Anda di halaman 1dari 87

Korban Peluru Nyasar

Dibuat oleh : Gladys sudiyanto 405070163


Pemicu 5a Blok Etika & Hukum kedokteran Falkutas Kedokteran Universitas Tarumana
gara 2010
Skenario
Telah terjadi suatu unjuk rasa mahasiswa yang berlangsung sangat ricuh. Beberapa
kali polisi mengeluarkan tembakan untuk membubarkan unjuk rasa tersebut. Setela
h unjuk rasa dapat dibubarkan, pada saat TKP dibersihkan dari batu batu, botol b
otol bekas air mineral dan sebagainya, ditemukan mayat seorang laki laki berumur
sekitar 20 tahunan dalam keadaan bertelanjang dada. Mayat ini kemudian dibawa k
e rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan kedokteran forensik. Pemeriksaan seger
a dilakukan dan ditemukan tanda tanda : Livor mortis terdapat di daerah belakang
tubuh dan hilang dengan tekanan, sedangkan rigor mortis terdapat pada rahang. T
erdapat banyak luka lecet dan luka memar bwarna merah kebiruan yang menyerupai t
apak sepatu pada sembarang tempat di dada bagian depan. Terdapat 2 luka tembak p
ada dada kiri dan punggung kiri. Luka tembak di dada kiri berbentuk bulat, sedan
gkan yang di punggung kiri berbentuk bintang. Pada otopsi mayat ditemukan os cos
tae dan os sternum retak serta ditemukan juga 1000 ml darah di rongga dada kiri.
Pada bagian bawah paru kiri terdapat 2 luka tembak dan paru kiri collaps. Apa y
ang dapat Anda pelajari dari kasus di atas?
1. 2. 3. 4. 5.

Tanatologi
Ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kematian yaitu definisi atau
batasan mati, perubahan yang terjadi pada tubuh setelah terjadi kematian dan fa
ktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut MANFAAT TANATOLOGI Menentukan s
eseorang benar-benar telah meninggal atau belum. Menentukan kapan seseorang tela
h meninggal. Membedakan perubahan-perubahan post mortal dengan kelainan-kelainan
yang terjadi pada waktu korban masih hidup Menentukan wajar atau tidak wajarnya
kematian korban
JENIS KEMATIAN Mati somatis (mati klinis) Terjadi akibat terhentinya fungsi keti
ga sistem penunjang kehidupan, yaitu SSP, sistem KV, sistem pernapasan yang mene
tap (irreversible) Secara klinis tidak ditemukan refleks-refleks, EEG mendatar,
nadi tidak teraba, denyut jantung tidak terdengar, tidak ada gerak pernapasan, s
uara nafas tidak terdengar pada auskultasi. Terhentinya ketiga sistem kehidupan
di atas yang ditentukan dengan alat kedokteran sederhana. Dengan peralatan kedok
teran canggih masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistem tersebut masih berfungs
i. Sering ditemukan pada kasus keracunan obat tidur, tersengat arus listrik, dan
tenggelam. Kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah
kematian somatis. Timbul secara tidak bersamaan. Kerusakan kedua hemisfer otak
yang irreversible kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan kedua sistem lain
nya yaitu sistem pernapasan dan KV masih berfungsi dengan bantuan alat. Bila tel
ah terjadi kerusakan isi neuronal intrakranial yang irreversible, termasuk batan
g otak dan serebelum. Dengan diketahuinya mati otak seseorang secara keseluruhan
tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat dihentikan.
Mati suri (suspended animation, apparent death)
Mati seluler (mati molekuler) Mati serebral
Mati otak (mati batang otak)
Sebab kematian
Adanya perlukaan/ penyakit yang menimbulkan kekacauan fisik pada tubuh yang meng
hasilkan kematian pada seseorang Contoh penyebab kematian: luka tembak pada kepa
la, luka tusuk pada dada, adenokarsinoma pada paru-paru, dan aterosklerosis koro
naria.
Cara kematian
Menjelaskan bagaimana Contoh : Seseorang dapat penyebab kematian itu datang. men
inggal karena perdarahan masif (mekanisme kematian) Jenis Cara kematian dikarena
kan luka tembak pada Wajar jantung (penyebab kematian), Pembunuhan dengan cara k
ematian secara Bunuh diri pembunuhan (seseorang Kecelakaan menembaknya), bunuh d
iri (menembak dirinya sendiri), Yang tidak dapat dijelaskan kecelakaan (senjata
jatuh), (pada mekanisme kematian atau tidak dapat dijelaskan yang dapat memiliki
banyak (tidak dapat diketahui apa penyebab dan penyebab yang yang terjadi). mem
iliki banyak mekanisme, penyebab kematian dapat memiliki banyak cara)
Mekanisme kematian
Kekacauan fisik yang dihasilkan oleh penyebab kematian yang menghasilkan kematia
n Depresi pusat pernapasan pusat pernapasan jadi kurang sensitif terhadap stimul
us CO2 atau H+ Edema paru peningkatan tek.cairan serebrospinal dan TIK serta ber
kurangnya sensitifitas pusat pernapasan terhadap CO2 Syok anafilaktik hipersensi
tifitas terhadap morfin/heroin atau bahan pencampurnya Kematian pada pemakai nar
koba dapat pula diakibatkan seperti: Pemakaian alat suntik & bahan tidak steril
sehingga menimbulkan infeksi Bila cara penyuntikan tidak benar atau jarum yang t
erlepas dari spuit saat yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar udara masuk
emboli udara
Contoh dari mekanisme kematian : perdarahan, septikemia, dan aritmia jantung Ket
erangan tentang mekanime kematian dapat diperoleh dari beberapa penyebab kematia
n dan sebaliknya Jadi, jika seseorang meninggal karena perdarahan masif, itu dap
at dihasilkan dari luka tembak, luka tusuk, tumor ganas dari paru yang masuk ke
pembuluh darah dan seterusnya Kebalikannya adalah bahwa penyebab kematian, sebag
ai contoh, luka tembak pada abdomen, dapat menghasilkan banyak kemungkinan mekan
isme kematian yang terjadi, contohnya perdarahan atau peritonitis
Perubahan yang terjadi saat kematian/ tanda kematian
Proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang berupa tanda kematian, ya
itu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat. Perubahan tersebut dapat timbul din
i pada saat meninggal atau beberapa menit kemudian, misalnya kerja jantung dan p
eredaran darah berhenti, pernapasan berhenti, refleks cahaya dan refleks kornea
mata hilang, kulit pucat dan relaksasi otot Setelah beberapa waktu, timbul perub
ahan pasca mati yang jelas memungkinkan diagnosis kematian lebih pasti. Tanda- t
anda tersebut dikenal sebagai tanda pasti kematian berupa lebam mayat (hipostasi
s atau lividitas pasca-mati), kaku mayat (rigor mortis), penurunan suhu tubuh, p
embusukan, mumifikasi, dan adiposera.
