Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MANDIRI

METRONIDAZOLE


Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian
Ilmu Farmasi Kedokteran














Oleh :
Richard Alexander Susanto, S.Ked
I1A004057



Pembimbing
Isnaini, S.Si, Apt, M.Si



UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
BAGIAN FARMAKOLOGI
BANJARBARU
2010


DAFTAR ISI




Halaman


HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
1. Deskripsi 1
1.1 Nama dan struktur kimia. 1
1.2 Sifat fisiobiokimia 1
2. Golongan/kelas terapi. 1
3. Nama dagang.. 1
4. Indikasi 2
5. Dosis, cara dan lama pemberian.. 2
6. Farmakologi. 3
7. Stabilitas penyimpanan 4
8. Kontraindikasi. 4
9. Efek samping.. 4
10. Interaksi.. 5
10.1 Dengan obat lain. 5
10.2 Dengan makanan 5
11. Pengaruh.. 6
11.1 Terhadap kehamilan 6
11.2 Terhadap ibu menyusui. 6


11.3 Terhadap anak-anak 6
11.4 Terhadap hasil laboratorium 6
12. Bentuk sediaan 7
13. Peringatan 7
14. Informasi pasien.. 7
15. Mekanisme aksi 8
DAFTAR PUSTAKA



















METRONIDAZOLE

1. Deskripsi
1.1 Nama dan struktur kimia
1-(2-Hydroxyethyl)-2-methyl-5-nitroimidazole: 1-(-Ethylol)-2-methyl-5-
nitro-3-azapyrrole; Sinonim : Metronidazol hydrochloride; 2-Methyl-5-
nitroimidazole-1-ethanol ; C
6
H
9
N
3
O
3
, Sinonim : C
12
H
12
N
2
O
2
S.
1

1.2 Sifat fisiobiokimia
Dalam perdagangan metronidazol terdapat dalam bentuk basa dan garam
hidroklorida. Sebagai basa berupa serbuk kristal berwarna putih hingga kuning
pucat. Sedikit larut dalam air dan dalam alkohol, dan mempunyai pKa 2,6. Injeksi
metronidazol jernih, tidak berwarna, larutan isotonik dengan pH 4,5 7, dengan
osmolarity 297-314 mOsm/L dan mengandung natrium fosfat, asam sitrat dan
natrium klorida. Metronidazol hidroklorida sangat larut dalam air dan larut dalam
alkohol, dalam perdagangan berupa serbuk berwarna putih.
2,3


2. Golongan/kelas terapi
Anti-infeksi.
4


3. Nama dagang
4

- Flagyl - Tismazol - Fladex
- Promuba - Elyzol - Mebazid
- Corsagyl - Gravazol - Nidazole


- Fortagyl - Metronidazole fresenius
- Metrolet - Trichodazol - Trogyl
- Metrofusin - Metronidazole (generic)

4. Indikasi
Infeksi anaerobik (termasuk gigi) , infeksi protozoa, eradikasi Helicobacter
pylori; infeksi kulit.
2,5


5. Dosis, cara dan lama pemberian
Infeksi anaerobik (pengobatan biasanya selama 7 hari dan 10 hari untuk
penggunaan antibiotika pada pengobatan kolitis), peroral dengan dosis awal 800
mg kemudian 400 mg setiap 8 jam atau 500 mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg
setiap 8 jam; kemudian pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, anak-anak setiap 8 jam
selama 3 hari, kemudian pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, umur hingga 1 tahun
125 mg, 1 5 tahun 250 mg, 5 10 tahun 500 mg, lebih dari 10 tahun dosis
dewasa; selama 3 hari, pemberian secara infus intravena lebih dari 20 menit, 500
mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg setiap 8 jam.
2,5

Ulser pada lengan : peroral 400 mg setiap 8 jam selama 7 hari
Bacterial vaginosis : peroral 400 500 mg dua kali sehari selama 5 7 hari
atau 2 gram sebagai dosis tunggal.
6

Inflamasi pelviks : peroral 400 mg dua kali sehari selama 14 hari.


