Anda di halaman 1dari 3

Abu Nawas Dengan Syair Itiraf

Alkisah, seorang laki laki setengah baya sedang duduk sendirian, memperhatikan
matahari yang berangsur angsur tenggelam. Suasananya cukup hening. Ia melihat begitu
indahnya warna langit yang di penuhi dengan mega berwarna kuning jingga. Ia
memperhatikannya dengan seksama, hingga akhirnya suasana indah itu hilang seiring
dengan tenggelamnya matahari di ufuk barat.
Entah apa penyebabnya, tiba tiba ia tak mampu membendung air matanya. Hatinya terasa
pedih. Ia menangis tersedu sedu. Ia menengadahkan kedua tangannya sambil berkata
!Ilahi lastu lil firdausi ahlan
"alaa a#waa $alannaril jahiimii
fahabli taubatan waghfir d%unuubi
fainnaka ghafirud%d%ambil $ad%hiimii
d%unuubi mitslu a&daadir rimali
fahablii taubatan yaa d%al jalaali
wa $umrii naa#ishun fii kulliyaumi
wa d%ambii %aa idun kaifahtimali
ilahi $abdukal $aashi ataaka
mu#irran bi d%unubi wa#ad da&aaka
fa in taghfir faanta lid%aka ahlun
wa in tadrud faman narjuu siwaakaa !
'ang artinya (
) 'a *uhanku, aku tidaklah pantas menjadi ahli syurga firdaus+u
,amun aku juga tak kan sanggup masuk ke neraka jahim+-.
.leh karena itu, terimalah taubatku dan tutupilah dosa dosaku.
Sesungguhnya Engkau maha mengampuni dosa dosa besar.
/osa dosa ku seperti hamparan pasir di laut, maka terimalah taubatku wahai /%at yang
+aha Agung0
-murku terus berkurang setiap hari, namun dosa dosaku bertambah setiap hari0
1agaimana aku mampu menanggungnya 2
'a *uhanku, hamba+u yang berlumur dosa ini datang kepada+-
Sesungguhnya aku benar benar berdosa kepada+-
/an bila Engkau tidak mengampuni aku, kepada siapa lagi aku berharap selain Engkau 2)
Abu ,awas, sosok yang dikenal sosok lugu, agak pandir dan sering kita anggap
sosok konyol yang tingkah dan ucapannya mengundang tawa, sebenarnya adalah orang
yang baik dan sangat jujur. 3alimat kalimat diatas adalah bentuk pengakuan dirinya atas
semua dosa dosa yang telah ia perbuat.
3etika Ia menyadari usianya yang semakin senja, tentu saja kepastian untuk segera
kembali menghadap A44AH itu pun akan segera datang.
Ia menangis ketika menyaksikan matahari tenggelam, karena ia menyadari bahwa
orang hidup di dunia ini dapat di ibaratkan seperti itu. ,amun jarang sekali kita mau
merenungkan tanda tanda kebesaran A44AH swt. /an mengambil pelajaran dari peristiwa
demi peristiwa dalam hidup kita.
3etika matahari akan tenggelam sering kali membawa suasana menyenangkan dan
warna langit menjadi sangat indah. Sampai sampai banyak orang yang terlena oleh
keindahannya. Sementara mereka tidak menyadari bahwa sebentar lagi matahari akan
tenggelam dan kegelapan malampun akan segera menyelimutinya. 3ecuali orang yang
sadar dan telah menyiapkan diri dengan membawa lentera untuk menerangi ketika malam
tiba.
5asulullah saw menangis hingga berguncang dadanya dan jenggotnya basah oleh
air mata ketika menerima wahyu yang berbunyi ) Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi serta silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda tanda 6kebesaran
A44AH7 bagi orang orang yang berakal. 'aitu orang orang yang mengingat A44AH
sambil berdiri atau duduk ataupun berbaring, dan mereka yang merenungkan tentang
penciptaan langit dan bumi seraya berkata $'a *uhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini semua dengan sia sia. +aha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api
neraka.& ) 68S. Ali Imran 9:; 9:97
3etika 1ilal bin 5abbah, muad%in kesayangan 5asulullah datang menegur, )
+engapa engkau menangis wahai 5asulullah2 <adahal A44AH telah mengampuni dosa
dosamu yang lalu dan yang akan datang 2)
5asulullah pun menjawab, )1ukankah aku belum menjadi hamba yang bersyukur 2
Aku menangis karena tadi malam telah turun wahyu kepadaku yang bunyinya $=elakalah
orang orang yang membaca ayat ini kemudian tidak mau merenungkannya.& !
Saat ini, 5asulullah dan Abu ,awas sama sama sudah tiada, namun kita harus
merenungkan semua ini. Sudahkah kita menjadi hamba yang bersyukur dan menyadari
keberadaan kita di dunia ini dan kewajiban kita pada>,'A.
Seperti yang di katakan oleh 5asulullah bahwa hidup di dunia ini hanya
persinggahan saja untuk menuju ke tujuan utama kita yaitu akhirat. ,amun sudah cukupkan
bekal kita untuk melakukan perjalanan tersebut 2 <erjalanan akhirat menuju kehidupan yang
sebenarnya, yang kekal dan abadi 2
Adapun kisah lainnya yang di kemas lebih jenaka tapi menginspirasi sekali,berikut
ceritanya
Alkisah ada perbincangan hangat antara abu nawas dan muridnya (
Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang
mengerjakan dosa-dosa kecil?
Orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil. jawab Abu Nawas.
Mengaa? kata orang ertama.
!ebab lebih mudah diamuni oleh "uhan. kata Abu Nawas.
Orang ertama uas karena ia memang yakin begitu.
Orang kedua bertanya dengan ertanyaan yang sama. Manakah yang lebih utama, orang
yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?
Orang yang tidak mengerjakan keduanya. jawab Abu Nawas.
Mengaa? kata orang kedua.
#engan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan engamunan dari "uhan.
kata Abu Nawas. Orang kedua langsung bisa mencerna jawaban Abu Nawas.
Orang ketiga juga bertanya dengan ertanyaan yang sama. Manakah yang iebih utama,
orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?
Orang yang mengerjakan dosa-dosa besar. jawab Abu Nawas.
Mengaa? kata orang ketiga.
!ebab engamunan Allah keada hambaNya sebanding dengan besarnya dosa hamba
itu. jawab Abu Nawas. Orang ketiga menerima aiasan Abu Nawas. $emudian ketiga orang
itu ulang dengan erasaan uas.
$arena belum mengerti seorang murid Abu Nawas bertanya.
Mengaa dengan ertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda?
Manusia dibagi tiga tingkatan. "ingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati.
Aakah tingkatan mata itu? tanya murid Abu Nawas. Anak kecil yang melihat bintang di
langit. la mengatakan bintang itu kecil karena ia hanya menggunakan mata. jawab Abu
Nawas mengandaikan.
Aakah tingkatan otak itu? tanya murid Abu Nawas. Orang andai yang melihat bintang di
langit. la mengatakan bintang itu besar karena ia berengetahuan. jawab Abu Nawas.
%alu aakah tingkatan hati itu? tanya murid Abu Nawas.
Orang andai dan mengerti yang melihat bintang di langit. la teta mengatakan bintang itu
kecil walauun ia tahu bintang itu besar. $arena bagi orang yang mengerti tidak ada
sesuatu aaun yang besar jika dibandingkan dengan $eMaha-&esaran Allah.
$ini murid Abu Nawas mulai mengerti mengaa ertanyaan yang sama bisa menghasilkan
jawaban yang berbeda. la bertanya lagi.
'ahai guru, mungkinkah manusia bisa meniu "uhan?
Mungkin. jawab Abu Nawas.
&agaimana caranya? tanya murid Abu Nawas ingin tahu.
#engan merayuNya melalui ujian dan doa. kata Abu Nawas
Ajarkanlah doa itu adaku wahai guru. inta murid Abu Nawas #oa itu adalah ( llahi lastu
)* +irdausi ahla, wala a,wa-alan naril jahimi, +ahabli taubatan wagh+ir d.unubi, +a innaka
gha+iru. d.anbil /adhimi.
!edangkan arti doa itu adalah ( 'ahai "uhanku, aku ini tidak antas menjadi enghuni
surga, tetai aku tidak akan kuat terhada anasnya ai neraka. Oleh sebab itu terimalah
tobatku serta amunilah dosa-dosaku. $arena sesungguhnya 0ngkaulah #.at yang
mengamuni dosa-dosa besar.

Anda mungkin juga menyukai