Anda di halaman 1dari 6

KORDEN OTOMATIS DENGAN

AT89S51/AT89C51
Saturday, February 12, 2011
1.1. PENDAHULUAN
Sistem kendali secara otomatis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
belakangan ini berkembangan dengan pesat. Dengan adanya kemajuan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan inovasi baru yang
berkembang menuju lebih baik. Hal ini dapat dilihat jangkauan aplikasinya mulai
dari rumah tangga hingga peralatan yang canggih.
Korden merupakan tirai yang digunakan untuk menutup sebuah jendela pada
malam hari. Membuka dan menutup korden adalah salah satu kegiatan yang
sering dilakukan didalam kehidupan rumah tangga, dan biasa kita sering lupa
menutup tirai pada malam hari saat kita tinggal berpergian dari pagi hingga
malam, Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya sistem kontrol otomatis
untuk membuka dan menutup tirai/ korden, dengan cara membuat sistem korden
otomatis. Sisrem kendali otomatis korden bekerja saat pada pagi hari dan sore
hari. Pada pagi hari, korden akan membuka, sedangkan pada malam hari korden
akan menutup
1.2. RANGKAIAN ALAT PENGENDALI KORDEN
Berdasarkan analisis kebutuhan diatas dapat dibuat blok diagram perancangan
perangkat elektronik dari alat pengendali korden seperti ditunjukan pada gambar
1.1 berikut.
Gambar 1.1. Blok diagram perancangan perangkat keras
Berdasarkan blok diagram diatas, Anda dapat membuat rangkaian sistem alat
pengendali korden. Rangkaian sistem alat pengendali korden ditunjukan pada
gambar 1.2. Pada rangkaian tersebut port 1 digunakan untuk menampilkan data
pada LCD 164 yaitu port P1.4,P1.5, P1.6, dan P1.7 sedangkan pada port P1.0
dan P1.1 digunakan untuk mengaktifkan port enable dan RS di LCD dari
AT89S51 .
Port 3.4 digunakan sebagai masukan counter/ timer yang dihubungkan
ke.komparator sensor cahaya. Fungsi dari komparator adalah untuk mengubah
tegangan analog menjadi logika digital. Komparator ini akan membandingkan
tegangan dari sensor cahaya dengan setting point menggunakan potensiometer.
Port 3.7 dan port P3.6 dihubungkan dengan driver motor untuk menggerakkan
korden. Driver motor yang di gunakan merupakan driver motor dengan daya
yang rendah, karena motor yang menarik korden mengkonsumsi daya rendah.
Driver yang digunakan menggunakan Ic driver LM293.
Gambar 1.2. Rangkaian sistem alat
pengendali korden.
1.3. PEMROGRAMAN PENGENDALI KORDENSetelah rangkaian sistem alat
pengendali korden, maka sekarang saatnya Anda membuat program yang
digunakan untuk menghidupkan sistem alat pengendali korden tersebut.
Flowchart
Gambar 1.3. Flowchart sistem alat pengendali korden.
tag : gorden AT89S51, gorden mikrokontroler, gorden otomatis, korden otomatis
Posted in APLIKASI MIKROKONTROLER | 5 Comments







FREKUENSI METER DIGITAL DENGAN
AT89S51/AT89C51
Saturday, February 12, 2011
1.1. RANGKAIAN FREKUENSI METER
Berdasarkan analisis kebutuhan diatas dapat dibuat blok diagram perancangan
perangkat elektronik dari alat sistem frekuensi meter digital seperti ditunjukan
pada gambar 14.1 berikut.