Acute ulcerative gingivitis : peroral 200-250 mg setiap 8 jam selama 3 hari;
anak-anak 1-3 tahun 50 mg setiap 8 jam selama 3 hari; 3 7 tahun 100 mg setiap
12 jam; 7 10 tahun 100 mg setiap 8 jam.
4

Infeksi oral akut : peroral 200 mg setiap 8 jam selama 3 7 hari ; anak-
anak 1-3 tahun 50 mg setiap 8 jam selama 3 7 hari, 3 7 tahun 100 mg setiap
12 jam; 7 10 tahun 100 mg setiap 8 jam.
4


6. Farmakologi
Absorbsi : Oral : diabsorbsi dengan baik; topikal : konsentrasi yang dicapai
secara sistemik setelah penggunaan 1 g secara topikal 10 kali lebih kecil dari pada
penggunaan dengan 250 mg peroral.
1,3

Distribusi : ke saliva, empedu, cairan mani, air susu, tulang, hati dan abses
hati , paru-paru dan sekresi vagina; menembus plasenta dan sawar darah otak
(blood- brain barrier).
1,4

Ikatan protein : < 20%
Metabolisme : Hepatik (30%-60%)
T eliminasi : neonatus : 25-75 jam ; yang lain : 6-8 jam, terjadi
perpanjangan pada kerusakan hepar; gagal ginjal terminal : 21 jam
Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: segera : 1-2 jam
Ekskresi : urin (20% hingga 40% dalam bentuk obat yang tidak berubah):
feses (6% hingga 15%).
4





7. Stabilitas penyimpanan
Injeksi metronidazol harus disimpan pada 15C hingga 30C dan dilindungi
dari cahaya. Produk dapat disimpan dalam refrigerator namun akan terbentuk
kristal, kristal dapat dilarutkan kembali dengan menghangatkannya pada suhu
kamar. Paparan cahaya dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan warna
produk menjadi gelap. Namun demikian paparan cahaya yang normal pada
ruangan dalam jangka pendek tidak mempengaruhi stabilitas metronidazol.
Paparan sinar matahari langsung harus dihindari. Larutan standar : 500 mg/ 100
ml NS. Stabilitas campuran parenteral pada suhu kamar (25C): stabilitas pada
produk yang terbungkus : 30 hari.
1,3


8. Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap metronidazol, turunan nitroimidazol, atau
komponen yang ada dalam sediaan, kehamilan (trimester pertama didapatkan
efek karsinogenik pada tikus).
3,4


9. Efek samping
Mual, muntah, gangguan pengecapan, lidah kasar dan gangguan saluran
pencernaan; rash ;mengantuk (jarang terjadi), sakit kepala, pusing , ataksia, urin
berwarna gelap, erytema multiform, pruritus, urtikaria, angioedema dan
anafilaksis; juga dilaporkan abnormalitas tes fungsi hati, hepatitis, jaundice,
trombositopenia, anemia aplastic, myalgia, athralgia; pada pengobatan intensif


dan jangka panjang dapat terjadi peripheral neuropathy, transient epilepsi-form
seizure dan leukopenia.
1


10. Interaksi
10.1 Dengan obat lain
Efek Cytochrome P450 : menghambat CYP2C8/9 (lemah), 3A4 (moderate).
Meningkatkan efek/toksisitas : Etanol dapat menyebabkan reaksi seperti
disulfiram. Warfarin dan metronidazol dapat meningkatkan bleeding time (PT)
yang menyebabkan perdarahan. Simetidin dapat meningkatkan kadar
metronidazol.
3

Metronidazol dapat menghambat metabolisme cisaprid, menyebabkan
potensial aritmia; hindari penggunaan secara bersamaan. Metronidazol dapat
meningkatkan efek/toksisitas lithium. Metronidazol dapat meningkatkan
efek/toksisitas benzodiazepin tertentu, calcium channel blocker, siklosporin,
turunan ergot, HMG-Coa reduktase inhibitor tertentu, mirtazapine, nateglinid,
nefazodon, sildenafil ( dan PDE-5 inhibitor yang lain), takrolimus, venlafaxine,
dan substrat CYP3A4 yang lain.
4

Menurunkan efek: fenobabital, fenobarbital (inducer enzim yang lain),
dapat menurunkan efek dan waktu paro metronidazol.
4

10.2 Dengan makanan
Konsentrasi puncak serum antibiotik diturunkan dan terjadi delay
(terlambat), tetapi jumlah total obat yang diabsorbsi tidak dipengaruhi.
2




11. Pengaruh
11.1 Terhadap kehamilan
Produsen menyarankan untuk menghindari penggunaan obat pada dosis
tinggi. Faktor risiko : B (dikontraindikasikan pada trimester pertama) Obat dapat
menembus plasenta ( efek karsinogenik pada tikus); dikontraindikasikan terhadap
pengobatan trichomoniasis pada trimester pertama, kecuali jika pengobatan
alternatif tidak adekuat. Untuk keamanan dan efikasi pada indikasi yang lain,
gunakan obat pada ibu hamil hanya jika keuntungan pada ibu hamil lebih banyak
daripada potensial risiko terhadap janinnya.
4

