Anda di halaman 1dari 115

i

HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DENGAN


INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET REMAJA
AKHIR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi












Disusun Oleh:
YUNIAR RACHDIANTI
NIM: 205070000521



FAKULTAS PSIKOLOGI NON REGULER
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011




ii
Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas Penggunaan
Internet Remaja Akhir


Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
YUNIAR RACHDIANTI
NIM : 205070000521

Di Bawah Bimbingan


Pembimbing I Pembimbing II



Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si Solicha, M.Si
NIP. 19620724198902001 NIP. 197204151999032001





FAKULTAS PSIKOLOGI NON REGULER
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011



iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas
Penggunaan Internet Remaja Akhir telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Psikologi Non-Reguler Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal 4 November 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Dekan/Ketua Pembantu Dekan/
Sekretaris merangkap anggota




Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si
NIP. 130 885 522 NIP. 1956 1223 198303 2001

Anggota:



Miftahuddin, M.Si
NIP. 197303172006041001




Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si Solicha, M.Si
NIP. 19620724198902001 NIP. 197204151999032001



iv
PERNYATAAN


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Yuniar Rachdianti
NIM : 205070000521

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Antara Self-Control
Dengan Intensitas Penggunaan Remaja Akhir adalah benar merupakan karya saya
sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut.
Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan
sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang
jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang
lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, Juni 2011




Yuniar Rachdianti
NIM : 205070000521










v
ABSTRAK


(A) Fakultas Psikologi
(B) 2011
(C) Yuniar Rachdianti
(D) Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas Penggunaan Internet Remaja
Akhir
(E) 78 halaman + lampiran
(F) Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi yang terus berkembang
mengikuti kebutuhan pasar dimana semua orang membutuhkan satu teknologi
yang serba praktis, cepat dan hemat telah memunculkan satu teknologi yang
disebut internet. Teknologi internet ini telah banyak digunakan oleh banyak
kalangan, dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar dan mahasiswa
menggunakan internet untuk berbagai keperluan. Berbagai informasi pun dapat
diperoleh dari internet tersebut, mulai dari informasi mengenai pendidikan dan
ilmu pengetahuan, kesehatan, olahraga, hiburan perdagangan, berita dan lain
sebagainya. Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu
mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Sebagai salah satu sifat
kepribadian kontrol diri pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah
sama. Ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki
kontrol diri yang rendah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
signifikan antara self-control dengan intensitas penggunaan internet pada remaja
akhir.
Internet dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan yang menghubungkan antara
komputer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi
data dan informasi. Adapun tipe-tipe pengguna internet berdasarkan lama waktu
yang digunakan adalah sbb; pengguna berat (heavy users), yaitu individu yang
menggunakan internet selama lebih dari 40 jam/bulan, pengguna sedang (medium
users), yaitu individu yang menggunakan internet 10-40 jam per/bulan, dan
pengguna ringan (light users), yaitu individu yang menggunakan internet tidak
lebih dari 10 jam/bulan. Self-control adalah kemampuan untuk membimbing
tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls
atau tingkah laku impulsif. Adapun aspek-aspek self-control yaitu behavioral
control, cognitive control, decisional control, informational control, dan
retrospective control.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah item yang
valid untuk skala self-control adalah 31 item dengan reliabilitas sebesar 0,7959,
sedangkan jumlah item untuk skala intensitas penggunaan internet adalah 6 item
dengan reliabilitas sebesar 0,6822.



vi
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis statistic korelasi
product moment. Didapatkan hasil r hitung -0.465, hal ini menunjukkan bahwa
ada hubungan negatif yang signifikan antara self-control dengan intensitas
penggunaan internet. Hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa
semakin tinggi self-control maka semakin rendah intensitas penggunaan
internetnya. Self-control memberikan sumbangan efektif sebesar 35% terhadap
intensitas penggunaan internet.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk dapat menghubungkan faktor atau
aspek-aspek psikologis lainnya yang lebih berpengaruh terhadap intensitas
penggunaan internet seperti self-regulation, kebutuhan berafiliasi, relasi atau
hubungan dengan teman sebaya dan lain-lain.

Kata kunci : self-control, intensitas penggunaan internet, remaja akhir

(G) Daftar bacaan: 34 bacaan (1973-2009)



































vii
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas
Penggunaan Internet Remaja Akhir. Salawat serta salam semoga tetap Allah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita
dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Jahja Umar, Ph.D,
seluruh dosen dan seluruh staf karyawan fakultas yang telah banyak membantu
dalam menuntut ilmu di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

2. Ibu Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si, pembimbing akademik sekaligus sebagai dosen
pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berarti
dengan segenap kesabarannya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan
maksimal.

3. Ibu Solicha, M.Si, dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan,
bimbingan, dan masukan yang teramat bermanfaat dalam penyelesaian penelitian
ini.

4. Kedua orangtuaku Bapak Suyadi dan Ibu Sri Yuliati serta kedua adikku Yudhi
Lestari dan Triyo Saputro, terima kasih atas semua dukungan, sumber inspirasi dan
semangat yang telah kalian berikan kepada peneliti untuk selalu meneruskan
perjuangan ini agar mencapai yang terbaik.

5. Para mahasiswa-mahasiswi Fakultas Psikologi yang telah memberikan bantuan bagi
peneliti dalam memperoleh data-data penelitian.

6. Pak Chaidir dan Pak Badawi pengurus perpustakaan Fakultas Psikologi atas segala
bantuan selama penulis menuntut ilmu.

7. Teman-teman Fakultas Psikologi Non-Reguler Angkatan 2005, terima kasih atas
dukungan dan semangat yang kalian berikan kepada peneliti.




viii
8. Ady Waskito, S.Psi, yang telah menyediakan waktunya untuk sharing dengan
peneliti, serta teman-temanku (Retno, Nida, Desi, Dita, Loli, mbak Dimar, Dimas,
Teguh, Isni, Fahri, Bayu, Eka, Topik) yang telah memberikan dukungan dan saran
kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari dengan segala semua kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki
dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu peneliti
mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan penelitian skripsi ini dapat
bermanfaat sebagai mana mestinya, terutama untuk peneliti sendiri.

Akhirnya peneliti ucapkan terima kasih sekali lagi untuk semua pihak yang sudah
membantu penyelesaian skripsi. Wassalam.




Jakarta, Juni 2011




Peneliti


























ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................... iii
MOTTO................................................................................................................ iv
ABSTRAKSI ........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................. xii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2 Masalah.................................................................................. 8
1.2.1 Pembatasan Masalah ................................................... 8
1.2.2 Perumusan Masalah ..................................................... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 9
1.3.1 Tujuan Penelitian ......................................................... 9
1.3.2 Manfaat Penelitian ....................................................... 9
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................ 10

BAB 2 KAJIAN TEORI ............................................................................. 12
2.1 Intensitas Penggunaan Internet ............................................... 12
2.1.1 Definisi Intensitas Penggunaan Internet........................ 12
2.1.2 Sejarah Internet ........................................................... 14
2.1.3 Jenis-jenis Fasilitas Internet ......................................... 15
2.1.4 Waktu Penggunaan Internet ........................................ 16
2.1.5 Intensitas Penggunaan Internet Pada Remaja ............... 18
2.2 Self-Control............................................................................ 19
2.2.1 Pengertian Self-Control ................................................ 19
2.2.2 Aspek-aspek Self-Control............................................. 20
2.2.3 Fungsi Self-Control . .. 22
2.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Self-Control .......... 23


x
2.2.5 Self-control Pada Remaja ............................................. 25
2.2.6 Tugas Perkembangan Remaja .......................................29
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................. 32
2.4 Perumusan Hipotesis .............................................................. 36

BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................... 38
3.1 Pendekatan Penelitian.............................................................. 38
3.2 Variabel Penelitian ................................................................. 39
3.2.1 Identifikasi Variabel..................................................... 39
3.2.2 Definisi Konseptual Variabel 39
3.2.3 Definisi Operasional Variabel .....................................40
3.3 Populasi dan Sampel............................................................... 40
3.3.1 Populasi ........................................................................ 40
3.3.2 Sampel..........................................................................41
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................41
3.4 Pengumpulan Data ................................................................. 42
3.4.1 Alat Ukur Penelitian ..................................................... 42
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ................. 47
3.5.1 Uji Validitas..................................................................47
3.5.2 Uji Reliabilitas............................................................. 47
3.5.3 Hasil Uji Coba Alat Ukur............................................. 47
3.6 Teknik Analisis Data .. 49
3.7 Prosedur Penelitian . 50

BAB 4 HASIL PENELITIAN .................................................................... 51
4.1 Gambaran Umum Responden penelitian.................................. 51
4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....... 51
4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ..................... 51
4.2 Deskripsi Data........................................................................ 52
4.2.1 Kategorisasi Self-Control ............................................... 52
4.2.2 Kategorisasi Intensitas Penggunaan Internet .................. 52



xi
4.3 Hasil Uji Statistik ..................................................................... 54
4.3.1 Hasil Uji t ...................................................................... 54
4.3.2 Hasil Uji Anova .............................................................. 55
4.4 Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 56
4.5 Hasil Uji Regresi ...................................................................... 58

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI & SARAN . 69
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 69
5.2 Diskusi .................................................................................... 71
5.3 Saran ....................................................................................... 74
5.3.1 Saran Teoritis ................................................................ 74
5.3.2 Saran Praktis.................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76

LAMPIRAN

























xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Skor Untuk Pernyataan ........................................................................ 42
Tabel 3.2 : Blue Print Skala Self-control ................................................................ 43
Tabel 3.3 : Penskoran Skala Intensitas Penggunaan Internet .................................. 45
Tabel 3.4 : Blue Print Skala Intensitas Penggunaan Internet ................................... 45
Tabel 3.5 : Klasifikasi Koefisien Reliabilitas .......................................................... 46
Tabel 3.6 : Blue Print Setelah Try Out Skala Self-control ...................................... 47
Tabel 4.1 : Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 51
Tabel 4.2 : Gambaran Responden Berdasarkan Usia ................................................. 51
Tabel 4.3 : Descriptive Statistics ............................................................................ 52
Tabel 4.4 : Tabel Kategori Self-control ..................................................................... 52
Tabel 4.5 : Norma Skor Intensitas Penggunaan Internet ........................................... 53
Tabel 4.6 : Group Statistics ....................................................................................54
Tabel 4.7 : Independent Samples Test .................................................................... 54
Tabel 4.8 : Anova Intensitas Penggunaan Internet .................................................... 55
Tabel 4.9 : Correlations ......................................................................................... 57
Tabel 4.10 : Hasil Uji Regresi Model Summary...................................................... 58
Tabel 4.11 : Hasil Uji Regresi Anova (b)................................................................... 59
Tabel 4.12 : Hasil Uji Regresi Coefficients (a) .......................................................60
Tabel 4.13 : Proporsi Varian Pada Aspek-aspek Self-control ..................................60
Tabel 4.14 : Model Summary Behavioral control....................................................... 61
Tabel 4.15 : Model Summary Cognitive control......................................................... 62
Tabel 4.16 : Model Summary Decisional control........................................................ 63



xiii
Tabel 4.17 : Model Summary Informational control................................................... 63
Tabel 4.18 : Model Summary Retrospective control................................................... 64
Tabel 4.19 : Model Summary Jenis Kelamin.............................................................. 65
Tabel 4.20 : Model Summary Usia............................................................................... 66
Tabel 4.21 : Proporsi Varian Pada Demografi Variabel Self-Control........................... 66


xiv

1



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi yang terus berkembang mengikuti
kebutuhan pasar dimana semua orang membutuhkan satu teknologi yang serba
praktis, cepat dan hemat telah memunculkan satu teknologi yang disebut internet.
Teknologi internet ini telah banyak digunakan oleh banyak kalangan, dari anak-anak
sampai orang tua. Banyak pelajar dan mahasiswa menggunakan internet untuk
berbagai keperluan. Berbagai informasi pun dapat diperoleh dari internet tersebut,
mulai dari informasi mengenai pendidikan dan ilmu pengetahuan, kesehatan,
olahraga, hiburan perdagangan, berita dan lain sebagainya.
Menurut Catur (2009), rata-rata pengguna internet di perkotaan 60% adalah di
bawah 30 tahun. Artinya, sebagian dari mereka adalah dari kalangan anak sekolah,
yang masih muda, yang mungkin saja masih belum terlalu bisa memilah informasi
yang ada. Di kalangan remaja, mereka tidak asing lagi dengan istilah-istilah seperti:
e-mail, browsing, chatting, website, blog, dan sebagainya. Data lain menunjukkan
hampir 30 persen pengguna Internet di Tanah Air berasal dari kalangan remaja
berusia 15-24 tahun. Memang kebanyakan penggunaan internet oleh remaja, baru
sebatas penerimaan/pengiriman e-mail dan chatting. Karena itu, internet sudah bukan
lagi barang yang asing. Dengan bermunculannya warnet (warung internet) yang
menyediakan jasa pelayaran akses internet, atau dengan perangkat bergerak semacam
PDA, Blackberry, atau Smartphone mereka dapat mengakses internet dengan mudah.
Hal ini merupakan perkembangan yang menggembirakan karena mereka dapat
memperoleh informasi untuk memperluas wawasan dalam berbagai bidang.
1 1
2



Para pengguna internet khususnya remaja menggunakan internet untuk berbagai
macam hal, misalnya saja untuk keperluan proses belajar mengajar, bermain game-
online, chatting, atau yang sekarang lagi trend adalah membuka facebook. Menurut Dj
(2008), hasil survey yang dikeluarkan oleh Pew Internet dan American Life Project
yang bermarkas di Washington Pew Research Center, menemukan delapan puluh satu
persen warga Amerika yang berumur 18 dan 29 tahun bermain video games.
Kecenderungan bermain video games lebih dimiliki oleh laki-laki dibanding
perempuan, hasil survey Pew menemukan perbandingan 55% berbanding 50%.
Pengguna internet secara signifikan lebih cenderung untuk bermain games jika
dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan internet, penelitian ini juga
menemukan bahwa 64% dari pengguna internet bermain games sedangkan mereka
yang tidak hanya 20%. Pew melaporkan bahwa data yang diperoleh tentang remaja
didasari dari hasil survey dari 1.102 remaja yang dilakukan antara November 2007
dan Februari 2008.
Menurut Christin (2008), di bidang pendidikan, penggunaan internet dapat
membawa perubahan. Sebelum adanya internet, masyarakat Indonesia terutama
kalangan akademisi tidak mudah mencari sumber informasi. Walaupun berbagai buku
maupun jurnal banyak terdapat di perpustakaan namun belum tentu hal tersebut sesuai
dengan kebutuhan. Kehadiran internet telah mempermudah seseorang untuk
mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan, dimana pun orang tersebut berada
(nasional dan mancanegara).
Sedangkan menurut Chaplin (2008), dalam perkembangannya internet memiliki
peranan penting dalam dunia pendidikan. Komputer dapat digunakan sebagai media
tutorial. Alat peraga dan alat uji yang dapat sangat membantu dalam proses belajar-
mengajar. Bahkan dengan adanya media internet semua terasa lebih mudah.
3



Kemudian menurut Checep (2008), dalam proses belajar mengajar menggunakan
internet itu disebut dengan E-Learning. E-Learning secara harfiah merupakan
akronim dari E and Learning. E = electronic sedang Learning = proses belajar, jadi
E-Learning adalah sistem pembelajaran secara elektronik, menggunakan media
elektronik, internet, komputer dan file multimedia (suara, gambar, animasi dan video).
Sejak internet ditemukan, kehidupan berubah. Sistem komunikasi hingga
hubungan sosial ikut bergeser. Bila dulu komunikasi tatap muka (face to face), kini
orang bergaul melalui jejaring dunia maya. Terakhir melalui Facebook (FB), yang
menawarkan pertemanan gaya baru. Dari keseluruhan situs di dunia, Facebook (FB)
menempati peringkat kelima yang paling sering diakses setelah Yahoo, Google,
Youtube, dan Windows Live. Data ComScore, Mei, 2008, menyebutkan bahwa situs
ini telah digunakan oleh 123,9 juta orang dari seluruh jagad ini. Sejak resmi
ditemukan dan diluncurkan oleh remaja bernama Mark Zuckerberg tahun 2004 lalu,
FB terus menebar virus jejaring sosial virtual di seluruh penjuru dunia, termasuk
Indonesia. Akhirnya jutaan orang merasa menemukan bentuk sosialisasi baru yang
terkesan nyata (Pocket CBN, 2009).
Internet juga semakin banyak digunakan di tempat umum, selain di rumah
maupun di sekolah. Beberapa tempat umum yang menyediakan layanan internet
termasuk perpustakaan, dan internet cafe/warnet (warung internet). Terdapat juga
toko-toko yang menyediakan akses wi-fi, seperti Wifi-cafe. Pengguna hanya perlu
membawa laptop (notebook), atau PDA, yang mempunyai kemampuan wifi untuk
mendapatkan akses internet.
Lewat internet inilah kita bisa mendapatkan berbagai kemudahan untuk berbagai
kebutuhan, seperti mengirim pesan dengan mudah, cepat dan gratis lewat email,
berkomunikasi dengan orang-orang yang jaraknya jauh lewat chatting, bisa
4



mendapatkan berbagai macam informasi yang bisa kita cari hanya lewat mesin
pencari seperti google, ataupun yahoo (Team Cyber, 2008).
Menurut Shafirashastrispasa (2008), keberadaan internet memberi dampak positif
bagi seluruh masyarakat pengguna internet termasuk remaja. Dengan menggunakan
internet, mereka bisa dengan cepat mendapatkan informasi/referensi, mencari tugas-
tugas kuliah atau tugas sekolah, mengirim email, menambah wawasan, sebagai media
komunikasi jarak jauh, memperluas pergaulan, dan juga sebagai tempat penjualan
barang dan jasa. Selain dampak positif, internet juga bisa memberi dampak negatif
bagi kalangan masyarakat khususnya remaja. Misalnya para remaja membuka situs-
situs porno di internet. Ini merupakan salah satu perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh para remaja. Disana mereka bisa melihat gambar-gambar porno, adegan-adegan
yang bisa menggoyahkan iman manusia, dan itu semua dapat merusak moral para
remaja yang merupakan generasi penerus bangsa. Selain itu juga ada situs-situs yang
memunculkan tindakan-tindakan kekerasan, dan kecenderungan munculnya
kecanduan pada internet. Oleh sebab itu, internet bisa berdampak positif dan juga
negatif tergantung bagaimana cara kita menggunakannya.
Hasil penelitian dari Latifah (2004) tentang pengguna internet ,mengungkapkan
bahwa perilaku individu yang berinternet;
1. Log-on lebih dari lima kali sebulan, antara pukul 12-18 WIB selama 91-120
menit, menghabiskan Rp. 5000,- hingga Rp. 10.000,- untuk tiap kali on-line. Log-
on lebih sering seorang diri untuk mencari informasi atau hiburan, rela tidak
makan / minum manakala log-on.
2. Fasilitas searching (dimanfaatkan untuk mencari tugas sekolah/kuliah) dan
browsing paling sering digunakan. Menggunakan e-mail tiga sampai enam (3-6)
kali per bulan dengan kurang dari 10 buah surat masuk tiap harinya. Chatting
5



dengan lawan jenis 30-60 menit dengan topik humor atau hobi tertentu. Ungkapan
jujur dan data diri asli masih dilakukan para chatter.
3. Di kehidupan sehari-hari meluangkan waktu untuk sahabat dan lingkungan
kampusnya. Memiliki dua sampai empat orang teman akrab untuk tertawa
bersama atau mencurahkan isi hati satu sampai dua jam per harinya. Netters
(pengguna internet) datang ke pesta satu kali dalam tiap bulan dan terakhir kali
menghadiri pesta rata-rata sudah lebih dari satu bulan yang lalu.

Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa:

Perilaku individu yang derajat kecanduan internetnya tinggi;
1. Log-on selalu lebih dari lima kali per bulan, pukul 15-18 WIB selama lebih dari
180 menit, dapat menghabiskan uang lebih dari Rp. 25.000,- tiap on-line di warnet
yang memiliki fasilitas komputer canggih dan mengutamakan kenyamanan. Log-
on dapat dilakukan seorang diri ataupun bersama sahabat untuk mencari hiburan
(dapat berupa situs erotik) atau informasi (pendidikan, olahraga) dan sering
menggunakan waktu tidur.
2. Fasilitas browsing (situs hiburan, erotik) dan chatting paling digemari, sedangkan
fasilitas searching digunakan untuk mencari tugas sekolah/kuliah. E-mail
digunakan sekitar tiga sampai enam (3-6) kali per bulan, bahkan dapat lebih dari
15 kali per bulan dengan jumlah surat yang masuk bervariasi (terkadang kurang
dari 10, tapi dapat juga lebih dari 100 per harinya). Chatting dengan lawan jenis
selama sekitar satu sampai lima (1-5) jam atau bahkan lebih dari lima jam dengan
topik hobi tertentu, humor dan erotik. Sering memalsukan identitas diri dan
berbohong di chat-room adalah hal yang lumrah dilakukan.
6



3. Dalam kehidupan sehari-hari meluangkan waktu untuk sahabat dan lingkungan
kampus dengan jumlah waktu yang bervariasi, sering tertawa bersama dan curhat
namun kurang dapat mengungkapkan ekspresi negatif. Datang ke pesta satu atau
dua kali sebulan dan terakhir ke pesta rata-rata sudah satu bulan yang lalu.

Beberapa fenomena di lapangan menunjukkan banyaknya para remaja yang
sering menggunakan fasilitas internet untuk mendapatkan informasi apa pun, bermain
game-online ataupun sekedar untuk chatting. Para remaja tersebut bisa berlama-lama
untuk menghabiskan waktunya untuk bermain internet. Remaja tersebut rela
menghabiskan uang mereka demi kepuasan untuk bermain internet. Mereka tidak bisa
mengendalikan atau mengontrol dirinya dengan baik, padahal mereka sadar apa yang
mereka lakukan adalah sebuah kesalahan. Sebagian individu juga menggunakan
internet hanya untuk mencari tugas, mencari referensi untuk bahan skripsi, mengirim
email, dan lain-lain, mereka biasanya mempunyai budget khusus untuk menggunakan
internet.

Menurut Cheekychicks (2007), dalam menggunakan internet, individu seharusnya
mampu mengontrol dirinya agar tidak berlebihan. Kepuasan yang didapat oleh
khalayak (para remaja) ketika menggunakan internet adalah pemenuhan kepuasan
pengetahuan, kegunaan, kesenangan. Intensitas penggunaan berhubungan sangat
nyata dengan pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan dan kegunaan, hubungan
bermakna tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi intensitas penggunaan
internet maka pemenuhan kepuasan akan pengetahuan, kesenangan, kegunaan pribadi
semakin terpenuhi. Semakin tinggi pula pemenuhan akan pengetahuan dan kepuasan.
Menurut Ghufron (2004), setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat
membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Sebagai salah satu
7



sifat kepribadian kontrol diri pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah
sama. Ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki
kontrol diri yang rendah. Kontrol diri dapat diartikan sebagai suatu aktivitas
pengendalian tingkah laku, pengendalian tingkah laku mengandung makna yaitu
melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu
untuk bertindak. Semakin intens, pengendalian tingkah laku, semakin tinggi pula
kontrol diri seseorang.
Program Meditasi Indonesia (2009) mengatakan, bahwa kontrol diri merupakan
salah satu aspek psikologi yang selalu berkembang sejak kanak-kanak hingga dewasa.
Seorang anak pada umumnya masih belum mempunyai kontrol diri yang baik,
sehingga apa saja yang diinginkan, apa saja yang dipikirkan, dan apa saja yang di
dalam hati, semuanya diekspresikan keluar secara spontan. Ketika menginjak masa
remaja, kemampuan mengontrol diri ini sangat diperlukan, karena dorongan-dorongan
dan nafsu-nafsu keinginannya semakin menggejolak. Terutama dorongan seksual dan
dorongan agresif, jika seorang remaja tidak mempunyai kontrol diri yang baik, maka
dia akan dikuasai oleh dorongan-dorongan ini, sehingga akibatnya timbullah beraneka
ragam macam bentuk kenakalan remaja, misalnya perkelahian, hamil sebelum nikah
dan sebagainya. Kontrol diri ini kalau tidak berkembang dengan baik akan
menghambat proses pendewasaan seseorang, karena salah satu indikasi dari taraf
kedewasaan seseorang adalah sejauh mana kemampuannya mengontrol diri sendiri.
Semakin bertambah dewasa seseorang, maka seharusnya semakin pandai dia
menguasai dan mengendalikan dirinya sendiri.
Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan, bahwa kemampuan mengontrol diri
memungkinkan seseorang untuk berperilaku lebih terarah dan dapat menyalurkan
dorongan dari dalam dirinya secara benar dan tidak menyimpang dari norma dan
8



aturan yang berlaku di masyarakat. Dalam kaitan dengan remaja, kemampuan
mengontrol diri dapat membantu remaja mengendalikan diri dan mengatur
perilakunya sehingga mencegah mereka dari perbuatan menyimpang. Jadi, untuk
dapat mengatasi masalahnya, salah satu kunci pokoknya adalah remaja harus belajar
mengontrol diri terhadap perilaku yang dapat mengarah pada konsekuensi negatif
serta harus belajar mengendalikan emosi dalam dirinya.
Bila mengacu penjelasan sebelumnya, self-control dapat mempengaruhi tindakan
seseorang baik dalam tingkah laku ataupun kondisi emosi. Berdasarkan fenomena
tersebut, membuat penulis tertarik ingin meneliti apakah ada hubungan antara self-
control dengan intensitas penggunaan internet pada remaja akhir.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu permasalahan hanya dibatasi pada:
1. Self-control yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk
membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi
impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Self-control ini meliputi behavioral
control, cognitive control, decisional control, informational control dan
retrospective control.
2. Intensitas penggunaan internet dalam penelitian ini adalah frekuensi dan durasi
penggunaan internet yang dilakukan dalam kurun waktu 1 (satu) minggu oleh
remaja. Penggunaan internet ini meliputi kegiatan fun (bersenang-senang) dan
kegiatan yang bersifat knowledge (pendidikan).
3. Remaja yang dijadikan objek penelitian adalah remaja akhir yang berumur 18
sampai 22 tahun.

9



1.3 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan yaitu:
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara self-control terhadap intensitas
penggunaan internet remaja akhir?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara behavioral control terhadap
intensitas penggunaan internet remaja akhir?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara cognitive control terhadap
intensitas penggunaan internet remaja akhir?
4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara decisional control terhadap
intensitas penggunaan internet remaja akhir?
5. Apakah ada hubungan yang signifikan antara informational control terhadap
intensitas penggunaan internet remaja akhir?
6. Apakah ada hubungan yang signifikan antara retrospective control terhadap
intensitas penggunaan internet remaja akhir?
7. Apakah ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap intensitas
penggunaan internet remaja akhir?
8. Apakah ada hubungan yang signifikan antara usia terhadap intensitas penggunaan
internet remaja akhir?

1.4 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian tentu mempunyai tujuan tertentu, demikian juga dengan penelitian
yang dilakukan ini. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara self-control dan aspeknya yaitu behavioral control,
cognitive control, decisional control, informational control, dan retrospective control,
10



jenis kelamin, usia dengan intensitas penggunaan internet, serta melihat seberapa
besar pengaruh self-control dan aspeknya (behavioral control, cognitive control,
decisional control, informational control, retrospective control, jenis kelamin, usia)
dengan intensitas penggunaan internet remaja akhir.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis
Menjadi masukan dalam pengembangan teori mengenai self-control dan intensitas
penggunaan internet sehingga khazanah psikologi menjadi lebih berkembang, dan
dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian mengenai pengguna internet.

2. Manfaat praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
masyarakat mengenai gambaran individu pengguna internet serta mengetahui sisi lain
dari penggunaan internet sebagai hasil kemajuan teknologi.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan
Berisi uraian mengenai latar belakang masalah, pembatasan
masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB 2 Kajian Teori
Berisi uraian mengenai teori-teori intensitas penggunaan
internet, self-control dan remaja akhir, kerangka berpikir, dan
11



hipotesis. Teori intensitas penggunaan internet terdiri dari
pengertian intensitas penggunaan internet, sejarah internet,
jenis-jenis fasilitas internet, waktu penggunaan internet, dan
intensitas penggunaan internet pada remaja. Teori self-control
mencakup pengertian self-control, aspek-aspek self-control,
fungsi self-control, faktor yang mempengaruhi pengendalian
diri (self-control), self-control pada remaja, dan tugas
perkembangan remaja.
BAB 3 Metode Penelitian
Berisi uraian mengenai pendekatan penelitian, variabel
penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional,
populasi dan sampel, teknik pengambilan sample, pengumpulan
data, uji validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian, teknik
analisa data, dan prosedur penelitian.
BAB 4 Hasil Penelitian
Berisi uraian mengenai gambaran umum responden penelitian,
deskripsi data, uji persyaratan, kategorisasi, serta pengujian
hipotesis, dan hasil uji regresi.
BAB 5 Kesimpulan, diskusi dan saran.






12



BAB 2
KAJIAN TEORI

Pada bab II ini dibahas pengertian internet, intensitas penggunaan internet yang
dilanjutkan dengan pembahasan tentang self-control. Bab ini juga menjelaskan
kerangka berpikir dan hipotesis.

2.1 Intensitas penggunaan internet

Dalam intensitas penggunaan internet ini dibahas tentang definisi intensitas
penggunaan internet, sejarah internet, jenis-jenis fasilitas internet, waktu penggunaan
internet, dan intensitas penggunaan internet pada remaja.

2.1.1 Definisi intensitas penggunaan internet

Intensitas penggunaan internet terdiri atas tiga kata, yaitu intensitas, penggunaan, dan
internet yang akan dijelaskan satu persatu.
Menurut Chaplin (2006), dikatakan bahwa intensitas adalah kekuatan yang
mendukung suatu pendapat atau suatu sikap. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2007), intensitas merupakan keadaan tingkatan atau ukuran
intensnya. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (Daryanto, 1997), penggunaan
adalah proses atau perbuatan cara mempergunakan sesuatu.

Sedangkan Internet (Interconnected Network) adalah kumpulan jaringan
komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Internet juga dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan yang menghubungkan antara
komputer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi data
dan informasi (Priyatno, 2009). Menurut Team Cyber (2008), definisi internet adalah
12
13



kumpulan dari berbagai macam jaringan komputer dan bersama-sama membentuk
suatu jaringan besar.

Sedangkan definisi internet menurut MADCOMS (2008), adalah hubungan antara
satu komputer dengan komputer yang lain dalam jumlah banyak. Kemudian menurut
Marietta Tretter (1995), bahwa internet adalah kumpulan yang luas dari jaringan
komputer besar dan kecil yang saling bersambungan menggunakan jaringan
komunikasi yang ada di seluruh dunia. Menurut Mac Bride (1995), internet adalah
jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan ribuan jaringan
komputer, melalui sambungan telepon umum maupun pribadi (pemerintah maupun
swasta). Secara individual, jaringan komponennya dikelola oleh agen-agen
pemerintah, universitas, organisasi komersial, maupun sukarelawan.

Menurut Ellsworth dan Ellsworth (dalam Abrar, 2003), internet adalah jaringan
besar yang dibentuk oleh interkoneksi jaringan komputer di seluruh dunia melalui
saluran telepon, satelit dan sistem telekomunikasi lainnya. Kalau individu mengakses
internet, maka sesungguhnya dia mengakses sebuah jaringan besar yang dibentuk oleh
interkoneksi jaringan komputer di seluruh dunia. Tidak heran bila dia bisa
memperoleh banyak informasi dalam waktu yang singkat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi intensitas penggunaan internet adalah
seberapa sering (tingkatannya) dan seberapa lama dalam menggunakan atau
mengakses sebuah jaringan yang menghubungkan antara komputer-komputer dan
jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi data dan informasi.



14



2.1.2 Sejarah Internet

Internet bukanlah satu fenomena baru. Jaringan ini dikembangkan oleh beberapa
komputer mainframe yang dihubungkan bersama-sama dalam tahun 1960an sebagai
proyek Agensi Projek Penyelidikan Termaju (ARPA) oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat. Tujuan awal dari pembentukan jaringan ini adalah untuk
menghasilkan satu jaringan yang membolehkan proses pemindahan, pengambilan data
yang terhubung diantara komputer satu dengan komputer lain yang terletak ditempat-
tempat yang berbeda melalui beberapa jalur komunikasi yang berlainan. Karena itu,
fungsi komputer dibuat bentuk dalam kondisi tidak terpusat supaya tidak ada satu
bagian atau kawasan khusus yang dimusnahkan ketika keadaan sedang perang,
sehingga apabila salah satu pusat pengendali komputer hancur tidak akan
menghancurkan system komputer yang lain. Dalam tahun-tahun berikutnya berbagai
macam jaringan komputer dihubungkan kepada ARPANET dan keseluruhan jaringan
tersebut membentuk internet.

Lewat internet inilah kita bisa mendapatkan berbagai kemudahan untuk berbagai
kebutuhan, seperti mengirim pesan dengan mudah, cepat dan gratis lewat email,
berkomunikasi dengan orang-orang yang jaraknya jauh lewat chating ataupun blog,
bisa mendapatkan berbagai macam informasi yang bisa dicari hanya lewat mesin
pencari seperti google, ataupun yahoo.

2.1.3 Jenis-jenis fasilitas internet

Internet mempunyai beberapa fasilitas-fasilitas yang menarik, diantaranya:
a. World Wibe Web (www)
15



World Wibe Web adalah layanan untuk menjelajah dan melihat-lihat halaman web
(browsing). Dengan adanya layanan ini memungkinkan kita untuk mencari informasi,
data, pengetahuan, mencari situs, download dan lain-lain (Priyatno, 2009).
Sedangkan menurut Team Cyber (2008), www adalah layanan yang paling sering
digunakan dan memiliki perkembangan yang sangat cepat karena dengan layanan ini
kita bisa menerima informasi dalam berbagai format (multimedia).
b. Email (electronic mail)
Email adalah sarana kirim mengirim surat melalui jalur internet. E-mail atau surat
elektronik adalah surat melalui media elektronik. Melalui surat elektronik kita dapat
mengirim surat elektronik, baik berupa teks maupun gabungan dengan gambar, yang
dikirimkan dari satu alamat surat elektronik ke alamat lain di jaringan internet
(MADCOMS, 2008).
Menurut Team Cyber (2008), email adalah surat elektronik yang memungkinkan kita
untuk mengirim dan menerima pesan secara elektronik ke segala penjuru dunia yang
memiliki jaringan internet. Dengan email maka kita dapat mengirim pesan dan orang
yang menerima email kita dapat menerima email kita dalam waktu yang hampir
bersamaan. Dengan demikian email lebih efisien daripada berkirim pesan dengan
metode konvensional seperti berkirim surat melalui pos atau kurir yang membutuhkan
waktu mulai dari beberapa jam hingga berminggu-minggu atau bahkan hingga
berbulan-bulan.
c. Chat
Chat adalah komunikasi dengan orang lain secara realtime atau tanpa waktu jeda
dengan mengetikkan kata-kata, menyisipkan simbol, atau gambar. Dengan adanya
layanan chat memungkinkan kita untuk dapat berkenalan dan berkomunikasi melalui
internet dengan orang-orang yang berada di seluruh dunia (Priyatno, 2009).
16



Chatting dapat dilakukan apabila komputer tersebut sudah terinstal software/program
untuk chatting. Singkatnya, definisi chatting menurut Team Cyber (2008) adalah
suatu fasilitas dalam internet untuk berkomunikasi sesame pemakai internet yang
sedang on-line. Komunikasi dapat berupa teks atau suara (chatting voice).
d. Search Engine (Mesin Pencari)
Search Engine adalah website yang menyediakan layanan untuk mencari situs,
gambar, foto dan sebagainya dengan cepat. Terdapat banyak website pencari di
internet antara lain Google, Yahoo, MSN Search dan sebagainya (Priyatno, 2009).
Menurut MADCOMS (2008), mesin pencari atau search engine adalah sebuah situs
yang mampu mencari data web dengan kata kunci / tag dengan query tertentu.
e. Facebook
Facebook merupakan website yang berbasis jaringan sosial yang biasa digunakan
untuk mencari teman dan berkomunikasi melalui internet. Dengan Facebook kita bisa
saling berkirim pesan, menyimpan foto, dan sebagainya (Priyatno, 2009).

2.1.4 Waktu Penggunaan Internet

Mengenai waktu penggunaan internet ini, SWA-Mark Plus & Co (dalam Abrar, 2003)
berdasarkan temuannya pada 1.100 orang pengguna internet, menggolongkan tipe-tipe
pengguna internet berdasarkan lama waktu yang digunakan, ialah sebagai berikut:
a) Pengguna berat (heavy users), yaitu individu yang menggunakan internet selama
lebih dari 40 jam per bulan.
b) Pengguna sedang (medium users), yaitu individu yang menggunakan internet 10-
40 jam per bulan.
c) Pengguna ringan (light users), yaitu individu yang menggunakan internet tidak
lebih dari 10 jam perbulan.
17



Intensitas
Penggunaan Internet
Minggu Bulan Keterangan
Pengguna Berat >10 jam 40 jam Tinggi
Pengguna Sedang 2,5 jam 10 jam 10 40 jam Sedang
Pengguna Ringan <2,5 jam <10 jam Rendah

Menurut Horrigan (2000), terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk
mengetahui intensitas penggunaan internet seseorang, yakni frekuensi internet yang
sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan
oleh pengguna internet.
Menurut Mac Bride (1995), yang dapat dilakukan dengan menggunakan internet
adalah dapat dengan mudah untuk:
a. Mengirimkan surat kepada teman-teman
b. Ikut serta dalam diskusi kelompok komputer
c. Mencari kesenangan khusus (hobi atau obsesi)
d. Men-download file
e. Mencari informasi
f. Mencari di perpustakaan elektronik dengan kata-kata kunci
g. Menonton video klip
h. Mendapatkan berita nasional maupun internasional yang terbaru
i. Ikut main game dengan banyak pemain

2.1.5 Intensitas Penggunaan Internet Pada Remaja

Dalam koran Kompas (Jumat, 20 Maret 2009) terdapat hasil survey tentang
penggunaan internet, yaitu pengguna internet di Indonesia ternyata sebagian besar
cenderung berusia muda. Hasil penelitian Yahoo dan Taylor Nelson Sofres (TNS )
18



Indonesia menunjukkan pengakses terbesar di Indonesia adalah mereka yang berusia
antara 15-19 tahun.
Menurut Subramanian (Kompas, 20 Maret 2009), menyatakan bahwa "dari 2.000
responden yang mengikuti survei tentang penggunaan internet, didapat hasil sebanyak
64 persen adalah anak muda. Sementara pada peringkat dua ditempati oleh
pengguna berusia 20-24 tahun dengan prosentase 42 persen dan urutan terakhir
ditempati usia 45-50 tahun. Tidak hanya itu, masih dari hasil penelitian yang sama, 53
persen dari anak usia 15-19 tersebut ternyata menggunakan mengakses internet dari
warnet.

