Novina
Anemia
Bukanlah penyakit melainkan sindroma klinik
yang terjadi akibat kelainan eritrosit atau
merupakan manifestasi berbagai penyakit
sistemik sebagai penyakit dasar.
Anemia adalah keadaan dimana massa eritrosit
dan atau massa Hb yang beredar tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk menyediakan O
2
bagi jaringan tubuh yang secara laboratorium
ditandai oleh penurunan hematrokit (HCT),Hb,hitung
eritrosit.
Penderita dikatakan anemia apabila pada:
-pria: Hb < 13,3 g/dl atau HCT < 39,8%
-wanita : Hb < 11,7 g/dl atau HCT< 34,9%
Syarat mutlak untuk memberikan pengobatan
anemia adalah harus mengetahui lebih dahulu
apa penyebabnya,untuk itu gold standart
penentuan anemia adalah hasil pemeriksaan
laboratorium,disamping anamnesa yang cermat
dan pemeriksaan fisik yang akurat.
Hemoglobin dan Hematokrit Pada
Orang Normal
HARGA PRIA WANITA
Hb 15,5(13,3-17,7) 13,7(11,7-15,7)
HCT 46 (39,8-52,2) 40,9 (34,9-46,9)
Anamnesa
-keluhan anemia : lemah,letih,lesu,lelah,
kesemutan ,sakit kepala dan pusing
- anemia yang terjadi mendadak umumnya
penyebabnya adalah perdarahan atau
hemolisis
- anemia karena perdarahan kronis ,pada
wanita sering akibat menometroragi dan pada pria
karena perdarahan saluran cerna (hemoroid) dengan
dugaan ANEMIA DEFISIENSI BESI
Pada anamnesa keluarga , anemia dengan
kelainan kongenital,seperti defisiensi G6PD
Talasemia,Hb-pati,Sferositosis herediter
Riwayat infeksi yang berulang,adanya penyakit ginjal disertai
nyeri tulang pikirkan kemungkinan MIELOMA MULTIPLE
Penggunaan obat2-an,kontak dengan bahan kimia atau toksin
dapat menyebabkan ANEMIA APLASTIK ATAU
HEMOLITIK
Evaluasi diet,diare dan sindroma malabsorbsi perlu dipikirkan
kemungkinan ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLAT ATAU
BESI
PEMERIKSAAN FISIK
- Pucat, ikterus,petekia, purpura,dan eritema
- Anemia dengan ikterus curiga anemia
hemolitik.
- Anemia dengan perdarahan bawah kulit
curiga anemia aplastik,leukemia atau ITP
- Anemia dengan pembesaran kelenjar getah
bening,hati dan limpa serta asites perlu curiga
tumor ganas abdomen atau .
- Anemia disertai bising jantung curiga anemia berat
hingga menyebabkan bising fisiologi,kemungkinan bacterial
endocarditis .
Pemeriksaan rectum untuk mengetahui adanya
perdarahan saluran cerna
Pemeriksaan Ekstremitas untuk melihat tanda2
Arthritis Rematoid serta neuritis perifer karena
anemia pernisiosa
Adanya kelainan tulang perlu curiga leukemia
akut,mieloma multipel
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Yang perlu : Hb,HCT,RBC (Red Blood Cell),
MCV ( Mean Corpuscular Volume)= ukuran ,
rata 2 eritrosit, harga Normal 85-100m
3
MCH ( Mean Corpuscular Hemoglobin) = jumlah Hb rata 2 dalam eritrosit,
harga normal 28-31 g
MCHC ( Mean Cell Hb Concentration)= konsentrasi rata 2 Hb .
harga normal 30-35%
Dengan MCV dapat ditentukan adanya eritrosit yang makrositer
(besar),mikrositer (kecil), dan normositer (normal)
Dengan MCH atau MCHC dapat ditentukan massa eritrosit yang lebih (
hiperkrom) ,kurang ( hipokrom), normal ( normokrom)
Jadi pengukuran indeks eritrosit dengan parameter MCV,MCH dan MCHC
penting untuk menentukan klasifikasi anemia ,
-apakah anemia hipokrom mikrositer, normokrom normositer, atau
makrositer.
PATOFISOLOGI ANEMIA
1.Anoxia organ target: karena berkurangnya
jumlah O
2
yang dibawa darah ke jaringan
2.Mekanisme kompensasi tubuh terhadap
anemia dgn penurunan afinitas Hb thd O
2
dgn meningkatkan
enzim G6PD,Meningkatkan curah jantung,Redistribusi aliran
darah,menurunkan tekanan O
2
vena.
Kedua keadaan ini menimbulkan gejala umum anemia:
a. Sistem kardiovaskuler: lesu,lelah,palpitasi,takikardi
sesak wkt kerja,angina pectoris & gagal jantung
b. Sistem saraf: sakit kepala, telinga berdenging,mata
berkunang-kunang,kelemahan otot,akral dingin
3. Sistem Urogenital : gangguan haid & libido
menurun
4. Epitel : warna pucat pada kulit,mukosa,
elastisitas kulit menurun,rambut tipis &halus
Gejala Khas Anemia
1. Anemia Def.Besi : disfagia,atrofi papil lidah
stomatitis angularis
2. Anemia Def.Asam Folat : lidah merah ( buffy
Tongue)
3. Anemia Hemolitik : ikterus & hepatoslenomegali
4. Anemia Aplastik : perdarahan kulit atau mukosa &
tanda-tanda infeksi.
