Anda di halaman 1dari 3

Teknik Perantingan Adenium

Fenomena keunikan adenium tak ada matinya. Mungkin itu yang bisa terucap dari bunga unik
yang indah di seluruh bagiannya ini. Sesuai dengan namanya, percantikan dalam trik ini
tertuju pada bagian ranting. Tak hanya memotong, serangkaian teknik ini dilakukan dengan
cara menyambung, sehingga pada akhirnya dihasilkan ranting yang indah, sesuai dengan
imajinasi dan bernilai estetika tinggi.
Bahkan tak hanya meningkatkan keindahan ranting, beberapa bagian seperti mahkota
(sambungan atas bunga), batang, dan bonggol juga terlihat unik menggunakan proses ini
dengan melakukan serangkaian paket yang lain. Maka jangan heran, adenium yang tak begitu
menarik sebelumnya, bisa disulap beberapa saat dan berharga tinggi berkat teknik ini,
sehingga membuatnya indah.Pebisnis Adenium di Kedamean Gresik Jatim, Suistono atau
Tokyo, mengatakan biasanya untuk jenis biasa (belum dilakukan teknik ranting dan masih
apa adanya), se-potnya dijual dengan harga rata-rata Rp 100 ribu. Tapi setelah proses
perantingan, harga bisa melonjak jadi sekitar Rp 300 ribu.
Harga itu dirasa pantas dari sebuah adenium yang telah disulap jadi indah. Dan, juga
harga yang pantas bagi sebuah maha karya yang tercipta dari seorang seniman adenium (jika
mengambil istilah dari bonsai, maka seniman bonsai, red) yang berpengalaman.
Bahan dan Peralatan
Untuk melakukan metode perantingan, umumnya disiapkan beberapa peralatan dan bahan
yang biasa digunakan dalam teknik atau proses penyambungan. Sebab, umumnya hal itu
meliputi banyak kegiatan, tak terkecuali proses stek atau yang biasa disebut sebagai bagian
mahkota, ujar Tokyo.Peralatan pertama adalah alat pemotong. Biasanya peralatan yang
digunakan bisa bermacam-macam, mulai dari pisau, gunting sampai tang. Pisau dan gunting
biasanya digunakan untuk memotong bagian daun dan batang yang tak diperlukan. Selain itu,
alat ini juga berguna untuk memotong akar yang tak diperlukan. Selain itu, juga sediakan
tang untuk memotong kawat alumunium.Peralatan yang kedaua adalah pengikat dan
pembentuk. Biasanya, alat yang digunakan ada dua macam, yaitu kantong plastik dan kawat.
Kantong plastik berfungsi mengikat sambungan yang sudah dibentuk. Setelah itu ada juga
kawat yang fungsinya sebagai pembentuk ranting (hampir mirip dengan teknik yang ada di
bonsai), agar bisa diatur sesuai dengan keinginan.Sebagai catatan, kawat yang umumnya
digunakan berbahan dasar alumunium. Proses pengawatan yang biasanya berlangsung lama,
membuat bahan ini tak pernah bermasalah dengan karat (sebagaimana yang sering terjadi di
kawat besi). Bahan selanjutnya adalah media tanam. Umumnya, setiap orang memiliki rumus
dan patokan sendiri mengenai media tanam.Namun sebagaimana bahan yang sering
digunakan, pupuk kandang, pasir malang, dan sekam adalah standar yang sering digunakan.
Dengan komposisi tertentu dan pasir malang disesuaikan dengan kebutuhan (umumnya
digunakan hanya bagian atas, sebagai pemberat, sehingga media tanam tak tumpah pada saat
proses penyiraman).Terakhir adalah media pendukung yang lain, seperti kuas, meja berputar,
dan pot. Kuas akan berguna untuk membersihkan bonggol ketika proses pengangkatan
pertama kali. Meja berputar akan sangat membantu Anda pada saat proses periasan
(penyambungan dan pemotongan batang). Dan, pot yang bagus akan lebih meingkatkan
tampilan adenium Anda sesuai dengan keinginan.Setelah beberapa bahan tersebut terkumpul,
barulah proses dapat dilakukan. Untuk lebih mantapnya, bahan adenium yang siap diranting
sebaiknya sudah berusia lebih dari 1,5 tahun. Selain bonggol yang sudah mulai terlihat,
beberapa bagian tanaman memiliki pertumbuhan yang mulai stabil alias tak mudah rusak.
[adi]
Proses Perantingan
1. Repotting. Biasanya proses ini dilakukan ketika akan memindah media pot dari
poliback ke pot yang ditentukan. Proses ini dilakukan dengan mengeluarkan adenium
dan membersihkan bonggol yang sudah terlihat dengan menggunakan kuas. Setelah
itu, barulah tanaman siap dimasukkan ke dalam pot. Usahakan jangan memotong
bagian akar sekecil apapun pada tahap ini, terutama pada bagian bawah. Sebab, luka
sekecil apapun bisa berakibat busuk akar.
2. Potong sebagian batang yang memanjang jadi beberapa centimeter (+10 cm). Namun
hal ini tidak baku, karena jika Anda ingin berkreasi, batang pun bisa dipotong sesuai
dengan kebutuhan.
3. Pemberian shock atau penyambungan batang. Biasanya dalam tahap ini dilakukan
dengan teknik sambung. Untuk lebih kuatnya, biasanya digunakan teknik sambung V,
karena teknik ini relatif lebih kuat dan kualitas kebusukan yang minim.
4. Setelah disambung dengan bagian shock, barulah teknik pengawatan ini dilakukan.
Shock yang digunakan sebaiknya berukuran lebih panjang, karena ini akan berguna
pada saat teknik pengkawatan (ranting yang muncul bisa dibentuk sesuai dengan
imajinasi).
5. Teknik pengkawatan dilakukan dengan cara memutarkan kawat searah jarum jam ke
bagian bonggol sampai atas. Biasanya, dalam tahap ini juga dilakukan proses
pembentukan, sehingga ranting yang tumbuh terlihat berkeloak-kelok secara alami.
6. Baru setelah teknik ini dilakukan, pemotongan akar yang tak perlu bisa dilakukan.
Selain mengurangi keindahan bonggolnya, akar liar akan menghambat pertumbuhan
adenium, sehingga dia tidak tumbuh dengan maksimal.
7. Setelah itu, adenium sudah siap dinikmati. Dengan membersihkan beberapa bagian
dari sampah proses ini, tak ayal koleksi Anda yang satu ini siap jadi daya tarik setiap
orang.

Anda mungkin juga menyukai