Seorang wanita berusia 28 tahun penjaga toko dibawa ke
UGD karena tertabrak sepeda motor saat menyeberang jalan dan mengalami benturan pada kepala. Sesaat setelah kecelakaan penderita mengalami koma sekitar 10 menit, tidak muntah, kemudian bangun kembali akan tetapi respon lambat dan tidak ada defisit neurologi fokal kemudian dibawah keUGD dan pada pemeriksaan GCS 346. Kurang lebih 30 menit di UGD, penderita cenderung mengantuk dan didapatkan lateralisasi tangan kiri, ptosis dan midriasis pada mata kanan serta didapatkan hematoma pada temporal dekstra diameter 10 cm dan tidak mengalami cidera di tempat lain. Oleh dokter jaga UGD penderita dilakukan CT scan kepala. Keywords Wanita 28 thn Benturan kepala Koma 10 menit Muntah (-) Bangun respon lambat GCS 346 mengantuk, lateralisasi tangan kiri, ptosis, dan midriasis OD Hematom temporal dextra CT scan Klarifikasi Istilah Benturan kepala: Proses dimana terjadi trauma langsung atau deselerasi terhadap kepala yg dpt menyebabkan kerusakan cranium atau otak (At A Glance Bedah, 2007). Koma: Tidak adanya respon sewaktu di beri rangsang nyeri (Pemeriksaan Klinis Neurologi). Midriasis : Rangsangan syaraf simpatis pada serabut radial iris dan menimbulkan dilatasi pupil (Guyton). Ptosis: Posisi satu atau kedua palpebra superior dianggap terlalu rendah (Oftalmologi Umum) Hematom: Pengumpulan darah setempat, umumnya mengumpul pd organ, rongga, jaringan, akibat pecahnya dinding pembuluh Darah (Dorland) GCS: Nilai atau score yg diberikan pada pasien trauma kapitis, gangguan kesadaran, dinilai secara kuantitatif pada setiap tingkat kesadaran (University Maryland Medical Center) Klarifikasi Istilah Rumusan Masalah 1. Apa kemungkinan akibat dari benturan kepala pada pasien tersebut? 2. Mengapa pasien mengalami koma kemudian bangun lagi dan cenderung mengantuk? 3. Masuk ke dalam kriteria mana cedera kepala pasien tersebut? 4. Mengapa pasien tidak mengalami muntah? 5. Mengapa pada pasien ditemukan hematom temporal dextra? 6. Mengapa pasien mengalami lateralisasi tangan kiri, ptosis, dan midriasis mata kanan? 7. Apa tujuan di lakukannya CT scan? 8. Apa saja DD dari kasus tersebut? 9. Pemeriksaan penunjang apa yang perlu dilakukan? 10. Bagaimana penatalaksanaan awal pada kasus tersebut? 11. Kompilkasi apa yg mungkin terjadi? HIPOTESIS 1. Apa kemungkinan akibat dari benturan kepala pada pasien tersebut? Percepatan penturan kepala kompresi deformitas fraktur / robekan jaringan robekan pembuluh darah
2. Mengapa pasien mengalami koma kemudian bangun lagi dan cenderung mengantuk? Trauma pendarahan di otak herniasi hipoksia otak vasodilatasi autoregulasi decompensated eksitabilitas neuron korteks / gangguan ARAS koma
Koma kemudian sadar, GCS setelah sadar kemungkinan berlangsung interval lucid 3. Masuk ke dalam kriteria mana cedera kepala pasien tersebut? Penggolongan Neuro Emergency semua terjawab Iya Kriteria 4
Penggolongan GCS 13 cedera kepala sedang 4. Mengapa pasien tidak mengalami muntah? Karena trauma yg terjadi belum merangsang reflek muntah
10 menit I fase akut TIK belum tidak muntah 5. Mengapa pada pasien ditemukan hematom temporal dextra? Hematom temporal kemungkinan terjadi akibat: Robekan vascular temporalis superficialis / fraktur linier dan robekan a. meningeal media 6. Mengapa pasien mengalami lateralisasi tangan kiri, ptosis, dan midriasis mata kanan? Trauma penekanan BO setinggi mesensefalon lesi N. III midriasis dan ptosis OD dg lateralisasi tangan kiri (alternan) 7. Apa tujuan di lakukannya CT scan? Untuk mengetahui topis lesi dan ada atau tidaknya odem serebri serta laserasi. 8. Apa saja DD dari kasus tersebut? EDH SDH SAH ICH Fraktur basis cranii 9. Pemeriksaan penunjang apa yang perlu dilakukan? Lab. : DL, UL, faal hepar, GD. X-ray (tengkorak 3 posisi, cervical lateral) CT scan Angiografi 10. Bagaimana penatalaksanaan awal pada kasus tersebut? Primary survey ABCDE (6 B) Secondary survey head to toe 11. Kompilkasi apa yg mungkin terjadi? Epilepsi traumatik Meningitis Abses otak Hidrosefalus Demensia post trauma
LO 1. Menjelaskan Neuroanatomi dan fisiologi otak 2. Menjelaskan Trauma Kapitis 3. Mengetahui dan menjelaskan kondisi Koma dan Rosto Caudal Herniasi 4. Melakukan Sistem rujukan
PEMBAHASAN SKENARIO 1 Seorang wanita berusia 28 tahun penjaga toko dibawa ke UGD karena tertabrak sepeda motor saat menyeberang jalan dan mengalami benturan pada kepala. Sesaat setelah kecelakaan penderita mengalami koma sekitar 10 menit, tidak muntah, kemudian bangun kembali akan tetapi respon lambat dan tidak ada defisit neurologi fokal kemudian dibawah keUGD dan pada pemeriksaan GCS 346. Kurang lebih 30 menit di UGD, penderita cenderung mengantuk dan didapatkan lateralisasi tangan kiri, ptosis dan midriasis pada mata kanan serta didapatkan hematoma pada temporal dekstra diameter 10 cm dan tidak mengalami cidera di tempat lain. Oleh dokter jaga UGD penderita dilakukan CT scan kepala.
Anamnesa : Wanita 28 tahun Tertabrak sepeda motor saat menyebrang jalan Benturan di kepala Pemx Fisik UGD : GCS 346 Cenderung mengantuk Lateralisasi tangan kiri Ptosis Midriasis mata kanan Hematome 10 cm temporal dekstra
Pemx Tambahan : CT-Scan Tertabrak motor saat menyebrang, mengalami benturan kepala Koma, Muntah (-), Sadar, Defisit Neurologis Fokal (-) Pemx Kesadaran GCS 346 TKP Pasien cenderung mengantuk, lateralisasi tangan kiri, ptosis dan midriasis mata kanan, hematoma 10 cm temporal dekstra CT-Scan 10 Menit 30 Menit Perjalanan Sadar KOMA Kesadaran menurun (cenderung mengantuk) + deficit neurologis fokal (Lateralisasi tangan kiri) Lucid Interval Mekanisme kompensasi dan pengisian darah ke ruang ekstravaskuler (epidural, subdural, sub arachnoid, intracranial) KOMA Koma Bihemisferik (koma metabolic) Koma Diensefalon (koma non-metabolik) Metabolisme otak membutuhkan O2 dan Glukosa Etiologi : Hipoventilasi Anoksia Iskemik Anoksia Anemik Hipoksia Gangguan Metab. Karbo Gangguan Asam-Basa Uremia Koma Hepatik Def. Vit B Gangguan Sistem ARAS / Korteks Lesi Supratentorial Lesi Infratentorial Kerusakan Fungsi / lesi di Struktural Tumor serebri, Abses dan hematoma Intrakranial Neoplasma, abses, edema otak, GPDO batang otak atau serebellum Gangguan Nervus II III dan IV Trauma Kapitis Trauma Kapitis Ringan Trauma Kapitis Sedang Trauma Kapitis Berat GCS 14-15 Pingsan <10 menit Defisit Neruologis (-) CT-Scan Normal GCS 9-13 Pingsan >10 menit Defisit Neruologis (+) CT-Scan Abnormal GCS 3-8 Pingsan >6 jam Defisit Neruologis (+) CT-Scan Abnormal
Kategori Komosio serebri Kontusio serebri Onset Mendadak Biasanya bertahap Keadaan jiwa Tdk sadar, tapi kadang2 hanya bingung Tidak sadar yang dalam Nadi Lemah dan tidak teratur Melambat bertahap Napas Dangkal tidak teratur Lambat ngorok Kulit Pucat dingin Panas memerah Pupil Isokhor Anisokhor Kelumpuhan - Ada pada tungkai atau lengan Kejang - Ada pada beberapa kasus Lain-lain Sering ada tanda2 trauma kepala, muntah2 pada masa penyembuhan Sering ada tanda2 trauma, ingat onset yang lambat Kategori Komosio Kontusio Herniasi DAI Definisi Suatu kehilangan fungsi neural akut yang berlangsung sementara Gangguan fungsi otak akibat adanya kerusakan jaringan otak disertai perdarahan yang secara makroskopis tidak mengganggu jaringan Pergeseran dari otak normal melalui atau antar wilayah ke tempat lain karena efek massa lesi cedera yang extensif pada jalur matter putih dan merupakan salah satu penyebab utama penurunan kesadaran Manifestasi klinis Pingsan tdk > 10 mnt Tanda2 vital normal/ menurun Setelah sadar mungkin tdpt gejala subyektif Tdpt amnesia retrograd Tdk tdpt gejala kelainan neurologi Pingsan > 15 mnt, jam, hari sampai minggu Tdpt amnesia retrograd dan amnesia post traumatic Terdapat gangguan neurologis Herniasi uncal Herniasi central Herniasi serebral penurunan kesadaran, berlangsung 6 jam atau lebih gejala dekortikasi atau deserebasi disfungsi otonom seperti hipotensi, hiperhidrosis dan hiperpireksia Pemeriksaan penunjang CT Scan X-ray X-ray CT Scan perdarahan kecil2 di jaringan otak MRI CT-Scan MRI CT-Scan MRI Terapi Perwatan Tirah baring Pengobatan simtomatik Pemberian cairan tdk > 2 L/24 jam Mobilisasi
Edukasi Kontrol setelah 1 minggu Anjuran hidup teratur dengan aktivitas ringan minimal 3 bulan ABC Kortikosteroid Suhu yang tinggi diatasi dengan kompres atau pemberian antipiretik Obat2 lain seperti Adona AC 17 Mengurangi volume cairan dan darah otak Posisi kepala head up Posisi leher netral Terapi demam Konservatif: ABC Debridement Antikonvulsan Monitor TIK BPA Operatif Kategori PSD PED PSA PIS Definisi Terkumpulnya darah antara duramater dan jaringan otak, dapat terjadi akut dan kronik. Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah vena / jembatan vena yang biasanya terdapat diantara duramater Terdapat pengumpulan darah di antara tulang tengkorak dan duramater akibat pecahnya pembuluh darah / cabang - cabang arteri meningeal media yang terdapat di duramater Perdarahan di dalam rongga subarachnoid akibat robeknya pembuluh darah dan permukaan otak, hampir selalu ada pd cedera kepala yang hebat perdarahan di jaringan otak karena pecahnya pembuluh darah arteri; kapiler; vena. Manifestasi klinis nyeri kepala, bingung, mengantuk, menarik diri, berfikir lambat, kejang dan udem pupil Penurunan tingkat kesadaran, Nyeri kepala, Muntah, Hemiparesis, Dilatasi pupil ipsilateral, Pernapasan dalam cepat kemudian dangkal irreguler, Penurunan nadi, Peningkatan suhu Nyeri kepala, penurunan kesadaran, hemiparese, dilatasi pupil ipsilateral dan kaku kuduk Nyeri kepala, penurunan kesadaran, komplikasi pernapasan, hemiplegia kontra lateral, dilatasi pupil, perubahan tanda-tanda vital Pemeriksaan penunjang X-Ray CT Scan : clot berbentuk bulan sabit (half moon atau crescentic) Arteriografi : terdapat zona bebas antara ujung pemb. Darah dan dinding bagian dalam tengkorak X-Ray : fraktur linear os. Temporal CT-Scan : clot berbentuk bikonveks seperti lensa (lens- shaped clot) Arteriografi : perdorongan ke dalam dari arteri yang di permukaan (meningeal vessels) Funduskopi: cari subhyaloid bleeding CT Scan LP : dilakukan bilamana CT scan tidak dapat dikerjakan dan keadaan klinik sangat mencurigai suatu perdarahan subarachnoid (hubungi supervisor) Angiografi sebagai persiapan operasi CT scan: daerah hiperdense Nampak pada hari I Pungsi lumbal: sebaiknya tidak dilakukan bila ada dugaan perdarahan intra serebral
Terapi Operasi Operasi burr hole darah diserap Perawatan umum: (5B+1B) Perawatan khusus: CCB,Dilantin,analgesik ABC Dilantin Menurunkan TD Operasi
DWI 20 VICI ADYSTI 201010330311022 Azizah Mutiara Rosdiani 201110330311016 Muhammad Hamzah Asadullah 201110330311023 Devy Widiya Grafitasari 201110330311039 Friska Nur Ekasanti 201110330311048 Nina Silvia Maghfiroh 201110330311066 Mega Mawitia Putrie 201110330311105 Tira Anna Kasih 201110330311107 I Wayan Mahardika Agastya Adityawarman 201110330311123 Husain Abdul Halim 201110330311164 Mariyah Giptiyah 201110330311172 Sekian dan terimakasih ^^