Menurut Subramanian, hal itu disebabkan oleh mereka mempunyai waktu luang
yang lebih banyak dibanding para pekerja. Dan warnet menjadi pilihan karena belum
banyak masyarakat yang mempunyai internet di rumah. Yang
menarik adalah handphone ataupun PDA manjadi sumber akses internet terbesar
kedua setelah warnet bagi anak usia 15-19 tahun yakni sebesar 19 persen, sedangkan
mengakses di rumah hanya sebesar persen. Mengakses internet di sekolah sebesar 10
persen dan sisanya adalah mengakses menggunakan WiFi dari laptop.

Menurut Subramanian, sementara itu sebesar 83 persen, secara keseluruhan
masyarakat Indonesia masih mengandalkan akses internet melalui warnet.
Lalu, sebanyak 22 persen masyarakat Indonesia menggunakan internet melalui
handphone atau PDA dan baru 19 persen mengakses internet dari kantor. Sedangkan
yang mengakses internet dari rumah hanya sebesar 16 persen.



19



2.2 Self Control

Dalam self-control ini dibahas tentang pengertian self-control, aspek-aspek dari self-
control, fungsi self-control, faktor yang mempengaruhi self-control, self-control pada
remaja, dan tugas perkembangan remaja.

2.2.1 Pengertian self control

Dalam Chaplin (2006), dikatakan bahwa self-control adalah kemampuan untuk
membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi
impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Dalam Kartini Kartono (2000). Self-control
atau kontrol diri adalah mengatur sendiri tingkah laku yang dimiliki.

Menurut Calhoun dan Acocella (1990), kontrol diri atau kendali diri adalah
pengaruh seseorang terhadap, dan peraturan tentang fisiknya, tingkah laku. Dan
proses-proses psikologisnya dengan kata lain sekelompok proses yang mengikat
dirinya. Dalam Goldfried dan Merbaum (1973), self-control adalah proses dimana
seorang individu menjadi pihak utama membentuk, mengarahkan dan mengatur
perilaku yang akhirnya diarahkan pada konsekuensi positif.

Messina & Messina (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), menyatakan bahwa
pengendalian diri adalah seperangkat tingkah laku yang berfokus pada keberhasilan
mengubah diri pribadi, keberhasilan menangkal pengrusakan diri (self-destructive),
perasaan mampu pada diri sendiri, perasaan mandiri (autonomy) atau bebas dari
pengaruh orang lain, kebebasan menentukan tujuan, kemampuan untuk memisahkan
perasaan dan pikiran rasional, serta seperangkat tingkah laku yang terfokus pada
tanggung jawab atas diri pribadi. Menurut Berk (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009),
pengendalian diri adalah kemampuan individu untuk menahan keinginan atau
20



dorongan sesaat yang bertentangan dengan tingkah laku yang tidak sesuai dengan
norma sosial.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa self-control
(pengendalian diri) adalah kemampuan individu untuk menggunakan kehendak atau
keinginannya dalam membimbing tingkah laku sendiri dan menekan atau merintangi
impuls-impuls atau tingkah laku impulsif yang dapat diarahkan pada konsekuensi
positif.

2.2.2 Aspek-aspek Self-Control

Menurut Averill (dalam Sarafino, 1994), terdapat lima jenis tipe mengontrol diri,
yaitu :
a) Behavioral control
Berkaitan dengan kemampuan untuk mengambil tindakan yang konkret untuk
mengurangi dampak stressor. Tindakan tersebut mungkin dapat mengurangi
intensitas peristiwa yang penuh dengan tekanan atau memperpendek jangka
waktu.
Dalam Averill (1973), behavioral control ini diperinci menjadi 2 komponen, yaitu
mengatur pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan memodifikasi
stimulus (stimulus modification).
Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk
menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau
sesuatu di luar dirinya. Individu yang kemampuan mengontrol dirinya baik akan
mampu mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila
tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal.
21



Kemampuan memodifikasi stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui
bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus,
menempatkan tenggang waktu diantara rangkaian stimulus yang sedang
berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya berakhir, dan membatasi
intensitasnya.
b) Cognitive control
Merupakan kemampuan untuk menggunakan proses dan strategi yang sudah
dipikirkan untuk mengubah pengaruh stressor. Ini untuk memodifikasi akibat dari
tekanan-tekanan. Strategi tersebut termasuk dalam hal yang berbeda atau fokus
pada kesenangan atau pemikiran yang netral atau membuat sensasi.
Dalam Averill (1973), cognitive control terdiri atas 2 komponen, yaitu
memperoleh informasi (information gain) dan melakukan penilaian (appraisal).
Dengan informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan yang tidak
menyenangkan individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai
pertimbangan. Melakukan penilaian berarti individu berusaha menilai dan
menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi
positif secara subjektif.
c) Decisional control
Merupakan kesempatan untuk memilih antara prosedur alternatif atau cara
bertindak. Dalam Averill (1973), decisional control merupakan kemampuan
seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang
diyakini atau disetujuinya. Self-control dalam menentukan pilihan akan berfungsi
baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri
individu untuk memilih berbagai kemungkinan.
22



d) Informational Control
Merupakan waktu yang tepat untuk mengetahui lebih banyak tentang tekanan-
tekanan, apa saja yang terjadi, mengapa, dan apa konsekuensi selanjutnya.
Informasi kontrol diri dapat mengurangi tekanan dengan meningkatkan
kemampuan individu untuk memprediksikan dan mempersiapkan atas apa yang
akan terjadi dengan mengurangi ketakutan-ketakutan yang sering dimiliki
seseorang yang tidak terduga.
e) Retrospective Control
Bertujuan untuk meyakinkan tentang apa dan siapa yang mengakibatkan
tekanan-tekanan setelah ini terjadi.

Kelima aspek ini yang digunakan untuk menyusun instrumen self-control.

2.2.3 Fungsi Self-Control (Pengendalian Diri)

Messina dan Messina (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), menyatakan bahwa
pengendalian diri memiliki beberapa fungsi:
a) Membatasi perhatian individu kepada orang lain.
Dengan adanya pengendalian diri, individu akan memberikan perhatian pada
kebutuhan pribadinya pula, tidak sekedar berfokus pada kebutuhan, kepentingan,
atau keinginan orang lain di lingkungannya. Perhatian yang terlalu banyak pada
kebutuhan, kepentingan, atau keinginan orang lain akan menyebabkan individu
mengabaikan bahkan melupakan kebutuhan pribadinya.
b) Membatasi keinginan individu untuk mengendalikan orang lain di lingkungannya.
Dengan adanya pengendalian diri, individu akan membatasi ruang bagi aspirasi
dirinya dan memberikan ruang bagi aspirasi orang lain supaya terakomodasi
secara bersama-sama.
23



c) Membatasi individu untuk bertingkah laku negatif.
Individu yang memiliki pengendalian diri akan terhindar dari berbagai tingkah
laku negatif. Pengendalian diri memiliki arti sebagai kemampuan individu untuk
menahan dorongan atau keinginan untuk bertingkah laku (negative) yang tidak
sesuai dengan norma sosial.
d) Membantu individu untuk memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang.
Individu yang memiliki pengendalian diri yang baik, akan berusaha memenuhi
kebutuhan hidupnya dalam takaran yang sesuai dengan kebutuhan yang ingin
dipenuhinya. Dalam hal ini, pengendalian diri membantu individu untuk
menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup.

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pengendalian Diri (Self-Control)

Menurut Gilliom et al (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), ada beberapa sub-faktor
yang mempengaruhi proses pembentukan pengendalian diri (self-control) dalam diri
individu. Keseluruhan sub-faktor tersebut termasuk dalam faktor emotion regulation
(terdiri dari active distraction, passive waiting, information gathering, comfort
seeking, focus on delay object/task, serta peak anger).

Dijelaskan oleh Gilliom bahwa semakin anak (pada usia 3 tahun) mengalihkan
hal-hal yang menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan cara active
distraction (terdiri dari: anak diajak bermain khayal, mengeksplorasi ruang bermain,
menyalakan-mematikan lampu, diajak bernyanyi, diajak menari, dan sebagainya) serta
dengan cara passive waiting (anak diinstruksikan untuk berdiri ataupun duduk dengan
tenang), maka semakin anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia sekolah) tidak
mampu mengendalikan atau menahan tingkah laku yang bersifat menyakiti,
merugikan atau menimbulkan kekesalan bagi orang lain (externalizing).
24




Namun, pada saat yang bersamaan, bila anak (pada usia 3 tahun) mampu
mengalihkan hal-hal yang menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan
cara passive waiting (menuruti instruksi untuk berdiri atau duduk dengan tenang),
maka semakin anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia sekolah) mampu
bekerja sama dengan orang lain dan mematuhi aturan yang ada.

Sementara itu, bila anak (pada usia 3 tahun) mengalihkan hal-hal yang
menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan cara membicarakan atau
mendiskusikan sumber perasaan frustrasi, memandang sumber perasaan frustrasi, dan
menyatakan bahwa ia ingin berusaha mengakhiri sumber frustrasinya, maka semakin
anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia sekolah) mampu mengendalikan
tingkah laku yang bersifat menyakiti atau merugikan orang lain (externalizing).

Cara focus on delay object/task yang dilakukan oleh anak, apda sisi lain, dapat
menimbulkan efek negatif pada kemampuan pengendalian diri, khususnya pada aspek
cooperation. Artinya, semakin anak (pada usia 3 tahun) mengalihkan hal-hal yang
menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan cara focus on delay
object/task (misalnya, dengan membicarakan sumber perasaan frustrasi, memandang
sumber perasaan frustrasi, dan menyatakan bahwa ia ingin berusaha mengakhiri
sumber frustrasinya), maka semakin anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia
sekolah), kurang mau bekerja sama dan kurang menuruti aturan atau instruksi yang
diberikan kepadanya.
Untuk sub faktor information gathering, Gilliom et al (dalam Singgih D. Gunarsa,
2009), menyatakan bahwa semakin anak (pada usia 3 tahun) mengalihkan hal-hal
yang menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan cara information
25



gathering (mencari tahu dengan menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan
sumber perasaan frustrasinya tanpa menyatakan bahwa ia ingin mengakhiri sumber
frustrasinya), maka semakin anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia sekolah)
mampu menunjukkan assertiveness-nya kepada orang lain. Dengan kata lain, anak
semakin mampu mengungkapkan keinginan atau perasaan kepada orang lain tanpa
menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain tersebut.

Di samping kelima faktor tersebut di atas, ada faktor-faktor lain yang turut
mempengaruhi pengendalian diri (self-control) individu. Oleh karena pengendalian
diri merupakan pengembangan self-regulation pada masa kanak-kanak, dapat
dikatakan bahwa pengendalian diri juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
membentuk self-regulation. Menurut Papalia et al (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009),
faktor-faktor yang turut mempengaruhi pembentukan self-regulation adalah faktor
proses perhatian dan faktor kesadaran terhadap emosi-emosi negatif. Semakin anak
mampu menyadari emosi negatif yang muncul dalam dirinya dan semakin anak
mampu mengendalikan perhatiannya pada sesuatu (attentional process), maka anak
semakin mampu menahan dorongan-dorongan dan mengendalikan tingkah lakunya.

2.2.5 Self-Control Pada Remaja

Menurut Rice (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), masa remaja adalah masa peralihan,
ketika individu tumbuh dari masa anak-anak menjadi individu yang memiliki
kematangan. Pada masa tersebut, ada dua hal penting menyebabkan remaja
melakukan pengendalian diri. Dua hal tersebut adalah:
1. Hal yang bersifat eksternal, yaitu adanya perubahan lingkungan.
Menurut Rice (1999), ada enam aspek yang sedang mengalami perubahan yang
memiliki pengaruh bagi kehidupan masa remaja. Adapun enam aspek tersebut
26



adalah: perubahan dalam penggunaan komputer (computer revolution), perubahan
dalam kehidupan materi (materialistic revolution), perubahan dalam aspek
pendidikan (education revolution), perubahan dalam aspek kehidupan berkeluarga
(family revolution), perubahan dalam aspek kehidupan seks (sexual revolution),
dan peunahan dalam aspek kejahatan atau tindak kriminal yang terjadi (violence
revolution). Dari enam aspek tersebut, aspek-aspek yang perlu dicermati
sehubungan dengan pengendalian diri pada remaja adalah computer revolution,
materialistic revolution, education revolution, sexual revolution, dan violence
revolution.
Perubahan dalam penggunaan komputer (computer revolution), ditandai
dengan adanya fasilitas internet yang tersedia 24 jam sehari, 365 setahun.
Dengan tersedianya fasilitas tersebut remaja sangat diuntungkan. Remaja
dapat memperoleh berbagai pengetahuan atau informasi yang
dibutuhkannya. Namun demikian, bersamaan dengan itu, remaja
mendapatkan dampak negatif dari tersedianya fasilitas internet tersebut.
Menurut McManus (dalam Rice, 1999), ada beberapa efek negatif yang
dialami para remaja akibat cepatnya perubahan dan perkembangan
teknologi internet, yaitu meningkatnya agresivitas dalam kehidupan seks
remaja dan tersitanya sebagian besar waktu remaja untuk bermain
komputer dan menjelajahi internet, sehingga mengakibatkan terisolasinya
hubungan interpersonal remaja dengan lingkungan bahkan dengan orang-
orang terdekat dirumahnya.
Perubahan dalam kehidupan materi (materialistic revolution). Menurut
Rice (1999), kemampuan remaja dalam menghadapi tuntutan kehidupan
materi ini akan mempengaruhi identitas dirinya, yaitu ketika remaja yang
27



merasa kurang mampu menghadapi tuntutan ini akan merasa ditolak oleh
lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, untuk menghadapi kondisi
perubahan kehidupan materi ini, remaja perlu mengendalikan diri dlam
bentuk menunda keinginan sesaat untuk membeli atau mengkonsumsi
berbagai macam barang yang ada disekelilingnya.
Perubahan dalam aspek pendidikan (education revolution). Kemajuan
teknologi dan kehidupan sosial yang semakin kompleks telah
menyebabkan kebutuhan akan pendidikan semakin penting dan
membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menyelesaikan studi
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Lamanya masa pendidikan
yang harus dijalaninya menjadikan pengendalian diri pada masa remaja
sebagai unsur yang penting. Dengan pengendalian diri yang baik, remaja
diharapkan mampu mengendalikan godaan-godaan yang datang selama
masa studi agar mereka dapat berkonsentrasi penuh pada bidang studinya.
Perubahan dalam kehidupan seks (sexual revolution). Dalam menghadapi
sexual revolution, remaja memerlukan mekanisme pengendalian diri yang
baik. Dalam hal ini, pengendalian diri yang baik, berarti remaja mampu
mengendalikan hasrat seksual dan dorongan biologisnya yang sedang
timbul.
Perubahan dalam bidang kekerasan (violence revolution). Rice (dalam
Singgih D. Gunarsa, 2009), mengemukakan bahwa hal-hal yang termasuk
dalam bidang kekerasan yang dilakukan remaja antara lain adalah
perkosaan, perampokan, pemukulan, pembunuhan, dan perilaku kriminal
seperti penggunaan obat terlarang. Untuk mencegah agar remaja tidak
masuk ke dalam arus perubahan dalam bidang kriminal ini, remaja
28



perlu memiliki kemampuan pengendalian diri yang memadai. Dengan
kemampuan pengendalian diri yang baik, remaja diharapkan mampu
mengendalikan dan menahan tingkah laku yang bersifat menyakiti dan
merugikan orang lain atau mampu mengendalikan serta menahan tingkah
laku yang bertentangan dengan norma-norma sosial berlaku.

2. Masa Badai dan Tekanan bagi Remaja (Storm & Stress)
Menurut Arnett (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), pentingnya pengendalian diri
bagi remaja, juga didasari oleh fenomena bahwa masa remaja sering kali dikenal
sebagai masa badai dan tekanan. Ada tiga elemen kunci yang termasuk dalam
konsep masa badai dan tekanan ini adalah:
Konflik dengan orangtua, sering sekali diisi dengan permasalahan seputar
larangan-larangan yang berasal dari orangtua kepada remaja.
Gangguan suasana hati, remaja lebih sering mengalami gangguan suasana
hati dibandingkan pada saat masa anak-anak. Menuru Larson & Richards,
remaja memang mengalami suasana hati yang positif. Namun demikian,
bila ditinjau dari frekuensi suasana hati yang timbul, remaja cenderung
lebih sering mengalami suasana hati yang negatif.
Kecenderungan remaja untuk melakukan tingkah laku yang berisiko.
Tingkah laku berisiko didefinisikan sebagai tingkah laku yang secara
potensial dapat menyebabkan celaka atau kesulitan pada orang lain
maupun pada diri sendiri.



29



2.2.6 Tugas Perkembangan Remaja
Istilah adolescence, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental,
emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget, bahwa secara
psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih
tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah
hak (Hurlock, 1980).

Menurut Andi Mappiare (1982), rentangan usia yang biasanya terjadi dalam masa
ini (untuk remaja Indonesia) adalah antara 17 sampai 21 tahun bagi wanita, dan 18
sampai 22 tahun bagi pria. Dalam rentangan masa itu terjadi proses penyempurnaan
pertumbuhan fisik dan perkembagan aspek-aspek psikis yang telah dimulai sejak
masa-masa sebelumnya.

