Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KULIAH

IRIGASI DAN DRAINASE


INTERPRETASI DATA RAP DIDALAM FILE EXCEL





OLEH:
NAMA : Fikriyah Nuril Fiddin
NIM : 125040201111018
KELAS : A


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014



Interpretasi Data RAP
a. Lembar Kerja 1 (Input-Water Balance)
Pengisian RAP didahului pada sheet 1 yang membahas tentang input masuknya air
irigasi dan keseimbangan air itu sendiri. Hal pertama yang harus diisi adalah nama
proyek. Proyek ini secara keseluruan luasannya adalah 100.000 ha dengan daerah
efektif irigasi luasnya 80.000 ha. Kolom estimasi efisiensi penyaluran ekaternal diisi
dengan 80% dan efisiensi penyaluran internal diisi dengan 90%. Pada kolom
selanjutnya disi dengan estimasi kehilanganair permukaan sebesar 10% dan laju
rembesan air sebesar 10%. Untuk tanaman selain padi efisiensinya adalah 60%.
Dalam kolom kapasitas debit aliran disaluran-saluran utama pada titik penyaluran/
pengambilan diisi dengan data debit debit aliran maksimum pada setiap titik penyaluran
sebesar 70 CMS ( Cubic Meters per Second) dan pada kolom debit aliran puncak yang
sesungguhnya ke saluran-saluran utama pada titik-titik penyaluran/pengambilan sebesar
65 CMS dimana data ini diambil dari debit aliran air irigasi yang paling tinggi diatara
semua titik kedalam proyek. Pada rata-rata Ece dan air irigasi pada proyek contoh ini
diisi sebesar 1,0 dS/m yang merupakan perhitungan gabungan antara air sumur dan air
permukaan.
Table 1-Koefisien Lahan dan Ambang Batas ECe Tanaman
Terdapat data air tahunan dalam bulanan yang menyediakan 12 sel dan
menunjukkan 12 bulan dalam 1 tahun. Untuk kolom nama tanaman merupakan
kolom yang diisi dengan tanaman yang akan diirigasi , dimana pada kolom 1-3
ditetapkan untuk tanaman padi, dan untuk kolom 4 dan dapat diisi dengan nama
tanaman lain. Lalu untuk kolom threshold ECe berisi tentang kadar garam
(salinitas) setelah perkecambahan yang telah dijelaskan dalam table toleransi garam
berbagai tanaman terhadap salinitas tanah. Untuk koefisiensi lahan diisi dalam 12
sel (yang berarti 12 bulan dalam 1 tahun) yang mana masing-masing sel berisi data
koefisien tanaman (Kc) dan setiap tanaman memiliki Kc berbeda-beda dan akan
mempengaruhi jumlah air yang dibutuhkan. Nama tanaman hanya perlu
dimasukkan sekali ke dalam Tabel 1. Nama tersebut secara otomatis dipakai ke
semua tabel lain yang memerlukan nama tanaman tersebut. Hal ini akan menjamin
konsistensi di antara tabel-tabel tersebut
Tabel 2-nilai ETo bulanan yang berisi data nilai ETo dengan menggunakan metode
Penman-Monteith, dimana total pertahunnya sebesar 2090 mm.
Tabel 3-Air permukaan yang memasuki Areal Pelayanan (command area)(MCM)
berisi data yang dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu air irigasi yang masuk dari
luas areal pelayanan tersebut, aliran masuk yang lainnya dari sumber eksternal, dan
aliran-aliran yang masuk lainnya dari sumber eksternal. Dan untuk semua nilai
dalam table ini harus dimasukkan dalam satuan meter kubik juta dimana total
pertahunnya sebesar 760 MCM.
Tabel 4-Sumber Air Permukaan Internal (MCM) berisi data volume air yang
dipakai kembali dari sumber permukaan didalam proyek tersebut dimana total
pertahunnya sebesar 285 MCM.
Tabel 5-Luasan hektar Tiap-tiap Tanaman di Areal Pelayanan, per Bulan berisi
tentang luasan lahan yang digunakan tiap tanaman pada tiap bulan dimana nilainya
tergantung dari luasan pemakaian lahan tanaman yang ditanam dimana nilai max.
Value sebesar 65.000 ha .
Tabel 6-Data Air Tanah berisi tentang berbagai macam pertanyaan yang
diperuntukkan bagi petani yang menggunakan air tanah. Yang mana pertanyaan
tersebut dibagi menjadi 2 kategori pemompaan dari aquifer didalam areal
pelayanan, dan pemompaan dari aquifer tetapi di luar areal pelayanan tersebut.
Dimana untuk tiap kategori tersebut dibagi lagi dalam sub-kategori tertentu dimana
total pertahunnya sebesar 245 MCM. Dan untuk data reality check on groundwater
storage and recharge akan terisi otomatis setelah kita megisikan data pda tabel data
air tanah.
Tabel 7-Curah Hujan, Cujan Efektif, dan Perkolasi Curah Hujan. Table ini
memerlukan 3 input data untuk masing-masing bulan yaitu data gross curah hujan,
curah hujan efektif bagi masing-masing tanaman da kedalman terjadinya perlokasi
didalam area perakaran tiap bulannya.
Tabel 8-Keperluan Khusus terkait sifat Agronomis (mm) diisi untuk beberapa
tanaman yang memerlukan irigasi khusus dalam waktu yang spesifik tiap tahunnya.
Tabel 9-Hasil Panen dan Nilai Uang berkaitan dengan nilai tukar mata uang lokal
(baik dalam $US maupun dalam Rupiah) dimana nilai produksi pertanian bersih
tiap tahun sebesar 58.537.500 $US/year.
b. Lembar kerja 4 Indikator Eksternal
Dalam lembar kerja 4 berisi tentang indikator eksternal dari suatu sistem irigasi
yang meliputi: suplai air dab mengindikasi adanya masalah-masalah terkait dengan
masalah terkait dengan kapasitas debit aliran (flow rate capacities) dan suplai air relatif
(relative water supply) untuk suatu proyek. Indikator ini harus menggabungkan data air
tanah jika pompa sumur digunakan dalam areal pelayanan tersebut.
Stated Efficiencies
Indikator 1 Efisiensi Penyaluran.
Indikator ini dihitung dari nilai-nilai (seepage dan limpasan/spill) yang
sebelumnya dimasukkan ke dalam Lembar Kerja oleh pemakai RAP. Indikator ini
tidak dikalkulasikan dalam spreadsheet. Indikator ini merepresentasikan
kehilangann penyaluran (conveyance losses) yang terjadi dalam jaringan distribusi
yang dioperasikan oleh otoritas proyek. Data yang terisi dalam kolom ini adalah
80% penggunaannya
Indikator 2 Bobot Efisiensi Irigasi Lahan.
Pemakai RAP memasukkan nilai-nilai efisiensi irigasi lahan untuk tanaman
padi (yang aktual, laju rembesan /seepage rate dan kehilangan dipermukaan
tanah/surface losses) dan untuk tanaman lainnya. Harga Nilai efisiensi irigasi
lahan terbobot (weighted field irrigation efficiency) untuk luas sawah (ha) versus
tanaman lainnya, dan penghitungan rata-rata terbobot. Nilai efisiensinya adalah
76% dengan

Area
Indikator 3 Area secara fisik ditanamai di areal pelayanan
Merupakan indikator daerah secara fisik (sebagaimana diukur didalam peta)
ditanami tanaman yang didukung oleh suatu infrastruktur penyaluran air dari
proyek. Nilai ini diisikan oleh pemakai RAP dan luasan daerah tersebut adalah
80.000 ha.
Indikator 4 Area tanaman beririgasi didalam areal pelayanan
Dalam lembar kerja input, pemakai RAP memasukkan luas tanaman
beririgasi untuk setiap jenis tanaman, berdasarkan bulan. Indikator ini merupakan
jumlah luas seluruh areal yang telah diisikan, berdasarkan bulan dan luasan area ini
adalah 65.000 ha.
Indikator 5 Intensitas pertanaman di area pelayanan, termasuk pertanaman dua
kali
Nilai ini dapat lebih besar dari 1,0 jika sebagian lahan ditanami dua kali.
Cropping intensity dihitung dari perbandingan antara area irigasi tanaman yang
termasuk double cropping dengan area fisik pelayanan. Hasil perhitungan tersebut
adalah 0,81
External Sources of Water for The Command Area
Indikator 6 Aliran masuk (inflow dari luar areal pelayanan utama (bruto)
Nilai bulanan ini merupakan total 3 sumber air permukaan yang dimasukkan
secara langsung oleh pemakai RAP dalam lembar kerja Tabel 3 Input Tahun X.
Nilai tahunan adalah total seluruh nilai bulanan. Ini meliputi seluruh air irigasi yang
secara sengaja disalurkan ke proyek serta air irigasi permukaan yang datang dengan
cara lain kemudian tersalur melalui saluran utama. Pada proyek ini aliran yang
masuk dari luar area pelayanana utama adalah 760 MCM.
Indikator 7 Curah hujan bruto di areal pelayanan.
Angka ini merupakan total volume curah hujan di areal pelayanan. Indikator ini
mencakup hujan di lahan-lahan yang diirigasi, plus lahan-lahan yang tidak diirigasi.
Curah hujan brotonya adalah 252 MCM.
Indikator 8 Curah hujan efektif pada lahan-lahan beririgasi.
Curah hujan efektif pada lahan beririgasi adalah 41 MCM. Persentase
efektivitas yang dimasukkan oleh pemakai RAP, untuk setiap bulan dan setiap
tanaman, dalam Tabel 7 Input Tahun X. Indikator ini mengalikan mm curah
hujan efektif (dilakukan di Tabel 7) dengan luas dalam hektar suatu tanaman, dan
jumlah total nilai ini untuk seluruh tanaman untuk setiap bulan. Kenyataannya,
curah hujan lebih efektif dari pada nilai ini, sebab sebagian atau seluruh perkolasi
dihitung terhadap air yang seharusnya diperlukan dari suplai irigasi, untuk mencuci
(membersihkan) garam-garam yang terakumulasi dari daerah akar (root zone).
Indikator 9 Pengambilan akifer bersih (net aquifer) oleh karena irigasi di areal
pelayanan.
Indikator ini mungkin memiliki ketidakpastian tertinggi dari semua nilai
indikator, sebab secara umum kesulitan data mengenai pengisian kembali
akifer.Namun, untuk proyek-proyek yang menggunakan air tanah (ground water)
adalah penting dibuat perkiraan mengenai berapa jumlah air bersih (net) yang
diambil dari akifer. Sehingga pada kolom tidak terisi angka dan hanya terisi 0
Indikator 10 Total suplai air eksternal
Total suplai air eksternal dari proyek ini adalah 1.012 MCM. Total suplai air
eksternal (TEWS), untuk keperluan RAP ini, meliputi :
TEWS = Pengambilan akifer bersih + curah hujan bruto + sumber-sumber air
eksternal irigasi permukaan

Internal" Water Sources
Indikator 11 Pemompaan/resirkulasi (recirculation) air permukaan internal oleh
petani nilainnya adalah 282 MCM
Ketika seseorang mempertimbangkan efisiensi irigasi suatu proyek, resirkulasi
(pemakaian kembali) air permukaan internal tidak dipertimbangkan sebagai sumber
air yang masuk ke proyek. Oleh karena itu, air ini tidak dihitung sebagai suatu
sumber (hal ini tidak muncul dalam penyebut/denominator) persamaan efisiensi
irigasi untuk areal pelayanan.
Ketika seseorang mempertimbangkan efisiensi irigasi lahan, total air irigasi
yang disalurkan ke lahan tersebut harus dimasukkan dalam penyebut persamaan
efisiensi irigasi. Oleh karena itu, nilai pemompaan/resirkulasi (recirculation) air
permukaan internal ini dimasukkan sebagai sumber air ke lahan.
Nilai resirkulasi (recirculation) air internal yang besar mungkin menunjukkan
bahwa saluran dan lahan tersebut memiliki kehilangan air yang besar yang
nampaknya tidak diinginkan. Tetapi nilai resirkulasi air internal yang besar juga
bisa menunjukkan bahwa secara keseluruhan, proyek tersebut cukup efisien karena
kebanyakan dari kehilangan internal kembali diperoleh dan diresirkulasi/dipakai
kembali. Hal ini penting agar proyek jangan menghabiskan banyak uang untuk
mengkonservasi air yang sudah diresirkulasi didalam proyek.
Indikator 12 Air tanah bruto (gross ground water) yang dipompa oleh petani
didalam areal pelayanan.
Sebagaimana dengan Indikator 11, indikator ini dipertimbangkan sebagai
sumber air untuk lahan, namun tidak dipertimbangkan sebagai sumber air untuk
proyek. Nilai dari air tanah buro yang digunakan adalah 10 MCM
Indikator 13 Air tanah bruto (gross ground water) yang dipompa oleh Otoritas
Proyek didalam areal pelayanan.
Indikator ini diperlakukan sama seperti Indikator 11 dan 12. Hanya saja
nilainya adalah 235 MCM
Indikator 14 Perkiraan total air sumber internal.
Indokator ini beiisi tentang total dari sumber internal pada indikator 11,12 dan
13. Total perkiraan air yang digunakan adalah 1.040 MCM.
Jadi estimasi total sumber air internal broto ditambahkan dengan air tanah
adalah 530 MCM.

Irrigation water delivered to users
Indikator 15 Efisiensi penyaluran (conveyance efficiency) sumber air internal:
Indikator ini merupakan suatu nilai yang dihitung, yang mengasumsikan bahwa
kehilangan penyaluran sumber air internal hanya sebesar sepertiga kehilangan di
penyaluran yang telah diisi oleh pemakai RAP untuk suplai air permukaan
eksternal. Harapanya efisiensi penyalurannya adalah 90%.
Indikator 16 Penyaluran air irigasi permukaan eksternal ke pengguna: Untuk
indikator ini peyaluran air berasal irigasi permukaan yang di distribusikan kedalam
lahan. Indikator ini adalah total volume air irigasi permukaan yang berasal dari
yang diberikan oleh otoritas proyek ke pengguna. Titik transfer dari otoritas proyek
telah didefinisikan oleh asumsi sebelumnya mengenai efisiensi. Untuk
mendapatkan nilai penyaluran irigasi permukaan eksternal ke pengguna memakai
rumus dibawah ini:
Indikator 16 = (Indikator 6) (Indikator 1)/100
= 608 MCM
Indikator 17 Pemberian air sumber internal ke pengguna berasal dari total air
dari sumber intenal
Indikator 17 = (Indikator 14) (Indikator 15)/100
= 1100 MCM
Indikator 18 Total pemberian air irigasi ke pengguna.
Indikator 18 = (Indikator 16) + (Indikator 17)
= 1290 MCM
Nilai ini digunakan selanjutnya akan digunakan untuk menghitung efisiensi irigasi
lahan (field irrigation efficiency). Harapannnya efisiensi irigasinya dapat mecapai
82%

Net Field Irrigation requirements
Indikator 19 ET tanaman yang diirigasi di areal pelayanan: Nilai ET ini
mencangkup nilai ET air hujan dan irigasi. Perhitungan ini dilakukan bulan per
bulan untuk tiap-tiap tanaman. Untuk satu bulan dan satu jenis tanaman.
MCM ET = Kc ETo(mm) Hektar/100.000 = 610 MCM
Indikator 20 ET air irigasi: Didalam indikator ini hanya terdapat data ET air
irigasi. Untuk mendapatkan nilai Indikator ini menggunkan perhitungan:
Indikator 20 = Indikator 19 Indikator 8 = 568 MCM
Indikator 21 Air irigasi yang dibutuhkan untuk pengendalian salinitas (net)
dengan nilai 22 MCM: Indikator ini sangat berpengaruh pada lahan yang
mempunyai salinitas tinggi. Nilai ini dihitung sebagai kebutuhan bersih untuk
membersihkan akumulasi garam dari daerah akar (root zone) tanaman pada lahan.
Indikator 23 Total kebutuhan air irigasi NET: Indikator ini bersala dari
penjumlahan:
Indikator 23 = (Indikator 20) + (Indikator 21) + (Indikator 22) = 633 MCM



Other Key Values
Indikator 24 Kapasitas debit aliran (flow rate capacity) saluran utama di titik
pengambilan nilainya adalah 70 cms : Ini adalah nilai yang dimasukkan oleh
pemakai RAP.
Indikator 25 Debit aliran puncak aktual (actual peak flow rate) saluran utama dengan
nilai 65 cms: Ini adalah nilai yang dimasukkan oleh pemakai RAP.
Indikator 26 Total kebutuhan puncak irigasi NET (peak NET irrigation requirement)
untuk lahan: Ini adalah nilai bulanan maksimal Indikator 23, yang dirubah dari
MCM/bulan ke meter kubik/detik.
Indikator 26 =
6
Peak Monthly NET Irrig. Requirement 10
30 days 24 hours 3600 sec

month day hour



= 0,386 (kebutuhan irigasi NET bulanan puncak, MCM) = 42,8 cms
Indikator 27 Kebutuhan puncak irigasi BRUTO (peak gross irrigation requirement)
Indicator 26 10,000
Indicator 27 =
(Indicator 1) (Indicator 2)


= 93,0 cms


INDIKATOR EKSTERNAL. Indikator-indikator berikut ini sering digunakan untuk
membandingkan satu proyek dengan proyek lainnya.
Indikator 28 Debit puncak (liter/detik/ha) irigasi permukaan yang masuk ke saluran
pada tahun ini: Ini adalah indikator umum mengenai ketersediaan air irigasi (water
availability) di areal pelayanan selama masa-masa paling kritis dalam setahun. Besarnya
LSP adalah 0,81 LSP/ha
LPS Puncak =
Indicator 27
x 1000
Command Area

Indikator 29 Suplai air relatif (relative water supply - RWS) dengan nilai 83 : RWS
adalah suatu nilai tahunan, dan membandingkan total suplai air (air irigasi dan non-air
irigasi) yang memasuki areal pelayanan dengan kebutuhan air irigasi NET.
Indikator 30 Efisiensi Irigasi Tingkat Areal Pelayanan Tahunan: Indikator ini
menggabungkan banyak dari indikator sebelumnya ke dalam satu nilai indikator.
Harapannya, efisiensi irigasi dapat mencapai 83% dengan rumus perhitungan:
IE areal pelayanan =
Crop ET - Effective precipitation + Leaching irrig. water needed
100
Surface irrigation water into the project + Net groundwater pumping

Efisiensi irigasi areal pelayanan sebesar 100% tidak mungkin tercapai. Secara umum,
efisiensi lebih dari 60% mengharuskan resirkulasi internal air yang hilang baik sebagai
resirkulasi (recirculation) air permukaan atau dari pemompaan air tanah, atau keduanya.
Indikator 31 Efisiensi Irigasi Lahan (perhitungan): Indikator 31 menyediakan
perkiraan yang baik mengenai efisiensi irigai lahan yang aktual. Indikator ini
merupakan indikator penting mengenai penggunaan air irigasi tingkat awaloleh
pengguna.


Bagaimana menggunakan Indikator 30 dan 31:
1. Jika efisiensi Irigasi Lahan rendah, seseorang tidak musti perlu menyimpulkan
bahwa para petani perlu pendidikan lebih baik mengenai bagaimana mengairi
dengan tepat. Di banyak proyek, pelatihan semacam itu tak berguna sebab otoritas
proyek mendiktekan jadwal dan jumlah penyaluran air, dan para petani hampir
tidak memiliki pilihan dalam soal ini.
Efisiensi irigasi lahan yang rendah biasanya merupakan sebuah indikasi
mengenai sebuah sistem penyaluran air yang tidak dapat diandalkan, tidak adil,
dan/atau tidak fleksibel. Umumnya, sistem penyaluran air harus diperbaiki sebelum
dilakukan perbaikan efisiensi lahan secara signifikan.
Itu artinya, ada satu cara yang dapat diterapkan segera tanpa mengubah sistem
penyaluran air, itu adalah pengaturan kemiringan muka tanah (land grading).
Kebanyakan proyek irigasi di dunia menggunakan irigasi permukaan, dan
pengaturan kemiringan muka tanah yang baik merupakan faktor penting untuk
keseragaman pendistribusian air yang baik di lahan.
2. Jika IE Proyek > IE Lahan, Maka terdapat resirkulasi cukup besar dalam proyek.
3. Efisiensi Irigasi proyek merupakan indikator kunci mengenai apakah ada peluang
untuk mengkonservasi air. Efisiensi Irigasi Lahan tidak mengindikasikan hal ini,
karena banyak dari kehilangan di lahan seringkali disirkulasikan kembali.
4. Konservasi Air dalam sebuah daerah hidrologis (berbeda dengan proyek irigasi
tertentu) hanya dapat dicapai jika ada salah satu dari hal berikut terjadi :
- Aliran air ke sumber air asin (laut, air tanah bergaram) dihilangkan
- ET yang berlebihan dikurangi (rumput dan tanaman air serta ET di saluran
pembuang dikurangi)
5. Manajemen air yang baik, bahkan jika tidak mampu mengkonservasi air dalam
kawasan hidrologis , manajemen air memiliki beberapa keuntungan, meliputi :
- Perbaikan kualitas air dibagian hilir (down stream).
- Perbaikan JADWAL penggunaan air.
- Pengurangan permintaan jumlah aliran air ke proyek.
- Pengurangan pemompaan (kadang-kadang)
- Perbaikan hasil panen tanaman melalui waktu pemberian air yang lebih
tepat dan pencucian/kehilangan pupuk yang lebih sedikit.
- Perbaikan kualitas dan kuantitas aliran di sungai ke arah hilir dari titik
bangunan pengarah irigasi.
Indikator 32 RGCC Kapasitas Saluran Bruto relatif (relative gross canal
capacities) -
RGCC =
Peak Monthly Net Irrigation Requirement
Main Canal Capacity

Indikator 33 RACF Aliran di saluran Aktual Relatif (relative actual canal flow)
RACF =
Peak Monthly Net Irrigation Requirement
Peak Main Canal Flow Rate

Ini serupa dengan Indikator 32, namun menggunakan jumlah aliran di saluran yang
aktual bukannya kapasitas saluran. Perhatikan bahwa jumlah/debit aliran adalah sebuah
nilai bruto dan pembilang tersebut adalah sebuah nilai net..
Indikator 34 Kapasitas tahunan bruto produksi pertanian berdasar jenis tanaman: Ini
sebenarnya sebuah tabel tentang keseluruhan informasi dan dapat ditemukan di Tabel 9
pada tiap lembar kerja INPUT.
Indikator 35 Total nilai tahunan produksi pertanian: Ini adalah jumlah nilai hasil
usahatani tahunan di kebun untuk setiap tanaman di areal yang diairi.

c. Lembar Kerja 5 Kuisioner untuk kantor Proyek
Biasanya pertanyaan-pertanyan dalam lembar kerja ini akan dijawab oleh petugas
proyek irigasi sebelum kunjungan ke lapang. Karena lembar kerja ini mencakup seluruh
aspek yang sederhana yaitu seperti upah/gaji, jumlah pekerja dan kebijakan proyek
secara tertulis. Kondisi umum dari projek ini antara lain, jumlah pengguna air adalah
40.000 dengan rata-rata bersih ukuran lahan adalah 2,0 ha. Pekerja yang berasal dari
pemerintah adalah 1500 orang dan pekerja yang berasal adai asoaiasi pengguna aiar
adalah 10.000. kepemilikan dan operasi sistem irigasi dilakukan oleh petani sebesar 100
dengan penggunaan irigasi permukaan sebanyak 100%. Dengan kata lain irigasi yang
dilakukan semuanyamenggunakan irigasi permukaan. Suplai air didapatkan dari sungai
dengan daya penyimpanan reservoir sebesar 800 MCM.
Main kanal, secondary kanal, dan kanal tersier diatur dan dimiliki oleh negara
pendistribusian ke lahan individu dilakukan oleh petani. Selain itu, air juga merupakan
milik negara. Total budget tahuan untuk proyek ini adalah 6.700.000. Jumlah
pekerjanya adalah 143 orang dengan rincian 20 orang dari tenaga profesional permanen
dengan gaji, 3 orang tenaga profesional yang dikontrak, 60 tenaga non-profesional
permanen dan 60 tenaga non-prefesional yang dikontrak.
Di lembar kerja bagian akhir ini terdapat pertanyaan-pertanyaan tentang Informasi
Drainase dan Salinitas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan dalam bermacam
indikator pembatasan IPTRID.
Jika ada sebuah Gabungan P3A (Water User Association) sebagai induk
(umbrella) yang dipilih oleh P3A yang lebih kecil, mengelola proyek tersebut, maka
Gabungan P3A induk tersebut dianggap sebagai bagian dari kantor proyek (project
office).

d. Lembar kerja 6 Pekerja Proyek
Sebagian besar pertanyaan-pertanyaan ini memerlukan penilaian kualitatif tentang
kondisi dalam proyek, dengan pemberian nilai antara 0-4 untuk tiap pertanyaan. Topik
yang ditanyakan meliputi:
Kecukupan pelatihan untuk pekerja dalam proyek ini kecukupan peltihan untuk
pekerja bernilai 2 yang berarti melakukan pelatihan yang dibutuhkan, tetapi tidak
begitu mendalami pelatihan tersebut. Sehingga ada beberapa hal penting yang tidak
diketahui oleh pekerja.
Ketersediaan aturan kinerja secara tertulis ketersediaan aturan kinerja yang
tertulis adalah tidak ada, sehingga tidak ada pembagian tugas dan presedur
evaluasi yang digunakan adalah non-formal.
Kemungkinan pekerja untuk mengambil keputusan secara mandiri pekerja tidak
mempunyai inisiatif untuk mengambil keputusannya sendiri.
Kemampuan proyek untuk memecat pekerja dengan alasan tidak dilakukannya
pemecatan pekerja dengan alasan yang tidak jelas
Penghargaan kepada para pekerja atas kerja yang baik dalam proyek ini tidak
ada suatu penghargaan untuk pekerja yang bekerja dengan baik

e. Lembar Kerja 7 Water User Assosiation (WUA)
Dalam menjalankan sistem irigasi harus mengetahui diskripsi atau keterangan-
keterangan dari pengunaan air. Hal tersebut dapat diketahui dengan cara menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada tabel. Pertanyannya antara lain, apakah dalam
suatu proyek irigasi adakah WUAnya dan memenuhi persyaratanya atau tidak. Berapa
luasan yang berada dalam naungan WUA dan apakah fungsi khusus dari WUA. Selain
itu juga adakah peraturan yang tertulis mengenai perilaku dari petani dan karyawan dan
jumlah denda yang dikenakan dalam satu tahun terakhir. Dalam pertanyaan juga
menyangkut tentang dewan pererintah yang ada dalam WUA, jumlah seluruh angggaran
tahunan WUA, sumber anggaran WUA, gaji yang diterima pegawai dan sumber air
yang digunakan. Jawabannya harus mencerminkan kondisi rata-rata seluruh proyek
irigasi secara kelseluruhan, bukan hanya asosiasi pengguna airnya saja dan untuk lebih
akurat asoaisai pengguna air harus dikunjungi.


f. Lembar Kerja 8 Kanal Utama
Lembar kerja ini diawali dengan 6 pertannyaan tetang kondisi umum diseluruh
proyek. Pada saluran utama pengamatan-pengamatan umum harus tercatat serta
penilaiannya diberikan pada berbagai aspek sistem oprerasi dan pemeliharaannya.
Selain itu yang perlu diamati adalah karakteristik kanal utama. Disamping itu evaluator
harus menyadari bahwa RAP telah didesain dengan asumsi bahwa seluruh petugas di
suatu proyek irigasi bekerja dengan satu alasan untuk menyediakan layanan bagi para
pelanggan. Operator saluran utama hanya memiliki satu tugas yang harus diselesaikan
menyalurkan debit aliran air di titik penyadapan spesifik dengan tingkat layanan yang
tinggi. Berikut 3 indeks layanan yang digambarkan dalam RAP antara lain:
1. Kemudahan (Flexibility) terdiri dari frekuensi, debit aliran, dan durasi
2. Ketepatan jumlah dan waktu/keterandalan (Reliability)
3. Keadilan (equity)
Untuk teknik irigasi lahan tanpa reliability dan equity yang baik maka muncul
masalah-masalah sosial seperti pencurian/pengrusakan dan penolakan pembayaran
biaya tagihan air. Oleh karena itu, reliability dan equity merupakan batu pondasi bagi
proyek-proyek yang memiliki tingkat sosial yang baik.
Metode-metode irigasi lahan modern seperti sprinkler dan drip memerlukan tingka
flexiilitas dan reabilitas yang jauh lebih tinggi daripada metode irigasi permukaan
tradisional.
Saran untuk para evaluator antara lain yaitu memahami bagaimana operator
berpikir mengenai masalah yang akan di hadapi, menanyakan segala hal yang tidak
dimengerti dan lain sebagainya. RAP memerlukan evaluator yang dapat melihat jauh
dari sekedar bagian-bagian individu; RAP memerlukan evaluator yang dapat
memvisualisasikan bagaimana bagian-bagian tersebut dapat dimanipulasi dan diatur
kembali sebagai bagian dari sebuah proses lengkap yang memberikan layanan yang
baik dan efisiensi yang tinggi.
Oleh karena itu, pemeriksaan saluran utama harus dilakukan secara menyeluruh.
Evaluator harus memulai dari sumber, dan terus berlanjut ke semua ujung hilir saluran
(downstream end), ini bukan berarti bahwa setiap bangunan harus dianalisa. Namun
seorang evaluator harus memeriksa bangunan-bangunan kunci/penting sepanjang
saluran.
Tantangan-tantangan umumnya yang harus diatasi oleh evaluator meliputi :
1. Otoritas proyek banyak menyita waktunya untuk waduk, membahas
pemeliharaan waduk, daerah aliran sungai, dan politik. Sebenarnya, yang
perlu diperhatikan tentang waduk adalah (a) daya tampungan (storage), dan
(b) bagaimana debit aliran air dihitung ditentukan dan diukur.
2. Evaluator akan diberitahu, semua saluran adalah sama saja. Kesimpulan
eksplisit atau implisit dari ungkapan itu adalah bahwa evaluator hanya perlu
memeriksa bagian saluran dekat bangunan utama (headworks). Meskipun
itu berarti daerah sepanjang saluran mungkin identik, secara umum ada
perbedaan secara signifikan dalam hal pemeliharaan, kemiringan, bangunan,
dan lain-lain sepanjang saluran Hanya dengan melakukan penelusuran
sepanjang saluran evaluator akan mengetahui tentang perbedaan-perbedaan
tersebut .
3. Operasi ini akan dijelaskan oleh otoritas proyek yang disertai dengan
evaluator. Ini jelas sebuah tantangan yang sulit. Kunjungan kantor (lembar
kerja 5) didesain untuk memperoleh perspektif mengenai petugas/staf,
atasan kantor tersebut. Tujuan dari kunjungan lapangan adalah untuk
berbicara dengan operator bangunan dan meninjau catatan mereka tanpa
mengalami gangguan dari atasan mereka dan tanpa adanya jawaban resmi
dari atasan mereka. Dalam banyak kasus, atasan dan operator perlu
dipisahkan, agar operator tidak hati-hati dengan jawaban yang mereka
berikan. Oleh karena itu, aturan main harus dipahami sebelum kunjungan
lapangan dilakukan.
Sebuah tantangan lainnya muncul dari pemilihan saluran yang harus dikunjungi.
Terkadang, sebuah proyek mempunyai 2 saluran utama atau lebih, dan lusinan saluran
sekunder (second level) Berita baiknya secara umum, instruksi operator, perangkat
keras, dan tingkat pemeliharaan pada setiap saluran serupa. Mengunjungi lebih banyak
saluran memang membantu, namun tak perlu mengunjungi semua saluran dalam
proyek.
Tak diragukan lagi bahwa tiap saluran utama memiliki beberapa tantangan teknis
hidraulika yang spesifik. Sebuah saluran mungkin memiliki (kendala penyempitan di
persimpangan sungai, dan sebuah saluran lainnya mungkin memiliki suatu masalah
kontrol yang pelik meski yang lainnya terlihat sama. Jika evaluator RAP dapat
memberikan rekomendasi yang bagus untuk masalah-masalah hidraulika spesifik
tersebut (yang tidak tercakup khususnya dalam formulir RAP), kredibilitas evaluator
tersebut akan meningkat, dan rekomendasi-rekomendasi RAP akan mempunyai
peluang lebih bagus untuk diterima. Oleh karena itu, evaluator harus banyak-banyak
mengambil gambar dan catatan selama kunjungan.

g. Lembar Kerja 9. Saluran Sekunder
Saluran Sekunder adalah saluran-saluran yang menerima air dari Saluran Utama.
Secara umum, Saluran Sekunder dioperasikan secara berbeda dengan Saluran Utama
(primer).
Pada lembar kerja 9 dimasukkan data saluran sekunder (Second Level Canal).
Data yang dimasukkan yaitu
1. Control of flow in to Second Level Canals
Yaitu data yang mencakup semua data pengendalian air ke Saluran sekunder.
2. Second Level Canal Characteristic
Yaitu semua data karakteristik Saluran sekunder meliputi panjang, lebar, slope dan
lainnya.
3. Second level Canal Cross Regulators
Yaitu semua data palang pengatur pada saluran sekunder.
4. Internal Indicators for second level Canal Cross Regulator Hardware
Yaitu indikator kemudahan operasi pengatur pada saluran sekunder. Ini
menunjukkan mudah atau sulitnya pengatur (regulator) untuk memenuhi target.
5. Second Level Canal Cross Regulator Personnel
Yaitu Data operator atau sang pengguna atau pengatur Saluran sekunder.
6. Second Level Canal Communication/Transportation
Yaitu Data komunikasi seorang operator saluran sekunder dengan operator kanal
lainnya,biasanya dalam data waktu seperti jam dan hari.
7. Scheduling of flows from Second level Canal offtakes
Yaitu Jadwal untuk aktif menyalurkan ke saluran selanjutnya (saluran lebih bawah)
8. Control of flows from Second Level Canal offtakes
Yaitu Data pengendalian aliran dari kanal saluran sekunder.
9. Turnout Indicators (Second Level Canal)
Yaitu data yang menunjukkan mudah atau sulitnya memindahkan air dari saluran
sekunder.
10. Operation (Second Level Canal)
Yaitu Data ketidaksesuaian operasi, biasanya data pemimpin pekerja di saluran
sekunder.

h. Lembar kerja 10. Saluran Tersier
Dalam banyak proyek berukuran menengah, Saluran Tersier tidak ada, jadi
lembar kerja ini tak perlu diisi jika kasusnya demikian. Data yang dimasukkan pada
Saluran tersier sama seperti saluran sekunder.

i. Lembar kerja 11. Penyaluran Akhir (Final Deliveries)
Ada dua kemungkinan nilai yang dipertimbangkan dalam workshop ini. Nilai
pertama adalah Satuan Petak Individu unit terkecil yang dimiliki oleh seorang
individu (jika kepemilikan pribadi diakui) atau yang dikelola oleh seorang petani.
Satuan Petak Kepemilikan Individual tersebut mungkin lebih besar dari satu petak lahan
jika seorang petani menerima air dan kemudian mendistribusikan air tersebut ke
beberapa lahan dari satu pintu penyadapan/turnout (sangat lazim di AS). Ciri terpenting
Satuan Petak Kepemilikan adalah bahwa pada titik ini, tidak diperlukan kerja sama
diantara para petani.
Yang kedua adalah Nilai tentang Perubahan Manajemen. Dalam proyek-proyek
yang memiliki kerapatan titik penyadapan (turnout) yang tinggi, Nilai tentang
Perubahan Manajemen mungkin sama dengan nilai Satuan Petak Individu. Dengan kata
lain, petugas otoritas proyek irigasi tersebut (atau P3A) menyalurkan air ke semua arah
hingga ke tingkat usahatani/lahan. Nilai Perubahan Manajemen adalah nilai lepas
tangan antara pekerja yang dibayar dan sukarelawan atau petani.
Dalam beberapa proyek, otoritas irigasi memberi penekanan besar pada jumlah
petani dalam suatu proyek. Seseorang harus melangkah jauh melebihi statistik dalam
memeriksa operasi sekarang ini, sebab otoritas proyek mungkin menyerahkan kontrol
kepada kelompok-kelompok pemakai air yang terdiri dari 200 petani yang diharapkan
entah bagaimana memberikan penyaluran air yang merata (equitable) dan dapat
diandalkan/dipastikan (reliable) untuk mereka sendiri. Oleh karena itu, ada 2 indikator
penting untuk diskusi ini:
Jumlah lahan usahatani (Satuan Petak Kepemilikan Individu) di bagian hilir
tentang Perubahan Manajemen. Semakin besar angka tersebut, semakin buruk
ketepatan (reliability), keadilan (equity), serta kemudahan (flexibility) pelayanan
penyaluran air. Lebih lanjut, angka yang lebih besar dari 1 atau 2
mengindikasikan bahwa irigasi drip dan sprinkler hampir tidak mungkin
didukung.
Jumlah titik penyadapan (turnout) yang dioperasikan per petugas. Ini jauh lebih
bermanfaat dari padajumlah petani per petugas, karena petugas mungkin tidak
pernah menyediakan air secara langsung ke petani.

j. Lembar Kerja 12. Indikator Internal (I nternal I ndicators)
Lembar kerja ini berisi 3 tipe nilai:
1. Ringkasan beberapa sub-indikator internal yang dinilai dalam workshop
sebelumnya yang kemudian dihitung bobot nilai untuk masing-masing
Indikator Primer. Kolom berbayang (shaded) di sebelah kanan memberikan
informasi mengenai nilai, faktor pembobotan, dan lokasi lembar kerja untuk
rincian kriteria pemberian angka Sub-Indikator. Seluruh nilai ini diberi
angka 0-4, dengan 4 sebagai tertinggi dan yang paling diinginkan.
2. Sub-Indikator dan Indikator Primer, nilai-nilai yang dimasukkan secara
langsung ke lembar kerja ini (bukannya ditransfer dari lembar kerja
sebelumnya). Nilai-nilai ini adalah Indikator I-32, I-33, dan I-34. Seluruh
nilai ini memiliki angka 0-4.
3. Beberapa Indikator (I-35+) yang tidak sesuai dengan skala nilai 0-4.
Umumnya indikator ini adalah perbandingan langsung nilai-nilai atau nilai-
nilai individual yang memiliki makna signifikan dan khusus.

k. Lembar Kerja 13. Indikator IPTRID
Pada Lembar kerja ini didesain untuk menyediakan informasi yang diperlukan
untuk upaya dalam acuan (Benchmarking) IPTRID secara global. Upaya tersebut
terfokus pada indikator-indikator eksternal perbandingan pemasukan (input) dan
pengeluaran (output). Data yang dimasukkan memasukkan data dalam Guidelines fo
Benchmarking Performance in the Irrigation and Drainage Sector , dan sebagian
nilai-nilai berdasarkan perhitungan denga menggunakan data tersebut. Dengan kata
laian lembar kerja ini mencakup kesimpulan yang ada pada proyek ini. Seperti
indikator keseimbangan air, indikator finansial, indikator produksi pertanian dan
ekonomi serta indikator lingkungan. Secara umum, total volume air irigasi yang
digunalan petani pengguna air adalah sebesar 1100 MCM dengan rata-rata efisiensi
irigasi dilahan sebesar 83%.
Dari aspek indikator finansial, rata-rata penghasilan per meter kubik dari air
irigasi yang didistribusikan ke pengguna air oleh pengatur projek adalah 0,002
US$/m
3
. Selain itu, total biaya MOM per meter kubik dari air irigasi yang
didistribusikan ke pengguna air oleh pengatur projek adalah 0,0018 US$/m
3
.
Sedangkan pada indikator produksi pertanian, total pengeluaran pertahun dari produksi
pertanian adalah $ 58. 537. 500,-. Untuk aspek indikator lingkungan dilihat dari
salinitas dari air irigasi dan drainase yang besarnya berturut-turut 1,0 dS/m dan 8
dS/m. Selain itu, untuk mementukan kualitas air bisa dilihat dari rata-rata BOD dan
COD dari irigasi dan drainasenya.

Anda mungkin juga menyukai