Anda di halaman 1dari 7

Pengemasan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Contoh Kemasan
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk
ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus
dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya,
melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu
pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar
mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari
segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena
itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
[1]

Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan
makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan
makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di bidang pascapanen,
sudah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan kemasan
baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pertanian, dan hal
ini secara pasti menggeser metode pengemasan tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia.
[2]

Pengemasan tradisional
Ragam kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan
daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu air dan daun
jati. Cara pengemasannyapun dilakukan dengan berbagai macam cara seperti dapat dilihat dalam
Tabel berikut
Cara mengemas
Bahan kemasan
Menggulung
Daun pisang
Daun bambu
Daun/kelobot jagung
Melipat
Daun pisang
Daun jambu
Membalut
Daun pisang
Daun kelapa
Menganyam Daun kelapa
Pengemasan, diatas bertujuan untuk melindungi makanan dari kerusakan, juga merupakan daya pikat-
bagi orang agar tergiur menikmatinya.
[2]

Persyaratan Bahan Kemas
Dalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek
mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen tergantung pada kondisi
bahan mentah, metoda pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan,
pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.
Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan dari
udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi
mikroorganisme.
Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan
penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan
perhatian.
Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran
masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada,
mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kesalahan dalam hal memilih
bahan baku kemasan, kesalahan memilih desain kemasan dan kesalahan dalam memilih jenis
kemasan, dapat diminimalisasi. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan
harus memiliki sifat-sifat :
Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).
Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat
mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas.
Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).
Kuat dan tidak mudah bocor.
Relatif tahan terhadap panas.
Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.
[3]

Penggolongan Kemasan[sunting]
Cara-cara pengemasan sangat erat berhubungan dengan kondisi komoditas atau produk yang dikemas
serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas harus memberikan suatu kondisi yang sesuai
dan berperan sebagai pelindung bagi kemungkinan perubahan keadaan yang dapat memengaruhi
kualitas isi kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri. Kemasan dapat digolongkan berdasarkan
beberapa hal antara lain:
1. Frekuensi Pemakaian
Kemasan Sekali Pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali
pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan
kaleng.
Kemasan yang Dapat Dipakai Berulang Kali (Multi Trip), seperti beberapa jenis botol
minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak dibuang oleh
konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan
ulang oleh pabrik.
Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini biasanya digunakan
untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai, misalnya kaleng biskuit, kaleng
susu, dan berbagai jenis botol. Wadah-wadah tersebut digunakan untuk penyimpanan bumbu,
kopi, gula, dan sebagainya.

2. Struktur Sistem Kemas Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem
kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas :
Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol
minuman, bungkus tempe)
Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah
buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.
Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah
kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama
pengangkutan.

3. Sifat Kekakuan Bahan Kemas
Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, foil.
Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila
dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan logam.
Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara
kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah
bahan yang berbentuk pasta.

4. Sifat Perlindungan Terhadap Lingkungan
Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya
kaleng dan botol gelas.
Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan
logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan
vitamin yang tinggi, serta makanan yang difermentasi.
Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan
proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.

5. Tingkat Kesiapan pakai
Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan
sebagainya.
Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan
tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder
fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
[4]

Kemasan Fleksibel
Di samping jenis-jenis kemasan di atas, dewasa ini telah berkembang pesat sistem pengemasan secara
fleksibel, yaitu sistem pengemasan yang dapat melentur mengikuti bentuk bahan yang dikemas.
Bahan pengemas fleksibel terdiri dari berbagai jenis kertas, cellulose films, film plastik, kertas timah
coatings, bonding adhesives, dan kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Pengemas fleksibel ini banyak
digunakan dalam pembungkusan berbagai komoditas dan produk olahannya seperti buah-buahan
(manisan, pisang sale, durian, nangka), daging (abon, dendeng, sosis), ikan (dendeng ikan, krupuk
ikan, ikan teri goreng), makanan lengkap (mie, bihun, sambal goreng), bumbu lengkap (gule, opor,
rawon, dan sup), rempah-rempah (cabai giling, kunyit, pala, vanili), makanan lainnya (biskuit,
kembang gula, dodol, coklat). Cara mengemas komoditas pertanian dan produk olahan dalam
pengemas fleksibel dapat dilakukan dengan cara:
Secara manual, dengan menggunakan tangan tanpa bantuan alat/mesin. Contohnya :
membungkus tempe dengan daun atau plastik, kembang gula, membungkus teh dalam
kemasan kertas, dan sebagainya.
Semi mekanik, menggunakan tangan dengan dibantu peralatan tertentu, misalnya menutup
botol kecap/minuman, penggunaan heat sealer untuk merekatkan plastik.
Mekanis, dengan mesin kemas yang digerakkan oleh tenaga listrik/motor berkecepatan tinggi.
Umumnya proses pengemasan bersamaan dengan proses pengisian bahan dalam satu unit
mesin seperti pengisian botol minuman ringan, obat-obatan, dan sebagainya.
Pemasaran kemasan ini akhir-akhir ini menjadi populer untuk mengemas berbagai produk baik padat
maupun cair. Dipakai sebagai pengganti kemasan rigid maupun kemas kaleng atas pertimbangan
ekonomis kemudahan dalam penanganan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sebuah kemasan produk, yaitu :
1. Sablon Plastik
Keunggulan:
Bila menggunakan kemasan plastik bersablon, camilan tentunya lebih aman karena tidak tercampur
langsung dengan tinta tulisan label. Selain itu tampilan akan lebih rapi dan menarik dengan aneka
design gambar yang terlihat jelas pada kemasan.
Kelemahan:
Dari segi harga, kemasan plastik bersablon relatif lebih mahal dengan kisaran harga sekitar Rp 100
sampai Rp 200 per lembar. Padahal , untuk usaha camilan dibutuhkan ratusan hingga ribuan kemasan
per harinya. Jika penjualan anda belum maksimal, hal ini tentu akan menjadi beban tersendiri bagi
biaya operasional.
2. Cetak Kertas
Keunggulan:
Kemasan dalam label kertas harganya lebih murah. Misalnya anda menggunakan label kertas
berukuran 5cm x 4,5 cm untuk kemasan camilan per 100 gram, biaya yang dibutuhkan hanya Rp 4,-.
Dengan perhitungan 1 lembar HVS menghasilkan 20 lembar kertas label ukuran 54,5; satu rim
kertas HVS isi 500 lembar (20500 = 10.000 lembar). Sedangkan biaya cetak + beli kertas 1 rim = Rp
40.000. Perhitungannya tinggal dibagi saja, yaitu Rp 40.000 : Rp 10.000 lembar = Rp 4,- / lembar.
Kelemahan :
Jika camilan yang diproduksi mengandung minyak, label kertas akan luntur. Dari segi kesehatan hal
ini tentunya akan merugikan konsumen. Proses perijinannya pun akan mengalami kesulitan karena
dibawah standar keamanan produk makanan. Tetapi ada solusi lainnya, yaitu masukkan kertas label
ke dalam plastik kecil terlebih dahulu, sehingga tidak bercampur langsung dengan produk camilan
anda.
Kemasan bisa membuat konsumen secara tak sadar tertarik dan membeli suatu produk. Kemasan
merupakan faktor penting dalam menciptakan image produk, sebab dia bisa mengatakan banyak hal.
Kemasan juga merupakan elemen penting pemasaran, disebabkan sifatnya yang komunikatif.
Kemasan yang memiliki nilai jual, hendaknya unik dan menarik, yang belum pernah dipakai pesaing.
Misalnya, pembungkus roti yang ramah lingkungan.

Menciptakan Merek
Merek dianggap sebagai alah satu strategi penjualan yang efektif. Selain sebagai identitas, merek juga
akan membuat konsumen percaya dan setia pada produk. Ada ikatan emosi yang membuat konsumen
terkesan dengan produk yang bersangkutan. Ikatan ini yang membuat konsumen tak
mempertimbangkan merek lain, walaupun harganya lebih murah.

Namun, kesetiaan konsumen tentu tak hanya berasal dari merek, tetapi juga kualitas produk,
pelayanan yang memuaskan, dan harga yang masuk akal. Semakin banyak konsumen yang puas
dengan kualitas produk, maka semakin tinggi nilai jual sebuah merek.

Merek yang diciptakan hendaknya simpel, mudah diingat, mudah diucapkan (tak lebih dari tiga suku
kata), memiliki makna dan cerita tertentu. Sebagai perbandingan, Anda juga perlu memperhatikan
nama apa yang dimiliki produk saingan. Logo yang sesuai juga perlu diciptakan. Sebab logo bisa
membuat merek terkesan lebih istimewa. Logo juga bisa menjadi media komunikasi yang mudah
diingat, tanpa batasan bahasa. Logo inilah yang akan menjadi identitas sebuah produk.

Merek yang telah diciptakan, tentu harus dijaga dan diperhatikan penggunaannya. Selalu sediakan
kartu nama, baik di toko maupun dompet, karena sewaktu - waktu akan dibutuhkan. Perhatikan juga
hal kecil yang bisa berdampak besar, seperti kebersihan dan kenyamanan toko. Lakukan promosi
gencar, dan selalu menjalin hubungan baik dengan konsumen.