Tanda Kematian Tidak Pasti Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 men
it (inspeksi, palpasi, dan auskultasi) Sirkulasi berhenti, dinilai selama 15 men
it, nadi karotis tidak teraba Perubahan pada kulit (pucat) bukan tanda yang dapa
t dipercaya Relaksasi otot dan tonus menghilang. Relaksasi dari otot-otot wajah m
enyebabkan kulit menimbul sehingga kadang-kadang membuat orang menjadi lebih awe
t muda Kelemasan otot sesaat setelah kematian disebut relaksasi primer, hal ini m
enyebabkan pendataran daerah-daerah yang tertekan, misalnya daerah bokong dan be
likat pada mayat terlentang Segmentasi pembuluh darah retina beberapa menit sebe
lum kematian ( segmen tepi retina menetap) Pengeringan kornea kekeruhan dalam wa
ktu 10 menit yang masih dapat dihilangkan dengan meneteskan air
Tanda Kematian Pasti Lebam mayat (livor mortis) Kaku mayat (rigor mortis) Penuru
nan suhu tubuh (algor mortis) Pembusukan (decomposition, putrefaction) Stomach Co
ntent (isi lambung) Insect activity (aktivitas serangga) Scene markers (tanda-tand
a yang ditemukan pada sekitar tempat kejadian) Adiposera atau lilin mayat Mummif
ikasi
Livor Mortis
Rigor Mortis
Livor mortis/ lebam mayat
Terjadi akibat pengendapan eritrosit sesudah kematian akibat berentinya sirkulas
i dan adanya gravitasi bumi Eritrosit menempati bagian terbawah badan dan terjad
i pada bagian yang bebas dari tekanan Muncul pada menit ke-30 sampai dengan 2 ja
m Intensitas lebam jenazah meningkat dan menetap 8-12 jam. Lebam jenazah normal
berwarna merah keunguan Keracunan sianaida (CN) dan karbon monoksida (CO) merah c
erah (cherry red)
Lebam mayat Lokasi Bila ditekan Pembengkakan Bila di iris Tanda intravital Bagia
n tubuh terendah Lazim hilang Ada Darah intravasculer Tidak ada Luka memar Semba
rang tempat Tidak hilang Tidak ada Darah extravasculer ada
Jenasah dgn posisi terlentang lebam mayat ditemukan pada bagian : Kuduk Punggung
Pantat bagian flexor tungkai Jenazah pada posisi telungkup lebam mayat ditemuka
n pada bagian : Dahi, Pipi & Dagu Dada Perut bagian extensor tungkai
Kadang-kadang stagnasi darah demikian hebat, sehingga pembuluh darah dalam rongg
a hidung pecah perdarahan dari hidung. Pada korban yang menggantung lebam mayat
terdapat pada bagian : Ujung extremitas atas Ujung extremitas bawah genitalia ex
terna (scrotum)
Rigor mortis/ kaku mayat
Terjadi akibat hilangnya ATP ATP memisahkan ikatan aktin dan myosin relaksasi ot
ot Pada saat kematian cadangan ATP ikatan aktin dan myosin menetap (menggumpal)
kekakuan jenazah Mulai muncul 2 jam postmortem bertambah maksimal pada 12 jam po
stmortem berangsur-angsur menghilang sesuai dengan kemunculannya 12 jam setelah
kekakuan maksimal (24 jam postmortem) menghilang Fase rigor mortis : 1. Kaku may
at belum lengkap (3 jam) : Mula-mula kaku mayat terlihat pada Mm. Orbicularis oc
culi otot-otot rahang bawah, otot-otot leher, extremitas atas, thoraxs, abdomen
dan extremitas bawah 2. Kaku mayat lengkap dipertahankan selama 12 jam 3. Kaku m
ayat mulai menghilang (6 jam) : urutan sama seperti pada waktu timbulnya, terkec
uali otot rahang bawah yang paling akhir menjadi lemas
Faktor-faktor yang mempengaruhi : suhu tubuh (makin tinggi makin cepat), volume
otot dan suhu lingkungan Pemeriksaan : menggerakkan sendi fleksi dan antefleksi
pada seluruh persendian tubuh Hal-hal yang perlu dibedakan dengan rigor mortis C
adaveric Spasmus : kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan menetap ses
udah kematian akibat hilangnya ATP lokal saat mati karena kelelahan atau emosi y
ang hebat sesaat sebelum mati. Heat stiffening : kekakuan otot akibat koagulasi
protein karena panas sehingga serabut otot memendek dan terjadi flexi sendi. Mis
alnya pada mayat yang tersimpan dalam ruangan dengan pemanas ruangan dalam waktu
yang lama. Cold stiffening : kekakuan tubuh akibat lingkungan yang dingin sehin
gga terjadi pembekuan cairan tubuh dan pemadatan jaringan lemak subkutan sampai
otot.
