Anda di halaman 1dari 6

WASPADAI ASAM RETINOAT DALAM KOSMETIK

Keinginan untuk tampil menarik adalah hal yang manusiawi. Salah satu
cara yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan kosmetik.
Penggunaan kosmetik bertujuan untuk membersihkan, menambah daya
tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan
baik dan dapat memperbaiki bau badan. Namun, salah memilih kosmetik
akibat kandungan bahan kosmetik yang tidak memenuhi persyaratan
keamanan, mutu, dan manfaat justru akan menimbulkan masalah baru.
Seperti halnya bila menggunakan kosmetik yang mengandung bahan
kimia berbahaya. Kosmetik bermanfaat sebagai kosmetik, tidak dapat
mengklaim untuk pengobatan ataupun terapeutik.
Masyarakat perlu mewaspadai produk-produk kosmetik yang sering
ditambahkan bahan kimia berbahaya. Badan POM telah mengeluarkan
public warning bahwa sebanyak 44 merek kosmetik perawatan wajah
mengandung bahan kimia berbahaya. Sebanyak 21 merek diantaranya
adalah kosmetik wajah seperti krim siang, krim malam dan krim pemutih
yang mengandung asam retinoat (retinoic acid).
(10)
Zat ini telah dilarang
penggunaannya dalam kosmetik berdasarkan keputusan Kepala Badan
POM tahun 2008 dan termasuk ke dalam salah satu dari 1243 jenis bahan
yang dilarang penggunaannya dalam kosmetik.
(8, 9)

Umumnya, kosmetik dipakai secara rutin dan cenderung digunakan
sesuka hati tanpa dibatasi dosis setiap harinya. Apabila terdapat bahan
berbahaya di dalamnya dan tidak diketahui sesering apa pemakaiannya,
efek samping serius dapat terjadi. Karena itu masyarakat disarankan
untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan kosmetik agar terjamin
keamanan, mutu, dan manfaatnya. Risiko penggunaan asam retinoat
pada kosmetik akan dibahas secara khusus dalam artikel ini.

Apakah asam retinoat itu?
Asam retinoat adalah sebuah retinoid aktif turunan vitamin A dalam bentuk
asam yang dibentuk dari all-trans retinol (retinoid dalam bentuk alkohol).
Asam retinoat juga dikenal dengan sebutan tretinoin (all-trans-retinoic
acid) yang digunakan dalam terapi jerawat.
(4)

Bagaimanakah asam retinoat bekerja pada kulit?
Asam retinoat bekerja melalui tiga mekanisme, yaitu:
1. Pengaktifan reseptor asam retinoat (RAR)
Interaksinya dengan RAR pada sel kulit mampu merangsang proses
perbanyakan dan perkembangan sel kulit terluar (epidermis) sehingga
asam retinoat secara topikal dengan dosis 0,05 atau 0,1 % mampu
memperbaiki perubahan struktur/penuaan kulit akibat radiasi
ultraviolet.
(1)

2. Pembentukan dan peningkatan jumlah protein NGAL (Neutrophil
Gelatinase-Associated Lipocalin)
Asam retinoat dapat meningkatkan pembentukan dan peningkatan
jumlah protein NGAL yang mengakibatkan matinya sel kelenjar
sebasea (sel penghasil sebum/minyak), yang kemudian akan
mengurangi produksi sebum sehingga mampu mengurangi timbulnya
jerawat.
(5)

3. Berperan sebagai iritan
Asam retinoat juga bekerja sebagai iritan pada epitel folikel (lapisan
pada lubang tumbuhnya rambut) yang memicu peradangan dan
mencegah bergabungnya sel tanduk menjadi massa yang padat
sehingga tidak menyumbat folikel dan tidak menghasilkan komedo.
Selain itu, asam retinoat juga meningkatkan produksi sel tanduk
sehingga mampu melemahkan dan mendesak komedo untuk keluar.
(1)

