Anda di halaman 1dari 20

PERGERAKAN SOSIAL DI ERA GLOBALISASI

KELOMPOK III

ANDINI MULIASARI E131 11 124
BASRI HASANUDDIN LATIEF E131 11 258
IMELDA PURNAMASARI E131 11 108
NUR HUDWIYAH E131 11 270

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013


i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Pergerakan Sosial di Era
Globalisasi.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Globalisasi, selain itu sebagai bahan acuan pembelajaran bagi orang-orang yang ingin
mengetahui bagaimana pergerakan social di era globalisasi.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan,
sehingga kami sangat memohon kritik dan saran agar kami dapat berkembang serta
dapat menciptkan makalah-makalah yang lebih baik dari ini.
Sekian dan terima kasih.

Makassar, 9 Mei 2013


Kelompok 3


ii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................ 2
D. Konsep Globalisasi ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Globalisasi ........................................................................................... 3
B. Pergerakan Sosial ................................................................................ 5
C. Pergerakan Sosial di Era Globalisasi ................................................. 8
D. Anti Globalisasi di Seattle .................................................................. 12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................... 17
Kritik dan Saran ....................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi banyak hal yang dibahas, mulai dari politik, ekonomi,
social, budaya, pendidikan dll. Fenomena globalisasi inilah yang menjadi
pembicaraan yang hangat dikalangan akademisi, ada yang pro dan tidak sedikit
pula yang kontra terhadap fenomena ini.
Selain dari kalangan akademisi, masyarakat umumpun mulai memberikan
opini-opininya terhadap fenomena globalisasi tersebut. Mereka mengkritisi
globalisasi dikarenakan muak terhadap fenomena ini. Masyarakat umum inilah
yang menjadi massa dari sebuah pergerakan social. Sebuah pergerakan yang
berusaha untuk menekan pemerintah agar tidak menjalankan agenda-agenda Neo-
Liberal.
Contoh kasus yang paling hangat adalah kasus Wall Street, dimana massa
menduduki kawasan tersebut karena kekecewaan mereka. Mereka melihat bahwa
di Wall Street-lah para pengusaha-pengusaha yang punya peran dalam
menciptakan kesenjangan-kesenjangan ekonomi. Itulah bentuk pergerakan social
yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan. Fenomena Wall Street bukanlah
sesuatu yang baru. Fenomena seperti ini pernah terjadi sebelumnya sebut saja
kasus Seattle di akhir tahun 1999.
Dalam makalah inilah kami akan membongkar globalisasi, pergerakan sosial
dan demonstrasi di Seattle.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan yang dimaksud dengan globalisasi?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan pergerakan social?
3. Bagaimana pergerakan social di era globalisasi?
4. Bagaimana kronologi pergerakan anti-globalisasi di Seattle?



2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari globalisasi
2. Untuk mengetahui konsep pergerakan social.
3. Untuk mengetahui bagaimana pergerakan social di era globalisasi
4. Untuk mengetahui kronologi pergerakan anti globalisasi di Seattle.

D. Konsep Globalisasi
Konsep globalisasi menurut para ahli:
1. Malcom Waters
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan
geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting yang
terjelma didalam kesadaran orang.
2. Emanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan
masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam
saling ketergantungan dan persatuan dunia.
3. Thomas L. Friedman
Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi teknologi
yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah
teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
4. Princenton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling
ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal
perdagangan dan keuangan.
5. Leonor Bronies
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi
namun juga mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis,
pembangunan sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan wanita.




3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan
peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia
diseluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer,dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara
menjadi bias.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama
dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan.
Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan
berkurangnya peran Negara atau batas-batas Negara.

a. Pengertian Globalisasi
Kata globalisasi diambil dari kata global yang maknanya ialah
universal. Globalisasi merupakan suatu proses mencakup keseluruhan dalam
berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas
yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Disisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung
oleh Negara-negara adikuasa sehingga bisa saja orang memiliki pandangan
negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalistik tidak lain
adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara
yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan Negara-
negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab,
globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia,
bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti Budaya dan Agama.