PENURUNAN SUHU TUBUH (ARGOR MORTIS)
Terjadi karena adanya proses pemindahan panas dari badan ke benda-benda di sekit
ar yang lebih dingin secara radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi Faktor yan
g mempengaruhi : suhu lingkungan, konstitusi tubuh dan pakaian ( suhu lingkugan
rendah, badan kurus dan pakaiannya tipis suhu badan menurun lebih cepat suhu tub
uh = suhu lingkungan) Perkiraan saat kematian pengukuran suhu jenazah perrektal
(rectal temperature/rt) Saat kematian (dalam jam) rumus PMI (post mortem interva
l) Formula untuk suhu dalam o celcius PMI = 37 o C-RT o C +3 Formula untuk suhu
dalam o fahrenheit PMI = 98,6 o F-RT o F/ 1,5
Decomposition/ pembusukan
Terjadi akibat proses degradasi jaringan karena autolisis dan kerja bakteri Mula
i muncul 24 jam postmortem, berupa warna kehijauan dimulai dari daerah sekum men
yebar ke seluruh dinding perut dan berbau busuk karena terbentuk gas seperti HCN
, H2S dan lainlain Gas yang terjadi menyebabkan pembengkakan Akibat proses pembu
sukan : rambut mudah dicabut, wajah membengkak, bola mata melotot, kelopak mata
membengkak dan lidah terjulur Pembusukan lebih mudah/ cepat terjadi : udara terb
uka, suhu lingkungan yang hangat/panas dan kelembaban tinggi, penyakit infeksi
mummifikasi
Terjadi pada suhu panas dan kering sehingga tubuh akan terdehidrasi dengan cepat
Terjadi pada 12-14 minggu Jaringan keras, kering, warna coklat gelap, berkeripu
t dan tidak membusuk
adipocera
proses terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak dan berminyak yang terj
adi di dalam jaringan lunak tubuh postmortem Lemak terhidrolisis asam lemak beba
s karena kerja lipase endogen dan enzim bakteri Faktor yang mempermudah : kelemb
aban dan suhu panas Pembentukan adipocere membutuhkan waktu beberapa minggu samp
ai beberap bulan Adipocere relatif resisten terhadap pembusukan
Gastric emptying
Pengosongan lambung dapat dijadikan salah satu petunjuk mengenai saat kematian K
arena makanan tertentu akan membutuhkan waktu spesifik untuk dicerna dan dikoson
gkan dari lambung Misalnya sandwich akan dicerna dalam waktu 1 jam sedangkan mak
an besar membtuhkan waktu 3 sampai 5 jam untuk dicerna.
Aktivitas serangga
Aktivitas serangga juga dapat digunakan untuk memperkirakan saat kematian yaitu
dengan menentukan umur serangga yang biasa ditemukan pada jenaza Necrophagus spe
cies akan memakan jaringan tubuh jenazah Sedangkan predator dan parasit akan mem
akan serangga Necrophagus Omnivorus species akan memakan keduanya baik jaringan
tubuh maupun serangga. Telur lalat biasanya akan mulai ditemukan pada jenazah se
sudah 1-2 hari postmortem Larva ditemukan pada 6-10 hari postmortem Sedangkan la
rva dewasa yang akan berubah menjadi pupa ditemukan pada 12-18 hari
Perkiraan waktu kematian Perubahan mata Taches noires sclerotiques Kekeruhan kor
nea terjadi lapis demi lapis menetap setelah 6 jam pasca mati Tekanan bola mata
menurun distorsi pupil pada penekanan bola mata Perubahan retina kekeruhan makul
a dan memucatnya diskus optikus
Perubahan lambung
Perubahan rambut
Ditemukan makanan tertentu (pisang, kulit, tomat, biji-bijian) dalam lambung kor
ban sebelum meninggal telah makan makanan tersebut.
Kecepatan tumbuh rambut rata-rata 0,4 mm/hari panjang rambut kumis dan jenggot d
apat diperkirakan untuk memperkirakan saat kematian hanya untuk pria yang mempun
yai kebiasaan mencukur kumis / jenggotnya dan diketahui saat terakhir ia mencuku
r. Pertumbuhan kuku sekitar 0,1 mm/hari untuk memperkirakan saat kematian bila d
iketahui saat terakhir yang bersangkutan memotong kuku. Kadar nitrogen asam amin
o < 14% kematian belum lewat 10 jam Kadar nitrogen non-protein < 80 mg% kematian
belum 24 jam Kadar kreatinin < 5 mg% kematian belum mencapai 10 jam Kadar kreat
inin < 10 mg% kematian belum 30 jam Peningkatan kadar kalium yang cukup akurat u
ntuk memperkirakan saat kematian antara 24 100 jam pasca mati. Analisis darah pa
sca mati tidak memberikan gambaran konsentrasi zat-zat tersebut semasa hidupnya.
Pertumbuhan kuku Perubahan dalam CSS
Cairan vitreus Perubahan kadar komponen darah
Reaksi supravital
Reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis yang masih sama seperti reaksi ja
ringan tubuh pada seseorang yang hidup.
Traumatologi
Traumatologi : Ilmu yang mempelajari tentang luka & cedera serta hubungannya den
gan berbagai kekerasan (rudapaksa) Luka : keadaan ketidaksinambungan jaringan tu
buh akibat kekerasan Trauma : semua jenis kekerasan yang menimpa tubuh sehingga
terjadi kerusakan/gangguan pada struktur dan fungsi jaringan/organ tubuh yang te
rkena, bahkan secara sistemik dapat berdampak pada aspek fisiologis, kejiwaan da
n kondisi sosial insan yang bersangkutan.
