PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2013 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Tujuan pendidikan dan pengajaran diartikan sebagai suatu bentuk usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa/mahasiswa sebagai subjek belajar, sehingga memberi arah kemana proses belajar mengajar itu harus dibawa dan dilaksanakan. Proses pembelajaran merupakan seperangkat kegiatan belajar yang dilakukan siswa, dimana kegiatan belajar dilaksanakan oleh siswa di bawah bimbingan guru. Guru bertugas merumuskan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada saat mengajar, yang mana untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancangkan sejumlah pengalaman belajar. Media pendidikan memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pendidikan, dapat membantu pengajar/guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh dua komponen utama yaitu metode pengajaran dan media pembelajaran. Kedua komponen ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Ali, M (2005) menyatakan bahwa penggunaan media pembelajran dengan bantuan komputer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya tarik siswa untuk mempelajari kompetensi yang diajarkan. Penggunaan media pembelajaran dapat menghemat waktu persiapan mengajar, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan mengurangi kesalahpahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru. Salah satu model desain rencana pembelajaran adalah model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). Model ADDIE adalah jembatan antara peserta didik, materi, dan semua bentuk media, berbasis teknologi dan bukan teknologi. Model ini mengasumsikan bahwa cara pembelajaran tidak hanya menggunakan pertemuaan kuliah, buku teks, tetapi juga memungkinkan untuk menggabungkan belajar di luar kelas dan teknologi ke dalam materi pelajaran. Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut bagaimana model desain pembelajran ADDIE ini diterapkan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran kimia. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana cara merancang dan menyusun pembelajaran kimia untuk materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit berdasarkan model desain pembelajaran ADDIE? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Untuk memahami cara merancang dan menyusun pembelajaran kimia untuk materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit berdasarkan model desain pembelajaran ADDIE?
BAB II PEMBAHASAN RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT BERDASARKAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN ADDIE
2.1 Rancangan Penggunaan Media Menggunakan Model ADDIE Model pengembangan ADDIE merupakan model desain pembelajaran yang berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien serta prosesnya yang bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan produk awal bagi fase berikutnya. Model ADDIE didasarkan pada lima proses belajar, yaitu : Analysis (Analisa) Design (Desain / Perancangan) Development (Pengembangan) Implementation (Implementasi/Eksekusi) Evaluation (Evaluasi/ Umpan Balik) Kelima tahapan tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus selalu berurutan ketika di terapkan dalam pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu dalam perancangan/penyusunan media pembelajaran yang akan di gunakan untuk materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit berdasarkan model ADDIE di dasarkan pada kelima tahapan di atas. Berikut uraian dari kelima tahapan dalam mendesain media pembelajaran dalam materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
