Pada dasarnya sel dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu sel eukariot dan sel prokariot. Eukariot adalah golongan sel yang memiliki membrane inti dimana membran ini menjadi pembalut bagi materi genetik yang berada didalam inti sel atau nukleus. Hal ini membuat ininya terlihat jelas dan bisa dibedakan dengan organel lain dengan mudah. Tidak jarang orang juga menyebutnya sebagai sel yang memiliki organ inti (nukleus). Sementara prokariot adalah golongan sel yang tidak memiliki selaput inti untuk membalut materi genetiknya sehingga terlihat tidak memiliki organ inti dan materi genetiknya juga menyebar di dalam sel.
Sel-sel eukariotik mengalami suatu siklus yang disebut sebagai siklus sel. Siklus sel mencakup dua fase yaitu fase mitotic dan fase interfase yang mencakup 90% dari seluruh siklus sel. Interfase sendiri terbagi lagi menjadi tiga sub-fase lagi yaitu G1 (gap 1) yaitu masa pertumbuhan sel untuk persiapan penyalinan DNA, fase S(sintesis) yaitu fase dimana sel melakukan penyalinan DNA untuk keperluan selanjutnya, kemudian sel akan memasuki fase berikutnya yaitu fase G2 (gap 2). Disini sel akan terus mengalami pertumbuhan hingga siap untuk memasuki fase mitotic sel dalam siklusnya. Setelah DNA tersalin lengkap sel memasuki fase mitotiknya yeng terbagi lagi menjadi empat subfase yaitu profase, prometafase, metaphase, anaphase, dan telofase. (Campbell et al.2000).
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. tujuan pembelahan sel ini adalah dalam proses reproduksi, pertumbuhan, dan perbaikan. Organism bersel tungal seperti amuba membelah dirinya untuk membentuk duplikat dirinya. Disinilah fungsi pembelahan dalam proses reproduksi berguna. Namun sekalipun amuba melakukan pembelahan untuk membentuk duplikatnya, namun proses ini tidak dapat digolongkan sebagai pembelahan mitosis. Amuba hanya melakukan pembelahan yang bersifat amitotic seperti pembelahan biner. Fase mitosis terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terdapat perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua sel anak menjadi terpisah. Sedangkan pada sel tumbuhan
Profase. Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase. Dua kromatid identik tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang spindel terlihat memanjang dari sentromer (Campbell et al. 2000).
Prometafase Selama prometafase selubung nucleus terfragmentasi sehinnga mikrotubul pada gelendong dapat memasuki nucleus untuk berinteraksi dengan kromosom yang telah memadat.berkas mikrotubul ini memanjang dari setiap kutub kearah pertengahan sel . sekarang masing-masing kromatid memiliki srtuktur khusus yang disebut kinetokor ditengah sentromernya. Mikrotubul tadi sebagian akan melekatb ke kinetokor dan membuat kromosom seperti terikat dan tersentak-sentak.
Metafase Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid saudara begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate) (Campbell et al. 1999).
Anafase Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang kinetokor ke kutubnya masing-masing (Campbell et al. 1999).
Telofase Ketika kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing, mulainya telofase. Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat dengan pewarna histologi (Campbell et al. 1999). Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindle hilang dan kromosom tidak terlihat (membentuk kromatin; difuse). Keadaan seperti ini merupakan karakteristik dari interfase. Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara dua anak inti (Campbell et al. 1999). Sitokinesis. Selama fase akhir pembelahan mitosis, muncul lekukan membran sel dan lekukan makin dalam yang akhirnya membagi sel tetua menjadi dua sel anak. Sitokinesis terjadi karena dibantu oleh protein aktin dan myosin (Campbell et al. 1999). Pada akhirnya pembelahan mitotic menghasilkan dua sel anakan yang identik dengan dengan sel induknya secara genetik.
Meiosis
Keturunan atau organisme baru mendapatkan materi genetic dari orang tua(pendahulunya). Keturunan mendapatkannnya dari gen orang tua yang diberikan melalui proses pewarisan kromosom. DNA yang merupakan asam nukleat yang akan diwariskan tersimpan rai di dalam kromosom. Proses pewarisan ini melalui proses yang disebut meiosis. Meiosis adalah proses pembelahan yang sifatnya mereduksi set kromosom menjadi setengahnya (2n-n). Berbeda dengan mitosis yang selalu mempertahankan jumlah set kromosomnya(2n-2n), meiosis justru menguranginya untuk menjaga kestabilan jumlah set kromosom kelak saat sel-sel hasil meiosis bertemu dan melebur dengan sel lain untuk membentuk keturunan(n+n=2n).
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada manusia meiosis terjadi di sel-sel gamet yaitu sperma dan ovum. Meiosis sendiri selalu diawali oleh mitosis untuk ploriferasi sel induknya.. pembentukan sel sperma (spermatogenesis) melalui proses meiosis. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada sel tumbuhan dan sel hewan. Baik pada pembelahan meiosis I dan II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh karena itu dikenal adanya profase I, metafase I, anafase I , telofase I dalam meiosis I dan profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II untuk meiosis II. Akibat adanya dua kali proses pembelahan sel, maka pada meiosis, satu sel induk akan menghasilkan empat sel anakan beru baru, dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk.
Meiosis memiliki beberapa perbedaan dengan mitosis. Pertama profase I meiosis memiliki lima subfase lagi yaitu leptonema, zigonema, pakinema, diplonema, dan diakinesis.
Leptonema Disini terjadi perubahan kromosom menjadi kromosom homolog. Zigonema Kromosom homolog berlekatan sehingga terbentuk sinapsis dan memungkinkan terjadinya crossing over atau pindah silang. Pakinema Terjadinya duplikasi kromosom homolog. Dimana kromatid homolog membentuk tetrad dan saling menyentuh disebut kiasmata. Diplonema Kromatid homolog mulai berpisah satu sama lain dengan membawa gen-gen hasil singgungan dengan sister kromatidnya saat terbentuk kiasmata. Diakinesis Membrane inti/nucleus sel hilang dan sentriol serta benang-benang spindle mulai terbentuk.
Selanjutnya sel siap masuk ke tahap selanjutnya yaitu metaphase I, anaphase I, dan telofase I. hasil dari meiosis I ini dalah terbentuknya dua sel anakan yang haploid( n 2 copy). Selanjutnya kedua sel anakan ini akan memasuki fase selanjutnya yaitu meiosis II. Pada anaphase II sentromer kromatid saudara akhirnya berpisah, dan kromatid saudara dari masing-masing pasangan kini merupakan kromosom individual. Kromosom-kromosom ini akan bergerak kea rah kutub yang berlawanan. Memasuki telofase II nuclei terbentuk di kutub yang berlawanan yang diikuti dengan sitokinesis. Akhirnya terbentuk empat sel anakan yang masing-masing memiliki setengah dari jumlah kromosom induknya. Sel anakan yang haploid ini bersifat n 1 copy.