Anda di halaman 1dari 15

i

i

CYBERCRIME DAN CYBERLAW
TENTANG PENCEMARAN NAMA BAIK



Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahEtika Profesi Teknologo Informasi
dan Komputer pada Program Diploma Tiga ( D.III )

Disusun oleh:
WIWI FITRIYANTI
11111303

Jurusan Komputerisasi Akuntansi
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika
Bekasi
2014



ii

ii

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat waktu.
Adapun judul makalah ini adalah Cybercrime dan Cyberlaw Tentang Pencemaran Nama
Baik dimana makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi nilai UAS pada
mata kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas atas
bimbingan dan dorongan dari semua pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen mata kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi
2. Orang tua tercinta yang telah memberi dukungan materi dan moral sehingga
terselesaikannya makalah ini
3. Serta teman teman semua yang ikut memberikan bantuannya dalam pembuatan
makalah ini, khususnya KA.11.6A serta semua pihak yang terlalu banyak untuk
disebut satu persatu


Cikarang, 18 April 2014





iii

iii

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN. ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................... ............ 1
1.2. Maksud dan Tujuan ............................................................... 2
1.3. Metode Penelitian.............................................................. .... 2
1.4. Ruang Lingkup ...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN... ....................................................................... 3
2.1. Pengertian Cybercrime dan Cyberlaw ................................... 3
2.2. UU ITE Tentang Pencemaran Nama Baik ............................. 3
2.3. Pengertian Pencemaran Nama Baik ....................................... 5
2.4. Penyebab Pencemaran Nama Baik ........................................ 6
2.5. Dampak Pencemaran Nama Baik .......................................... 7
2.6. Penanggulangan ..................................................................... 7
2.7. Contoh Kasus ......................................................................... 7

BAB III PENUTUP. ................................................................................. 13
3.1. Kesimpulan ............................................................................ 13
3.2. Saran ...................................................................................... 13




1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Penggunaan internet yang semakin meningkat, memberikan dampak positif
maupun negatif bagi pihak yang menggunakannya. Dari sisi positif, internet dapat
menembus batas ruang dan waktu, dimana antara pengguna dan penyedia layanan dapat
melakukan berbagai kegiatan di internet tanpa mengenal jarak perbedaan waktu. Sedang
sisi negatifnya yaitu pengaruh budaya luar yang dapat mempengaruhi budaya pengguna
internet itu sendiri.
Perkembangan kejahatan pun semakin luas dan beragam. Mulai dari internet
abuse, hacking, cracking, carding dan sebagainya. Mulai dari coba coba sampai dengan
ketagihan/addicted kejahatan di internet menjadi momok bagi pengguna internet itu
sendiri. Jika pada awalnya hanya coba coba, kemudian berkembang menjadi kebiasaan
dan meningkat sebagai kebutuhan/ketagihan.

1.2.Maksud danTujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai UAS pada mata
kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sedangkan tujuannya adalah
sebagai berikut:
a. Sebagai penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang penulis dapat selama
belajar di AMIK BSI.
b. Memberikan informasi tentang pembahasan Pencemaran Nama Baik
c. Mengembangkan pembahasan mengenai Cybercrime dan Cyberlaw
2




1.3.Metode Penelitian
Adapun metode metode yang dipergunakan untuk pengumpulan data dalam
penyusunan makalah ini dengan cara sebagai berikut:
a. Pengamatan (Observation)
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui pengamatan dengan
tujuan mencari referensi.
b. Studi Pustaka
Metode yang menggunakan sumber sumber pustaka, berupa buku, artikel, atau
yang lainnya untuk mencari informasi dengan cara membaca dan mempelajarinya.

1.4.Ruang Lingkup
Dalam penyusunan makalah ini, penulis hanya memfokuskan pada kasus
pencemaran nama baik yang merupakan salah satu pelanggaran hukum di dunia maya.














3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Cybercrime dan Cyberlaw
Forester dan Morrison mendefinisikan bahwa kejahatan komputer sebagai aksi
kriminal dimana komputer digunakan sebagai senjata utamanya.
Dalam buku Aspek-Aspek Pidana di Bidang Komputer Andi Hamzah
mengartikan cybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer. Secara umum dapat
diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal.
Sedangkan cyberlaw itu sendiri merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya
meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum
yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai
online dan memasuki dunia cyber (maya).

2.2.UU ITE Tentang Pencemaran Nama Baik
UU ITE tahun 2011
Dalam pasal 27 ayat 3 berbunyi:
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik.


4



Pasal 45 ayat 1, berbunyi:
Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 36, berbunyi:
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak melawanhukum melakukan
perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 27 sampai pasal 34 yang
mengakibatkan kerugian bagi orang lain.

Pasal 51, berbunyi:
Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 36
dipidana dengan penjara paling lama 12 tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.12.000.000.000,00 ( dua belasmiliar rupiah ).

Dalam KUHP pun terdapat pasal yang mengatur tentang pencemaran nama baik,
yaitu terdapat dalam pasal 310 yang berbunyi:
1. Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang
dengan menuduh sesuatu hal, yang dimaksudnya supaya diketahui umum,
diancam karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
5



2. Jika hal itu dilakukan dengan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan,
dipertunjukkan atau ditempel dimuka umum, maka diancam karena
pencemaran tertulis dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah
3. Tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis , jika perbuatan jelas
dilakukan demi kepentingan umum atau karena terpaksa untuk membela diri.

2.3.Pengertian Pencemaran Nama Baik
Secara umum, pencemaran nama baik (defamation) adalah tindakan
mencemarkan nama baik seseorang dengan cara menyatakan sesuatu baik melalui lisan
maupun tulisan.
Pencemaran nama baik terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Secara lisan, yaitu pencemaran nama baik yang diucapkan.
b. Secara tertulis, yaitu pencemaran nama baik yang dilakukan melalui tulisan.
Pertama , delik dalam pencemaran nama baik merupakan delik yang bersifat
subyektif yang artinya penilaian terhadap pencemaran sangat bergantung pada pihak
yang diserang nama baiknya. Oleh karenanya,delik dalam pencemaran ini merupakan
delik aduan yang hanya dapat diproses oleh pihak yang berwenang jika ada pengaduan
dari korban pencemaran.
Kedua, pencemaran nama baik merupakan delik penyebaran. Artinya, substansi
yang berisi pencemaran disebarluaskan kepada umum atau dilakukan didepan umum
oleh pelaku.
6



Ketiga, orang yang melakukan pencemaran nama baik dengan menuduh suatu hal
yang dianggap menyerang nama baik seseorang atau pihak lain harus diberi kesempatan
untuk membuktikan tuduhan tersebut.
Pencemaran nama baik erat kaitannya dengan suatu kata penghinaan dimana
penghinaan itu sendiri memiliki pengertian perbuatan menyerang nama baik dan
kehormatan seseorang. Sasaran dalam pencemaran nama baik biasanya ditujukan
terhadap pribadi perseorangan, kelompok (golongan), agama, dll.
Larangan memuat kata penghinaan diatur dalam pasal 27 dan pasal 28 UU ITE
No.11 tahun 2008. Selain itu dalam kitab undang undang hukum pidana juga telah
diatur mengenai pidana terhadap tindak penghinaan dan pencemaran nama baik.
Untuk dapat dikategorikan sebagai tindak pidana pencemaran nama baik,maka
harus dibuktikan faktor faktor sebagai berikut:
a. Adanya unsur kesengajaan,
b. Tanpa izin (tanpa hak),
c. Bertujuan menyerang nama baik,
d. Agar diketahui oleh khalayak.
Kejahatan dalam dunia maya merupakan kejahatan modern yang muncul seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.4.Penyebab Pencemaran Nama Baik
Ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran nama baik, diantaranya adalah:
a. Secara lisan,
b. Secara tulisan,
7



c. Menuduh suatu hal didepan umum tanpa bukti.

2.5. Dampak Pencemaran Nama Baik
Dampak yang diakibatkan oleh adanya pencemaran nama baik, seseorang akan
mengalami kerugian materi dan non materi diantaranya:
a. Merusak popularitas dan karir,
b. Merusak pencitraan seseorang atau instansi,
c. Menghambat kinerja,
d. Membekukan kebebasan berekspresi.

2.6.Penanggulangan
Agar masyarakat lebih berhati hati dalam menggunakan lisan ataupun tulisan,
pemerintah berupaya bersama DPR untuk memperbaiki UU informasi dalam melakukan
transaksi baik secara langsung ataupun melalui media elektronik.

2.7.Contoh Kasus
Tentu semua tahu mengenai kasus yang terjadi terhadap Prita Mulyasari, seorang
ibu rumah tangga yang ditahan di LP wanita Tangerang karena melakukan pencemaran
nama baik melalui internet terhadap Rumah Sakit OMNI INTERNASIONAL Tangerang.
Kasus ini menyita perhatian semua kalangan, bermula ketika Prita mengirim e-
mail kepada sepuluh orang temannya yang berisi keluhannya terhadap Rumah Sakit
OMNI Internasional. Isinya hanya menggambarkan pengalamannya bersinggungan
dengan rumah sakit tersebut. Dalam hal ini, pihak rumah sakit mengklaim bahwa itu
8



merupakan tindakan pencemaran nama baik yang menyebabkan kerugian materil dan
immateril. Pencemaran nama baik di internet tersebut di kategorikan sebagai tindak
pidana karena telah mengganggu ketertiban umum dan ada pihak yang dirugikan dalam
hal ini pihak Rumah Sakit OMNI Internasional.
Kronologis kejadian:
Pada tanggal 7 Agustus 2008, Prita memeriksa kesehatannya ke Rumah Sakit
OMNI Internasional yang berada didaerah Serpong Tangerang dengan keluhan pusing
dan panas. Dari hasil pemeriksaan didapati hasil Thrombosit 27.000 sedang normalnya
berkisar antara 200.000 dan suhu badan 39
0
. Karena di diagnosa menderita penyakit
demam berdarah kemudian langsung menjalani rawat inap.
Tanggal 8 Agustus 2008, Prita mendapati revisi hasil pemeriksaan yang awalnya
jumlah Thrombosit 27.000 berubah menjadi 181.000. Dan Prita mulai mendapat banyak
suntikan obat.
Kemudian tanggal 9 Agustus 2008 dokter menjelaskan bahwa Prita terserang
virus udara, dan ia masih terus diberi suntikan obat. Namun malam harinya, Prita
mengalami sesak nafas selama kurang lebih 15 menit dan kemudian diberi oksigen.
Karena tangan kanan nya bengkak, ia memaksa infus dihentikan dan menolak untuk
disuntik lagi.
Tanggal 10 Agustus 2008, Prita mengalami pembengkakan pada leher kiri dan
mata kirinya. Kemudian pihak keluarga mencoba berdialog dengan dokter, dan dokter
menyalahkan bagian lab terkait revisi hasil thrombosit saudari Prita.
Kemudian tanggal 11 Agustus 2008, Prita kembali mengalami pembengkakan
dan kali ini bagian leher kanan nya yang bengkak. Suhu badan pun kembali meningkat
9



ke angka 39
0
. Lalu Prita memutuskan untuk keluar dari rumah sakit dan mendapatkan
data data medis yang menurutnya tidak sesuai fakta. Prita meminta hasil lab yang
menyatakan jumlah thrombosit 27.000, namun yang didapat hanya yang berjumlah
181.000. Pasalnya, karena adanya hasil lab yang menunjukan jumlah thrombosit 27.000
itu lah akhirnya ia dirawat inap. Pihak rumah sakit berdalih bahwa hal tersebut tidak
diperkenankan karena hasilnya tidaklah valid.
Lalu Prita kembali memeriksakan kesehatan di rumah sakit yang berbeda, namun
Prita dimasukkan diruang isolasi karena terserang virus menular.
Tanggal 15 Agustus Prita mengirim e-mail yang berisi keluhan atas pelayanan
yang diberikan pihak rumah sakit itu ke customer_care@banksinarmas.com dan ke
beberapa kerabatnya yang lain yang diberi judul Penipuan Rumah Sakit OMNI
Internasional Alam Sutra. Namun e-mail itu menyebar ke beberapa miling list dan
forum online lainnya.
Pada tanggal 30 Agustus 2008, Prita memutuskan untuk mengirim isi e-mail nya
ke Surat Pembaca Detik.com.
Kurang dari seminggu atas beredarnya Surat Pembaca Detik.com, tepatnya pada
tanggal 5 September 2008 pihak Rumah Sakit OMNI Internasional mengajukan gugatan
pidana atas pencemaran nama baik yang telah dilakukan oleh Prita Mulyasari ke Reserse
Kriminal Khusus. Dan tiga hari kemudian Kuasa Hukum pihak Rumah Sakit OMNI
Internasional menayangkan iklan berisi bantahan atas e-mail Prita yang dimuat di harian
Kompas dan Media Indonesia. Tanggal 22 September 2008, pihak Rumah Sakit OMNI
Internasional mengirim e-mail klarifikasi ke seluruh customernya. Dua hari kemudian
(24 September 2008) gugatan perdata pun masuk.
10



Selang hampir tujuh bulan setelah gugatan perdata masuk, tepatnya tanggal 11
Mei 2009 Pengadilan Negeri Tangerang memenangkan pihak Rumah Sakit OMNI
Internasional atas gugatannya. Dan menyatakan bahwa Prita terbukti melakukan
perbuatan melanggar hukum yang merugikan rumah sakit tersebut. Tak hanya itu, Prita
juga didenda atas kerugian materil sebesar Rp.161 juta sebagai pengganti uang klarifikasi
di koran nasional dan Rp.100 juta untuk kerugian immateril. Namun Prita langsung
mengajukan banding.
Dua hari kemudian (13 Mei 2009), Prita resmi ditahan di Lapas Wanita
Tangerang atas kasus pidana yang juga dilaporkan oleh pihak rumah sakit.
Tanggal 2 Juni 2009, keluarga Prita harus menerima kenyataan bahwa penahanan
atas Prita diperpanjang sampai 23Juni 2009. Keesokan harinya, Megawati dan Jusuf
Kalla mengunjungi Prita di Lapas. Bukan hanya itu, Komisi III DPR-RI pun meminta
MA untuk membatalkan tuntutan hukum atas saudari Prita. Dan akhirnya Prita
dibebaskan. Statusnya pun berubah menjadi tahanan kota. Kemudian pada tanggal 4 Juni
2009, digelar sidang perdana atas kasus pidana yang menimpa saudari Prita di PN
Tangerang.
Namun akhirnya, Mahkamah Agung mengabulkan permohonan kasasi kasus
perdata saudari Prita Mulyasari dengan Rumah Sakit OMNI Internasional. Dengan
putusan tersebut, Prita dibebaskan dari seluruh ganti rugi. Selain itu, Majelis Hakim
tingkat kasasi pun menjatuhkan putusan yang intinya mengabulkan seluruh permohonan
kasasi saudari Prita dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tangerang. Dalam
putusannya, Majelis Hakim menolak seluruh gugatan dari pihak Rumah Sakit OMNI
Internasional.
Ada beberapa kaidah hukum yang dapat ditarik dari kasus saudari Prita ini, yaitu:
11



a. Bahwa mengungkapkan sebuah perasaan berupa keluhan tentang apa yang
dialami selama menjalani proses pengobatan, baik itu berupa pelayanan medis
selama rawat inap maupun tindakan medis lainnya selama berada di rumah
sakit yang kemudian dituangkan dalam bentuk e-mail dan untuk ditujukan
kepada teman-temannya, tidaklah kemudian untuk dapat dianggap sebagai
tindakan melawan hukum:
b. Bahwa tindakan mengirim dan/atau menyebarkan e-mail tersebut kepada
teman-temannya pun, bukanlah merupakan sebuah pencemaran nama baik,
karena tujuannya bukanlah untuk menyerang pribadi atau instansi tertentu,
melainkan hanyalah kenyataan yang dialami:
c. Bahwa media e-mail merupakan media komunikasi yang bersifat personal
bukan media yang bersifat publik (umum), dan hanya orang tertentu saja yang
dapat mengaksesnya:
d. Bahwa hak untuk menyampaikan informasi melalui berbagai media secara
konstitusi telah diakui dan dijamin dalam UUD 1945 pasal 28F yang
berbunyi: Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta
berhak untuk mencari memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia
e. Bahwa dengan adanya putusan hakim yang menyatakan saudari Prita
dibebaskan dari tindak pencemaran nama baik, maka putusan tersebut dapat
digunakan sebagai dasar untuk menentukan bahwa perbuatan yang dilakukan
oleh saudari Prita bukanlah perbuatan melawan hukum.



12

BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Teknologi informasi dan komunikasi, diyakini sebagai hasil karya cipta
peradaban manusia tertinggi pada abad ini. Selain memberikan manfaat, teknologi
informasi dan komunikasi dapat juga menjadi sumber kerugian bagi sebagian pihak,
diantaranya yaitu dengan adanya pencemaran nama baik itu sendiri yang dapat
disebarluaskan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab melalui media-media sosial
yang tersedia.
Sebagai insan yang beradab, patutnya kita dapat memanfaatkan dan
menggunakan teknologi yang ada saat ini sebagaimana mestinya. Dan bukan malah
menggunakannya sebagai alat atau media untuk merugikan orang lain.

3.2.Saran
Cybercrime adalah bentuk kejahatan yang mestinya kita hindari atau kita berantas
keberadaannya. Sedangkan cyberlaw adalah salah satu perangkat yang dipakai oleh suatu
negara untuk melawan dan mengendalikan kejahatan dunia maya (cybercrime)
khususnya dalam hal kasus cybercrime yang sedang tumbuh di wilayah negara tersebut.
Seperti layaknya pelanggar hukum dan penegak hukum.
Dan bagi masyarakat pada umumnya, agar lebih berhati-hati lebih dalam
menggunakan lisan ataupun tulisan, agar tidak terjerat tindakan yang melanggar hukum.

Anda mungkin juga menyukai