4

b. Proses Globalisasi
Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah
globalisasi informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya hidup.
Serta hal ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus informasi global melalui
siaran televisi baik langsung maupun tidak langsung, dapat menimbulkan rasa
simpati masyarakat namun bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial.
Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial pada masyarakat, sehingga
memunculkan kelompok spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri,
seperti meniru gaya punk, cara bergaul. Berikut ini beberapa ciri yang
menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:
1. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu
2. Pasar dan produksi
3. Peningkatan interaksi
4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional

B. Pergerakan Sosial
Gerakan Sosial atau social Movement adalah aktivitas sosial berupa
gerakan atau tindakan sekelompok orang yang bersifat informal atau organisasi,
Suatu Gerakan sosial biasa berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik dengan
melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan sebuah perubahan sosial.
Kata Gerakan Sosial sendiri diperkenalkan pertama kali pada 1848 oleh
Sosiolog Jerman, Lorenz Von Stein dalam bukunya yang berjudul Socialist &
Communist Movement since the Third French Revolution . Pada saat itu gerakan
sosial bersifat massive dan biasanya timbul dengan maksud penolakan ataupun
perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat.
Pergerakan Buruh dan Sosialis pada Abad 19 adalah contoh prototype dari Social
Movement jaman dahulu yang masih mengandalkan kendaraan politik berupa
organisasi atau partai. Paska Perang Dunia Kedua, kita masuk kedalam periode
reformasi dan perubahaan yang disebut Post-War Periode, pada saat itu


5

berjamuran berbagai gerakan sosial dipicu semakin bebasnya masyarakat untuk
berekspresi dan menuntut haknya. Demokrasi.
Berasal dari berbagai keresahan diberbagai bidang, berbagai gerakan pun
bermunculan, mulai dari Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya, Pendidikan,
Kesehatan dan Lain-lain. Barulah pada Abad 21 saat teknologi dan globalisasi
merubah drastic pola pikir, budaya, transaksi dan gaya hidup masyarakat,
Gerakan Sosial juga mengalami Evolusi, Gerakan sosial kini menjadi lebih
spesifik mengangkat kasus tertentu dan mulai meninggalkan organisasi formal
sebagai kendaraan aspirasinya.
Internet terutama jejaring sosial / Social Media menjadi salah satu faktor
yang mengubah pola pergerakan sosial di Dunia. Internet dengan akses tak
terbatasnya membuat aliran komunikasi semakin mudah, pengetahuan dan
informasi terbuka bebas di maya dan merebaknya demam Social Media semakin
mempermudah individu untuk mengekspresikan diri, mengungkapkan pendapat
bahkan menyerang satu sama lain dalam wadah jejaring sosial.
Evolusi Social Movement terjadi, kini Gerakan sosial mulai meninggalkan
Organisasi Formal sebagai kendaraan apresiasinya. Kini masyarakat berkumpul
dalam sebuah wadah informal dengan kebebasan seluas-luasnya. Faktor
kepentingan golongan lambat laun tergeser, isu spesifik membuat masyarakat
semakin objektif. Dengan terlalu mudahnya bergabung dalam sebuah kelompok
dan menghimpun dukungan, juga menimbulkan efek negative, yaitu
munculnya Click Activism yang dengan hanya melakukan klik seseorang sudah
merasa memberikan dukungan dan bertindak. Padahal sebuah gerakan tidak akan
menimbulkan efek dan mencapai tujuannya, tanpa sebuah gerakan nyata. Kita
dapat melihat itu semua di Twitter ataupun Facebook dimana ratusan gerakan
sosial menggalang dukungan dan melakukan aksinya di dunia maya.
Semoga tingginya teknologi dan akses informasi, terutama internet dan
social media tidak membuat kita hanya menjadi seorang Click Activist tetapi
juga ikut malakukan tindakan nyata. Sebenarnya hal tersebut dapat dimulai dari
Kelompok atau Organisasi Social Movement itu sendiri, dengan mencanangkan


6

program yang tidak melulu beraksi di dunia maya, namun juga melakukan
kegiatan kegiatan off air seperti kopdar ataupun aksi sosial sesuai isu yang ingin
ditanganinya.