Berdasarkan sifat & penyebabnya jenis Kekerasan
Mekanik Kekarasan oleh benda tajam Kekerasan oleh benda tumpul Tembakan senjata
api Fisika Suhu Listrik Petir Perubahan tekanan udara Akustik & radiasi Kimia :
asam/ basa kuat
Luka akibat kekerasan benda tumpul
SEBAB KEMATIAN : Kerusakan organ vital Perdarahan Shock Thrombosis Emboli Infeks
i / sepsis BENDA TUMPUL : Tidak bermata tajam Konsistensi keras / kenyal Permu
an halus / kasar CARA KEMATIAN : Tersering kecelakaan Pembunuhan Jarang bunuh di
ri
MENURUT JARINGAN/ORGAN YANG TERKENA 1. KULIT : L. Lecet L. Memar L. Robek 2. KEP
ALA : Tengkorak Jaringan Otak 3. LEHER dan TULANG BELAKANG 4. DADA Tulang Organ
dalam dada 5. PERUT Organ Parenchym Organ berongga 6. ANGGOTA GERAK
KEKERASAN BENDA TUMPUL PADA KULIT DAN JARINGAN BAWAH KULIT 1. Luka Lecet (Abrasi
on) 2. Luka Memar (Contusion) 3. Luka Robek, Retak, Koyak (Laceration)
LUKA LECET
Luka akibat kekerasan benda yang bepermukaan kasar sehingga epidermis sebagian /
seluruh lapisannya hilang. Benda kasar : terseret di jalan aspal Tali tampar :
gantung diri Benda runcing : duri, kuku Meninggalkan bekas : ban mobil Ciri LUKA
LECET : 1. Sebagian/seluruh epitel hilang 2. Permukaan tertutup exudasi yang ak
an mengering (CRUSTA) 3. Timbul reaksi radang (Sel PMN) 4. Biasanya pada penyemb
uhan tidak meninggalkan jaringan parut

Memperkirakan Umur LUKA LECET: Hari ke 1 - 3 : warna coklat kemerahan Hari ke 4
- 6 : warna pelan-pelan menjadi gelap dan lebih suram Hari ke 7 - 14 : pembentuk
an epidermis baru Beberapa minggu : terjadi penyembuhan lengkap
Antemortem Warna Coklat kemerahan Postmortem Kekuningan
Kulit
Tanda intravital Lokasi
Terdapat sisa-sisa epitel
(+) Sembarang tempat
Epidermis terpisah sempurna dari dermis
(-) Pada daerah penonjolan tulang
LUKA memar
Kerusakan jaringan subkutan dimana pembuluh darah (kapiler) pecah sehingga darah
meresap ke jaringan sekitarnya, kulit tidak perlu rusak, menjadi bengkak, berwa
rna merah kebiruan. Memperkirakan Umur Luka Memar Hari ke 1 : terjadi pembengkak
an warna merah kebiruan Hari ke 2 - 3 : warna biru kehitaman Hari ke 4 - 6 : bir
u kehijauancoklat > 1 minggu-4 minggu : menghilang / sembuh
Luka memar Lokasi Pembengkakan Di sembarang tempat (+) Tidak hilang Lebam mayat
Bagian tubuh yang terendah (-) hilang Dibersihkan dengan kapas bersih
Tanda Intravital
Penekanan Pengirisan
LUKA robek
Kerusakan seluruh tebal kulit dan jaringan bawah kulit Mudah terjadi pada kulit
yang ada tulang di bawahnya Biasanya pada penyembuhan, meninggalkan jaringan par
ut
Kekerasan Benda Tumpul Pada Kepala 1. KULIT : L. Lecet L. Memar L. Robek 2. TENG
KORAK Fraktur Basis Cranii Fraktur Calvaria 3. OTAK : Contusio Cerebri Laceratio
Cerebri Oedema Cerebri Commotio Cerebri 4. SELAPUT OTAK Epidural Haemorrhage Su
b dural Haemorrhage Sub arachnoid Haemorrhage
Kekerasan Benda Tumpul Pada LEHER Patah tulang leher Robek P. darah, otot, oesop
hagus, trachea/larynx Kerusakan syaraf Kekerasan Benda Tumpul Pada DADA Patah os
costae, sternum, scapula clavicula Robek organ jantung, paru, pericardium Keker
asan Benda Tumpul Pada PERUT Patah os pubis, os sacrum, symphysiolysis, Luxatio
sendi sacro iliaca Robek organ hepar, lien, ginjal. Pankreas, adrenal, lambung,
usus, kandung seni
Kekerasan Benda Tumpul Pada VERTEBRA Dapat berakibat : Fraktura, dislokasi os ve
rtebrae Dapat karena : 1. Trauma langsung 2. Tidak langsung karena tarikan / tek
ukan Kekerasan benda Tumpul Pada ANGGOTA GERAK Patah tulang, dislokasi sendi Rob
ek otot, P.darah, kerusakan saraf
Luka akibat kekerasan benda tumpul
1. Memar (konstusio, hematom) Perdarahan dalam jaringan bawah kulit / kutis akib
at pecahnya kapiler dan vena Letak, bentuk, luas luka dipengaruhi oleh besarnya
kekerasan, jenis benda penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan jenis jaringan
(J.ikat longgar<mata,leher>; J. lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warma kul
it, kerapuhan pemb.darah, penyakit (hipertensi,diatesis hemoragik, kardiovaskule
r) Bayi J.ikat longgar dan tipisnya jar lemak subkutan mempermudah hematom Gravi
tasi lokasi hematom jauh dari lokasi benturan (benturan pada dahi hematom di pal
pebra) Saat timbul, memar berwarna merah lalu menjadi ungu atau hitam; setelah 4
-5 hari hijau; 7-10 hari kuning ; 14-15 hari hilang Hematom ante mortem dapat di
bedakan dari lebam mayat dengan cara penyayatan kulit.Hematom ante-mortem menunj
ukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan; pada lebam mayat warna m
erah nampak merata
2.
Luka lecet (ekskoriasi, abrasi): cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan b
enda yang memiliki permukaan kasar atau runcing (tubuh terbentur aspal jalan)
Luka lecet gores: benda runcing yang menggeser lapisan permukaan kulit. Luka lec
et serut: akibat persentuhan kulit dengan permukaan badan yang kasar dengan arah
kekerasan yang miring / sejajar thd kulit. Arah kekerasan dilihat dari tupukan
epitel Luka lecet tekan: penekanan benda tumpul secara tegak lurus thdp permukaa
n kulit. Bentuk luka umumnya sama dengan bentuk permukaan benda tumpul tersebut.
Luka tampak berupa daerah kulit yang kaku dengan warna lebih gelap dari sekitar
nya Luka lecet geser: akibat tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser
(kasus gantung dan pecut)
Mekanisme terjadinya luka lecet dibedakan:
3. Luka robek: luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan kulit te
regang ke satu arah dan melebihi batas elastisitas kulit. Ciri bentuk luka:
Tidak beraturan Tepi / dinding tidak rata Tampak jembatan jaringan antara kedua
tepi luka Bentuk dasar luka tidak beraturan Sering tampak luka lecet atau luka m
emar di sisi luka Akar rambut tampak hancur atau tercabut bila terjadi pada daer
ah yang berambut
4. Patah tulang: terjadi pada kekerasan tumpul yang
cukup kuat. Patah tulang jenis impresi: akibat kekekrasan benda tumpul pada tula
ng dan daerah persinggungan yang kecil a) cedera kepala lesi otak selain ditemuk
an didaerah benturan (coup), juga ditemukan pada sisis lain dari titik benturan
(contre coup), dan diantara keduanya (intermediate coup) mengakibatkan perdaraha
n:
Perdarahan epidural: sering pada kekerasan tumpul daerah pelipis dan belakang ke
pala Perdarahan subdural: akibat robeknya sinus, vena jembatan, a.basilaris atau
berasal dari perdarahan subarakhnoid Perdarahan subarakhnoid: biasanya berasal
dari konstusio/laserasi jaringan otak. Dapat terjadi akibat heat stroke, leukimi
a, tumor,dll.