1. Analysis (Analisa) Tahap analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik dari siswa, baik itu dari segi latar belakang, minat terhadap pembelajaran, gaya belajar, dan lain-lainnya. Selain itu juga untuk mengkaji tentang kompetensi yang terdapat dalam kurikulum serta menganalisis tentang setting (dimana media tersebut di manfaatkan). Untuk itu di lakukanlah observasi (pengumpulan data) dengan menggunakan angket dengan tujuan untuk mengetahui dan mendapatkan keterangan serta gambaran seperti apa siswa tersebut, bagaimana gaya belajarnya, apakah keseluruhan lebih suka mendengar, melihat, melihat-mendengar, dan apakah penggunaan media cocok untuk diterapkan serta observasi ini juga digunakan untuk mengetahui mengenai media apa yang selama ini digunakan dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat diketahui media apa yang tepat yang harus di kembangkan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran kimia khususnya materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Identifikasi karakreristik siswa di lakukan terhadap siswa kelas sepuluh semester dua. Hal ini di karenakan materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit merupakan materi SMA kelas X semester 2. Adapun tujuan dari pembelajaran ini sendiri yaitu dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit. Dari kegiatan analisis melalui angket ini terlihat bahwa ternyata dalam proses pembelajaran, guru menjelaskan teori larutan elektrolit dan Nonelektrolit melalui pembelajaran klasik (ceramah) saja, sehingga sebagian besar siswa masih merasa bingung dan belum menguasai materi secara maksimal. Oleh karena itu, agar siswa lebih mengerti dan memahami mengenai materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ini di gunakanlah media pembelajaran berupa multimedia dengan sebagai penunjang, yang di harapkan mampu menarik minat serta motivasi siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dapat terwujud. Hal ini juga di dukung dengan adanya fasilitas yang memadai yang dimiliki oleh sekolah. Sehingga bila dalam pembelajaran digunakan media maka hal ini dapat dilakukan. Penyususan media pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Untuk itulah pentingnya observasi yang dilakukan di awal tadi, agar media yang dikembangkan sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Fleming dan Mills (1992) dalam Slamento (2003) mengajukan kategori gaya belajar (Learning Style) VARK ( Visual, Auditory, Read-write, Kinestetic) tersebut sebagai berikut : 1. Visual. Kecenderungan ini mencakup menggambarkan informasi dalam bentuk peta, diagram, garfik, flow chart dan symbol visual seperti panah, lingkaran, hirarki dan materi lain yang digunakan instruktur untuk mempresentasikan hal-hal yang dapat disampaikan dalam kata-kata. Hal ini mencakup juga desain, pola, bentuk dan format lain yang digunkan untuk menandai dan menyampaikan informasi. 2. Aural atau Auditory Learning. Modalitas ini menggambarkan preferensi terhadap informasi yang didengar atau diucapkan. Siswa dengan modalitas ini belajar secara maksimal dari ceramah, tutorial, tape diskusi kelompok, bicara dan membicarakan materi. Hal ini mencangkup berbicara dengan suara keras atau bicara kepada diri sendiri. 3. Read Write 4. Kinestetic atau Tactile Learner. Berdasarkan definisi, modalitas ini mengarah pada pengalaman dan latihan (simulasi atau nyata, meskipun pengalaman tersebut melibatkan modalitas lain. Hal ini mencakup demonstrasi, simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai aslinya, sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi.
Dalam hal ini kami memilih media berupa power point, karena penggunaan/pengoperasian yng lebih mudah sehingga materi pembelajaran lebih mudah di pahami.
2. Design (Desain / Perancangan) Pada tahap desain ini hal pertama yang dilakukan yaitu merumuskan tujuan pembelajaran. Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan pembelajaran dalam pengembangan media Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit terdiri dari tujuan pembelajaran umum, yakni siswa/peserta didik mampu memahami Larutan elektrolit dan Nonelektrolit, serta tujuan khusus, yakni mampu mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya, mengelompokkan larutan ke dalam larutan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya, menjelaskan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit, serta menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode/strategi serta media pembelajaran yang dapat kita pilih yang paling relevan. Dalam materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ini digunakan metode ceramah dan eksperimen. Guru memberikan penjelasan mengenai materi ini di dukung dengan tayangan-tayangan video. Di samping berisi materi pelajaran, video ini juga berisi latihan-latihan soal, serta eksperimen yang di lakukan untuk menguji antara larutan elektrolit dan nonelektrolit, sehinnga dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi yang di sampaikan. Berdasarkan identifikasi tujuan dan materi, media yang kami pilih untuk materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ini yaitu power point. Pemilihan media power point sebagai media pembelajaran karena power point memiliki banyak keunggulan dibanding dengan yang lain, yaitu pengoperasian lebih mudah, bisa digunakan pada semua komputer karena power point merupakan progam dasar yang terdapat dalam setiap komputer. Adapun story board media tersebut, yaitu :
Dari story board diatas, kemudian di tentukan background dari setiap tampilan halaman, menentukan tampilan opening media, membuat animasi gerakan, menentukan letak tombol yang akan di gunakan, menentukan letak menu utama untuk masuk dalam materi pembelajaran, serta menentukan gambar, grafik, serta audio yang mengiringinya. 3. Development (Pengembangan) Setelah mengumpulkan semua materi yang dibutuhkan, yaitu meliputi materi pelajaran Larutan elektrolit dan Nonelektrolit, gambar, audio, dan animasi, langkah selanjutnya yaitu mengembangkan media dengan memadukan semua materi tersebut sehingga membentuk sebuah multimedia interaktif yang siap di gunakan dalam proses pembelajaran. Tahapan ini di kenal dengan tahapan development (pengembangan). Dalam pengembangan media diperlukan pengukuran dan penilaian terhadap media yang telah dirancang (uji coba). Penilaian (uji coba) tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data sebagai dasar apakah media pembelajaran yang telah di buat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat menunjang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Penilaian ini meliputi penilain dari ahli materi dan ahli media. Media yang telah dibuat di uji cobakan kepada ahli materi dan ahli media untuk diuji keefektifannya, yaitu dengan memberikan angket. Validator menilai seluruh tampilan yang terdapat dalam media pembelajaran, baik itu video, audio, gambar, animasi, kemenarikan media (untuk ahli media), serta penilain materi pada media ini yang meliputi kelengkapan informasi materi Larutan elektrolit dan Nonelektrolit, kesesuaian video, gambar, dan animasi dengan materi, serta kesesuaian latihan soal sebagai penunjang (untuk ahli materi). Angket penilaian yang di berikan kepada ahli materi dan ahli media ini terdiri atas 10 butir pertanyaan dengan alternatif jawaban yang terdiri dari empat kategori (jawaban 4 di beri skor 3, jawaban 3 di beri skor 2, jawaban 2 di beri skor 1, dan jawaban 1 di beri skor 0). Tabel kriteria jawaban dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 4 3 2 1 Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Sangat kurang sesuai Jelas Cukup jelas Kurang jelas Sangat kurang jelas Menarik Cukup menarik Kurang menarik Sangat kurang menarik Mudah Cukup mudah Kurang mudah Sangat kurang mudah Tepat Cukup tepat Kurang tepat Sangat kurang tepat
Angket Tanggapan Ahli Media Terhadap Media Yang Digunakan No Aspek yang di Nilai Kriteria 4 3 2 1 1 Kesesuaian media power point dengan materi pelajaran 2 Kejelasan tulisan dan gambar yang terdapat dalam media power point 3 Kesesuaian peletakan menu dalam tampilan media power point 4 Petunjuk penggunaan media mudah untuk dipahami 5 Ketepatan evaluasi pada menu latihan 6 Kesesuaian animasi terhadap materi dalam media ini 7 Keefektifan media yang dikembangkan untuk kegiatan pembelajaran 8 Kemenarikan komposisi warna 9 Kemudahan memahami materi pelajaran dalam power point 10 Kemudahan pengoperasian media power point
Angket Tanggapan Ahli Materi Terhadap Media Yang Digunakan No Aspek Yang Dinilai Kriteria 4 3 2 1 1 Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami 2 Kejelasan isi materi pembelajaran
