Anda di halaman 1dari 18

ANOREKTAL MELANOMA GANAS:

PENGALAMAN RETROSPEKTIF
DENGAN MANAJEMEN BEDAH
PEMBIMBING:
Dr. Ramotan Purba, Sp.B


Oleh:
Andri Hakki

FK UNBRAH
PENDAHULUAN

Anorectal melanoma ganas (ARMM) adalah
tumor fatal yang jarang terjadi. Frekuensi
kejadian untuk ARMM adalah kurang dari 1%
dari tumor ganas anorectal dan sekitar 1% -2%
dari semua melanoma. Walaupun ada
kemajuan dalam pengobatan melanoma,
prognosis ARMM masih sangat jelek dan
kelangsungan hidup penyakit ini dalam 5 tahun
(DSS) adalah 10% atau kurang.

PENDAHULUAN

Dalam kebanyakan kasus, ketika pasien didiagnosis
dengan ARMM, invasi lokal atau metastasis distal sudah
terjadi dan karena ARMM tidak sensitif terhadap
radioterapi dan kemoterapi, pemilihan metode
pengobatan terbatas. Saat ini, pengobatan bedah tetap
merupakan metode pengobatan yang utama untuk
ARMM, dengan reseksi abdominoperineal (APR) dan
eksisi lokal luas (WLE) sebagai pendekatan yang paling
umum digunakan. Namun demikian, ada kontroversi
mengenai teknik yang lebih unggul dalam hal
kelangsungan hidup jangka panjang dan kualitas hidup.

PENDAHULUAN

Karena insiden yang rendah dan perilaku biologis
yang buruk, belum ada konsensus tentang metode
terapi untuk ARMM. Studi saat ini melibatkan
analisis retrospektif dari 56 pasien dengan ARMM
yang menjalani operasi di rumah sakit kami antara
tahun 1975 dan 2008. Kami membandingkan status
kelangsungan hidup pasien setelah APR dan WLE
untuk menentukan hubungan antara pendekatan
bedah dan prognosis ARMM.
BAHAN DAN METODE

DATA KLINIS

Di antara 56 pasien, 22 adalah laki-laki dan 34 perempuan,
rasio laki-laki untuk wanita adalah 1:1,55. Usia rata-rata
pasien adalah 55 tahun (36-81 tahun). Gejala utama adalah
hematochezia dalam 32 kasus, tumor anal dalam 11 kasus,
perubahan kebiasaan buang air besar di 6 kasus, dan
tonjolan atau sakit pada anus dalam 7 kasus. Jarak dari
tumor ke ambang anal kurang dari 5 cm pada semua pasien
sebanyak 56 orang, dan kurang dari 3 cm pada 47 pasien.
Kesalahan dalam diagnosa terjadi dalam 32 kasus (57,14%).
Terjadi kesalahan diagnose pada tiga belas kasus yang
didiagnosa sebagai wasir, 8 kasus didiagnosa sebagai
adenoma atau polip, 4 kasus sebagai kanker, dan 1 setiap
kasus fibroma sebagai karsinoid,, fibroma ganas, eksim, dan
disentri.

BAHAN DAN METODE

PEMERIKSAAN PATOLOGI

Pemeriksaan patologis rutin dilakukan pada 56 kasus
dan diagnosa dibuat oleh dua orang patolog. Ada 49
kasus melanoma pigmen, 7 kasus melanoma
amelanotic, 50 kasus lesi tunggal, 6 kasus lesi multiple.
Pada sepuluh kasus terdapat lesi yang menyerang ke
mukosa, 6 kasus ke submucosa, 19 kasus ke dalam
lapisan otot dan 7 kasus ke dalam membran fibrosa dan
kedalaman lesi tidak tercatat dalam 14 kasus. Di antara
36 pasien yang menjalani APR, metastasis ke kelenjar
getah bening terjadi dalam 21 kasus, sementara itu
dalam 14 kasus metastasis ke kelenjar getah bening tidak
tercatat, dan status metastasis tidak teridentifikasi dalam
1 kasus.

BAHAN DAN METODE

METODE PEMBEDAHAN

Tiga puluh enam kasus menjalani APR, 19 kasus
menjalani WLE, 1 kasus menjalani WLE diikuti
diseksi kelenjar getah bening, tindakan radioterapi
dilakukan pada 4 kasus, tindakan biotherapy dan
kemoterapi dilakukan pada 19 kasus. Agen biologi
utama adalah interferon, dan agen kemoterapi
utama adalah dacarbazine dan vincristine.

HASIL
Perbandingan Metode Bedah Antara Kekambuhan
Lokal dan Metastasis Distal

Semua 56 kasus mengalami tumorectomy. Tingkat
kekambuhan lokal adalah 32,14% (18/56) dan
tingkat metastasis adalah 58,92% (33/56). Tiga puluh
enam kasus menjalani APR, dengan tingkat
kekambuhan lokal 16,13% (5 / 36). Dua puluh kasus
menjalani WLE, dengan tingkat kekambuhan lokal
68,75% (13/20).

