Komponen Teori Kasus Kesenjangan Pengkajian 1. Nyeri hebat
2. Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian
1. Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri dengan skala 6 (sedang).
2. Keluarga klien mengatakan setiap aktivitas klien di bantu oleh keluarga
1. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada teori klien mengalami nyeri hebat, sedangkan pada kasus klien pada skala 6( sedang). Hal ini dikarenakan pada saat pengkajian Tn M klien sudah mendapatkan perawatan dan pengobatan sebelumnya selama 9 hari klien dirawat di RS
2. Tidak ditemukan kesenjangan
72
3. Hilang gerakan/sensasi
4. Peningkatan tekanan darah mungkin terjadi akibat respon terhadap nyeri
5. Kelemahan/kehilangan fungsi
6. Bantuan aktivitas perawatan diri
3. Keluarga klien mengatakan klien susah bergerak karena nyeri pada tangan kiri
4. TD : 110/70 mmHg
5. Klien tampak lemah.
6. Tampak aktivitas klien di bantu oleh keluarga.
3. Tidak ditemukan kesenjangan
4. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana data ini ditemukan pada teori, namun tidak pada kasus. Hal ini dikarenakan pada saat pengkajian klien Tn M tidak ditemukan peningkatan tekanan darah yang dapat mengakibatkan tiimbulnya nyeri hebat
5. Tidak ditemukan kesenjangan
6. Tidak ditemukan kesenjangan
73
7. Ansietas
8. Tidak ada
9. Pucat pada area fraktur 7. Keluarga klien tampak cemas.
8. Keluarga klien mengatakan klien sudah 5 hari tidak mandi
9. Tidak ada 7. Tidak ditemukan kesenjangan
8. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada kasus ditemukan data ini namun tidak ditemukan pada teori. Hal ini dikarenakan pada saat pengkajian terhadap klien Tn M keluarga klien mengatakan klien sudah 5 hari tidak mandi, dan ditemukan data; klien nampak kusam dan kotor.
9. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada teori ditemukan data klien 74
pucat pada area fraktur, sedangkan pada kasus data ini tidak ditemukan. Hal ini dikarenakan pada saat pengkajian Tn M klien sudah mendapatkan perawatan dan pengobatan sebelumnya selama 9 hari klien dirawat di RS
Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf, kerusakan neuromuskuloskeletal, pergerakan fragmen tulang.
2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan respons nyeri, kerusakan neuromuskuloskeletal, pergerakan fragmen tulang.
3. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer yang berhubungan dengan penurunan 1. Nyeri berhubungan dengan fraktur
2. Gangguan aktivitas berhubungan dengan nyeri.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan. 1. Tidak ditemukan kesenjangan
2. Tidak ditemukan kesenjangan
3. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, 75
aliran darah (cedera vaskuler, edema, pembentukan trombus)
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada.
4. Ansietas berhubungan dengan penyakit klien
dimana pada kasus diagnosa ini ditemukan, sedangkan pada teori diagnosa ini tidak ditemukan. Hal ini dikarenakan pada saat pengkajian Tn M keluarga klien mengatakan bahwa klien sudah 5 hari tidak mandi. Data yang ditemukan yakni; klien tampak kotor, rambut dan kuku klien nampak kotor.
4. Tidak ditemukan kesenjangan
76
5. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan port de entree luka pasca-bedah 5. Risiko infeksi berhubungan dengan pemasangan infus 5. Tidak ditemukan kesenjangan
Intervensi DX 1 : 1. Evaluasi keluhan nyeri (skala, petunjuk verbal dan non vervbal, perubahan tanda-tanda vital)
2. Pertahankan imobilasasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips, bebat dan atau traksi
DX 1 : 1. Kaji tingkat nyeri, lokasi, karakter, dan intensitas nyeri klien.
2. Tidak ada
DX 1 : 1. Tidak ditemukan kesenjangan
2. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada teori ditemukan intervensi ini sedangkan pada kasus, intervensi ini tidak ditemukan. Hal ini dikarenakan pada saat dilakukan pengkajian pada Tn M tidak nampak adanya gips, di daerah bagian fraktur, namun lengan di balut 77
3. Tidak ada
4. Tinggikan posisi ekstremitas yang terkena.
3. Obsevasi tanda-tanda vital tiap 8 jam.
4. Tidak ada
dengan perban elastis.
3. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada kasus ditemukan intervensi ini sedangkan pada teori, intervensi ini tidak ditemukan. Hal ini dikarenakan pada saat dilakukan pengkajian, klien mengalami nyeri pada skala 6 (sedang) sehingga perlu dilakukan observasi TTV untuk mengidentifikasi skala nyeri yang dirasakan klien selanjutnya.
4. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, 78
5. Lakukan dan awasi latihan gerak pasif/aktif.
5. Tidak ada
dimana pada teori ditemukan intervensi ini sedangkan pada kasus intervensi ini tidak ditemukan. Hal ini dikarenakan pada saat dilakukan pengkajian klien nampak pada posisi tirah baring.
5. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada teori ditemukan intervensi ini sedangkan pada kasus intervensi ini tidak ditemukan. Hal ini dikarenakan pada saat dilakukan pengkajian nampak semua aktifitas klien nampak masih 79
6. Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan napas dalam, imajinasi visual, aktivitas dipersional)
7. Lakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan (masase, perubahan posisi)
6. Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam.