11.2 Terhadap ibu menyusui
Ditemukan dalam air susu, produsen menyarankan untuk menghindari
penggunaan obat dengan dosis tunggal yang besar. Masuk kedalam air susu
ibu/tidak direkomendasikan (AAP rates of concern).
3

11.3 Terhadap anak-anak
Keamanan dan efikasi penggunaan obat pada anak-anak belum diketahui
dengan jelas, kecuali untuk pengobatan amoebiasis. Bayi baru lahir menunjukkan
keterbatasan dalam eliminasi metronidazole. Pada bayi berumur 28 hingga 40
minggu, waktu paro eliminasi 10,9 22,5 jam.
3

11.4 Terhadap hasil laboratorium
Interaksi dengan tes laboratorium : dapat mempengaruhi uji AST, ALT,
Trigliserida, glukosa dan LDH.
3





12. Bentuk sediaan
Tablet, Cairan Infus, Suppositoria, Sirup.
2


13. Peringatan
Reaksi disulfiram-like terjadi bila diberikan bersama alkohol, kerusakan hati
dan encefalopati hepatik; kehamilan; menyusui; dihindari pada porfiia; monitoring
hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan klinik pada pengobatan yang
melebihi 10 hari.
3,4


14. Informasi pasien
Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor,
seperti kondisi pasien, umur dan berat badan. Bila anda mempunyai pertanyaan
yang berkaitan dengan jumlah dan/ frekuensi pemakaian obat tanyakan pada
dokter atau apoteker . Bacalah dengan seksama informasi mengenai penggunaan
obat ini dan ulangi membaca setiap kali anda menerima resep lagi. Gunakan obat
ini sesuai dengan yang telah diresepkan. Jangan menggunakan obat ini untuk
trichomoniasis selama tiga bulan pertama kehamilan. Gunakan obat pada lambung
kosong.Obat dapat menyebabkan gangguan pada saluran cerna (GI upset); jika hal
ini terjadi gunakan bersama makanan. Bentuk sediaan lepas lambat harus
digunakan pada saat lambung kosong ( 1 jam atau 2 jam setelah makan) Produsen
merekomendasikan untuk menghindari penggunaan etanol selama pengobatan
dengan obat ini dan setelah tiga hari terapi selesai. Gunakan obat hingga habis.
Obat yang tidak digunakan sampai habis menyebabkan pemusnahan bakteri tidak


sempurna dan infeksi dapat kambuh lagi. Hubungi dokter bila terjadi kejang atau
mati rasa pada tangan dan kaki. Tes laboratorium diperlukan untuk memonitor
terapi. Pastikan hal ini dilakukan. Kondisi medis awal pasien harus diceritakan
pada petugas kesehatan sebelum menggunakan obat ini. Jangan menghentikan
pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter. Jangan menggunakan OTC
atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat. Ini termasuk
sediaan herbal atau suplemen makanan yang lain. Jangan menggunakan obat
melebihi jumlah yang telah diresepkan, kecuali atas anjuran dokter. Hubungi
dokter atau apoteker jika anda merasa menggunakan obat terlalu banyak. Jika
pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat
beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum
obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari tenaga kesehatan. Jika lebih dari
satu kali dosis terlewat, mintalah nasehat dokter atau apoteker. Obat ini hanya
digunakan oleh pasien yang mendapat resep. Jangan diberikan pada orang lain.
3,4


15. Mekanisme aksi
Setelah berdifusi kedalam organisma, berinteraksi dengan DNA
menyebabkan hilangnya struktur helix DNA dan kerusakan untaian DNA. Hal ini
lebih jauh menyebabkan hambatan pada syntesa protein dan kematian sel
organisma.
1,3






DAFTAR PUSTAKA

1. Ganiswara, Sulistia G et al. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. FKUI,
Jakarta; 1995

2. Hardjasaputra, S.L.P dkk. Data Obat di Indonesia edisi 10. Grafidian
Medipress. Jakarta, 2002.

3. Katzung, BG. Farmakologi Dasar dan Klinik Jilid 1 dan 2. Salemba
Medika, Jakarta, 2001

4. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Raharja. Obat-Obat Amebiasis dan
Trichomoniasis dalam Obat-Obat Penting. Khasiat, Penggunaan dan
Efek-efek Sampingnya Edisi V. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta;
2002.

5. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi ke3. Media
Aesculapius, Jakarta; 2000

Anda mungkin juga menyukai