Adapun ciri-ciri gerakan menurut beberapa ahli yaitu:
a. Bruce J Cohen (1992) ciri-ciri gerakan sosial yaitu:
1. Gerakan kelompok
2. Terorganisir (struktur, personalia, jaringan, mekanisme kerja, dukungan
modal/alat, dll)
3. Memiliki rencana, sasaran, dan metode
4. Memiliki ideologi
5. Merubah atau mempertahankan
6. Memiliki usia jauh lebih panjang
b. Kamanto Sunarto (2004) ciri-ciri gerakan sosial yaitu:
1. Perilaku kolektif
2. Kepentingan bersama
3. Mengubah ataupun mempertahankan masyarakat atau institusi yang ada
di dalamnya.
4. Tujuan jangka panjang
5. Penggunaan cara di luar institusi (mogok makan, pawai, demo,
konfrontasi, dll)
c. James W. Vander Zanden (1990) dan Rafael Raga Maran (2001) ciri-ciri
gerakan sosial yaitu:
1. Upaya terorganisir yang
2. Dilakukan sekelompok orang
3. Menimbulkan perubahan/menentangnya
4. Aktif atau tidak pasif menata perubahan





7

d. Kartasapoetra dan Kreimers (1987) ciri-ciri gerakan sosial yaitu:
1. Kegiatan kolektif
2. Berusaha mengadakan orde kehidupan baru.
3. Memiliki kendali dan bentuk
4. Memiliki kebiasaan atau nilai sosial
5. Memiliki kepemimpinan dan tenaga kerja

e. Robert Mirsel (2004) ciri-ciri gerakan sosial yaitu:
1. Memiliki seperangkat keyakinan dan tindakan tak terlembaga
(noninstitutionalised)
2. Dilakukan sekelompok orang
3. Memajukan atau menghalangi perubahan di dalam suatu masyarakat.
4. Mereka cenderung tidak diakui sebagai sesuatu yang berlaku umum secara
luas dan sah di dalam suatu masyarakat.
f. Laode Ida (2003) ciri-ciri gerakan sosial yaitu:
1. Ada upaya kolektif melakukan perubahan
2. Adanya organisasi sebagai wadah gerakan
3. Gerakan tersebut melembaga serta memiliki gagasan alternatif perubahan
4. Aktivitas dan gerakannya terus-menerus
5. Memiliki identitas kolektif sebagai ciri
6. Serta kehadirannya menjadi tantangan bagi pihak lain (pemerintah,
institusi manca negara, dll).
7. Gerakan dilakukan sekelompok orang
8. Memiliki visi, misi, tujuan, ide, nilai sosial politik
9. Mempertahankan, merubah, merebut, mengontrol, dan menjalankan
kehidupan sosial politik
10. Dilakukan secara sistematis dan terorganisir
11. Memiliki identitas kolektif dan alternatif perubahan
12. Dapat berbentuk kelompok pelajar/mhs, LSM, ormas, pers, pressure
group, partai politik, dan bertahan cukup lama.


8

C. Pergerakan Sosial di Era Globalisasi
1990-an kata global dan transnasional mulai menjadi perbincangan secara
akademik. Global yang mengartikan bahwa suatu saat nanti akan tercipta dunia
tanpa batas dimana akan terjadi interaksi secara terus-menerus. Hal ini merupakan
kemajuan setelah perang dingin menciptakan blok-blok Negara. Perang dingin
tersebut menciptakan 3 belahan dunia, dunia pertama, dunia kedua, dan dunia
ketiga. Dunia pertama merupakan Negara-negara kapitalis yang kaya, dunia
kedua merupakan Negara-negara blok komunis dan dunia ketiga merupakan
Negara-negara berkembang yang kebanyakan berada di Afrika, Asia, dan
Amerika Latin. Para globalizer pun mengatakan bahwa pemetaan-pemetaan dunia
yang terjadi pada perang dingin tidak akan terjadi lagi, dunia akan menjadi satu
tanpa batas dan hambatan. Tetapi menurut World System Theory, walaupun dunia
tidak terbagi menjadi seperti pada masa perang dingin melainkan terbagi menjadi
zona hirarki ekonomi. Duniapun terbagi menjadi 3 kembali yaitu Negara Core,
Phery-phery, dan Semi Phery-phery. Core yang merupakan Negara-negara
industry maju, phery-phery merupakan Negara penghasil sumber daya alam, dan
Negara semi phery-phery yang menjadi persinggahan sumber daya alam ataupun
persinggahan barang yang siap konsumsi.
Hirarki-hirarki ekonomi inilah yang membuat dunia semakin senjang
antara Negara core dengan Negara phery-phery. Beberapa orangpun tergelitik
untuk melakukan analisa terhadap fenomena kesenjangan ini, mereka melakukan
analisis kritis terhadap banyaknya Negara-negara phery-phery yang semakin
dimiskinkan, padahal merekalah yang seharusnya lebih sejahtera karena mereka
memiliki sumber daya alam yang berlimpah ruah. Hal inilah yang menjadi dasar
bagi para pengkritisi untuk melakukan sebuah pergerakan untuk menggalang
massa yang ikut meresakan ketidakadilan dunia ini. Itulah awal munculnya
pergerakan social. Awalnya pergerakan social hanya berpusat pada level nasional.
Biasanya sering terjadi di Negara-negara Barat atau Negara pasca industrialisasi.
Sebut saja revolusi industry yang terjadi merupakan pergerakan social yang
berpusat pada level nasional saja.


9

Diera globalisasi, system ekonomi berubah dari model Keynesian
(berpusat kepada Negara) menjadi Neo-Liberal atau system pasar bebas.. System
ini banyak diprakarsai oleh para penguasa atau para pemimpin yang berusaha
untuk mengambil keutungan yang lebih besar dari system ini. System ini
menciptakan pasar yang bebas, dimana dahulu ada Negara yang dapat
menerapkan pajak yang tinggi terhadap suatu barang sehingga transaksi ekonomi
terhambat oleh pajak tersebut. Hal inilah yang berusaha dihilangkan, dengan
hilangnya hambatan tersebut maka Negara-negara dengan bebasnya dapat
berinteraksi dengan Negara lain. Tetapi untuk membuat system pasar bebas ini
berjalan diperlukan sebuah kekuatan besar untuk dapat mendiktekan Negara-
negara agar menjalankan kebijakan penurunan tarif tersebut. Makanya Negara-
negara besarpun kemudian memprakarsai Bretton Woods (IMF, WB, dan
WTO/GATT). Ketiga lembaga ini kemudian berusaha bahu membahu untuk
menciptakan sebuah pasar bebas.
Proyek pertama mereka adalah NAFTA (North America Free Trade Area)
yang melibatkan Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. Orang-orang awam akan
melihat bahwa proyek ini merupakan proyek yang menguntungkan untuk ketiga
Negara tersebut. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, Negara-negara besar
seperti Amerika Serikat dan Kanada kemudian mengeksploitasi Meksiko yang
notabenenya merupakan Negara kecil yang miskin. Meksiko dipaksa untuk
menerima barang-barang asal Amerika Serikat dan Kanada sehingga persaingan
pasar domestic Meksiko semakin memanas, karena meksiko pada dasarnya
merupakan Negara berkembang akhirnya luluh lantah akibat keperkasaan Negara-
negara maju yaitu Amerika Serikat dan Kanada. Kekalahan system domestic
tersebut menyebabkan anggaran Negara Meksiko menjadi deficit, sehingga
mereka mau tidak mau berutang kepada IMF untuk menstabilkan Neraca
perdagangan mereka. IMF pun memberikan syarat kepada Meksiko. Syarat
tersebut adalah Structure Adjustment Program (SAP), syarat yang mengharuskan
Meksiko kembali membuka pasarnya, mengetatkan biaya anggaran, mengurangi
subsidi dan lain-lain. Meksiko yang seharusnya menutup dulu pasarnya untuk