Apakah bahayanya penggunaan asam retinoat ?
Saat ini telah banyak dilaporkan bahwa penggunaan asam retinoat
memiliki risiko yang berbahaya bagi pemakainya, antara lain:
Potensi sebagai iritan
Pada kulit normal, asam retinoat yang dioleskan akan menimbulkan
peradangan pada kulit. Gejala yang sering muncul adalah sensasi rasa
agak panas, menyengat, kemerahan, eritema sampai pengerasan kulit.
Gejala tersebut akan pulih tergantung dari tingkat keparahan. Selain itu,
Hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi, akantosis (hiperplasia dan
penebalan abnormal lapisan tanduk) dan parakeratosis (persistensi nuklei
keratinoasit pada lapisan tanduk) Pada dosis yang lebih tinggi dari dosis
terapi, efek terapinya tidak akan meningkat dan dalam jangka waktu yang
lama dapat menyebabkan menurunnya keratinisasi dan produksi sebum
sehingga kulit semakin kering dan tipis.
(1, 2, 6)
Potensi sebagai zat karsinogen (menyebabkan kanker)
Penggunaan asam retinoat pada mencit albino dan mencit berpigmen
terbukti dapat meningkatkan potensi karsinogen akibat radiasi sinar UV-B
dan UV-A.
(1)

Potensi sebagai zat teratogen (menyebabkan cacat janin)
Telah dilaporkan bahwa bayi yang terlahir dari seorang wanita yang
mengoleskan asam retinoat 0,05% sebanyak dua kali sehari untuk wajah
berjerawat, sebelum dan selama kehamilan, mengalami malformasi berat
pada wajah seperti kecacatan langit-langit mulut, bibir sumbing, celah
kelopak mata menyatu, hipertelorisma (peningkatan abnormal jarak antara
dua organ/bagian), defisiensi lubang hidung kiri dan kelainan sistem saraf
pusat serta hidrosefalus. Kasus lainnya melibatkan seorang wanita yang
telah menggunakan krim asam retinoat 0,05% selama sebulan sebelum
menstruasi terakhir dan selama sebelas minggu pertama kehamilan,
dilaporkan bahwa bayi yang terlahir mengalami cacat telinga eksternal
(tanpa lubang dan tidak berfungsi).
(3)

Sifat teratogenik pada asam retinoat umumnya ditandai oleh kelainan
pada telinga eksternal (seperti tidak terbentuk, kecil, atau cacat), kelainan
bentuk wajah (termasuk bibir sumbing), kelainan sistem saraf pusat
(malposisi, perkembangan kurang sempurna, atau tidak ada
perkembangan), kurangnya kemampuan produksi hormon paratiroid, serta
kelainan jantung (terutama kecacatan pada sekat ventrikel dan atrium,
atau pada lengkung aorta). Kebanyakan bayi yang terlahir dengan kondisi
tersebut akhirnya meninggal. Selain dari itu, kasus keguguran dan
kelahiran prematur telah dilaporkan usai penggunaan asam retinoat.
(1, 3)
Adanya asam retinoat dalam darah pada kehamilan telah dinyatakan
berpotensi teratogen. Tidak terkecuali untuk penggunaan asam retinoat
topikal di kulit yang dapat memungkinkan resiko terserapnya asam
retinoat ke dalam tubuh. Karena besarnya resiko tersebut, asam retinoat
dikontraindikasikan selama kehamilan dan selama merencanakan
kehamilan.
(1, 2, 3)

