Anda di halaman 1dari 19

EMPAT DASAR BIOETIKA

Oleh :
Tri Cahyanto, M.Si
Empat Prinsip Dasar Moral
Prinsip otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien,
terutama hak otonomi pasien (the rights to self determination). Prinsip moral
inilah yang kemudian melahirkan doktrin informed consent;
Prinsip beneficence, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang
ditujukan ke kebaikan pasien. Dalam beneficence tidak hanya dikenal
perbuatan untuk kebaikan saja, melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya
(manfaat) lebih besar daripada sisi buruknya (mudharat);
Prinsip non-maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang
memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai primum non
nocere atau above all do no harm;
Prinsip justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan
dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive
justice).
Prinsip otonomi
Konteks : ditujukan pada capable person = individu pasien yg dewasa, sehat, bebas (punya
rentang hak pilih atas keputusan dirinya, seperti kondisi pro operasi elektif ), sejajar dengan
dokternya.
Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi
dirinya sendiri (sebagai makhluk bermartabat.
Pasien = makhluk berakal budi, tidak boleh dijadikan semata-mata alat tetapi tujuan
Wajib menghormati manusia sebagai makhluk pribadi yang otonom
Didewa-dewakan di Anglo-American yang individualismenya tinggi
Erat terkait dengan informed-consent
Kant : otonomi kehendak=otonomi moral
Kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri dengan
kesadaran terbaik bagi dirinya
Tanpa hambatan, paksaan atau campur tangan pihak luar (heteronomy)
Motivasi berdasar prinsip rasional atau self legislation dari manusia
Mill : otonomi tindakan/pemikiran=otonomi individu
Kemampuan melakukan pemikiran & tindakan (realisasi keputusan dan kemampuan
melaksanaknnya)
Hal penentuan diri dari sisi pandang pribadi


Prinsip beneficence (Sikap/Berbuat Baik)
Konteks : ditujukan pada capable person = individu pasien yg dewasa, sehat, bebas (punya
rentang hak pilih atas keputusan dirinya, seperti kondisi pro operasi elektif ), sejajar dengan
dokternya.
Konteks : tertuju pd pihak II (individu pasien) pada umumnya, yg stabil (tidak gawat darurat,
tidak rentan) untuk kepentingan pasiennya
Utamakan altruisme (perilaku menolong yang ditujukan semata-mata untuk kebaikan orang)
Menjamin nilai pokok harkat & martabat manusia apa saja yang ada, pantas (elok) kita
bersikap baik terhadapnya (apalagi ada yang hidup)
Memandang pasien/keluarga/sesuatu yang tak hanya sejauh menguntungkan dokter
Maksimalisasi akibat baik>buruk
Minimalisasi akibat buruk
Banyak dianut di Timur (termasuk RI), paternalisme nyata dan prinsip musyawarah mufakat
General beneficence : berbuat baik kepada siapapun termasuk yang tidak kita kenal
(impartially), merupakan etika normative
Specific beneficence : bermoral bila tindakan baik ditujukan kepada pihak khusus yang kita
kenal : pasien, anak-anak, teman-teman. Hal ini menimbulkan kewajiban mutlak profesi,
khususnya secara psikologis

Prinsip maleficence (Tidak Merugikan)
Konteks : tertuju pada pihak II (pasien) kesakitan/menderita, gawat
darurat, menjelang cacat, distress, rentan, tidak/bukan otonom
seperti uzur, terjepi tanpa pilihan, miskin, bodoh.
Sisi komplementer beneficence
Primum non nocere (pertama jangan menyakiti)
Kewajiban menganut ini berdasarkan hal-hal : Pasien dalam
keadaan amat berbahaya atau beresiko
Hilangnya sesuatu yang penting;Dokter sanggup mencegah bahaya
atau kehilangan tersebut, Manfaat bagi pasien > kerugian dokter
(hanya mengalami resiko minimal), dan Tindakan kedokteran
terbukti efektif