Gambar 1.1. Blok diagram perancangan perangkat keras
Berdasarkan blok diagram diatas, Anda dapat membuat rangkaian sistem
frekuensi meter digital. Rangkaian sistem frekuensi meter digital ditunjukan pada
gambar 12.1. Pada rangkaian tersebut port 1 digunakan untuk menampilkan data
pada LCD 204 yaitu port P1.4,P1.5, P1.6, dan P1.7 sedangkan pada port P1.0
dan P1.1 digunakan untuk mengaktifkan port enable dan RS di LCD dari
AT89S51 . Port 3.4 digunakan sebagai masukan counter/ timer yang
dihubungkan ke input dari frekuensi yang di tangkap. Rangkaian minimum untuk
sistem frekuensi meter digital ditunjukan pada
gambar1.2. Gambar 1.2. Hasil
pemasangan komponen rangkaian frekuensi meter
1.2. PEMROGRAMAN FREKUENSI METER
Setelah rangkaian frekuensi meter, maka sekarang saatnya Anda membuat
program yang digunakan untuk menghidupkan speaker tersebut.
Flowchart
Gambar 1.3. Flowchart frekuensi meter
Posted in APLIKASI MIKROKONTROLER | No Comments
ALAT KEAMANAN KEBAKARAN DENGAN
AT89C51/AT89S51
Saturday, February 12, 2011
1.1. PENDAHULUAN
Sistem keamanan yang sederhana pada bangunan baik gedung ataupun rumah
sederhana sekalipun akan lebih baik daripada tidak sama sekali. Karena tingkat
kewaspadaan manusia yang tinggi sekalipun belum mampu menjaga keamanan
100%. Sistem keamanan melibatkan berbagai aspek, salah satunya adalah
bahaya kebakaran. Sumber terjadinya kebakaran ialah api yang bisa saja
berasal dari puntung rokok, percikan bara dari perapian yang jatuh ke karpet
maupun dari peralatan listrik rumah tangga. Terjadinya kebakaran ini acapkali
sangat sulit terdeteksi sejak dini, kebanyakan manusia mengetahui kebakaran
setelah api menjadi besar dan sulit dipadamkan. Sistem dikatakan baik untuk
mendeteksi kebakaran jika ada sensor yang mampu mendeteksi kebakaran
sejak ini. Kebakaran biasanya ditandai dengan adanya perubahan suhu yang
melebihi suhu normal dan terdapat kepulan asap.
Pada pemadam kebakaran ini, digunakan dua sensor yaitu sensor asap dan
sensor suhu. Sistem akan bekerja ketika terdapat suhu dan asap, hal ini untuk
menghindari adanya kesalahan yang diakibatkan kenaikan suhu akibat sinar
matahari ataupun kepulan asap akibat rokok. Pada alat ini terdapat dua
keluaran, yaitu suara sirine dan pompa air yang secara otomatis aktif atau non
aktif. Selain itu, kelebihan alat ini adalah adanya tampilan suhu yang linear :
LM35 dan batas suhu normal yang bisa diatur dengan key pad. Hal ini bisa
memudahkan kaliberasi alat, misalnya alat dipasang pada ruangan yang dingin
atau ber-AC maka batas suhu normal bias diperkecil dan jika alat dipasang pada
ruangan panas makan batas suhu normal bisa diperkecil.
1.2. PERANCANGAN PERANGKAT KERAS
Pada sistem perangkat keras (hardware) untuk sistem keamanan kebakaran ini
dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian sistem kontrol, bagian sistem
sensor, dan bagian sistem penampil (display). Masing-masing bagian sistem
tersebut terdapat beberapa komponen pendukung dimana komponen pendukung
tersebut mempunyai fungsi menurut bagiannya sendiri-sendiri.

Gambar 1.1. Diagram Blok sistem keamanan kebakaran.
Sistem dimulai dari pendeteksi suhu dan pendeteksi asap, dimana pada satu
ruangan dipasang pendeteksi suhu dan pendeteksi asap. Sistem akan bekerja
saat suhu ruangan lebih dari batas yang telah ditetapkan dan terdapat asap pada
ruangan tersebut.
Saat terdapat asap tebal dalam ruangan maka keluaran rangkaian pendeteksi
asap yang terhubung dengan komparator akan berlogika 0, sebaliknya jika tidak
terdapat asap tebal dalam ruangan maka nilai keluaran rangkaian pendeteksi
asap yang terhubung dengan komparator akan berlogika 1. keluaran ini akan
masuk ke mikrokontroler.
Mikrokontroler akan menghidupkan alarm dan pompa air hanya jika terdapat
asap tebal dan suhu ruangan melampaui batas yang telah ditetapkan, hal ini
untuk menghindari kesalahan alarm yang dikarenakan asap rokok maupun
kenaikan suhu yang disebabkan sinar matahari. Jika kedua kondisi terpenuhi
maka mikrokontroler akan menghidupkan alarm, dan pompa air.
Sehingga mikrokontroler dalam sistem pemadam kebakaran ini merupakan
system pengolah data utama dimana semua operasi aritmatika dan operasi
logika. Untuk keperluan pengukuran dan pengendalian secara lengkap ditangani
oleh software sehingga dapat menghemat rangkaian kendali yang bersifat
hardware.
Berdasarkan blok diagram diatas, Anda dapat membuat rangkaian sistem
pemadam kebakaran. Rangkaian sistem pemadam kebakaran ditunjukan pada
gambar 13.2. Port P2 mikrokontroller terhubung pada port data ADC, sedangkan
pin CS, RD, WR, dan INT terhubung port P0.4, P0.5, P0.6 dan P0.7 pada port
mikrokontroller. Pin data LCD D4, D5, D6, dan D7 terhubung pada port P1.4,
P1.5, P1.6, dan P1.7 mikrokontroller, sedangkan untuk pin RS dan EN pada pin
LCD terhubung port P1.0 dan P1.1.
Alarm tanda kebakaran dan pompa air terhubung pada pin P3.2 dan P3.3.
Sensor suhu yang berupa LM35 terhubung dengan input ADC, sedangkan
sensor asap terhubung dengan komparator. Komparatoe ini akan
membandingkan tegangan yang dikeluarkan sensor asap dengan setting pada
komparator. Pin keluaran dari komparator akan terhubung pada pin P3.2

Gambar 1.2. Rangkaian sistem keamanan kebakaran.
13.3. PEMROGRAMAN SISTEM KEAMANAN KEBAKARAN
Setelah rangkaian sistem keamanan kebakaran, maka sekarang saatnya Anda
membuat program yang digunakan untuk menghidupkan sistem keamanan
kebakaran tersebut.
Flowchart

Gambar 1.3. Flowchart program sistem keamanan kebakaran

Anda mungkin juga menyukai