Anda di halaman 1dari 12

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KEP.182/MEN/2003
TENTANG
TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA, PROGRAM DAN ANGGARAN
PEMBANGUNAN TAHUNAN BIDANG KETRANSMIGRASIAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :

a.

b.

c.

Mengingat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

bahwa tata cara penyusunan, rencana, program dan


anggaran pembangunan tahunan bidang ketransmigrasian
dilakukan secara terpadu demi tertib administrasi agar
mampu berdayaguna dan berhasilguna;
bahwa untuk lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan
penyusunan rencana, program dan anggaran pembangunan
tahunan bidang ketransmigrasian yang digunakan sebagai
dasar pelaksanaan tugas bagi aparat penyelenggaraan
transmigrasi, diperlukan pengaturan tata cara penyusunan
rencana, program dan anggaran pembangunan tahunan
bidang ketransmigrasian;
bahwa untuk keperluan dimaksud perlu ditetapkan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang Tata Cara
Penyusunan
Rencana,
Program
dan
Anggaran
Pembangunan Tahunan Bidang Ketransmigrasian.
Undang-undang
Nomor
15
Tahun
1997
tentang
Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3682);
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 }
Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3474);
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3848);
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3800);
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai

7.

8.

9.

10.

11.
12.

13.
14.

15.

Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3952);
Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan dalam
Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
203, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4023);
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4090);
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 62. Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4195);
Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4023);
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun
2001 tentang Pengangkatan Menteri Dalam Kabinet Gotong
Royong;
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102/M Tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2002;
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun
2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor KEP. 231/MEN/2002 tentang Kriteria
Usulan Program Penyiapan Permukiman, Perpindahan dan
Penempatan Serta Pemberdayaan Masyarakat Binaan Dalam
Penyelenggaraan Ketransmigrasian;
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor KEP. 219/MEN/2002 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasian.
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN
RENCANA, PROGRAM DAN ANGGARAN PEMBANGUNAN

TAHUNAN BIDANG KETRANSMIGRASIAN.


BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
a.
Program Pembangunan Nasional yang selanjutnya disebut dengan Propenas
adalah Rencana Pembangunan yang berskala Nasional dan merupakan
konsensus serta komitmen bersama masyarakat Indonesia mengenai pencapaian
visi dan misi bangsa;
b.
Rencana dan Strategi adalah perumpamaan hasil analisa terhadap Propenas
yang (dituangkan dalam rencana dan program bidang ketransmigrasian selama
lima tahun;
c.
Rencana adalah suatu rangkaian kegiatan bidang ketransmigrasian yang akan
dilaksanakan dimasa mendatang dalam batas waktu tertentu dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia;
d.
Rencana Pembangunan Tahunan yang selanjutnya disebut REPETA Bidang
Ketransmigrasian adalah penjabaran Propernas yang berkaitan dengan bidang
ketransmigrasian yang merupakan landasan dan pedoman penyelenggaraan
transmigrasi dalam kurun waktu satu tahun;
e.
Program adalah penjabaran dari kebijaksanaan yang ditetapkan berdasarkan pada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai perwujudan
lebih lanjut dari rencana yang berisi besaran sasaran dan batasan waktu
pelaksanaan;
f.
Program Tahunan Transmigrasi adalah penjabaran dari REPETA sebagaimana
dimaksud huruf d;
g.
Daftar Rencana Program Pembangunan yang selanjutnya disingkat DRPP adalah
Daftar Rencana Program Pembangunan Ketransmigrasian yang disampaikan ke
Menteri/Bappenas;
h.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada
Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan atau Perangkat Pusat di Daerah;
i.
Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintah Negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat;
j.
Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari pelimpahan wewenang oleh
Pemerintah Pusat kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan atau Perangkat
Pusat di Daerah;
k.
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah. kepada Daerah dan
Desa, dan dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai
pembiayaan, sarana dan prasarana serta Sumber Daya Manusia dengan
kewajiban melaporkan pelaksanaan dan mempertanggungjawabkan kepada yang
menugaskan;
l.
Dana Tugas Pembantuan adalah Dana dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Daerah untuk melaksanakan kegiatan tertentu dengan kewajiban melaporkan
pelaksanaan dan mempertanggungjawabkan kepada Pemerintah Pusat;
m.
Bahan Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

n.
o.
p.

q.
r.

s.

Negara adalah bahan yang memuat keadaan program/ fisik dan anggaran yang
telah dicapai pada tahun yang lalu dan pada tahun yang sedang berjalan, serta
program/fisik dan anggaran yang telah disusun disertai uraian kebijaksanaan
penyelenggaraan transmigrasi untuk tahun berikutnya dengan memperhatikan
Program Tahunan;
Satuan Tiga adalah Alokasi Anggaran menurut sektor, sub sektor, program dan
proyek;
Surat Pengesahan Alokasi Anggaran Pembangunan yang selanjutnya di singkat
SPAAP adalah besaran anggaran dan program Dana Dekonstrasi yang
dialokasikan untuk daerah;
Lembaran Kerja yang selanjutnya disingkat LK adalah dokumen pembantu
perencanaan anggaran yang berfungsi untuk menampung perhitungan biaya yang
lebih rinci dari suatu kegiatan proyek dan sebagai dasar penyusunan proyek serta
petunjuk operasional daftar isian proyek;
Daftar Isian Proyek yang selanjutnya disingkat dengan DIP adalah dokumen
keuangan yang ditandatangani oleh pimpinan Departemen dan atau disahkan oleh
Pejabat yang ditunjuk;
Petunjuk Operasional yang selanjutnya disingkat PO adalah dokumen petunjuk
pelaksanaan anggaran sebagai tindak lanjut LK dan DIP yang memuat uraian
petunjuk-petunjuk khusus dari Menteri dan ditanda tangani oleh Pejabat Eselon
atau Pejabat yang ditunjuk;
Norma Biaya adalah ketentuan Standar Biaya menurut Satuan Fisik kegiatan yang
digunakan untuk dasar penyusunan perhitungan biaya setiap kegiatan yang
ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku atau yang disusun menurut Norma Fisik
dan biaya yang ditetapkan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
Pasal 2

(1)

(2)

(3)
(4)
(5)
(6)

Program Pembangunan Bidang Ketrasmigrasian me1iputi :


a.
Peningkatan dan Pemerataan Pembangunan;
b.
Penataan dan Persebaran Penduduk;
c.
Perwujudan Pusat Pertumbuhan Wilayah.
Penjabaran Program Pembangunan Bidang Ketransmigrasian meliputi :
a.
Pemberdayaan Potensi Sumberdaya Kawasan;
b.
Fasilitasi dan Pelayanan Perpindahan;
c.
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Lingkungan Pemukiman.
Dalam melaksanakan Program Pembangunan Bidang Ketransmigrasian disusun
Rencana dan Strategi Bidang Ketransmigrasian.
Penyusunan Rencana dan Strategi Bidang Ketransmigrasian sebagaimana
dimaksud ayat (3) dilaksanakan dengan berpedoman pada Undang-Undang
Propenas.
Penyusunan Rencana dan Strategi Bidang Ketransmigrasian meliputi kegiatan
analisa dan perumusan penyelenggaraan transmigrasi lima tahunan.
Hasil penyusunan sebagaimana dimaksud ayat (5) berupa Rencana dan strategi
Bidang Ketransmigrasian yang digunakan sebagai Pedoman Penyusunan
REPETA dan Program Tahunan Bidang Ketransmigrasian.
Pasal 3

(1)
(2)

Sekretaris Jenderal Cq. Kepala Biro Perencanaan bertanggungjawab atas


pelaksanaan penyusunan Rencana dan Strategi Bidang Ketransmigrasian
sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (5).
Rencana dan Strategi sebagaimana dimaksud ayat (1) diselesaikan selambatlambatnya 6 (enam) bulan setelah Propenas ditetapkan.
Pasal 4

(1)

(2)
(3)

Ruang Lingkup Tata Cara Penyusunan Rencana, Program dan Anggaran


Pembangunan Tahunan Ketransmigrasian meliputi :
a.
Penyusunan REPETA dan Program Tahunan ;
b.
Penyusunan Anggaran Pembangunan Tahunan.
Bagan Alur kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a dan b adalah
tercantum pada lampiran I dan II keputusan ini.
Tata Cara Penyusunan Rencana, Program dan Anggaran Pembangunan Tahunan
Bidang Ketransmigrasian merupakan Pedoman dan Landasan Kerja bagi aparat
Departemen Tenaga dan Transmigrasi baik ditingkat Pusat maupun ditingkat
Daerah.
BAB II
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN (REPETA)
Pasal 5

(1)

(2)

Penyusunan REPETA Bidang Ketransmigrasian didasarkan pada :


a.
Undang-Undang Propenas;
b.
Rencana dan Strategi Bidang Transmigrasi Jangka Menengah (5 tahun);
c.
Rakorbang tingkat Kabupaten/Kota;
d.
Rakorbang tingkat Provinsi;
e.
Rakorbangnas;
f.
Kebijakan Bidang Ketransmigrasian.
Penyusunan REPETA dilaksanakan sebagai berikut :
a.
Konsep REPETA di lingkungan Direktorat Jenderal PSKT disusun oleh
masing-masing unit kerja Eselon II yang dikoordinasikan oleh Sekretaris
Direktorat Jenderal atas nama Direktur Jenderal PSKT disampaikan kepada
Sekretaris Jenderal Cq. Kepala Biro Perencanaan dengan tembusan
kepada Kepala Biro Keuangan;
b.
Konsep REPETA dilingkungan Direktorat Jenderal MOBDUK disusun oleh
masing-masing unit kerja Eselon II yang dikoordinasikan oleh Sekretaris
Direktorat Jenderal, selanjutnya oleh Sekretaris Direktorat Jenderal atas
nama Direktur Jenderal MOBDUK disampaikan kepada Sekretaris Jenderal
Cq. Kepala Biro Perencanaan dengan tembusan kepada Kepala Biro
Keuangan;
c.
Konsep REPETA di lingkungan Badan Penelitian Pengembangan dan
Informasi yang berkaitan dengan Ketransmigrasian disusun oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Ketransmigrasian dan Pusat Data dan
Informasi Ketransmigrasian, selanjutnya oleh Sekretaris Badan Penelitian

d.

Pengembangan dan Informasi atas nama Kepala Badan Penelitian


Pengembangan dan Informasi disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Cq.
Kepala Biro Perencanaan dengan tembusan kepada Kepala Biro
Keuangan;
Konsep REPETA di lingkungan Badan Pelatihan dan Produktivitas yang
berkaitan dengan Ketransmigrasian disusun oleh Pusat Pelatihan
Transmigrasi, selanjutnya oleh Sekretaris Badan Pelatihan dan
Produktivitas atas nama Kepala Badan Pelatihan dan Produktivitas
disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Cq. Kepala Biro Perencanaan
dengan tembusan kepada Kepala Biro Keuangan.
Pasal 6

Penyusunan REPETA Bidang Ketransmigrasian merupakan tugas dari Sekretaris


Jenderal C.q Kepala Biro Perencanaan dan diselesaikan selambat-lambatnya pada bulan
Maret (Bln-9).
Pasal 7
REPETA Bidang Ketransmigrasian sebagaimana dimaksud pada pasal 6, dijadikan dasar
penyusunan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang REPETA Bidang
Ketransmigrasian.
BAB III
PENYUSUNAN PROGRAM TAHUNAN
Pasal 8
(1)
(2)

(3)
(4)
(5)

Penyusunan Program Tahunan berpedoman kepada Keputusan Menteri Tenaga


Kerja dan Transmigrasi tentang REPETA.
Penyusunan Program Tahunan sebagaimana dimaksud ayat (1) dikoordinasikan
oleh Sekretaris Jenderal Cq. Biro Perencanaan dan Biro Keuangan dengan
melibatkan unit kerja Eselon II Direktorat Jenderal PSKT dan Direktorat Jenderal
MOBDUK, Badan Litbang dan Informasi, Badan Pelatihan dan Produktivitas
Instansi lintas sektor terkait, serta Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Provinsi.
Dalam menyusun Program Tahunan Bidang Ketransmigrasian sebagaimana
dimaksud ayat (2) dilaksanakan Rakernis Bidang Ketransmigrasian.
Sekretaris Jenderal C.q Kepala Biro Perencanaan bertanggung jawab
penyelesaian Penyusunan Program Tahunan sebagaimana dimaksud ayat (1).
Penyusunan Program Tahunan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan
bulan April (Bln-8).
Pasal 9

(1)
(2)

Program Tahunan sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (5) ditetapkan dengan


Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang Program Tahunan

(3)
(4)
(5)

sebagaimana dimaksud ayat (1) ini dapat disempurnakan berdasarkan


perkembangan dalam pelaksanaan.
Penyempurnaan sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Proses penyempurnaan Program Tahunan sebagaimana dimaksud ayat (3)
menjadi tugas dan tanggung jawab Biro Perencanaan dengan mengikutsertakan
Unit Kerja Eselon I yang berkaitan dengan Bidang Ketransmigrasian.
Penyusunan penyempurnaan Program Tahunan sebagaimana dimaksud ayat (4)
diselesaikan selambat-lambatnya pada bulan Mei (Bln-5).
BAB IV
PENYUSUNAN ANGGARAN PEMBANGUNAN
Pasal 10

Penyusunan Anggaran Pembangunan terdiri dari kegiatan penyusunan Bahan Nota


Keuangan dan Rancangan APBN, Satuan Tiga, Evaluasi Penyusunan SPAAP, LK dan
Konsep DIP Proyek Pusat, LK dan Konsep DIP Dana Tugas Pembantuan serta PO
Proyek Pusat dan PO Dana Tugas Pembantuan.
Pasal 11
(1)
(2)
(3)
(4)

(5)

Berdasarkan permintaan Menteri Keuangan, disusun Bahan Nota Keuangan dan


Rancangan APBN.
Penyusunan Bahan Nota Keuangan dan Rancangan APBN berdasarkan Program
Tahunan yang telah ditetapkan.
Bahan Nota Keuangan dan Rancangan APBN disusun oleh Sekretaris Jenderal
Cq. Kepala Biro Keuangan yang dikoordinasikan dengan Biro Perencanaan
berdasarkan bahan usulan masing-masing unit kerja Eselon I terkait.
Sekretaris Jenderal Cq, Kepala Biro Keuangan bertanggung jawab atas
penyelesaian Bahan Nota Keuangan dan Rancangan APBN Bidang
Ketransmigrasian sebagaimana dimaksud ayat (2) selambat-lambatnya pada akhir
Mei (Bln- 7).
Bahan Nota Keuangan dan Rancangan APBN Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi sebagaimana dimaksud ayat (2) disampaikan kepada Menteri
Keuangan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan yang dalam bentuk usulan pendahuluan RUU APBN
disampaikan kepada Komisi VII DPR RI pada bulan Juli (Bln-5).
Pasal 12

(1)
(2)
(3)

Berdasarkan Bahan Nota Keuangan dan Rancangan APBN kemudian disusun


DRPP Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
DRPP sebagaimana dimaksud ayat (1) disusun berdasarkan usulan
masing-masing Unit Eselon I yang bersangkutan.
Penyusunan DRPP oleh unit kerja Eselon I sebagai berikut :
a.
DRPP di lingkungan Sekretariat Jenderal disusun oleh unit Eselon II yang
bersangkutan dan disampaikan oleh pimpinan unit masing-masing kepada

b.

c.

d.

e.

Sekretaris Jenderal Cq. Kepala Biro Perencanaan dengan tembusan


kepada Kepala Biro Keuangan;
DRPP di lingkungan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sumberdaya
Kawasan Transmigrasi dan di lingkungan Direktorat Jenderal Mobilitas
Penduduk Pusat maupun Daerah disusun oleh masing-masing unit Eselon
II dikoordinasikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal atas nama Direktur
Jenderal disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Cq. Kepala Biro
Perencanaan dengan tembusan kepada Kepala Biro Keuangan;
DRPP dilingkungan Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi
disusun oleh masing-masing unit Eselon II yang bersangkutan
dikoordinasikan oleh Sekretaris Badan Penelitian Pengembangan dan
Informasi yang selanjutnya oleh Sekretaris Badan Penelitian
Pengembangan dan Informasi atas nama Kepala Badan Penelitian
Pengembangan dan Informasi disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Cq.
Kepala Biro Perencanaan dengan tembusan kepada Kepala Biro
Keuangan;
DRPP dilingkungan Badan Pelatihan dan Produktivitas disusun oleh
masing-masing unit Eselon II yang bersangkutan dikoordinasikan oleh
Sekretaris Badan Pelatihan dan Produktivitas yang selanjutnya oleh
Sekretaris Badan Pelatihan dan Produktivitas atas nama Kepala Badan
Pelatihan dan Produktivitas disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Cq.
Kepala Biro Perencanaan dengan tembusan kepada Kepala Biro
Keuangan;
DRPP sebagaimana dimaksud huruf a, b, c, dan d ayat (3) oleh Sekretaris
Jenderal Cq. Kepala Biro Perencanaan dan Kepala Biro Keuangan dibahas
bersama dengan Sekretariat Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Sumberdaya Kawasan Transmigrasi, Sekretariat Direktorat Jenderal
Mobilitas Penduduk, Sekretariat Badan Penelitiall Pengembangan dan
Informasi. Sekretariat Badan Pelatihan dan Produktivitas dan
selambat-lambatnya diselesaikan pada bulan Juli (Bln-5).
Pasal 13

(1)

(2)

DRPP sebagaimana dimaksud pasal 12 ayat (1) disusun berdasarkan Program


Pembangunan tahunan bidang ketransmigrasian dengan memperhatikan DRPP
yang disampaikan oleh Kepala Dinas yang menangani tugas Ketransmigrasian
dan DRPP yang telah dibahas oleh masing-masing Unit Eselon I yang terkait.
DRPP Bidang Ketransmigrasian sebagai bagian dari DRPP Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada
Menteri/Ketua Bapennas oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi selambat-lambatnya pada bulan Juli (Bln-5).
Pasal 14

(1)
(2)

Berdasarkan permintaan Menteri Keuangan Cq. Direktorat Jenderal Anggaran,


disusun rincian Satuan Tiga Bidang Ketransmigrasian Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi.
Penyusunan Satuan Tiga sebagaimana dimaksud ayat (1) disusun didasarkan

(3)
(4)

pada DRPP dan Program Tahunan Bidang Ketransmigrasian.


Sekretaris Jenderal Cq. Kepala Biro Keuangan bertanggung jawab atas
Penyusunan Satuan Tiga Bidang Ketransmigrasian Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi sebagaimana dimaksud ayat (1).
Satuan Tiga Bidang Ketransmigrasian Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi sebagaimana dimaksud ayat (2) oleh Sekretaris Jenderal atas nama
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi disampaikan kepada Menteri Keuangan
dan Menteri/Ketua Bappenas setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat atau setelah dilaksanakan pembahasan bersama Dewan Perwakilan
Rakyat.
Pasal 15

(1)

(2)

(3)

Berdasarkan Satuan Tiga sebagaimana dimaksud pasal 14 disusun LK dan


Konsep DIP Bidang Ketransmigrasian yang dikelompokkan dalam 3 (tiga) bagian:
a.
Dana Pusat;
b.
Dana dekosentrasi;
c.
Dana tugas Pembantuan.
LK dan Konsep DIP sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a disusun oleh pejabat
Eselon I yang meliputi :
*
Proyek-proyek di lingkungan Sekretariat Jenderal :
a.
Biro Keuangan;
b.
Biro Perencanaan;
c.
Unit Eselon II yang bersangkutan.
*Proyek-proyek Pusat di lingkungan Direktorat Jenderal PSKT :
a.
Biro Keuangan;
b.
Biro Perencanaan;
c.
Sekretariat Direktorat Jenderal PSKT dan dibantu oleh Direktorat
yang bersangkutan.
*
Proyek-proyek Pusat di lingkungan Direktorat Jenderal MOBDUK :
a.
Biro Keuangan;
b.
Biro Perencanaan;
c.
Sekretariat Direktorat Jenderal MOBDUK dan dibantu oleh Direktorat
yang bersangkutan.
*
Proyek-proyek Pusat di lingkungan Badan Penelitian Pengembangan dan
Informasi :
a.
Biro Keuangan;
b.
Biro Perencanaan;
c.
Pusat Litbang Ketransmigrasian;
d.
Pusat Data dan Informasi Ketransmigrasian;
e.
Sekretariat Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi.
*
Proyek-proyek Pusat di lingkungan Badan Pelatihan dan Produktivitas :
a.
Biro Keuangan;
b.
Biro Perencanaan;
c.
Pusat Pelatihan Transmigrasi;
d.
Sekretariat Badan Pelatihan dan Produktivitas.
Sekretariat Jenderal Cq. Biro Keuangan mengkoordinasikan penyusunan LK dan
Konsep DIP Dana Pusat sebagaimana dimaksud ayat (2).

(4)

Hasil penyusunan dan pembahasan LK dan Konsep LK Dana Pusat oleh


Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk dilakukan pembahasan.
Pasal 16

(1)
(2)
(3)

Berdasarkan LK. yang diusulkan daerah, disusun Konsep SPAAP untuk dana
Dekonsentrasi.
Penyusunan Konsep SPAAP dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal Cq. Biro
Keuangan bersama dengan Unit Kerja Eselon I yang terkait dengan bidang
ketransmigrasian.
Hasil penyusunan dan pembahasan LK dan Konsep DIP dana Dekonsentrasi oleh
Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk disahkan.
Pasal 17

(1)
(2)
(3)

Berdasarkan LK yang diusulkan daerah, disusun LK DIP untuk dana Tugas


Pembantuan.
Penyusunan LK DIP dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal Cq. Biro Keuangan
bersama dengan Unit Kerja Eselon I yang terkait dengan bidang ketransmigrasian.
Hasil penyusunan dan pembahasan LK dan Konsep DIP dana Tugas Pembantuan
oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk dilakukan pembahasan.
Pasal 18

(1)
(2)

Perubahan LK dan Konsep DIP Dana Pusat, Konsep SPAAP Dana Dekonsentrasi
dan LK DIP Dana Tugas Pembantuan pada saat pembahasan harus mendapat
persetujuan dari Pejabat Eselon I terkait.
Hasil Perubahan LK, Konsep DIP dan Konsep SPAAP dikoordinasikan oleh
Kepala Biro Keuangan berupa Net DIP berdasarkan Program Tahunan.
Pasal 19

(1)
(2)

(3)

Net DIP sebagaimana dimaksud Pasa1 16 ayat (4) disampaikan oleh Direktorat
Jenderal Anggaran kepada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Net DIP sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini oleh Sekretariat Jenderal Cq.
Biro Keuangan diproses sebagai berikut :
a.
Diteliti berdasarkan LK dan Konsep DIP serta Konsep SPAAP yang telah
dibahas bersama Direktorat Jenderal Anggaran, dan jika terdapat
kesalahan dikembalikan kepada unit kerja Eselon I bidang
Ketransmigrasian untuk diperbaiki.
b.
Net DIP ditandatangani oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau
Pejabat yang ditunjuk.
Sekretaris Jenderal Cq. Kepala Biro Keuangan bertanggung jawab penyelesaian
Net DIP pada bulan Desember.

Pasal 20
(1)
(2)

(3)

(4)
(5)

berdasarkan LK dan Net DIP yang telah disahkan oleh Direktorat Anggaran
disusun Petunjuk Operasional (PO).
Penyusunan PO dilakukan sebagai berikut :
a.
Untuk proyek-proyek di lingkungan Sekretariat Jenderal oleh Biro
Keuangan.
b.
Untuk proyek-proyek Pusat di lingkungan Direktorat Jenderal PSKT dan
Direktorat Jenderal MOBDUK oleh Sekretariat Direktorat Jenderal PSKT
dan Direktorat MOBDUK Cq. Bagian Keuangan;
c.
Untuk proyek-proyek Pusat di lingkungan BALITFO dan BALATA oleh
Sekretariat Badan yang bersangkutan Cq. Bagian Keuangan.
PO ditandatangani oleh Pejabat Eselon I yang bersangkutan dan dilakukan berikut
:
a.
Untuk proyek-proyek di lingkungan Sekretariat Jenderal oleh Sekretaris
Jenderal;
b.
Untuk proyek-proyek Pusat di lingkungan Direktorat Jenderal PSKT dan
Direktorat Jenderal MOBDUK ditandatangani oleh Direktur Jenderal
bersangkutan;
c.
Untuk proyek-proyek di lingkungan BALITFO dan BALATAS ditandatangani
oleh Kepala Badan yang bersangkutan.
Proses penyelesaian PO. Dana Dekonsentrasi berpedoman pada SPAAP disetujui
Menteri dan apabila terjadi perubahan SPAAP harus yang memperoleh
persetujuan dari Menteri atas rekomendasi Pejabat Eselon I bidang teknis Pusat.
Proses PO. Dana Tugas Pembantuan ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal
berdasarkan rekomendasi pejabat Eselon I bidang teknis tingkat pusat dan
diserahkan serta dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21

Pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Pejabat Eselon yang bersangkutan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 22
Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka ketentuan-ketentuan dalam Keputusan
Menteri Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP .055/MEN/1991 sepanjang telah
diatur dalam Keputusan Menteri ini dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 23
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 1 Juli 2003
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
ttd
JACOB NUWA WEA
SALINAN Keoutusan ini disampaikan kepada Yth :
1.
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
2.
Menteri Keuangan R.I.;
3.
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS;
4.
Menteri Dalam Negeri ;
5.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara;
6.
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ;
7.
Para Pejabat Eselon I dan II Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tingkat
Pusat;
8.
Gubernur Provinsi seluruh Indonesia;
9.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di seluruh Indonesia.
Lampiran berupa bagan tidak dapat ditampilkan lihat fisik.

Anda mungkin juga menyukai