10

memperbaiki neracanya diharuskan membuka lebar-lebar pasar domestiknya
yang membuat Meksiko tidak dapat bertahan yang membuat neracanya defisit dan
terus deficit. Hal ini membuat Meksiko harus meminjam dan terus meminjam
kepada IMF. Kalau dianalogikan Meksiko adalah petinju yang sudah luka parah
kemudian diperintah untuk bertinju lagi yang membuat lukanya semakin parah.
Neraca perdagangan yang terus deficit dan utang yang terus menumpuk
membuat Meksiko mau tidak mau harus didikte oleh Negara-negara yang
mempunyai dana segar di IMF yaitu Amerika Serikat. Rakyatpun geram terhadap
hal ini, karena efek dari hal tersebut adalah tercabutnya berbagai sarana yang
harusnya diberikan oleh Negara kepada masyarakatnya. Harga semakin mahal
dan kacaunya kondisi domestic membuat beberapa orang akhirnya melakukan
pergerakan. Orang-orang tersebut sudah muak terhadap kebijakan-kebijakan
pemerintah Meksiko yang terus merampas hak-hak rakyat, yang terus menciderai
janji-janji yang mereka berikan. Hal inilah yang mendorong orang-orang kritis
yang berani mulai membentuk sebuah gerakan-gerakan yang berfungsi mendesak
pemerintah agar membatalkan semua perjanjian yang dilakukan karena menurut
mereka bahwa perjanjian-perjanjian tersebutlah yang menyebabkan kondisi
Negara mereka seperti ini. Mulailah dibentuk pergerakan-pergerakan social tetapi
masih berpusat di Meksiko.
Fenomena Globalisasi atau Global Westernisasi kemudian melebarkan
sayap-sayapnya menuju keseluruh belahan dunia. Sehingga bukan Cuma Meksiko
saja yang terekploitasi melainkan Negara-negara kecil dan berkembang yang rata-
rata berada dibagian selatan dunia. Seperti Negara-negara di Amerika Latin,
Afrika dan Asia. Hal inilah membuat banyak orang yang mulai resah dan
melakukan pergerakan-pergerakan skala kecil. Tahun 1990an muncul pergerakan
yang disebut Jaringan Advokasi Transnasional, Pergerakan Sosial Transnasional,
dan Pergerakan Sosial Global. Munculnya pergerakan-pergerakan social yang
bersifat global sangat dibantu oleh majunya sarana teknologi informasi dan
komunikasi yang membuat mereka dapat melakukan tukar pendapat atau menarik
massa yang lebih besar dalam pergerakan-pergerakan mereka. Awalnya Jaringan


11

Advokasi Transnasional focus pada HAM, lingkungan dan solidaritas pergerakan.
Masalah-masalah tersebut lahir karena mulainya menyebar proyek-proyek Neo-
Liberal yang berakibat kepada tercabutnya hak-hak manusia dan rusaknya
lingkungan.
Tetapi pada tahun 1997-1998, pergerakan-pergerakan transnasional inipun
mulai melawan akar dari penyebab masalah-masalah social karena mereka
dulunya hanya bergerak pada dampak, dan lupur terhadap akar dari masalah
tersebut. Perlawan mereka terhadap Multilateral Agreement on Investment (MAI)
dianggap sebagai perlawanan terhadap akar dari masalah-masalah social. Dan
diakhir tahun 1999 Battle of Seattle menjadi perhatian seluruh dunia. Pergerakan
ini berani menantang Negara dan pemodal besar yang melakukan pertemuan
untuk membahas kebijakan-kebijakan yang akan mereka terapkan nantinya di
seluruh dunia. Pergerakan-pergerakan tersebut mulai memperhatikan isu-isu
ekonomi, ketimpangan dan kelas-kelas social maupun kelas-kelas ekonomi.
Pergerakan social transnasional berhubungan dengan globalisasi dengan
tiga cara. Pertama, mereka merespon akar (hal yang tertempel) dari globalisasi
yaitu Kapitalisme Neoliberal. Orang-orang yang bergerak tersebut percaya bahwa
globalisasi bukan merupakan sebuah konsep baru, melainkan sebuah ideology
atau filosofi lama yang dikemas ulang yang seolah-olah menciptakan konsep
baru. Hal tersebut dapat kita lihat dari dampak globalisasi diberbagai bidang.
Dibidang ekonomi globalisasi menciptakan pasar bebas, dibidang politik
menciptakan demokrasi, dan dibidang social budaya menciptakan sikap secular,
individual, dan konsumtif. Hal ini mirip dengan ideology Neoliberal yang
memberikan dampak kebidang-bidang tersebut. Kedua, mereka merefleksikan
ekspansi global masyarakat sipil, dunia public transnasional dan kebudayaan
dunia. Hal ini dilihat dengan mudahnya masyarakat berpindah-pindah dari suatu
daerah ke daerah yang lain, fenomena yang terjadi di suatu Negara merupakan
konsumsi public dunia dan munculnya kebudayaan atau nilai-nilai universal yang
disadari. Ketiga, keuntungan yang diperoleh dari peluang dan sumber daya yang
berhubungan dengan teknologi informasi yang baru terutama internet.


