Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala. Supervisi yang dilakukan hanya sekali bisa dikatakan bukan supervisi yang baik, karena organisasi/lingkungan selalu berkembang. Oleh sebab itu agar organisasi selalu dapat mengikuti berbagai perkembangan dan perubahan, perlu dilakukan berbagai penyesuaian. Supervisi dapat membantu penyesuaian tersebut yaitu melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan. Tidak ada pedoman yang pasti mengenai berapa kali supervisi harus dilakukan. Yang digunakan sebagai pegangan umum, supervisi biasanya bergantung dari derajat kesulitan pekerjaan yang dilakukan, serta sifat penyesuaian yang akan dilakukan. Jika derajat kesulitannya tinggi serta sifat penyesuaiannya mendasar, maka supervisi harus lebih sering dilakukan.
Berapa kali dalam satu tahun kepala sekolah melakukan tugas supervisi terhadap sekolah yang dipimpinnya? dan supervisi yang seperti apakah yang dilakukan oleh kepala sekolah tersebut? Jawab: adapun tugas supervisi di sekolah ini terbagi menjadi dua macam, yaitu : Supervisi secara tidak langsung, yaitu supervisi yang meliputi pengawasan dan pembinaan yang dilakukan dengan mengamati lingkungan serta warga sekolah, seperti melihat aktivitas guru, staf kantor, pegawai, maupun para murid. Supervisi ini dilakukan kepala sekolah hampir setiap hari hari aktif sekolah. Supervisi secara langsung atau resmi, yaitu pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara terprosedur dan terencana dalam program sekolah, seperti mengevaluasi program supervisi itu sendiri kemudian melakukan pembinaan terhadap warga sekolah terutama guru. Supervisi ini dilakukan kepala sekolah beberapa sekali dalam setahun, kemungkinan bisa dua sekali dalam setahun Secara umum, kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain adalah: 1) Memotivasi para guru dan pegawai agar menjalankan tugasnya dengan baik. 2) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang mendukung kelancaran KBM. 3) Bersama guru-guru berusaha mengemabangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum. 4) Membina kerja sama yang harmonis diantara guru dan pegawai sekolah. 5) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan sebagainya. 6) Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau POMG dan instansi-instansi lain dalam rangka peningkatan mutu pendidikan siswa