Menurut Hurlock (1980), ciri-ciri masa remaja:
1. Masa remaja sebagai periode yang penting
2. Masa remaja sebagai periode peralihan
3. Masa remaja sebagai periode perubahan
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Dalam Yulia Singgih D. Gunarsa (2008), harapan masyarakat terhadap remaja
dapat dipenuhi melalui suatu proses bersinambung dalam menjalankan tugas-tugas
30



perkembangan. Sebagai hasil dari kerja timbale balik yang majemuk antara
pertumbuhan dari dalam dan perangsangan dari lingkungan akan bermunculan
serangkaian perilaku baru menuju tercapainya masa dewasa. Tergantung dari reaksi
lingkungan dan pemahaman lingkungan terhadap munculnya perubahan-perubahan
itulah, akan timbul atau tidak masalah bagi remaja.
Beberapa tugas perkembangan bagi remaja:
1. Memperoleh kebebasan emosional
Agar menjadi seorang dewasa yang dapat mengambil keputusan dengan
bijaksana, remaja harus memperoleh latihan dalam mengambil keputusan secara
bertahap. Perlu menghadapi pilihan-pilihan dari yang ringan sampai yang berat,
dengan jangkauan jauh ke masa depan.
Remaja perlu merenggangkan ikatan emosional dengan orangtua, supaya
belajar memilih sendiri dan mengambil keputusan sendiri. Usaha memperoleh
kebebasan emosional ini sering disertai perilaku pemberontakan dan melawan
keinginan orangtua.
Tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan-pertentangan
dalam keluarga. Dengan bekal kebebasan emosional berlandaskan kemampuan
membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik, apa yang patut dipilih, apa
yang harus dihindari, tujuan maan yang harus dikejar dan tindakan atau keputusan
mana sebaiknya diambil, remaja dapat bergaul dan menjalankan tugas
perkembangan selanjutnya.
2. Mampu bergaul
Dalam mempersiapkan diri untuk masa dewasa, remaja harus belajar beraul
dengan teman sebaya dan tidak sebaya, sejenis maupun tidak sejenis. Dalam usaha
memperluas pergaulan, remaja sering menghadapi berbagai macam keadaan,
31



mengalami pengaruh lingkungan baik yang mengarahkan maupun yang
mengombang-ambingkannya.
3. Menemukan model untuk identifikasi
Remaja pada masa ini sedang merenggangkan diri dari ikatan emosional
dengan orangtuanya. Menurut Erikson (dalam Yulia Singgih D. Gunarsa, 2008),
pada masa ini remaja harus menemukan identitas diri. Ia harus memiliki gaya
hidup sendiri, yang bisa dikenal dan ajek walaupun mengalami berbagai macam
perubahan.
Secara bertahap remaja memilih dan memenuhi kewajiban dan persyaratan
berhubung dengna ikatan-ikatan pribadi berkaitan dengan keyakinan hidup yang
telah dipilihnya dan pekerjaanya. Dengan demikian gaya hidup yang khas baginya
akan jelas terlihat dari terbentuknya identitas diri dalam menduduki tempatnya
di masyarakat. Ikatan pribadi pada masa ini sangat penting untuk pembentukan
identitas diri.
4. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
Remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan luar dan dalam.
Lingkungan luar dan pengaruhnya kadang-kadang perlu dihambat dan dicegah,
supaya tidak terlalu besar perangsangannya terutama bila bersifat negatif.
Demikian pula dengan lingkungan dalam diri yang mempengaruhi munculnya
perilaku yang tidak bisa ditoleransikan oleh umum, oleh masyarakat harus
dikendalikan dan dicegah pemunculannya.
Lingkungan dalam remaja penuh gejolak perasaan, keinginan dan dorongan
yang bisa tersalur dalam perilakunya. Landasan dan petunjuk perilaku yang baru
dibentuk kembali. Perlu skala nilai baru dan sistem norma yang mengarahkan
perilaku dan mengendalikan bahkan mencegah keinginan-keinginan yang tidak
32



bisa diterima umum. Skala nilai dan norma yang baru bisa diperolehnya melalui
proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya. Tokoh masyarakat yang
dianggapnya berhasil dalam kehidupannya.
5. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan
Seorang anak masih bersifat egosentris. Segala hal dipandang dari sudut
pandangnya sendiri, terpusat pada keinginan dan kebutuhan sendiri. Reaksi dan
tingkah lakunya sangat dipengaruhi oleh emosi dan kebutuhannya, sehingga sulit
menangguhkan terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu. Sebaiknya seorang remaja
diharapkan bisa meninggalkan kecenderungan, keinginan untuk menang sendiri.
Sepanjang masa peralihan ini, remaja harus belajar melihat dari sudut pandang
orang lain. Egosentrisme harus dikikis, supaya perhatian dan tujuan hidupnya
lebih diarahkan kepada tanggung jawab atas kesejahteraan orang lain.

2.3 Kerangka Berpikir
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi yang terus berkembang mengikuti
kebutuhan pasar dimana semua orang membutuhkan satu teknologi yang serba
praktis, cepat dan hemat telah memunculkan satu teknologi yang disebut internet.
Teknologi internet ini telah banyak digunakan oleh banyak kalangan, dari anak-anak
sampai orang tua. Banyak pelajar dan mahasiswa menggunakan internet untuk
berbagai keperluan. Berbagai informasi pun dapat diperoleh dari internet tersebut,
mulai dari informasi mengenai pendidikan dan ilmu pengetahuan, kesehatan,
olahraga, hiburan perdagangan, berita dan lain sebagainya.

Kepuasan yang didapat oleh khalayak (para remaja) ketika menggunakan internet
adalah pemenuhan kepuasan pengetahuan, kegunaan, kesenangan. Intensitas
penggunaan berhubungan sangat nyata dengan pemenuhan kebutuhan akan
33



pengetahuan dan kegunaan, hubungan bermakna tersebut bersifat positif artinya
semakin tinggi intensitas penggunaan internet maka pemenuhan kepuasan akan
pengetahuan, kesenangan, kegunaan pribadi semakin terpenuhi. Semakin tinggi pula
pemenuhan akan pengetahuan dan kepuasan. Para pengguna internet khususnya
remaja menggunakan internet untuk berbagai macam hal, misalnya saja untuk
keperluan proses belajar mengajar, bermain game-online, chatting, atau yang
sekarang lagi trend adalah membuka facebook.

Rata-rata pengguna internet di perkotaan 60% adalah di bawah 30 tahun. Artinya,
sebagian dari mereka adalah dari kalangan anak sekolah, yang masih muda, yang
mungkin saja masih belum terlalu bisa memilah informasi yang ada. Di kalangan
remaja, mereka tidak asing lagi dengan istilah-istilah seperti: e-mail, browsing,
chatting, website, blog, dan sebagainya. Data lain menunjukkan hampir 30 persen
pengguna Internet di Tanah Air berasal dari kalangan remaja berusia 15-24 tahun.
Pengguna internet secara signifikan lebih cenderung untuk bermain games jika
dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan internet, penelitian ini juga
menemukan bahwa 64% dari pengguna internet bermain games sedangkan mereka
yang tidak hanya 20%.

Dalam menggunakan internet, individu seharusnya mampu mengontrol
dirinya agar tidak berlebihan. Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat
membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Kontrol diri (self-
control) adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan
untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Self-control
ini meliputi behavioral control, cognitive control, decisional control, informational
34



control dan retrospective control. Kontrol diri pada suatu individu dengan individu
yang lain tidaklah sama. Ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu
yang memiliki kontrol diri yang rendah. Dalam menggunakan internet, individu
seharusnya mampu mengontrol dirinya agar tidak berlebihan.

Behavioral control, berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam
mengontrol dirinya dan mengendalikan situasi atau keadaan ketika sedang
menggunakan internet. Cognitive control, berkaitan dengan kemampuan seseorang
dalam menilai dan menafsirkan suatu keadaan dengan cara memperhatikan segi-segi
positif secara subjektif. Decisional control, berkaitan dengan kemampuan seseorang
untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau
disetujuinya. Informational control, berkaitan dengan kemampuan individu untuk
memprediksi dan mempersiapkan atas apa yang akan terjadi dengan mengurangi
ketakutan-ketakutan yang sering dimiliki seseorang yang tidak terduga. Retrospective
control, bertujuan untuk meyakinkan tentang apa dan siapa yang mengakibatkan
tekanan-tekanan yang telah terjadi.









35



Kerangka pemikiran pada penelitian ini yaitu :


























Behavioral control
Cognitive control
Decisional control
Informatinal control
Retrospective control
Jenis kelamin
Usia
Intensitas penggunaan
internet
Self-control
36



2.4 Perumusan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ha
1
: Ada hubungan yang signifikan antara self-control terhadap intensitas
penggunaan internet remaja akhir
Ho
1
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara self-control terhadap intensitas
penggunaan internet remaja akhir
Ha
2
: Ada hubungan yang signifikan antara behavioral control terhadap intensitas
penggunaan internet remaja akhir
Ho
2
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara behavioral control terhadap
intensitas penggunaan internet remaja akhir
Ha
3
: Ada hubungan yang signifikan antara cognitive control terhadap intensitas
penggunaan internet remaja akhir
Ho
3
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara cognitive control terhadap
intensitas penggunaan internet remaja akhir
Ha
4
: Ada hubungan yang signifikan antara decisional control terhadap intensitas
penggunaan internet remaja akhir
Ho
4
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara decisional control terhadap
intensitas penggunaan internet remaja akhir
Ha
5
: Ada hubungan yang signifikan antara informational control terhadap intensitas
penggunaan internet remaja akhir
Ho
5
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara informational control terhadap
intensitas penggunaan internet remaja akhir
Ha
6
: Ada hubungan yang signifikan antara retrospective control terhadap intensitas
penggunaan internet remaja akhir
37



Ho
6
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara retrospective control terhadap
intensitas penggunaan internet remaja akhir
Ha
7
: Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap intensitas
penggunaan internet remaja akhir
Ho
7
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap intensitas
penggunaan internet remaja akhir
Ha
8
: Ada hubungan yang signifikan antara usia terhadap intensitas penggunaan
internet remaja akhir
Ho
8
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia terhadap intensitas
penggunaan internet remaja akhir
38



BAB 3
METODE PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai metode dan pendekatan penelitian, variabel
penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional, populasi dan sampel, sampel
dan teknik pengambilan sampel, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data,
prosedur penelitian.

3.1 Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Gay
(dalam Sevilla, 1993) metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan
data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut
keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Tujuan utama
dalam menggunakan metode ini menurut Travers (dalam Sevilla, 1993) adalah untuk
menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian
dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

Sedangkan jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah penelitian
korelasional. Penelitian Korelasional (dalam Sevilla,1993) adalah metode yang
dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam
suatu populasi. Melalui penelitian ini kita dapat memastikan berapa besar yang
disebabkan oleh satu variabel dalam hubungannya dengan variasi yang disebabkan
oleh variabel lain.





39



3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Identifikasi Variabel
Menurut Kerlinger (2006), variabel adalah simbol atau lambang yang padanya
kita melekatkan bilangan atau nilai. Penelitian ini melibatkan dua jenis variabel yaitu
variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel)

1. Variabel Bebas (Independent Variabel), yaitu self-control
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel), yaitu intensitas penggunaan internet

3.2.2 Definisi Konseptual Variabel
Definisi Konseptual (dalam Kerlinger, 2006) adalah mendefinisikan suatu
konstruk atau variabel dengan menggunakan konstruk-konstruk lain.
a. Self-Control
Self-control (pengendalian diri) adalah kemampuan individu untuk menggunakan
kehendak atau keinginannya dalam membimbing tingkah laku sendiri dan menekan
atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif yang dapat diarahkan pada
konsekuensi positif.
b. Intensitas Penggunaan Internet
Intensitas penggunaan internet adalah seberapa sering (tingkatannya) dan seberapa
lama dalam menggunakan atau mengakses sebuah jaringan yang menghubungkan
antara komputer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling
berbagi data dan informasi. Frekuensi penggunaan internet yang dilakukan dalam
kurun waktu satu minggu.



40



3.2.3 Definisi Operasional Variabel
Menurut Kerlinger (2006), definisi operasional adalah melekatkan arti pada suatu
konstruk atau variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-
tindakan yang perlu untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut.

a. Self-Control
Definisi operasional self -control adalah skor yang diperoleh dari skala self -
control. Aspek-aspek self- control dalam penelitian ini didasarkan pada konsep
Averill, (dalam Sarafino, 1990) yaitu: behavioral control, cognitive control,
decisional control, informational control, dan retrospective control.

b. Intensitas penggunaan internet
Definisi operasional intensitas penggunaan internet adalah skor yang diperoleh
dari skala intensitas penggunaan internet. Intensitas penggunaan internet dalam
penelitian ini adalah frekuensi dan durasi.

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Kerlinger (dalam Sevilla, 1993) mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan
anggota, kejadian atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik. Sedangkan
Gay (dalam Sevilla dkk, 1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok di mana
peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia sekitar 18 sampai 22 tahun
dengan jumlah sebanyak 400 orang.



41



3.3.2 Sampel
Menurut Ferguson (dalam Sevilla dkk, 1993) sampel adalah beberapa bagian
kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Untuk jumlah sampel, peneliti
menggunakan ukuran minimum yang ditawarkan oleh Gay, bahwa untuk penelitian
korelasi diambil 30 subjek atau lebih (Sevilla, 1993). Menurut Gay (dalam Sevilla,
1993) ukuran sampel dalam penelitian deskriptif korelasional adalah 30 subjek.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 70 subjek karena untuk menganalisa data
penetapan sampel yang besar lebih mengurangi bias yang timbul dibandingkan
dengan menggunakan sampel dalam jumlah sedikit. Selain itu distribusi frekuensi dari
data dengan jumlah sampel besar dan tidak kurang dari 30 subjek akan mendekati
penyebaran sampel.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Ary, Jacob dan Razavieh (dalam Sevilla,1993) teknik pengambilan
sampel adalah suatu proses yang meliputi pengambilan sebagian dari populasi,
melakukan pengamatan pada populasi secara keseluruhan. Dalam penelitian ini,
tekhnik yang digunakan adalah purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan individu yang sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan
peneliti (Sugiyono, 2009). Adapun yang menjadi karateristik sampel dalam penelitian
ini, sebagai berikut :
1. Remaja laki-laki atau perempuan
2. Berusia 18-22 tahun
3. Dapat menggunakan internet



42



3.4 Pengumpulan Data
3.4.1 Alat Ukur Penelitian
Alat ukur penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data berupa angket
yang terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Bagian pertama berisi skala Self-control yang diambil berdasarkan aspek-aspek
self-control (dalam Sarafino, 1990) yaitu: behavioral control, cognitive control,
decisional control, informational control, dan retrospective control.
Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan peneliti adalah skala
Likert. Untuk variabel self-control, peneliti menggunakan skala Likert yang
berupa pernyataan pendapat disajikan kepada responden yang memberikan
indikasi pernyataan setuju atau tidak setuju. Biasanya responden memberi tanda
pada skala 1 sampai 4 sebagai alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk alternatif jawaban ragu-
ragu atau netral (R) tidak digunakan agar mengurangi pengaruh kecenderungan
sentral dan mendorong responden untuk memutuskan sendiri apakah positif atau
negatif (dalam Sevilla, 1993). Adapun skor pada alternatif jawaban yang telah
disediakan adalah:
Tabel 3.1
Skor Untuk Pernyataan
Favorable Skor Unfavorable Skor
Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 3 Setuju (S) 2
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3
Sangat Tidak Setuju
(STS)
1 Sangat Tidak Setuju
(STS)
4

43



Skala Self-control digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang remaja dapat
mengontrol dirinya dalam menggunakan internet. Adapun jumlah item yang
digunakan dalam skala ini adalah sebanyak 60 item.

Berikut ini adalah tabel skoring pernyataan dan tabel blue print skala self-control.
Tabel 3.2
blue print skala self-control
No Variabel Sub Variabel Indikator Fav (F) Unfav (UF)
1. Self-Control 1.1 Behavioral
Control

a. tindakan konkrit
untuk mengurangi
dampak stressor
b. mengatur
pelaksanaan untuk
mengendalikan
situasi/keadaan
dirinya
sendiri/sesuatu di
luar dirinya
c. memodifikasi
stimulus dengan
cara
mencegah/menjau
hi stimulus, serta
membatasi
intensitasnya

1, 3, 5,
7,9, 11,
13, 15
2, 4, 6, 8,
10,12, 14,
16
1.2 Cognitive
Control
a. menggunakan
strategi untuk
mengubah
pengaruh stressor
b. mengalihkan
pikiran negatif
ke hal-hal yang
positif/menyenan
gkan
c. memperoleh
informasi untuk
mengantisipasi
suatu keadaan
yang tidak
menyenangkan
d. menilai dan
menafsirkan suatu
17, 19,
21, 23,
24, 25,
26, 28,
30, 31
18, 20, 22,
27, 29
44



keadaan/peristiwa
yang terjadi dari
segi positif
1.3 Decisional
Control
a. Mampu
mengambil
keputusan yang
tepat
32, 35,
36, 38,
39
33, 34, 37,
40, 41
1.4 Informational
Control
a. Dapat
memprediksi &
mempersiapkan
hal-hal yang akan
terjadi
b. Dapat
mengurangi
ketakutan-
ketakutan yang
tidak terduga

42, 43,
45, 46,
47, 50,
51, 52
44, 48, 49
1.5 Retrospective
Control
a. Individu
menyalahkan diri
sendiri & orang
lain untuk dapat
mengurangi
kekhawatiran
b. Mengambil
makna dari
setiap kejadian
54, 55,
56, 57,
58
53, 59, 60
Jumlah 36 24


2. Bagian kedua berisi skala intensitas penggunaan internet. Bentuk alat ukur
berupa skala likert yang terdiri dari 12 item yang keseluruhannya berbentuk
pernyataan favorable. Tidak ada item yang berbentuk unfavorable, sehingga
tidak ada item yang diberi penilaian secara terbalik. Subjek diminta untuk
memilih salah satu kategori dari 3 kategori jawaban yang mewakili dirinya
yaitu, dengan cara meng check list., Pengkategorian pada batas tertinggi untuk
skor jawaban tertinggi yaitu 3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
3.3 sebagai berikut:

45



Tabel 3.3
Penskoran Skala Intensitas Penggunaan Internet
Jawaban A B C
Favorable 3 2 1

Untuk mengukur variabel intensitas penggunaan internet digunakan skala yang
peneliti buat sendiri berdasarkan sumber-sumber intensitas yaitu dari frekuensi
dan durasi menggunakan internet yang peneliti buat sendiri, berdasarkan aspek
frekuensi dan durasi remaja dalam menggunakan internet. Adapun skala intensitas
penggunaan internet adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Blue print skala intensitas penggunaan internet
No Variabel Sub
Variabel
Indikator
1 Intensitas
Penggunaan
Internet
Frekuensi a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali
Durasi a. > 10 jam
b. 2,5 jam-10 jam
c. < 2,5 jam












46



3.4.2 Teknik Uji Instrument Penelitian
Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu akan dilakukan uji instrument
(try out) pada 60 mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kemudian tidak akan
diikutsertakan dalam penelitian yang sesungguhnya. Uji coba (try out) akan
dilaksanakan pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah dengan karakteristik usia 18-
22 tahun.
Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu:
Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan
oleh instrument pengukuran (dalam Sevilla, 1993). Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan SPSS versi 11,5 untuk menguji reliabilitas data.
Tabel 3.5
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Sangat Reliabel 0.9
Reliabel 0,7-0,9
Cukup Reliabel 0,4-0,7
Kurang Reliabel 0,2-0,4
Tidak Reliabel 0,2




47



Validitas
Menurut Sevilla (1993) validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang
pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Pada penelitian ini uji validitas
menggunakan SPSS versi 11,5.

3.4.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan jumlah
total keseluruhan item sebanyak 72 item dari dua skala yaitu skala self-control yang
berjumlah 60 item dan skala intensitas penggunaan internet yang berjumlah 12 item.
a. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrument dilakukan pada dua jenis skala yang digunakan dalam
penelitian, yaitu uji validitas skala self-control dan uji validitas skala intensitas
penggunaan internet. Pada skala perilaku konsumtif, dari 60 item yang di uji
cobakan, terdapat 31 item yang valid dan sisanya 29 item yang tidak valid.
Tabel 3.6
blue print setelah try out skala self-control
No Variabel Sub Variabel Indikator Fav (F) Unfav (UF)
1. Self-
Control
1.1 Behavioral
Control

a. tindakan konkrit
untuk
mengurangi
dampak stressor
b. mengatur
pelaksanaan
untuk
mengendalikan
situasi/keadaan
dirinya
sendiri/sesuatu di
luar dirinya
c. memodifikasi
stimulus dengan
cara
1, *3,
*5,
*7,9,
11,
*13, 15
*2, 4, *6, 8,
*10,*12, 14,
16
48



mencegah/menja
uhi stimulus,
serta membatasi
intensitasnya
1.2 Cognitive
Control
a. menggunakan
strategi untuk
mengubah
pengaruh
stressor
b. mengalihkan
pikiran negatif
ke hal-hal yang
positif/menyena
ngkan
c. memperoleh
informasi untuk
mengantisipasi
suatu keadaan
yang tidak
menyenangkan
d. menilai dan
menafsirkan
suatu
keadaan/peristiw
a yang terjadi
dari segi positif
*17,
19, 21,
*23,
*24,
25, 26,
*28,
*30, 31
*18, 20,
*22, 27, *29
1.3 Decisional
Control
a. Mampu
mengambil
keputusan yang
tepat
*32,
35,
*36,
*38, 39
*33, 34, 37,
*40, 41
1.4
Informati
onal Control
c. Dapat
memprediksi &
mempersiapkan
hal-hal yang akan
terjadi
d. Dapat
mengurangi
ketakutan-
ketakutan yang
tidak terduga

42,
*43,
*45,
46,
*47,
50, 51,
*52
*44,*48,
*49
1.5
Retrospe
ctive
Control
c. Individu
menyalahkan
diri sendiri &
orang lain untuk
dapat
mengurangi
kekhawatiran
*54,
55,
*56,
57, 58
53, *59, 60
49



d. Mengambil
makna dari
setiap kejadian
Jumlah 36 24
Keterangan : *item yang valid


3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian deskriptif korelasional, besar atau tingginya hubungan antar
variabel dinyatakan dengan koefisien korelasi. Untuk mengukur keeratan hubungan
antara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua variabel, maka
dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment Pearson, dengan
penghitungannya menggunakan program SPSS versi 11,5. Adapun rumus korelasi
Product Moment Pearson adalah :
) y ( ) x (
xy
r
2 2
xy


Keterangan :
r
xy
= Korelasi antara skor subjek pada item dan skor total subjek
xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
y = Jumlah seluruh skor total
x = Jumlah skor item

3.6 Prosedur Penelitian
1. Tahap penelitian
Tahap persiapan dimulai dengan perumusan masalah, menentukan variabel
penelitian, melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan
landasan teoritis yang tepat, menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur
50



yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu skala self-control dan intensitas
penggunaan internet.
2. Tahap uji coba
Peneliti menyebarkan angket ke responden uji coba. Uji coba dilaksanakan di
Fakultas UIN Syarif Hidayatullah. Setelah data terkumpul, peneliti mengolah data
yang sudah terkumpul sehingga di peroleh item-item yang reliabel dan valid untuk
digunakan pada penelitian.
3. Pengambilan data
Menentukan sampel penelitian, memberikan penjelasan mengenai tujuan
penelitian dan meminta kesediaan subjek untuk mengisi kuesioner penelitian serta
melakukan pengambilan data dengan memberikan alat ukur yang telah disiapkan.
4. Pengolahan data
Melakukan skoring untuk setiap hasil skala yang telah di isi oleh responden
penelitian.













51



BAB 4
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum responden penelitian, deskripsi
data, uji persyaratan, pengujian hipotesis, dan uji regresi.

4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Psikologi Non
regular dengan sampel sebanyak 50 orang.
4.1.1 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1
Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 29 41.43%
Perempuan 41 58.57%
Jumlah 70 100%

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 70 orang, 29 orang berjenis
kelamin laki-laki (41.43%) dan 41 orang yang berjenis kelamin perempuan (58.57%).

4.1.2 Gambaran responden berdasarkan usia
Tabel 4.2
Gambaran responden berdasarkan usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
18 9 13%
19 30 43%
20 23 33%
21 5 7%
22 3 4%
Jumlah 70 100%

52



Dari 70 responden yang diteliti berdasarkan usia pada penelitian ini, diketahui
bahwa responden berasal dari usia yang berbeda, mulai dari usia 18 tahun sampai
dengan 22 tahun. Dan yang paling banyak menggunakan internet adalah responden
yang berusia 19 tahun dengan persentase sebesar 43%.

4.2 Deskripsi data
Pada skala self-control diketahui nilai mean adalah 98.5000 dan standar deviasinya
adalah sebesar 7.13585. Sedangkan pada skala intensitas penggunaan internet
diketahui nilai mean adalah 25.3429 dan standar deviasinya adalah sebesar 2.72873.
Berikut ini adalah tabel descriptive statistics:

Tabel 4.3
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation
Self-control 98.5000 7.13585

Intensitas
penggunaan
internet
25.3429 2.72873





4.2.1 Kategorisasi Self-control
Untuk mengetahui tingkat self-control pada responden, peneliti menggunakan
kategorisasi rentang untuk setiap responden. Rentang dibagi menjadi tiga interval
dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun tingkat self-control pada
responden, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Tabel kategori self-control
Kategori Nilai

Angka Frekuensi %
Tinggi
X > M + 1 SD

> 106 10 14%
53



Sedang M 1 SD > X > M + 1 SD 92-105 48 69%
Rendah
X < M 1 SD

< 91 12 17%
Jumlah 70 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan lebih dari separuh responden memiliki self-
control yang sedang dengan skor self-control berkisar antara 92-105, artinya perilaku
self-control pada sebagian besar responden tidak begitu tinggi namun juga tidak
begitu rendah.

4.2.2 Kategorisasi intensitas penggunaan internet
Untuk mendapatkan rentang skor pertama diari nilai terkecil dan terbesar yang paling
mungkin didapat responden. Karena jumlah item yang ada berjumlah 8 dengan pilihan
jawaban terentang antara 1-3, maka nilai terkecil yang bisa didapat responden adalah
sebesar 18 dan nilai tertinggi sebesar 29. Jarak ini kemudian dibagi 3 sesuai dengan
jumlah kategori yang peneliti kehendaki yang hasilnya sebesar 3,7.
Setelah itu peneliti membuat norma skor untuk intensitas penggunaan internet. Untuk
lebih jelasnya Tabel 4.5 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.5
Norma Skor Intensitas Penggunaan Internet
Interpretasi Interval Skor Frekuensi Persentase
Tinggi 25,4-29 37 53%
Sedang 21,7-25,3 26 37%
Rendah 18-21,5 7 10%
Jumlah 70 100%



54



Berdasarkan penggolongan kategori di atas, diketahui bahwa sebagian besar
(53%) memiliki tingkat intensitas penggunaan internet yang tinggi sebesar 37 orang,
tingkat intensitas penggunaan internet yang sedang berjumlah 26 orang dengan
persentase 37%. Sedangkan untuk kategori yang termasuk rendah dalam
menggunakan internet berjumlah 7 orang dengan persentase 10%.

4.3 Hasil Uji Statistik
4.3.1 Hasil Uji t
Uji t ini digunakan untuk mengetahui perbedaan pada dua kelompok antara
jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam uji t ini peneliti menggunakan uji
Indenpendent Sample Test dan perhitungannya menggunakan sistem komputerisasi
SPSS versi 11.5. Hasil uji t ini, didapatkan hasil :
Tabel 4.6
Group Statistics
jenis kelamin N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Laki-laki 29 24.7241 2.83973 .52732 intensitas
penggunaan
internet
Perempuan
41 25.7805 2.59338 .40502

Tabel 4.7
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference





Lower Upper
Intensitas
pengguna
an
internet
Equal
variance
s
assumed
.377 .541 -1.614 68 .111 -1.0563 .65452 -2.36243 .24973
55




Dari hasil perhitungan diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
mean skor variabel intensitas penggunaan internet antara jenis kelamin laki-laki dan
perempuan dengan taraf signifikansi 0,118 > 0,05. Dengan demikin dapat dikatakan
tidak terdapat perbedaan intensitas penggunaan internet yang signifikan antara
responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden berjenis kelamin
perempuan. Artinya baik responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden
yang berjenis kelamin perempuan memiliki tingkat intensitas penggunaan internet
yang sama.

4.3.2 Hasil Uji Anova
Uji anova yang digunakan yaitu menggunakan One Way Anova dan
perhitungannya menggunakan sistem komputerisasi SPSS versi 11.5. Hasil uji t ini,
didapatkan hasil :
Tabel 4.8
ANOVA

Intensitas penggunaan internet

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 32.069 4 8.017 1.082 .373
Within Groups 481.703 65 7.411
Total 513.771 69


Equal
variance
s not
assumed
-1.589 56.915 .118 -1.0563 .66491 -2.38786 .27516
56



Dari hasil perhitungan pada tabel diatas diketahui F hitung sebesar 1.082
dengan taraf signifikansi 0.373 > 0.05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada mean skor variabel intensitas penggunaan internet antara usia. Dengan demikin
dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan intensitas penggunaan internet yang
signifikan antara responden yang berusia 18 tahun, 19 tahun, 20 tahun, 21 tahun, dan
22 tahun. Artinya baik responden yang berusia 18 tahun, 19 tahun, 20 tahun, 21
tahun, dan 22 tahun memiliki tingkat intensitas penggunaan internet yang sama.

4.4 Hasil Uji Hipotesis
Selanjutnya peneliti melakukan uji hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut ;
Ha: ada hubungan yang signifikann antara self-control dengan intensitas
penggunaan internet remaja akhir.
Ho: tidak ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan intensitas
penggunaan internet remaja akhir.

Untuk menguji apakah terdapat hubungan yang signifikan antara self-control dengan
intensitas penggunaan internet remaja akhir, peneliti menggunakan rumus Correlate
bivariate dengan jenis korelasi pearson product moment. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan software (SPSS versi 11.5) dan berikut ini adalah hasil
pengolahan data yang dimaksud;





57



Tabel 4.9
Correlations

Self-control
Intensitas
Penggunaan
Internet
Self-control Pearson Correlation 1 -.465(**)
Sig. (2-tailed) . .000
N 70 70
Intensitas
Penggunaan Internet
Pearson Correlation
-.465(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .
N 70 70
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).



Pengujian hipotesis perlu dilakukan untuk mengetahui apakah koefisien
korelasi yang di dapatkan signifikan pada taraf signifikant yang ditentukan atau tidak.
Ho diterima jika rhitung < los 0,05
Berdasarkan hasil di atas, diketahui bahwa taraf signifikansi yang didapatkan
adalah sebesar 0,000, dimana 0,000 < los 0,05. Dengan demikian, Ha (hipotesis
alternatif) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan
intensitas penggunaan internet remaja akhir diterima dan Ho (hipotesis nol) yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan
intensitas penggunaan internet remaja akhir ditolak. Dengan diterimanya Ha, berarti
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan
intensitas penggunaan internet remaja akhir.
Selain itu, penelitian ini mendapatkan koefisien korelasi (r) hitung sebesar
-0,465. Hasan (2002) mengungkapkan bahwa koefisien korelasi menunjukkan
jenis/arah korelasi dan kuat atau tidaknya hubungan dari dua variabel atau lebih kuat
atau tidaknya hubungan variabel dapat dilihat dari nilai atau besaran koefisien korelasi
58



yang didapatkan. Besaran korelasi antara self-control dan intensitas penggunaan
internet yang diperoleh yaitu sebesar 0,465. Sedangkan r yang bernilai negatif,
menunjukkan bahwa arah variabel-variabel berkorelasi negatif, yaitu jika variabel
yang satu meningkat, maka variabel lainnya cenderung menurun, atau sebaliknya jika
variabel yang satu turun, maka variabel lainnya cenderung meningkat (Hasan, 2002).
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi self-control remaja, maka semakin rendah
intensitas penggunaan internetnya. Sebaliknya, semakin rendah self-control pada
remaja , maka semakin tinggi intensitas penggunaan internetnya.

4.5 Hasil Uji Regresi
4.4.5.1 Hasil Uji Regresi Aspek Self-control
Peneliti menggunakan analisis regresi untuk mengetahui lebih jauh hubungan
antar variabel dengan cara mencari nilai koefisien determinasi. Koefisien determinasi
(R square) merupakan suatu nilai yang menggambarkan seberapa besar sumbangsih
aspek-aspek self-control terhadap intensitas penggunaan internet pada remaja akhir.
Hasil perhitungannya akan ditampilkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.10
Model Summary

Model R
R
Square
Adjust
ed R
Square
Std.
Error of
the
Estimate Change Statistics

R
Square
Change
F
Change df1 df2 Sig. F Change
1 .591(a) .350 .299 2.28483 .350 6.883 5 64 .000
a Predictors: (Constant), retrospetive control, behavioral control, decisional control,
cognitive control, informational control




59



Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square)
yang didapat adalah sebesar 0.350. Hal ini berarti bahwa kelima aspek dari self-
control memberikan sumbangsih sebesar 35% bagi perubahan variabel intensitas
penggunaan internet. Dengan demikian 65% dipengaruhi oleh aspek lain selain kelima
aspek dari variabel self-control yang tidak terukur dalam penelitian ini yang dapat
memberikan perubahan terhadap variabel intensitas penggunaan internet.
Setelah dilakukan perhitungan nilai R square maka diketahui sumbangsih dari
aspek-aspek self-control terhadap intensitas penggunaan internet, kemudian dilakukan
penghitungan Anova untuk mengetahui aspek-aspek pada model persamaan regresi
ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b) berikut :
Tabel 4.11
ANOVA(b)

Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Regressi
on
179.662 5 35.932 6.883 .000(a)
Residual 334.110 64 5.220
1
Total 513.771 69
a Predictors: (Constant), retrospetive control, behavioral control, decisional control,
cognitive control, informational control
b Dependent Variable: intensitas penggunaan internet


Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang didapat adalah
sebesar 6.883 sementara nilai F tabel dengan df 5 dan 64 adalah sebesar 2.37, maka
nilai F hitung yang di dapat > F tabel dan dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan. Sementara nilai
probabilitas hitung atau taraf signifikansi yang didapat adalah sebesar 0.000. Karena
taraf signifikansi < 0.05, maka persamaan regresi yang dipergunakan dapat diterapkan
dalam analisis data. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara self-control
dengan intensitas penggunaan internet remaja akhir.
60




Setelah diketahui nilai F hitung untuk menguji persamaan regresi, kemudian
dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari aspek-aspek variabel
independen yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel Coefficients (a) berikut:
Tabel 4.12
Coefficients(a)

Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model
B Std. Error Beta
t Sig.
(Constant) 11.719 4.037 2.903 .005
behavioral
control
.108 .100 .116 1.074 .287
cognitive
control
-.119 .122 -.103 -.973 .334
decisional
control
.245 .116 .226 2.107 .039
informationa
l control
.376 .093 .436 4.033 .000
1
retrospetive
control
.218 .223 .107 .980 .331
a Dependent Variable: intensitas penggunaan internet


Tabel 4.13
Proporsi Varian Pada Aspek-Aspek Variabel Self-Control
IV R
2
R
2
Change F
hitung
df F
tabel
Signifikansi
X
1
0.028 0.028 2 1,68 4.00 Tidak Signifikan
X
12
0.030 0.002 0.14 1,68 4.00 Tidak Signifikan
X
123
0.127 0.097 7.35 1,68 4.00 Signifikan
X
1234
0.340 0.213 21 1,68 4.00 Signifikan
X
12345
0.350 0.01 1 1,68 4.00 Tidak Signifikan
Total 0.350


61



Keterangan:
X
1
= Behavioral control
X
12
= Cognitive control
X
123
= Decisional control
X
1234
= Informational control
X
12345
= Retrospective control

Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing-masing aspek self-
control, sebagai berikut:
1. Aspek behavioral control dari variabel self-control dengan intensitas
penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 2 pada signifikansi 0.170
lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara aspek behavioral control
dengan intensitas penggunaan internet terdapat hubungan yang tidak
signifikan. Hasil pada aspek behavioral control dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 4.14
Model Summary

Model R
R
Squar
e
Adjust
ed R
Square
Std.
Error of
the
Estimate Change Statistics

R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .166(a) .028 .013 2.71064 .028 1.924 1 68 .170
a Predictors: (Constant), behavioral control

Rumus F hitung :

R
2
: k
1
0.028 : 1
(1 R
2
) : n - k
1
-1 ( 1 - 0.028) : 70 - 1 - 1


F = = = 2

1
1
62



2. Aspek cognitive control dari variabel self-control dengan intensitas
penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 0.12 pada signifikansi
0.363 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara aspek cognitive control
dengan intensitas penggunaan internet terdapat hubungan yang tidak
signifikan.
Tabel 4.15
Model Summary

Model R
R
Square
Adjust
ed R
Squar
e
Std. Error
of the
Estimate Change Statistics

R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .173(a) .030 .001 2.72754 .030 1.030 2 67 .363
a Predictors: (Constant), cognitive control, behavioral control

Rumus F hitung :
R
2
- R
2
: k
12
k
1
0.030 - 0.028 : 1
(1 R
2
) : n - k
12
- 1 (1 - 0.030) : 70 - 2 - 1


3. Aspek decisional control dari variabel self-control dengan intensitas
penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 7.35 pada signifikansi
0.029 lebih besar dengan F tabel 4.00, sehingga dapat di simpulkan antara
aspek decisional control dari variabel self-control dengan intensitas
penggunaan internet terdapat hubungan yang signifikan.




