berdasarkan karakteristik zat kimia yang akan dipisahkan. 2. Menganalisis data percobaan untuk mengidentifikasi suatu zat kimia 3. Memilih cara analisis kimia yang tepat untuk menentukan kandungan zat kimia dalam suatu cuplikan. 1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya. 2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besar. 3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya. 4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda dengan 96%. 5. Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya. 6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain : proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. TAHAPAN ANALISIS 1. Sampling 2. Preserving the sample 3. Preparing the sample for analysis 4. Separating the analyte from interferents 5. Measurement 6. Data analysis & conclusion Syarat Pengukuran: Selektif Peka terhadap suatu pereaksi/alat ukur Spesifik Diperlukan
Pemisahan
Dasar Sifat Fisik Tipe proses Tipe fasa Campuran heterogen; Fasa baru terjadi / terbentuk dari adanya perbedaan sifat fisik dan kimiawi masing- masing komponen. Sedimentasi, Flotasi, Sentrifugasi, Filtrasi. Campuran homogen, pemisahan dari terbentuknya suatu fasa baru sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen yang mudah dipisahkan Filtrasi, Absorpsi, Adsorpsi, Kristalisasi, Ekstraksi, Distilasi, Kromatografi, Evaporasi dan Elektroforesis, No CaraPemisahan Dasar 1 Destilasi 2 Sublimasi 3 Ekstraksi 4 Kristalisasi 5 Filtrasi 6 Dialisis 7 Kromatografi permeasigel KLASIFIKASI PEMISAHAN BERDASARKAN SIFAT FISIK No CaraPemisahan Dasar 1 Destilasi Perbedaantitikdidih 2 Sublimasi Perbedaantekananuap 3 Ekstraksi Perbedaankelarutandiantara2fasa 4 Kristalisasi Perbedaankelarutanpadasuhu tertentu 5 Filtrasi Ukuransolutdibandingkanpori penyaring 6 Dialisis Aliranzatmelaluimembransemi permeabel 7 Kromatografi permeasigel Ukurananalitterhadapporigel Mekanik (Pengayakan&Eksklusi) Fisik (Partisi&perubahankeadaan) Kimia (PerubahanKeadaan) Dialisis Krom.Eksklusi Filtrasi Sentrifugasi Klasifikasi Pemisahan Berdasarkan Tipe Proses Mekanik (Pengayakan&Eksklusi) Fisik (Partisi&perubahankeadaan) Kimia (PerubahanKeadaan) Dialisis Krom.Eksklusi Filtrasi Sentrifugasi Klasifikasi Pemisahan Berdasarkan Tipe Proses Mekanik (Pengayakan&Eksklusi) Fisik (Partisi&perubahankeadaan) Kimia (PerubahanKeadaan) Dialisis KGC,KCC,KGP Pengendapan Krom.Eksklusi Elektroforesiszona Elektrodeposisi Filtrasi Destilasi Penopengan Sentrifugasi Sublimasi Pertukaranion Kristalisasi Klasifikasi Pemisahan Berdasarkan Tipe Proses Fasa awal Fasekedua Gas Cair Padat Gas Cair Padat Klasifikasi Pemisahan Berdasarkan Tipe Fasa Fasa awal Fasekedua Gas Cair Padat Gas Difusitermal KGC KGP Cair Destilasi KCC,Dialisis, Ultrafiltrasi KCP, Pengendapan, Elektrodeposisi, kristalisasi, elektroforesis Padat Sublimasi Kristalisasi Klasifikasi Pemisahan Berdasarkan Tipe Fasa DasarPemisahan TeknikPemisahan Ukuran Filtrasi Dialisis Kromatografisize-eksklusi Massadandensitas Centrifugasi PembentukkanKompleks Penopengan Perubahanfisika Destilasi Sublimasi Rekristalisasi Perubahankimia Pengendapan Pertukaranion Elektrodeposisi Pembagianantarfasa Ekstraksi Kromatografi .. 1) Ssamp = kA. CA kA adalah sensitifitas. Sedangkan bila ada zat pengganggu persamaan 1) menjadi : Ssamp = kACA + kiCi.. 2) ki dan Ci adalah sensitifitas dan konsentrasi zat pengganggu.
Jadi dengan adanya zat pengganggu selektifitas metode ditentukan oleh perbedaan relatif sensitifitas analit dan zat pengganggu. Sekalipun metode lebih selektif terhadap zat pengganggu, Ssamp bisa digunakan untuk menentukan konsentrasi analit jika sumbangan zat pengganggu terhadap Ssamp signifikan. Koefisien selektifitas KA,I merupakan ciri dari selektifitas metode. k1 KA,I = .. 3) k2 TEORI PEMISAHAN
Bila tidak ada zat pengganggu, hubungan antara sinyal sampel (Ssamp) dan konsentrasi (CA) adalah : Bila k1 pada persamaan 3) di substitusikan ke persamaan 2), maka setelah disederhanakan menjadi Ssamp = kA [CA + KA,I Ci ] .. 4) oleh karena itu zat penggangu tidak akan menjadi masalah sepanjang konsentrasi produk dan koefisien selektifitas secara signifikan lebih kecil dari konsentrasi analit. KA,I Ci << CA .. 5) Bila zat pengganggu tidak dapat diabaikan maka akurasi analisis harus dimulai dengan pemisahan analit dan zat pengganggu. Tujuan akhir dari pemisahan dalam analisis kimia adalah mengeluarkan analit atau pengganggu dari matriks sampel. Efisiensi pemisahan dipengaruhi oleh gangguan untuk mendapatkan semua analit, dan gangguan untuk menghilangkan semua pengganggu. Bila recovery (perolehan kembali) analit diberi notasi RA, maka: CA RA, = .. 6) (CA)o Efisiensi Pemisahan Recovery pengganggu Ri adalah : Ci Ri = .. 7) (Ci)o Keefektifan pemisahan disebut dengan faktor pemisahan (Si,a) adalah perubahan perbandingan penggangu dan analit yang disebabkan pemisahan. Ci/CA (Si,a) = .. 8 (Ci )O/ (CA)O Dalam pemisahan yang sempurna nilai RA = ........., Ri = ......... dan Si,A = ........... Untuk mengeliminasi gangguan matrik, dapat dilakukan sebelum pengukuran dengan dua cara yaitu: 1. tanpa pemisahan (penopengan = masking) 2. pemisahan. 1. Eliminasi gangguan (interference) tanpa pemisahan (penopengan = masking). Eliminasi penggangu dengan cara penopengan dapat dilakukan dengan cara spesi pengganggu yang potensial ditutup untuk mencegah ikut sertanya dalam pengukuran. Misalnya melalui kompleksasi atau pengaturan kondisi. Cara kompleksasi, yaitu dengan memasukkan zat pengkompleks ( masking agent) yang bereaksi selektif dengan pengganggu. Contoh penopengan dengan pembentukkan kompleks penopengan Zn2+ dalam penentuan Mg2+dengan EDTA. Mg2+ + EDTA
Zn2+ + EDTA Mg-EDTA
Zn-EDTA Mg-EDTA Mg2+ + CN- (berlebih)
Zn2+ + CN- (berlebih) + EDTA
Zn(CN)42- + EDTA Contoh lain: penggunaan ion fluorida untuk melindungi gangguan Fe(III) dalam penentuan Cu(II) secara iodometri. Penentuan Cu(II) dalam suatu sampel dilakukan dengan menambahkan kalium iodida dan mentitrasi iod yang dibebaskan dengan natriumtiosulfat. Jika dalam larutan sampel terdapat pula ion Fe(III) maka ion ini akan mengganggu karena dapat pula mengoksidasi iodida menjadi iod. Untuk menghilangkan gangguan ion Fe(III) ini, maka kedalam larutan ditambahkan natrium fluorida. Ion fluorida cenderung lebih kuat membentuk kompleks dengan Fe(III) FeF63- karena terjadi penurunan potensial elektroda sistem Fe(III) hingga hanya ion Cu(II) dari sampel mengoksidasi iodida menjadi iod Eliminasi gangguan (interference) dengan Pemisahan. Pada eliminasi gangguan dengan pemisahan, spesi yang akan ditetapkan diisolasi dipisahkan dari spesi penggangu. Pemisahan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Teknik yang dipilih tergantung dari kebutuhan asalkan memenuhi kriteria yang disyaratkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode analisis yaitu ; 1. Ukuran sampel yang tersedia 2. Keterbatasan/kelebihan suatu metode 3. Tingkat pemisahan yang diinginkan 4. Kegunaan metode secara umum 5. Kesederhanaan dan selektifitas metode 6. Kompleksitas campuran 7. Apakah digunakan satu atau gabungan metode 8. Metode yang dipilih apakah metode kimia atau metode fisika ? 1. Ukuran partikel, bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencmpur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan terhalang. 2. Titik didih, bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan sedikit menguap ketika titik didihnya terlewati. 3. Kelarutan, suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter. 4. Pengendapan, suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentsi tau sentrifugsi. Namun jika dalm campuran mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi. 5. Difusi, dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh zat yang murni. pemisahan zat dengan menggunakan bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut gel agarosa. 6. Adsorbsi, merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme. proses penyingkiran padatan dari cairan, Metoda pemurnian cairan dan larutan yang paling mendasar. sampel yang akan disaring dituangkan ke corong yang di dasarnya ditaruh kertas saring. Fraksi cairan melewati kertas saring dan padatan yang tinggal di atas kertas saring. Bila sampel cairan terlalu kental, filtrasi dengan penghisapan digunakan. Alat khusus untuk mempercepat filtrasi dengan memvakumkan penampung filtrat juga digunakan. Filtrasi dengan penghisapan tidak cocok bila cairannya adalah pelarut organik mudah menguap. Dalam kasus ini tekanan harus diberikan pada permukaan cairan atau larutan (filtrasi dengan tekanan). Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padatnyang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. Kelarutan material yang akan dimurnikan harus memiliki ketergantungan yang besar pada suhu. Kristal tidak harus mengendap dari larutan jenuh dengan pendinginan karena mungkin terbentuk super jenuh. misal : penambahan kristal bibit, atau menggaruk dinding Untuk mencegah reaksi kimia antara pelarut dan zat terlarut, penggunaan pelarut non-polar lebih disarankan. Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum. Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu Senyawa polar akan larut dalam pelarut polar, senyawa non polar akan larut dalam pelasut non polar (organik)
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan tinta.