Target Konsumen
Hal lain yang tak kalah penting adalah menentukan target konsumen. Pelaku usaha bakery kecil pun
memiliki kesempaan memasarkan produknya ke tingkat menengah atas. Namun, kesan yang dibentuk
haruslah sebuah produk dengan merek, penampilan dan kemasan yang mewah. Seringkali mereka
bingung menentukan target sasaran, sebab ingin memuaskan klien kelas atas, sekaligus menengah.

Padahal, kedua pasar ini sulit digabungkan. Solusinya, ciptakan dua merek roti yang berbeda untuk
kedua target pasar. Ketika ingin mengejar pasar kelas atas, gunakan merek yang berkesan mewah, dan
pasanglah harga tinggi, tentunya dengan kualitas roti yang prima. Sebaliknya, jika ingin mengejar
konsumen yang menginginkan harga murah, maka harga dan kualitas bisa diturunkan.

Jika Anda berusaha berada di antara keduanya, justru akan menyusahkan. Konsumen kelas atas,
umumnya enggan membeli barang murah. Sementara konsumen menengah ke bawah, cenderung
tidak melihat merek, asalkan harganya murah. Maka, proses menentukan pasar sangatlah penting.
Dari sana akan lebih mudah melakukan promosi.

Promosi Tepat Sasaran
Setiap pelaku usaha bakery menginginkan produk rotinya menjadi pembicaraan dan dipuji banyak
orang. Tetapi, bagaimana jika tak seorang pun mengenali produknya ?. Maka, yang harus dilakukan
adalah promosi yang tepat sasaran. Caranya, cari orang yang berpengaruh dalam sebuah komunitas,
dan ajak dia mencicipi roti yang Anda produksi. Jika dia suka, maka roti tersebut akan mudah dikenal
luas. Selain itu, perlu juga menggelar acara khusus untuk memperkenalkan merek roti itu.

Pelaku usaha bakery hendaknya juga mengembangkan pergaulan ke lingkungan yang lebih luas,
seperti pejabat pemerintah, politisi serta orang orang yang bekerja di dunia media seperti surat
kabar, televisi, dan radio. Sebab, salah satu cara agar sebuah produk dilirik konsumen adalah,
bagaimana caranya roti Anda dikonsumsi oleh mereka, saat pesta atau acara sosial tertentu.

Sebab, apa yang dikonsumsi orang terkenal biasanya segera menjadi perhatian banyak orang. Inilah
kesempatan memperkenalkan merek, sekaligus membentuk brand image. Ini bahkan lebih efektif dari
sekadar memajang produk di etalase toko.

Membuat Merk atau Label Usaha Camilan Sendiri

buatlah merk atau label usaha camilan Anda seunik mungkin yang nantinya mudah dibaca, diingat
dan diucapkan.
Dalam dunia usaha, nama produk atau lebih kita kenal sebagai merk/brand merupakan ujung tombak
sebuah pemasaran produk. Ketika suatu produk dipasarkan, dan diterima masyarakat dengan baik,
maka yang akan diingat pertama kali oleh konsumen adalah namanya. Tentu hal ini harus ditunjang
dengan kualitas produk dan kekuatan rasa pastinya. Bahkan, sedemikian hebatnya kekuatan sebuah
nama produk (Merk/Brand), maka ketika kita membicarakan sebuah tema, bisa jadi konsumen pun
sudah mampu membayangkan produk apa yang sedang kita bicarakan. Itulah yang disebut kekuatan
Potitioning Produk. Potitioning produk adalah, gambaran sebuah produk yang melekat kuat pada
merk/brand dibenak konsumen. Sehingga, jika anda berencana membuat usaha camilan, maka penting
sekali mempertimbangkan nama merk atau label usaha camilan Anda yang semenarik mungkin,
seunik mungkin.
Merk/label sebuah produk camilan, selain sebagai tanda pengenal, merk/label juga menjadi pembeda
dari jenis bisnis camilan yang lain. Tidak menutup kemungkinan, banyak pelaku usaha lain yang
menggeluti usaha makanan ringan ini. Konsep ATM, Amati Tiru dan Modofikasi bisa jadi dilakukan
oleh orang lain untuk meniru kesuksesan usaha Anda. Oleh karena itu, selain nama yang menarik,
design kemasan produk juga perlu diperhatikan. Semakin unik design produk, bisa jadi hal tersebut
menjadi nilai tambah bagi produk Anda. dengan hal tersebut maka konsumen pun akan lebih mudah
mengenali produk cemilan Anda karena desain produk yang Anda miliki punya ciri khas yang tidak
biasa.
Dalam kemasan produk, selain mencantumkan merk/label produsen juga harus mencantumkan
tanggal kadaluarsa dan komposisi produk secara detail. Hal ini bertujuan agar konsumen tidak ragu
dalam mengkonsumsi produk anda. Pencantuman komposisi bahan baku selain berguna untuk
memberikan pendidikan kepada konsumen, juga akan sangat berguna dalam proses pengurusan ijin,
baik ijin P-IRT, sertifikat HALAL maupun ijin SIUP.

