a. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia b. Sebagai tambahan: 1) Halusinasi dan/waham harus menonjol: a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing). b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan, dipengaruhi dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas. 2) Gangguan afektif, dorongan kehendak adalah yang paling khas. Serta gangguan katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol. 2. Skizofrenia hebefrenik (F20.1) a. Memenuhi kriteria umum untuk skizofrenia b. Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya bisa ditegakkan usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun). c. Kepribadian premorbid menunjukan ciri khas: pemalu, dan senang menyendiri namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis. d. Untuk diagnosis, umumnya butuh pengamatan selama 2-3 bulan untuk menentukan gambaran khas berikut memang bertahan: 1) Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, manerisme, kecenderungan untuk menyendiri, perilaku tanpa tujuan dan hampa perasaan. 2) Afek pasien dangkal dan tidak wajar, sering cekikikan, perasaan puas sendiri, senyum sendiri, tinggi hati, tertawa menyeringai, mengibuli serta bersenda gurau, keluhan hipokondriakal, ungkapan kata berulang- ulang. 3) Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu serta inkoheren. 3. Skizofrenia katatonik (F20.2) a. Memenuhi kriteria umum untuk skizofrenia b. Satu atau lebih prilaku berikut harus mendominasi: 1) Stupor (berkurangnya aktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara). 2) Gaduh gelisah 3) Menampilkan posisi tubuh tertentu (mengambil atau mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh) 4) Negativisme 5) Rigiditas 6) Fleksibilitas cerea (mempertahankan anggota tubuh atau gerak dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar) 7) Gejala lain seperti command automatism, pengulangan kata. 4. Skizofrenia tak terinci (F20.3) 5. Depresi pasca Skizofrenia (F20.4) a. Diagnosis ini ditegakkan hanya kalau: 1) Pasien telah menderita skizofrenia selama 12 bulan terakhir 2) Beberapa gejala skizofrenia masih ada, tetapi tidak mendominasi 3) Gejala depresif menonjol dan mengganggu, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu. b. Apabila pasien tidak lagi menunjukan gejala skizofrenia, diagnosis menjadi episode depresif 6. Skizofrenia residual (F20.5) Untuk diagnosis yang meyakinkan prasyarat berikut harus terpenuhi semua: a. Gejala negatif dari skizofrenia harus yang menonjol b. Ada riwayat atau episode psikotik yang jelas di masa lampau c. Setidaknya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah berkurang dan telah timbul sindrom negatif d. Tidak terdapat dementia atau penyakit gangguan organik lain. 7. Skizofrenia Simpleks (F20.6) a. Diagnosis sulit dibuat secra meyakinkan karena tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan dan progresif dari: 1) Gejala negatif tanpa didahului halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik 2) Disertai perubahan perilaku pribadi yang bermakna, manifestasi sebagai kehilangan minat, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, penarikan diri secara sosial. b. Gangguan ini kurang jelas dibanding su btipe yang lain 8. Skizofrenia lainnya (F20.8) 9. Skizofrenia yang tidak tergolongkan (F20.9)
Maslim, Rusdi Dr. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya