Anda di halaman 1dari 12

Memahami Perpajakan Untuk Sales Consultant

PENGANTAR
Dengan semakin berkembangnya bisnis/pasar kendaraan
niaga beberapa tahun terakhir ini, membuat penjualan truk Hino juga
meningkat pesat, sales force pun semakin banyak di organisasi IPN.
Sayangnya masih banyak sales consultant yang dimiliki oleh IPN yang
belum memahami perpajakan khususnya PPN (Pajak Pertambahan
Nilai).
Dari sisi customer pun, kelihatan sekali masih enggan dengan
yang namanya pajak, bisa dikatakan masih alergi sama yang namanya
pajak. Hal ini kelihatan dari banyaknya masalah dengan Faktur Pajak
akhir-akhir ini. Ada yang minta retur, minta ganti faktur pajak, minta
dibatalkan, dan lain sebagainya. Padahal mengganti atau membatalkan
Faktur Pajak ada tata caranya yang diatur di dalam UU perpajakan.

Di sisi lain, meminimalkan/menurunkan pembetulan laporan
pajak menjadi salah satu objectives dari business plan 2013 dari FAD,
bagaimanapun FAD adalah bagian dari organisasi dan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari department-department lain yang ada di IPN.
Jadi semua department juga perlu mendukung tercapainya objectives tsb.
Atas dasar semua itu, saya merasa perlu membuat materi yang
seringkas-ringkasnya agar mudah dipahami oleh semua orang dan setelah
materi ini saya sosialisasikan, saya minta para sales consultant maupun
SPV & bahkan para kacab untuk turut concern terhadap masalah
perpajakan. Kedepannya diharapkan para sales consultant mampu dapat
memberikan penjelasan secara langsung kepada para customernya tanpa
melibatkan orang-orang di back office untuk menghadapi customer.
.
I. Melaporkan Untuk Menjadi PKP
Pelaporan untuk dikukuhkan menjadi PKP wajib dilakukan sebelum
pengusaha yang bersangkutan melakukan penyerahan BKP dan atau
JKP.
BKP Barang Kena Pajak
JKP Jasa Kena Pajak
Bagi pengusaha yang masih tergolong pengusaha kecil dapat memilih
untuk tidak menjadi PKP.
Sesuai dengan KMK no.552/KMK.04/200 dan KMK no.571/KMK.04/2003
pengertian pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama 1 th buku
melakukan penyerahan BKP dan atau JKP dengan jumlah peredaran
bruto dan atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp.600.000.000,-
Apabila omzet telah melebihi batasan Rp.600.000.000,- maka
pengusaha kecil yang bersangkutan melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan menjadi PKP.

Sanksi bagi pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi
PKP tetapi tidak melaporkan usahanya ke KPP untuk dikukuhkan
sebagai PKP yaitu:
o menyetor PPN yang terutang dengan tidak diperkenankan
memperhitungkan PPN masukan
o sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% dari DPP yang timbul
sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP (pasal 14 ayat (1)
huruf d dan ayat (4) UU KUP)
Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP mempunyai
kewajiban memungut PPN adalah setiap penyerahan BKP dan atau
JKP, kecuali apabila penyerahan BKP dan atau JKP dilakukan kepada
pihak yang ditunjuk menjadi Pemungut PPN (WAPU PPN).
Jika penyerahan dilakukan kepada WAPU PPN maka WAPU itulah
yang wajib memungut PPN atas pembelian atau perolehan BKP/JKP
yang mereka lakukan.
Pengenaan PPN di Indonesia dilakukan berdasarkan sistem
faktur sehingga setiap penyerahan BKP/JKP yang dilakukan PKP harus
dibuatkan Faktur Pajak
II. Memungut PPN dan Menerbitkan Faktur Pajak
Faktur Pajak adalah bukti pungutan PPN dan PPn BM yang
harus dibuat oleh PKP setiap melakukan penyerahan BKP/JKP.
Apabila PKP tidak memungut PPN, maka setelah diperiksa akan
dikenakan bunga keterlambatan. Jika memungut namun tidak
menyetorkan, maka disamping dikenakan sanksi bunga juga dapat
berakibat dikenakan sanksi pidana pasal 39 UU KUP tahun 2007
III. Saat Terutang Pajak
Saat terutangnya pajak berkaitan erat dengan saat pembuatan Faktur
Pajak, saat pembuatan Faktur Fajak berkaitan dengan saat penyetoran
dan pelaporan pajak terutang.
Berdasarkan pasal 11 UU PPN ditetapkan bahwa terutangnya pajak
terjadi pada saat:
1. Penyerahan BKP/JKP
2. Impor BKP .
3. Pemanfaatan BKP tidak berwujud
4. Ekspor BKP
5. Pembayaran, dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan
BKP atau JKP.
Contoh:
Pembayaran uang muka sebelum dilakukan penyerahan BKP atau
JKP atau pembayaran dilakukan sebagian-sebagian.
Pajak yang terutang pada saat pembayaran sebagian/pembayaran
uang muka diperhitungkan dengan pajak yang terutang pada saat
dilakukan penyerahan.
6. Pada saat lain yang ditetapkan oleh direktur jenderal pajak ...
7. Dalam hal ini terjadi penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan
8. Pada Saat Pembayaran.
Dalam hal terjadi penyerahan BKP/JKP kepada Pemungut PPN
dan saat penyerahan BKP/JKP kepada

IV. Faktur Pajak Dan Nota Retur
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP karena penyerahan
BKP/JKP.
PKP yang melakukan penyerahan BKP wajib memungut PPN dari konsumennya
diatur dalam pasal 13 UU PPN

Fungsi Faktur Pajak:
Bagi PKP Penjual
o Sebagai Bukti Pungutan PPN bagi PKP penjual BKP/JKP
o Sebagai Pajak Keluaran (PK)
Bagi Pembeli
o Sebagai bukti pembayaran PPN
o Sebagai Pajak Masukan (bagi pembeli yang PKP)
o Sebagai biaya (bagi pembeli non PKP)
o Sebagai dasar pembuatan Nota Pembatalan

Faktur Pajak terdiri dari 3 macam:
1. Faktur Pajak (pasal 13 ayat (1) dan (5) UU PPN)
2. Faktur Pajak Gabungan
3. Faktur Pajak khusus PKP Pedagangan eceran
4. Dokumen tertentu yang disamakan dengan Faktur Pajak (pasal 13 ayat 6 UU
PPN)

PER-13/PJ/2010 tgl. 14 maret 2010 memuat peraturan mengenai saat
pembuatan, bentuk ukuran, engadaan, tatA cara penyampaian & tata cara
pembetukan Faktur Pajak. PER ini berlaku mulai Masa Pajak April 2010 sebagai
pengganti dari aturan sebelumnya ,yaitu PER-159/PJ/2006
Berdasarkan PER-13/PJ/2010 ini, Faktur Pajak harus dibuat paling lambat:
o Saat penyerahan BKP dan atau penyerahan JKP
o Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum
penyerahan BKP dan atau sebelum penyerahan JKP
o Dan seterusnya
Terlambat membuat Faktur Pajak melebihi 3 bulan:
Dianggap tidak menerbitkan Faktur Pajak
PKP akan dikenakan sanksi sesuai pasal 14 ayat 4 yaitu 2% dari DPP
PKP yang menerima Faktur Pajak tersebut tidak dapat
mengkreditkan PPN yang tercantum di dalamnya

Saat pembuatan Faktur Pajak ini sangat penting untuk dimengerti,
karena saat pembuatan Faktur Pajak ini menentukan kapan Pajak
Keluaran ini dilaporkan.

Anda mungkin juga menyukai