Prinsip Keadilan
Konteks : tertuju pada pihak II (pasien) kesakitan/menderita, gawat darurat, menjelang cacat,
distress, rentan, tidak/bukan otonom seperti uzur, terjepi tanpa pilihan, miskin, bodoh.
Konteks : tertuju pada pihak ketiga selain individu pasien/klien, wakil/kluster
populasi/komunitas; pihak penyandang dana/ikut penanggung jawab, pihak berpotensi
dirugikan/paling kurang diuntungkan.
Memberi perlakuan sama kepada pasien untuk kebahagiaan pasien & umat manusia yakni:
memberi sumbangan relatif sama dengan kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai
kebutuhan pasien) dan menuntut pengorbanan mereka secara relatif sama dengan kemampuan
mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien)
Tujuan : menjamin nilai tak berhingga dari setiap makhluk (pasien) yang berakal budi (aspek
sosial)
Jenis keadilan :
Tukar menukar : kebijakan (kebiasaan etis) selalu memberi hak pasien/yang semestinya
harus diterima
Distributif (membagi) : kebajikan Dr/Sarkes selalu membagikan kenikmatan/beban
bersama, rata dan merata dengan keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani dan
rohani.
Social : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran kesejahteraan bersama
Hukum (umum) : bagi dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama)
mencapai kesejahteraan umum



Insight
Inti Masalah
Keywords
Penuntun Cara Diskusi
BIOETIKA
Kaidah
Dasar
Moral
Beneficence
Nonmaleficence
Autonomy
Justice
Prinsip
Prima Facie
Context vs Text
Pilih 1-2 dari 4
(prob solv)
Teori
Etika
Keutamaan = tekad
Kewajiban
Utilitarian
Kebahagiaan
Relativisme
Etika
Budaya
Adat
Dilema
Etis
Iptek
Beda Paradigma :
Deontologis
Teleologis
Ceteris
Paribus
(keadaan dimana semuanya harus seimbang)
Asumsi
Pemecahan
Etis
Konsistensi
Koheren
Korespondensi
Pragmatis
Hukum
Administrasi
Pidana
Perdata
Life is something we are all in together

Mahasiswa mampu
menjelaskan ruang
lingkup BIOETIKA.


1
Mahasiswa mampu
menerangkan beberapa
teori ETIKA.


2
Mahasiswa mampu
menguraikan relasi
antara keragaman
budaya dengan
BIOETIKA.
3

Mahasiswa mampu
menguraikan relasi
antara hukum dengan
BIOETIKA
.

4
Mahasiswa mampu
menguraikan relasi
antara agama dengan
BIOETIKA.

5
Mahasiswa mampu menguraikan
pendekatan-pendekatan etik
(ethical approaches) yang ada.
6

Mahasiswa mampu
menjelaskan pandangan etik
terhadap penggunaan hewan
dalam eksperimen.

7
Mahasiswa mampu
menjelaskan pandangan etik
terhadap penggunaan
manusia dalam eksperimen.

8

Mahasiswa mampu
menjelaskan pandangan etik
terhadap GMOs.






9

Mahasiswa mampu
menjelaskan pandangan etik
terhadap konsultasi/
skrining genetik.








10

Mahasiswa mampu
menjelaskan pandangan etik
terhadap
terapi gen pada
manusia.






11


Mahasiswa mampu
menjelaskan pandangan etik
terhadap transplantasi
organ.

13
Mahasiswa mampu
menjelaskan pandangan etik
terhadap Assisted Suicide
(euthanasia)
12
Setelah mengikuti pembelajaran pada m.k. BIOETIKA selama 1 semester (semester VII) mahasiwa Fakultas
Biologi mampu menerapkan prinsip-prinsip bioetika sebagai sumber nilai dan pedoman serta landasan
pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan organisme hidup dan biosfer.
17

Mahasiswa mampu
menjelaskan pandangan etik
terhadap isu-isu lingkungan.

16
Mahasiswa mampu
menjelaskan pandangan etik
terhadap masalah yang
berkaitan dengan reproduksi.

14
Mahasiswa mampu
menjelaskan pandangan etik
terhadap nanotechnology





15

Anda mungkin juga menyukai