b) cedera leher (whisplash injury): terjadi pada penumpang yang ditabrak dari be
lakang. Penumpang mengalami percepatan mendadak hiperekstensi hiperfleksi. Ceder
a terutama terjadi pada tulang leher ke 4 dan ke 5 yang membahayakan sumsum tula
ng belakang Kerusakan pada medula oblongata fatal Timbulnya cedera leher dipenga
ruhi:
Sandaran tempat duduk Kelengahan korban
Luka akibat kekerasan benda tajam
Putusnya atau rusaknya continuitas jaringan karena trauma akibat alat/senjata ya
ng bermata tajam dan atau berujung runcing Ciri Luka Akibat Benda Tajam: Tepi lu
ka rata Sudut luka tajam Rambut ikut terpotong Jembatan jaringan ( - ) Memar/lec
et di sekitarnya ( - )
Cara melukis luka hendaknya ditentukan : 1. Lokalisasi : a. ordinat b. absis 2.
Ukuran 3. Jumlah luka 4. Bentuk luka 5. Benda asing 6. Terjadinya intravital/pos
t mortal 7. Luka tersebut menyebabkan kematian/tidak 8. Cara kejadian luka:kecel
akaan/bunuh diri/pembunuhan
Sebab Kematian Luka Akibat Benda Tajam : 1. Perdarahan, Kerusakan organ vital, E
mboli udara, Aspirasi darah 2. Sepsis / infeksi 3 Macam Luka Akibat Benda Tajam:
Luka Iris (Incisied Wound) Luka Tusuk (Stab Wound) Luka Bacok (Chop Wound)
Luka Iris (Incisied Wound)
Luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka oleh karena alat ditekan
pada kulit dengan kekuatan relativ ringan kemudian digeserkan sepanjang kulit. C
iri luka iris : Pinggir luka rata Sudut luka tajam Rambut ikut terpotong Jembata
n jaringan ( - ) Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak sampai tul
ang
Cara Kematian : Bunuh diri ( tersering ), Pembunuhan, Kecelakaan Luka retak : Lu
ka yang terjadi pada daerah tubuh yang ada tulang di bawah kulitnya (misalnya :
kepala/dahi) dan luka ini terjadi akibat kekerasan dengan benda tumpul yang memp
unyai pinggiran (misalnya: tepi meja)
Perbedaan Tepi luka Sudut luka Luka iris Rata Lancip Luka retak Tidak rata Tak l
ancip
Jembatan Jaingan Luka Memar sekitar
Rambut Lokalisasi
Tidak ada Tidak ada
Terpotong Dimana - mana
Ada Ada
Tidak terpotong Daerah yg di bwh ada tulang
Luka iris pada bunuh diri : Lokalisasi luka pada daerah tubuh yang dapat dicapai
korban sendiri. leher pergelangan tangan lekuk siku, lekuk lutut pelipatan paha
Ditemukan Luka Iris Percobaan Tidak ditemukan Luka Tangkisan Pakaian disingkirkan d
ahulu tidak ikut robek
Luka iris pada pembunuhan : Sebenarnya sukar membunuh seseorang dengan irisan, k
ecuali kalau fisik korban jauh lebih lemah dari pelaku atau korban dalam keadaan
/dibuat tidak berdaya Luka di sembarang tempat, juga pada daerah tubuh yang tida
k mungkin dicapai tangan korban sendiri Ditemukan luka tangkisan/tanda perlawana
n Pakaian ikut koyak akibat senjata tajam tsb
Luka iris
Luka Tusuk (Stab Wound)
Luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau tumpul yang terjad
i dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh. Contoh: Bel
ati, bayonet, keris Clurit Kikir Tanduk kerbau Ciri Luka Tusuk (misalnya senjata
pisau / bayonet) Tepi luka rata Dalam luka lebih besar dari panjang luka Sudut
luka tajam Sisi tumpul pisau menyebabkan sudut luka kurang tajam Sering ada mema
r / echymosis di sekitarnya
Identifikasi Senjata pada LUKA TUSUK: 1. Panjang Luka : ukuran maksimal dari leb
ar senjata 2. Dalam luka : ukuran minimal dari panjang senjata DADA (Stabil) Unt
uk luka tusuk di perut tidak dapat diambil kesimpulan panjang senjatanya karena
perut sangat elastis. Cara Kematian : Pembunuhan ( tersering) , Bunuh diri, Kece
lakaan Luka Tusuk pada PEMBUNUHAN: Lokalisasi di sembarang tempat, juga di daera
h tubuh yang tak mungkin dicapai tangan korban Jumlah luka dapat satu/lebih Dida
patkan tanda perlawanan dari korban yang menyebabkan luka tangkisan Pakaian ikut
terkoyak Luka Tusuk pada BUNUH DIRI : Lokalisasi pada daerah tubuh yang mudah d
icapai tubuh korban (dada, perut) Jumlah luka yang mematikan biasanya satu Ditem
ukan Luka Tusuk Percobaan Tidak ditemukan Luka Tangkisan Bila pada daerah yang ada p
akaian, maka pakaian disingkirkan lebih dahulu, sehingga tidak ikut terkoyak Kad
ang-kadang tangan mengalami CADAVERIC SPASM
Luka Bacok (Chop Wound)
Luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam atau agak tumpul yang t
erjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar Contoh : pedang, clu
rit, kapak, baling-baling kapal Ciri LUKA BACOK : Luka biasanya besar Pinggir lu
ka rata Sudut luka tajam Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat
memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan Kadang-kadang pada tepi luka terdap
at memar, aberasi Cara Kematian : Pembunuhan (terbanyak), Kecelakaan
Luka bacok
Luka tangkis
Luka akibat benda tajam karena gergaji
CARA PEMERIKSAAN LUKA
Baju diperiksa mulai dari baju luar, kemudian baju dalam selanjutnya luka di tub
uh. Setiap luka dinomori untuk difoto.
CARA PEMERIKSAAN LUKA
Luka dirapatkan kemudian diukur panjangnya
Luka akibat suhu/ temperatur

Luka akibat suhu tinggi Heat exhaustion primer : Temperatur kulit yang tinggi &
rendahnya penglepasan panas kolaps ketidakseimbangan antara darah sirkulasi deng
an lumen pembuluh darah terjadi pada : Pemaparan terhadap panas, kerja jasmani b
erlebihan, pakaian terlalu tebal Heat exhaustion sekunder : kehilangan cairan tu
buh yang berlebihan (dehdrasi) Heat stroke : kegagalan kerja pusat pengatur suhu
akibat terlalu tingginya temperatur pusat tubuh Suhu lethal eksogen : 43C Pengle
pasan panas tubuh secara konduksi & radiasi : 30 C Panas tubuh dikeluarkan melalu
i penguapan keringat : >35 Sun stroke : akibat panas sinar matahari hipertermia
Heat cramps : akibat menghilangnya NaCl darah dengan cepat akibat suhu tinggi


Luka bakar : akibat kontak kulit dengan benda bersuhu tinggi Kerusakan kulit ber
gantung : tinggi suhu & lama kontak Kontak kulit dengan uap air panas selama 2 d
etik suhu kulit pada kedalaman 1 mm 66C Ledakan bensin waktu singkat 47C Luka bak
ar : 43 -44 C jika kontak cukup lama Derajat luka bakar I. Eritema 35 C 120 deti
k II. Vesikel dan bullae 55-57 C 30-120 detik III. Nekrosis koagulatif IV. karbo
nisasi
DERAJAT LUKA BAKAR
Derjat 1 & 2 : nyeri (ujung saraf sensorik teriritasi) Derajat 2 berupa reaksi i
nflamasi & proses eksudasi bula berisi cairan eksudat dari pembuluh permeabilita
s dindingnya meninggi A. Derajat II dangkal/superficial (IIA) : organ kulit (fol
ikel rambut, kelenjar sebecea) masih banyak B. Derajat II dalam / deep (IIB) : s
isa jaringan epitel & organ kulit tinggal sedikit Derajat 3 : organ kulit mengal
ami kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel & tidak mengalami epitalisasi s
pontan Koagulasi protein pada epidermis dan dermis dermis yang terbakar mengerin
g/ menciut eskar eskar melingkar menekan arteri, vena, dan syaraf perifer rasa ke
semutan (sayatan longitudinal ;lapisan dermis tanpa memotong vena membebaskan pe
nekanan) minggu ke-2 eskar mulai lepas jaringan granulasi (th/ skin graft) meneb
al jaringan parut yang tebal & menyempit/ kontraktur Tidak nyeri dan hilang sens
asi (ujung sensorik rusak)
Klasifikasi Menurut Etiologi
Luka Bakar Lepuh (Scald Burns) kontak dgn air panas pada temperatur tertentu Pad
a temperatur 60C terjadi luka bakar dalam (deep partial dan full thickness burns)
dalam 3 detik, pada 69C kerusakan terjadi dalam 1 detik Dapat juga terjadi akiba
t kontak dgn minyak panas Luka Bakar Api (Flame Burns) terbakarnya baju, korban
biasanya menderita full thickness burns Luka Bakar Ledakan (Flash Burns) ledakan
gas-gas alami, propana, butana, distilat petroleum, alkohol dan cairan lain ser
ta kejutan listrik Bersifat epidermal / partial thickness Luka akibat listrik da
n ledakan gasolin biasanya full thickness dan memerlukan graft kulit Luka Bakar
Kontak (Contact Burns) menyentuh logam, plastik, kaca dan bara panas Tidak melua
s, tetapi mengakibatkan kerusakan yg cukup dalam
Derajat luka bakar Mengenai
1/ superficial Lapisan epidermis
2/ dermis
3
Dangkal
Lap. Atas dermis
Dalam
Seluruh lap. Dermis Seluruh lapisan kulit
Tanda
Warna kulit Nyeri Hiperemik (eritem) Pucat/ coklat -
Bulla
Eskar Penyembuhan
5-7 hari 10-14 hari

> 1bulan
Lama
Jaringan parut
KLASIFIKASI Derajat 2 Anak Derajat 2-Dewasa Derajat 3 Ringan < 10 % <15 % <2%
Sedang 10-20 % 15-25 % < 10 % Berat 20 % / > (merah) 25 % / > (merah) 10 % / > (
biru)

Lain - lain
(hijau)
(merah)
Tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan genitalia/perineum (biru)
Cedera inhalasi, listrik, trauma lain (biru)
Penyebab kematian pada luka bakar
CO poisoning dan smoke inhalation Trauma mekanik (tertimpa gedung) Anoxia dan Hy
poxia Luka bakar 30 50 % (lokasi, derajad dan luas luka bakar) Excessive Heat (t
ubuh tereksposure pada gas panas,air panas / ledakan panas shock + kolaps kardio
vaskuler mematikan)
Identifikasi pada luka bakar
finger prints dental identification/ dental charts gigi relatif tahan terhadap a
pi membandingkan x-ray yang diambil antemortem dan postmortem korba pemeriksaan
DNA
PEMBAKARAN ANTEMORTEM VERSUS PEMBAKARAN POSTMORTEM
Pada kasus dimana korban dapat bertahan untuk beberapa waktu saat terjadi kebaka
ran, pemeriksaan mikroskopis bisa tidak menyatakan reaksi penting, seperti adany
a infiltrasi peradangan. Hal ini berguna untuk memanaskan trombosis dari pembulu
h dermal, dan mencegah masuknya neutrofil ke jaringan luka, atau barangkali kump
ulan dari dsebagian besar peradangan sel dalam tempat lain dari tubuh, seperti p
aru-paru, yang dapat berkembang menjadi pneumonia. Hal ini mungkin untuk menghas
ilkan pembakaran postmortem pada kulit yang meniliki gambaran kasar serupa pada
pembakaran antemortem. Jiika api dibakar pada kulit setelah mati, lepuhan bisa d
ihasilkan dengan atau tanpa pinggiran jaringan yang kemerahan, sehingga memberik
an gambar hyperemic appearence.