Selain dari uji coba terhadap ahli materi dan ahli media, uji coba juga di lakukan terhadap kelompok kecil (beberapa siswa) dan kelompok besar (seluruh siswa 1 kelas). Uji coba kelompok kecil dilakukan dengan mengambil sampel dari 1 orang siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, 1 orang siswa yang memiliki kemampuan standar, dan 1 orang yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata. Dengan menggunakan sampel yang dengan perbedaan kemampuan (inteligensi) ini di harapkan dapat mewakili homogenitas yang terdapat dalam suatu kelas. 4. I mplementation (Implementasi/Eksekusi) Implementasi merupakan langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misalnya, media pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dalam bentuk macromedia flah 8, maka software (perangkat lunak) tersebut harus sudah diinstal. Setelah itu barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal. Implementasi media pembelajaran yang telah di buat ini kemudian di uji cobakan kepada siswa. Uji coba ini di lakukan dalam kelompok. Uji coba kelompok dilakukan dengan mengambil satu sampel dari suatu kelas, yaitu dengan memberikan pre-test (sebelum digunakan media), menyajikan media yang 3 Materi yang terdapat dalam media ini sudah tepat dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran
4 Kesesuaian soal latihan dengan wacana dalam materi 5 Kejelasan petunjuk pengisian soal 6 Kesesuaian animasi dengan materi yang terdapat dalam media 7 Keefektifan pembelajaran dengan menggunakan media 8 Materi yang terdapat dalam media ini sudah lengkap dan jelas 9 Objek gambar yang tersedia dalam media ini sesuai dengan materi 10 Kesesuaian isi media dengan materi yang dipelajari telah dibuat, memberikan post-test (setelah menggunakan media), kemudian membandingkan antara hasil pre-test dengan post-test sebagai acuan seberapa efektif media pembelajaran yang telah dibuat. Selain itu siswa juga di beri angket untuk mengetahui bagaimana pendapat mereka terhadap materi yang disajikan dalam media serta kualitas media yang di tampilkan. Angket penilaian yang di berikan kepada siswa ini terdiri atas 10 butir pertanyaan dengan alternatif jawaban yang terdiri dari empat kategori (jawaban 4 di beri skor 3, jawaban 3 di beri skor 2, jawaban 2 di beri skor 1, dan jawaban 1 di beri skor 0). Tabel kriteria jawaban dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 4 3 2 1 Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Sangat kurang sesuai Jelas Cukup jelas Kurang jelas Sangat kurang jelas Menarik Cukup menarik Kurang menarik Sangat kurang menarik Mudah Cukup mudah Kurang mudah Sangat kurang mudah Tepat Cukup tepat Kurang tepat Sangat kurang tepat Adapun aspek yang dinilai dalam angket ini yaitu : Angket Tanggapan Siswa Terhadap Media Yang Digunakan No Aspek yang Dinilai Kriteria 4 3 2 1 1 Media menyajikan tampilan (warna, juruf, gambar, animasi) yang baik dan menarik
2 Mudah dalam menggunakan media ini 3 Penggunaan media flash player sebagai media pembelajaran membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar
4 Bahasa yang digunakan mudah dipahami 5 Media ini memudahkan saya dalam mengerjakan soal evaluasi latihan 6 Latihan soal yang disajikan mudah dipahami 7 Tutorial atau materi mudah dimengerti dan dipahami 8 Urutan materi dalam media ini membingungkan 9 Sound effect atau musik mengganggu konsentrasi 10 Kejelasan materi yang disajikan Data dari hasil angket tersebut di olah sedemikian rupa melalui perhitungan untuk keseluruhan aspek sehingga akan di ketahui validitas ataupun kelayakan media yang digunakan. 5. Evaluation (Evaluasi/ Umpan Balik) Tahap evaluasi merupakan tahap dimana produk pengembangan media di revisi untuk menarik kesimpulan dari hasil analisis data baik itu dari ahli media, ahli materi, maupun siswa tentang produk yang divalidasi sebagai dasar dalam perevisian. Hasil revisi media pembelajaran oleh ahli media, ahli materi, dan siswa ini di jadikan acuan apakah media interaktif yang dibuat efektif dan cocok digunakan sebagai meia pembelajaran dalam materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Keefektifan media pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil persentase analisis yang dilakukan oleh ahli media, ahli materi, dan siswa. Jika persentase diatas 70% berarti media yang dibuat dapat digunakan sebagai media pembelajaran. 2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit) Nama Sekolah : SMA N 3 Kota Jambi Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/ 2 Alokasi Waktu : 245 menit
A. Standar Kompetensi - Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi - reduksi B. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. C. Indikator 1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit 2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya 3. Menyebutkan sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit
D. Tujuan Pembelajaran Aspek Kognitif Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat : 1. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui eksperimen 2. Siswa dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya. 3. Siswa Menyebutkan sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui eksperimen Asfek Afektif Aspek afektif yang dikembangkan diantaranya: 1. Kemampuan menanggapi permasalahan yang diajukan guru. 2. Kemampuan bertanya dan menyusun pertanyaan. 3. Kemampuan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. 4. Kemampuan menghargai pendapat orang lain. 5. Bertanggung jawab Aspek Psikomotorik0 Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa terampil : 1. Merangkai alat uji daya hantar listrik 2. Menuangkan larutan kedalam gelas kimia 3. Mengukur larutan E. Materi Ajar LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat. suatu larutan terdiri atas zat pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Dilihat dari kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik larutan dibedakan menjadi 2 yaitu: a. Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat terurai menjadi partikel partikel yang bermuatan (ion positif dan ion negative),dan dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit pada alat uji elektrolit ditandai dengan lampu menyala dan timbulnya gelembung gas pada salah satu atau kedua elektrodanya. Larutan elektrolit dibedakan menjadi 2 yaitu:
Elektrolit kuat : seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat Lampu menyala terang, dan pada permukaan elektroda terdapat banyak gelembung gas. Contoh : NaCl, H2SO4, HCl, HNO3, HBr, HI, HClO4, NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2, Sr(OH)2, NaCl. KCl, Mg(NO3)2, dsb Elektrolit lemah :. Lampu menyala redup/ tidak menyala dan pada permukaan elektroda terdapat sedikit gelembung gas. Hal ini disebabkan tidak semua larutan terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik Contoh : HF, HNO2, HCN, H2S, CH3COOH, NH3, Al(OH)3, Fe(OH)3 dsb
b. Larutan Non Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat mengalami ionisasi(terurai) menjadi partikel-partikel bermutan (ion positif dan ion negatif) dan tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini ditandai lampu tidak menyala pada alat uji elektrolit dan tidak terdapat gelembung gas pada permukaan elektrodanya. Contoh : larutan gula, larutan UREA, larutan alkohol dsb.
1. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik
Hal ini untuk pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927), seorang ilmuwan dari Swedia. Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi partikel partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena secara total larutan tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam larutan harus sama dengan muatan negatif. Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion. Ion yang bemuatan positif disebut kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion. Pembuktian sifat larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam. Contoh larutan elektrolit kuat : HCl, HBr, HI, HNO3, dan lain-lain. Contoh larutan elektrolit lemah : CH3COOH, Al(OH)3 dan Na2CO3.
2. Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion (tidak terionisasi). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Contoh larutan non elektrolit: Larutan Gula (C12H22O11), Etanol (C2H5OH), Urea (CO(NH2)2), Glukosa (C6H12O6), dan lain-lain. Bagaimana larutan elektrolit atau zat elektrolit dapat menghantarkan arus listrik???
Menurut Arrhenius bahwa dalam larutan elektrolit yang berperan menghantarkan arus listrik adalah partikel-partikel bermutan (ion) yang bergerak bebas didalam larutan. Contohnnya bila Kristal NaCl dilarutkan dalam air, maka oleh pengaruh air NaCl terdissosiasi menjadi ion positif Na + (kation) dan ion Cl -
(anion) yang bebas bergerak. Ion-ion inilah yang menghantarkan arus listrik dalam larutan elektrolit melalui kedua ujung kawat (kutub electrode) pada alat uji elekrolit. Dari pengamatan tersebut diketahui bahwa ion-ion positif bergerak menuju ke kutub negative dan ion-ion negatif bergerak ke kutub positif, jadi dapat disimpulkan bahwa suatu zat dapat menjadi elektrolit bila didalam larutannya zat tersebut terurai menjadi ion-ion yang bebas bergerak. Kekuatan Elektrolit Kekuatan suatu elektrolit ditandai dengan suatu besaran yang disebut derajat ionisasi (). Elektrolit kuat memiliki harga = 1, sebab semua zat yang dilarutkan terurai menjadi ion. Elektrolit lemah memiliki harga <1, sebab hanya sebagian yang terurai menjadi ion. Adapun non elektrolit memiliki harga = 0, sebab tidak ada yang terurai menjadi ion. Elektrolit kuat : = 1(terionisasi sempurna) Elektrolit lemah : 0 < < 1 (terionisasi sebagian) Non Elektrolit : = 0 (tidak terionisasi) Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat Larutan yang dapat memberikan lampu terang, gelembung gasnya banyak, maka laurtan ini merupakan elektrolit kuat. Umumnya elektrolit kuat adalah larutan garam. Dalam proses ionisasinya, elektrolit kuat menghasilkan banyak ion maka = 1 (terurai seluruhnya), pada persamaan reaksi ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan. Perlu diketahui pula elektrolit kuat ada beberapa dari asam dan basa. Contoh : - NaCl (aq) Na + (aq) + Cl - (aq)
- KI (aq) K + (aq) + I - (aq)
- Ca(NO 3 ) 2(g) Ca 2+
(aq) + 2NO 3 - (aq)
Di bawah ini diberikan kation dan anion yang dapat membentuk elektrolit kuat. Kation : Na + , L + , K + , Mg 2+ , Ca 2+ , Sr 2+ , Ba 2+ , NH 4 + Anion : Cl - , Br - , I - , SO 4 2- , NO 3 - , ClO 4 - , HSO 4 - , CO 3 2- , HCO 3 -
Reaksi Ionisasi Elektrolit Lemah Larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya maka larutan ini merupakan elekrtolit lemah. Daya hantarnya buruk dan memiliki (derajat ionisasi) kecil, karena sedikit larutan yang terurai (terionisasi). Makin sedikit yang terionisasi, makin lemah elektrolit tersebut. Dalam persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik) artinya tidak semua molekul terurai (ionisasi tidak sempurna) Contoh: - CH 3 COOH (aq) CH3COO - (aq) + H + (aq)
- NH 4 OH (g) NH 4 + (aq) + OH - (aq)
Jenis-jenis larutan berserta sifatnya sebagai kesimpulan dari penjelasan di atas diperlihatkan pada Tabel 1.1 Tabel 1.1: Perbedaan sifat larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non elektrolit Jenis larutan Sifat dan pengamatan lain Contoh Reaksi ionisasi Elektrolit Kuat - Terionisasi sempurna - Menghantarkan arus listrik - Lampu menyala terang Erdapat gelembung gas - NaCl - HCl - NaOH - H 2 SO 4
- KCl - NaCl Na + + Cl -
- HCl H + + Cl -
- NaOH Na + + OH -
- H 2 SO 4 2H + + SO 4 2-
- KCl K + + Cl -
Elektrolit Lemah - Terionisasi sebagian - Menghantarkan arus listrik - Lampu menyala redup - Terdapat gelembung gas - NH 4 OH - HCN - Al(OH) 3
- NH 4 OH NH 4 + + OH -
- HCN H + + CN -
- Al(OH) 3 Al3 + + 3OH -
Non Elektrolit - Tidak terionisasi - Tidak menghantarkan listrik - Lampu tidak menyala - Tidak ada gelembung gas - C 6 H 12 O 6
- C 12 H 22 O 11
- C 6 (NH 2 ) 2 C 2 H 5 OH - C 6 H 12 O 6
- C 12 H 22 O 11
- C 6 (NH 2 ) 2 C 2 H 5 OH
F. Strategi Pembelajaran Pendekatan : Kontekstual Model : STAD Metode Pembelajaran : Ceramah dan eksperimen G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Tatap Muka Kegiatan Fase Kegiatan Alokasi Waktu Awal/Pen dahuluan Orientasi Guru mengucapkan salam dan memperhatikan kesiapan siswa dalam proses pembelajaran.
Apersepsi Siswa dibimbing untuk mengingat kembali tentang materi dengan bertanya kepada siswa: apa yang dimaksud dengan larutan? pernahkah kalian melihat larutan yang dapat menghantarkan arus listrik ? coba kalian sebutkan larutan apa saja yang kalian temui dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat menghantarkan listrik dan tidak menghantarkan listrik?
Motivasi Guru memotivasi siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan daya hantar listrik pada suatu benda. 10 menit
Pemberian Acuan Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses, psikomotor, keterampilan sosial, dan karakter
Inti Eksplorasi - Guru menyampaikan konsep dasar dari materi larutan eketrolit dan non elektrolit - Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai larutan elektrolit dan non elektrolit - Siswa diminta untuk menyimak penjelasan guru dan melakukan pengkajian terhadap konsep dasar dari larutan elektrolit dan non elektrolit melalui beberapa contoh larutan yang
ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Elaborasi
- Siswa berfikir dan menentukan contoh dari apa saja larutan elektrolit dan non elektrolit yang terdapat dalam kehidupan sehari hari. - Siswa bekerja keras dalam mengali informasi tentang larutan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menghantarkan arus listrik dan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. - Siswa dengan rasa ingin tahu nya bertanya atau berdiskusi dengan temannya atau guru tentang larutan elektrolit dan non elektrolit.
70 menit Konfirmasi - Guru memberikan tanggapan dan simpulan berdasarkan materi yang telah dibahas. - Guru memberikan penguatan alasan mengapa ada larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dan tidak ?
Evaluasi Guru memberikan tugas kepada siswa sebagai evaluasi untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
Penutup Penghargaan Memberikan penghargaan kepada siswa/kelompok yang mengerjakan tugas dengan benar
10 menit Refleksi - Guru secara mandiri membimbing siswa untuk membuat rangkuman dari materi yang telah dibahas. - Guru memberikan umpan balik terhadap materi yang telah diajarkan secara demokratis. - Guru mengakhiri pelajaran dengan menutup pertemuan dengan mengucapkan salam. 2. Penugasan Terstruktur Guru menugaskan siswa untuk membuat laporan hasil praktikum H. Sumber Belajar Alat : Seperangkat alat uji elektrolit Bahan : Aquades, Air keran, Larutan garam, Larutan gula, Larutan asam cuka, Air sabun, Air jeruk, Minyak tanah, Minyak kelapa Sumber : Buku Paket Kimia (Erlangga) dan Modul Praktikum I. Penilaian Kognitif : Uji tertulis (pre-test) dan laporan Psikomotorik : Keterampilan melakukan eksperimen, kerjasama, dan kejujuran No Kelompok Keterampilan dalam eksperimen Kerjasama Kejujuran 1 1 2 2 3 3 4 4
Keterangan : A : 90-100 D : 60-70 B : 80-90 E : 50-60 C : 70-80 Mengetahui, (Kepala sekolah) (Guru Mata Pelajaran)
Lampiran Soal pre test 1. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit? (Skor 20) 2. Dari berbagai bahan yang akan diuji cobakan, coba prediksikan bahan mana yang tergolong larutan elektrolit dan yang tergolong larutan non elektrolit? (Skor 20) 3. Jelaskan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik? (Skor 20) Jawaban pre tes 1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik 2. Larutan elektrolit : air aki,air jeruk,larutan asam cuka dsb Larutan non elektrolit : air gila, akuadest 3. Karena pada larutan elektrolit terdapat ion-ion yang terurai secara sempurna sehingga dapat menghantarkan arus listrik
LKS Praktikum NO Bahan Nyala lampu Gelembung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
DAFTAR PUSTAKA
Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Suparman, Atwi. 2009. Desain Intruksional. Jakarta: Universitas Terbuka