12

Ketiga alasan diataslah yang menyebabkan pergerakan social erat
kaitannya dengan globalisasi. Pergerakan-pergerakan ini tidaklah menolak
kemajuan tetapi menolak hal yang tersembunyi dari globalisasi.

D. Anti Globalisasi di Seattle
Gerakan anti-globalisasi Seattle terjadi pada tahun 1999, dimana para
demonstran atau organisasi-organisasi pergerakan memprotes kebijakan-
kebijakan yang akan di ambil dalam pertemuan tahunan WTO. Gerakan ini
dimulai dari kampanye di tahun 1998 yang memprotes berbagai perjanjian yang
berhubungan dengan Multilateral Agreement on Investment (MAI) yang biasanya
dilakukan oleh WTO. WTO sendiri dianggap merupakan lembaga yang
digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang sangat diuntungkan dari
perjanjian ini karena hambatan mereka dalam investasi di suatu Negara adalah
Negara itu sendiri, maka diperlukan lembaga atau organisasi sebesar World Trade
Organization (WTO) yang mempunyai power untuk mempengaruhi Negara
tersebut. Hal inilah yang dianggap akan memberikan kerugian besar bagi
masyarakat sipil diseluruh dunia terutama kepentingan di Negara-negara dunia
ketiga. Karena ketika perusahaan yang mengambil alih kebanyakan dari mereka
hanya berfokus kepada untung yang akan dihasilkan dan tidak menghiraukan
dampak-dampak yang ditimbulkan.
Akhirnya kampanye ini berhasil, Seattle mendeklarasikan sebagai daerah yang
bebas MAI berdasarkan keputusan di dewan kota. Keputusan yang diambil pada
Senin, 12 April 1999. Kota Seattlepun sejajar dengan kota-kota di Amerika
Serikat dan seluruh yang juga telah lebih dahulu mendeklarasikan sebagai daerah
yang bebas MAI. Hal inilah yang mengindikasikan bahwa beberapa kota di
Amerika Serikat dan seluruh dunia memandang bahwa MAI meruapakn suatu
kebijakan yang akan menimbulkan dampak-dampak negative yang lebih banyak
dibandingkan dengan dampak positive yang diberikan.
Pada tanggal 12 Juli, Financial Times mengabarkan laporan terbaru terbaru
United Nations Human Development bahwa diperlukannya prinsip-prinsip


13

standar dalam tenaga kerja, perdagangan yang adil dan perlindungan lingkungan
untuk mengatasi dampak negative yang akan ditimbulkan di Negara-negara
miskin di dunia. Selain itu esensi dari pemerintahan global adalah peduli terhadap
manusia kesetaraan, keadilan dan memberikan kesempatan untuk memilih
dengan bebas.
Pada 16 Juli, Helene Cooper dari Wall Street Journal mengabarkan akan
adanya pergerakan massive anti globalisasi di akhir tahun untuk memprotes
pertemuan WTO di Seattle. Keesokan harinya surat kabar independen London
memberitakan aksi dilakukan untuk memblokir WTO. Tanggal 24 November,
para aktivis menyebarkan berita tipuan yang diselipkan di tumpukan-tumpukan
surat kabar yang menunggu untuk didistribusikan ke ratusan pelanggan dan
outlet-outlet dijalanan dan pinggiran kota. Berita tipuan tersebut mengangkat
tentang Boeing yang bergerak ke Indonesia dan pernyataan Presiden Bill Clinton
untuk memberikan bantuan kepada Negara-negara miskin di dunia.
Pada selasa pagi, 30 November 1999 Direct Action Network (DAN)
mengambil langkah nyata. Ratusan aktivis kemudian membanjiri disekitaran
gedung Washington State Convention and Trade Center di Seattle yang
merupakan tempat diadakannya pertemuan tahunan WTO. Massa dari pergerakan
ini terdiri dari berbagai organisasi local, nasional, dan internasional. Yang paling
terkenal adalah organisasi nasional dan internasional (terutama yang konsen di
bidang ketenagakerjaan, lingkungan dan perlindungan terhadap konsumen),
kelompok mahasiswa, kelompok berbasis agama (Jubilee 2000) dan kelompok-
kelompok anarkis (yang membentuk blok hitam).
Koalisi yang dibentuk dalam aksi ini sangatlah longgar, sehingga masing-
masing organisasi focus terhadap isu yang mereka bawa. Ada yang focus terhadap
oposisi berbagai kebijakan WTO yang berhubungan dengan perdagangan bebas.
Ada yang focus terhadap buruh, ada yang anti-kapitalisme dan ada yang
membawa isu-isu lingkungan yang merupakan dampak dari perjanjian-perjanjian
yang WTO laksanakan.


14

Selain aksi damai, muncul juga aksi-aksi yang berupa pengrusakan property
dan vandalism. Awalnya ini dilakukan oleh beberapa kelompok-kelompok
anarkis yang kemudian diikuti oleh massa yang melakukan aksi yang sama.
Beberapa kelompok juga menutup jalan dan persimpangan kota agar para delegasi
tidak dapat sampai dipertemuan WTO. Hal ini membuat pasukan kepolisian
terpecah menjadi dua, ada yang melindungi gedung pertemuan dan ada pula yang
berusaha untuk membongkar aksi penutupan jalan yang dilakukan oleh para
demonstran. Pihak kepolisian menggunakan bubuk merica, gas air mata dan
peluru karet untuk membubarkan massa. Hal ini menyebabkan keadaan yang
damai menjadi ricuh karena aksi represif dari para pihak kepolisian.
Selain berdemonstrasi, beberapa aktivis yang meliputi organisasi local dan
kelompok-kelompok anarkis tambahan yang kebanyakan berasal dari Eugene,
Oregon melakukan aksi yang lebih konfrontatif. Aksi vandalism dan pengrusakan
property ditujukan kepada perusahaan-perusahaan disekitar Seattle yang
melakukan kejahatan.
Fidelity Investments (investor utama di Occidental Petroleum, yang melakukan
pembasmian terhadap suku Uwa di Kolombia), Bank of America, US Bancorp,
Key Bank dan Washington Mutual Bank (lembaga keuangan yang melakukan
ekspansi secara represif), Old Navy, Banana Republik dan GAP (icon bisni
keluarga Fisher, yang menghancurkan hutan dan melakukan penindasan
terhadap buruh), NikeTown dan Levi (Produk mahal yang dibuat dari pabrib
yang murah), McDonald (perbudakan-upah penjaja makanan cepat saji dan
bertanggung jawab atas pengrusakan hutan hujan tropis dan penyembelihan
hewan), Starbucks (penjual zat adikif yang produknya dipanen dari upah petani
yang rendah serta memaksa petani untuk menghancurkan hutan mereka
sendiri),Warner Bross (Memonopoli media), Planet Hollywod (karena menjadi
Planet Hollywood).
1

Akibat dari aksi ini menyebabkan tertunda pertemuan pembuka, dikarenakan
polisi sibuk untuk membersihkan jalanan dari demonstran. Hal ini mengakibatkan
banyak orang terluka dan tertangkap akibat aksi dari pihak kepolisian.

1
Noam Chomsky Znet May 07, 2002 / The Croatian Feral Tribune April 27, 2002


15

Kejadian ini tidak luput dari media, bahkan The New York Times
memberitakan bahwa aksi damai ini awalnya tercemari oleh pelemparan bom
Molotov kearah polisi. Hal inilah yang membuat opini public berpandangan
negative terhadap aksi demonstrasi ini yang akhirnya di koreksi kembali oleh
perusahaan surat kabar tersebut setelah dua hari kemudian. Perusahaan ini
berusaha untuk membentuk opini negative terhadap aksi ini. Pada saat aksi
tersebut, televisi-televisi dipenuhi oleh serangkaian berita yang memperlihatkan
aksi-aksi yang ricuh. Sehingga perhatian orang semua tertuju pada aksi tersebut,
bukan Cuma focus kepada tuntutan para demonstran melainkan focus terhadap
ricuh yang ditimbulkan dari aksi ini. Hal ini sangat berbeda dengan pertemuan
WTO di Doha, Qatar yang tidak terjadi kericuhan tidak terlalu digembar-
gemborkan oleh media.
Kontroversi respon masyarakat kota mengakibatkan pengunduran diri kepala
polisi Seattle. Kerugian yang ditimbulkan dari demonstrasi ini tidaklah sedikit
karena harus membiayai pembersihan kota, tagihan lembur polisi dan kerugian
bisnis komersial. Tanggal 16 Januari 2004, 157 orang yang ditangkap di luar zona
larangan protes setuju untuk membayar denda yang diberikan. Tanggal 30 Januari
2007, pengadilan menemukan bahwa kota telah melanggar hak konstitusional
dengan menangkap mereka yang tidak mempunyai bukti kekerasan.
Sampai sekarang fenomena tersebut masih di ingat oleh warga kota Seattle
yang melambangkan bagaimana represifnya perusahaan-perusahaan yang
disimbolisasikan dengan pihak polisi yang melakukan penganiayaan dan
penangkapan kepada para individu-individu yang bebas mengeluarkan pendapat
mereka.


16

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Globalisasi merupakan fenomena tidak adanya batas-batas Negara sehingga
interaksi terjadi dengan mudahnya. Selain itu globalisasipun berusaha untuk
mengurangi peran-peran Negara.
2. Gerakan social merupakan aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
merubah sebuah kebijakan, melakukan tekanan dan mengkampanyekan sesuatu.
Dahulu pergerakan social hanya dapat dilakukan jika bernaung disebuah partai
seperti kasus di Uni Soviet dan focus terhadap isu-isu domestic. Perkembangan
selanjutlah gerakan-gerakan ini mulai menggalang massa yang lebih besar yang
meliputi seluruh dunia, dan mulai bertransformasi menjadi gerakan-gerakan social
yang independen tanpa campur tangan para penguasa.
3. Gerakan social dalam era globalisasi merupakan sebuah gerakan yang mengglobal
yang memusatkan perhatiannya kepada fenomena-fenomena global semisal
lingkungan, hak asasi manusia dan kesetaraan gender. Tetapi bukan hanya
bergerak dalam bidang tersebut, melainkan justru bergerak menolak atau memberi
pressure kepada pemerintah agar tidak mengikuti dikte-dikte para pilar-pilar
globalisasi (IMF, WB, WTO).
4. Demonstrasi di Seattle merupakan aksi yang dilakukan untuk memprotes
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh WTO yang dianggap berdampak
terhadap buruh, lingkungan dan konsumen serta menyebabkan terjadinya
kesenjangan ekonomi.

Kritik dan Saran


17

DAFTAR PUSTAKA

Bruce, J Cohen. 1992. Sosiologi Suatu Pengantar. Rineka Cipta : Jakarta.
James W. Vander Zanden. 1990. The Social Experience : An Introduction To
Sociology. McGraw-Hill Publishing : New York.
Kamanto, Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi (Edisi Revisi). FEUI : Jakarta.
Kartasapoetra, G dan Kreimers, L.J.B. 1987. Sosiologi Umum. Bina Aksara : Jakarta.
Moghadam, Valentine M. 2009. Globalization & Social Movements : Islamism,
Feminism, and the Global Justice Movement. Rowman & Littlefiled Publisher,
Inc : United States of America.
Nugroho, Heru. 2005. Globalisasi. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Rafael, Raga Maran. 2001. Pengantar Sosiologi Politik. Rineka Cipta : Jakarta.
Robert, Mirsel. 2004. Teori Pergerakan Sosial: Kilasan Sejarah dan Catatan
Bibliografis. Resist Book : Yogyakarta.

Internet
www.wikipedia.com (diakses tanggal 9 Mei 2013)

Anda mungkin juga menyukai