F =
12 1
12
=

= 0.14

63



Tabel 4.16
Model Summary

Model R
R
Squa
re
Adjuste
d R
Square
Std. Error
of the
Estimate Change Statistics

R
Square
Change
F
Chang
e df1 df2 Sig. F Change
1 .357(a) .127 .088 2.60652 .127 3.207 3 66 .029
a Predictors: (Constant), decisional control, cognitive control, behavioral control

Rumus F hitung :
R
2
- R
2
: k
123
- k
12
0.127 - 0.030 : 1
(1 R
2
) : n - k
123
- 1 (1 - 0.127) : 70 - 3 - 1

4. Aspek informational control dari variabel self-control dengan intensitas
penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 21 pada signifikansi
0.000 lebih besar dengan F tabel 4.00, sehingga dapat disimpulkan antara
aspek informational control dari variabel self-control dengan intensitas
penggunaan internet terdapat hubungan yang signifikan.
Tabel 4.17
Model Summary

Model R
R
Squar
e
Adju
sted
R
Squar
e
Std.
Error of
the
Estimate Change Statistics

R
Square
Change
F
Change df1 df2 Sig. F Change
1 .583(a) .340 .299 2.28415 .340 8.368 4 65 .000
a Predictors: (Constant), informational control, cognitive control, decisional control,
behavioral control

Rumus F hitung :
R
2
- R
2
: k
1234
- k
123
0.340 - 0.127 : 1
(1 R
2
) : n - k
1234
- 1 (1 - 0.340) : 70 - 4 - 1
F =
123 12
123
=

= 7.35

F =
1234 123
1234
=

= 21

64



5. Aspek retrospective control dari variabel self-control dengan intensitas
penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 1 pada signifikansi 0.000
lebih kecil dengan F tabel yaitu 4.00, sehingga dapat disimpulkan antara aspek
informational control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan
internet terdapat hubungan yang tidak signifikan.
Tabel 4.18
Model Summary

Model R
R
Squar
e
Adjust
ed R
Square
Std.
Error of
the
Estimate Change Statistics

R
Square
Chang
e
F
Chan
ge
df
1 df2 Sig. F Change
1 .591(a) .350 .299 2.28483 .350 6.883 5 64 .000
a Predictors: (Constant), retrospective control, behavioral control, decisional control,
cognitive control, informational control

Rumus F hitung :
R
2
- R
2
: k
12345
- k
1234
0.350 - 0.340 : 1
(1 R
2
) : n - k
12345
- 1 (1 - 0.350) : 70 - 5 - 1


Dari hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari kelima
aspek variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet dihasilkan yang
memberikan sumbangsih signifikan adalah decisional control dan informational
control. Sedangkan yang memberikan sumbangsih secara tidak signifikan yaitu
behavioral control, cognitive control dan retrospective control.



F =
12345 1234
12345
=

= 1

65



Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sumbangsih masing-masing aspek
self-control adalah sebagai berikut :
1. F hitung sebesar 2 pada aspek Behavioral control
2. F hitung sebesar 0.14 pada aspek Cognitive control
3. F hitung sebesar 7.35 pada aspek Decisional control
4. F hitung sebesar 21 pada aspek Informational control
5. F hitung sebesar 1 pada aspek Retrospective control

4.4.5.2 Hasil Uji Regresi Demografi Self-control
Dalam hasil uji regresi pada penelitian ini, selain aspek-aspek dari self-control,
intensitas penggunaan internet diukur juga berdasarkan demografi yaitu di lihat
berdasarkan jenis kelamin, dan usia. Berikut adalah hasil penelitian berdasarkan jenis
kelamin yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.19
Model Summary
Berdasarkan Jenis Kelamin
Model R
R
Square
Adjust
ed R
Square
Std.
Error of
the
Estimate Change Statistics

R
Square
Chang
e
F
Chang
e df1 df2 Sig. F Change
1 .192(a) .037 .023 2.69754 .037 2.605 1 68 .111
a Predictors: (Constant), jenis kelamin

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang
didapat adalah sebesar 0.037. Hal ini berarti bahwa jenis kelamin dari self-control
memberikan sumbangsih sebesar 3.7% bagi perubahan variabel intensitas
penggunaan internet. Di bawah hasil uji regresi demografi berdasarkan usia, yaitu :
66



Tabel 4.20
Model Summary
Berdasarkan Usia

a Predictors: (Constant), usia

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang
didapat adalah sebesar 0.001. Hal ini berarti bahwa memberikan sumbangsih sebesar 1%
bagi perubahan variabel intensitas penggunaan internet.
Tabel 4.21
Proporsi Varian Pada Demografi Variabel Self-control
IV R
2
R
2
Change F
hitung
Df F
tabel
Signifikansi
X
1
0.0037 0.0037 2.6 1,68 4.00 Tidak Signifikan
X
12
0.001 -0.0027 -2.42 1,68 4.00 Tidak Signifikan
Total 0.001

Keterangan:
X
1
= Jenis kelamin
X
12
= Usia

Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing-masing demografi
self-control, sebagai berikut:
1. Demografi berdasarkan jenis kelamin dari variabel self-control dengan
intensitas penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 2.6 pada
Model R
R
Square
Adjust
ed R
Square
Std.
Error of
the
Estimate Change Statistics

R
Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .020(a) .000 -.014 2.74815 .001 .028 1 68 .867
67



signifikansi 0.111 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara demografi
berdasarkan jenis kelamin dengan intensitas penggunaan internet terdapat
hubungan yang tidak signifikan.
Tabel 4.22
Model Summary
Berdasarkan Jenis Kelamin

Model R
R
Square
Adjust
ed R
Square
Std.
Error of
the
Estimate Change Statistics

R
Square
Chang
e
F
Chang
e df1 df2 Sig. F Change
1 .192(a) .037 .023 2.69754 .037 2.605 1 68 .111
a Predictors: (Constant), jenis kelamin

Rumus F hitung :
R
2
: k
1
0.037 : 1
(1 R
2
) : n - k
1
- 1 (1 - 0.037) : 70 - 1 - 1

2. Demografi berdasarkan usia dari variabel self-control dengan intensitas
penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar -2.42 pada signifikansi
0.867 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara demografi berdasarkan
usia dengan intensitas penggunaan internet terdapat hubungan yang tidak
signifikan.
Tabel 4.23
Model Summary
Berdasarkan Usia
a Predictors: (Constant), usia
Model R
R
Square
Adjust
ed R
Square
Std.
Error of
the
Estimate Change Statistics

R
Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .020(a) .000 -.014 2.74815 .001 .028 1 68 .867
F =
1
1
=

= 2.6

68



Rumus F hitung :
R
2
- R
2
: k
12
k
1
0.001 - 0.037 : 1
(1 R
2
) : n - k
12
- 1 (1 - 0.001) : 70 - 2 - 1


Dari hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari dua
demografi yaitu jenis kelamin dan usia dari variabel self-control di dapatkan bahwa
keduanya tidak memberikan sumbangsih yang tidak signifikan terhadap intensitas
penggunaan internet.























F =
12 1
12
=

= -2.42
69




BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab terakhir ini peneliti mencoba menyimpulkan dari semua hasil penelitian
serta mendiskusikan hasil penelitian ini yang berkaitan dan juga dengan saran untuk
penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti agar lebih berkembang dan
tentu saja lebih baik dari penelitian yang sudah ada.

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada
bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini berdasarkan
hasil yang diperoleh adalah :
1. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,
menunjukan nilai F
hitung
pada aspek behavioral control dari variabel self-
control dengan intensitas penggunaan internet menunjukan angka sebesar 2
pada signifikansi 0.170 sedangkan F
tabel
sebesar 4.00 dan dapat disimpulkan
Ho
1
ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek
behavioral control dari variabel self-control dengan variabel intensitas
penggunaan internet.
2. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,
menunjukan nilai F
hitung
pada aspek cognitive control dari variabel self-control
dengan intensitas penggunaan internet menunjukan angka sebesar 0.14 pada
signifikansi 0.363 sedangkan F
tabel
sebesar 4.00 dan dapat disimpulkan Ho
2

ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang sangat signifikan antara aspek
cognitive conrol dari variabel selfcontrol dengan intensitas penggunaan
internet.
70



3. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,
menunjukan nilai F
hitung
pada aspek decisional control dari variabel self-
control dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan angka sebesar
7.35 pada signifikansi 0.029 sedangkan F
tabel
sebesar

4.00 dan dapat
disimpulkan Ho
3
diterima, maka terdapat hubungan yang signifikan antara
aspek decisional control dari variabel self-control dengan intensitas
penggunaan internet.
4. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,
menunjukan nilai F
hitung
pada aspek informational control dari variabel self-
control dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan angka sebesar 21
pada signifikansi 0.000 sedangkan F
tabel
sebesar 4.00 dan dapat disimpulkan
Ho
4
diterima, maka terdapat hubungan yang signifikan antara aspek
informational control dari variabel self-control dengan intensitas penggunan
internet .
5. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,
menunjukan nilai F
hitung
pada aspek retrospective control dari variabel self-
control dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan angka sebesar 1
pada signifikansi 0.000 sedangkan F
tabel
4.00 dan dapat disimpulkan Ho
5
ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek
retrospective control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan
internet.
6. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,
menunjukan nilai F
hitung
pada demografi berdasarkan jenis kelamin dari
variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan
angka sebesar 2.6 pada signifikansi 0.111 sedangkan F
tabel
4.00 dan dapat
71



disimpulkan Ho
6
ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
demografi berdasarkan jenis kelamin dari variabel self-control dengan
intensitas penggunaan internet.
7. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,
menunjukan nilai F
hitung
pada demografi berdasarkan usia dari variabel self-
control dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan angka sebesar
-2.42 pada signifikansi 0.867 sedangkan F
tabel
4.00 dan dapat disimpulkan Ho
7

ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara demografi
berdasarkan usia dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan
internet.

5.2. Diskusi
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara
self-control dengan intensitas penggunaan internet pada remaja akhir. Karena
kesimpulan dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa self-control memiliki
hubungan negatif dengan intensitas penggunaan internet dan memberikan sumbangan
dalam mempengaruhi penggunaan internet, maka hal ini seharusnya dapat dijadikan
tolak ukur terhadap upaya dalam mengendalikan diri agar terhindar dari penggunaan
internet yang berlebihan.
Dari gambaran umum responden berdasarkan usia 18-22 tahun, terlihat bahwa yang
paling banyak menggunakan internet adalah responden yang berusia 19 tahun. Hal ini
sesuai dengan hasil survey tentang penggunaan internet, yaitu pengguna internet di
Indonesia ternyata sebagian besar cenderung berusia muda. Hasil penelitian Yahoo
dan Taylor Nelson Sofres Indonesia menunjukkan pengakses terbesar di Indonesia
adalah mereka yang berusia antara 15-19 tahun. Menurut Subramanian (Kompas, 20
72



Maret 2009), menyatakan bahwa "dari 2.000 responden yang mengikuti survei tentang
penggunaan internet, didapat hasil sebanyak 64 persen adalah anak muda. Hal ini
sesuai dengan gambaran umum responden berdasarkan usia antara 18-22 tahun, yang
paling banyak menggunakan internet adalah usia 19 tahun dengan persentase 43%.

Dalam kategorisasi intensitas penggunaan internet, remaja dalam penelitian ini
memiliki tingkat intensitas penggunaan internet yang tinggi, karena masa remaja
merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Selain itu pada periode ini
rasa ingin tahu dan kebutuhan akan informasi mengenai diri sendiri, masyarakat dan
lingkungan mulai meningkat. Masa remaja juga dikenal sebagai masa peralihan dalam
mencari identitas diri dan perkembangan kehidupan sosialnya juga ditandai dengan
gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Dalam usaha
untuk memperluas pergaulannya dengan teman sebayanya, remaja menggunakan
internet untuk berbagai macam hal, misalnya saja untuk bermain game-online dengan
teman-temannya, atau yang lagi trend sekarang adalah membuka facebook serta
twitter. Tetapi ada juga remaja yang menggunakan internet untuk keperluan dalam
mencari tugas-tugas online yang diberikan oleh dosen mereka, seperti mendownload
jurnal, membuka situs tentang pendidikan dan lain sebagainya.

Menurut Suller (dalam Erdi, 2004), pengguna internet dibedakan menjadi 2, yaitu:
pengguna internet yang sehat dan pengguna internet yang tidak sehat. Pengguna
internet yang sehat yaitu orang yang menggunakan internet secara wajar untuk
berhubungan dengan teman melalui komunikasi elektronik atau menggunakan internet
sebagai sarana mencari informasi yang dibutuhkan artinya golongan ini mampu
memadukan kehidupan nyata dengan dunia cyberspace. Sedangkan pada pengguna
73



internet yang tidak sehat yaitu pada golongan ini individu-individu memisahkan
antara kehidupan nyata dengan dunia cyberspace, artinya aktivitas cyberspace
menjadi dunia tersendiri, tidak dibicarakan dengan orang lain dalam kehidupannya.

Menurut Ghufron (2004), setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat
membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Kontrol diri pada
satu individu dengan individu lain tidaklah sama, ada yang memiliki kontrol diri yang
tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah.

Dalam penelitian ini self-control hanya memberikan sumbangan sebesar 35%,
itu artinya masih ada 65% faktor-faktor psikologi lain yang lebih berpengaruh
terhadap penggunaan internet, seperti aspek kebutuhan berafiliasi, relasi atau
hubungan dengan teman sebaya, dan aspek lainya. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Widiana dkk, Fakultas Psikologi UAD dan UGM (2004) tentang Kontrol Diri
dan Kecenderungan Kecanduan Internet. Dari penelitian tersebut mengemukakan
bahwa hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi (r ) sebesar 0,2030
xy(p=0,046). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan
antara kontrol diri dengan kecenderungan kecanduan internet. Hasil analisis data yang
dilakukan menunjukkan bahwa semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah
kecenderungan kecanduan internet. Kontrol diri memberikan sumbangan efektif
sebesar 4.12% terhadap kecenderungan kecanduan internet ( skripsi psikologi
indonesia, 2010). Selain itu terdapat juga hasil penelitian ilmiah yang dilakukan
Novefri (2009) mengenai Perbedaan kebutuhan berafiliasi ditinjau dari tipe
kepribadian pada remaja pecandu internet. Hasilnya terdapat perbedaan, perbedaan
dilihat dari tipe kepribadiannya, remaja introvert lebih suka menutup diri dan juga
74



hanya berinteraksi menggunakan fasilitas di dalam internet itu sendiri seperti chatting,
games dan lain-lain. Berbeda dengan remaja ekstrovert pemakaian internetnya normal
karena mereka tipe membuka diri baik di dalam dunia nyata ataupun dunia maya tidak
sulit bagi remaja ekstrovert berkomunikasi dengan teman sebayanya. Kebutuhan akan
teman sebaya ini merupakan kebutuhan yang sedang meningkat pada masa remaja.
Seperti yang diungkapkan oleh Desmita (2005) bahwa perkembangan kehidupan
sosial remaja juga di tandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya
dalam kehidupan mereka. Semua aspek-aspek tersebut dapat menjadi pertimbangan
untuk penelitian-penelitian selanjutnya untuk lebih dikaji kembali.


5.3 Saran
5.3.1 Saran Teoritis
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa saran yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian berikutnya, antara lain
adalah :
1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk dapat menghubungkan faktor atau
aspek-aspek psikologis lainnya yang lebih berpengaruh terhadap intensitas
penggunaan internet seperti self-regulating, kebutuhan berafiliasi, relasi atau
hubungan dengan teman sebaya dan lain-lain.
2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya, selain menggunakan metode kuantitatif
juga dilengkapi menggunakan observasi dan wawancara dengan pengguna
internet, untuk lebih memperdalam hasil penelitian.



75



5.3.2 Saran Praktis
1. Untuk remaja disarankan agar melatih self-control sehingga menjadi lebih baik
lagi. Remaja dapat membuat jadwal kegiatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang positif.
2. Untuk orang tua disarankan agar meningkatkan pengawasan, pendampingan serta
pengarahan kepada para remaja untuk selalu melakukan aktivitas/kegiatan yang
positif
3. Untuk masyarakat dapat memberikan kontrol sosial yang baik bagi para remaja,
kemudian bagi pemilik warnet untuk dapat mengawasi pengguna internet dalam
menggunakan internet















76



DAFTAR PUSTAKA
Abrar (2003). Teknologi komunikasi perspektif ilmu komunikasi. Yogyakarta: LESFI.
Averill (1973). Personal control over aversive stimuli and its relationship to stress.
Psychological Bulletin. Vol. 80, No. 4, 286-303
Calhoun, J.F & Acocella, J.R (1990). Psychology of adjustment and human
relationship. Psikologi tentang penyesuaian dan hubungan kemanusiaan. R.S.
Satmoko (terjemahan). Edisi ketiga. Semarang: IKIP Semarang Press.
Chaplin, J.P (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Chaplin (2008). Peran internet dalam dunia pendidikan. Diambil tanggal 10 Agustus
2009 dari http://chaplin.blogdetik.com/2008/08/02/peran-internet-dalam-
dunia-pendidikan/
Checep (2008). Internet sebagai alternatif media pembelajaran. Diambil tanggal 11
Agustus 2009 dari http://mgmpkimia.wordpress.com/2008/04/02/internet-
sebagai-alternatif-media-pembelajaran/
Cheekychicks (2007). Motif khalayak ketika menggunakan internet. Diambil tanggal
12Agustus 2009 dari http://cheekychicks.blog.friendster.com/2007/10/041007/
Christin (2008). Dampak internet terhadap bidang pendidikan. Diambil tanggal 10
Agustus 2009 dari http://dampakinternetterhadappendidikan.blogspot.com/
Dj (2008). Video games tidak hanya untuk anak-anak. Diambil tanggal 10 Agustus
2009 dari http://lifestyle.id.finroll.com/hobbies/7-hobbies/122-dj.html
Erdi (2004). Kontrol diri dengan kecanduan internet. Indonesian Psychological
Journal. Diambil tanggal 31 Agustus 2010 dari
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1900333-kontrol-diri-dengan-
kecanduan-internet/
Gunarsa, SD dan Gunarsa, YSD (2008). Psikologi perkembangan anak dan remaja.
Jakarta: BPK Gunung Mulia.
77



Gunarsa, SD (2009). Dari anak sampai usia lanjut. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Ghufron (2004). Hubungan kontrol diri dan persepsi remaja terhadap penerapan
disiplin orang tua dengan prokrastinasi akademik. Tabula Rasa. Nomor 1,
Volume 2, April 2004.
Golfried, M.R & Merbaum, M (1973). Behavior change through self-control. New
York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Hurlock, EB (1980). Developmental psychology a life-span approach. Psikologi
perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Istiwidayanti
dan Soedjarwo, M.Sc (terjemahan). Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kartono, DR. Kartini (2000). Kamus psikologi. Bandung: CV. Pionir Jaya.
Kerlinger, FN (2006). Foundation of behavioral research. Asas-asas penelitian
behavioral. Landung. R. Simatupang (terjemahan). Edisi ketiga. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Kompas.com (2009). Pengguna internet Indonesia didominasi remaja. Diambil
tanggal 14 September 2009 dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/03/20/2028042/pengguna.in
ternet.indonesia.didominasi.remaja
Kuncono, (2004). Aplikasi Komputer Psikologi Diktat Kuliah dan Panduan
Praktikum. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia.
Latifa, R (2004). Hubungan antara kecanduan berkomunikasi melalui internet dengan
hubungan interpersonal. Skripsi. Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.
Madcoms (2008). Panduan menggunakan internet untuk pemula. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Mappiare (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Mac Bride (1995). The Internet. Internet. Sugeng Panut (terjemahan). Cetakan ketiga.
Bekasi: Kesain Blanc Anggota IKAPI.
78



