaban yang relevan. Ketika tiap pasangan memberikan kuis kepada
kelompok, perintahkan mereka untuk mendapatkan beberapa jawaban dari
siswa lain.

80. Peninjauan-Ulang Topik

URAIAN SINGKAT
Strategi ini memberi siswa tantangan untuk mengingat apa yang telah
dipelajari dalam tiap topik atau unit matapelajaran. Ini merupakan cara yang
bagus untuk membantu siswa meninjau-ulang materi yang telah anda bahas.

PROSEDUR
1. Pada akhir pelajaran, berikan siswa sebuah daftar topik yang telah anda bahas.
Jelaskan bahwa anda ingin mengetahui apa yang mereka ingat tentang topik-
topik itu dan apa saja yang telah mereka lupakan. Usahakan agar suasananya
tetap santal agar mereka tidak merasa terancam oleh aktivitas itu.
2. Perintahkan siswa untuk mengingat hal-hal seputar topik yang telah dibahas
dan hal-hal lain yang rnasih mereka ingat. Ajukan pertanyaan semisal:
Mengacu kepada hal apakah topik ini?
Mengapa topik ini penting?
Siapa dapat memberi saya contoh tentang apa V kita pelajari dalam topik
ini?
Nilal-nilai apakah yang kalian dapatkan dari ini ?
Pengalaman belajar apa sajakah yang kita dapatkan dari topik ini.
Jika tidak banyak yang diingat, olok-oloklah daya ingat baik secara bergurau.
atau salahkan diri anda karena tak bisa menjadikan topik itu sebagai sesuatu
yang tak terlupakan."Urutkan pengajuan pertanyaan itu secara kronologis
hingga anda menyinggung semua materi yang pernah dibahas(atau lakukan
selama waktu anda mencukupi).
Waktu anda membahas isinya, buatlah pernyataan nenyimpul sesuai dengan
yang anda kehendaki.

VARIASI
1. Sebagai alternatif dari penggunaan proses diskusi satu kelas penuh,
perintahkan pasangan atau sub-sub kelompok untuk saling berdiskusi.
2. Jika hanya ada sepuluh siswa, atau bahkan kurang, perintahkan mereka untuk
berkumpul di sekeliling sebuah daftar topik pelajaran pada papan tulis dan
melakukan peninjauan ulang atas materi yang sudah dibahas. Agar tidak
terkesan bahwa peninjauan-ulang itu merupakan tes, cobalah anda
meninggalkan ruangan sewaktu prosesnya sedang berlangsung. Ini akan mem-
berdayakan siswa untuk menggunakan waktu secara tepat.

81. Memberikan Pertanyaan dan Mendapatkan Jawaban

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi pernbentukan-tim untuk melibatkan siswa dalam
peninjauaan kembali materi pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir
pelajaran.

PROSEDUR
1. Berikan dua kartu Indeks kepada masing-niasing siswa.
2. Perintahkan tiap siswa untuk melengkapl kalimat berikut ini:
Kartu 1: Saya masih memiliki pertanyaan tentang _______________
Kartu 2: Saya bisa menjawab pertanyaan tentang _______________
3. Buatlah sub-sub kelompok dan perintahkah tiap kelompok untuk memilih
"pertanyaan paling relevan untuk diajukan" dan "pertanyaan paling menarik
untuk dijawab" dari kartu anggota kelompok mereka.
4. Perintahkan tiap sub-kelompok untuk melaporkan pertanyaan untuk diajukan"
yang ia pilih. Pastikan apakaha ada siswa yang dapat menjawab pertanyaan
itu. Jika tidak, guru harus menjawabnya.
5. Perintahkan tiap kelompok untuk melaporkan pertanyaan untuk dijawab
yang ia pilih. Perintahkan anggota sub-sub kelompok untuk berbagi jawaban
dengan siswa yang lain.

VARIASI
1. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan kepada sub-
sub kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau
beberapa pertanyaan yang dapat mereka jawab.
2. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu jawaban dan bagikan kepada sub-sub
kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu atau beberapa
jawaban yang menurut mereka membantu dalam meninjau kembali apa yang
telah mereka pelajari


82. Teka-teki Silang

URAIAN SINGKAT
Menyusun tes peninjauan kembali dalam bentuk tek teki silang akan
mengundang minat dan Partisipasi siswa. Teka-teki silang bisa diisi secara
perseorangan atau kelompok.

PROSEDUR
1. Langkah pertama adalah dengan menjelaskan beberapa istilah atau nama-
nama penting yang terkait dengan matapelajaran yang telah anda ajarkan.
2. Susunlah sebuah teka-teki silang sederhana, dengan menyertakan sebanyak
mungkin unsur pelajaran. (Catatan: Jika terlalu sulit untuk membuat teka-teki
silang tentang apa yang terkandung dalam pelajaran, sertakan unsur-unsur
yang bersifat menghibur, yang tidak mesti berhubungan dengan pelajaran.
sebagai selingan)
3. Susunlah kata-kata pemandu pengisian teka-teki silang anda. Gunakan jenis
yang berikut ini:
Definisi singkat ("sebuah tes untuk menentukan sebuah reliabilitas")
Sebuah kategori yang cocok dengan unsumya (Jenis gas")
Sebuah contoh ("...undang-undang adalah contohnya)
Lawan kata ("lawan kata demokrasi")
4. Bagikan teka-teki itu kepada siswa, baik secara perseorangan maupun
kelompok.
5. Tetapkan batas waktunya. Berikan penghargaan kepada /ini individu atau tim
yang paling banyak memiliki jawaban benar.

VARIASI
1. Perintahkan seluruh kelompok untuk bekerjasama dalam mengisi teka-teki
silang tersebut.
2. Sederhanakan teka-teki itu dengan menetapkan satu kata yang merupakan
kunci dari pelajaran. Tuliskan dalam kotak mendatar. Gunakan kata yang
menunjukkan unsur-unsur lain dalam pelatihan dan cocokan secara menurun
agar membentuk kata kunci.


83. Meninjau Kesulitan pada Materi Pelajaran

URAIAN SINGKAT
Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan TV Jawaban diberikan
terlebih dahulu, dan tantangannva adalah mengajukan pertanyaan yang cocok
atau benar Format Ini bisa dengan mudah digunakan sebagai tinjauan tentang
materi pelajaran..

PROSEDUR
1. Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah satu
dari beberapa kategori umum ini
Konsep atau Gagasan
Fakta
Ketrampilan
Nama
Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebag contoh, pelajaran bahasa
Perancis mungkin melibatk topik semisal, buton, angka. dan wama.
2. Buatlah setidaknya tiga jawaban (dan pertanyaan yang terkait) per kategori.
Sebagai contoh, jawaban "Angggur berwama ini biasanya dihidangkan dalam
temperatur ruangan" bisa dicocokan dengan pertanyaan "Minuman Rouge itu
apa sih? Kita tidak perlu memiliki jumlah pertanyaan dan jawaban yang sama
dalam tiap kategori, namun kita harus menyusun pertanyaan dan jawaban
dengan derajat kesulitan yang terus meningkat.
3. Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas besar
dan tebal. Umumkan kategorinya dan nilal poinnya untuk tiap kategori.
Berikut adalah papan permainan sampel:
Bulan Warna Angka
10 poin 10 poin 10 poin
20 poin 20 poin 20 poin
30 poin 30 poin 30 poin
4. Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa dan sediakan
kartu penjawab untuk tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah kelompok dengan
beragam tingkat ketrampilan atau pengetahuan.
5. Perintahkan tim untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.
Kapten tim mewakili tim. la merupakan satu-satu-nya yang bisa
mengacungkan kartu penjawab dan memberikanjawabannya. Kapten tim
harus berun-ding dengan tim sebelum memberikan jawaban.
Pencatat nilai bertanggungjawab menambahkan dan mengurangi nilai
untuk tim mereka.
Catalan; Sebagai moderator permainan, anda bertanggungjawab mencermati
pertanyaan mana saja yang telah diajukan. Ketika tiap pertanyaan diajukan,
beri tanda silang pada papan permainan. Berikan tanda centang pada
pertanyaan yang sulit dijawab oleh siswa. Anda bisa kembali kepada
pertanyaan ini bila permainan selesai.
Tinnjaulah beberapa aturan permainan berikut ini:
Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama mendapatkan
kesempatan untuk menjawab.
Semua jawaban harus diberikan dalam bnetuk pertanyaan.
Jika jawaban yang diberikan benar, nilal untuk kategorinya akan diberikan.
Jika jawaban tidak benar, nilai angka pada skor tim dikurangi. Dan tim lain
berkesempatan untuk menjawab.
Tim yang memberikan jawaban terakhir yang bena akan menguasai papan
perrnainan.

VARIASI
1. Sebagai alternatif dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap anggota tim
untuk mengambil giliran memainkan permainan tinjauan ulang. Dia tidak
boleh berkonsultasi dengan anggota tim sebelum menjawab.
2. Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan permainan


84. Bowling Kampus

URAIAN SINGKAT
Strategi ini merupakan alternatif dalam peninjauan-ulang materi. Strategi ini
memungkinkan guru untuk mengevaluasi sejauhmana siswa telah menguasai
materi, dan bertugas menguatkan, menjelaskan, dan mengikhtisarkan poin-
poin utamanya.
PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi beberapa tim beranggotakan tiga atau empat orang.
Perintahkan tiap tim memilih nama organisasi (tim olah raga, perusahaan,
kendaraan bermotor, dll) yang mereka wakili.
2. Beri tiap siswa sebuah kartu indeks. Siswa akan mengacungkan kartu mereka
untuk menunjukkan bahwa mereka ingin mendapatkan kesempatan menjawab
pertanyaan. Format permainannya sama seperti lempar koin: Tiap kali anda
mengajukan sebuah pertanyaan, anggota tim boleh menunjukkan
keinginannya untuk menjawab.
3. Jelaskan aturan berikut ini:
Untuk menjawab sebuah pertanyaan, acungkan kartu kalian.
Kalian dapat mengacungkan kartu sebelum sebuah pertanyaan selesai
diajukan jika kalian merasa sudah tahu jawabannya, segera setelah kali
melakukan interupsi pembacaan pertanyaan itu dihentikan.
Tim menilai satu angka untuk setiap jawaban pertanyaan yang benar.
Ketika seorang siswa memberikan jawaban yan salah, tim lain bisa
mengambil alih untuk menjawah (Mereka dapat mendengarkan seluruh
pertanyaan jika tim lain menginterupsi pembacaan pertanyaan)
4. Setelah semua pertanyaan diajukan. jumlahkan skornya dan umumkan
pemenangnya.
5. Berdasarkan jawaban permainan, tinjaulah materi yang belum jelas atau yang
memerlukan penjelasan lebih lanjut.

VARIASI
1. Sebagai alternatif penggunaan format lempar koin, selang-selinglah
pertanyaan kepada tiap tim.
2. Sebagai alternatif dari menjawab pertanyaan yang sifatnya pengetahuan.
gunakan permainan itu untuk menguji apakah siswa dapat mempraktikkan
sebuah ketrampilan dengan benar.

85. Ikhtisar Siswa

URAIAN SINGKAT
Strategi ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengikhtisarkan apa
yang telah mereka pelajari dan untuk menyajikan ikhtisar kepada siswa lain.
Ini merupakan cara yang baik untuk mendorong siswa merekapitulasi apa
yang telah mereka pelajari dengan cara mereka sendiri.

PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa bila anda sendiri yang membuatkan ikhtisar
pelajaran itu berarti bertentangan dengan prinsip belajar aktif.
2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan dua hingga empat
orang.
3. Perintahkan tiap kelompok untuk membuat ikhtisar mereka sendiri tentang
mata pelajaran yang mereka tempuh. Doronglah mereka untuk membuat
uraian singkat, peta pemikiran, atau instrumen lain yang akan memungkinkan
mereka menyampaikan ikhtisar kepada siswa lain.
Gunakan salah satu dari pertanyaan berikut untuk memandu pekerjaan
mereka:
Apa topik utama yang telah kita bahas?
Apa sajakah poin-poin utama yang dikemukakan dalam pelajaran hari ini?
Apa pengalaman yang kalian dapatkan dan manfaat apa yang kalian
dapatkan darinya?
Gagasan atau saran apakah yang kalian dapatk dari pelajaran ini?
4. Perintahkan kelompok untuk saling berbagi ikhtisar mereka. Beri tepuk
tangan atas usaha mereka.

VARIASI
1. Siapkan garis-garis besar topik hari ini dan perintahkan siswa untuk mengisi
rincian dari hal-hal yang telah dibahas.
2. Perintahkan siswa untuk melagukan ikhtisar itu. Perintahkan mereka supaya
menggunakan irama dari lagu-lagu yang sudah dikenal atau cobalah
perintahkan mereka untuk membuat lagu rap berisi ikhtisar pelajaran.


86. Tinjauan Ala Permainan Bingo

URAIAN SINGKAT
Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang telah
siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini menggunakan
format permainan Bingo.

PROSEDUR
1. Susunlah sejumlah angka 24 atau 25 pertanyaan tentang materi pelajaran anda
yang bisa dijawab dengan beberapa contoh istilahnya:
Angka penyebut yang paling sedikit
Hieroglifik
Inflasi
Otokrasi
Database
Hokum Hamurabi
Byte
Impresionisme
Alegori
Fotosintesa
Bilangan urutan
Skizofrenia
Klausa pengendalian
Anda juga dapat menggunakan nama, sebagai alternative dari istilah. Berikut
adalah beberapa conotohnya:
Feud
Copernicus
Caesar
Blake
Roosovelt
Marco Polo
Joan Arc
Dewey
Pasteur
Van Gogh
Cuirie
Chaucer
Russel
Ailey
2. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Label tiap tumpukan dengan
huruf B-I-N-G-O. kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu-kartu ini mesti mirip
sesuai dengan kartu Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah
dalam matrik 5X5 (celah tengah "Kosong.")
3. Bacalah sebuah pertanyan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa
memiliki angkanya dan dia dapat. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban
benar dalam sebuah deretan (baik vertikal, horizontal, maupun diagonal).
siswa tersebut boleh meneriakkan "Bingo." Permainan dapat diteruskan
hingga ke25 celah tersebut terisi.

VARIASI
1. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa
mendapatkan Bingo.
2. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan istilah
utama (plus sel "kosong" di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan,
jika siswa yakin bahwa salah satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan
pertanyaan tersebut, dia bisa menuliskan nomor pertanyaannya di sampingnya.

87. Tinjauan ala Permainan Hollywood Squares

URAIAN SINGKAT
Strategi peninjauan ini didasarkan pada tayangan kuis TV yang pernah
propuler Hollywood Squares."

PROSEDUR
1. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan dua atau tiga pertanyaan yang terkait
dengan mata pelajaran. Pertanyaannya bisa dalam format pilihan ganda, benar/
salah. atau isian.
2. Kumpulkan pertanyaan. Jika anda menghendaki, tambahkan beberapa
pertanyaan dari anda sendiri.
3. Simulasikan format tayangan permainan tic-tac-toc yang digunakan dalam
Hollywood Squares. Tatalah tiga kursi di depan kelas. Perintahkan tiga siswa
untuk duduk di lantai di depan kursi, tiga duduk di kursi dan tiga lagi berdiri
di belakangnya.
4. Berikan kepada sembilan "selebriti" itu sebuah kartu dengan tanda X tercetak
di satu sisi dan di sisi lain untuk ditempelkan ke tubuh mereka bila
pertanyaannya berhasil dijawab.
5. Perintahkan dua siswa untuk bertugas selaku kontestan. Kontestan memilih
anggota dari "celebrity square" untuk menjawab pertanyaan permainan.
6. Ajukan pertanyaan kontestan secara bergiliran kontestan menjawab dengan
"setuju" atau "tidak setuju' kepada tanggapan panel manakala mereka
membentuk tic-tac-toc.
7. Siswa lain yang tidak terlibat dalam permainan diberi kartu yang menyatakan
"setuju" di satu sisi dan "tidak setuju" di sisi lain untuk diberikan kepada
kontestan untuk membantu mereka dalam membuat keputusan.

VARIASI
1. Lakukan rotasi pada para "selebriti" itu.
2. Pasangkan siswa. Perintahkan mereka untuk bermain tic-tac-toc kepada satu
sama lain, berdasarkan kemampuan mereka untuk menjawab pertanyaan
tinjauan anda.

Penilaian Sendiri
Akhir mid semester, akhir semester, atau akhir mata pelajaran merupakan
waktu untuk melakukan perenungan. Apa yang telah saya pelajari? Apa yang
sekarang saya yakini? Apa saja ketrampilan saya? Apa saja yang perlu
diperbaiki? Menyediakan waktu untuk penilaian diri memberi siswa
kesempatan untuk mengkaji apa yang bisa ia dapatkan dari pelajaran. Strategi-
strategi yang berikut ini merupakan cara-cara terstruktur untuk meningkatkan
jenis penlialan diri ini. Itu semua merupakan penutup pelajaran yang memberi
makna bagi pengalaman siswa

88. Mempertimbangkan Kembali

URAIAN SINGKAT
Salah satu cara paling efektif untuk mendisain sebuah unit atau materi
pelajaran adalah dengan meminta siswa mengemukakan pandangan mereka
tentang topik pelajaran semenjak awal dan kemudian menilai kembali
pandangan ini pada akhir pelajaran. Ada beberapa cara untuk melakukan
bentuk pertimbangan kembali ini.

PROSEDUR
1. Pada awal dari sebuah unit atau mata pelajaran. perintahkan siswa untuk
mengungkapkan pendapat mereka tentang topik pelajaran. Sebagai contoh,
tanyakanlah tentang:
Apa yang menjadikan _____ efektif (misalnya, tugas akhir)
Apa manfaat dari sebuah __ (konstitusi)
Apa saran yang hendak mereka berikan untuk menjadi _____ (misalnya
aktor yang lebih baik)
Gunakan salah satu dari format berlkut:
Diskusi kelompok
Kuesioner
Debat pembuka
Pernyataan tertulis
2. Pada akhir dari mata pelajaran, perintahkan siswa untuk kembali
mengemukakan pendapat mereka.
3. Tanyakan kepada siswa apakah pandangan mereka masih sama ataukah sudah
berubah.

VARIASI
1. Diskusikan faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan pandangan.
2. Mulailah pelajaran dengan sebuah latihan yang meminta siswa menuliskan
situasi saat ini di mana mereka tidak begitu terampil atau tahu banyak
sebagaimana mereka nantinya (setelah mengikuti pelajaran). Akhirilah
pelajaran dengan sebuah latihan yang meminta siswa menanyakan pada diri
sendiri bagaimana mereka akan mengatasi situasi secara lebih efektif di waktu
mendatang.

89. Keuntungan dari Investasi Anda

URAIAN SINGKAT
Pendekatan ini meminta siswa untuk menilai apakah mereka akan
mendapatkan manfaat dari pelajaran. Pendekatan ini menempatkan mereka
dalam posisi "memiliki" harapan terhadap apa yang mereka pelajari, bukan
hanya sekadar mengikuti pelajaran.

PROSEDUR
1. Pada awal pelajaran, perintahkan siswa untuk menuliskan apa yang bisa
mereka dapatkan dari pelajaran.
Berikut adalah beberapa cara untuk menyusun latihan ini:
Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi, tujuan belajar mereka atas
pelajaran ini.
Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi apa saja yang menurut
mereka sulit atau tidak menarik pada pelajaran ini.
Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi cara-cara yang bisa mereka
gunakan untuk memanfaatkan apa yang mereka pelajari.
2. Meluangkan waktu secara berkala bagi siswa untuk membaca pernyataan awal
mereka dan mempertimbangkan nilai-nilai apa yang selama ini mereka
dapatkan dari pelajaran tersebut.
3. Pada akhir penyajian materi, akhir semester, atau akhir pelajaran, perintahkan
siswa untuk menilai apakah investasi waktu dan usaha mereka di kelas ada
manfaatnya jika ditinjau dari apa yang menjadi harapan mereka pada awal
pelajaran.
4. Mintalah umpan balik dari siswa.

VARIASI
1. Buatlah sebuah pajangan berisi tujuan siswa agar mereka dapat
mencocokkannya dengan mudah selama berlangsungnya pelajaran.
2. Perintahkan siswa untuk membuat penyajian materi yang menjelaskan apa
yang mereka dapatkan dari investasi mereka dalam mengikuti pelajaran.
Sebagai contoh, seorang siswa yang merasa bahwa pelajaran yang ia ikuti
memiliki manfaat mungkin akan mengungkapkan bahwa dia mendapatkan
keuntungan sebesar 75 persen dari investasi mereka.

90. Galeri Belajar

URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan suatu cara untuk menilai, mengingat apa yang telah
siswa pelajari selama ini.

PROSEDUR
1. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan dua hingga empat
orang.
2. Perintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang didapatkan oleh
pada anggotanya dari pelajaran yang mereka ikuti. Hal itu boleh jadi
mencakup yang berikut ini:
Pengetahuan baru
Ketrampilan baru
Peningkatan dalam bidang ketrampilan__________(misalnya
pemrograman)
Minat baru di bidang __________(misalnya sastra)
Percaya diri dalam ___________(misalnya, berbicara bahasa Jerman)
Kemudian perintahkan mereka untuk membuat sebuati daftar pada kertas
lebar berisi hasil "pembelajaran" ini. Perintahkan mereka untuk memberi
judul atau menamai daftar itu "Hal-hal Yang Kita Dapatkan."
3. Tempelkan daftar tersebut pada dinding.
4. Perintahkan siswa untuk berjalan melewati tiap daftar. Perintahkan agar tiap
siswa memberikan tanda centang di dekat hasil belajar yang juga dia dapatkan
pada daftar selain dari daftarnya sendiri.
5. Surveilah hasilnya, cermati hasil pembelajaran yang paling umum didapatkan.
Jelaskan sebagian hasil pembelajaran yang tidak biasa atau tidak diduga-duga.

VARIASI
1. Jika jumlah siswanya memungkinkan, perintahkan tiap siswa untuk membuat
daftarnya sendiri.
2. Sebagai alternatif dari pembuatan daftar berisi 'hasil pembelajaran'.
perintahkan siswa untuk membuat daftar "pengingat"yang berisi gagasan
atau saran yang diberikan selama pelajaran yang menurut siswa layak untuk
diingat untuk diterapkan di kemudian hari.


91.Penilaian-Diri secara Fisik

URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini serupa dengan Aktivitas 66, "Penilaian Diri Aktif." Dengan
menggunakannya pada akhir pelajaran siswa dapat menilai seberapa banyak
yang mereka pelajari atau mengubah pendirian yang dia punyai sebelum
mengikuti pelajaran.

PROSEDUR .
1. Buatlah satu atau beberapa pernyataan yang menilai perubahan pada siswa.
Contohnya meliputi:
Saya berubah pendirian tentang _________lantaran mengikuti pelajaran
ini.
Saya mengalami peningkatan ketrampilan di bidang__________
Saya mempelajari informasi dan konsep baru
2. Sisihkan meja atau kursi ke samping ruangan dan perintahkan siswa untuk
berdiri di bagian belakang ruangan.
3. Buatlah skala penilaian angka dari 1 hingga 5 pada papan tulis atau dengan
menempelkan skala angka itu di dinding.
4. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sebuah pernyataan kepada siswa.
Setelah mendengarkan masing-masing pernyataan, siswa harus berdiri di
depan angka skala penilaian yang paling cocok dengan penilaian-dirinya.
Gunakan skala yang berikut ini:
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = ragu-ragu
4 = setuju
5 = sangat setuju
Manakala tiap pernyataan dibacakan, siswa harus beranjak ke tempat di dalam
ruangan itu yang paling cocok dengan penilaian diri mereka. Sarankan siswa
untuk menilai diri mereka secara realistis. Kemukakan bahwa beberapa
faktor dapat menciptakan sedikit perubahan atau samasekali tidak, Faktor-
faktor itu meliputi tingkat pengetahuan atau ketrampilan sebelumnya.
kebutuhan akan latlhan atau waktu yang lebih banyak, dan sebagainya.
5. Setelah terbentuk barisan di depan berbagai posisi, perintahkan siswa untuk
berbagi alasan mengapa mereka memilih penilaian itu. Garis bawahi kejujuran
mereka.
6. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain, perintahkan setiap siswa yang
ingin mengubah posisi angka mereka pada skala tersebut untuk
melakukannya.

VARIASI
1. Gunakan penilaian sendiri dengan menggunakan alat tulis sendiri sebagai
alternatif dari pemberian latihan secara terbuka.
2. Perintahkan siswa untuk berbaris guna mengetahui seberapa banyak yang
setuju dengan tiap pernyataan. Tehnik ini, yang disebut "garis-lurus fisik,"
memaksa siswa untuk mendiskusikan satu sama lain aoa yang telah mereka
pelajari dan bagaimana mereka mengalami perbahan manakala mereka
menempatkan diri pada anak posisi yang mereka kehendaki pada garis lurus
fisik tersebut.

92. Mozaik Penilaian

URAIAN SINGKAT
Latihan ini menggunakan kegiatan membuat gambar mozaik yang
memungkinkan siswa menilai diri mereka dengan cara yang kreatif.

PROSEDUR
1. Kumpulkan beberapa rnajalah. Sediakan gunting, spidol, dan lem (atau isolasi)
bagi siswa.
2. Perintahkan siswa untuk membuat sebuah mozaik yang menunjukkan apa
yang telah mereka pelajari dan/ atau bagaimana perubahan yang mereka alami
setelah mengikuti pelajaran.
3. Buatlah saran-saran berikut:
Guntinglah kata-kata dari iklan majalah yang menjelaskan pandangan.
ketrampilan, atau pengetahuan kalian.
Tempelkan gambar visual yang secara grafis menjelaskan apa saja yang
telah kalian capai.
Gunakan spidol untuk memberi nama mozaik tersebut dan untuk memberi
tambahan penjelasan gambar versi kalian sendiri.
Buatlah sebuah galeri mozaik penilaian. Perintahkan siswa untuk
mengunjungi hasil-hasilnya dan memberi komentar tentang mozaik yang
dipajang.

VARIASI
1. Buatlah mozaik tim ebagai alternatfi dari mozaik perseorangan
2. Sebagai laternatif dari pembuatan mozaik, perintahkan siswa untk membuat
perisai atau rompi tentara yang ditempeli stiker berisi hal-hal yang
mereka capai.

Perencanaan Masa Depan
Pada akhir dari pelajaran yang menampilkan kegiatan belajar aktif, siswa
biasanya akan bertanya. "selanjutnya bagairnana?" Keberhasilan belajar aktif
benar-benar terukur oleh cara menjawab pertanyaan ituyakni, bagaimana
hal-hal yang telah dipelajari di kelas mempengaruhi apa yang akan dilakukan
siswa di masa mendatang. Strategi-strategi yang berikut ini dirancang untuk
mendukung perencanaan masa depan. Sebagian di antaranya merupakan
teknik yang cukup cepat yang bisa anda gunakan bila waktunya terbatas.
Sebagian lain memerlukan lebih banyak waktu dan komitmen namun akan
membuahkan hasil yang lebih balk.

93. Tetaplah Belajar

URAIAN SINGKAT
Strategi ini memungklnkan siswa menemukan cara-cara untuk terus
mempelajari mata pelajaran yang anda ajarkan.

PROSEDUR
1. Kemukakan harapan anda agar siswa tidak berhenti belajar hanya karena
pelajaran telah berakhir.
2. Kemukakan kepada siswa bahwa ada banyak cara bagi mereka untuk terus
belajar secara mandiri.
3. Tunjukkan bahwa salah satu caranya adalah dengan membuat daftar berisi
gagasan mereka sendiri untuk "terus mempelajari."
4. Buatlah sub-sub kelompok. Perintahkan tiap sub kelompok untuk
mencetuskan gagasan. Berikut adalah beberapa saran umum:
Carilah artikel majalah, koran dsb, yang terkait dengan mata pelajaran.
Ambil cara lain dalam bidang pelajaran yang sama.
Buatlah daftar bacaan masa mendatang.
Baca kembali buku dan tinjaulah catatan yang dibuat selama pelajaran.
Ajarkan sesuatu yang kalian pelajari kepada siswa lain.
Cari pekerjaan atau tugas yang mengguankan ketrampilan yang telah
kalian pelajri
5. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan perintahkan
tiap sub kelompok untuk berbagi gagasan terbaiknya.

VARIASI
1. Siapkan terlebih dahulu, sebuah daftar saran bagi siswa. Perintahkan mereka
untuk memeriksa saran-saran yang dicmggap cocok bagi mereka.
2. Kirimi siswa gagasan untuk memperpanjang pembelajaran mereka beberapa
minggu setelah pelajaran berakhir.

94. Stiker yang Sangat Lengket

URAIAN SINGKAT
Strategi yang menyenangkan ini memungkinkan siswa untuk membuat
pengingat, yang mengingatkan mereka supaya menggunakan apa yang telah
mereka pelajari. Mereka mesti menempelkannya pada bagian-bagian yang
permukaannya rata (kulkas, pintu, meja dsb).

PROSEDUR
1. Perintahkan siswa untuk membuat stiker imajiner yang dapat dilekatkan pada
mobil yang isinya mengiklankan sebagai berikut:
Satu hal yang mereka pelajari di kelas ("Pengamatan merupakan dasar dari
semua ilmu pengetahuan"
Pemikiran utama atau penggalan saran yang akan mereka ingat untuk
memandu mereka di masa mendatang ("Gunakan kalimat topik")
Langkah pemraktikan yang akan mereka ambil kelak ("Baca-baca dulu
materinya sebelum kau membacanya secara serius")
Pertanyaan untuk diajukan ("Apa sih yang menjadi tujuan saya?")
2. Perintahkan siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka seringkas
mungkin. Perintahkan mereka untuk merumuskan kemungkinkan sebelum
menentukan pilihan. Doronglah mereka untuk mendapatkan reaksi siswa lain
atas gagasan mereka. Mereka bisa mencontoh tulisan pada stiker yang sudah
terkenal. misalnya "Berani Berbuat, Berani _____," atau slogan iklan misalnya
Tidak ada _____''yang mampu menandinginya.
3. Sediakan materi dan perlengkapan untuk membuat stiker seatraktif mungkin.
4. Buatlah galeri pajangan stiker. Pastikan bahwa siswa membawa pulang stiker
mereka untuk dipajang di tempat yang menurut mereka cocok.

VARIASI
1. Berikan kepada siswa stiker buatan anda sendiri untuk mereka bawa pulang.
2. Perintahkan siswa untuk merumuskan ide tulisan stiker pada kartu indeks.
Kumpulan kartu-kartu tersebut dan bagikan kepada seluruh kelompok.
Perintahkan tiap siswa untuk memilih tiga ide dari siswa lain yang cocok
dengan mereka.


95. Dengan Ini Saya Tetapkan Bahwa...

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang banyak dipraktikan untuk mendapatkan komitmen
terhadap penerapan atas apa yang telah dipelajari di kelas. Strategi Ini juga
merupakan cara yang balk untuk membantu siswa mengingat pelajaran yang
telah lama berlalu.

PROSEDUR
1. Perintahkan siswa untuk mengatakan kepada anda apa yang mereka dapatkan
dari pelajaran. Catat pikiran mereka dan pajanglah dalam bentuk daftar
campuran.
2. Berikan kepada siswa selembar kertas kosong dan sehelai amplop.
3. Perintahkan mereka untuk menulis aendiri sepucuk surat yang
mengindikasikan apa yang mereka (secara pribadi) telah atau terus pelajari
dari mata pelajaran dengan cara mereka sendiri. Sarankan agar mereka
memulal surat dengan kata-kata "Dengan ini saya tetap kan bahwa."
4. Katakan pada mereka bahwa surat itu bersifat rahasia. Perintahkan mereka
untuk memasukkannya ke dalam amplop. Alamatkan pada diri sendiri, dan
kemudian amplopnya dilem.
5. Perintahkan siswa untuk menyertakan catatan pada amplop yang menyebutkan
kapan mereka ingin mengirimkannya ke alamat mereka sendiri. Janjikan untuk
mengirim surat itu, kepada siswa bila mereka memintanya.

VARIASI
1. Sebagai alternatif dari memerintahkan siswa untuk mengirim surat ke alamat
sendiri, sarankan mereka untuk menulis kepada orang lain, yang menunjukkan
keputusan dan permintaaan dukungan mereka.
2. Setelah satu bulan kirimkan sepucuk surat kepada siswa yang isinya adalah
ikhtisar pokok-pokok pelajaran. Doronglah mereka untuk menerapkan apa
yang telah mereka pelajari. Sarankan beberapa cara untuk terus mempelajari
mata pelajaran


96. Kuesioner Lanjutan

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang cerdik untuk meningkatkan kesadaran siswa akan
pelajaran setelah larna berakhir. Strategi Ini juga berfungsi sebagai cara untuk
tetap berhubungan dengan siswa.

PROSEDUR
1. Jelaskan kepada siswa bahwa anda hendak mengirimi mereka kuesioner
lanjutan satu bulan mendatang. Kuesioner itu dimaksudkan untuk (1)
membantu mereka mengevaluasi apa yang telah mereka pelajari dan seberapa
bagus capaian mereka dan (2) memberi anda umpan balik
2. Katakan kepada mereka untuk mengisi kuesioner demi kebaikan mereka
sendlri. Perintahkan mereka untuk mengemballkan kuesioner itu kapan saja
mereka meng-hendaki.
3. Ketika anda menyusun kuesioner, pertimbangkan beberapa saran berikut ini:
Usahakan agar nada pertanyaannya informal dan ramah.
Campurkan pertanyaan-pertanyaannya agar pertanyaan yang paling
mudahlah yang lebih dahulu diisi. Gunakan format semisal cheklist. skala
penilaian, kalimat tak lengkap, dan esai pendek.
Tanyakan tentang apa yang paling mereka ingat, ketrampilan apa yang
sekarang mereka terapkan, dan keberhasllan apa yang telah mereka capai.
Tawarkan kepada siswa peluang untuk bertanya kepada anda tentang
persoalan dan cara penerapannya.
Berikut adalah contohnya:
Setelah berpartisipasi dalam sebuah pelajaran "Komunikasi Asertif," siswa
diberikan kuesioner lanjutan seperti misal:
Halo! Bagamana kabarnya? Saya harap kalian memiliki kesempatan untuk
menerapkan ketrampilan. komunikasi asertif kalian. Seperti saya janjikan,
saya mengirimi kalian kuesioner ini guna. membantu kalion meninjau ulang
dan menilai kemampuan kalian untuk memantapkan diri dalam mencapai
tujuan kalian. Dengan mengirimkan kembali kuesioner ini kepada. saya,
kalian juga akan membantu saya mengevaluasi pengaruh dari pelayanan yang
saya ajarkan. Terima kasih!
1. Peringkatkanlah situasi-situasi berikut ini berdasar-kan urutan kesulitannya
menurut kalian pada skala dari 1 (sangat tidak sulit) hingga 5 (amat sangat
sulit).
_______Mengatakan "Tidak" tanpa meminta maaf.
_______Memulal percakapan.
_______Mencurahkan perasaaan secara jujur.
_______Bersikap menyakinkan.
_______Menghadapi orang yang sangat sulit.
2. Indikaslkan tingkat kesulitan yang kalian imliki dalam situasi berikut ini:
Berbicara dengan lawan jenis _____ _____ _____
Mendlsipllnkan anak Berbicara di telepon _____ _____ _____
Meminta kenaikan gaji _____ _____ _____
Berbicara dalam kelompok _____ _____ _____
Menolak tawaran sales _____ _____ _____
Mengembalikan makanan di sebuah restoran _____ _____ _____
3. Jelaskan dengan singkat situasi saat Ini. di mana Italian bertindak secara
tegas:
____________________________________________________________
____________________________________________________________

4. Jelaskan situasi terkini dimana kalian tidak bertindak tegas dan
menyesalinya
____________________________________________________________
____________________________________________________________
5. Lengkapilah pernyataan berikut ini:
______ Tolong Telepon saya. Saya mengalami kesulitan dengan _____
______ Semuanya baik-baik saja kok. Tidak perlu menelpon saya.

VARIASI
1. Kirimkan materi lanjutan yang mungkin menarik bagi siswa.
2. Sebagai alternatif dari pengalaman kuesioner, wawancarailah siswa via
telepon atau secara empat mata. Gunakan sampel kecil jika jumlah siswanya
banyak.


97. Berpegang Erat

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan sebuah prosedur di mana siswa membuat komitmen serius
untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari.

PROSEDUR
1. Perintahkan siswa untuk mengisi formulir lanjutan pada akhir pelajaran.
Formulir itu berisi pernyataan-pernyatan semisal bagaimana mereka
berencana menerapkan apa yang telah mereka pelajari atau untuk terus
mempelajari lebih banyak tentang mata pelajaran yang telah mereka ikuti.
Berikut adalah formulir sampelnya.

Formulir Perencanaan Masa Depan

Jelaskan bagaimana kalian berencana menerapkan pelajaran ini dan katakan
kapan dan bagaimana kalian berencana menerapkannya. Berikan penjelasan
secara rinci.
A. Situasi ______________________________________________________
____________________________________________________________

Rencana yang akan saya terapkan ________________________________
____________________________________________________________
B. Situasi ______________________________________________________
____________________________________________________________

Rencana yang akan saya terapkan ________________________________
____________________________________________________________
Jelaskan apa yang ingin kalian lakukan untuk terus mempelajari (sisipkan
nama pelajaran):
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________

2. Bila formulir itu sudah lengkap, berltahu siswa bahwa lembar perencanaan
masa depan mereka akan dikirim kepada mereka dalam tiga atau empat
minggu. Pada selang waktu sebelum itu, mereka dikirimi instruksi lanjutan
berikut ini:
Silahkan tinjau lembar perencanaan masa depan kalian. Tempatkan huruf A
di dekat rencana-rencana yang telah berhasil kalian terapkan. Tempatkan
huruf B di samping rencana-rencana yang tengah kalian kerjakan
penerapannya. Tempatkan huruf C di dekat rencana-rencana yang belum
dapat kalian realisasikan. Jelaskan kendala apa saja yang menghalangi
penerapan rencana kalian.

VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk berbagi rencana masa depan mereka dengan seorang
yang bisa memberi saran. Sarankan agar mereka secara bersama menyusun
rencana Itu untuk membantu siswa agar "tetap menjadikannya pegangan."
2. Cantumkan dukungan pemberi saran atas rencana ini dalam sebuah daftar
sebelum pelajaran dimulai.

Ucapan Perpisahan
Pada umumnya, siswa mengalami rasa kedekatan dengan teman sekelas. Ini
terjadijika siswa ainbll bagian dalaiii keglatan belajar aktif. Mereka perlu
mengucap-kan perpisahan satu sama lain dan rnengungkapkan penghargaan
mereka atas dukungan dan dorongan yang diberikan satu sama lain selama
mengikuti pelajaran. Ada banyak cara untuk membantu menyemarakkan
suasana perpisahan ini. Strategi-strategi yang berikut Ini cukup baik untuk
diterapkan;

98. Papan Scrabble Perpisahan

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan tehnik yang memungkinkan siswa untuk berkumpul bersama
pada akhir pelajaran dan mengenang apa yang telah mereka alami bersama. Ini
dilakukan dengan membuat papan scrabble raksasa.

PROSEDUR
1. Buatlah pajangan besar dengan judul mata pelajaran yang diajarkan.
Gabungkan kata-kata di dalam judul jika ada lebih dari satu kata. Sebagai
contoh, "Sejarah Kuno" menjadi sejarah kuno.
2. Berikan spidol kepada siswa. Jelaskan, bila perlu, cara membuat kata-kata
dengan sistem scrabble, dengan menggunakan judul yang dipajang sebagai
pangkal katanya. Pertimbangkan cara-cara pembentukan kata berikut ini:
Secara mendatar atau menurun
Dimulai dengan. diakhiri dengan, dan disisipi dengan huruf apa saja yang
sudah tersedia.
Namun demlkian, ingatkan siswa bahwa mereka tidak boleh menggabungkan
dua kata haru ada spasi antara keduanya. Gunakan nama atau ejaan yang
benar.
3. Tetapkan batas waktunya dan perintahkan siswa untuk membuat kata-kata
kunci sebanyak yang mereka bias yang berkaitan dengan mata pelajaran atau
pengalaman belajar yang telah mereka jalani.
4. Sarankan supaya mereka membuat pembagian kerja agar sebagian siswa
melakukan pencatatan dan sebgia lain mencari kata-kata baru.
5. Ucapkan kata "Mulai" dan perintahkan siswa untuk menghitung kata-kata dan
berikan tepuk tangan meriah sebagai penghargaan atas catatan visual yang
menarik yang berisi pengalaman mereka

VARIASI
1. Jika ukuran kelompok tidak memungkinkan atau cukup menyulitkan untuk
aktivitas ini, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok yang masing-masing
membuat papan Scrabble. Tampilkan hasilnya bersama dan hitunglah jumlah
total kata-kata yang dihasilkan oleh seluruh siswa.
2. Sederhanakan aktivitas itu dengan menulis judul pelajaran secara menurun
dan meminta siswa menulis (secara mendatar) sebuah verba, ajektiva, atau
kata benda yang mereka kaitkan dengan judul itu dan berawal dari masing-
masing huruf dalam judul tersebut

99. Menjalin Hubungan

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan sebuah kegiatan yang secara simbolik menggambarkan sebuah
pelajaran yang sudah hampir diakhiri. Aktivitas ini terutama cocok bila siswa
telah memiliki hubungan erat satu sama lain.

PROSEDUR
1. Gunakan seutas benang untuk menghubungkan siswa, dalam artian harfiah
maupun simbolis.
2. Perintahkan semua siswa untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Mulailah
prosesnya dengan menyatakan secara singkat apa yang anda alami selama
memberikan pelajaran.
3. Dengan memegang ujung benang, lemparkan bundelannya kcpada seorang
siswa di sisi lain dari lingkaran itu. Perintahkan siswa tersebut untuk
menyatakan secara singkat apa yang dia alami sebagai hasil dari
keikutsertaannya dalam pelajaran ini. Kemudian perintahkan siswa itu untuk
memegang benang dan melemparkan bundelannya kepada siswa lain.
4. Perintahkan tiap siswa untuk mengambil giliran menerima bundelan, berbagi
pemikiran, dan melemparkan benang, terus memegang bagian yang
menyakitkan dirinya. Formasi yang dihasilkan adalah sebuah jaring benang
yang mengkaitkan setiap anggota kelompok.

Beberapa komentar yang dapat diungkapkan meliputi:
Saya senang bisa mengenal teman sekelas secara pribadi.
Saya merasa bisa bersikap terbuka dan jujur disini
Saya mendapatkan kegembiraan di kelas ini.
Saya mulai memikirkan cara-cara untuk mempraktikkan apa yang telah
saya pelajari.
Kita semua adalah kelompok besar!
5. Lengkapi aktivitas itu dengan menyatakan bahwa program ini bermula sebagai
pengumpulan individu yang mau menjalin hubungan dan belajar satu sama
lain.
6. Putuskan benang menggunakan gunting agar tiap siswa, kendati datang secara
individual, memegang bagian dan siswa lain. Ucapkan terirna kasih kepada
siswa atas minat, gagasan, waktu dan usaha mereka.

VARIASI
1. Perintahkan tiap siswa untuk mengungkapkan rasa penghargaannya kepada
siswa yang mengulurkan benang kepadanya.
2. Sebagai altematif dari penggunaan benang, lemparkan atau overkan sebuah
bola atau benda serupa itu. Perintahkan tiap siswa untuk menerima bola,
kemudian dia boleh mengungkapkan ucapan perpisahan.

100. Foto Bersama

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan aktivitas yang mengakui sumbangsih dari setiap siswa sembari
mengenang seluruh teman sekelas.

PROSEDUR
1. Kumpulkan seluruh siswa untuk diambil fotonya secara bersama. Sebaiknya
dibuatlah minimal tiga deret siswaderet pertama jongkok di lantai, deret
kedua duduk di kursi, dan deret ketiga berdiri di belakang kursi. Ketika anda
akan mengambil gambar, ucapkanlah kata-kata perpisahan anda. Tekankan
betapa kegiatan belajar aktif sangat bergantung pada dukungan dan
keterlibatan siswa. Ucapkan terima kasih kepada siswa atas keikutsertaan
mereka demi keberhasilan pelajaran.
2. Selanjutnya, perintahkan salah satu siswa untuk meninggalkan kelompok dan
menjadi "fotografer". (Opsional: Perintahkan tiap peserta untuk sekadar nadir
dan melihat gambar terakhir seluruh teman sekelas.)
3. Jika jumlah siswa dalam kelas tidak terlalu besar, perintahkan tiap siswa untuk
berbagi pendapat terakhir mereka dengan kelompok. Perintahkan kelompok
untuk memberi tepuk tangan kepada siswa itu atas kontribusinya bagi kelas.
4. Bila filmnya sudah dicetak, berikan tiap anggota masing-masing satu foto
berisi seluruh anggota kelas.

VARIASI
1. Gunakan sesi foto bersama sebagai kesempatan untuk meninjau beberapa inti
pelajaran.
2. Sebagai alternatif dari membuat kenangan perpisahan bersama, perintahkan
siswa untuk menulis pendapat akhir pada selembar kertas dan
menempelkannya di dinding.


101."Ujian Akhir"

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk mengenang kegiatan yang
berlangsung dalam kelas.

PROSEDUR
1. Beri siswa kertas kosong dan katakan kepada mereka inilah saatnya "ujian
akhir". Usahakan agar mereka tegang menghadapi ujian akhir.
2. Katakan kepada mereka bahwa tugas mereka adalah menulis secara urut
banyaknya aktivitas belajar yang telah mereka jalani di kelas. (Sampai di sini,
kemukakan bahwa ini merupakan tantangan yang menyenangkan yang tidak
akan dinilai).
3. Setelah setiap siswa selesai (atau menyerah!) buatlah daftar kegiatan belajar
yang merupakan campuran dari seluruh siswa. Lakukan penyesuaikan sampai
daftar urutan kegiatan itu benar.
4. Berdasarkan daftar kegiatan belajar yang dipajang, perintahkan siswa untuk
mengenang pengalaman-pengalaman tersebut, mengingat saat-saat
menyenangkan, saat bekerjasama, dan berbagi pendapat.
5. Adakan diskusi agar acara mengenang kembali itu menghadirkan semacam
suasana perpisahan yang nuansa emosionalnya kuat bagi seluruh siswa.

VARIASI
1. Sediakan daftar kegiatan dari awal pelajaran. Segeralah memulai diskusi
mengenang seluruh kegiatan kelas.
2. Sebagai alternatif dari pemfokusan pada kegiatan, fokuskan latihan pada
"saat-saat untuk dikenang." Biarkan siswa menginterpretasikan kata-kata ini.
Ini dapat menciptakan kenangan yang penuh tawa dan nostalgia bagi seluruh
kelas.
102. Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu
pandekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pelajaran.
Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat
tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar
bagaimana belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (2000: 2)), Pengajaran berbasis
masalah dikenal dengan nama lain seperti Project-Based Teacihg
(Pembelajaran Proyek), Experienced-Based Education (Pendidikan
berdasarkan pengalaman), Authentic Learning (Pembelajaran Autentik), dan
Achoered Instruction (Pembelajaran berakar pada kehidupan nyata).
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan
masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Pengajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru
mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran
ide secara terbuka. Secara garis besar pengajaran berbasis masalah terdiri dari
menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang
dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan
dan ikuiri.
1. Ciri-cirinya
Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah
mencoba menunjukkan cirri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai
berikut.
a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.
Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-
prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran
berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar
pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan
secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi
kehidipan nyata yang autentik, menghindari jawaban sederhana, dan
memungkinkan adanya berbagai macam solusi itu.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata
pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan
diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata agar dalam
pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata
pelajaran.
c. Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari pemecahan masalah nyata.
Mereka harus menganalisasi dan mendefinisikan masalah,
mengembankan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan),
membuat iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu,
metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang
sesdang dipelajari.
d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk
tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang
menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka
temukan. Produk itu dapat berupa transkrip debat, laporan, model
fisik, video atau program computer (Ibrahim & Nur, 2000:5-7).
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama
satu sama lain (paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok
kecil). Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan
terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk
berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial
dan keterampilan berpikir.
2. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran
berbasis masalah dikembangkan terutama untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
keterampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran orang dewasa
melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan
menjadikan pembelajar yang otonom dan mandiri. Uraian rinci terhdap
ketiga tujuan itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur (2000:7-12)
berikut ini.
a. Keteramplan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah
Berbagai macam ide telah digunakan untuk menggambarkan cara
seseorang berpikir. Tetapi, apakah sebenarnya yang terlibat dalam
proses berpikir? Apakah keterampilan berpikir itu dan terutama
apakah keterampilan berpikir itu?
- Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti
induksi, deduksi, klasifikasi, dan penalaran.
- Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui
bahasa) objek nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan
pernyataan simbolik itu untuk menemuan prinsip-prinsip esensial
tentang objek dan kejadian itu untuk menemukan prinsip-prinsip
esensial tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan simbolik
(abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi mental yang
didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.
- Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan
mencapai kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan
yang seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan
penjelasan sebagai berikut:
- Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan
yang tidak sepenuhnya dapat diterapan sebelumnya.
- Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya
tidak dapat diamati dari satu sudut pandang.
- Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi,
masing-masing dengan keuntungan dan kerugian.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu
yang berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak penerapan banya
kriteria, yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang
proses berpikir. Kita tidak mengakui sebagai berpikir tingkat tinggi
pada seseorang jika ada orang lain membantunya pada setiap tahap.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan
struktur pada keadaan yang tampaknya tidak teratur.
- Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja
mental besar-besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan
pertimbangan yang dibutuhkan.
Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan
seperti pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan
ketidakpastian. Hal ini berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan
yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks. Resnick juga menekankan
pentingnya konteks atau keterkaitan pada saat berpikir tentan berpikir.
Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan antarsituasi, proses itu juga
bervarisai bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang. Sebagai
contoh, proses yang kita gunakan untuk memikirkan matematika berbeda
dengan proses yang kita gunakan untuk memikirkan puisi. Proses berpikir
yang digunakan untuk memikirkan ide abstrak berbeda dengan yang
digunakan untuk memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena hakikat
kekomplekan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka
keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang
dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret.
Keterampilan proses dan berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas
dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan kurikulum dikembangkan
untuk tujuan ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan yang sama
dengan pengajaran berbasis masalah.
a. Pemodelan Peran Orang Dewasa
Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana
pengajaran berbasis masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam
situasi kehidupan nyata dan belajar tentang pentingnya peran orang
dewasa. Dalam banyak hal pengajaran berbasis masalah bersesuaian
dengan aktivitas mental di luar sekolah sebagaimana yang diperankan
oleh orang dewasa.
1. Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar
magang. Hal tersebut mendorong pengamatan dan dialog
dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa dapat
memahami peran penting dari aktivitas mental dan belajar yang
terjadi di luar sekolah.
2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam
penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan siswa
menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata
dan membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut.
b. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa
menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang
berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan
pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka
sendiri. Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas
mereka secara mandiri dalam hidupnya.
3. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahapan
utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu
situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja
siswa.
Tabel 2.1. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan
logistic yang dibutuhkan,
memotivasi siswa agar terlibat
pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilihnya
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubugnan dengan
masalah tersebut
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual
dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informsi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan
penyelasan dan pemecahan
masalahnya.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Guru membantu siwa
merekncanakan dan menyiapkan
karyayang sesuai seperti
laporan, video, dan model serta
membantu mereka berbagai
tugas dengan temannya.
Tahap 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan maslah
Guru membantu siswa melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-
proses yang mereka gunakan.

4. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen
Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang
dibutuhkan dalam pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati
kelompok kecil dalam pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan
system manajemen dalam pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh
sifatnya yang terbuka, ada proses demokrasi, dan peranan siswa yang
aktif. Meskipun guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran yang
terstruktur dan dapat diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma
di sekitar pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas
mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar menekankan peranan
sentral siswa, bukan guru yang ditekankan.

103. Metode Demonstrasi
Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar,
di mana guru melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan
itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi oleh guru. Dalam metode
pembelajaran ini, siswa tidak melakukan percobaan, hanya melihat saja apa
yang dikerjakan oleh guru. Jadi demonstrasi adalah cara mengajar di mana
seorang instruktur/atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses
misalnya merebus air sampai mendidih 100 C, sehingga seluruh siswa dalam
kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-raba dan
merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan
lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan
baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperlihatkan pada
apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.
Adapun penggunan teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa
mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya
penggunaan kompor untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya
membuat kertas, dengan demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian
dari sesuatu benda ata alat seperti bagian tubuh manusia, atau bagian dari
mesin jahit. Juga siswa dapat menyaksikan kerjanya sesuatu alat atau mesin
seperti penggunaan gunting dan jalannya mesin jahit. Bila siswa melakukan
sendiri demonstasi tersebut, maka ia dapat mengerti juga cara menggunakan
sesuatu alat itu seperti menggunakan gunting untuk memotong kain. Dengan
demikian siswa akan mengerti cara-cara penggunaan seautu alat atau
perkakas, atau suatu mesin, sehingga mereka dapat memilih dan
memperbandingkan cara yang terbaik, juga mereka akan mengetahui
kebenaran dari sesuatu teori di dalam praktek. Misalnya cara memasak roti
yang terbaik.
Bila melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat
memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
2. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin
tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan.
3. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu
demonstrasi yang berhasil. Bila tidak anda harus mengambil kebijaksaaan
lain.
4. Apakah anda telah meneliti alat-alat, atau telah mencoba terlebih dahulu,
agar demonstasi itu berhasil.
5. Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan
dilakukan.
6. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi
keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya.
7. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada
siswa untuk mengamati dengan baik dan tertanya.
8. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan
itu berhasil, dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.
Penggunaan teknik demonstasi sangat menunjang proses interaksi
mengajar belajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh ialah, dengan
demonstrasi perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang
sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu
direncanakan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga
kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada
jiwanya. Akibatnya selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa
agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstasi itu siswa dapat partisipasi
aktif, dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat mengembangkan
kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga kelemahan teknik
ini ialah:
Bila alatnya telalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat,
menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh
siswa. Dalam hal ini dituntut pula guru harus mampu menjelaskan proses
belangsungnya demonstrasi, dengan bahasa dan suara yang dapat ditangkap
oleh siswa. Juga bila waktu tidak tersedia dengan cukup, maka demonstrasi
akan berlangsung terputus-putus, atau tidak dijalankan tergesa-gesa, sehingga
hasilnya memuaskan. Dalam demonstasi bila siswa tidak diikutsertakan, maka
proses demonstrasi akan kurang dipahami oleh siswa, sehingga kurang
berhasil adanya demonstrasi itu.
Maka kadang-kadang dalam pemakaian teknik mengajar itu anda perlu
menyertai dengan teknik yang lain, atau menkombinasikan dengan lain,
sehingga mampu mengatasi teknik inti yang sedang dimanfaatkan itu.
104. Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund
discovery adalah proses mental dimana siswa memampu mengasimilasikan
sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut
antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya.
Suaut konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang
yang dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan
akan mengemabang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri
atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan
memberikan instruksi.
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar
sndiri) itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situsi teacher
learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan
discovery learning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam
proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar,
membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar.
Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:
- Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak
kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan
siswa.
- Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual
sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
- Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.
- Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang
dan maju sesuai dengankemampuannya masing-masing.
- Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi
yang kuat untuk belajar lebih giat.
- Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri
sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai
teman belajar saja, membantu bila diperlukan.
Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan
yang perlu diperhatikan ialah:
- Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.
Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya
dengan baik.
- Bila kelas terlalu besar penggunaan teknikini akan kurang berhasil.
- Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencaan dan pengajaran
tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik
penemuan.
- Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini ada yang
berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses
pengertiansaja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap
dan keterampilan bagi siswa.
- Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara
kreatif.
105. Metode Eksperimen
Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengertahuan, maka segala
sesuatu memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di
kelas digunakan teknik eksperimen. Yang dimaksud adalah salah satu cara
mengajr, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mamapu mencari
dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih
dalam cra berpikir yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimaen
siswa menemukan bukti keberanaran dari teori sesuatu yang sedang
dipelajarinya.
Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif, perlu
pelaksana memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi
alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
3. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsetrasi dalam
mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama,
sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
dipelajari itu.
4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu
diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memeproleh
pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan
sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen
itu.
5. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan,
seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial
dan keyakina manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu
alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya
belum ada.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan
prosedur sebagai berikut:
1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
mehami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:
- Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalma percobaan.
- Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variable-variabel
yang harus dikontrol dengan ketat.
- Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
- Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
- Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan,
grafik dan sebagainya.
3. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa.
Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
4. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian
siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengavaluasi dengan tes atau sekedar
Tanya jawab.
Teknik eksperimen kerap kali digunkan karena memiliki keunggulan ialah:
1. Dengan eksperimen siswa berlatih menggunanakan metode ilmiah dalam
menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percayha apdda
sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula
kata orang, sebelum ia membuktikan kebenarannya.
2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, hal mana itu sangat dikehendaki
oleh kegiatan mengajar belajar yang modern, di mana siswa lebih banyak
aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
3. Siswa dalam melaksanakan proses sendiri kebenaran sesuatu teori, sehigga
akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-peristiwa yang
tidak masuk akal.

106. Pengajaran Berbasis Inkuiri
Pembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan satu komponen
penting dalam pendekatan konstruktivistik yang telah memiliki sejarah
panjang dalam inovasi atu pembaharuan pendidikan. Dalam pembelajaran
dengan penemuan/inkuiri, siswa didorong untuk memiliki pengalaman dan
melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-
prinsip untuk diri mereka sendiri, Bruner (1966), penganjur pembelajaran
dengan basis inkuiri, menyatakan sebagai berikut: Kita mengajarkan suatu
bahan kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan
kajian itu, tetapi lebih ditujukan untuk membuat siswa berpikir untuk diri
mereka sendiri, meneladani seperti apa yang dilakukan oleh seorang
sejarawan, mereka turut mengambil bagian dalam proses, bukan suatu produk
(Nur & Wikandari, 2000:10). Belajar dengan penemuan dapat diterapkan
dalam banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, siswa diberi sederet silinder
dengn ukuran dan berat yang berbeda-beda. Siswa diminta untuk
menggelindingkan silinder tersebut pada suatu bidang miring. Bila percobaan
itu dilakukan dengan benar, siswa akan dapat menemukan prinsip-prinsip
utama yagn menentuan kecepatan silinder tersebut.
Belajar dengan penemuan mempunyai berbagai keuntungan.
Pembelajaran dengan inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui,
memotivasi mereka untuk melanjutan pekerjaannya hingga mereka
menemukan prinsip-prinsip utama yang menentukan kecepatan silinder
tersebut.
Belajar dengan penemuan mempunyai beberapa keuntungan.
Pembelajaran dengan inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui,
memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka
menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara
mandiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka harus selalu
menganalisa dan menangani informasi.
Pengajaran berbasis inkuiri membutuhkan strategi pengajar yang
mengikuti metodologi IPA dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran
bermakna. Inkuiri adalah seni dan ilmu bertanya dan menjawab. Inkuiri
melibatkan observasi dan pengukuran, pembutan hipotesis dan interpretasi,
pembentukan model dan pengujian model. Inkuiri menuntut adanya
eksperimentasi, refleksi, dan pengenalan akan keunggulan dan kelamahan
metode-metodenya sendiri.
Selama proses inkuiri berlangsung, seorang guru dapat menajukan
suatu pertanyaan atau mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan mereka sendiri. Pertanyaannya bersifat open-ended, memberi
kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki sendiri dan mereka mencari
jawaban sendiri (tetapi tidak hanya satu jawaban yang benar).
Inkuiri adalah apa yang dibuat oleh para ilmuwan. Para ilmuwan
melakukan ikuiri dengan suatu cara formal dan sitematis, dan dalam proses
melakukan inkuiri para ilmuwan memberikan kontribusi pada tubuh informasi
yang bersifat kolektif yang kita sebut pengetahuan. Dalam proses mengalami
ilmu melalui inkuiri, siswa belajar bagaiman menjadi ilmuwan. Mereka
belajar lebih banyak lagi ketimbang hanya konsep dan fakta, mereka
mempelajari berbagi proses yang terlibah dalam pemantapan konsep dan
fakta.
Inkuiri memberikan kepada siswa pengalaman-pengalaman belajar
yang nyata dan aktif. Siswa diharapkan mengambil inisiatif. Mereka dilatih
bagaimana memecahkan maslah, membuat keputusan, dan memperoleh
ketarampilan. Inkuiri memeungkinkan siswa dalam berbgai tahap
perkembangannya bekerja dengan masalah-masalah yang sama dan bahkan
mereka bekerja sama mencari solusi terhadap masalah-masalah. Setiap siswa
harus memainkan dan memfungsikan talentanya masing-masing.
Inkuiri memungkinkan terjadinya integrasi berbagai disiplin ilmu.
Ketika siswa melakukan eksplorasi mereka cenderung mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang akan melibatkan IPA dan matematika, ilmu
sosial, bahasa, seni, dan teknik.
Inkuiri melibatkan pula komunikasi. Siswa harus mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan berhubungan. Mereka harus
melapoirkan hasil-hasil temuannya, lisan atau tertulis. Dengan begitu, mereka
bekerja dan mengajar satu sama lain. Inkuiri memungkinkan guru
mempelajari siswa-siswanya siapa mereka, apa yang mereka ketahui, dan
bagaimana mereka bekerja. Pemahaman guru tentang siswa akan
memungkinkan guru untuk menjadi fasilitator yang lebih efektif dalam proses
pencarian ilmu oleh siswa.
Ketika guru menggunakan teknik inkuiri, guru tidak boleh banyak
bertanya atau berbicara. Terlalu banyak intervensi, terlalu banyak bertanya,
dan terlalu banyak menjawab akan mengurangi proses belajar siswa melalui
inkuiri. Dengan demikian, proses belajar tidak akan lagi menyenangkan.
Dalam proses inkuiri, siswa dituntut untuk bertanggung jawab bagi
pendidikan mereka sendiri. Guru yang menaruh perhatian pada pribadi siswa,
akan menemukan kegiatan-kegiatan yang disukai siswa, juga hal-hal yng baik
yag ada dalam diri siswa-siswanya, dan kesulitian-kesulitan yang
mengganggu siswa dalam proses belajar. Guru dituntut menyesuaikan diri
terhadap gaya belajara siswa-siswanya.
Siklus inkuiri adalah: (1) Observasi (Observation); (2) Bertanya
(Questioning); (3) Mengajukan dugaan (Hipothesis); (4) Pengumpulan data
(Data Gathering); dan Penyimpulan (Conclusion).
Inkuiri adalah satu proses yang bergerak dari langkah observasi
sampai langkah pemahaman. Inkuiri dimulai dengan observasi yang menjadi
dasar pemunculan berbagai pertanyaan yang diajukan siswa. Jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut dikejar dan diperoleh melalui suatu
siklus pembuatan prediksi, perumusan hipotesis, pengembangan cara-cara
pengujian hipotesis, pembuatan observasi lanjutan, penciptaan teori dan
model-model konsep yang didasarkan pada data dan pengetahuan. Inkuiri
menciptakan berbagai kesempatan bagi guru untuk mempelajari bagaimana
otak siswa bekerja. Guru dapat memanfaatkannya untuk menentukan situasi-
situasi belajar yang tepat dan memfasilitasi siswa dalam proses pencarian
ilmu.
Dalam proses inkuiri, siswa belajar dan dilatih bagaimana mereka
harus berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan slah satu tujuan pendidikan.
Ketika siswa belajar berpikir kritis, merka kan memperlihatkan pikiran-
pikiran dan proses-proses sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanya seperti Bagaimana itu kita tahu? atau Apa
buktinya?
b. Mengetahui perbedaan antara observasi dan kesimpulan.
c. Mengetahui bahwa semua gagasan ilmiah itu dapat berubah dan bahwa
teori yang ada adalah teori-teori yang terbaik berdasarkan bukti yang kita
miliki sejuh nini.
d. Mengetahui bahwa diperlukan bukti yang cukup untuk menarik suatu
kesimpulan yang kuat.
e. Memberi penjelasan atau interpretasi, memalkukan observasi dan/atau
prediksi.
f. Selalu mencari konsistensi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang diambil
dan memgerikan penjelasan dengan rasa percaya diri.
Salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa yang
diperbuat atau apa yang diyakini.seperti halnya setiap tujuan yang lain, belajar
berpikir kritis bergantung pada penataan suasana kelas yang mendorong
penerimaan pandangan divergen (berbeda) dan diskusi bebas. Tatanan itu
seharusnya juga lebih menekankan pada pemberian alasan atau pandangan
daripada hanya memberikan jawaban benar. Keterampilan dalam berpikir
kritis paling baik dicapai bila dihibungkan dengan topik-topik yang dikenal
siswa. Tujuan pengajaran berpikir kritis adalah menciptakan suatu semangat
berpikir kritis yang mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka
dengar dan mengkaji pikiran mereka sendiri untuk memastikan tidak terjadi
logika yang tidak konsisten atau keliru.
Beyer (1988:57) mengidentifiksi 10 keterampilan berpikir kritis yang
dpat digunakan siswa untuk mempertimbangkan validitas (keabsahan)
tuntutan atau argument, memahami periklanan, dan sebagainya.
(1) Membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai
yang sulit diverifikasi (diuji kebenarannya).
(2) Membedakan antara informasi, tuntutan, atau alasan yang relevan dengan
yang tidak relevan.
(3) Menentukan kecermatan factual (kebenaran) dari suatu penyataan.
(4) Menentukan kredibilitas (dapat dipercaya) dari suaut sumber.
(5) Mengidentifikasi tuntutan atau argument yang mendua.
(6) Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakn.
(7) Mendeteksi bias (menemukan penyimpangan).
(8) Mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika.
(9) Mengenali ketidak-konsistenan logika dalam suatu alur penalaran.
(10) Menentukan kekuatan suatu argument atau tuntutan.
Beyer mengingatkan bahwa 10 keterampilan berpikir kritis di atas
bukan merupakan suatu urutan langkah-langkah tetapi lebih merupakan daftar
cra yang dapat dilakukan. Dengan cara-cara itu, siswa dapat menangani
informasi untuk mengevaluasi apakah informasi itu benar atau masuk akal.
Tugas utama dalam mengajarkan berpikir kritis kepada siswa adalah
membantu mereka belajar tidak hanya bagaimana menggunakan tiap-tiap
strategi berpikir kritis itu, tetapi juga menyampaikan kapan tiap-tiap strategi
berpikir kritis itu cocok untuk dipakai.
Proses inkuiri tidak dpat dipisahkan dari konsep berpikir kritis.
Konsep berpikir kritis tidak dapat pula dipisahkan dari konsep inteligensi.
Inteligensi bukan sesuatu yang hanya dpat diukur dengan tes, buan pula
sesuatu yang semata-mata pembawaan genetis secara lahiriah. Howard
Gardaner (1983) menunjukan bahwa intelgensi dapat diubah. Intelligence is
the ability to solve problems or to create products that are valued between
one or more cultural settings (Johnson, 2002:141). Intelligensi tidak dapat
dipisahkan dari konteks di mana manusia itu hidup dan berkembang.
Menurut Gardaner, inteligensi tidak dilahirkan, tepai dapat
berkembang atau berkurang, bergantung pada lingkungan atau konteks
seseorang. Lingkungan yng dimaksud adalah teman, guru, orang tua, buku,
alat-alat belajar (pena, computer, kegiatan-kegiatan fisik, musik), dan hal-hal
lain yang mencapai otak melalui panca indera. Dengan menggunakan kriteria
khusus untuk mengidentifikasi konsep inteleigenais, Gardaner mengusulkan
delapan jenis inteligenwsi, yakni: linguistic, logical-mathematic, musical,
spatial, bodily-kinesthetic, interpersonal, intra-personal, dan naturalist. Jenis
pekerjan dan aktivitas yang dapat dikembangkan untuk kedelapan jenis
inteligensi ini dpat dicontohkan sebagai beikut: (1) linguistic: wartawan,
reporter, politikus, atu penulis; (2) logis-mathematis; ahli fisika, neurology,
atau insinyur; (3) spasial: pelukis, interior decorator, atau pemain tennis; (4)
bodily-kinesthic: penari balet, pemain golf, pembalap, atau petinju; (5) musik:
pengarang lagu, penyanyi, atau organis/pianis; (6) interpersonal: hakim,
saleperson, atau guru; (7) intrapersonal: biarawan/rohaniawan, pujangga, atau
ahli ilmu jiwa/psikolog; dan (8) naturalist: ahli botani, ahli kebun binatang,
atau ahli pertamanan.
Kedelapan jenis inteligensi ini telah mengilhami para pendidik untuk
mengajar dengan dengan mengac pada salah satu dari delapan jenis inteligensi
tersebut. Hundred, perhaps thousands, of classrooms around the world rely
today on Gardaners theory of multiple intelligences to help students realize
their latent potential (Johnson, 2002:141). Apakah kelas berfokus pada siswa
yang kurang mampu atau kelas yang siswa-siswanya berbakat, para pendidik
melihat manfaat mengajar yang sesuai dengan cara-cara untuk mencapai
berbagai jenis inteligensi yang dikemukakan Gardaner.
Setiap siswa mampu mengembangkan setiap jenis inteligensidi atas
dengan asumsi bahwa siswa belajar dalam suatu lingkungan belajar yang kaya
yang memungkikan mereka menghubungkan makna dengan konteks. CTLs
component work together to provide this rich environment, offering students
many opportunities to ignite the eight multiple intelligences (Amstrong,
1994:35). Guru CTL menyadari dan menghargai bahwa setiap anak memiliki
derajat yang berbeda dalam hal inteligensinya dan bahwa CTL sebagai suatu
system holistic berhubungan dengan delapan inteligensi yang dibawa setiap
anak pada lingkungan belajar.
Delapan inteligensi (Howard Gardaner, 1983)
Multiple Intelligences
Logika-matematika
Peka terhadap pola, keterampilan dan
sistematika.
Linguistic/ilmu bahasa Peka terhadap bunyi, ritme, dan makna kata
Musik
Kemapuan menghasilkan dan menghargai
ritme, tinggi rendah suara, dan warna suara
Spatial/jarak
Kemampuan untuk melakukan transformasi
mengenai persepsi awal seseorang dan
kemampuan mengkreasi kembali aspek-
aspek pengalaman visual seseorang.
Bodily-kinesthetic/fisik-
kinestetik
Kemampuan mengontrol gerak tubuh
seseorangdan kemampuan menangani
objek secara terampil.
Inter personal/antar-pribadi
Kemampuan untuk menjawab atu
memberikan reaksi secara tepat berbagai
suasana batin, temperamen, motivasi dan
keinginanorang lain.
Intapersonal/antar-pribadi
Bagaimana menjiwai perasaan sendiri,
kemampuan mendiskriminasikan berbagi
perasaan seseorang, dan kemampuan
menarik kesimpulan untuk menuntun
tingkah laku seseorang
Naturalist/alamiah
Mengamati, mengalami dan
mengorganisasikan berbagai pola dalam
lingkungan alamiah

Guru yang menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri haru
menjadikan siswa mampu berdiri sendiri, harus mendorong siswa untuk
mandiri sedini mungkin sejak dari awal masuk sekolah. Timbul pertanyaan,
bagaimana caranya guru membantu siswa agar mereka tumbuh mandiri?
Jawabannya adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk mengikuti minat
alamiah mereka. Guru harus mendorong siswa untuk memecahkan sendiri
msalah yang dihadapinnya atau memecahkan sendiri di dalam kelompoknya,
bukan mengajarkan mereka jawaban dari masalah yang mereka hadapi. Siswa
akan mendapat keuntungan jika mereka dapat melihat dan melakukan
sesuatu daripada hanya sekedar mendengarkan ceramah atau penjelasan guru.
Guru dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dengan
bantuan gambar dan demontrasi.
Belajar harus luwes dan bersifat menyelidiki atau melalui penemuan.
Jika siswa tampak berusaha dengan menghadapi suatu, berikan mereka waktu
untuk mencoba sendiri memecahkan masalah tersebut sebelum memberikan
pemecahannya. Guru juga harus memperhatikan sikap siswa terhadap belajar.
Menurut Jerome, S. Burner, sekolah harus merangsang keingintahuan siswa,
meminimalkan risiko kegagalan, dan bertindak serelevan mungkin bagi siswa.
Sebagai saran tamhahan bagi guru yangmengajar dengan pendekatan inkuiri:
(1) doronglah siswa agar mereka mengajukan dugan awal dengan cara guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan membimbing; (2) gunakan bahan dan
permainan yang bervariasi; (3) berikan kesempatan kepada siswa untuk
memuaskan keingintahuan mereka, meskipun mereka mengajukan gagasan-
gagasan yang tidak berhubungan langsung dengan pelajaran yang diberikan;
dan (4) gunakan sejumlah contoh yang kontras atau perlihatkan perbedaan
yang nyata dengan materi ajar mengenai topik-topik yang terkait.

107. Metode Numbered Head Together
Motode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan
melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi
pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh
kelas, guru menggunakan struktur 4 langkah sebagai berikut.
1. Langkah 1 Penomoran (Numbering): Guru membagi para siswa menjadi
beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan
memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki
nomor berbeda.
2. Langkah 2 Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru mengajukan
suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari
yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan
yang bersifat spesifik adalah Apakah yang dimaksud angin?, sedangkan
contoh pertanyaan yang bersifat umum adalah Mengapa makhluk hidup
membutuhkan udara?.
3. Langkah 3 Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa berpikir
bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban tersebut.
4. Langkah 4 Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut satu
nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

108. Metode pembelajaran penemuan konsep
Metode pembelajaran penemuan konsep menurut Widoko (2001)
didefinisikan suatu stategi pengajaran induktif dengan tujuan membantu siswa
segala tingkatan umur mempelajari konsep-konsep dan keterampilan berfikir
yang analitis praktis.
Sedangkan menurut Hasanah (1998) model penemuan konsep dan
suatu model pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir induktif. Kemampuan analisis dan mengembangkan konsep.pada
pengajaran diawali dengan pemberian contoh dan non-contoh diakhiri dengan
kesimpulan yang diberikan siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Klaus Meier, Tennyson dan
Cochareila dalam Widoko (2001) tentang pembelajaran penemuan konsep
merupakan model yang menggunakan contoh-contoh positif dan contoh
negatif untuk menggambarkan konsep-konsep tersebut lebih mudah.
Desain dari model ini, pertama kali diperkenalkan oleh Joice dan Weil
(1972) yang mendasari penelitian Jerome Bruiner dan koleganya yang
menemukan pengaruh variabel-variabel terhadap proses belajar konsep.
Pada penelitian ini konsep yang digunakan adalah konsep listrik statik,
dengan menampilkan contoh dan non-contoh yang disertai karakteristiknya,
sebagai misal untuk konsep listrik statik; contoh positif batang plastik yang
dogosokkan dengan kain wol akan bermuatan negatif mempunyai karakteristik
benda menerima elektron dari benda lain atau terjadi perpindahan elektron
dari kain wol menuju ke batang plastik.
Dari uraian contoh dan non-contoh beserta karakteristiknya siswa
diharapkan dapat menemukan definisi dari tiap konsep dan memahami konsep
tersebut, sehingga pada akhirnya dapat memberikan contoh secara mandiri
dari konsep tersebut.
Sintaks metode pembelajaran penemuan konsep adalah sebagai
berikut:
Phase I : Presentation of example (menampilkan contoh-contoh).
Pada phase ini guru menjelaskan bagamana aktivitas dimulai
dengan memberikan kepada siswa contoh dan bukan contoh.
Ketika guru menampilkan contoh positif dan contoh negatif
untuk tiap-tiap konsep disertai dengan karakteristiknya di
dalam LKS penemuan konsep. Pada penelitian ini konsep yang
dipilih adalah konsep listrik statik dengan contoh positif batang
plastik yang digosokkan dengan kain woll akan bermuatan
negatif.
Phase II : Analysis of hypothesis (menganalisis hipotesa)
Pada phase ini dimulai ketika siswa membuat hipotesis tentang
nama suatu konsep, membandingkan karakteristik dari contoh
positif dan negatif listrik statik, maka siswa diminta untuk
menuliskan hipotesis tentang listrik statik, guru memberikan
contoh tambahan dan yang bukan contoh kemudian
menganalisis hipotesis sampai semua hipotesis didapatkan.
Dari beberapa hipotesis listrik statik yang didapat dari siswa
kemudian menguji hipotesis tersebut lewat contoh dan non-
contoh sehingga deperoleh satu hipotesis yang benar.
Phase III : Clouser (Penutup)
Pada phase ini guru bertanya kepada siswa untuk
mengidentifikasi sifat-sifat dari konsep dan menyatakan dari
konsep tersebut beserta karakteristiknya.
Phase IV : Application (Aplikasi)
Pada phase ini untuk memperkuat pengertian murid akan
konsep tentang listrik statik, guru memberikan contoh
tambahan dari mereka sendiri.
Seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran konsep
diharapkan dapat:
a. Mengerti isi mata pelajaran yang sesuai dengan model
pembelajaran konsep, sehingga dapat mengidentifikasikan
materi pelajaran itu apakan cocok dengan pengajaran
menggunakan model pembelajaran pemenuan konsep.
b. Menyeleksi contoh-contoh, sehingga ketika diberikan tujuan
pembelajaran maka akan memperoleh daftar contoh-contoh
yang akan memberikan gambaran secara efektif dari suatu
konsep.
c. Mengerti urutan dari contoh-contoh untuk memaksimalkan
murid-murid secara praktis dengan keterampilan berfikir
Manfaat dari metode pembelajaran penemuan konsep
antara lain:
a. Meningkatkan keterampilan berfikir
b. Membantu siswa untuk menemukan dan memahami konsep
dengan memperhatikan obyek, ide atau kejadian-kejadian.

109. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Metode pembelajaran penemuan adalah suatu metode pembelajaran
dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya
menemukan sendiri informasi-informasi yang secara tradisional bisa
diberitahukan atau diceramahkan saja (Suryabrata, 1997: 1972). Metode
pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan
melalui proses menemukan. Fungsi pengajar disini bukan untuk
menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat peserta
didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri (Hudojo, 1988, 114). Metode
pembelajaran yang ekstrim seperti ini sangat sulit dilaksanakan karena peserta
didik belum sebagai ilmuwan, tetapi mereka masih calon ilmuwan. Peserta
didik masih memerlukan bantuan dari pengajar sedikit demi sedikit sebelum
menjadi penemu yang murni. Jadi metode pembelajaran yang mungkin
dilaksanakan adalah metode pembelajaran penemuan terbimbing dengan
demikian kegiatan belajar mengajar melibatkan secara maksimum baik
pengajar maupun pesertra didik.
Seperti uraian di atas bahwa penemuan terbimbing (Guided Discovery)
merupakan salah satu dari jenis metode pembelajaran penemuan. Oleh Howe
(dalam Hariyono, 2001: 3) menyatakan bahwa penemuan terbimbing tidak
hanya sekedar keterampilan tangan karena pengalaman, kegiatan
pembelajaran dengan model in tidak sepenuhnya diserahkan pada siswa,
namum guru masih tetap ambil bagian sebagai pembimbing. Penemuan
terbimbing merupakan suatu metode pembelajaran yang tidak langsung
(Indirect Instuction). Siswa tetap memiliki porsi besar dalam proses
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Menurut Soedjadi (dalam Purwaningsari, 2001: 1) metode
pembelajaran penemuan terbimbing adalah metode pembelajaran yang sengaja
dirancang dengan menggunakan pendekatan penemuan. Para siswa diajak atau
didorong untuk melakukan kegiatan eksperimental, sedemikian sehingga pada
akhirnya siswa dapat menemukan sesuatu yang diharapkan.
Dalam pembelajaran penemuan terbimbing tugas guru cenderung
menjadi fasilitator. Tugas ini tidaklah mudah, lebih-lebih kalau menghadapi
kelas besar atau siswa yang lambat atau sebaliknya amat cerdas. Karena itu
sebelum melaksanakan metode pembelajaran dengan penemuan ini guru perlu
benar-benar mempersiapkan diri dengan baik. Baik dalam tiap hal pemahaman
konsep-konsep yang akan diajarkan maupun memikirkan kemungkinan yang
akan terjadi di kelas sewaktu pembelajaran tersebut berjalan. Dengan kata lain
guru perlu mempersiapkan pembelajaran dengan cermat, Soedjadi (dalam
Purwaningsari, 2001: 18).
Keuntungan dan kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing.
1. Keuntungan metode pembelajaran penemuan terbimbing
Menurut Siadari (2001: 26) keuntungn dari pembelajaran metode
pembelajaran penemuan terbimbing adalah:
a. Pengetahuan ini dapat bertahan lama, mudah diingat dan mudah
diterapkan pada situasi baru.
b. Meningkatkan penalaran, analisis dan keterampilan siswa
memecahkan masalaha tanpa pertolongan orang lain.
c. Meningkatkan kreatifitas siswa untuk terus belajar dan tidak hanya
menerima saja.
d. Terampil dalam menemukan konsep atau memecahkan masalah.
2. Kelemahan dalam penemuan konsep atau memecahkan masalah.
Adapun kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing menurut
Ruseffendi (dalam Siadari, 2001: 26) adalah sebagai berikut:
a. Tidak semua materi dapat disajikan dengan mudah, menggunakan
metode pembelajaran penemuan terbimbing.
b. Proses pembelajaran memerlukan waktu yang relatif lebih banyak.
c. Bukan merupakan metode pembelajaran murni, maksudnya tidak
dapat berdiri sendiri (hanya dapat digunakan jika ada keterlibatan
metode lain misal ekspositori, ceramah, dan lain sebagainya).
Sintak penemuan terbimbing menurut Arends (dalam Haryono, 2001: 25),
dapat ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 2.1. Sintaks Penemuan Terbimbing Model Arends
No Fase-fase Kegiatan Guru
1 Menyampaikan tujuan,
mengelompokkan dan
menjelaskan prosedur
discovery
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran serta guru
menjelaskan aturan dalam metode
pembelajaran dengan penemuan
terbimbing
2 Guru menyampaikan suatu
masalah
Guru mejelaskan masalah secara
sederhana
3 Siswa memperoleh data
eksperimen
Guru mengulangi pertanyaan pada
siswa tentang masalah dengan
mengarahkan siswa untuk mendapat
informsi yang membantu proses
inquiry dan penemuan
4 Siswa membuat hipotesis dan
penjelasan
Guru membantu siswa dlam membuat
prediksi dan mempersiapkan
penjelasan masalah
5 Analisis proses peneman Guru membimbing siswa berfikir
tentang proses intelektual dn proses
penemuan dan menghubungkan
dengan pelajaran lain.
Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa guru dalam metode pembelajaran
penemuan terbimbing adalah sebagai pembimbing siswa dalam
nenemukan konsep.

110. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah merupakan metode pengajaran yang
digunakan guru untuk mendorong siswa mencari dan menemukan serta
memecahkan persoalan-persoalan. Pemecahan masalah dilakukan dengan cara
yang ilmiah. Artinya, mengikuti kaidah keilmuan, seperti yang dilakukan
dalam penelitian ilmiah. Oleh sebab itu, dalam memecahkan masalah tidak
dilakukan dengan trial and error (coba-coba), melainkan dilakukan secara
sistematis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah dengan memahami, meneliti dan kemudian
membatasi masalah.
2. Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara bagi
masalah yang diajukan. Kebenaran hipotesis harus dibuktikan berdasarkan
data dari lapangan.
3. Mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan berupa informasi,
keterangan, dan barang bukti sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk
mengumpulkan data, dapat dilakukn dengan wawancara, angket, studi
dokumentasi, dan sebagainya.
4. Menguji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan data yang
telah dikumpulkan, diolah, atau dianalisa. Jika data yang dikumpulkan,
ternyata sesuai dengan isi hipotesis, berarti hipotesis dapat diterima atau
dapat dikatakan benar. Sebaliknya jika hsil analisis menunjukkan tidak
sesuai, berarti hipotesis titolak atau tidak benar.
5. Menyimpulkan. Berdasarkan hasil pengolahan atau analisis data dapat
dihasilkan kesimpulan. selain itu beberapa saran sebagai sumbangan
pemikiran untuk memperbaiki kelemahan yang msih ada serta untuk
meningkatkan apa yang sudah dicapai.

111. Metode Struktural
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dan kawan-kawannya.
Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan metode lainnya. Metode
struktural menekankan pada strukur-struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Berbagai struktur tersebut
dikembangkan oleh Kagan dengan maksud agar menjadi alternatif dari
berbagai struktur kelas yang lebih tradisional, seperti metode resitasi, yang
ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa dalam
kelas dan para siswa memberikan jawaban setelah lebih dahulu mengankat
tangan dan ditunjuk oleh guru. Struktur-struktur Kagan menghendaki agar
para siswa bekerja sama saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil
secara kooperatif. Ada struktur yang memiliki tujuan umum (goal) untuk
meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur yang tujuannya
untuk mengajarkan keterampilan sosial.

112. Cara Belajar Aktif Model Pencocokan Kartu
Indeks
1. Uraian Singkat
Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi
pelajaran. Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi
pertanyaan kuis kepada temannya.
2. Prosedur
a. Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun
yang diajarkan di kelas. Buatlah krtu pertanyaan dengan jumlah yang
sama dengan setengah jumlah siswa.
b. Pada kartu yang terpisah, tulislah, tulisan jawaban atas masing-masing
pertanyaan itu.
c. Campurlah dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar
benar-benar tercampuraduk.
d. Berikansatu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan
latihan mencocokan. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan
dan sebagian lain mendapatkan kartu jawabannya.
e. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah
terbentuk pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk
mencari tempat duduk bersama. (Katakan pada mereka untuk tidak
mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di kartu mereka).
f. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan
tiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan
membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa
lain untuk memberikan jawaban.
3. Variasi
a. Sususunlah kartu yang berisi sebuah kalimat beberapa kata yang
dihilangkan untuk dicocokkan dengan kartu yang berisi kata-kata
yang hilang itu misalnya, Perubahan wujud dari berudu mejadi katak
disebut _________.
c. Buatlah kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa
kemungkinan jawabannya __ misalnya, cara pencernaan makanan
pada hewan?. Cocokkan kartu-kartu itu dengan kartu yang berisi
kumpulan jawaban yang relevan. Ketika tiap pasangan
memberikan kuis kepada kelompok, perintahkan mereka untuk
mendapatkann beberapa jawaban dari siswa lain.

113. Pengajaran terarah
1. Uraian Singkat
Dalam teknik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk
melacak pengetahuan siswa untuk mendapatkan hipotesiss atau simpulan
mereka dan kemudian memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori.
Metoda pengajarann terarah merupakan selingan yangmengasyikkan di
sela-sela cara belajar biasa. Cara ini memungkinkan untuk mengetahui apa
yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelum memaparkan apa
yang akan diajarkan. Metodea ini sangat berguna dalam mengajarkan
konsep-konsep yang abstrak.
2. Prosedur
a. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki
pemikiran siswa dalam pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan
pertanyaan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban.
b. Berikan waktu yang cukup kepada siswa dalam pasangan atau
kelompok untuk membahas jawaban mereka.
c. Perintahkan siswa untuk kembali ke tampat masing-masing dan
catatlah pendapat mereka. Jika memungkikan, seleksi jawaban mereka
menjadi beberapa kategori yang terkait dengan kategori atau konsep
yang berbeda/
d. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan.
Perintahkan siswa untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka
dengan poin-poin ini. Catatlah gagasan yangmemberi iformasi
tambahan bagi poin pembelajaran dari pelajaran.
3. Variasi
a. Jangan memilah-milah jwaban siswa menjadi daftar yang terpisah.
Sebagai gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan merak
untuk mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum anda
membandingkannya dengan konsep yang ada idi pikran anda.
b. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak
anda. Cermati bagaimana siswa dan anda secara bersama bisa
memilah-milah gagasan-gagasan mereka menjadi kategori yang
berguna.
114. Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu
pandekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pelajaran.
Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat
tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar
bagaimana belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (200: 2)), Pengajaran berbasis
masalah dikenal dengan nama lain seperti Project-Based Teacihg
(Pembelajaran Proyek), Experienced-Based Education (Pendidikan
berdasarkan pengalaman), Authentic Learning (Pembelajaran Autentik), dan
Achoered Instruction (Pembelajaran berakar pada kehidupan nyata).
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan
masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Pengajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru
mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran
ide secara terbuka. Secara garis besar pengajaran berbasis masalah terdiri dari
menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang
dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan
dan ikuiri.
5. Ciri-cirinya
Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah
mencoba menunjukkan cirri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai
berikut.
a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.
Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-
prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran
berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar
pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan
secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi
kehidipan nyata yang autentik, menghindari jawaban sederhana, dan
memungkinkan adanya berbagai macam solusi itu.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata
pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan
diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata agar dalam
pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata
pelajaran.
c. Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari pemecahan masalah nyata.
Mereka harus menganalisasi dan mendefinisikan masalah,
mengembankan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan),
membuat iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu,
metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang
sesdang dipelajari.
d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk
tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang
menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka
temukan. Produk itu dapat berupa transkrip debat, laporan, model
fisik, video atau program computer (Ibrahim & Nur, 200:5-7).
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama
satu sama lain (paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok
kecil). Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan
terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk
berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial
dan keterampilan berpikir.
6. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran
berbasis masalah dikembangkan terutama untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
keterampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran orang dewasa
melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan
menjadikan pembelajar yang otonom dan mandiri. Uraian rinci terhdap
ketiga tujuan itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur (2000:7-12)
berikut ini.
a. Keteramplan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah
Berbagai macam ide telah digunakan untuk menggambarkan cara
seseorang berpikir. Tetapi, apakah sebenarnya yang terlibat dalam
proses berpikir? Apakah keterampilan berpikir itu dan terutama
apakah keterampilan berpikir itu?
- Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti
induksi, deduksi, klasifikasi, dan penalaran.
- Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui
bahasa) objek nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan
pernyataan simbolik itu untuk menemuan prinsip-prinsip esensial
tentang objek dan kejadian itu untuk menemukan prinsip-prinsip
esensial tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan simbolik
(abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi mental yang
didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.
- Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan
mencapai kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan
yang seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan
penjelasan sebagai berikut:
- Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan
yang tidak sepenuhnya dapat diterapan sebelumnya.
- Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya
tidak dapat diamati dari satu sudut pandang.
- Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi,
masing-masing dengan keuntungan dan kerugian.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu
yang berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak penerapan banya
kriteria, yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang
proses berpikir. Kita tidak mengakui sebagai berpikir tingkat
tinggi pada seseorang jika ada orang lain membantunya pada
setiap tahap.
- Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan
struktur pada keadaan yang tampaknya tidak teratur.
- Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja
mental besar-besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan
pertimbangan yang dibutuhkan.
Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan
seperti pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan
ketidakpastian. Hal ini berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan
yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks. Resnick juga menekankan
pentingnya konteks atau keterkaitan pada saat berpikir tentan berpikir.
Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan antarsituasi, proses itu juga
bervarisai bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang. Sebagai
contoh, proses yang kita gunakan untuk memikirkan matematika berbeda
dengan proses yang kita gunakan untuk memikirkan puisi. Proses berpikir
yang digunakan untuk memikirkan ide abstrak berbeda dengan yang
digunakan untuk memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena hakikat
kekomplekan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka
keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang
dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret.
Keterampilan proses dan berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas
dapat diajarkan, dan kebanyakan program dan kurikulum dikembangkan
untuk tujuan ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan yang sama
dengan pengajaran berbasis masalah.
c. Pemodelan Peran Orang Dewasa
Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana
pengajaran berbasis masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam
situasi kehidupan nyata dan belajar tentang pentingnya peran orang
dewasa. Dalam banyak hal pengajaran berbasis masalah bersesuaian
dengan aktivitas mental di luar sekolah sebagaimana yang diperankan
oleh orang dewasa.
1. Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar
magang. Hal tersebut mendorong pengamatan dan dialog
dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa dapat
memahami peran penting dari aktivitas mental dan belajar yang
terjadi di luar sekolah.
2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam
penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan siswa
menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata
dan membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut.
d. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa
menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang
berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan
pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka
sendiri. Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas
mereka secara mandiri dalam hidupnya.
7. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahapan
utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu
situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja
siswa.

Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan
logistic yang dibutuhkan,
memotivasi siswa agar terlibat
pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilihnya
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubugnan dengan
masalah tersebut
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual
dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informsi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan
penyelasan dan pemecahan
masalahnya.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Guru membantu siwa
merekncanakan dan menyiapkan
karyayang sesuai seperti
laporan, video, dan model serta
membantu mereka berbagai
tugas dengan temannya.
Tahap 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan maslah
Guru membantu siswa melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-
proses yang mereka gunakan.

8. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen
Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang
dibutuhkan dalam pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati
kelompok kecil dalam pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan
system manajemen dalam pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh
sifatnya yang terbuka, ada proses demokrasi, dan peranan siswa yang
aktif. Meskipun guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran yang
terstruktur dan dapat diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma
di sekitar pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas
mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar menekankan peranan
sentral siswa, bukan guru yang ditekankan.

