= 0,386 (kebutuhan irigasi NET bulanan puncak, MCM) = 42,8 cms
Indikator 27 Kebutuhan puncak irigasi BRUTO (peak gross irrigation requirement)
Indicator 26 10,000
Indicator 27 =
(Indicator 1) (Indicator 2)
= 93,0 cms
INDIKATOR EKSTERNAL. Indikator-indikator berikut ini sering digunakan untuk
membandingkan satu proyek dengan proyek lainnya.
Indikator 28 Debit puncak (liter/detik/ha) irigasi permukaan yang masuk ke saluran
pada tahun ini: Ini adalah indikator umum mengenai ketersediaan air irigasi (water
availability) di areal pelayanan selama masa-masa paling kritis dalam setahun. Besarnya
LSP adalah 0,81 LSP/ha
LPS Puncak =
Indicator 27
x 1000
Command Area
Indikator 29 Suplai air relatif (relative water supply - RWS) dengan nilai 83 : RWS
adalah suatu nilai tahunan, dan membandingkan total suplai air (air irigasi dan non-air
irigasi) yang memasuki areal pelayanan dengan kebutuhan air irigasi NET.
Indikator 30 Efisiensi Irigasi Tingkat Areal Pelayanan Tahunan: Indikator ini
menggabungkan banyak dari indikator sebelumnya ke dalam satu nilai indikator.
Harapannya, efisiensi irigasi dapat mencapai 83% dengan rumus perhitungan:
IE areal pelayanan =
Crop ET - Effective precipitation + Leaching irrig. water needed
100
Surface irrigation water into the project + Net groundwater pumping
Efisiensi irigasi areal pelayanan sebesar 100% tidak mungkin tercapai. Secara umum,
efisiensi lebih dari 60% mengharuskan resirkulasi internal air yang hilang baik sebagai
resirkulasi (recirculation) air permukaan atau dari pemompaan air tanah, atau keduanya.
Indikator 31 Efisiensi Irigasi Lahan (perhitungan): Indikator 31 menyediakan
perkiraan yang baik mengenai efisiensi irigai lahan yang aktual. Indikator ini
merupakan indikator penting mengenai penggunaan air irigasi tingkat awaloleh
pengguna.
Bagaimana menggunakan Indikator 30 dan 31:
1. Jika efisiensi Irigasi Lahan rendah, seseorang tidak musti perlu menyimpulkan
bahwa para petani perlu pendidikan lebih baik mengenai bagaimana mengairi
dengan tepat. Di banyak proyek, pelatihan semacam itu tak berguna sebab otoritas
proyek mendiktekan jadwal dan jumlah penyaluran air, dan para petani hampir
tidak memiliki pilihan dalam soal ini.
Efisiensi irigasi lahan yang rendah biasanya merupakan sebuah indikasi
mengenai sebuah sistem penyaluran air yang tidak dapat diandalkan, tidak adil,
dan/atau tidak fleksibel. Umumnya, sistem penyaluran air harus diperbaiki sebelum
dilakukan perbaikan efisiensi lahan secara signifikan.
Itu artinya, ada satu cara yang dapat diterapkan segera tanpa mengubah sistem
penyaluran air, itu adalah pengaturan kemiringan muka tanah (land grading).
Kebanyakan proyek irigasi di dunia menggunakan irigasi permukaan, dan
pengaturan kemiringan muka tanah yang baik merupakan faktor penting untuk
keseragaman pendistribusian air yang baik di lahan.
2. Jika IE Proyek > IE Lahan, Maka terdapat resirkulasi cukup besar dalam proyek.
3. Efisiensi Irigasi proyek merupakan indikator kunci mengenai apakah ada peluang
untuk mengkonservasi air. Efisiensi Irigasi Lahan tidak mengindikasikan hal ini,
karena banyak dari kehilangan di lahan seringkali disirkulasikan kembali.
4. Konservasi Air dalam sebuah daerah hidrologis (berbeda dengan proyek irigasi
tertentu) hanya dapat dicapai jika ada salah satu dari hal berikut terjadi :
- Aliran air ke sumber air asin (laut, air tanah bergaram) dihilangkan
- ET yang berlebihan dikurangi (rumput dan tanaman air serta ET di saluran
pembuang dikurangi)
5. Manajemen air yang baik, bahkan jika tidak mampu mengkonservasi air dalam
kawasan hidrologis , manajemen air memiliki beberapa keuntungan, meliputi :
- Perbaikan kualitas air dibagian hilir (down stream).
- Perbaikan JADWAL penggunaan air.
- Pengurangan permintaan jumlah aliran air ke proyek.
- Pengurangan pemompaan (kadang-kadang)
- Perbaikan hasil panen tanaman melalui waktu pemberian air yang lebih
tepat dan pencucian/kehilangan pupuk yang lebih sedikit.
- Perbaikan kualitas dan kuantitas aliran di sungai ke arah hilir dari titik
bangunan pengarah irigasi.
Indikator 32 RGCC Kapasitas Saluran Bruto relatif (relative gross canal
capacities) -
RGCC =
Peak Monthly Net Irrigation Requirement
Main Canal Capacity
Indikator 33 RACF Aliran di saluran Aktual Relatif (relative actual canal flow)
RACF =
Peak Monthly Net Irrigation Requirement
Peak Main Canal Flow Rate
Ini serupa dengan Indikator 32, namun menggunakan jumlah aliran di saluran yang
aktual bukannya kapasitas saluran. Perhatikan bahwa jumlah/debit aliran adalah sebuah
nilai bruto dan pembilang tersebut adalah sebuah nilai net..
Indikator 34 Kapasitas tahunan bruto produksi pertanian berdasar jenis tanaman: Ini
sebenarnya sebuah tabel tentang keseluruhan informasi dan dapat ditemukan di Tabel 9
pada tiap lembar kerja INPUT.
Indikator 35 Total nilai tahunan produksi pertanian: Ini adalah jumlah nilai hasil
usahatani tahunan di kebun untuk setiap tanaman di areal yang diairi.
c. Lembar Kerja 5 Kuisioner untuk kantor Proyek
Biasanya pertanyaan-pertanyan dalam lembar kerja ini akan dijawab oleh petugas
proyek irigasi sebelum kunjungan ke lapang. Karena lembar kerja ini mencakup seluruh
aspek yang sederhana yaitu seperti upah/gaji, jumlah pekerja dan kebijakan proyek
secara tertulis. Kondisi umum dari projek ini antara lain, jumlah pengguna air adalah
40.000 dengan rata-rata bersih ukuran lahan adalah 2,0 ha. Pekerja yang berasal dari
pemerintah adalah 1500 orang dan pekerja yang berasal adai asoaiasi pengguna aiar
adalah 10.000. kepemilikan dan operasi sistem irigasi dilakukan oleh petani sebesar 100
dengan penggunaan irigasi permukaan sebanyak 100%. Dengan kata lain irigasi yang
dilakukan semuanyamenggunakan irigasi permukaan. Suplai air didapatkan dari sungai
dengan daya penyimpanan reservoir sebesar 800 MCM.
Main kanal, secondary kanal, dan kanal tersier diatur dan dimiliki oleh negara
pendistribusian ke lahan individu dilakukan oleh petani. Selain itu, air juga merupakan
milik negara. Total budget tahuan untuk proyek ini adalah 6.700.000. Jumlah
pekerjanya adalah 143 orang dengan rincian 20 orang dari tenaga profesional permanen
dengan gaji, 3 orang tenaga profesional yang dikontrak, 60 tenaga non-profesional
permanen dan 60 tenaga non-prefesional yang dikontrak.
Di lembar kerja bagian akhir ini terdapat pertanyaan-pertanyaan tentang Informasi
Drainase dan Salinitas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan dalam bermacam
indikator pembatasan IPTRID.
Jika ada sebuah Gabungan P3A (Water User Association) sebagai induk
(umbrella) yang dipilih oleh P3A yang lebih kecil, mengelola proyek tersebut, maka
Gabungan P3A induk tersebut dianggap sebagai bagian dari kantor proyek (project
office).
d. Lembar kerja 6 Pekerja Proyek
Sebagian besar pertanyaan-pertanyaan ini memerlukan penilaian kualitatif tentang
kondisi dalam proyek, dengan pemberian nilai antara 0-4 untuk tiap pertanyaan. Topik
yang ditanyakan meliputi:
Kecukupan pelatihan untuk pekerja dalam proyek ini kecukupan peltihan untuk
pekerja bernilai 2 yang berarti melakukan pelatihan yang dibutuhkan, tetapi tidak
begitu mendalami pelatihan tersebut. Sehingga ada beberapa hal penting yang tidak
diketahui oleh pekerja.
Ketersediaan aturan kinerja secara tertulis ketersediaan aturan kinerja yang
tertulis adalah tidak ada, sehingga tidak ada pembagian tugas dan presedur
evaluasi yang digunakan adalah non-formal.
Kemungkinan pekerja untuk mengambil keputusan secara mandiri pekerja tidak
mempunyai inisiatif untuk mengambil keputusannya sendiri.
Kemampuan proyek untuk memecat pekerja dengan alasan tidak dilakukannya
pemecatan pekerja dengan alasan yang tidak jelas
Penghargaan kepada para pekerja atas kerja yang baik dalam proyek ini tidak
ada suatu penghargaan untuk pekerja yang bekerja dengan baik
e. Lembar Kerja 7 Water User Assosiation (WUA)
Dalam menjalankan sistem irigasi harus mengetahui diskripsi atau keterangan-
keterangan dari pengunaan air. Hal tersebut dapat diketahui dengan cara menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada tabel. Pertanyannya antara lain, apakah dalam
suatu proyek irigasi adakah WUAnya dan memenuhi persyaratanya atau tidak. Berapa
luasan yang berada dalam naungan WUA dan apakah fungsi khusus dari WUA. Selain
itu juga adakah peraturan yang tertulis mengenai perilaku dari petani dan karyawan dan
jumlah denda yang dikenakan dalam satu tahun terakhir. Dalam pertanyaan juga
menyangkut tentang dewan pererintah yang ada dalam WUA, jumlah seluruh angggaran
tahunan WUA, sumber anggaran WUA, gaji yang diterima pegawai dan sumber air
yang digunakan. Jawabannya harus mencerminkan kondisi rata-rata seluruh proyek
irigasi secara kelseluruhan, bukan hanya asosiasi pengguna airnya saja dan untuk lebih
akurat asoaisai pengguna air harus dikunjungi.
f. Lembar Kerja 8 Kanal Utama
Lembar kerja ini diawali dengan 6 pertannyaan tetang kondisi umum diseluruh
proyek. Pada saluran utama pengamatan-pengamatan umum harus tercatat serta
penilaiannya diberikan pada berbagai aspek sistem oprerasi dan pemeliharaannya.
Selain itu yang perlu diamati adalah karakteristik kanal utama. Disamping itu evaluator
harus menyadari bahwa RAP telah didesain dengan asumsi bahwa seluruh petugas di
suatu proyek irigasi bekerja dengan satu alasan untuk menyediakan layanan bagi para
pelanggan. Operator saluran utama hanya memiliki satu tugas yang harus diselesaikan
menyalurkan debit aliran air di titik penyadapan spesifik dengan tingkat layanan yang
tinggi. Berikut 3 indeks layanan yang digambarkan dalam RAP antara lain:
1. Kemudahan (Flexibility) terdiri dari frekuensi, debit aliran, dan durasi
2. Ketepatan jumlah dan waktu/keterandalan (Reliability)
3. Keadilan (equity)
Untuk teknik irigasi lahan tanpa reliability dan equity yang baik maka muncul
masalah-masalah sosial seperti pencurian/pengrusakan dan penolakan pembayaran
biaya tagihan air. Oleh karena itu, reliability dan equity merupakan batu pondasi bagi
proyek-proyek yang memiliki tingkat sosial yang baik.
Metode-metode irigasi lahan modern seperti sprinkler dan drip memerlukan tingka
flexiilitas dan reabilitas yang jauh lebih tinggi daripada metode irigasi permukaan
tradisional.
Saran untuk para evaluator antara lain yaitu memahami bagaimana operator
berpikir mengenai masalah yang akan di hadapi, menanyakan segala hal yang tidak
dimengerti dan lain sebagainya. RAP memerlukan evaluator yang dapat melihat jauh
dari sekedar bagian-bagian individu; RAP memerlukan evaluator yang dapat
memvisualisasikan bagaimana bagian-bagian tersebut dapat dimanipulasi dan diatur
kembali sebagai bagian dari sebuah proses lengkap yang memberikan layanan yang
baik dan efisiensi yang tinggi.
Oleh karena itu, pemeriksaan saluran utama harus dilakukan secara menyeluruh.
Evaluator harus memulai dari sumber, dan terus berlanjut ke semua ujung hilir saluran
(downstream end), ini bukan berarti bahwa setiap bangunan harus dianalisa. Namun
seorang evaluator harus memeriksa bangunan-bangunan kunci/penting sepanjang
saluran.
Tantangan-tantangan umumnya yang harus diatasi oleh evaluator meliputi :
1. Otoritas proyek banyak menyita waktunya untuk waduk, membahas
pemeliharaan waduk, daerah aliran sungai, dan politik. Sebenarnya, yang
perlu diperhatikan tentang waduk adalah (a) daya tampungan (storage), dan
(b) bagaimana debit aliran air dihitung ditentukan dan diukur.
2. Evaluator akan diberitahu, semua saluran adalah sama saja. Kesimpulan
eksplisit atau implisit dari ungkapan itu adalah bahwa evaluator hanya perlu
memeriksa bagian saluran dekat bangunan utama (headworks). Meskipun
itu berarti daerah sepanjang saluran mungkin identik, secara umum ada
perbedaan secara signifikan dalam hal pemeliharaan, kemiringan, bangunan,
dan lain-lain sepanjang saluran Hanya dengan melakukan penelusuran
sepanjang saluran evaluator akan mengetahui tentang perbedaan-perbedaan
tersebut .
3. Operasi ini akan dijelaskan oleh otoritas proyek yang disertai dengan
evaluator. Ini jelas sebuah tantangan yang sulit. Kunjungan kantor (lembar
kerja 5) didesain untuk memperoleh perspektif mengenai petugas/staf,
atasan kantor tersebut. Tujuan dari kunjungan lapangan adalah untuk
berbicara dengan operator bangunan dan meninjau catatan mereka tanpa
mengalami gangguan dari atasan mereka dan tanpa adanya jawaban resmi
dari atasan mereka. Dalam banyak kasus, atasan dan operator perlu
dipisahkan, agar operator tidak hati-hati dengan jawaban yang mereka
berikan. Oleh karena itu, aturan main harus dipahami sebelum kunjungan
lapangan dilakukan.
Sebuah tantangan lainnya muncul dari pemilihan saluran yang harus dikunjungi.
Terkadang, sebuah proyek mempunyai 2 saluran utama atau lebih, dan lusinan saluran
sekunder (second level) Berita baiknya secara umum, instruksi operator, perangkat
keras, dan tingkat pemeliharaan pada setiap saluran serupa. Mengunjungi lebih banyak
saluran memang membantu, namun tak perlu mengunjungi semua saluran dalam
proyek.
Tak diragukan lagi bahwa tiap saluran utama memiliki beberapa tantangan teknis
hidraulika yang spesifik. Sebuah saluran mungkin memiliki (kendala penyempitan di
persimpangan sungai, dan sebuah saluran lainnya mungkin memiliki suatu masalah
kontrol yang pelik meski yang lainnya terlihat sama. Jika evaluator RAP dapat
memberikan rekomendasi yang bagus untuk masalah-masalah hidraulika spesifik
tersebut (yang tidak tercakup khususnya dalam formulir RAP), kredibilitas evaluator
tersebut akan meningkat, dan rekomendasi-rekomendasi RAP akan mempunyai
peluang lebih bagus untuk diterima. Oleh karena itu, evaluator harus banyak-banyak
mengambil gambar dan catatan selama kunjungan.
g. Lembar Kerja 9. Saluran Sekunder
Saluran Sekunder adalah saluran-saluran yang menerima air dari Saluran Utama.
Secara umum, Saluran Sekunder dioperasikan secara berbeda dengan Saluran Utama
(primer).
Pada lembar kerja 9 dimasukkan data saluran sekunder (Second Level Canal).
Data yang dimasukkan yaitu
1. Control of flow in to Second Level Canals
Yaitu data yang mencakup semua data pengendalian air ke Saluran sekunder.
2. Second Level Canal Characteristic
Yaitu semua data karakteristik Saluran sekunder meliputi panjang, lebar, slope dan
lainnya.
3. Second level Canal Cross Regulators
Yaitu semua data palang pengatur pada saluran sekunder.
4. Internal Indicators for second level Canal Cross Regulator Hardware
Yaitu indikator kemudahan operasi pengatur pada saluran sekunder. Ini
menunjukkan mudah atau sulitnya pengatur (regulator) untuk memenuhi target.
5. Second Level Canal Cross Regulator Personnel
Yaitu Data operator atau sang pengguna atau pengatur Saluran sekunder.
6. Second Level Canal Communication/Transportation
Yaitu Data komunikasi seorang operator saluran sekunder dengan operator kanal
lainnya,biasanya dalam data waktu seperti jam dan hari.
7. Scheduling of flows from Second level Canal offtakes
Yaitu Jadwal untuk aktif menyalurkan ke saluran selanjutnya (saluran lebih bawah)
8. Control of flows from Second Level Canal offtakes
Yaitu Data pengendalian aliran dari kanal saluran sekunder.
9. Turnout Indicators (Second Level Canal)
Yaitu data yang menunjukkan mudah atau sulitnya memindahkan air dari saluran
sekunder.
10. Operation (Second Level Canal)
Yaitu Data ketidaksesuaian operasi, biasanya data pemimpin pekerja di saluran
sekunder.
h. Lembar kerja 10. Saluran Tersier
Dalam banyak proyek berukuran menengah, Saluran Tersier tidak ada, jadi
lembar kerja ini tak perlu diisi jika kasusnya demikian. Data yang dimasukkan pada
Saluran tersier sama seperti saluran sekunder.
i. Lembar kerja 11. Penyaluran Akhir (Final Deliveries)
Ada dua kemungkinan nilai yang dipertimbangkan dalam workshop ini. Nilai
pertama adalah Satuan Petak Individu unit terkecil yang dimiliki oleh seorang
individu (jika kepemilikan pribadi diakui) atau yang dikelola oleh seorang petani.
Satuan Petak Kepemilikan Individual tersebut mungkin lebih besar dari satu petak lahan
jika seorang petani menerima air dan kemudian mendistribusikan air tersebut ke
beberapa lahan dari satu pintu penyadapan/turnout (sangat lazim di AS). Ciri terpenting
Satuan Petak Kepemilikan adalah bahwa pada titik ini, tidak diperlukan kerja sama
diantara para petani.
Yang kedua adalah Nilai tentang Perubahan Manajemen. Dalam proyek-proyek
yang memiliki kerapatan titik penyadapan (turnout) yang tinggi, Nilai tentang
Perubahan Manajemen mungkin sama dengan nilai Satuan Petak Individu. Dengan kata
lain, petugas otoritas proyek irigasi tersebut (atau P3A) menyalurkan air ke semua arah
hingga ke tingkat usahatani/lahan. Nilai Perubahan Manajemen adalah nilai lepas
tangan antara pekerja yang dibayar dan sukarelawan atau petani.
Dalam beberapa proyek, otoritas irigasi memberi penekanan besar pada jumlah
petani dalam suatu proyek. Seseorang harus melangkah jauh melebihi statistik dalam
memeriksa operasi sekarang ini, sebab otoritas proyek mungkin menyerahkan kontrol
kepada kelompok-kelompok pemakai air yang terdiri dari 200 petani yang diharapkan
entah bagaimana memberikan penyaluran air yang merata (equitable) dan dapat
diandalkan/dipastikan (reliable) untuk mereka sendiri. Oleh karena itu, ada 2 indikator
penting untuk diskusi ini:
Jumlah lahan usahatani (Satuan Petak Kepemilikan Individu) di bagian hilir
tentang Perubahan Manajemen. Semakin besar angka tersebut, semakin buruk
ketepatan (reliability), keadilan (equity), serta kemudahan (flexibility) pelayanan
penyaluran air. Lebih lanjut, angka yang lebih besar dari 1 atau 2
mengindikasikan bahwa irigasi drip dan sprinkler hampir tidak mungkin
didukung.
Jumlah titik penyadapan (turnout) yang dioperasikan per petugas. Ini jauh lebih
bermanfaat dari padajumlah petani per petugas, karena petugas mungkin tidak
pernah menyediakan air secara langsung ke petani.
j. Lembar Kerja 12. Indikator Internal (I nternal I ndicators)
Lembar kerja ini berisi 3 tipe nilai:
1. Ringkasan beberapa sub-indikator internal yang dinilai dalam workshop
sebelumnya yang kemudian dihitung bobot nilai untuk masing-masing
Indikator Primer. Kolom berbayang (shaded) di sebelah kanan memberikan
informasi mengenai nilai, faktor pembobotan, dan lokasi lembar kerja untuk
rincian kriteria pemberian angka Sub-Indikator. Seluruh nilai ini diberi
angka 0-4, dengan 4 sebagai tertinggi dan yang paling diinginkan.
2. Sub-Indikator dan Indikator Primer, nilai-nilai yang dimasukkan secara
langsung ke lembar kerja ini (bukannya ditransfer dari lembar kerja
sebelumnya). Nilai-nilai ini adalah Indikator I-32, I-33, dan I-34. Seluruh
nilai ini memiliki angka 0-4.
3. Beberapa Indikator (I-35+) yang tidak sesuai dengan skala nilai 0-4.
Umumnya indikator ini adalah perbandingan langsung nilai-nilai atau nilai-
nilai individual yang memiliki makna signifikan dan khusus.
k. Lembar Kerja 13. Indikator IPTRID
Pada Lembar kerja ini didesain untuk menyediakan informasi yang diperlukan
untuk upaya dalam acuan (Benchmarking) IPTRID secara global. Upaya tersebut
terfokus pada indikator-indikator eksternal perbandingan pemasukan (input) dan
pengeluaran (output). Data yang dimasukkan memasukkan data dalam Guidelines fo
Benchmarking Performance in the Irrigation and Drainage Sector , dan sebagian
nilai-nilai berdasarkan perhitungan denga menggunakan data tersebut. Dengan kata
laian lembar kerja ini mencakup kesimpulan yang ada pada proyek ini. Seperti
indikator keseimbangan air, indikator finansial, indikator produksi pertanian dan
ekonomi serta indikator lingkungan. Secara umum, total volume air irigasi yang
digunalan petani pengguna air adalah sebesar 1100 MCM dengan rata-rata efisiensi
irigasi dilahan sebesar 83%.
Dari aspek indikator finansial, rata-rata penghasilan per meter kubik dari air
irigasi yang didistribusikan ke pengguna air oleh pengatur projek adalah 0,002
US$/m
3
. Selain itu, total biaya MOM per meter kubik dari air irigasi yang
didistribusikan ke pengguna air oleh pengatur projek adalah 0,0018 US$/m
3
.
Sedangkan pada indikator produksi pertanian, total pengeluaran pertahun dari produksi
pertanian adalah $ 58. 537. 500,-. Untuk aspek indikator lingkungan dilihat dari
salinitas dari air irigasi dan drainase yang besarnya berturut-turut 1,0 dS/m dan 8
dS/m. Selain itu, untuk mementukan kualitas air bisa dilihat dari rata-rata BOD dan
COD dari irigasi dan drainasenya.