Pocket CBN (2009). Dari face to face ke facebook. Diambil tanggal 10 Agustus 2009
dari
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/pda/detail.aspx?x=Hot+Topic&y=
cybermed%7C0%7C0%7C5%7C190
Priyatno (2009). Belajar mudah internet. Yogyakarta: MediaKom.
Program Meditasi Indonesia (2009). Pemecahan masalah. Diambil tanggal 12
Agustus 2009 dari http://www.asianprogram.net/2009/07/dimensi-dimensi-
psikologis-meditasi-nsr.html
Sarafino, E.P (1994). Health psychology : Biopsychosocial interactions. Second
edition. New York: John Willey & Sons, Inc.
Sevilla, CG (1993). An introduction to research methods. Pengantar metode
penelitian. Alimuddin Tuwu (terjemahan). Universitas Indonesia: UI-Press.
Shafirashastrispasa (2008). Dampak positif dan negatif internet. Diambil tanggal 11
Agustus 2009 dari BERITA - shafirashastrispasa.blogspot.com.
S.S, Daryanto (1997). Kamus bahasa indonesia lengkap. Surabaya: Apollo.
Sugiyono (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Team Cyber (2008). 60 menit mahir berinternet. Jakarta: HP
Tretter, M (1995). How to use internet. Bagaimana menggunakan internet. Suhartono
(terjemahan). Cetakan ketiga. Jakarta: PT ELEX Media Komputindo
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2007). Kamus besar bahasa indonesia. Edisi
ketiga, cetakan keempat. Jakarta: Balai Pustaka.

subjek 17 18 22 23 24 28 29 30 JUMLAH subjek 32 33 36 38 40 JUMLAH
1 4 4 3 3 3 2 3 4 26 1 3 3 3 3 4 16
2 3 3 3 3 3 3 3 4 25 2 3 2 3 3 3 14
3 3 3 3 3 3 4 4 4 27 3 4 4 4 3 4 19
4 4 2 2 2 3 3 3 3 22 4 3 3 4 3 4 17
5 2 2 3 3 4 4 4 3 25 5 3 3 3 3 4 16
6 4 3 4 2 4 3 4 4 28 6 2 4 4 2 3 15
7 2 3 4 2 3 2 3 3 22 7 3 3 4 3 3 16
8 4 3 3 4 4 4 4 4 30 8 4 4 4 4 4 20
9 2 3 3 3 4 3 3 3 24 9 3 4 3 1 4 15
10 2 3 3 2 3 2 4 3 22 10 3 3 4 3 4 17
11 2 3 3 2 4 4 4 3 25 11 3 3 2 3 3 14
12 4 3 4 4 4 2 4 3 28 12 3 3 3 3 3 15
13 3 3 3 3 4 2 4 1 23 13 3 2 2 1 2 10
14 2 3 3 4 4 4 4 4 28 14 4 3 3 3 4 17
15 2 3 4 2 4 3 4 3 25 15 3 3 3 3 3 15
16 3 2 2 1 4 3 3 3 21 16 3 3 4 3 3 16
17 3 3 2 3 4 4 4 3 26 17 3 2 3 2 4 14
18 4 3 2 4 4 4 4 4 29 18 3 4 3 4 3 17
19 4 2 3 3 3 3 4 3 25 19 3 3 3 2 2 13
20 4 3 4 3 3 3 4 3 27 20 4 4 3 4 4 19
21 4 4 4 2 3 3 4 4 28 21 4 3 3 3 3 16
22 3 2 3 3 4 3 4 3 25 22 4 3 4 2 4 17
23 3 4 3 3 3 3 4 3 26 23 3 3 3 2 4 15
24 3 2 2 2 4 3 3 4 23 24 4 3 3 3 4 17
25 2 3 3 3 4 3 3 4 25 25 3 3 3 3 4 16
26 3 3 3 4 4 4 4 4 29 26 3 3 3 3 4 16
27 3 3 3 2 3 2 3 4 23 27 4 4 4 4 4 20
28 3 3 3 4 4 3 4 3 27 28 4 3 4 4 4 19
29 3 3 3 4 4 3 4 3 27 29 2 3 3 2 4 14
30 3 2 3 3 4 3 4 2 24 30 1 2 3 2 4 12
31 4 3 4 3 3 3 3 4 27 31 2 3 2 2 4 13
32 3 2 3 4 4 4 4 3 27 32 3 4 3 3 4 17
33 4 3 3 4 3 3 4 4 28 33 4 4 4 4 4 20
34 4 4 3 4 4 3 4 4 30 34 3 3 4 4 4 18
35 4 2 3 3 4 3 4 3 26 35 3 2 3 2 3 13
36 4 3 4 3 3 3 4 3 27 36 2 1 3 3 2 11
37 4 2 3 3 3 3 4 3 25 37 3 3 3 2 3 14
38 3 2 3 4 3 4 3 3 25 38 3 3 3 3 4 16
39 4 3 3 4 4 4 4 3 29 39 3 4 2 4 3 16
40 3 2 3 4 4 2 4 3 25 40 3 3 3 3 4 16
41 3 3 4 4 4 3 4 3 28 41 3 3 4 4 4 18
42 3 2 3 4 4 4 4 2 26 42 1 2 3 2 4 12
43 4 2 2 4 3 3 4 4 26 43 2 3 2 2 4 13
44 4 3 4 2 4 3 4 4 28 44 3 3 3 3 4 16
45 3 2 3 3 4 3 3 4 25 45 3 2 3 3 3 14
46 3 3 3 3 4 3 3 4 26 46 4 4 4 3 4 19
47 4 3 3 3 4 3 4 3 27 47 3 3 3 3 3 15
48 3 3 3 3 3 4 4 1 24 48 3 2 2 1 2 10
49 4 3 2 4 4 4 4 4 29 49 4 3 3 3 4 17
50 3 2 2 3 4 3 3 2 22 50 1 2 3 2 4 12
51 4 4 4 3 4 4 4 4 31 51 3 3 3 4 4 17
52 4 4 4 3 3 2 3 4 27 52 4 4 2 3 3 16
53 2 2 2 2 4 3 3 4 22 53 3 3 2 2 2 12
54 2 2 4 4 4 4 4 3 27 54 3 4 2 2 2 13
55 3 3 4 4 3 2 3 3 25 55 3 3 2 4 3 15
56 4 4 3 4 3 3 3 4 28 56 2 3 3 1 3 12
57 4 4 4 3 4 4 4 4 31 57 4 3 2 3 2 14
58 3 2 3 3 2 3 3 3 22 58 4 4 4 4 3 19
59 3 4 4 3 2 4 4 4 28 59 2 2 2 2 2 10
60 3 3 3 4 4 4 3 2 26 60 4 4 2 2 2 14
61 3 4 3 3 3 2 3 3 24 61 4 4 4 3 4 19
62 2 3 3 4 3 4 3 2 24 62 4 4 4 2 3 17
63 4 4 3 3 3 4 4 4 29 63 4 4 2 4 4 18
64 4 3 4 4 4 4 3 3 29 64 2 4 4 4 3 17
65 3 4 3 3 3 3 2 3 24 65 4 4 3 4 4 19
66 4 3 4 4 4 3 3 4 29 66 3 3 3 4 4 17
67 4 3 4 4 4 1 4 3 27 67 4 4 4 4 3 19
68 2 4 3 3 3 3 4 4 26 68 3 3 3 4 2 15
69 4 3 4 4 4 4 2 4 29 69 4 3 3 4 4 18
70 2 3 3 2 3 4 4 3 24 70 3 3 3 4 3 16
Cognitive Control Decisional Control
subjek 43 44 45 47 48 49 52 JUMLAH SUBJEK 54 56 59 JUMLAH
1 4 3 3 3 3 3 3 22 1 3 3 2 8
2 1 3 2 2 2 1 3 14 2 2 2 1 5
3 4 3 4 4 4 4 2 25 3 3 3 3 9
4 4 3 3 4 3 4 3 24 4 3 3 3 9
5 3 3 3 4 3 2 1 19 5 3 3 2 8
6 3 3 3 4 2 3 3 21 6 4 4 4 12
7 2 3 3 4 2 4 4 22 7 2 4 4 10
8 4 3 1 4 4 4 4 24 8 4 4 3 11
9 3 3 3 4 4 3 3 23 9 3 3 4 10
10 3 3 3 4 3 3 1 20 10 4 3 3 10
11 4 3 4 3 3 4 3 24 11 3 3 3 9
12 3 3 3 3 3 3 3 21 12 3 3 3 9
13 2 2 2 3 2 2 2 15 13 3 3 3 9
14 3 3 3 3 3 3 4 22 14 3 4 2 9
15 3 3 3 3 3 3 3 21 15 3 3 3 9
16 3 3 3 4 3 3 4 23 16 4 3 3 10
17 4 4 3 3 3 3 3 23 17 3 2 3 8
18 3 3 3 4 4 4 3 24 18 3 4 3 10
19 4 3 3 4 4 3 4 25 19 4 3 1 8
20 4 3 3 3 4 3 3 23 20 3 3 2 8
21 3 3 3 3 2 3 2 19 21 3 3 3 9
22 2 3 4 3 3 4 4 23 22 2 4 1 7
23 3 3 3 3 3 3 3 21 23 3 3 2 8
24 4 3 3 3 3 3 3 22 24 3 3 2 8
25 4 4 3 4 4 4 3 26 25 4 4 3 11
26 2 3 3 3 3 4 3 21 26 3 3 2 8
27 4 4 4 4 4 4 4 28 27 4 4 2 10
28 3 3 3 3 3 3 2 20 28 4 4 3 11
29 4 4 4 4 4 1 4 25 29 4 4 1 9
30 4 3 3 4 3 4 3 24 30 4 2 3 9
31 4 4 4 4 4 4 4 28 31 4 4 1 9
32 4 3 3 3 3 4 3 23 32 3 3 3 9
33 4 4 4 4 4 4 4 28 33 4 4 4 12
34 3 4 4 4 4 2 2 23 34 4 4 2 10
35 3 3 3 4 3 3 3 22 35 3 3 2 8
36 4 4 2 2 3 4 2 21 36 2 4 3 9
37 3 3 3 3 3 3 3 21 37 3 3 2 8
38 3 3 3 3 3 3 3 21 38 3 3 3 9
39 1 3 3 3 3 2 1 16 39 2 2 4 8
40 4 3 3 4 3 3 3 23 40 4 1 2 7
41 4 4 4 1 1 4 1 19 41 4 4 4 12
42 4 3 3 4 3 4 3 24 42 4 2 3 9
43 4 4 4 4 4 4 4 28 43 4 4 1 9
44 4 3 3 3 3 3 3 22 44 3 3 2 8
45 1 3 2 2 2 1 3 14 45 2 2 1 5
46 4 3 4 4 4 4 2 25 46 3 3 3 9
47 3 3 3 3 3 3 3 21 47 3 3 3 9
48 2 2 2 3 2 2 2 15 48 3 3 3 9
49 3 3 3 3 3 3 4 22 49 3 4 2 9
50 4 3 3 4 3 4 3 24 50 4 2 3 9
51 4 4 4 3 3 3 4 25 51 3 2 4 9
52 3 3 3 3 3 3 4 22 52 3 3 3 9
53 3 3 3 3 3 2 3 20 53 2 3 3 8
54 3 4 2 2 3 3 4 21 54 3 3 3 9
55 2 2 2 3 2 1 4 16 55 2 4 4 10
56 3 4 3 4 3 4 3 24 56 1 4 3 8
57 4 2 3 4 2 2 4 21 57 3 2 4 9
58 3 4 3 3 2 3 3 21 58 1 3 3 7
59 2 2 3 3 2 4 4 20 59 2 2 4 8
60 2 2 3 3 1 3 4 18 60 3 2 4 9
61 3 2 3 3 4 3 3 21 61 1 3 3 7
62 4 4 3 4 4 3 3 25 62 2 3 3 8
63 3 3 3 3 2 3 4 21 63 2 2 4 8
64 3 2 3 3 3 3 3 20 64 2 2 3 7
65 2 2 3 4 2 1 2 16 65 2 3 2 7
66 2 3 2 2 1 4 4 18 66 1 4 4 9
67 2 3 3 2 2 3 4 19 67 2 4 2 8
68 2 4 3 2 2 3 4 20 68 3 3 4 10
69 2 4 2 3 2 4 4 21 69 1 3 4 8
70 4 4 3 4 2 3 4 24 70 3 2 2 7
Informational Control Retrospective control
Angket Try Out
Assalamualaikum Wr Wb.
Saya adalah mahasisiwi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan
penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Skala ini merupakan instrumen yang digunakan untuk dapat mengungkap tema yang sesuai dengan
judul penelitian tersebut. Oleh karenanya, saya sangat mengharapkan jawaban anda yang sejujur-
jujurnya dan sesuai dengan yang anda alami dan anda rasakan.
Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua jawaban adalah benar sejauh jawaban
tersebut benar-benar mencerminkan pribadi anda. Skala ini hanya untuk tujuan ilmiah, setiap jawaban
yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya.
Baca dengan seksama petunjuk pengisian yang ada agar tidak terjadi kesalahan pengisian. Setelah
selesai, teliti sekali lagi jawaban anda agar tidak terdapat pernyataan yang terlewat/tidak diisi.
Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi skala ini, karena data yang anda berikan
sangat penting artinya bagi penelitian ini. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas
kerjasama dan waktu yang anda berikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.


Salam

Yuniar Rachdianti









Petunjuk Pengisian
Anda diminta untuk memberi tanda () pada kolom huruf yang anda rasa paling sesuai dengan
keadaan anda. Alternative jawaban yang disediakan untuk bagian pertama adalah :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Usia :
Jenis Kelamin :
Bagian I
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya selalu menyisihkan uang jajan untuk bermain game-online.
2. Sebelum mengerjakan tugas, yang terlebih dahulu saya lakukan adalah
membuka internet untuk on-line.

3. Sebelum saya bermain game-online, saya akan mengerjakan tugas
terlebih dahulu agar tidak dimarahi oleh orang tua.

4. Saya tidak pernah menyisihkan uang untuk bermain internet di warnet.
5. Saya menyediakan waktu khusus untuk bermain internet.
6. Tidak ada waktu khusus untuk penggunaan internet.
7. Jika ada masalah di kampus, saya tidak akan langsung
melampiaskannya dengan cara on-line.

8. Sesibuk apapun, saya pasti menyempatkan diri untuk on-line.
9. Saya tidak akan memaksakan diri untuk on-line meskipun kondisi badan
saya kurang sehat.

10. Ketika ada masalah di kampus, saya akan langsung melampiaskannya
dengan cara on-line.

11. Saya tidak akan meninggalkan kuliah hanya untuk bermain game-
online.

12. Saya akan memaksakan diri untuk on-line meskipun kondisi badan saya
kurang sehat.

13. Saya membatasi intensitas waktu dalam bermain internet.
14. Saya tidak bisa menahan diri apabila hasrat berinternet saya muncul.
15. Saya membatasi waktu jika pergi ke warnet ataupun ketika berada di
depan komputer.
16. Saya bisa lupa waktu, ketika sedang bermain game-online bersama
teman-teman.

17. Menurut saya, bermain game-online dapat menghilangkan stress.
18. Saya tidak dapat menahan diri ketika teman-teman saya mengajak untuk
pergi ke warnet.

19. Saya bisa menahan diri, jika teman-teman saya mengajak untuk bermain
game-online.

20. Saya sulit untuk berhenti atau mengurangi intensitas dalam
menggunakan internet.

21. Kalau saya merasa tertekan, saya mencoba memikirkan kejadian-
kejadian yang menyenangkan.

22. Jika saya merasa tertekan , saya malas untuk memikirkan hal-hal yang
menyenangkan.

23. Apabila ada pikiran yang tidak menyenangkan mengganggu saya, saya
berusaha memikirkan sesuatu yang menyenangkan .

24. Ketika tubuh saya terasa sakit, saya berusaha mengalihkan pemikiran
saya dari rasa sakit itu .

25. Apabila tekanan dalam diri saya muncul, saya cepat-cepat untuk
mengalihkan pikiran saya kepada kegiatan yang bermanfaat.

26. Saya masih perlu banyak belajar untuk mengurangi kesalahan dalam
menyelesaikan tugas-tugas.

27. Saya memikirkan game-online, ketika saya sedang tidak on-line
28. Saya suka menggunakan internet untuk menambah wawasan yang
positif yang tidak berbau pornografi.

29. Saya terus memikirkan internet, manakala sedang off-line (tidak
terhubung dengan internet.

30. Apabila saya berada pada suasana hati yang tidak cerah, saya berusaha
untuk bergembira sehingga suasana hatipun akan berubah.

31. Biasanya kegiatan saya ketika on-line adalah searching untuk mencari
jurnal-jurnal yang saya butuhkan.

32. Sebelum saya melangkah kemanapun, saya akan membuat
pertimbangan yang matang terlebih dahulu .

33. Saya sering menyesal akibat terburu-buru dalam mengambil sebuah
keputusan.

34. Saya rela mengorbankan waktu tidur demi dapat ber-internetan.
35. Lebih baik tidak on-line daripada telat masuk kuliah akibat penggunaan
internet.

36. Jika harus membuat keputusan, saya biasanya mencari alternatif
jawaban dengan cepat dan spontan.

37. Daripada mengerjakan tugas kuliah, saya lebih senang on-line.
38. Saya akan bertanggung jawab apabila saya melakukan kesalahan.
39. Lebih baik saya tidur daripada berlama-lama di depan layar komputer.
40. Saya lebih memilih menahan lapar daripada harus meninggalkan layar
komputer.

41. Saya rela membohongi orangtua untuk dapat bermain game-online.
42. Saya akan lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas apapun .
43. Saya tidak akan menyerah sebelum berusaha semaksimal mungkin.
44. Saya tidak peduli dengan kejadian hari esok.
45. Saya harus cepat menyelesaikan satu tugas agar tugas lain tak
terbengkalai.

46. Sebelum saya bermain internet, biasanya saya terlebih dahulu
mengerjakan tugas .

47. Bila saya merencanakan sesuatu, saya cukup yakin dapat
melaksanakannya.

48. Saya tidak peduli dengan adanya hari esok.
49. Saya hanya belajar pada saat UAS berlangsung.
50. Saya selalu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.
51. Saya suka mengatur pengeluaran saya agar tidak boros.
52. Saya selalu menyediakan pulsa untuk on-line di handphone.
53. Saya tidak pernah menyadari bahwa bermain game-online bisa
merugikan diri saya sendiri.

54. Saya pernah menyalurkan kemarahan saya kepada orangtua karena
dilarang bermain game-online.

55. Saya selalu menyalahkan diri saya jika saya tidak dapat membagi
waktu.

56. Akibat penggunaan internet yang berlebihan, saya dimarahi oleh
orangtua.

57. Jika saya mendapatkan nilai UAS jelek, saya akan menyalahkan diri
sendiri karena terlalu sering on-line.

58. Saya selalu menyalahkan diri saya sendiri apabila saya terlambat datang
ke kampus.

59. Saya merasa menyesal akibat menggunakan internet yang berlebihan.
60. Saya tidak bisa menerima apapun alasannya, jika orang tua melarang
saya bermain game-online.