Kematian pada luka bakar dapat terjadi melalui mekanisme Syok neurogen; commotio
neuro vascularis Gangguan permeabilitas akibat penglepasan histamin dan kehilan
gan NaCl kulit yang cepat (dehidrasi) Luka akibat suhu rendah Pemaparan terhadap
suhu rendah (puncak gunung) kematian mendadak Akibat kegagalan pusat pengatur s
uhu/ rendahnya disosiasi Oxy-Hb Kurang tanggap dingin : bayi, orang tua, kelelah
an, alkohlism, hipopituitarism, myoedema, steatorrhoea Derajat luka I. Hiperemia
II. Edema & vesikel III. Nekrosis IV. Pembekuan disertai kerusakan jaringan
Luka akibat trauma listrik
Faktor yang berperan Tegangan (volt) Tegangan rendah (< 65 V) tidak berbahaya Te
gangan sedang (65 1000 V) mematikan Kuat arus (ampere) Banyaknya arus listrik ya
ng mengalir menentukan fatalitas seseorang Tahanan kulit (ohm) Luas permukaan &
lama kontak 50 cm2 (telapak tangan) mematikan tanpa menimbulkan arus listrik Kua
t arus letal (100 mA), kepadatan arus pada daerah telapak tangan hanya 2 Ma/cm2
tidak cukup besar jejas listrik Kuat arus yang memungkinkan bagi tangan untuk me
lepaskan diri Let Go Current (besarnya berbeda beda tiap orang)
Gambaran makroskopis jejas listrik pada daerah kontak kerusakan lapisan tanduk k
ulit sebagai luka bakar dengan tepi yang menonjol, disekitarnya terdapat daerah
pucat & hiperemi (bentuk sesuai benda penyebab) Metalisasi dapat ditemukan pada
jejas listrik Gambaran serupa jejas listrik akibat persentuhan kulit dengan bend
a/ logam panas (membara) dibedakan dengan pemeriksaan makroskopis Jejas listrik
# tanda intravital dapat ditimbulkan pada kulit mayat/ pasca mati (tanpa daerah
hiperemi) Kematian terjadi karena : fibrilasi ventrikel, kelumpuhan otot pernapa
san, kelumpuhan pusat pernapasan
Kematian akibat tegangan rendah dan tinggi
tegangan yang <1000 volt dapat dikatakan arus bertegangan rendah, tegangan yang
lebih >1000 volt dapat dikatakan arus bertegangan tinggi. 1. Arus bertegangan re
ndah Sebab kematian kadang tidak jelas Harus ada konyak langsung antara korban d
engan arus listrik Kematian utama karena fibrilasi ventrikel Jika arus rendah ta
pi kontak lama masih dapat menyebabkan kematian tapi mekanisme kematian biasanya
karena paralysis otot dengan asfiksia sekunder 2. Arus tegangan tinggi Kontak l
angsung dengan sumber tidak diperlukan. Arus listrik dapat menimbulkan temperatu
re tinggi, setinggi 4000 C Arus listrik dapat loncat dan mengenai korban Kematia
n akibat arus tegangan tinggi karena respiratory arrest atau eletrothermal injur
is yang disebabkan oleh arus dengan suhu tinggi.elektrotermal injuris biasanya i
reversibel.
jarak
inci
1000 volt
5000 volt 20.000 volt 40.0000 volt 100.000 volt
Beberapa milimeter
1 cm 6 cm 13 cm 35 cm 3/8 2 3/8 5 14
RESISTENSI (TAHANAN) DAN ARUS LISTRIK
Karena besarnya tegangan dipertahankan konstan, perubahan resistensi (tahanan) m
enjadi factor penting dalam menentukan besarnya aliran yang melewati tubuh. Kuli
t manusia mempunyai derajat resistensi paling tinggi terhadap listrik/elektrik d
ibandingkan organ tubuh lain, diikuti oleh tulang, lemak, saraf, otot dan resist
ensi yang paling rendah yaitu darah dan cairan tubuh Perbedaan jenis kulit menye
babkan perbedaan derajat resistensi Jumlah resistensi yang timbul tergantung dar
i jenis pakaian yang terkontak dengan aliran listrik tersebut. Sepatu boot karet
dapat melindungi kaki dari tanah, sedangkan sarung tangan karet dapat melindung
i tangan dari konduktor Jenis Kulit Kering,kalus,kulit tebal Kering tanpa kalus
Lembab Lembab,tipis 1 juta 100.000 1000 100 Resistensi
Arus Listrik Yang Melewati Tubuh
Arus listrik yang melewati tubuh, melewati jalur yang terpendek, tapi tidak sela
lu melewati jalur organ yang terkecil resistensinya. Arus dapat melewati jalur y
ang berbeda-beda pada tubuh, tergantung dari tempat masuk atau keluarnya listrik
. Contohnya jalur dari tangan ke kaki, tangan ke tangan melewati dada, kepala ke
kaki atau dada ke tangan. Jika arus melewati jantung atau otak, hasil yang dida
patkan akan lebih parah dibandingkan bila arus hanya melewati kaki menuju ke tan
ah. Perbedaan jumlah arus yang melewati tubuh dapat menyebabkan perbedaan efek p
ada tubuh. Efek-efek yang paling mungkin terjadi dalam 1 detik kontak dengan lis
trik pada jumlah arus yang berbeda. Jika arus yang sangat tinggi (2 Amps atau le
bih) menyebabkan ventrikel arrest, jantung akan kembali berdetak setelah arus ko
ntak terhenti, tidak ditemukan trauma elektro thermal yang reversible. Arus (dal
am mA) 1 5 Tremor otot Efek terhadap tubuh Ambang batas persepsi,sensasi tinglin
g pada lidah

15
40 75-100 2000(2 Amps)
Kontraksi otot
Hilang kesadaran Fibrilasi ventrikel Ventrikel berhenti berkontraksi (Ventrikel
arrest)
Luka akibat petir
Petir : loncatan arus listrik tegangan tinggi antar awan dengan tanah Tegangan d
apat mencapai 10 mega V & kuat arus mencapai 100.000 A Kematian terjadi karena :
efek arus listrik (kelumpuhan SSP, fibrilasi ventrikel), panas dan ledakan gas
paas yang timbul Tanda Aboresent mark (kemerahan seperti percabangan pohon) Meta
lisasi (pemindahan partikel metal dari benda yang dipakai ke dalam kulit) Magnet
