Rose spots
Klasifikasi Salmonella
Patogenesis Penyakit
Penyebaran melalui fekal-
oral oleh makanan dan
minuman yang
terkontaminasi oleh
Salmonella
Selama masa inkubasi
Salmonella mengivasi
jaringan limfatik dinding usus
terutama Peyer’s patches
Kemudian Salmonella
memasuki darah dan
menyebar ke liver, limpa, dan
empedu.
Patogenesis Penyakit
Postmortem specimen of
small intestine. The Peyer's
patches are prominent. There
is ulceration and haemorrhage
into most of them. The
pathologist's finger identified
the site of a perforation in the
middle of the largest area of
ulceration and haemorrhage.
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi biasanya 7-14 hari, kadang-kadang 3-30
hari, tergantung jumlah kuman yang menginfeksi
Gajala pada non typhoid Salmonellosis lebih ringan
dari demam typhoid
Gejala klinis tergantung pada usia:
a. Usia sekolah dan dewasa
b. Balita dan bayi
c. Neonatus
Manifestasi Klinis
Pada usia sekolah dan dewasa:
Demam bersifat stepwise fashion dan unremitting,
bisa mencapai 40 °C
Gejala awal: demam, malaise, anoreksia, myalgia,
nyeri kepala dan nyeri perut. Semuanya berlangsung
lebih dari 2-3 hari
Pada awalnya dijumpai diare kemudian diikuti
konstipasi
Dapat dijumpai letargi dan delirium bahkan stupor
terutama pada minggu ke-2
Pada minggu kedua penyakit semakin berat
Manifestasi Klinis
Lanjutan (usia sekolah dan dewasa):
Dapat dijumpai hepatomegali dan splenomegali
Kadang-kadang terjadi abdomen distended
Bisa dijumpai bradikardi relatif
50% pasien dijumpai bercak merah 2-4 mm pada
dinding perut dan dada (rose spot)
Kadang-kadang terjadi nausea dan vomiting. Jika
terjadi pada minggu ke 2-3 menandakan komplikasi
Manifestasi Klinis
Fase-fase klinis pada dewasa dan anak usia sekolah
Manifestasi Klinis
Gambar rose spot
Manifestasi Klinis
Pada balita dan bayi:
Relatif lebih jarang dari pada usia sekolah dan
dewasa pada daerah endemis
Penampakan klinis lebih ringan sehingga menyulitkan
diagnosis
Dapat terjadi sepsis
Panas dan malaise lebih ringan sehingga sering terjadi
misdiagnosis dengan infeksi virus
Lebih sering terjadi diare sehingga diagnosisnya
mengarah ke gastroenteritis akuta
Manifestasi Klinis
Pada neonatus:
Infeksi biasanya terjadi pada 3 hari pasca persalinan
Suhu sangat variatif bahkan bisa mencapai di atas
40,5°C
Gejala umum: vomiting, diare dan abdomen
distended
Dapat terjadi kejang
Hepatomegali, ikterus, anoreksia dan BB dapat juga
dijadikan tanda
Temuan Laboratorium
Komplikasi
Penyulit demam tifoid:
1. Perforasi intestinal
2. Perdarahan intestinal
3. Pnemonia
4. Miokarditis
5. Komplikasi serebral
Komplikasi
Perdarahan intestinal dapat ditandai dengan:
a. suhu tubuh
b. tekanan darah
c. nadi
Perforasi intestinal dapat ditandai dengan:
a. Munculnya tanda-tanda peritonitis
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan:
a. Manifestasi klinis
b. Peningkatan titer widal 4 kali dalam seminggu tetapi
tidak menyingkirkan penyakit lain
c. Gold standar adalah kultur Salmonella typhi:
1. Kultur darah pada minggu pertama: 90%, minggu
ke-3: 50%
2. Kultur feses dan kultur urin positif setelah minggu
pertama (minggu ke-2)
Diagnosis Banding
Pada stadium awal bisa di-misdiagnosis dengan
gastroenteritis, viral infection, bronchopneumonia
Pada sepsis dapat di –DD dengan infeksi lain seperti:
tuberculosis, tularemia, leptospirosis, bruselosis,
rickettsia dll.
Terapi
Untuk yang sensitif:
a. Kloramfenikol
b. Tiamfenikol
c. TMP-SMX
Untuk yang resisten:
a. Sefalosporin generasi ke-3
b. Golongan quinolon
Terapi
Terapi
Simptomatis:
a. Anti piretik
b. Tirah baring
c. Diet rendah serat
d. Roboransia
Pencegahan
Jazakunnallah Khairan