Terus, bagaimanakah cara untuk mendaftarkan merek bagi sebuah perusahaan? silakan simak berikut
ini :
1. Permohonan untuk pendaftaran merk dagang harus diterima oleh Kantor Direktorat Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual
2. Permohonan harus mencantumkan etiket merek. termasuk semua jenis warna, bentuk atau
bentuk 3 dimensi. Apabila etiket merek menggunakan bahasa asing atau menggunakan
huruf/angka yang tidak lazim digunakan dalam bahasa indonesia, harus disertai
terjemahannya dalam bahasa Indonesia
3. Permohonan juga harus disertai dengan daftar barang atau jasa yang akan diberi tanda/merek
tersebut. Tanda tersebut harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar dapat dilindungi sebagai
suatu merek dagang atau tipe merek lain
4. Merek dagang harus memiliki daya pembeda, sehingga pelanggan dapat membedakan,
mengidentifikasi suatu produk tertentu terhadap produk yang lain. Merek dagang tidak boleh
membingungkan pelanggan atau melanggar norma kesopanan atau moralitas
5. Selain itu, permohonan merek juga harus mencantumkan surat pernyataan bahwa merek yang
akan di daftarkan adalah miliknya, juga surat kuasa apabila permintaan pendaftaran merek
diajukan melalui kuasa, serta membayar seluruh biaya
6. Permohonan pendaftaran merek dapat juga dilakukan dengan hak prioritas. Permohonan
dengan hak prioritas ini harus diajukan dalam waktu selambat-lambatnya 6 bulan sejak
tanggal penerimaan permohonan pendaftaran merek pertama kali di negara asal, yang
merupakan anggota konvensi internasional perlindungan merek.
Syarat Pengajuan Permohonan Pendaftaran Merek :
1. Mengisi formulir dengan diketik rapi dengan menggunakan bahasa indonesia serta
menyertakan foto kopi kartu tanda penduduk (KTP). Untuk perusahaan menggunakan KTP
direktur dan foto kopi akta badan hukum yang sudah dilegalisasi
2. Sertakan pula fotokopi nomor pokok wajib pajak (NPWP) untuk kelengkapan administrasi
serta surat pernyataan dan surat kuasa bermaterai.
3. Menyerahkan gambar merek yang akan didaftarkan. Gambar merek tersebut dibuat sebanyak
24 helai dengan ukuran minimal 2 x 2 cm dan maksimal 9 x9 cm. Untuk gambar yang
berwarna, disertakan satu buah foto kopinya.
4. Membayar biaya pendaftaran atau perpanjangan merek. Bila persyaratan kedua dan ketiga
telah terpenuhi dan sudah disetujui oleh ditjen HAKI, pemohon akan memperoleh surat
pemberitahuan bahwa persyaratan formalitas sudah dipenuhi.
5. Pemeriksaan lebih rinci atas merek yang didaftarkan. Barang dan jasa didaftarkan diverifikasi
sesuai dengan kelompoknya. Untuk keperluan pendaftaran merek, Indonesia masih
berpedoman pada klasifikasi internasional yang membagi barang dan jasa sebanyak 45
kelompok.
6. Lamanya mengurus pendaftaran merek sekitar 9 bulan, yang dilanjutkan dengan
pengumuman ke masyarakat dalam bentuk berita resmi merek (BRM) selama 3 bulan. Bila
selama 3 bulan tidak ada yang keberatan, pada bulan ke-14, Ditjen HAKI mengeluarkan
sertifikat merek. Namun, bila ada pihak-pihak yang keberatan atas BRM yang dikeluarkan
Ditjen HAKI, perlu beberapa bulan lagi untuk keperluan peradilan.
7. Selama proses pendaftaran hingga keluarnya sertifikat dari Ditjen HAKI, permohonan tidak
berhak menggunakan merek tersebut untuk keperluan bisnisnya. Dengan kata lain, penerapan
UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang merek itu penting. Tujuannya tiada lain agar produsen
terlindungi atas hak ciptanya.
Biaya Pendaftaran Merek Dagang :
Untuk para pengusaha, perlunya ada pengakuan hak merek dagang. Ini untuk melindungi merek
dagang yang sudah kita buat. Biaya pendaftaran merek dagang, pemerintah sudah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah No. 50/2001 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) menyebutkan
proses pendaftaran merek dagang hanya Rp450.000. Bila ditambah dengan biaya penelusuran, produk
tersebut sudah terdaftar atau belum sebesar Rp125.000, serta biaya administrasi dan transportasi,
pengurusan merek dagangsebenarnya hanya Rp800.000. Penngurusan desain industrinya sendiri
hanya Rp 600.000

Anda mungkin juga menyukai