isasi (benda metal yang dipakai berubah menjadi magnet) Pakaian terbakar & robek
karena ledakan/ panas
Luka akibat perubahan tekanan udara
Peningkatan tekanan udara & perubahan volume gas dalam tubuh trauma fisik Barotr
auma aural : rasa nyeri ringan yang berdengung pada telinga yang sering dijumpai
pada pesawat lepas landas/ akan mendarat/ waktu menyelam (gejala lbih berat : r
etraksi gendang telinga, hieremi, kongesti telinga tengah, pecahnya gendang teli
nga) Barotrauma pulmoner emfisema, pneumotoraks, kerusakan jaringan paru, & embo
li udara Kelainan lain : nyeri pada gigi kavitas, vertigo, gangguan penglihatan,
pendengaran, keeimbangan
Perubahan volume gas dalam SSP tremor, konvulsi, somnolen, pusing, mual Perubaha
n gas pada persendian atralgia hiperbarik Penyakit dekompresi (disbarisme) : rea
ksi fisiologik terhadap tekanan tinggi Tekanan tinggi kelarutan gas tubuh (Nitro
gen) Tekanan mendadak kelarutan gas pembebasan gas gelembung gelembung mikro d
am pembuluh darah (emboli udara) & jaringan Gejala utama : nyeri, pusing paralis
is, napas pendek, kelelahan ekstremitas, dan kolaps Emboli udara
Luka akibat trauma bahan kimia
Efek korosi asam/ Basa kuat Asam kuat mengkoagulasikan protein luka korosi kerin
g, keras seperti kertas perkamen Basa kuat reaksi penyabunan intra sel luka basa
h, licin, kerusakan akan terus berlanjut samapai dalam Karena biasanya bahan kim
ia berbentuk cair bentuk luka sesuai dengan mengalirnya bahan cair tersebut
Luka akibat radiasi dan trauma akustik
Sangat jarang terjadi & umumnya tidak berkaitan dengan Ilmu Kedokteran Forensik
Intravitalitas/ reaksi vital terhadap luka
Trauma tubuh manusia yang masih hidup reaksi tubuh Tujuan : saat terjadi trauma,
yang bersangkutan masih hidup/ luka terjadi intravital Reaksi vital umum : Perd
arahan ekimosis, Petechiae, Emboli Perdarahan ekimosis Penilaian teliti (terutam
a luka di daerah hipostasis) Luka pada korban diperhatikan seksama, termasuk sal
uran luka, kerusakan jaringan di bawah kulit Petechiae Emboli lemak patah tulang
& trauma tumpul jaringan lemak Emboli udara vena superfisial terbuka Emboli jar
ingan alat dalam
Kadar laktat darah reaksi adrenergik parameter terjadinya suatu situasi stres pr
emortal (kecelakaan pesawat) Reaksi radang, sepsis, & ulcus duodeni/ ventrikulus
(curling's ulcer) Luka bakar intravital Eritema di sekieliling vesikel/ bullae &
pemeriksaan mikroskopik : pelebaran kapiler, sebukan lekosit PMN, perdarahan, &
edema Jelaga pada saluran napas & lambung & CO-Hb darah (10%), cyanida orang mas
ih hidup waktu terbakar Peningkatan histamin bebas & serotonin pada jaringan yan
g mengalami trauma Perubahan aktivitas enzymatik LDH pada jaringan yang mengalam
i perlukaan Reaksi penyembuhan, granulasi, & sebukan sel radang (akut/ kronik)
Aspek medikolegikal dari kekerasan mekanik
Jenis kekerasan
Tajam
Jenis luka
Iris, sayat Tusuk Bacok
Aspek medikolegikal
Pembunuhan, Bunuh Diri Pembunuhan, Bunuh Diri Pembunuhan Kecelakaan, Pembunuhan,
Bunuh Diri Kecelakaan, Pembunuhan Kecelakaan, Pembunuhan Pembunuhan, Bunuh Diri
, Kecelakaan
Tumpul
Lecet Memar Robek
Senjata api
tembak
Aspek medikolegikal dari kekerasan fisik
Jenis kekerasan Listrik Jenis luka Electric mark Joule burn Exogenous burn petir
Surface burns Linear burns Arborescence filigree burn Suhu tinggi Luka bakar (d
ry heat) Luka bakar (scald) Suhu rendah Frostbite Immersion foot hypotermia Aspe
k medikolegikal Kecelakaan, Pembunuhan Kecelakaan, Pembunuhan Kecelakaan Kecelak
aan Kecelakaan Kecelakaan Kecelakaan, Bunuh Diri, Pembunuhan Kecelakaan, Pembunu
han Kecelakaan Kecelakaan Kecelakaan
Aspek medikolegikal dari kekerasan kimiawi
Jenis kekerasan
Asam karbol (Phenol) Asam oksalat Asam sulfat/ klorida Asam nitrat
Jenis luka
Asam organik Abu abu keputihan Abu a bu kehitaman Asam anorganik Abu abu hitam Co
klat
Aspek medikolegikal
Bunuh Diri, Kecelakaan Bunuh Diri, Kecelakaan Bunuh Diri, Kecelakaan, Pembunuhan
Bunuh Diri, Kecelakaan
Kaustik alkali
Abu abu keputihan
Garam logam berat
Bunuh Diri, Kecelakaan, Pembunuhan
Bunuh Diri, Kecelakaan Bunuh Diri, Kecelakaan
Zinc chloride Mercury chloride
Keputih putihan Biru keputihan + perdarahan
Daftar Pustaka
Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta : Binarupa A
ksara, 1997. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S. Ilmu Kedokteran Forensik. Jak
arta : Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 199
7. Atmadja. DS., Thanatologi;Ilmu Kedokteran Forensik;Edisi Pertama ;Bagian Kedo
kteran Forensik FKUI;1997:5:37-55. Adelson. Lester M.D., The forensic Post Morte
m Examination and the Medicolegal Autopsy; The Pathology of Homicide; Charles C
Thomas Publisher; 1974: II: 33-109. Knight Bernard; The Pathophysiology of Death
; Forensic Pathology; 2nd edition ;Oxford University Press, Inc;1976:2:51-94. Ro
driquez III William C. PhD,DABFA, Forensik Anthropology, CAP Handbook for Postmo
rtem Examination of Unidentified Remains,2nd edition,College of American Patholo
gists;1998;9;107-133.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai