Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH PROSES PEMBUATAN

BESI DAN BAJA


Blast Furnace
TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL
UNIVERSITAS INDONESIA

Besi oksida dapat dimasukkan
ke instalasi tanur dalam
bentuk bijih mentah, pelet
atau sinter. Bijih ini diolah
sehingga ukurannya menjadi
potongan-potongan yang
berkisar dari 0,5 sampai 1,5
inci. Bijih ini adalah hematite
(Fe2O3) atau magnetite
(Fe3O4) dan rentang kadar
besi dari 50 % menjadi 70 % .
Bijih yang kaya zat besi ini
dapat diisi langsung ke tanur
tanpa pengolahan lebih lanjut.
Proses di
dalam
Blast
Furnace
Proses
Pemasukan
Muatan
Proses
Reduksi
Proses
Pencairan
Hasil
Produksi
Blast
Furnace
Yang dimaksud dengan muatan blast furnace adalah
isi dari blast furnace yang terdiri atas bahan bakar
kokas, bijih besi dan bahan tambah yang berupa batu
kapur. Tanur ini diisi dari atas dengan alat pengisi.
Berturut-turut dimasukkan kokas, bahan tambahan
(batu kapur) dan iron ores. Kokas berfungsi sebagai
bahan bakarnya dan membutuhkan zat asam yang
banyak sebagai pengembus. Agar proses dapat
berjalan dengan cepat udara pengembus itu perlu
dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas
udara.

PROSES PEMASUKAN MUATAN
Reduksi yaitu oksida arang C(O) dan kokas serta
zat arang C. Proses ini terjadi sangat cepat. Pada
proses reduksi terbagi menjadi 3 daerah, yaitu:
Daerah pengeringan
Daerah yang paling atas, terdapat gas CO
2

Daerah reduksi
Muatan akan mulai melebur dan bergerak
kebawah mendekati daerah pencairan
Daerah pencairan
PROSES REDUKSI
Muatan blast furnace yang berisi kokas, biji besi
dan batu kapur setelah mengalami pemanasan
akan bergerak kebawah. Dalam perjalanan dari
atas ke bawah mengalami proses reduksi.
PROSES PENCAIRAN
Besi kasar sebagai bahan dasar pembuatan baja
dan gas blast furnace.
HASIL PRODUKSI BLAST
FURNACE
TAHAP 1
Bahan-bahan yang dimasukkan pada dapur tinggi
berupa bijih besi, kokas, dan batu kapur. Bahan ini
disimpan di dekat dapur tinggi supaya
pengisiannya mudah. Bahan-bahan diangkut ke
puncak dapur tinggi dengan alat pengangkut
selapis demi selapis secara terus-menerus. Setelah
bahan-bahan tersebut dimasukkan kedalam
bagian atas tungku,bahan-bahan tersebut
mengalami reaksi kimia dan fisika saat turun ke
bagian bawah tungku.
TAHAP 1 (cont.)
Bijih besi , pelet sinter akan berkurang, yang
berarti oksigen dalam oksida besi dihilangkan oleh
serangkaian reaksi kimia . Reaksi ini terjadi sebagai
berikut :
TAHAP 2
Udara panas dimasukkan dari dapur cowper
dengan kecepatan 100m/dt, maka udara panas
akan mengalami pembakaran (CO
2
dan
pembentukan CO) sebagai gas untuk mereduksi
bijih-bijih besi dengan temperatur 9000
o
C. Gas
yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya
dialirkan keluar melalui bagian atas dan ke dalam
pemanas udara.
TAHAP 2 (cont.)
Terak yang menetes ke bawah melindungi besi
kasar dari oksida oleh udara panas yang
dimasukkan, terak ini kemudian dipisahkan. Proses
reduksi di dalam dapur tinggi tersebut berlangsung
sebagai berikut: Zat arang dari kokas terbakar
menurut reaksi :
C + O
2
CO
2

Sebagian dari CO
2
bersama dengan zat arang
membentuk zat yang berada ditempat yang lebih
atas yaitu gas CO.
TAHAP 3
Muatan yang turun pertama kali melepas air,
kemudian hidrat arang dan terjadi pengikatan
kimiawi pada waktu reduksi pertama oleh CO
pada suhu 400
o
C. Pada waktu proses
berlangsung muatan turun ke bawah dan terjadi
reduksi tidak langsung menurut prinsip:
FeO+CO FeO+CO
2
Reduksi ini disebut tidak langsung karena bukan
zat arang murni yang mereduksi melainkan
persenyawaan zat arang dengan oksigen.
TAHAP 4
Bijih besi turun terus supaya arang/kokas yang
pijar berwarna putih menerima zat arang dan
membentuk karbonat-karbonat seperti batu kapur
dan dolomite, baru kehilangan CO
2
pada suhu
700
o
C-800
o
C, maka teraknya terbentuk bersama-
sama dengan reduksi sempurna dari besi.

Anda mungkin juga menyukai