Kini, setelah diketahui adanya risiko penggunaan asam retinoat,
pemakaiannya dalam kosmetik sangat tidak dibenarkan mengingat
kosmetik adalah bahan yang cenderung dipakai sesuka hati oleh
masyarakat. Karena itulah asam retinoat hanya dapat digunakan di bawah
pengawasan dokter sehingga hanya bisa dibeli dengan resep dokter.
Badan POM juga telah mengeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa
asam retinoat merupakan salah satu bahan dari 1243 bahan yang dilarang
ditambahkan ke dalam kosmetik. Selain pengawasan yang dilakukan
Badan POM dan kesadaran produsen kosmetik dalam menjamin
produknya dalam persyaratan keamanan, mutu dan manfaat, yang lebih
penting adalah bagaimana konsumen selaku obyek langsung produk
kosmetik dapat bersikap bijak dalam pemakaian kosmetik.
Bagaimanakah cara menggunakan kosmetik yang bijak?
Bagi konsumen, bijak dalam menggunakan kosmetik menjadi cara yang
tepat untuk mencegah diri dari risiko zat berbahaya dalam kosmetik
seperti asam retinoat yang telah dipaparkan sebelumnya. Berikut adalah
beberapa tips yang bisa dilakukan, antara lain:
- Cermat dalam memilih dan membeli kosmetik sesuai kebutuhan
Konsumen diharapkan lebih rasional dan selektif dalam memilih
kosmetik dan tidak mudah terbujuk iklan atau promosi yang berlebihan.
Pilihlah kosmetik yang sesuai fungsi, tujuan dan manfaatnya, serta
pertimbangkan untung-ruginya.
- Cermat dalam menggunakan kosmetik
Konsumen diharapkan memperhatikan dengan baik kegunaan dan
cara penggunaan produk. Jika konsumen sedang hamil, konsultasikan
pemilihan kosmetik yang aman ke dokter kandungan atau dokter kulit.
Sebelum menggunakan kosmetik, sebaiknya lakukan dahulu uji
kepekaan kosmetik yang akan dipakai. Jangan gunakan kosmetik milik
orang lain, yang belum tentu cocok dengan jenis kulit kita. Simpan
kosmetik dengan baik. Bila timbul iritasi atau efek samping lainnya,
segera hentikan penggunaan kosmetik. Konsultasikan ke dokter kulit
bila efek samping yang terjadi semakin parah.
- Cermat membaca informasi yang tercantum pada label/kemasan
kosmetik
Selain cara penggunaan, konsumen juga perlu memperhatikan
informasi lain seperti kegunaan, komposisi, tanggal kedaluarsa atau
peringatan lain (bila ada). Dianjurkan pula untuk bertanya lebih rinci
guna mengetahui informasi lengkap mengenai produk kosmetika
tersebut.
- Untuk produk kosmetika yang teregistrasi diwajibkan mencantumkan
nomor izin edar. Sedangkan produk yang ternotifikasi pencantuman
nomor notifikasi tidak diwajibkan, namun nama dan alamat produsen
harus tercantum dengan jelas pada label. Daftar produk kosmetik yang
ternotifikasi/teregistrasi oleh Badan POM dapat dicek melalui website
Badan POM.

Referensi

1. American Society of Health-System Pharmacy. 2010. AHFS Drug
Information. ASHP Inc. USA

2. Badan POM. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia. CV.
Sagung Seto. Jakarta

3. Briggs, Gg, et all. 2005. Drug in Pregnancy and Lactation, seventh
edition. Lippincott William& Wilkins. California.

4. Combs, GF. 2008. The Vitamin: Fundamental Aspects in Nutrition
and health. Third edition. Elsevier Academic Press. USA.

5. Thiboutot, DM, et all, 2008. Neutrophil gelatinase-associated lipocalin
mediates 13-cis retinoic acid-induced apoptosis of human sebaceous
gland cells. Abstract J. of Clinical Investigation.
http://www.fred.psu.edu/ds/retrieve/fred/publication/18317594

6. Waugh J., et all. 2004. Adapalene: a Review of its Use in the
Treatment of Acne Vulgaris. J. Drug. Dermatology.

7. ________, 2005. National Toxicology Program: All All-Trans-Retinyl
Palmitate (Effects of Topically Applied Retinoids on
Photocarcinogenesis). http://ntp.niehs.nih.gov/go/7658

8. Website Badan POM. http://www.pom.go.id

Anda mungkin juga menyukai