Anda di halaman 1dari 18

1

Chapter 11
Adaptasi Biomekanika pada Latihan

Optimisasi Gerakan
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana latihan menyebabkan adaptasi,
yaitu meningkatnya mekanika gerakan. Prinsip dasar latihan adalah berdasarkan
pada tubuh sebagai suatu sistem biologis, berfungsi secara lebih optimal sebagai
suatu konsekuensi dari terjadinya adaptasi dalam merespon latihan. Gagasan
optimisasi mengimplikasikan bahwa berbagai subsistem tubuh yang bertanggung
jawab terhadap gerakan menjadi semakin lebih baik dan mampu untuk
memberikan kontribusinya terhadap gerakan yang diakibatkan latihan dan bekerja
secara optimum dan terkoordinasi. Dengan latihan, jumlah perubahan dalam
komponen-komponen sistem biasanya lebih besar dari pada perbaikan-perbaikan
proses komponen itu sendiri. Pengaruh latihan dapat diamati dengan jelas pada
atlet pemula, yaitu perubahan penampilan yang semakin baik dan nampak sekali
setelah periode latihan pendek. Pada atlet yang terampil optimisasi pengaruh
latihan nampak lebih kecil. Perubahan-perubahan kecil dapat mengakibatkan
perbedaan yang besar terhadap hasil gerakan yang ditampilkan dalam konteks
pertandingan. Jika seorang perenang memperbaiki tingkat efisiensinya dengan 0,5
persen efek kumulatif dari 0,15 detik per lap pada nomor perlombaan 1500 m (
mendekati 0,5 persen perbaikan) dapat membuat perbedaan kurang lebih 4,5 detik
dengan waktu renangan keseluruhan, dan hal ini tentu menjadi perbedaan
diantara peraih medali emas dan urutan finish berikutnya.
Contoh lainnya juga akan membantu memperlihatkan mengapa optimisasi
gerakan merupakan bidang kajian yang penting dan menarik. Pada saat belajar
mengayunkan club golf, maka waktu aktivasi otot yang tepat di berbagai
persendian pada tubuh penting untuk menciptakan kehalusan gerakan yang
diperlukan untuk mengembangkan kecepatan maksimum, orientasi, serta arah
clubhead pada saat impact. Untuk menciptakan gerakan yang terkoordinasi, maka
otot harus diaktivasi pada waktu yang tepat, pemanjangan dan pemendekan
2
dengan jarak yang sesuai dan dengan kualitas kekuatan dan daya tahan yang
diperlukan. Lebih jauh lagi, untuk gerakan yang terkoordinasi dan akan diubah
menjadi gerakan yang superior, maka alat-alat yang akan digunakan harus
disesuaikan dengan atletnya. Dengan kombinasi yang tepat, maka penampilan
optimal dapat dicapai. Oleh karenanya, optimisasi penampilan memerlukan
kontrol yang simultan terhadap berbagai faktor, dan hal ini telah menarik
beberapa ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu untuk melakukan riset kolaboratif.
Salah satu aspek optimisasi yang esensial dan seringkali menyulitkan
adalah kemampuan dalam mengukur perubahan-perubahan spesifik yang terjadi
dalam merespon latihan. Pada saat atlet melakukan latihan kekuatan, maka relatif
mudah untuk menentukan perubahan kekuatan meskipun tipe kekuatan yang
diperoleh sangat tergantung pada sifat latihan yang dilakukan. Pengukuran
terhadap perubahan yang menyertai pada kekuatan jaringan penghubung
(connective tissue) seperti tendon lebih sulit dilakukan. Bahkan dengan
menggunakan teknik yang modern non-invasive technique seperti magnetic
resonance spectroscopy, maka perubahan-perubahan yang terjadi pada tendon
pada tingkat seluler bahkan molekuler tidak teramati karena adanya keterikatan
atom-atom atau molekul-molekul . Satu-satunya cara untuk mengevaluasi
perubahan-perubahan tersebut adalah melalui pembedahan dengan memindahkan
jaringan dan kemudian melakukan analisis histochemical dan electron
microscopic untuk mengisolasi perubahan-perubahan pada struktur jaringannya.
Prosedur invasif tersebut tidak dapat digunakan secara terus-menerus. Karena
secara akurat dan mudah, adaptasi dalam merespon terhadap latihan dapat diukur
dan dimonitor, hal ini seringkali merupakan sebuah tantangan bagi para ahli
biomekanika dan ahli lainnya yang tertarik dengan optimisasi gerakan.
Pertimbangan lainnya yang penting dalam optimisasi adalah pemilihan
variabel kriteria dimana optimisasi akan ditemukan. Dalam berbagai situasi,
seperti endurance running, maka kriterianya adalah ekonomi, sedangkan dalam
situasi lainya seperti angkat berat, maka kriteria optimisasinya adalah tingkat
pengembangan kekuatan (force) yang maksimum. Pengetahuan bagaimana
3
biomekanika gerak yang ditampilkan berubah karena respon terhadap latihan
merupakan sumber fakta yang berguna untuk mengarahkan proses optimisasi.


Timing keterlibatan segmen tubuh
Salah satu ciri yang menonjol dari penampilan atlet yang terampil adalah
gerakan yang ditampilkannya tidak banyak mengerahkan kekuatan. Pemain golf
tingkat dunia mampu memukul bola dengan power yang besar tetapi nampaknya
gerakan demikian tidak dilakukan dengan mengerahkan banyak kekuatan. Salah
satu kunci keberhasilan orang-orang tersebut adalah timing dari penggunaan
berbagai bagian anggota tubuh (segmen) yang memudahkannya memaksimalkan
kecepatan gerakan dan kontrol terhadap bagian-bagian anggota tubuhnya.
Dalam aktivitas olahraga dimana sebuah benda dipukul dengan
menggunakan sebuah bat atau raket atau sebuah peluru yang dilempar, maka hal
yang paling penting adalah memaksimalkan kecepatan alat pada saat impact atau
lepas. Dalam cabang olahraga tenis, kecepatan kepala raket merupakan hal yang
penting bagi keberhasilan dalam melakukan servis dan groundstroke. Begitu pula,
dalam keterampilan menendang dan melempar, hal tersebut merupakan salah satu
faktor yang penting. Jenis-jenis aktivitas tersebut memperlihatkan keterlibatan
penggunaan segmen tubuh dari bagian proksimal sampai distal. Yaitu segmen
tubuh yang paling proksimal mengawali gerakan, diikuti oleh bagian proksimal
lainnya sampai segmen terakhir dari hubungan berantai (linked chain) (biasanya
tangan atau kaki). Dalam keterampilan melempar, gerakan antar segmen dimulai
dengan tubuh bagian yang paling bawah dan togok serta berakhir pada
pergelangan tangan dan jari pada saat melepaskan bola. Kecepatan segmen yang
paling kecil dan ringan dengan inersia (hambatan) yang lebih kecil ditambahkan
ke segmen yang lebih besar dengan efek penciptaan kecepatan dan kekuatan yang
paling besar terjadi pada ujung segmen terakhir. Segmen tubuh yang paling kecil
dan ringan, seperti tangan dan kaki ditempatkan pada bagian distal ( dengan
demikian dilibatkan ke arah ujung gerakan yang paling terkoordinasi) sedangkan
segmen tubuh yang besar dan berat, seperti togok dan dada ditempatkan secara
4
proksimal (dengan demikian dilibatkan pada awal gerakan yang paling
terkoordinasi).
Anggapan tentang penambahan kecepatan segmen dikenal sebagai the
summation of speed principle (prinsip penjumlahan kecepatan) dan model ini
dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini :














Gambar 1
The summation of speed principle yang diilustrasikan untuk gerak melempar

Pada gambar ini digambarkan pola ideal untuk gerak melempar lengan (overarm
throw), segmen distal mengawali kontribusinya hanya setelah segmen proksimal
yang berdekatannya mencapai kecepatan maksimum. Misalnya, setelah lengan
atas mencapai kecepatan puncaknya, maka sikut mulai ekstensi dengan cepat,
dengan demikian meningkatkan kecepatan lengan bawah. Dengan cara yang
sama, setelah lengan bawah mencapai kecepatan puncaknya, maka pergelangan
mulai memberikan kontribusinya. Gerak sendi pergelangan tangan dapat membuat
gerakan fleksi / ekstensi atau supinasi / pronasi, tergantung pada jenis olahraga.
Pola tersebut mengoptimalkan penggunaan segmen-segmen tubuh dalam
5
memudahkan bagian-bagiannya dikontrol oleh sekelompok otot kecil untuk
membangun kecepatan yang dikembangkan oleh sekelompok otot besar pada
togok dan paha.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, timing yang terkoordinasi dan tanpa
banyak mengeluarkan kekuatan yang ditunjukkan oleh para atlet dunia
memperlihatkan tipe penggunaan segmen ini dan penelitian telah menunjukkan
bahwa untuk berbagai jenis olahraga seperti menendang, tenis, squash, golf,
lempar lembing, badminton dan sebagainya, maka nampaknya berlaku prinsip
penjumlahan kecepatan.
Berbagai penelitian telah mempelajari fenomena tersebut dengan
menggunakan kondisi eksperimen yang sebenarnya. Sekalipun demikian,
beberapa penelitian saat ini dengan menggunakan para pegolf, telah menunjukkan
adanya sejumlah perbedaan yang menarik diantara pegolf dunia dan pegolf yang
kurang terampil. Gerak putaran pergelangan tangan (uncocking) segera sebelum
impact membedakan diantara para pegolf yang dapat memukul bola dengan jarak
jauh dengan para pegolf yang hanya dapat menghasilkan jarak pukulan biasa saja.
Penundaan gerak pergelangan tangan memudahkan pengembangan kecepatan
clubhead yang sangat tinggi dengan memudahkan clubhead untuk bergerak terus
meningkatkan kecepatannya sampai beberapa milidetik sebelum impact dan
dengan optimisasi penjumlahan kekuatan yang berasal dari gerak segmen yang
lebih proksimal seperti togok, punggung, tungkai, dan bahu. Jika pergelangan
tangan tidak diputar sebelum ayunan ke bawah, maka kecepatan tubuh bagian atas
akan hilang dan hal ini akan memperlambat laju clubhead saat mendekati bola.
Ciri lain yang membedakan antara pegolf dunia dan pemula adalah bahwa
pegolf pemula tetap mempertahankan ruang gerak (range of movement) sendi
bahu dan pergelangan yang minimum, sedangkan para pegolf dunia tidak
membatasi gerak pada sendi ini. Para pemula melakukan hal ini untuk membatasi
jumlah sendi yang diperlukan untuk mengontrol gerakan. Meskipun amplitudo
gerakan lebih kecil dan sejumlah sendi memberikan kontribusi terhadap ayunan,
tetapi para pemula tidak mahir seperti pegolf dunia dalam menciptakan pola gerak
yang konsisten. Pegolf dunia mempunyai lebih sedikit variabel pada perpindahan
6
(displacement), dan kecepatan anguler (angular velocity) dari sendi bahu,
pergelangan, dan sikutnya dibanding denga para pegolf pemula.


Penggunaan energi elastik
Penggunaan energi elastik yang tersimpan telah menjadi topik sejumlah
penelitian yang mencoba menjelaskan seberapa banyak energi dapat disimpan
dalam struktur elastik pada tubuh dan untuk berapa lama energi ini dapat
disimpan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kontraksi otot eksentrik terjadi
bila panjang otot meningkat meskipun bagian yang berkontraksi terstimulasi
untuk memendek. Pada tipe kontraksi ini, jaringan elastik pada otot dan tendon
teregang. Jika beban eksternal kemudian dikurangi sehingga terjadi kontraksi
konsentrik, maka strain energy potensial yang tersimpan pada struktur elastik siap
untuk digunakan. Sampai sejauhmana energi potensial diubah menjadi energi
kinetik dan meningkat karena efisiensi gerakan, ditentukan oleh tipe aktivitas dan
keterampilan yang dimiliki atlet.
Dalam olahraga lari, dilaporkan bahwa sebanyak 50 persen dari total
energi yang diperlukan tersedia melalui sumber energi elastik. Gambaran ini
bahkan lebih tinggi untuk binatang seperti kuda dan kanguru yang mempunyai
tendon lebih panjang yang mengikat pada sekelompok perut otot kecil dekat
dengan tubuhnya. Dalam aktivitas lainnya seperti bench press pada angkat berat,
menunjukkan bahwa sumber energi elastik akan memudahkan atlet meningkatkan
beban total hampir 20 persen dari beban maksimum yang dapat diangkat secara
konsentrik. Penyimpanan energi elastik berlangsung pendek. Jika penundaan
banyak terjadi antara fase gerakan konsentrik dan eksentrik, maka energi yang
tersimpan dalam struktur elastik berubah menjadi panas.
Pengetahuan ini dapat dipahami mengapa kebanyakan aktivitas yang
memerlukan kecepatan tinggi pada saat lepas (misalnya pitching softball) atau
impact menggunakan backswing panjang. Dengan menggerakkan segmen tubuh
pertama dengan arah berlawanan dengan saat lepas atau impact, maka otot-otot
yang mengontrol gerakan ke arah depan berkontraksi secara eksentrik yang
7
menghasilkan penyimpanan energi elastik. Energi ini kemudian dapat
mengkontribusikannya pada gerak ayunan ke depan saat otot-otot mengontrol
ayunannya dan akhirnya berkontraksi secara konsentrik untuk mempercepat
segmen-segmen tubuh bergerak pada arah yang diinginkan. Pada keterampilan
melempar atau servis tenis, bahu secara horisontal diekstensikan dan diputar
secara eksternal selama fase backswing, menempatkan otot-otot rotator internal
dan otot-otot fleksor horisontal untuk meregang. Energi yang tersimpan pada
tendon elastik dan serabut-serabut otot yang menyilang sendi bahu kemudian
menjadi tersedia selama fase percepatan untuk membantu menggerakkan lengan
pelempar secara cepat pada arah sasaran.
Ungkapan pertahankan lutut tetap ditekuk dan tetap berdiri pada bola
kaki yang digunakan dalam berbagai cabang olahraga memunculkan interpretasi
baru bila dilihat dari perspektif biomekanika. Dengan mengadopsi postur dan
memindahkan berat tubuh dari samping ke samping atau depan belakang (seperti
pemain tenis bersiap untuk menerima servis), maka otot-otot tungkai dilibatkan
dalam siklus pemendekan regangan (stretchshortening cycle) (eksentrik yang
diikuti dengan aksi otot konsentrik) yang membantu menigkatkan kekuatan dan
dapat dikembangkan saat aksi eksplosif diperlukan. Yaitu, saat pemain tenis
harus bergerak dengan cepat dalam merespon servis atau pemain bolabasket harus
melompat secara eksplosif untuk bertahan, maka otot-ototnya akan menyimpan
sebanyak mungkin energi elastik selama fase peregangan yang kemudian dapat
dilepaskan bila diperlukan.
Salah satu aspek penting yang berkaitan dengan penggunaan energi elastik
adalah bahwa energi ini hanya tersedia untuk periode waktu yang singkat,
mungkin kurang dari 250 ms. Kenyataan ini mempunyai implikasi untuk atlet
pemula dan anak-anak yang tidak memiliki kekuatan otot khusus untuk mengatasi
inersianya sendiri atau inersia raket atau bat. Jika raket yang digunakan terlalu
berat atau mempunyai momen inersia (resistance to action) yang besar, maka hal
ini akan mengganggu keterampilan dari yang ditampilkan sebenarnya karena
waktu antara permulaan ayunan ke depan dan impact dapat terhambat dengan
inersia sistem yang besar yaitu energi berubah menjadi panas. Setelah diubah
8
menjadi panas, maka energi mekanik tidak dapat nampak kembali sebagai energi
kinetik. Oleh karenanya penggunaan alat begitu penting untuk disesuaikan
dengan kemampuan atlet.
Aspek lain yang penting dalam penggunaan energi elastik adalah bahwa
semakin banyak jaringan tendon dan otot diregang, maka semakin besar energi
yang disimpan. Maka, penting sekali untuk meningkatkan fleksibilitas sendi yang
terlibat sehingga jumlah energi maksimum dapat disimpan. Meskipun kehilangan
kekuatan otot, koordinasi dan lainnya dapat merupakan alasan untuk menurunnya
penampilan, aspek lainnya adalah bahwa orang cenderung kehilangan
fleksibilitasnya karena usia bertambah, oleh karenanya membatasi penyimpanan
energi potensialnya. Dengan demikian, latihan fleksibilitas khusus merupakan
bagian penting dari latihan yang terprogram, dan akan terasa lebih penting jika
atlet berkeinginan untuk mempertahankan tingkat penampilan yang tinggi selama
hidupnya. Atlet terampil mempunyai fleksibilitas yang baik pada persendiannya
dalam menciptakan kekuatan untuk aktivitas khususnya.

Perubahan pola gerakan
Dengan latihan seringkali secara tidak disengaja atlet terampil
mengembangkan pola-pola gerakan yang menguntungkan secara biomekanika.
Salah satu dari beberapa ciri atlet yang sangat terampil dalam keterampilan
memukul dan melempar adalah bahwa atlet menggunakan aksi backswing yang
lebih panjang dari backswing yang dilakukan oleh atlet pemula. Penggunaan pola-
pola gerak tersebut berarti bahwa jarak dari alat atau tubuh yang dapat dipercepat
lebih besar pada atlet terampil dan hal ini akan menciptakan potensi untuk
meningkatkan kecepatan alat atau benda pada saat lepas atau impact. Misalnya,
dalam pitching baseball, pitcher dunia menggunakan gerakan backswing yang
panjang dimana tungkainya ditempatkan sampai dada dan kemudian lengannya
diputar sampai posisi ekstrim. Backswing ini diikuti dengan langkah ke depan
yang sangat panjang ke arah plate. Konsekuensi dari gerakan ini adalah bahwa
tangan bergerak dengan jarak yang besar sebelum bola lepas. Jika waktu yang
diperlukan untuk ayunan ke depan atau fase akselerasi menuju pelepasan sama
9
dengan atlet yang menggunakan aksi yang singkat, maka kecepatan tangan pada
saat lepas akan lebih tinggi pada pitcher yang menggunakan jalur lintasan tangan
yang lebih panjang. Hal ini kemudian akan memberikan kecepatan saat lepas yang
lebih tinggi pada bola dan lemparan yang lebih cepat. Keuntungan tambahan dari
gerakan backswing loop (lengkung) adalah bahwa otot-otot dan tendon teregang
jauh memanjang dari pada yang menggunakan pola gerakan yang lebih pendek.
Semakin besar regangan ditempatkan pada otot dan tendon semakin besar energi
elastik yang dapat disimpan dan semakin besar potensinya untuk mengembangkan
power selama fase akselerasi dan ayunan ke bawah.
Contoh akhir yang cukup terkenal dalam perubahan teknik untuk
memperbaiki penampilan adalah Dick Fosbury, seorang pelompat tinggi Amerika
yang mengembangkan tipe lompatan yang kemudian dinamai sesuai dengan
namanya sendiri (Fosbury Flop). Sampai munculnya Fosbury, kebanyakan
pelompat tinggi menggunakan teknik western roll dimana bagian depan tubuh
berdekatan dengan mistar pada saat pelompat berada di atas mistar. Teknik
Fosbury benar-benar berbeda. Punggung berdekatan dengan mistar, memudahkan
tubuh melengkung pada saat berada di atas mistar. Gaya ini memudahkan titik
berat tubuh (center of gravity) melewati mistar, sedangkan gaya western roll
memerlukan titik berat tubuh lewat di atas mistar. Maka dengan mengubah teknik
seorang atlet dapat memperoleh keuntungan mekanika yang memudahkannya
mencapai standar prestasi baru. Perubahan-perubahan dalam teknik gerakan yang
terjadi dengan latihan, secara khusus memberikan perbaikan dalam biomekanika
yang mendasari gerakan.


Aktivasi otot
Pola gerakan yang teramati dan berubah dengan latihan hanya terjadi
melalui perubahan-perubahan dan reorganisasi pola-pola aktivasi otot yang
menciptakan gerakan yang dapat diamati. Untuk alasan ini, tidak mengherankan
bahwa pola-pola aktivasi otot telah menjadi pokok persoalan dalam penelitian.
10
Para ilmuwan telah mencoba untuk mencari perbedaan antara atlet mahir dan
pemula dalam merangkaikan dan mengorganisasi kontraksi otot-ototnya.
Temuan menunjukkan bahwa atlet yang terampil dalam aktivitas yang
tidak memerlukan produksi kekuatan maksimal cenderung untuk menggunakan
sedikit mungkin aktivasi ototnya, membatasi aktivasi sampai hanya sekelompok
otot yang penting untuk menampilkan keterampilannya. Aktivasi tersebut
menyimpan energi, dengan demikian meminimalkan kelelahan. Misal, pada atlet
golf terampil fleksor sikut pada lengan kiri tidak bergerak selama ayunan ke
bawah, sedangkan pegolf pemula ekstensor dan fleksor keduanya diaktivasi pada
waktu yang sama. Kontraksi bersama pada pemula tidak memadai karena salah
satu kelompok otot mencoba untuk memanjangkan sendi sedangkan kelompok
lainnya mencoba untuk memendekkannya. Efeknya adalah bahwa sendi menjadi
kaku, itulah alasan mengapa pemula terlihat janggal dan kaku dibandingkan
dengan pegolf terampil.
Para atlet yang terlatih juga belajar bagaimana menghentikan dan memulai
gerakan ototnya dengan waktu yang tepat sehingga aksi yang diciptakannya
lembut dan berkelanjutan. Dalam kecepatan tinggi, pola aktivasi otot konsisten
dengan kinematika dan prinsip penjumlahan kecepatan, memperlihatkan
rangkaian proksimal-distal. Banyak keuntungan dari tipe pengaturan tersebut.
Pertama, secara energik lebih efisien untuk meminimalkan kontraksi otot karena
beberapa aksi otot mempunyai suatu kerugian metabolik yang berkaitan. Kedua,
kerugian metabolik dari kontraksi otot eksentrik lebih kecil dari aksi konsentrik
dan isometrik. Dengan demikian, penggunaan siklus regang memendek dimana
otot pertama diregang sebelum kontraksi konsentrik berarti bahwa tidak hanya
energi yang diperoleh disimpan untuk dilepaskan kemudian, tetapi juga kerugian
dari kontraksi eksentrik lebih kecil dari pada untuk kontraksi konsentrik.


Spesifikasi adaptasi kekuatan otot versus power otot
Salah satu sifat penting latihan adalah bahwa tubuh beradaptasi secara
khusus dengan tipe beban yang diberikan. Latihan beban saat ini merupakan ciri
11
dari kebanyakan program latihan atlet dan dipahami secara lebih baik oleh para
pelatih tentang keuntungan latihan ini dan oleh para ilmuwan yang berkecimpung
dalam mekanika gerak tubuh manusia. Latihan beban dianggap semata-mata
sebagai alat untuk meningkatkan ukuran dan kekuatan otot. Sekalipun demikian,
latihan beban sekarang ini digunakan tidak hanya untuk tujuan itu saja, tetapi juga
untuk meningkatkan power dan daya tahan otot, untuk memberikan keragaman
latihan dan memberikan adaptasi pada tubuh. Kunci terhadap perubahan tersebut
adalah perwujudan pentingnya kekhasan latihan. Misalnya, jika seorang atlet ingin
meningkatkan power tungkai maka perlu menekankan pada kekuatan dan
kecepatan dan bukan hanya salah satu saja.
Penelitian memperlihatkan hubungan yang kuat antara kekuatan dan
power dan tingkat penampilan dalam sejumlah cabang olahraga termasuk renang,
lari, sepakbola, rowing, dan bola voli. Meskipun hubungan ini kuat, tetapi ada
riset lain yang telah memperlihatkan peningkatan dalam kekuatan setelah
mengikuti program latihan tahanan tetapi tidak diikuti dengan peningkatan dalam
penampilan cabang olahraganya. Deduksi dari hasil tersebut adalah bahwa
program latihan dapat menyebabkan adaptasi yang kuat pada sekelompok otot
tetapi kekuatan pada otot itu bukan merupakan faktor pembatas bagi penampilan.
Misal, jika kemampuan untuk mengembangkan power merupakan faktor yang
membedakan antara penampilan yang baik dan superior, maka pengembangan
kekuatan tak mungkin mengubah penampilan. Atau jika kekuatan yang diperoleh
tidak pada kelompok otot yang sesuai, maka diharapkan penampilan tidak akan
berubah. Misal, tidak mungkin bahwa menguatkan otot-otot dorsi-fleksi pada
pergelangan kaki akan menyebabkan penampilan dayung meningkat.
Salah satu persoalan pokok yang tidak tersedia dalam biomekanika dasar
adalah realisasi bahwa kekuatan dan power merupakan karakteristik yang
berbeda. Kekuatan merupakan gaya maksimum atau puntiran (torque) yang dapat
diterapkan. Power merupakan produk dari kekuatan dan kecepatan atau puntiran
dan kecepatan anguler. Maka, power berkaitan dengan kekuatan tetapi juga
mempunyai unsur yang berkaitan dengan kecepatan. Perhatikan hubungan
hipotetikpada gambar 2 di bawah ini dimana gaya diplot berlawanan dengan
12
waktu untuk ketiga orang. Grafik memperlihatkan bahwa atlet A mempunyai
kekuatan tinggi tetapi memerlukan banyak waktu untuk mencapai level itu. Atlet
B mempunyai kekuatan sedang tetapi dapat mencapai puncak dengan cepat. Atlet
C mempunyai tingkat kekuatan rendah dan kemampuan sedang untuk
menerapkan kekuatan dengan cepat. Grafik ini menggambarkan penampilan yang
sangat berbeda dari ketiga orang dan kemungkinan untuk mengklasifikasikan tiap
individu dengan dasar kemampuan dalam menciptakan gaya (kekuatan).











Gambar 2
Hubungan hipotetik antara kekuatan (kapasitas mengembangkan kekuatan)
dan waktu dari tiga atlet yang berbeda

Atlet A mungkin seorang lifter yang mempunyai power karena menggunakan
tingkat kekuatan yang sangat tinggi dan kecepatan gerak tidak begitu penting.
Dengan demikian, olahraga angkatan yang menggunakan power merupakan
sesuatu yang tidak sesuai karena power tidak merupakan atribut penting untuk
penampilan yang sempurna. B mempunyai tingkat kekuatan sedang tetapi mampu
mengembangkan kekuatan dengan cepat. Dengan demikian orang ini paling baik
disebut sebagai atlet ber-power karena kemampuannya untuk menerapkan gaya
yang lebih besar dengan cepat. Aktivitas yang melibatkan gerak melempar
(lembing, cakram, dan pitching baseball), sprint dan angkatan akan disesuaikan
dengan orang yang mempunyai tipe kapasitas untuk mengembangkan kekuatan.
13
Atlet C sebaliknya memperlihatkan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
dengan cepat dan merupakan kualitas yang diperlukan untuk olahraga yang
memerlukan power, tetapi penampilan dibatasi dengan kekuatan yang rendah.
Dengan demikian, untuk memperbaiki penampilan, orang ini mungkin perlu
meningkatkan kekuatan awal yang diikuti dengan latihan khusus untuk
meningkatkan power.
Kita amati lagi hubungan kekuatan-kecepatan (force-velocity relationship).
Hubungan ini menunjukkan bahwa otot dapat menciptakan gaya terbesar bila
berkontraksi secara eksentrik yang diikuti dengan tingkat lanjutan dengan kondisi
kontraksi isometrik dan gaya yang paling kecil pada kecepatan memendek tinggi
(aksi konsentrik). Power yang diciptakan sebuah otot dapat ditentukan dari tipe
grafik dengan mengambil produk kecepatan kontraksi dan gayanya. Contohnya,
seorang pembalap sepeda yang mengayuh pada sepeda yang diam. Jika hanya
aksi otot konsentrik dan isometrik yang dipertimbangkan, maka menurut
hubungan prinsip ini kekuatan rata-rata atau puntiran yang diberikan pembalap
akan lebih besar bila pedal tidak berputar (otot berkontraksi secara isometrik).
Karena kecepatan anguler pedal atau irama meningkat, maka puntiran rata-rata
yang diterapkan akan mulai menurun sampai irama yang paling tinggi, maka
pembalap tidak akan mampu menerapkan puntiran pada pedal. Hubungan ini
diperlihatkan pada gambar 3. Power yang tersedia pada beberapa irama kayuhan
dapat diperoleh dengan mengambil produk puntiran dan irama kayuhan.
Meskipun kenyataan bahwa puntirannya paling tinggi dengan kondisi isometrik,
maka power yang diterapkan adalah nol. Begitu pula, bila irama kayuhan berada
pada nilai maksimum, maka tidak ada puntiran yang dapat diterapkan dan
powernya sama dengan nol. Hubungan pada gambar 4 menunjukkan bahwa
power puncak tersedia bilamana puntiran mendekati 50 persen dari nilai
maksimumnya dan irama kayuhan hampir 80 revolusi / menit. Tidak seperti
hubungan linier antara puntiran dan kecepatan anguler pada gambar 3, maka
hubungan ini dalam sistem biologi tidak linier. Dengan demikian power puncak
terjadi pada titik dimana gaya hampir 30-45 persen dari nilai isometrik
maksimum.
14
Latihan dapat mengubah puntiran kecepatan anguler (hubungan
kekuatan kecepatan) pada sebuah sendi dengan mengubah puntiran yang dapat
diciptakan dengan kecepatan sendi tertentu. Kenyataannya, salah satu prosedur
latihan biasanya diadopsi untuk orang-orang yang berkeinginan meningkatkan
powernya dengan meningkatkan kekuatan kemudian meningkatkan
kecepatannya.
Hubungan tegangan panjang otot juga mempunyai implikasi terhadap
latihan. Dengan mengubah postur dimana latihan dilakukan, maka tahanan
maksimal terhadap gerakan dapat diubah. Misalnya, latihan bicep curl. Biasanya
latihan ini dilakukan berdiri dan sikut dibengkokkan ke arah dada. Pada awal
aksinya, otot-otot memannjang secara maksimum dan memendek sampai batas
panjang minimum. Puntiran resistif maksimum terjadi bila sikut difleksikan
sampai 90 derajat dan beratnya mempunyai lengan momen (moment arm)
terbesar. Otot berada pada panjang optimalnya pada posisi ini dan mempunyai
kapabilitas kontraktil maksimum. Sekalipun demikian, jika latihan dilakukan
dalam posisi terlentang, maka panjang otot bisep pada awal dan selama
keseluruhan gerakan lebih pendek dari pada yang dilakukan sambil berdiri.
Puntiran yang diciptakan oleh tahanan tidak berubah dan oleh karenanya otot
tidak berada pada panjang optimal bila puntiran resistif dari berat pada tangannya
maksimum. Hasilnya adalah bahwa lebih banyak usaha yang diperlukan untuk
memindahkan berat pada posisi yang berubah dibandingkan dengan posisi berdiri,
dan adaptasi yang berbeda terhadap tipe latihan ini yang dihasilkan oleh otot.



Modifikasi peralatan atau pakaian
Kita telah membahas optimisasi gerakan dalam konteks adaptasi
biomekanika yang diakibatkan oleh latihan. Tambahan lain dari optimisasi yang
mungkin tetapi tidak berkaitan dengan latihan, muncul dari modifikasi peralatan
atau pakaian yang digunakan selama menampilkan beberapa gerakan.
15
Popularisasi dan komersialisasi olahraga telah disertai dengan usaha-usaha
yang meningkat oleh para ilmuwan dan insinyur untuk memperbaiki peralatan
yang tersedia. Terdapat banyak alasan terhadap usaha yang ditingkatkan dalam
wilayah ini termasuk keuntungan periklanan, pemasaran dan penjualan yang
diperoleh dan produknya didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah, termasuk juga
potensi untuk meningkatkan penampilan dan kenyamanan para partisipan. Disain
peralatan modern kebanyakan ditemukan dari ilmu teknik dan prinsip mekanika,
dan hal ini telah memperbaiki penampilan dan stadar keselamatan dalam olahraga.
Pada dekade terakhir telah terlihat perubahan yang besar dalam mendisain sepeda
balap, yang dimulai pada tahun 1984 pada saat roda cakram pertama digunakan
pada pertandingan olimpiade. Para insinyur dan ilmuwan telah bekerja sama
untuk meminimalkan hambatan (drag) pada sepeda dengan mengubah bentuk
rangka, memodifikasi ukuran roda depan dan belakang dan mengubah bahan yang
digunakan. Desain lainnya termasuk pada perseneling sepeda, pedal, alat peredam
getaran pada sepeda gunung. Perubahan tersebut mengakibatkan olahraga sepeda
lebih efisien dan lebih aman.
Salah satu cabang olahraga yang telah mendapat banyak keuntungan dari
aplikasi prinsip mekanika terhadap desain peralatan adalah golf. Dalam olahraga
ini yang mempunyai keuntungan adalah pemain yang mempunyai keterampilan
sedang. Club golf modern didesain dengan perimeter weighted clubhead untuk
meningkatkan bagian clubhead yang kontak dengan bola dan menciptakan hasil
yang baik serta getaran minimal terhadap tangan. Prinsip-prinsip mekanika seperti
peningkatan tahanan terhadap rotasi yang terjadi dengan pukulan yang tidak
mengenai titik tengah (penigkatan momen inersia) dibantu dengan perimeter
weighted club. Batang baja sudah jarang digunakan pada club, tetapi bahan yang
ringan dan kaku seperti boron, titanium dan grafit lebih banyak digunakan.
Keuntungan menggunakan bahan ini adalah menurunkan inersia (hambatan)
sistim, memudahkan berat untuk ditempatkan pada ujung club dimana lebih
menguntungkan dalam hal transfer energi terhadap bola, dan memudahkan batang
panjang dan kaku tetapi tidak berat. Akhirnya, dengan bahan komposit yang
terbuat dari grafit dan bahan lainnya seperti kevlar, lebih banyak variasi
16









Gambar 3
Puntiran (torque) yang diciptakan pembalap sepeda merupakan
fungsi irama kayuhan (cadence) (a). Dengan produk puntiran dan kecepatan
anguler, maka fungsi power-cadence dapat terlihat pada (b)

memungkinkan adanya unsur mekanika yang dimiliki batang. Raket tenis dan
squash juga mengalami perubahan dalam desain, dan para pemain mengubah
raketnya dari bentuk konvensional dengan kepala raket kecil, raket kayu
menggantinya dengan kepala raket lebih besar dan modern. Seperti pada golf,
teknologi sekarang dalam bahan komposit dan fibreglass adalah kaku, ringan
tetapi mempunyai rangka yang kuat. Keuntungan desain itu termasuk perluasan
bidang kontak agar menghasilkan impact yang baik dengan bola, penurunan
inersia serta keawetan raket. Karakteristik tesebut menjadi perhatian seluruh
pemain -pemain tenis dan squash, tetapi kebanyakan mendatangkan keuntungan
hanya bagi pemain yang mempunyai keterampilan sedang saja.


Ekonomi
Efisiensi dan ekonomi gerakan meningkat dalam merespon terhadap
latihan dan perbaikan ini khususnya ditunjukkan pada cara berjalan (gait).
Perubahan-perubahan dalam ekonomi gerakan dengan latihan terjadi karena
berbagai alasan, alasan biomekanika yang paling relevan menurunkan kerja
internal yang dilakukan dalam menggerakkan segmen tubuh dengan
17
mengeliminasi aksi-aksi atau gerakan yang tidak mempunyai keuntungan positif
terhadap hasil yang diinginkan. Misal, gerakan ke samping tubuh tidak membantu
terhadap gerak ke arah depan, maka mengayunkan tungkai ke samping selama
fase ayunan dapat diturunkan dengan latihan. Gerakan vertikal yang berlebihan
dari titik berat tubuh menurunkan efisiensi dan gerakan ini pula dapat
diminimalkan selama latihan. Perubahan pada panjang langkah dan frekuensi
langkah juga terjadi dengan latihan dan kematangan, yang memberikan optimisasi
efisiensi gerak lari. Karena cara berjalan dan keterampilan lain yang lebih
komplek dipelajari, maka pola gerakan ditandai dengan varabilitas yang menurun
dalam kinematika dan kinetika gerakan. Penelitian menunjukkan bahwa
koefisien variasi (angka yang digunakan untuk menunjukkan variabilitas pola
gerakan) adalah 10 persen untuk variabel kinetika dalam cara berjalan.
Contoh lainnya tentang bagaimana efsiensi dapat berubah dalam merespon
latiha dapat diamati pada olahraga renang. Pada saat seseorang mulai renang
untuk pertama kalinya, pola gerak lengan dan tungkainya sangat tidak efisien.
Kepalanya berputar ke atas dan bawah, tungkainya terlalu masuk dalam air dan
mempunyai deviasi lateral yang besar, serta tarikan lengannya pada air tidak
menggunakan prinsip hambatan dan gaya angkat hidrodinamik. Dengan latihan,
orang dapat memperbaiki berbagai aspek tekniknya dan menurunkan hambatan
yang dialami pada saat bergerak di air. Penurunan tahanan (drag) terjadi karena
perbaikan secara biomekanika, yang mengakibatkan gaya renangan menjadi
semakin efisien. Penurunan dalam variabilitas kinetika dan kinematika akan
mengakibatkan efisiensi yang meningkat kareana gerakan yang tidak perlu dan
tidak membantu laju ke arah depan dieliminasi dari polanya. Adaptasi gerakan
dengan latihan bisa terjadi dengan menerapkan prinsip-prinsip biomekanika
dasar.


Sumber : The Biophysical Foundations of Human Movement (1997, p169-178)
Pengarang : Bruce Abernethy dkk
The University of Queensland Australia
Penerbit : Human Kinetics
18

Anda mungkin juga menyukai