Bagian II

1. Dalam 1 minggu, saya bermain facebook & twitter sebanyak.
a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali


2. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk bemain facebook &twitter
a. > 10 jam
b. 2,5 jam- 10 jam
c. < 2,5 jam


3. Dalam 1 minggu, saya bermain game-online sebanyak..
a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali


4. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk bermain game-online
a. > 10 jam
b. 2,5 jam- 10 jam
c. < 2,5 jam



5. Dalam 1 minggu, saya chatting di internet sebanyak.
a. > 10 kali
b. 3-10 kali
a. < 3 kali



6. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan ketika chatting di internet.
a. > 10 jam
b. 2,5 jam- 10 jam
c. < 2,5 jam


7. Dalam 1 minggu, saya menggunakan internet untuk mencari berbagai informasi
sebanyak.
a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali


8. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk mencari berbagai informasi.
a. > 10 jam
b. 2,5 jam-10 jam
c. < 2,5 jam


9. Dalam 1 minggu, saya menggunakan internet untuk mendownload jurnal sebanyak..
a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali

10. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk mendownload jurnal..
a. > 10 jam
b. 2,5 jam-10 jam
c. <2,5 jam jam


11. Dalam 1 minggu, saya menggunakan internet untuk membaca artikel sebanyak.
a. > 10 kali
b. 3-10 kali
b. < 3 kali


12. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk membaca artikel.
a. > 10 jam
b. 2,5 jam-10 jam
c. 2,5 jam










Angket Field Test
Assalamualaikum Wr Wb.
Saya adalah mahasisiwi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan
penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Skala ini merupakan instrumen yang digunakan untuk dapat mengungkap tema yang sesuai dengan
judul penelitian tersebut. Oleh karenanya, saya sangat mengharapkan jawaban anda yang sejujur-
jujurnya dan sesuai dengan yang anda alami dan anda rasakan.
Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua jawaban adalah benar sejauh jawaban
tersebut benar-benar mencerminkan pribadi anda. Skala ini hanya untuk tujuan ilmiah, setiap jawaban
yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya.
Baca dengan seksama petunjuk pengisian yang ada agar tidak terjadi kesalahan pengisian. Setelah
selesai, teliti sekali lagi jawaban anda agar tidak terdapat pernyataan yang terlewat/tidak diisi.
Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi skala ini, karena data yang anda berikan
sangat penting artinya bagi penelitian ini. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas
kerjasama dan waktu yang anda berikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.


Salam

Yuniar Rachdianti









Petunjuk Pengisian
Anda diminta untuk memberi tanda () pada kolom huruf yang anda rasa paling sesuai dengan
keadaan anda. Alternative jawaban yang disediakan untuk bagian pertama adalah :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Usia :
Jenis Kelamin :
Bagian I
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Sebelum mengerjakan tugas, yang terlebih dahulu saya lakukan adalah
membuka internet untuk on-line.

2. Sebelum saya bermain game-online, saya akan mengerjakan tugas
terlebih dahulu agar tidak dimarahi oleh orang tua.

3. Saya menyediakan waktu khusus untuk bermain internet.
4. Tidak ada waktu khusus untuk penggunaan internet.
5. Ketika ada masalah di kampus, saya akan langsung melampiaskannya
dengan cara on-line.

6. Saya akan memaksakan diri untuk on-line meskipun kondisi badan saya
kurang sehat.

7. Jika ada masalah di kampus, saya tidak akan langsung
melampiaskannya dengan cara on-line.

8. Saya membatasi intensitas waktu dalam bermain internet.
9. Apabila ada pikiran yang tidak menyenangkan mengganggu saya, saya
berusaha memikirkan sesuatu yang menyenangkan .

10. Saya tidak dapat menahan diri ketika teman-teman saya mengajak untuk
pergi ke warnet.

11. Saya terus memikirkan internet, manakala sedang off-line (tidak
terhubung dengan internet.

12. Menurut saya, bermain game-online dapat menghilangkan stress.
13. Ketika tubuh saya terasa sakit, saya berusaha mengalihkan pemikiran
saya dari rasa sakit itu .
14. Saya suka menggunakan internet untuk menambah wawasan yang
positif yang tidak berbau pornografi.

15. Apabila saya berada pada suasana hati yang tidak cerah, saya berusaha
untuk bergembira sehingga suasana hatipun akan berubah.

16. Jika saya merasa tertekan , saya malas untuk memikirkan hal-hal yang
menyenangkan.

17. Saya sering menyesal akibat terburu-buru dalam mengambil sebuah
keputusan.

18. Sebelum saya melangkah kemanapun, saya akan membuat
pertimbangan yang matang terlebih dahulu .

19. Saya lebih memilih menahan lapar daripada harus meninggalkan layar
komputer.

20. Saya akan bertanggung jawab apabila saya melakukan kesalahan.
21. Jika harus membuat keputusan, saya biasanya mencari alternatif
jawaban dengan cepat dan spontan.

22. Saya harus cepat menyelesaikan satu tugas agar tugas lain tak
terbengkalai.

23. Saya tidak peduli dengan kejadian hari esok.
24. Saya tidak akan menyerah sebelum berusaha semaksimal mungkin.
25. Saya tidak peduli dengan adanya hari esok.
26. Bila saya merencanakan sesuatu, saya cukup yakin dapat
melaksanakannya.

27. Saya hanya belajar pada saat UAS berlangsung.
28. Saya selalu menyediakan pulsa untuk on-line di handphone.
29. Akibat penggunaan internet yang berlebihan, saya dimarahi oleh
orangtua.

30. Saya pernah menyalurkan kemarahan saya kepada orangtua karena
dilarang bermain game-online.

31. Saya merasa menyesal akibat menggunakan internet yang berlebihan.




Bagian II
1. Dalam 1 minggu, saya bermain facebook & twitter sebanyak.
a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali

2. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk bemain facebook &twitter
a. > 10 jam
b. 2,5 jam- 10 jam
c. < 2,5 jam

3.Dalam 1 minggu, saya bermain game-online sebanyak..
a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali

4. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk bermain game-online
a. > 10 jam
b. 2,5 jam- 10 jam
c. < 2,5 jam

5. Dalam 1 minggu, saya menggunakan internet untuk mencari berbagai informasi
sebanyak.
a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali

6. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk mencari berbagai informasi.
a. > 10 jam
b. 2,5 jam-10 jam
c. < 2,5 jam

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Reliabilitas Self-Control
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_


R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. VAR00001 3.6667 .4754 60.0
2. VAR00002 3.2000 .6840 60.0
3. VAR00003 3.0500 .5945 60.0
4. VAR00004 3.5500 .6746 60.0
5. VAR00005 3.1833 .8129 60.0
6. VAR00006 3.5333 .5031 60.0
7. VAR00007 3.0333 .6369 60.0
8. VAR00008 3.1667 .8268 60.0
9. VAR00009 3.0000 .8437 60.0
10. VAR00010 3.3333 .5420 60.0
11. VAR00011 3.3500 .6594 60.0
12. VAR00012 3.2000 .6325 60.0
13. VAR00013 3.3167 .8129 60.0
14. VAR00014 3.2333 .6979 60.0
15. VAR00015 3.3167 .7477 60.0
16. VAR00016 3.4333 .6731 60.0
17. VAR00017 3.3167 .7247 60.0
18. VAR00018 3.1000 .7962 60.0
19. VAR00019 3.4500 .7462 60.0
20. VAR00020 3.2500 .6796 60.0
21. VAR00021 3.4333 .6207 60.0
22. VAR00022 2.8500 .7089 60.0
23. VAR00023 3.2000 .7546 60.0
24. VAR00024 3.0833 .7431 60.0
25. VAR00025 3.1833 .7700 60.0
26. VAR00026 3.0167 .9112 60.0
27. VAR00027 3.4667 .7471 60.0
28. VAR00028 3.0333 .8018 60.0
29. VAR00029 3.4000 .7410 60.0
30. VAR00030 3.4000 .5584 60.0
31. VAR00031 3.2500 .7041 60.0
32. VAR00032 3.3500 .6594 60.0
33. VAR00033 3.1833 .6507 60.0
34. VAR00034 3.4000 .6938 60.0
35. VAR00035 3.5333 .5957 60.0
36. VAR00036 3.6667 .6553 60.0
37. VAR00037 3.0000 .5523 60.0
38. VAR00038 2.9833 .6763 60.0
39. VAR00039 3.1833 .7700 60.0
40. VAR00040 2.9667 .9013 60.0
41. VAR00041 2.8000 .5462 60.0
42. VAR00042 2.4833 .7700 60.0
43. VAR00043 3.4000 .5272 60.0
44. VAR00044 3.0500 .7903 60.0
45. VAR00045 3.2667 .7334 60.0
46. VAR00046 3.0167 .7917 60.0
47. VAR00047 3.4500 .6490 60.0
48. VAR00048 2.7667 .6979 60.0
_


R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

49. VAR00049 3.1500 .6331 60.0
50. VAR00050 2.8833 .6402 60.0
51. VAR00051 2.9167 .7656 60.0
52. VAR00052 2.8500 .7324 60.0
53. VAR00053 2.9167 .6712 60.0
54. VAR00054 3.4167 .6187 60.0
55. VAR00055 2.7167 .7386 60.0
56. VAR00056 3.2500 .6796 60.0
57. VAR00057 3.1000 .5734 60.0
58. VAR00058 3.0000 .6638 60.0
59. VAR00059 3.1833 .7477 60.0
60. VAR00060 3.1000 .7524 60.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 190.9833 156.9997 12.5300 60
_


R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)


Item-total Statistics

Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

VAR00001 187.3167 153.8133 .2511 .8236
VAR00002 187.7833 151.4268 .3033 .8222
VAR00003 187.9333 151.6904 .3284 .8218
VAR00004 187.4333 151.7412 .2890 .8225
VAR00005 187.8000 153.9593 .3180 .8267
VAR00006 187.4500 152.2178 .3148 .8218
VAR00007 187.9500 150.6585 .3096 .8208
VAR00008 187.8167 151.2709 .2481 .8235
VAR00009 187.9833 152.9658 .1592 .8258
VAR00010 187.6500 150.7737 .3457 .8202
VAR00011 187.6333 161.3887 -.2879 .8340
VAR00012 187.7833 151.6980 .3146 .8221
VAR00013 187.6667 150.9718 .3287 .8229
VAR00014 187.7500 151.4788 .2930 .8224
VAR00015 187.6667 153.8192 .1413 .8258
VAR00016 187.5500 151.9805 .2751 .8228
VAR00017 187.6667 148.5989 .3058 .8189
VAR00018 187.8833 152.2743 .3082 .8244
VAR00019 187.5333 151.3379 .2781 .8227
VAR00020 187.7333 153.6565 .1710 .8250
VAR00021 187.5500 152.8958 .2422 .8235
VAR00022 188.1333 155.2023 .3033 .8272
VAR00023 187.7833 149.6302 .3383 .8206
VAR00024 187.9000 149.8881 .3105 .8208
VAR00025 187.8000 151.6203 .2524 .8233
VAR00026 187.9667 151.8972 .1902 .8252
VAR00027 187.5167 152.7624 .1992 .8245
VAR00028 187.9500 150.1500 .3159 .8217
VAR00029 187.5833 148.9251 .4061 .8195
VAR00030 187.5833 152.2811 .3197 .8223
VAR00031 187.7333 152.3684 .2379 .8236
VAR00032 187.6333 149.5921 .3323 .8196
VAR00033 187.8000 151.5186 .3157 .8220
VAR00034 187.5833 151.8065 .2756 .8228
VAR00035 187.4500 153.8788 .1872 .8246
VAR00036 187.3167 150.0167 .4083 .8201
VAR00037 187.9833 158.2879 -.1146 .8296
VAR00038 188.0000 152.2373 .3380 .8232
VAR00039 187.8000 150.9424 .2888 .8224
VAR00040 188.0167 154.9997 .3029 .8290
VAR00041 188.1833 155.6438 .0776 .8264
_


R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)


Item-total Statistics

Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

VAR00042 188.5000 157.7797 -.0710 .8309
VAR00043 187.5833 153.6031 .3386 .8237
VAR00044 187.9333 149.3853 .3318 .8206
VAR00045 187.7167 148.7489 .3212 .8192
VAR00046 187.9667 152.8802 .1784 .8251
VAR00047 187.5333 151.9819 .3173 .8226
VAR00048 188.2167 150.5794 .3164 .8212
VAR00049 187.8333 149.7345 .3230 .8195
VAR00050 188.1000 154.7017 .1186 .8260
VAR00051 188.0667 153.6565 .1453 .8258
VAR00052 188.1333 148.0158 .3240 .8182
VAR00053 188.0667 153.9277 .1574 .8253
VAR00054 187.5667 150.2497 .3198 .8201
VAR00055 188.2667 157.1141 -.0356 .8298
VAR00056 187.7333 150.8768 .3391 .8215
VAR00057 187.8833 156.1726 .0348 .8272
VAR00058 187.9833 152.2201 .2649 .8230
VAR00059 187.8000 148.2644 .3090 .8187
VAR00060 187.8833 151.3251 .2760 .8227



Reliability Coefficients

N of Cases = 60.0 N of Items = 60

Alpha = .7959

Reliabilitas Intensitas Penggunaan Internet
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_



R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. VAR00001 2.5667 .6207 60.0
2. VAR00002 2.6333 .5513 60.0
3. VAR00003 2.4500 .6490 60.0
4. VAR00004 2.4167 .7200 60.0
5. VAR00005 2.3667 .5813 60.0
6. VAR00006 2.2333 .6979 60.0
7. VAR00007 2.0667 .6342 60.0
8. VAR00008 2.0000 .6638 60.0
9. VAR00009 1.9000 .5109 60.0
10. VAR00010 1.7667 .5635 60.0
11. VAR00011 1.7500 .5712 60.0
12. VAR00012 1.7667 .6475 60.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 25.9167 8.2811 2.8777 12


Item-total Statistics

Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

VAR00001 23.3500 7.0788 .3473 .4419
VAR00002 23.2833 7.1556 .3785 .4364
VAR00003 23.4667 7.3718 .3385 .4734
VAR00004 23.5000 6.5932 .3163 .4156
VAR00005 23.5500 7.2347 .2266 .4488
VAR00006 23.6833 6.8302 .2642 .4343
VAR00007 23.8500 7.8246 .3153 .5070
VAR00008 23.9167 7.5692 .3042 .4925
VAR00009 24.0167 7.8472 .2604 .4889
VAR00010 24.1500 7.2822 .2240 .4500
VAR00011 24.1667 7.3955 .1800 .4613
VAR00012 24.1500 7.2483 .1760 .4624



Reliability Coefficients

N of Cases = 60.0 N of Items = 12

Alpha = .6822


Hasil Uji Korelasi
Correlations

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N
Self-control
98.5000 7.13585 70
Intensitas Penggunaan
Internet
25.3429 2.72873 70


Correlations

Self-control
Intensitas
Penggunaan
Internet
Pearson Correlation 1 -.465(**)
Sig. (2-tailed) . .000
Self-control
N 70 70
Pearson Correlation -.465(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .
Intensitas Penggunaan
Internet
N 70 70
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).



T-Test


Group Statistics

jenis kelamin N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Laki-laki 29 24.7241 2.83973 .52732 intensitas
penggunaan
internet
Perempuan
41 25.7805 2.59338 .40502

Independent Samples Test

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
inten
sitas
peng
guna
an
inter
Equal
variances
assumed
.377 .541 -1.614 68 .111 -1.0563 .65452 -2.36243 .24973





Oneway


ANOVA

intensitas penggunaan internet

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 32.069 4 8.017 1.082 .373
Within Groups 481.703 65 7.411
Total 513.771 69



Hasil Uji Regresi

Model Summary

Mode
l R
R
Square
Adjuste
d R
Square
Std. Error
of the
Estimate Change Statistics

R Square
Change
F
Chang
e df1 df2 Sig. F Change
1 .59
1(a
)
.350 .299 2.28483 .350 6.883 5 64 .000
a Predictors: (Constant), retrospetive control, behavioral control, decisional control, cognitive control,
informational control

ANOVA(b)

Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Regressio
n
179.662 5 35.932 6.883 .000(a)
Residual 334.110 64 5.220
1
Total 513.771 69
a Predictors: (Constant), retrospetive control, behavioral control, decisional control, cognitive control,
informational control
b Dependent Variable: intensitas penggunaan internet




net
Equal
variances not
assumed
-1.589
56.9
15
.118 -1.0563 .66491 -2.38786 .27516
Coefficients(a)

Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model
B Std. Error Beta
t Sig.
(Constant) 11.719 4.037 2.903 .005
behavioral
control
.108 .100 .116 1.074 .287
cognitive
control
-.119 .122 -.103 -.973 .334
decisional
control
.245 .116 .226 2.107 .039
informational
control
.376 .093 .436 4.033 .000
1
retrospetive
control
.218 .223 .107 .980 .331
a Dependent Variable: intensitas penggunaan internet



Model Summary

Mode
l R
R
Squ
are
Adjuste
d R
Square
Std.
Error of
the
Estimate Change Statistics

R Square
Change
F
Chang
e df1 df2 Sig. F Change
1 .166(a) .028 .013 2.71064 .028 1.924 1 68 .170
a Predictors: (Constant), behavioral control


Model Summary

Model R
R
Squ
are
Adjuste
d R
Square
Std.
Error of
the
Estimat
e Change Statistics

R Square
Change
F
Chang
e df1 df2 Sig. F Change
1 .173(a) .030 .001 2.72754 .030 1.030 2 67 .363
a Predictors: (Constant), cognitive control, behavioral control


Model Summary

Mo
del R
R
Squar
e
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate Change Statistics

R
Square
Change
F
Change df1 df2 Sig. F Change
1 .357(a) .127 .088 2.60652 .127 3.207 3 66 .029
a Predictors: (Constant), decisional control, cognitive control, behavioral control
Model Summary

Mo
del R
R
Squar
e
Adjus
ted R
Squar
e
Std. Error
of the
Estimate Change Statistics

R
Square
Chang
e
F
Change df1 df2 Sig. F Change
1 .583(a) .340 .299 2.28415 .340 8.368 4 65 .000
a Predictors: (Constant), informational control, cognitive control, decisional control, behavioral control


Model Summary

M
od
el R
R
Squar
e
Adjusted
R Square
Std.
Error
of the
Estima
te Change Statistics

R
Square
Chang
e
F
Chang
e df1 df2 Sig. F Change
1 .591
(a)
.350 .299
2.2848
3
.350 6.883 5 64 .000
a Predictors: (Constant), retrospective control, behavioral control, decisional control, cognitive control,
informational control


Model Summary

Mo
del R
R
Square
Adjuste
d R
Square
Std. Error
of the
Estimate Change Statistics

R Square
Change
F
Change df1 df2 Sig. F Change
1 .192(a
)
.037 .023 2.69754 .037 2.605 1 68 .111
a Predictors: (Constant), jenis kelamin



Model Summary

a Predictors: (Constant), usia


Model R
R
Square
Adjuste
d R
Square
Std.
Error of
the
Estimate Change Statistics

R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .020(a
)
.000 -.014 2.74815 .001 .028 1 68 .867

Anda mungkin juga menyukai