Klasifikasi Anemia berdasar Morfologi Eritrosit
1. Anemia hipokromik mikrositer
( MCV < 85m
3
, MCH < 28 pg)
- Anemia Def. Besi
- Thalasemia
- Anemia penyakit kronik
- Anemia Sideroblastik
2. Anemia Normokromik normositer
( MCV 80-100 ,MCH 28-31)
- Anemia pasca perdarahan akut
- Anemia aplstik
- Anemia hemolitk
- Anemia penyakit kronik dll
3. Anemia Makrositer
( MCV > 100)
a. Megaloblastik
- Anemia Def. Asam folat
- Anemia Def. Vit B 12
b. Non Megaloblastik
- Anemia hipotiroid
- Anemia penyakit hati kronik
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Paling sering dijumpai.
Timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh sehingga
penyediaan besi untuk eritropoitin berkurang,yang pada
akhirnya pembentukan Hb berkurang.
Etiologi :
1. Perdarahan menahun:
a. saluran cerna : tukak peptik,hemoroid,
infeksi cacing tambang
b. saluran UG wanita : menorrhagi,atau metrorhagi
c. saliran kemih : hematuria
d. saluran nafas : hemoptoe
2. Faktor nutrisi : makan banyak serat, rendah
vitamin C, rendah daging.
3. Kebutuhan yang meningkat : prematuritas
anak dalam masa pertumbuhan,kehamilan
4. Gangguan absorpsi besi : gastrektomi,
kolitis kronik
Gejala khas :
a. Koilonychia : kuku sendok
b. Atrofi papil lidah
c. Stomatitis angularis
d. Disfagia
e. Atrofi mukosa gaster
Sindroma Plummer Vinson / Paterson Kelly :
-kumpulan gejala yang terdiri dari :anemia
hipokromok mikrositer,atrofi papil lidah,disfagia
Lab:
1. Kadar Hb & Indeks eritrosit :
Anemia hipokromok mikrositer,Hb
menurun ringan sampai berat,MCV,MCH,
MCHC menurun.
Apusan darah : Anemia hipokromik
mikrositer,anisositosis,poikilositosis,sel
pensil, kadang-kadang sel target.
Lekosit & trombosit normal.
2. Kadar Besi serum menurun < 50 mg/dl
TIBC meningkat > 350mg/dl
Saturasi transferin <15 %
- feritin serum < 20 g/dl
- Pengecatan Sumsum tulang dengan biru
prusia ( Perls stain ) : cadangan besi (-)
ANEMIA AKIBAT PENYAKIT KRONIK
* Etiologi :
1. Infeksi kronik
- TBC paru
- ISK
- Osteomielitis kronik
2. Inflamasi kronik
- Arrtitis Rematoid, SLE,dll
3. Neoplasma ganas
Diagnosis :
1. Anemia ringan berat
2. Anemia hipokromik mikrositer ringan atau
normokromik normositer
3. Besi serum menurun ,TIBC menurun ,
cadangan besi SU-TUL masih (+)
ANEMIA SIDEROBLASTIK
Jarang dijumpai
Merupakan anemia dengan sideroblast cincin
dalam sumsum tulang
Lab:
- Anemia ringan sampai berat
- Anemia hipokromik mikrositer dengan
gambaran populasi ganda dimana dijumpai
eritrosit hipokromik mikrositer berdampingan
dgn eritrosit normokromik normositer
- Besi serum dan feritin serum normal
- Pengecatan besi SU-TUL dgn cara Perl (biru prusia) dijumpai
sideroblast cincin > 15 % dari sel eritroblast
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Etiologi :
- gangguan pembentukan DNA pada inti
eritroblast akibat defisiensi vitamin B 12
dan asam folat.
Anemia defisiensi vitamin B 12 relatif jarang
dijumpai di Indonesia,tetapi anemia defisiensi
asam folat cukup sering dijumpai ,terutama
pada wanita hamil.Dan merupakan penyebab
kedua pada wanita hamil setelah defisiensi besi.
Lab:
1. Hb menurun ringan berat ( 3-4 g/dl)
2. Lekopenia,trombositopenia
3. Dijumpai oval macrocyte dengan poikilo-
sitosis berat.MCV meningkat.
ANEMIA APLASTIK
Merupakan anemia yang disertai pansitopenia
Etiologi :
- kelainan primer pada sumsum tulang
- akibat radiasi ,bahan kimia( insektisida) atau
obat-obatan ( chloramphenicol,sitostatika)
- infeksi virus ( hepatitis dll)
Gejala kilinik :
- Anemia ringan sampai berat
- Gejala perdarahan : paling sering perdarahan
kulit seperti petechie , perdarahan mukosa
dapat berupa epistaxis,perdarahan gusi,hema-
temesis/melena .
- Tanda-tanda infeksi :ulserasi mulut, febris,
sepsis.
Lab :
- Anemia normokromik normositer disertai
retikulositopenia
- Anemia sering berat dengan kadar Hb < 7 g/dl
- besi serum normal atau meningkat ,TIBC
normal.
- lekopenia
- trombositopenia
TERIMA KASIH