HASIL
Perbandingan Metode Operasi Yang Berbeda
Dalam Hal Ketahanan Hidup

Tingkat ketahanan hidup 5 tahun secara
keseluruhan untuk semua pasien adalah 20%.
Tingkat ketahanan hidup 5 tahun secara
keseluruhan 24,6% pada kelompok APR dan 9,9%
pada kelompok WLE.
DISKUSI
ARMM adalah tumor fatal yang jarang terjadi dan
terjadi sebanyak 1% -2% dari semua melanoma.
Rektum dan saluran anal adalah organ yang paling
umum untuk onset ARMM, kecuali kulit dan mata.
Dalam studi ini, karakteristik klinis ARMM
meliputi: onset usia 55 tahun, hematochezia sebagai
gejala utama yang paling umum, mirip insiden tumor
di saluran dubur dan dubur, perempuan lebih
banyak dari laki-laki yang terkena dampak, dan rasio
laki-laki dengan perempuan 1:1.6,
DISKUSI
ARMM kemungkinan besar terletak di sekitar garis
anocutaneous, termasuk garis anocutaneous dan
saluran anal. Zhang dkk mencatat 216 kasus
ARMM, dilakukan analisis deskriptif karakteristik
pertumbuhan tumor, dan menemukan bahwa
ARMM lebih kearah jinak. Melanin telah
dilaporkan melalui pemeriksaan di bawah
mikroskop cahaya pada 70% -80% tumor, namun
persentase adalah 91% dalam penelitian ini.
DISKUSI
Kesalahan diagnosis merupakan karakteristik
signifikan ARMM, karena kasus ARMM jarang dan
gejala klinis yang tidak khas, maka angka kejadian
kesalahan diagnosis cukup tinggi. Dalam penelitian
ini tingkat kesalahan diagnosis adalah 57,14%
(32/56). Gejala awal ARMM menyerupai beberapa
penyakit jinak anorektal, seperti thrombosed
hemorrhoids, wasir campuran, dan rectal adenoma.
Pada tahap lanjut, ARMM mirip dengan kanker
rektum.
DISKUSI
Penyebab kesalahan diagnosis adalah sebagai
berikut:
(1) dokter tidak memiliki pengetahuan yang cukup
tentang penyakit ini
(2) fitur klinis kurang spesifik
(3) diagnosis patologis sangat sulit.

DISKUSI

Ada beberapa metode yang dapat membantu
meningkatkan diagnosis ARMM :

1. Pemeriksaan rektal dan endoskopi
2. Mikroskop cahaya
3. pewarnaan imunohistokimia

DISKUSI

Keganasan ARMM tinggi. ARMM tidak sensitif terhadap
radioterapi atau kemoterapi; eksisi bedah tetap merupakan terapi
yang paling penting. APR dan WLE adalah metode bedah umum
yang paling sering digunakan. Saat ini, kebanyakan hasil studi
telah menunjukkan tidak ada perbedaan antara kedua metode
bedah dengan tingkat kelangsungan hidup. Dianggap bahwa eksisi
bedah tidak berhubungan dengan prognosis. Karena WLE
memiliki keuntungan yang signifikan, seperti trauma bedah
minor, pemulihan cepat, sedikit efek pada fungsi dari saluran
usus, dan menjaga fungsi dubur, disarankan bahwa WLE
sebaiknya menjadi pilihan pertama untuk pengobatan ARMM.
Sudut pandang yang lain menganggap bahwa APR memiliki
keunggulan tertentu dalam mengontrol rekurensi lokal, sehingga
harus menjadi pilihan pertama untuk pasien dengan penyakit
stadium awal.

DISKUSI

Dapat disimpulkan bahwa metode bedah tidak mempengaruhi
prognosis ARMM. Jika tumor dapat diangkat dengan total, WLE
harus menjadi pilihan pertama pengobatan. APR dapat dilakukan
sebagai terapi penyelamatan ketika WLE tidak mungkin untuk
dilakukan, margin dari eksisi lokal adalah positif, atau dalam hal
kekambuhan. Penelitian ini terhambat oleh beberapa
keterbatasan. Pertama, adalah retrospektif, yang didasarkan
terutama pada data dari dokumentasi medis. Kedua, data tidak
lengkap. Pada beberapa pasien, dokumentasi medis tidak
ditemukan, dan data tindak lanjut hilang. Akhirnya, pasien
menerima pengobatan heterogen dan tidak ada protokol
prospektif yang diikuti. Oleh karena itu, perencanaan operasi
setelah penyelidikan klinis dan radiologis menyeluruh, termasuk
MRI dari pelvis dan USG endoluminal untuk kedalaman tumor,
dapat membantu dalam menentukan pendekatan bedah yang
tepat untuk melanoma anorectal.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai