Anda di halaman 1dari 18

71

Tabel 4.1 : Kesenjangan Antara Teori Dan Kasus


Komponen Teori Kasus Kesenjangan
Pengkajian 1. Nyeri hebat













2. Keterbatasan/kehilangan fungsi pada
bagian


1. Klien mengatakan nyeri pada tangan
kiri dengan skala 6 (sedang).












2. Keluarga klien mengatakan setiap
aktivitas klien di bantu oleh keluarga


1. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
dimana pada teori klien
mengalami nyeri hebat,
sedangkan pada kasus
klien pada skala 6(
sedang). Hal ini
dikarenakan pada saat
pengkajian Tn M klien
sudah mendapatkan
perawatan dan pengobatan
sebelumnya selama 9 hari
klien dirawat di RS

2. Tidak ditemukan
kesenjangan


72

3. Hilang gerakan/sensasi



4. Peningkatan tekanan darah mungkin
terjadi akibat respon terhadap nyeri










5. Kelemahan/kehilangan fungsi


6. Bantuan aktivitas perawatan diri

3. Keluarga klien mengatakan klien
susah bergerak karena nyeri pada
tangan kiri

4. TD : 110/70 mmHg











5. Klien tampak lemah.


6. Tampak aktivitas klien di bantu oleh
keluarga.

3. Tidak ditemukan
kesenjangan


4. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
dimana data ini ditemukan
pada teori, namun tidak
pada kasus. Hal ini
dikarenakan pada saat
pengkajian klien Tn M
tidak ditemukan
peningkatan tekanan darah
yang dapat mengakibatkan
tiimbulnya nyeri hebat

5. Tidak ditemukan
kesenjangan

6. Tidak ditemukan
kesenjangan

73

7. Ansietas


8. Tidak ada













9. Pucat pada area fraktur
7. Keluarga klien tampak cemas.


8. Keluarga klien mengatakan klien
sudah 5 hari tidak mandi












9. Tidak ada
7. Tidak ditemukan
kesenjangan

8. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
dimana pada kasus
ditemukan data ini namun
tidak ditemukan pada
teori. Hal ini dikarenakan
pada saat pengkajian
terhadap klien Tn M
keluarga klien
mengatakan klien sudah 5
hari tidak mandi, dan
ditemukan data; klien
nampak kusam dan kotor.

9. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
dimana pada teori
ditemukan data klien
74

pucat pada area fraktur,
sedangkan pada kasus
data ini tidak ditemukan.
Hal ini dikarenakan pada
saat pengkajian Tn M
klien sudah mendapatkan
perawatan dan pengobatan
sebelumnya selama 9 hari
klien dirawat di RS

Diagnosa
Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kompresi
saraf, kerusakan neuromuskuloskeletal,
pergerakan fragmen tulang.

2. Hambatan mobilitas fisik yang
berhubungan dengan respons nyeri,
kerusakan neuromuskuloskeletal,
pergerakan fragmen tulang.

3. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer
yang berhubungan dengan penurunan
1. Nyeri berhubungan dengan fraktur



2. Gangguan aktivitas berhubungan
dengan nyeri.



3. Defisit perawatan diri berhubungan
dengan kelemahan.
1. Tidak ditemukan
kesenjangan


2. Tidak ditemukan
kesenjangan



3. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
75

aliran darah (cedera vaskuler, edema,
pembentukan trombus)













4. Kurang pengetahuan tentang kondisi,
prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang terpajan
atau salah interpretasi terhadap
informasi, keterbatasan kognitif, kurang
akurat/lengkapnya informasi yang ada.















4. Ansietas berhubungan dengan
penyakit klien




dimana pada kasus
diagnosa ini ditemukan,
sedangkan pada teori
diagnosa ini tidak
ditemukan. Hal ini
dikarenakan pada saat
pengkajian Tn M
keluarga klien
mengatakan bahwa klien
sudah 5 hari tidak mandi.
Data yang ditemukan
yakni; klien tampak kotor,
rambut dan kuku klien
nampak kotor.

4. Tidak ditemukan
kesenjangan




76

5. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan
dengan port de entree luka pasca-bedah
5. Risiko infeksi berhubungan dengan
pemasangan infus
5. Tidak ditemukan
kesenjangan

Intervensi DX 1 :
1. Evaluasi keluhan nyeri (skala, petunjuk
verbal dan non vervbal, perubahan
tanda-tanda vital)

2. Pertahankan imobilasasi bagian yang
sakit dengan tirah baring, gips, bebat
dan atau traksi











DX 1 :
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi, karakter,
dan intensitas nyeri klien.


2. Tidak ada













DX 1 :
1. Tidak ditemukan
kesenjangan


2. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
dimana pada teori
ditemukan intervensi ini
sedangkan pada kasus,
intervensi ini tidak
ditemukan. Hal ini
dikarenakan pada saat
dilakukan pengkajian
pada Tn M tidak
nampak adanya gips, di
daerah bagian fraktur,
namun lengan di balut
77



3. Tidak ada
















4. Tinggikan posisi ekstremitas yang
terkena.


3. Obsevasi tanda-tanda vital tiap 8 jam.
















4. Tidak ada

dengan perban elastis.

3. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
dimana pada kasus
ditemukan intervensi ini
sedangkan pada teori,
intervensi ini tidak
ditemukan. Hal ini
dikarenakan pada saat
dilakukan pengkajian,
klien mengalami nyeri
pada skala 6 (sedang)
sehingga perlu dilakukan
observasi TTV untuk
mengidentifikasi skala
nyeri yang dirasakan
klien selanjutnya.

4. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
78












5. Lakukan dan awasi latihan gerak
pasif/aktif.



















5. Tidak ada









dimana pada teori
ditemukan intervensi ini
sedangkan pada kasus
intervensi ini tidak
ditemukan. Hal ini
dikarenakan pada saat
dilakukan pengkajian
klien nampak pada posisi
tirah baring.

5. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
dimana pada teori
ditemukan intervensi ini
sedangkan pada kasus
intervensi ini tidak
ditemukan. Hal ini
dikarenakan pada saat
dilakukan pengkajian
nampak semua aktifitas
klien nampak masih
79





6. Ajarkan penggunaan teknik manajemen
nyeri (latihan napas dalam, imajinasi
visual, aktivitas dipersional)

7. Lakukan tindakan untuk meningkatkan
kenyamanan (masase, perubahan posisi)















6. Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam.



7. Tidak ada












dibantu oleh keluarga
sehingga tidak ada gerak
klien yang perlu diawasi

6. Tidak ditemukan
kesenjangan


7. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
dimana pada teori
ditemukan intervensi ini
sedangkan pada kasus
intervensi ini tidak
ditemukan. Hal ini
dikarenakan pada saat
dilakukan pengkajian,
klien nampak pada posisi
tirah baring dan klien
nampak nyaman.


80

8. Lakukan kompres dingin selama fase
akut (24-48 jam pertama) sesuai
keperluan.




















8. Tidak ada





























8. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
dimana pada teori
ditemukan intervensi ini
sedangkan pada kasus
intervensi ini tidak
ditemukan. Hal ini
dikarenakan pada saat
dilakukan pengkajian
pada Tn M klien sudah
mendapatkan perawatan
dan pengobatan
sebelumnya selama 9
hari dirawat di RS, dan
intervensi yang
dilakukan disesuaikan
dengan kebutuhan klien
pada saat pengkajian.


81

9. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai
indikasi.

DX 2 :
1. Pertahankan pelaksanaan aktivitas
rekreasi terapeutik (radio, koran,
kunjungan teman/keluarga) sesuai
keadaan klien.

2. Bantu latihan rentang gerak pasif aktif
pada ekstremitas yang sakit maupun
yang sehat sesuai keadaan klien.

3. Berikan papan penyangga kaki,
gulungan trokanter/tangan sesuai
indikasi.





9. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat analgetik.

DX 2 :
1. Kaji tingkat aktivitas klien.




2. Kaji kemampuan mobilitas klien



3. Tidak ada







9. Tidak ditemukan
kesenjangan

DX 2 :
1. Tidak ditemukan
kesenjangan



2. Tidak ditemukan
kesenjangan


3. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
dimana pada intervensi
ini ditemukan pada teori
namun tidak ditemukan
pada kasus. Hal ini
dikarenakan intervensi
ini sudah ada pada
82




4. Bantu dan dorong perawatan diri
(kebersihan/eliminasi) sesuai keadaan
klien.

5. Ubah posisi secara periodik sesuai
keadaan klien.

6. Dorong/pertahankan asupan cairan
2000-3000 ml/hari.












4. Bantu dan dorong dalam perawatan
diri klien.


5. Mengubah posisi secara periodik
sesuai dengan keadaan klien.

6. Tidak ada










intervensi sebelumnya
yang ditetapkan.

4. tidak ditemukan
kesenjangan


5. Tidak ditemukan
kesenjangan

6. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
dimana pada teori
intervensi ini ditemukan,
namun tidak ditemukan
pada kasus. Hal ini
dikarenakan pada saat
dilakukan pengkajian
pada Tn M tidak
ditemukan data klien
mengenai kekurangan
83



DX 3 :















DX 4 :
1. Kaji kesiapan klien mengikuti program
pembelajaran.


DX 3 :
1. Kaji personal hygiene klien.
2. Jelaskan pada klien dan kelurga
tentang pentingnya perawatan diri
3. Tingkatkan harga diri klien dan
penentuan diri klien.
4. Hilangkan dan kurangi kekeringan
serta sel mati dengan cara perawatan
kulit.
5. Rangsang sirkulasi darah dan buat rasa
nyaman dengan memandikan klien.





DX 4 :
1. Berikan penjelasan pada keluarga
klien tentang penyakit klien sesuai
asupan cairan.

DX 3 :
Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
dimana pada kasus
ditemukan diagnosa untuk
intervensi ini namun tidak
ditemukan pada kasus. Hal
ini dikarenakan pada saat
dilakukian pengkajian
pada Tn M keluarga
klien mengatakan pasien
belum mandi selama 9
hari, dan klien pada saat
pengkajian klien nampak
terlihat kotor dan kusam.

DX 4 :
1. Tidak ditemukan
kesenjangan
84



2. Ajarkan tanda/gejala klinis yang
memerluka evaluasi medik (nyeri berat,
demam, perubahan sensasi kulit distal
cedera)

3. Persiapkan klien untuk mengikuti terapi
pembedahan bila diperlukan.







DX 5 :
1. Lakukan perawatan pen steril dan
perawatan luka sesuai protocol

2. Ajarkan klien untuk mempertahankan
sterilitas insersi pen.
pengetahuan yang dimiliki.

2. Ajarkan pada keluarga klien tentang
perawatan klien.



3. Tidak ada







DX 5 :
1. Perawatan luka secara steril dan
prosedur aseptik.

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
aktivitas.


2. Tidak ditemukan
kesenjangan



3. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
dimana pada teori
ditemukan intervensi ini
namun tidak ditemukan
pada kasus. Hal ini
dikarenakan klien Tn M
tidak ada persiapan
pembedahan.
DX 5 :
1. Tidak ditemukan
kesenjangan

2. Ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus,
85












3. Analisa hasil pemeriksaan laboratorium
(Hitung darah lengkap, LED, Kultur dan
sensitivitas luka/serum/tulang)

4. Kolaborasi pemberian antibiotika dan
toksoid tetanus sesuai indikasi.










3. Analisa hasil pemeriksaan
laboratorium.


4. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian antibiotik.
dimana pada teori
ditemukan intevensi ini
namun tidka ditemukan
pada kasus. Hal ini
dikarenakan pada kasus
klien Tn M tidak
nampak adanya
pemasangan pen di
daerah fraktur.

3. Tidak ditemukan
kesenjangan


4. Tidak ditemukan
kesenjangan.

Implementasi DX 1 :
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi, karakter,
dan intensitas nyeri klien.
2. Mengakaji skala nyeri.

Ditemukan adanya
kesenjangan antara teori
dan praktek namun pada
86

3. Observasi tanda-tanda vital
4. Mengajarkan tehnik relaksasi

DX 2 :
1. Mengkaji tingkat aktivitas klien
2. Mengkaji kemampuan mobilitas klien

DX 3 :
1. Mengkaji persona hygiene klien
2. Menjelaskan pada klien dan keluarga
klien tentang pentingnya perawatan
diri
3. Meningkatkan harga diri klien dan
penentuan diri klien
4. Merangsang sirkulasi darah dan buat
rasa nyaman dengan memandikan
klien
5. Menghilangkan atau mengurangi
kekeringan serta sel yang mati dengan
cara perawatan kulit

semua pelaksanaan
keperawatan disesuaikan
dengan kondisi dan situasi
klien.
Faktor yang mendukung
dalam implementasi yaitu
keluarga cukup kooperatif
serta adanya kerja sama dari
perawat dan tenaga
kesehatan lainnya selama
intervensi dilaksanakan
sehingga intervensi yang
telah disusun dapat
dilaksanakan oleh penulis.
87

DX 4 :
1. Mengkaji tingkat kecemasan
2. Memberikan kesempatan keluarga
mengekspresikan perasaannya
3. Menganjurkan kepada orang tua untuk
banyak berdoa
4. Memberikan pendidikan kesehatan
kepada orang tua klien mengenai
penyakit anaknya dan penanganannya

DX 5 :
Mengajarkan pada keluarga klien tentang
perawatan klien

Evaluasi 1. Nyeri yang dirasakan klien
berkurang/hilang

2. Kemampuan mobilitas fisik terpenuhi.

3. Kemampuan mobilitas fisik terpenuhi.


1. Nyeri yang dirasakan klien
berkurang/hilang

2. Aktivitas klien terpenuhi

3. Defisit perawatan diri berhubungan
dengan kelemahan.

Evaluasi merupakan tahap
akhir dari proses
keperawatan untuk melihat
keberhasilan praktek yang
telah dilakukan selama 3
hari.
Evaluasi keperawatan
88

4. Klien dan keluarga mengerti dan
memahami penyakit yang diderita klien
saat ini.

5. Resiko tinggi infeksi teratasi
4. Ansietas/kecemasan berkurang



5. Risiko infeksi berhubungan dengan
pemasangan infus
dengan penilaian SOAP,
dimana dari 5 diagnosa
yang ada pada kasus Tn
M hanya 3 diagnosa yang
teratasi yaitu defisit
perawatan diri, kecemasan
dan risiko infeksi

Anda mungkin juga menyukai