115. Metode Belajar Aktif Model Tinjauan Ala
Permainan Bingo
1. Uraian Singkat
Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah
yang telah siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini
menggunakan format permainan Bingo.
2. Prosedur
a. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran anda
yang bisa dijawab dengan istilah baku yang digunakan dalam mata
pelajaran anda. Berikut adalah beberapa contoh istilahnya.
- Angka penyebut yang paling sedikit
- Hieroglifik
- Inflasi
- Otokrasi
- Database
- Hokum humurabi
- Byte
- Garis lintang
- Impresionisme
- Alegori
- Fotosintesa
- Bilangan urutan
- Skozofrenia
- Klausa pengadaian
Anda juga dapat menggunakannama, sebagai alternative dari istilah.
Berikut adalah beberapa contohnya:
- Freud
- Caesar
- Blake
- Roosevelt
- Marco Polo
- Joan of Arc
- Dewey
- Pasteur
- Van Gogh
- Curie
- Chaucer
- Rusself
- Alley
b. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan denga
huruh B-I-N-G-O kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti mirip
betul dengan kartu Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah
dalam matrik 5 x 5 (celah tengah Kosong.)
c. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa
memiliki angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar,
maka dia dapat mengisi celah tersebut.
d. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan
(baik vertical, horizontal maupun diagonal), siswa tersebut boleh
meneriakkan Bingo. Permainan dapat diteruskan hingga ke 25 celah
tersebut terisi.
3. Variasi
a. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa
mendapatkan Bingo.
b. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan 24
istilah utama (plus sel kosong di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan
dibacakan, jika siswa yakinbahwa salah satu dari jawaban pada kartu itu
cocok dengan pertanyaan tersebut, dia bisa menuliskan nomor
pertanyaanya di sampingnya.
116. Pengajaran Berbasis Proyek/Tugas
Pengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (Project-Based Learning)
membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan
belajar siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap
masalah-masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata
pelajaran, dan melaksanakan tugas bermana lainnya. Pendekatan ini
memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam
mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck Institue for Eduction, 2001).
Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks, sulit, lengkap, tetapi
realistis/autentik dan kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka
dapat menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit
komponen-komponen suatu tugas kompleks yang padu suatu diharapkan akan
terwujud menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas kompleks
tersebut). Prinsip ini digunakan untuk menunjang pemberian tugas kompleks
di kelas seperti proyek, simulasi, penyelidikan masyarakat, menulis untuk
disajikan kepada forum pendengar yang sesungguhnya, dan tugas-tugas
autentik lainnya. Istilah situated learning (Prawat, 1992) digunakan untuk
menggambarkan pembelajaran yang terjadi di dalam kehidupan nyata, tugas-
tugas outentik/asli yang sebenarnya.
Tidak memandang apakah suatu tugas harus dikerjaklan sebagai
pekerjaan kelas atau sebagai pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan
membantu siswa dalam perjalana mereka menjadi pembelajar mandiri yang
efektif.
1. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang
Salah satu tantangan paling sukar yang dihadapi guru pada saat
mereka menggunakan pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah
menjaga siswa tetap terlibat. Pada saat bekerja sendiri, sangat mudah bagi
sisa untuk kehilangan minat dan melalukan tindakan yang tidak relevan,
khususnya apabila tugas-tugas itu rutin.
Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan kelas dan
pekerjaan rumah mandiri yang dapat mempertahankan keterlibatan siswa
memiliki tujuan yang jelas. Siswa perlu mengetahui dengan tepat apa yang
mereka harus kerjakan, mengapa mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan
apa yang dibutuhkanuntuk menyelsaikan pekerjaan itu. Siswa-siswa itu
tetap berada dalam tugas selama pekerjaan kelas dan menyelesaikan
pekerjaan rumah apabila mereka menyikapi tugas-tugas tersebut secar
bermakna.
Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru jarang menaruh
perhatian pada tujuan pekerjaan kelas atau strategi-strategi belajar yang
telibat. Sebaliknya, guru menekankan pada arahan-arahan procedural.
Sebagai contoh guru dpat menghabiskan waktu banyak menjelaskan kepad
siswa di mana menulis nama di kertas atau bagaimana menyusun jawaban-
jawabannya. Sementar petunjuk-petunjuk tentang apa yang dilakukan
adalah penting guru tidak menyertakan penjelasan tentang mengapa
sesuatu harus dikerjakan dan proses-proses pembelajaran yang terlibat.
Sebelum memberikan suatu tugas, guru hendaknya mempertimbangkan
cirri penting itu secara seksama dan kemudian menyediakan waktu
cukupuntuk menjelaskan cirri penting itu kepada siswa.
2. Menganekaragamkan Tugas-tugas
Sama dengan kehidupan pada umumnya, keanekaragaman
menambah daya tarik tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa
kemungkinan besar ttap terlibata dan mengerjakan pekerjaan mereka jika
tugas-tugas lebih bervariasi dan menarik daripada rutindan monoton. Guru
yang efektif mengubah panjang dan cara tugas yang diberikan di samping
hakikat tugas beljar dan strategi-strategi kognitif yang telibat. Membaca di
dalam hati, laporan proyek-proyek khusus, dan bahan-bahan multimedia
menawarkn berbagai macam cara untuk menyelesaikan pekerjaan mandiri.
Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan tidak aka alasan bagi guru untuk
membuat jenis tugas yang sama dari hari ke hari.
3. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan
Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas tugas-tugas yang
diberikan kepada siswa merupakan suatu bahan baku penting untuk
keterlibatan berkelanjutan yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-
tugas tersebut. Apabila siswa diharapkan untuk bekerja secara mandiri,
tugas tesebut sehrusnya memiliki tingkat kesulitan yang menjamin
kemungkinan berhasil tinggi. Siswa tidak akan tertantang ketika tugas-
tugas yang diberikan guru terlalu mudah. Mereka menyikapi tugas-tugas
seperti sebagai pekerjaan yang tidak menantang. Pada umumnya tugas
yang baik perlu memiliki tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan
siswa memandangnya sebagai sesuatu yang menantang, namun cukup
mudah sehingga kebanyakan siswa akan menemukan pemecahannya dan
mengerjakan tugas tersebut atas jerih payah sendiri.
4. Memonitor Kemajuan Siswa
Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor
tugas-tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya
meliputi pengecekan untuk mengetahui apakah siswa memahami tugas
mereka dan proses-proses kognitif yang telibat. Monitoring ini juga
termasuk pengecekan pekerjaan siswa dan mengembalikan tugas dengan
umpan balik. Pad saat beberfapa siswa diberikan pekerjaan kelas, maka
guru dapat bekerja dengan siswa lain.a dianjurkan agar guru menyediakan
waktu 5 atau 10 menit untuk berkeliling di antara siswa yang bekerja
untuk memastikan apakah mereka memahami tugas tersebut sebelum
menangani siswa-siswa lain. Apabila siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok, maka guru hendaknya berada dalam kelompok-kelompok
tersebut secara bergantian dan berkeliling di antara siswa yang bekerja
secara mandiri. Meskipun mengoreksi tugas menghabiskan waktu,
hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang dibuat siswa dan
mengembalikan kepda mereka dengan umpan balik.

117. Metode Ceramah
1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat
juga disebut metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah
dipergunakan sebagai metode mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode
ceramah adalah cara penyampain bahan pelajaran dengan komunikasi
lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar
mengajar. Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses
belajar kurang tepat karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai
berikut; guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus
diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh
guru, langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa.
2. Kebaikan Metode Ceramah
a. Dapat menamung kelas besar dan tidap siswa mempunyai kesempatan
yang sama untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperluan
lebih murah.
b. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat
direncanakan dengan baik.
c. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan
energi dapat digunakan sehemat mungkin.
d. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus
menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.
e. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat Bantu pelajaran
tidak menghambat jalanya pelajaran.
3. Kelemahan Metode Ceramah
a. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi
kesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
b. Siswa menjadi pasih hanay aktif membuat catatan saja.
c. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak
mampu menguasai bahan yang diajarkan.
d. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
e. Ceramah menyebabkan system belajar siswa menjadi belajar
menghafal dan tidak mengacu pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh
guru, siswa juga berperan dalam metode ceramah yaitu;
a. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.
b. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
c. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
d. Mengadakan pencatatan yang diperlukan
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, peran utama adalah gru. Karena
pelaksanaan metode ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti
guru mendominasi seluruh kegiatan belajra mengajar. Berhasil tidaknya
metode ceramah tergantung sebagian besar pada guru. Oleh karena itu ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru.
a. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.
b. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.
c. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan
Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang
paling lama digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki
tempat dalam lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan,
metode ceramah tidak akan mengantarkan pada pembelajaran, namun ada
kalanya cara ini bisa efektif. Agar bisa efektif, guru harus terlebih dahulu
membangkitkan minat, memaksimalkan pemahaman dan pengingatan,
melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan kembali apa
yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal
itu.
a. Membangkitkan Minat
- Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang
relevan, kisah fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik
perhatian siswa terhadap apa yang akan anda ajaran.
- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan
sajian dalam ceramah pengajaran.
- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun
mereka baru sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran)
agau mereka termotivasi untuk mendengarkan ceramah dalam
rangka mendapatkan jawabannya.
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
- Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam
ceramah menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul
verbal atau bantuan mengingat.
- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan
dalam perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah
perbandingan antara materi dengan pengetahuan dan pengalaman
yang siswa miliki.
- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku
pegangan dan peragan yang memungkinkan siswa melihat dan
mendengar apa yang guru katakan.
c. Melibatkan Siswa Perceramahan
- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan
tantanglah siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep
yang telah disajikan selama ini atau untuk menjawab pertanyaan
kuis ringan.
- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah
dengan kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
- Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk
dipecahkan oleh siswa berdasarkan informasi yang disampaikan
selama pengajaran.
- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari
penyampaian pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka
tes penilaian diri.

118. Metode Pembelajaran Kooperatif Model GI
(Group Investigation)
Model ini merupakan suatu model yang sangat terstruktur dengan
enam tahapan pelaksanaan khusus. Keterlibatan siswa terdapat di dalam
setiap tahapan mulai dari pemilihan topik hingga evaluasi belajar siswa.
Tahap 1. Indentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok.
1. Para siswa memeriksa sumber belajar, mengusulkan topik dan
mengkategorikan saran-saran.
2. Para siswa bergabung ke dalam kelompok mempelajari topik pilihan
mereka.
3. Komposisi membantu didasarkan kepada minat dan heterogen.
4. Guru membantu dan mengumpulkan informasi dan memudahkan
organisasi.
Tahap 2. Merencanakan tugas belajar
Para siswa menyusun rencana bersama.

Tahap 3. Melakukan penyelidikan
1. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan
mengambil kesimpulan.
2. Setiap anggota kelompok berkintribusi terhadap upaya kelompok.
3. Para siswa saling bertukar gagasan, berdiskusi, dan melakukan
klarifikasi.
Tahap 4. Mempersiapkan laporan akhir
a. Setiap anggota menentukan pesan pokok dan proyek mereka.
b. Setiap anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka
laporkan.
c. Perwakilan kelompok membentuk bagian pengendali untuk
mengkoordinasikan rencana penyajian.
Tahap 5. Menyajikan laporan akhir
1. Presentasi dibuat dalam bentuk yang bervasiasi.
2. Pendengar menilai kejelasan penyajian berdasarkan kriteria yang
ditentukan sebelumnya oleh keseluruhan anggota kelas.
Tahap 6. Evaluasi
1. Para siswa berbagi umpan balik tentang topik, pekerjaan yang telah
dilakukan, dan pengalaman afektifnya.
2. Guru dan siswa bekerjasama menilai belajar siswa.
3. Penilaian belajar hendaknya menilai kemampuan berpikir tingkat
tinggi.

119. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw
Siswa bekerja dalam kelomok empat atau lima orang. Setiap angota
tim membaca pasal yang berlainan. Selanjutnya para siswa didalam kelompok
ahli tersebut kembali lagi ke timnya semula dan bergantian mengerjakan apa
yang sudah dipelajarinya kepada anggota tim lain.
Akhirnya, para siswa mengikuti kuis yang mencakup seluruh pasal,
dan skor kuis menjadi skor tim. Skor yang disumbangkan oleh siswa ke
timnya didasarkan pada peningkatan individual, dan siswa-siswa yang berada
di tim dengan skor tertinggi berhak mendapat sertifikat atau penghargaan lain.
Jadi para siswa dimotivasi untuk mempelajari bahan sebaik mungkin dan
bekerja keras di dalam kelompok ahli sehingga dapat membantu anggota
kelompok lainnya.

120. Pembelajaran Kooperatif Model Learning
Together
Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan empat sampai lima
orang per tim dan heterogen kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu
keompok untuk menyelesaikan sebuah produk kelompok, berbagai gagasan,
dan membantu satu sama lain dengan jawaban, dan meminta bantuan dari
teman yang lain sebelum bertanya kepada guru, dan si guru memberikan
penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja kelompok.

121. Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD
(Student Teams Achievement Division)
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mode STAD sebagai
berikut:
1. Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga
sampai dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen
meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan awal matematika, motivasi
belajar, jenis kelamin, atupun latar belakang etnis yang berbeda.
2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan
pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh.
Tujuan peresentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa
ingin tahu siswa.
3. Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas
kelompok. Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak
atau saling bergantian menanyakan kepada temannya yang lain atau
mendiskusikan masalah dalam kelompok atau apa saja untuk menguasai
materi pelajaran tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi
lembar jawaban tetapi juga untuk mempelajari konsepnya. Anggota
kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai mempelajari
materi sampai semua anggota kelompok memahami materi pelajaran
tersebut.
4. Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman sekelompoknya tidak
boleh menolong satu sama lain. Tes individual ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat penguasaaan siswa terhadap suatu konsep dengan cara
siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan dengan cara menerapkan
konsep yang dimiliki sebelumnya.
5. Hasil tes atau kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya
dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai
atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk
membentuk skor kelompok.
6. Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik
prestasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini
dapat berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain.
Gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para
siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai
keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa
menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka
harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang
diberikan. Mereka harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang
terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu
yang penting, berharga dan menyenangkan.

122. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Team
Assisted Individualization
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari
penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok
dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara
heterogen. Setiap siswa mengerjakan unit-unit program matematika sesuai
dengan kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A
mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. para siswa mengikuti rangkaian
kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan
lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai keterampilan dan
mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar
jawaban dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil
mencapai atau melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim
bertanggung jawab meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti final
tes. Baik tanggungjawab individual dan penghargaan kelompok ada di dalam
metode pembelajaran ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah
diselesaikan oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau
penghargaan lainnya kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah
final tes yang berhasil dilampaui.

123. Metode Pembelajaran Kooperatif Model TAPPS
(Thinking Aloud Pair Problem Solving)
Sehubungan dengan model-model pembelajaran di atas Felder (1994:
5) menambahkan suatu model pembelajaran kooperatif yaitu TAPPS
(Thinking Aloud Pair Problem Solving). Dalam model ini siswa mengerjakan
permasalahan yang mereka jumpai secara berpasangan, dengan satu anggota
pasangan berfungsi sebagai pemecah permasalahan dan yang lainnya sebagai
pendengar. Pemecah permasalahan mengucapkan semua pemikiran dan
mereka saat mereka mencari sebuah solusi, pendengar mendorong rekan
mereka untuk tetap untuk berbicara dan menawarkan anggapan umum atau
petunjuk jika bagian pemecah masalah tertekan.
Berdasarkan model pembelajaran tersebut Felder (1994: 6-8)
memberikan saran dalam membentuk kelompok pembelajaran kooperatif
sebagai beikut:

1. Berikan tugas kelompok yang terdiri dari tiga sampai empat siswa
Saat siswa bekerja terpisah, salah satu diantarannya lebih mendominasi dan
biasanya bukanlah mekanisme yang baik untuk memecahkan perdebatan,
dan dalam tim yang berisi lima orang atau lebih akan menjadi sulit untuk
mempertahankan keterlibatan setiap orang dalam proses. Kumpulkan satu
tugas per kelompok.
2. Usahakan membentuk kelompok yang kemampuannya heterogen
Hambatan akan dijumpai jika satu kelompok memiliki anggota yang
semuannya lemah akan tampak nyata tetapi dengan mengumpulkan satu
kelompok yang memiliki anggota dengan kemapuan kuat juga tidak
disarankan.
3. Hindari kelompok dimana siswa perempuan dan siswa minoritas yang
banyak jumlahnya.
Studi-studi telah memperlihatkan bahwa gagasan siswa perempuan dan
kontribusinya seringkali dikurangi atau dipotong dalam tim yang memiliki
kelompok berjenis kelamin campuran, dan para siswa perempuan akhirnya
mengambil peran pasif dalam interaksi kelompok.
4. Jika sangat memungkinkan, memilih kelompok sendiri
Dalam membentuk kelompok, siswa menentuknan sendiri anggota
kelompoknya.
5. Memberikan tugas regu dengan masing-masing tugas yang berputar.
Dalam kelompok menghendaki perputaran tugas. Tugas-tugas dalam
kelompok yaitu: (1) koordinator (mengorganisir tugas ke dalam sub tugas,
mengalokasikan tanggungjawab, mempertahankan kelompok tetap
berorientasi pada tugas), (2) pemeriksa (memonitor kedua solusi dan
pemahaman tiap-tiap anggota regu di antara mereka), (3) perekam
(melihat kemungkinan konsensus, menulis solusi kelompok yang lahir),
dan (4) skeptis (menyarankan berbagai kemungkinan alternativ,
menghindari kelompok melompat pada kesimpulan terlalu awal).
6. Mempertimbangkan hal positif yang saling bergantung
Semua anggota regu perlu merasakan bahwa mereka mempunyai peran unik
untuk berperan serta di salah kelompok dan tugas hanya dapat diselesaikan
dengan baik jika semua anggota melakukan tugas mereka.
7. Mempertimbangkan tanggungjawab individu
Cara terbaik untuk mencapai tujuan adalah dengan memberikan tes individu,
selain itu dalam peSeptemberlihan anggota regu perlu menjajikan atau
mejelaskan hasil regu itu.
8. Membuat kelompok secara teratur menilai prestasi mereka
Pada awal tugas, siswa perlu mendiskusikan apa yang sebaiknya dikerjakan,
kesulitan apa yang muncul, dan apa yang tiap-tiap angggota dapat lakukan
untuk membuat semua hal bekerja lebih baik.
9. Menawarkan gagasan agar kelompok berfungsi efektif
Suatu pendekatan untuk menyiapkan siswa dengan beberapa unsur-unsur
arahan yang akan menghasilkan suatu pernghargaan dari apa sebenarnya
kerja kelompok dan untuk membantu pengembangan dari keterampilan
hubungan antar pribadi yang menopang di dalam pembentukan regu dan
prestasi.
10. Menyediakan bantuan regu yang meliki kesukaran dalam bekerja sama.
Kelompok yang mempunyai permasalahan harus dipertemukan dengan
pengajar untuk mendiskusikan kemungkinan pemecahan masalah.
11. Jangan membentuk kembali kelompok yang sudah pernah terbentuk
Tujuan bekerjasama yang utama akan membantu para siswa memperluas
daftar literatur pendekatan pemecahan masalah mereka, dan tujuan kedua
akan membantu mereka mengembangkan keterampilan kepemimpinan
kolaboratif, pengambilan keputusan dan tujuan lainnya. Ini hanya dapat
dicapai jika para siswa mempunyai cukup waktu untuk mengembangkan
suatu dinamika kelompok, persaingan dan menanggulangi berbagai
kesulitan dalam bekerja bersama-sama.

124. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think-
Pair-Share
Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya
dari Universitas Maryland dan mampu mengubah asumsi bahwa metode
resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas
secara keseluruhan. Metode Think-Pair-Share memberikan kepada para siswa
untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Sebagai
contoh, seorang guru baru saja menyelesaikan suatu sajian pendek atau para
siswa telah selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru meminta kepada
para siswa untuk menyadari secara lebih serius mengenai apa yang telah
dijelaskan oleh guru atau apa yang telah dibaca. Guru tersebut memilih
metode Think-Pair-Share daripada metode Tanya jawab untuk kelompok
secara keseluruhan (whole-group question and answer). Lyman dan kawan-
kawannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Langah 1 Berpikir (Thinking): Guru mengajukan pertanyaan atau isu
yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk
berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
2. Langkah 2 Bepasangan (Pairing): Selanjutnya guru meminta kepada
siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah
dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban
bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide
bersama jika suatu soal khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru
mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
3. Langkah 3 Berbagi (Sharing): Pada akhir ini guru meminta
pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas
secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Pada
langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan
yang satu ke pasangan yang lain, sehingga seperempat atau separo dari
pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor.
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari
penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok
dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara
heterogen. Setiap siswa mengerjakan unit-unit program matematika sesuai
dengan kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A
mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. para siswa mengikuti rangkaian
kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan
lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai keterampilan dan
mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar
jawaban dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil
mencapai atau melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim
bertanggung jawab meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti final
tes. Baik tanggungjawab individual dan penghargaan kelompok ada di dalam
Think Pair Share ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah
diselesaikan oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau
penghargaan lainnya kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah
final tes yang berhasil dilampau

125. Metode Belajar Aktif Model Memberikan
Pertanyaan dan Mendapatkan Jawaban
1. Uraian Singkat
Ini merupakan strategi pembentukan tim untuk melibatkan siswa dalam
peninjauan kembali materi pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir
pelajaran.
2. Prosedur
a. Berikan dua kartu indeks kepada masing-masing siswa.
b. Perintahkan tiap siswa untuk melengkapi kalimat berikut ini.
- Kartu 1 : Saya measih memiliki pertanyaan tentang -
__________.
- Kartu 2 : Saya bisa menjawab pertanyaan tentang __________.
1. Buatlah sub-sub kelompok dan perintahkan tiap kelompok untuk memilih
pertanyaan paling relevan untuk diajukan dan pertanyaan paling menarik
untuk dijawab dari kartu anggota kelompok mereka.
2. Perintahkan tiap sub-kelompok untuk melaporkan pertanyaan untuk
diajukan yang ia pilih. Pastikan apakah ada siswa yang dapat menjawab
pertanyaan itu. Jika tidak, guru harus menjawabnya.
5. Pentahkan tiap kelompok untuk melaporkan pertanyaan untuk dijawab
yang ia pilih. Perintahkan anggota sub-sub kelompok ntuk berbagai
jawaban dengan siswa yang lain.
7. Variasi
a. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan
kepada sub-sub kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk
memilih satu atau beberapa pertanyaan yang dapat mereka jawab.
c. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu jawaban dan bagikan
kepadasub-sub kelompok untuk memilih satu ata beberapa jawaban
yang menurut mereka membantu dalam meninjau kembali apa yang
telah mereka pelajari.
126. Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kesulitan
pada Materi Pelajaran
1. Uraian Singkat
Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan TV jawaban diberikan
terlebih dahulu, dan tantangannya adalah mengajukan pertanyaanyang
cocok atau benar. Format ini bisa dengan mudah digunakan sebagai
tinjauan tentang materi pelajaran.
2. Prosedur
d. Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah
satu dari beberapa kategori umum ini:
- Konsep atau gagasan
- Fakta
- Keterampilan
- Nama
b. Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebagai contoh, anggur
berwarna ini biasanya dihidangkan dalai temperature ruangan bias
dicocokan dengan pertanyaan Minuman rouge itu apa sih? Kita tidak
perlu memiliki jumlah pertanyaan dan jawaban yang sama dalai tiap
kategori,namun kita harus menyusun petanyaan dan jawaban dengan
derajat kesulitan yang terus meningkat.
3. Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas
besar dan tebal. Umumkan kategorinya dan nilai poinnya untuk tiap
kategori. Berikut adalah apana permaina sampel.
Bulan Warna Angka
10 poin 10 poin 10 poin
20 poin 20 poin 20 poin
30 poin 30 poin 30 poin
4. Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa dan sediakan
kartu penjawab untuk tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah kelompok
dengan beragam tingkat keterampilan atau pengetahuan.
5. Pentahkan im untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.
- Kapten tim mewakili tim. Ia merupakan salah satunya yang bisa
mengacungkan kartu penjawab dan memberikan jawabanya. Kapten
tim harus merundingan dengan tim sebelum memberikan jawaban.
- Pencatat nilai bertanggung jawab menambahkan dan mengurangi nilai
untuk tim mereka.
Catatan: Sebagai moderator permainan, anda bertanggung jawab
mencermati pertanyaan mana saja yang telah diajukan. Ketia tiap
pertanyaan diajukan, beri tanda silang pada papan permainan. Berikan
tanda centang pada pertanyaan yangsulit dijawab oleh siswa. Anda bisa
kembli kepada pertanyaan ini bila permainan selesai.
Tinjaulah beberapa aturan permainan berikut ini.
- Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama mendapatan
kesempatan untuk menjawab.
- Semua jawaban harus diberikan dalai bentuk pertanyaan.
- Jika jawaban yang diberikan benar, nilai angka untuk kategorinya
akan diberikan. Jika jawabannya tidak benar, nilai angka pada skor
tim dikurangi, dan tim lain berkesemapatan untuk menjawab.
- Tim yang memberikan jawaban terakhir yang benar akan menguasai
papan permainan.
6. Variasi
a. Sebagai alternative dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap
anggota tim untuk mengambil giliran memainkan permainan tinjauan
ulang. Dia tidak boleh berkonsultasi dengan anggota tim sebelum
menjawab.
b. Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan permainan.

127. Metode Belajar Aktif Model Tinjauan Ala
Permainan Bingo
1. Uraian Singkat
Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah
yang telah siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini
menggunakan format permainan Bingo.
2. Prosedur
e. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran anda
yang bisa dijawab dengan istilah baku yang digunakan dalam mata
pelajaran anda. Berikut adalah beberapa contoh istilahnya.
- Angka penyebut yang paling sedikit
- Hieroglifik
- Inflasi
- Otokrasi
- Database
- Hokum humurabi
- Byte
- Garis lintang
- Impresionisme
- Alegori
- Fotosintesa
- Bilangan urutan
- Skozofrenia
- Klausa pengadaian
Anda juga dapat menggunakannama, sebagai alternative dari istilah.
Berikut adalah beberapa contohnya:
- Freud
- Caesar
- Blake
- Roosevelt
- Marco Polo
- Joan of Arc
- Dewey
- Pasteur
- Van Gogh
- Curie
- Chaucer
- Rusself
- Alley
f. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan denga
huruh B-I-N-G-O kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti mirip
betul dengan kartu Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah
dalam matrik 5 x 5 (celah tengah Kosong.)
g. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa
memiliki angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar,
maka dia dapat mengisi celah tersebut.
h. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan
(baik vertical, horizontal maupun diagonal), siswa tersebut boleh
meneriakkan Bingo. Permainan dapat diteruskan hingga ke 25 celah
tersebut terisi.
3. Variasi
c. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa
mendapatkan Bingo.
d. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan 24
istilah utama (plus sel kosong di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan
dibacakan, jika siswa yakinbahwa salah satu dari jawaban pada kartu itu
cocok dengan pertanyaan tersebut, dia bisa menuliskan nomor
pertanyaanya di sampingnya.

128. Pengajaran Terarah
1. Uraian Singkat
Dalam teknik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk
melacak pengetahuan siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan
mereka dan kemudian memilah-milahnya menjadi sejumlah
kategori.metode pengajaran terarah merupakan selingan yang
mengasyikan di sela-sela cara pengajaran biasa. Cara ini memungkinkan
guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa
sebelu memaparkan apa yang guru ajarkan. Metode ini sangat berguna
dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak.
2. Prosedur
a. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki
pemikiran siswa dan pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan
pertanyaan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban, semisal
Bagaimana kamu menjelaskan seberapa cerdanya seseorang?
b. Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa dalam pasangan atau
kelompok untuk membahas jawaban mereka.
c. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan
catatlah pendapat mereka. Jika memungkinkan, seleksi jawaban
mereka menjadi beberapa kategori terpisah yang terkait dengan
kategori atau konsep yang berbeda semisal kemampuan membuat
mesin pada kategori kecerdasan kinestetika-tubuh.
d. Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan.
Perintahkan siswa untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka
dengan poin-poin ini. Catatlah gagasan yang memberi informasi
tambahan bagi poin pembelajaran.
3. Variasi
a. Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi daftar yang terpisah.
Sebagai gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan mereka
untuk mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum guru
membandingkannya dengan konsep yang ada di pikiran anda.
c. Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di
benak guru. Cermati bagaimana siswa dan guru secara bersama-
sama bisa memilah-milah gagasan mereka menjadi kategori
yang berguna.

129. Metode Ceramah
1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat
juga disebut metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah
dipergunakan sebagai metode mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode
ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi
lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar
mengajar. Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses
belajar kurang tepat karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai
berikut; guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus
diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh
guru, langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa.
2. Kebaikan Metode Ceramah
f. Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa mempunyai kesempatan
yang sama untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang
diperlukan lebih murah.
g. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat
direncanakan dengan baik.
h. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan
energi dapat digunakan sehemat mungkin.
i. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus
menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.
j. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran
tidak menghambat jalanya pelajaran.
3. Kelemahan Metode Ceramah
f. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi
kesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
g. Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat catatan saja.
h. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak
mampu menguasai bahan yang diajarkan.
i. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
j. Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa menjadi belajar
menghafal dan tidak mengacu pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh
guru, siswa juga berperan dalam metode ceramah yaitu;
e. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.
f. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
g. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
h. Mengadakan pencatatan yang diperlukan.
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, pemeran utama adalah garu. Karena
pelaksanaan metode ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti
guru mendominasi seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil tidaknya
metode ceramah tergantung sebagian besar pada guru. Oleh karena itu ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru.
d. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.
e. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.
f. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang
paling lama digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki
tempat dalam lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan,
metode ceramah tidak akan mengantarkan pada pembelajaran, namun ada
kalanya cara ini bisa efektif. Agar bisa efektif, guru harus terlebih dahulu
membangkitkan minat, memaksimalkan pemahaman dan pengingatan,
melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan kembali apa
yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal
itu.
a. Membangkitkan Minat
- Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang
relevan, kisah fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik
perhatian siswa terhadap apa yang akan anda ajaran.
- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan
sajian dalam ceramah pengajaran.
- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun
mereka baru sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran)
atau mereka termotivasi untuk mendengarkan ceramah dalam
rangka mendapatkan jawabannya.
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
- Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam
ceramah menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul
verbal atau bantuan mengingat.
- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan
dalam perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah
perbandingan antara materi dengan pengetahuan dan pengalaman
yang siswa miliki.
- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku
pegangan dan peragan yang memungkinkan siswa melihat dan
mendengar apa yang guru katakan.
c. Melibatkan Siswa Perceramahan
- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan
tantanglah siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep
yang telah disajikan selama ini atau untuk menjawab pertanyaan
kuis ringan.
- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah
dengan kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
- Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk
dipecahkan oleh siswa berdasarkan informasi yang disampaikan
selama pengajaran.
- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari
penyampaian pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka
tes penilaian diri.

130. Pengajaran Autentik
Pengajran autentik yaitu pendekatan pengajaran yang
memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna. Siswa
mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting
dalam konteks kehidupan nyata. Siswa sering kali mengalami kesulitan dalam
menerapkan keterampilan yang telah mereka dapatkan di sekolah ke dalam
kehidupan nyata sehari-hari karena keterampilan-keterampilan itu lebih
diajarkan dalam konteks (situasi yang ada hubungannya dengan) sekolah
ketimbang konteks kehidupan nyata.
Tugas-tugas sekolah sering lemah dalam konteks (tidak autentik),
sehingga tidak bermakna bagi kebanyakan siswa karena siswa tidak dapat
menghubungkan tugas-tugas ini denga apa yang telah mereka ketahui. Guru
dapat membantu siswa untuk belajar memecahkan masalah dengan memberi
tugas-tugas yang memiliki konteks kehidupan nyata dan kaya dengan
kandungan akademik serta keterampilan yang terdapat dalam konteks
kehidupan nyata. Untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, siswa harus
mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi kemungkinan pemecahannya,
memilih suatu pemecahan, melaksanakan pemecahana atas masalah mereka.
Dengan begitu, siswa akan belajar menerapkan keterampilan akademik seperti
pengumpulan informasi, menghitung, menulis dan berbicara di dalam konteks
kehidupan nyata.

131. Kerja Kelompok
Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar. Ialah suatu cara
mengajar, dimana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 5 (lima) atau 7 (tujuh) siswa, mereka bekerja
bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan
berusaha mencapai tujuan pengajaran yang ditentukan pula oleh guru.
Robert L. Cilstrap dan William R Marti, memberikan pengertian kerja
kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil,
yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok
untuk mengajar mempunyai tujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan
teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama.
Adapun pengelompokkan itu biasanya didasarkan pada:
1. Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya.
Agar penggunaannya dapat lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu
dijadikan kelomok-kelompok kecil. Karena bila seluruh siswa sekaligus
menggunakan alat-alat itu tidak mungkin. Dengan pembagian kelompok
mereka dapat memanfaatkan alat-alat yang terbatas itu sebaik mungkin,
tanpa saling menunggu gilirannya.
2. Kemampuan belajar siswa
Di dalam satu kelas kemampuan belajar siswa tidak sama. Siswa yang pandai
di dalam bahasa Inggris, belum tentu sama pandainya dalam pelajaran
sejarah. Dengan adanya perbedaan kemampuan belajar itu, maka perlu
dibentuk kelompok menurut kemampuan belajar masing-masing, agar
setiap siswa dapat belajar sesuai kemampunnya.
3. Minat Khusus
Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu dikembangkan: hal mana
yang satu pasti bereda dengan yang lain. Tetapi tidak menutup
kemungkinan ada anak yang minat khususnya sama, sehingga
memungkinkan dibentuknya kelompok, agar mereka dapat dibina dan
mengembangkan bersama minat khusus tersebut.
4. Memperbesar partisipasi siswa.
Di sekolah pada tiap kelas biasanya jumlah siswa terlalu besar, dan kita tahu
bahwa jumlah jam pelajaran adalah sangat terbatas, sehingga dalam jam
pelajaran yang sedang berlangsung sukar sekali untuk guru akan
mengikutsertakan setiap murid dalam kegiatan itu. Bila itu terjadi siswa
yang ditunjuk guru akan aktif, yang tidak disuruh akan tetap pasif saja.
Karena itulah bila berkelompok, dan diberikan tugas yang sama pada
masing-masing kelompok, maka banyak kemungkinan setiap siswa ikut
serta melaksanakan dan memecahkannya.
5. Pembagian tugas atau pekerjaan.
Di dalam kelas bila guru menghadapi suatu masalah yang meliputi berbagai
persoalan, maka perlu tugas membahas masing-masing persoalan pada
kelompok, sesuai dengan jumlah persoalan yang akan dibahas. Dengan
demikian masing-masing kelompok harus membahas tugas yang
diberikan. Itu.
6. Kerja sama yang efektif.
Dalam kelompok siswa harus bisa bekerja sama, mampu menyesuaikan diri,
menyeimbangkan pikiran/pendapat atau tenaga untuk kepentingan
bersama, sehingga mencapai suatu tujuan bersama pula.
Apakah keuntungan penggunaan teknik kerja kelompok itu? Keuntungannya
ialah:
i. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih
intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau
masalah.
ii. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih
intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau
masalah.
iii. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan
mengajarkan keterampilan berdiskusi.
iv. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan
siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar.
v. Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka,
dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
vi. Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya,
menghargai pendapat orang lain, hal mana mereka telah saling
membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama.
Tetapi ini tidak ditunjang oleh penelitian yang khusus.
vii. Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada
siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan
mereka yang kurang.
viii. Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat
duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
ix. Keberhasilan strategi kelompok ini tergantung kepada
kemampuan siswa memimpin kekompok atau untuk bekerja sendiri.
Bentuk-bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan ialah:
a. Keja kelompok berjangka pendek.
Bentuk ini dapat disebutu pula rapat kilat karena hanya mengambil
waktu 15 menit, yang mempunyai tujuan untuk memecahkan
persoalan khusus yang terdapat pada sesuatu masalah. Umpamanya:
Ketika instruktur menjelaskan sesuatu pelajaran terdapat suatu masalah
yang perlu didiskusikan. Guru dapat menunjuk beberapa siswa, atau
membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk membahas masalah
itu dalam waktu yang singkat.


b. Kerja Kelompok berjangka panjang.
Pembicaraan di sini memakan waktu yang panjang, misalnya memakan
waktu 2 hari, satu minggu atau mungkin tiga bulan, tergantung pada
luas dan banyaknya tugas yang harus diselesaikan siswa. Apabila
siswa telah menyelesaikan tugasnya di dalam suatu kelompok, ia boleh
memilih membantu kelompok lain sesuai dengan minat mereka.
Kerja kelompok berjangka panjang dapat dilaksanakan dengan tujuan:
b.1. Membahas masalah yang benar-benar ada di dalam masyarakat,
umpamanya: masalah koperasi, lingkungan sehat, pembuangan
sampah dan lain sebagainya. Masalah itu dibahas agar siswa
mengetahui, memahami dan dapat memberikan sumbangan
pemikiran untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di
dalam masyarakat tersebut.
b.2. Memotivasi siswa ke arah kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan masyarakat. Misalnya: penerangan tentang makanan
sehat, penggunaan metode mengajar yang lebih efisien,
menggalakkan KB dan sebagainya. Jadi dengan kerja kelompok
di sini siswa dapat menerapkan teori yang dipelajari di sekolah
ke dalam praktek hidup sehari-hari, di samping dapat
menyumbangkan pemikirannya/ide-ide serta tenagannya bagi
masyarakat sekitarnya.
b.3. Dengan melaksanakan kerja kelompok kerja kelompok memberi
pengalaman kepada siswa untuk mengenal
kepemimpinan/leadership, seperti membuat rencana sebelum
melakukan sesuatu pekerjaan, membagi pekerjaan, memecahkan
masalah/menyelesaikan tugas dengan bekerja bersama.
b.4. Dengan bekerja sama itu siswa dapat mengumpulkan bahan-
bahan informasi atau data lebih banyak tentang berbagai jenis
aspek suatu masalah di dalam waktu relatif singkat.
c. Kerja Kelompok Campuran
Di sini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan
dengan kemampuan belajar siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa
diberi kesempatan untuk bekerja sessuai dengan kemampuan masing-
masing sehingga kelompok yang pintar dapat selesai terlebih dahulu
tidak usah menunggu kelompok yang lain. Kelompok siswa yang agak
lamban, diizinkan menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang sesuai
dengan kemampuannya.agar kerja kelompok campuran itu mencapai
sasaran, guru perlu memperhatikan hal-hal ialah harus menyediakan
tugas atau kegiatan belajar yang sesuai dengan kemampuan belajar
setiap kelompok, kemudian setiap tugas harus disusun sedemikian rupa
sehingga setiap kelompok dapat mengerjakan sendiri tanpa bantuan
orang lain atau guru. Akhirnya guru harus memberi petunjuk yang
jelas, sehingga siswa tahu apa yang harus dilakukan, dan apa yang
diharapkan dari mereka masing-masing.
Supaya kerja kelompok dapat lebih berhasil, maka harus melalui langkah-
langkah sebagai berikut:
x. Menjelaskan tugas kepada siswa.
xi. Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok itu.
xii. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
xiii. Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan
membuat laporan tentang kemajuan dan hasil kerja kelompok
tersebut.
xiv. Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung,
bila perlu memberi saran/pertanyaan.
xv. Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima
hasil kerja kelompok.

132. Metode Ceramah
1. Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat
juga disebut metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah
dipergunakan sebagai metode mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode
ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi
lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar
mengajar. Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses
belajar kurang tepat karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai
berikut; guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus
diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh
guru, langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa.
2. Kebaikan Metode Ceramah
k. Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa mempunyai kesempatan
yang sama untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang
diperlukan lebih murah.
l. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat
direncanakan dengan baik.
m. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan
energi dapat digunakan sehemat mungkin.
n. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus
menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.
o. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran
tidak menghambat jalanya pelajaran.
3. Kelemahan Metode Ceramah
k. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi
kesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
l. Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat catatan saja.
m. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak
mampu menguasai bahan yang diajarkan.
n. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
o. Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa menjadi belajar
menghafal dan tidak mengacu pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh
guru, siswa juga berperan dalam metode ceramah yaitu;
i. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.
j. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
k. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
l. Mengadakan pencatatan yang diperlukan.
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, pemeran utama adalah garu. Karena
pelaksanaan metode ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti
guru mendominasi seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil tidaknya
metode ceramah tergantung sebagian besar pada guru. Oleh karena itu ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru.
g. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.
h. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.
i. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang
paling lama digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki
tempat dalam lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan,
metode ceramah tidak akan mengantarkan pada pembelajaran, namun ada
kalanya cara ini bisa efektif. Agar bisa efektif, guru harus terlebih dahulu
membangkitkan minat, memaksimalkan pemahaman dan pengingatan,
melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan kembali apa
yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal
itu.
a. Membangkitkan Minat
- Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang
relevan, kisah fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik
perhatian siswa terhadap apa yang akan anda ajaran.
- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan
sajian dalam ceramah pengajaran.
- Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun
mereka baru sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran)
atau mereka termotivasi untuk mendengarkan ceramah dalam
rangka mendapatkan jawabannya.
b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
- Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam
ceramah menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul
verbal atau bantuan mengingat.
- Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan
dalam perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah
perbandingan antara materi dengan pengetahuan dan pengalaman
yang siswa miliki.
- Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku
pegangan dan peragan yang memungkinkan siswa melihat dan
mendengar apa yang guru katakan.
c. Melibatkan Siswa Perceramahan
- Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan
tantanglah siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep
yang telah disajikan selama ini atau untuk menjawab pertanyaan
kuis ringan.
- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah
dengan kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
- Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk
dipecahkan oleh siswa berdasarkan informasi yang disampaikan
selama pengajaran.
- Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari
penyampaian pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka
tes penilaian diri.

133. Sumbang Saran (Brain-Storming)
Brain Storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang
dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu
masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan
pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang
menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai cara untuk
mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat
singkat.
Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk menguras habis apa yang
dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarakan guru ke
kelas tersebut.
Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah memberikan masalah
yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan
guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/salah, juga
tidak perlu komentar atau evaluasi.
Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan
pendapat, komentar atau bertanya, atau mengemukakan masalah batu, mereka
belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat
yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing dengan pertanyaan dari
guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya.
Teknik brain storming digunakan karena memiliki banyak keunggulan sepeti:
xvi. Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat.
xvii. Melatih siswa untuk selalu siap berpendapat yang
berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru.
xviii. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
xix. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya
yang pandai atau dari guru.
xx. Terjadi persaingan yang sehat.
xxi. Anak merasa bebas dan gembira.
xxii. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.
Dan yang perlu diatasi ialah:
xxiii. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa
untuk berpikir dengan baik.
xxiv. Anak yang kurang selalu ketinggalan.
xxv. Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak
yang pandai saja.
xxvi. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah
merumuskan kesimpulan.
xxvii. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul/salah.
xxviii. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.

134. Model Jigsaw
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya
dari Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-
kawannya. Melalui metode Jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang
anggotanya terdiri dari atau enam siswa dengan karakteristik yang heterogen.
Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap siswa
bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik
tersebut. Pada anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung
jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya
berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut.
Kumpulan siswa semacam itu desebut kelompok pakar (expert group).
Selanjutnya, para pakar siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke
kelompoknya semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai
materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan
pertemuan dan diskusi dalam home teams, para siswa dievaluasi secara
individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam metode Jigsaw versi
Slavin. Individu atau tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan
oleh guru.

135. Model Learning Together
Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan empat sampai lima
orang per tim dan heterogen kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu
keompok untuk menyelesaikan sebuah produk kelompok, berbagai gagasan,
dan membantu satu sama lain dengan jawaban, dan meminta bantuan dari
teman yang lain sebelum bertanya kepada guru, dan si guru memberikan
penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja kelompok.

136. Model Numbered Head Together
Model ini kembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan melibatkan
para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran
tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru
menggunakan struktur 4 langkah sebagai berikut:
1. Langkah 1 Penomoran (Numbering): Guru membagi para siswa menjadi
beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan
memberi mereka nomor sehingga tiap siswa daslam tim tersebut memiliki
nomor yang berbeda.
2. Langkah 2 Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru mengajukan
suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari
yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang
bersifat spesifik adalah Di mana letak kerajaan Tarumanegara?,
sedangkan contoh pertanyaan yang bersifat umum adalah Mengapa
Diponegoro memberontak kepada pemerintah Belanda?.
3. Langkah 3 Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa berpikir
bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban tersebut.
4. Langkah 4 Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut satu
nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

137. Pemberian Balikan
Dengan mengutip beberapa pandangan, Panjaitan (1993: 23)
mengemukakan tentang pengertian pemberian balikan sebagai berikut:
a. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa tentang
hasil kerjanya dalam mengerjakan tes atau latihan (Cardelle dan
Corno, 1985: 162-173).
b. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada peserta didik
sampai sejauh mana ia telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan (Dawdan Gage, 1967: 181-188).
c. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa seberapa
jauh ia talah memahami isi pembelajaran sesuai dengan tes dan latihan
yang diberikan guru kepadanya (Kulik dan Kulik, 1988: 79-97).
d. Pemberian balikan adalah suatu komunikasi antara guru dan siswa
dalam hal memudahkan siswa memperbaiki kekurangannya dalam
proses pembelajaran (Measn, dkk, 1978: 373-387).
e. Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa tentang
pemahamannya dalam mengerjakan tes atau latihan setelah
menyelesaikan suatu topik atau satu sub pokok bahasan yang
diberikan guru setelah selang waktu tertentu (Rochim dan Thomson,
1985: 368-372).
f. Pemberian balikan adalah salah satu cara untuk memudahkan siswa
belajar, yaitu memberi informsi kepada siswa tentang hasil kerjanya
dalam mengerjakan tes atau latihan (Anderson dan Faust, 1973: 271-
295).
g. Pemberian balikan adalah merupakan interaksi antara guru dan siswa
yang digunakan sebagai korekasi terhadap jawaban siswa dalam
mengerjakan tes atau latihan agar siswa tahu apakah jawabannya
dalam mengerjakan tes atau latihan menjawab soal-soal itu benar atau
salah (Hill, 1980).
h. Benne, dkk, (1975) menyatakan bahwa dengan pemberian balikan
siswa akan mengetahui kesalahan/kekurangan dan penilain serta
komentar yang diberikan oleh guru tentang tampilannya dalam
mengerjakan tes atau latihan dengan maksud agar memudahkan siswa
dalam memperbaikinya.
i. Pemberian balikan adalah informasi yang diberikan kepada siswa
setalah ia memberikan respon atas tes atau latihan yang diberikan guru
setelah melakukan proses pembelajaran sesuai denga program yang
dirancang oleh guru (Skodmore, dkk. 1979: 89).
Berdasarkan makna pengertian pemberian balikan dalam
pembelajaran, secara teoritis seperti yang telah diuraikan di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Pemberian balikan adalah informsi atau pemberitahuan guru
kepada siswa baik secara lisan atau tertulis terhadap salah benarnya
jawaban siswa dari hasil dalam mengerjakan tes atau latihan setelah
selesai mengikuti program pembelajaran yang dirumuskan oleh guru
dengan tujuan agar siswa terangsang atau termotivasi untuk berusaha
merespon mencari pembetulan.
2. Langkah Pemberian Balikan
Menurut Panjaitan (1993: 24) ada dua cara pemberian balikan,
sebagia berikut:
a. Pemberian Balikan Secara Simbol
Pemberian balikan secara simbol adalah pemberian informasi
guru kepada siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar
jawaban hasil kerja siswa dalam mengerjakan tes atau latihan, dengan
memberikan tanda benar (B) pada jawaban yang benar, dan
memberikan tanda salah (S) pada jawaban yang salah tanpa
memberikan keterangan apapun.
Tanda-tanda tersebut sebagai simbol apakah pekerjaan siswa
benar atau salah.
b. Pemberian Balikan Secara Ekspositorik
Pemberian balikan secara ekspositorik, adalah pemberian
informasi guru kepada siswa secara tertulis yang dituangkan pada
lembar jawaban hasil kerja siswa dalam mengerjakan tes atau latihan,
yaitu dengan memberikan tanda benar (B) pada jawaban yang benar,
dan memberikan tanda salah (S) pada jawaban yang salah dan
sekaligus memberi penjelasan singkat/terperinci atas kesalahannya dan
petunjuk perbaikan serta buku sumber acuannya agar siswa dapat
memperbaiki kekurangannya dan kesalahannya yang telah
diperbuatnya.
Catatan yang diberikan oleh guru (pada umumnya untuk
jawaban yang salah) dapat diberikan dengan jelas atau petunjuk lain
yang dapat membantu siswa memperbaiki pekerjaannya yang salah.
Pembelajaran dengan cara memberikan balikan baik secara
simbol maupun secara ekspositorik dari guru kepada siswa agar
memudahkan siswa untuk memperbaiki kesalahan yang telah
diperbuatnya dan diprediksi dapat berpengaruh positif terhadap
peningkatan perolehan hasil belajar.
3. Kebijaksanaan Pemberian Balikan
Pemberian balikan dalam bentuk informasi atau pemberitahuan
dari guru kepada siswa tentang kekurangan-kekurangannya atau tentang
kesalahan-kesalahannya terhadap hasil kerjanya dalam menjawab tes atau
latihan setelah selesai mengikuti eksperimen dalam pembelajaran, yang
pengaruhnya dapat menimbulkan reaksi minimal tiga kemungkinan pada
diri siswa.
Kemungkinan yang timbul dalam pemberian balikan dapat
menjadikan siswa apatis, patah semangat, atau patah hati, dan menjadi
pendorong semangat belajar. Hal demikian tergantung kebijaksaan atau
kepandaian akal budi sang guru dalam memberikan balikan. Cara pemberi
balikan dapat bersifat positif dan dapat negative. (Jarolimek dan Foster,
1978; Panjaitan, 1993: 27).
Pemberian balikan yang bersifat positif dikandung maksud
informasi atau pemberitahuan terhadap kesalahan-kesalahan atau
kekurangan-kekurangan yang diperbuat oleh siswa, baik yang lisan
maupun yang tertulis pada lembar jawaban siswa hsil pengerjaan tes atau
latihan seharusnya balikan yang bersifat membangun, harus merupakan
balikan yang bersifat konstruktif yaitu informasi atau pemberitahuan yang
disampaikan guru kepada siswa harus mampu memberikan dorongan atau
motivasi berhasil yang dapat membangkitkan semangat dan kerja keras
dalam diri siswa untuk lebih giat berusaha belajar memperbaiki
kekurangan-kekurangannya dan kesalahan-kesalahannya yang telah
diperbuatnya. Karenanya informasi atau pemberitahuan itu harus
dilaksanakan dengan seksama, bersifat pujian, jelas, cermat, dan spesifik,
mudah dipahami siswa, sehingga siswa tergerak jiwanya untuk berusaha
memperbaikinya. Adapun sebaliknya pemberian balikan yang bersifat
negative adalah balikan yang bersifat destruktif atau balikan yang bersifat
merusak yaitu informasi atau pemberitahuan guru kepada siswa terhadap
kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya yang disampaikan dengan
nada kecaman, cemoohan, penghinaan, lebih-lebih diikuti dengan rasa
emosional guru dengan marah-marah. Tindakan yang demikian dapat
menimbulkan:
- Rasa apatis pada diri siswa, siswa menjadi masa bodoh terhadap
pelajaran yang diberikan oleh guru.
- Rasa patah hati, patah semangat pada diri siswa, sehingga siwa
menjadi tidak mau belajar lagi terhadap pelajaran yang telah diberikan
oleh guru. Guru yang bijaksana adalah guru yang selalu menggunakan
akal budinya untuk memberikan balikan yang bersifat konstruktif, dan
selalu menghindari pemberian balikan yang bersifat destruktif atau
balikan yang bersifat merusak terhadap hasil pekerjaan siswa dalam
mengerjakan tes atau latihan. Pemberian balikan harus mampu
mendorong siswa untuk lebih bersemangat lagi dalam meningkatkan
belajarnya.

138. Model Team Assisted Individualization
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari
penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok
dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara
heterogen. Setiap siswa mengerjakan unit-unit program ilmu penetahuan
sosial sesuai dengan kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu tim
bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. Para siswa
mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar
pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia telah
menguasai keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar
jawaban dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil
mencapai atau melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim
bertanggung jawab meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti final
tes. Baik tanggungjawab individual dan penghargaan kelompok ada di dalam
metode pembelajaran ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah
diselesaikan oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau
penghargaan lainnya kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah
final tes yang berhasil dilampaui.

139. Pengajaran Berbasis Tugas/Proyek
Pengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (Project-Based Learning)
membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan
belajar siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap
masalah-masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata
pelajaran, dan melaksanakan tugas bermana lainnya. Pendekatan ini
memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam
mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck Institue for Eduction, 2001).
Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks, sulit, lengkap, tetapi
realistis/autentik dan kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka
dapat menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit
komponen-komponen suatu tugas kompleks yang padu suatu diharapkan akan
terwujud menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas kompleks
tersebut). Prinsip ini digunakan untuk menunjang pemberian tugas kompleks
di kelas seperti proyek, simulasi, penyelidikan masyarakat, menulis untuk
disajikan kepada forum pendengar yang sesungguhnya, dan tugas-tugas
autentik lainnya. Istilah situated learning (Prawat, 1992) digunakan untuk
menggambarkan pembelajaran yang terjadi di dalam kehidupan nyata, tugas-
tugas outentik/asli yang sebenarnya.
Tidak memandang apakah suatu tugas harus dikerjaklan sebagai
pekerjaan kelas atau sebagai pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan
membantu siswa dalam perjalana mereka menjadi pembelajar mandiri yang
efektif.
5. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang
Salah satu tantangan paling sukar yang dihadapi guru pada saat
mereka menggunakan pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah
menjaga siswa tetap terlibat. Pada saat bekerja sendiri, sangat mudah bagi
sisa untuk kehilangan minat dan melalukan tindakan yang tidak relevan,
khususnya apabila tugas-tugas itu rutin.
Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan kelas dan
pekerjaan rumah mandiri yang dapat mempertahankan keterlibatan siswa
memiliki tujuan yang jelas. Siswa perlu mengetahui dengan tepat apa yang
mereka harus kerjakan, mengapa mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan
apa yang dibutuhkanuntuk menyelsaikan pekerjaan itu. Siswa-siswa itu
tetap berada dalam tugas selama pekerjaan kelas dan menyelesaikan
pekerjaan rumah apabila mereka menyikapi tugas-tugas tersebut secar
bermakna.
Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru jarang menaruh
perhatian pada tujuan pekerjaan kelas atau strategi-strategi belajar yang
telibat. Sebaliknya, guru menekankan pada arahan-arahan procedural.
Sebagai contoh guru dpat menghabiskan waktu banyak menjelaskan kepad
siswa di mana menulis nama di kertas atau bagaimana menyusun jawaban-
jawabannya. Sementar petunjuk-petunjuk tentang apa yang dilakukan
adalah penting guru tidak menyertakan penjelasan tentang mengapa
sesuatu harus dikerjakan dan proses-proses pembelajaran yang terlibat.
Sebelum memberikan suatu tugas, guru hendaknya mempertimbangkan
cirri penting itu secara seksama dan kemudian menyediakan waktu
cukupuntuk menjelaskan cirri penting itu kepada siswa.
6. Menganekaragamkan Tugas-tugas
Sama dengan kehidupan pada umumnya, keanekaragaman
menambah daya tarik tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa
kemungkinan besar ttap terlibata dan mengerjakan pekerjaan mereka jika
tugas-tugas lebih bervariasi dan menarik daripada rutindan monoton. Guru
yang efektif mengubah panjang dan cara tugas yang diberikan di samping
hakikat tugas beljar dan strategi-strategi kognitif yang telibat. Membaca di
dalam hati, laporan proyek-proyek khusus, dan bahan-bahan multimedia
menawarkn berbagai macam cara untuk menyelesaikan pekerjaan mandiri.
Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan tidak aka alasan bagi guru untuk
membuat jenis tugas yang sama dari hari ke hari.
7. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan
Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas tugas-tugas yang
diberikan kepada siswa merupakan suatu bahan baku penting untuk
keterlibatan berkelanjutan yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-
tugas tersebut. Apabila siswa diharapkan untuk bekerja secara mandiri,
tugas tesebut sehrusnya memiliki tingkat kesulitan yang menjamin
kemungkinan berhasil tinggi. Siswa tidak akan tertantang ketika tugas-
tugas yang diberikan guru terlalu mudah. Mereka menyikapi tugas-tugas
seperti sebagai pekerjaan yang tidak menantang. Pada umumnya tugas
yang baik perlu memiliki tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan
siswa memandangnya sebagai sesuatu yang menantang, namun cukup
mudah sehingga kebanyakan siswa akan menemukan pemecahannya dan
mengerjakan tugas tersebut atas jerih payah sendiri.
8. Memonitor Kemajuan Siswa
Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor
tugas-tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya
meliputi pengecekan untuk mengetahui apakah siswa memahami tugas
mereka dan proses-proses kognitif yang telibat. Monitoring ini juga
termasuk pengecekan pekerjaan siswa dan mengembalikan tugas dengan
umpan balik. Pad saat beberfapa siswa diberikan pekerjaan kelas, maka
guru dapat bekerja dengan siswa lain.a dianjurkan agar guru menyediakan
waktu 5 atau 10 menit untuk berkeliling di antara siswa yang bekerja
untuk memastikan apakah mereka memahami tugas tersebut sebelum
menangani siswa-siswa lain. Apabila siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok, maka guru hendaknya berada dalam kelompok-kelompok
tersebut secara bergantian dan berkeliling di antara siswa yang bekerja
secara mandiri. Meskipun mengoreksi tugas menghabiskan waktu,
hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang dibuat siswa dan
mengembalikan kepda mereka dengan umpan balik.
140. Metode Penampilan
Metode penampilan adalah berbentuk pelaksaan praktik oleh siswa di
bawah bimbingan dari dekat oleh pengajar. Praktik tersebut dilaksanakan atas
dasar penjelasan atau penampilan yang diterima atau diamati siswa.
Metode ini dipergunakan pengajar harus:
1. Memberikan penjelasan yang cukup kepada siswa selama siswa berpraktik
2. Melakukan tindakan pengamatan sebelum kegaitan praktik di mulai untuk
keselamatan siswa yang digunakan.
Metode penampilan ini tepat digunakan manakala:
1. Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan
2. Kegiatan pembelajaran bersifat formal, latihan kerja atau magang
3. Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa yang dipelajarinya ke
dalam situasi sesungguhnya
4. Kondisi praktik sama dengan kondisi kerja
5. Dapat disediakan bombing kepada siswa secara dekat selama praktik
6. Kegiatan ini menjadi remedial bagi siswa
Keterbatasan penggunaan metode penampilan adalah:
1. Membutuhkan waktu panjang, karena siswa harus mendapatkan kesempatan
berpraktik sampai baik.
2. Membutuhkan fasilias dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit diperoleh
dan dipelihara secara terus menerus.
3. Membutuhkan pengajar yang lebih banyak, karena setiap pengajar hanya
dapat membantu sejumlah siswa.

Anda mungkin juga menyukai