7. Tidak ada
dibantu oleh keluarga sehingga tidak ada gerak klien yang perlu diawasi
6. Tidak ditemukan kesenjangan
7. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada teori ditemukan intervensi ini sedangkan pada kasus intervensi ini tidak ditemukan. Hal ini dikarenakan pada saat dilakukan pengkajian, klien nampak pada posisi tirah baring dan klien nampak nyaman.
80
8. Lakukan kompres dingin selama fase akut (24-48 jam pertama) sesuai keperluan.
8. Tidak ada
8. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada teori ditemukan intervensi ini sedangkan pada kasus intervensi ini tidak ditemukan. Hal ini dikarenakan pada saat dilakukan pengkajian pada Tn M klien sudah mendapatkan perawatan dan pengobatan sebelumnya selama 9 hari dirawat di RS, dan intervensi yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan klien pada saat pengkajian.
81
9. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
DX 2 : 1. Pertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasi terapeutik (radio, koran, kunjungan teman/keluarga) sesuai keadaan klien.
2. Bantu latihan rentang gerak pasif aktif pada ekstremitas yang sakit maupun yang sehat sesuai keadaan klien.
3. Berikan papan penyangga kaki, gulungan trokanter/tangan sesuai indikasi.
9. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analgetik.
DX 2 : 1. Kaji tingkat aktivitas klien.
2. Kaji kemampuan mobilitas klien
3. Tidak ada
9. Tidak ditemukan kesenjangan
DX 2 : 1. Tidak ditemukan kesenjangan
2. Tidak ditemukan kesenjangan
3. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada intervensi ini ditemukan pada teori namun tidak ditemukan pada kasus. Hal ini dikarenakan intervensi ini sudah ada pada 82
4. Bantu dan dorong perawatan diri (kebersihan/eliminasi) sesuai keadaan klien.
5. Ubah posisi secara periodik sesuai keadaan klien.
5. Mengubah posisi secara periodik sesuai dengan keadaan klien.
6. Tidak ada
intervensi sebelumnya yang ditetapkan.
4. tidak ditemukan kesenjangan
5. Tidak ditemukan kesenjangan
6. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada teori intervensi ini ditemukan, namun tidak ditemukan pada kasus. Hal ini dikarenakan pada saat dilakukan pengkajian pada Tn M tidak ditemukan data klien mengenai kekurangan 83
DX 3 :
DX 4 : 1. Kaji kesiapan klien mengikuti program pembelajaran.
DX 3 : 1. Kaji personal hygiene klien. 2. Jelaskan pada klien dan kelurga tentang pentingnya perawatan diri 3. Tingkatkan harga diri klien dan penentuan diri klien. 4. Hilangkan dan kurangi kekeringan serta sel mati dengan cara perawatan kulit. 5. Rangsang sirkulasi darah dan buat rasa nyaman dengan memandikan klien.
DX 4 : 1. Berikan penjelasan pada keluarga klien tentang penyakit klien sesuai asupan cairan.
DX 3 : Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada kasus ditemukan diagnosa untuk intervensi ini namun tidak ditemukan pada kasus. Hal ini dikarenakan pada saat dilakukian pengkajian pada Tn M keluarga klien mengatakan pasien belum mandi selama 9 hari, dan klien pada saat pengkajian klien nampak terlihat kotor dan kusam.
DX 4 : 1. Tidak ditemukan kesenjangan 84
2. Ajarkan tanda/gejala klinis yang memerluka evaluasi medik (nyeri berat, demam, perubahan sensasi kulit distal cedera)
3. Persiapkan klien untuk mengikuti terapi pembedahan bila diperlukan.
DX 5 : 1. Lakukan perawatan pen steril dan perawatan luka sesuai protocol
2. Ajarkan klien untuk mempertahankan sterilitas insersi pen. pengetahuan yang dimiliki.
2. Ajarkan pada keluarga klien tentang perawatan klien.
3. Tidak ada
DX 5 : 1. Perawatan luka secara steril dan prosedur aseptik.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas.
2. Tidak ditemukan kesenjangan
3. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada teori ditemukan intervensi ini namun tidak ditemukan pada kasus. Hal ini dikarenakan klien Tn M tidak ada persiapan pembedahan. DX 5 : 1. Tidak ditemukan kesenjangan
2. Ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus, 85
3. Analisa hasil pemeriksaan laboratorium (Hitung darah lengkap, LED, Kultur dan sensitivitas luka/serum/tulang)
4. Kolaborasi pemberian antibiotika dan toksoid tetanus sesuai indikasi.
3. Analisa hasil pemeriksaan laboratorium.
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik. dimana pada teori ditemukan intevensi ini namun tidka ditemukan pada kasus. Hal ini dikarenakan pada kasus klien Tn M tidak nampak adanya pemasangan pen di daerah fraktur.
3. Tidak ditemukan kesenjangan
4. Tidak ditemukan kesenjangan.
Implementasi DX 1 : 1. Kaji tingkat nyeri, lokasi, karakter, dan intensitas nyeri klien. 2. Mengakaji skala nyeri.
Ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek namun pada 86
DX 2 : 1. Mengkaji tingkat aktivitas klien 2. Mengkaji kemampuan mobilitas klien
DX 3 : 1. Mengkaji persona hygiene klien 2. Menjelaskan pada klien dan keluarga klien tentang pentingnya perawatan diri 3. Meningkatkan harga diri klien dan penentuan diri klien 4. Merangsang sirkulasi darah dan buat rasa nyaman dengan memandikan klien 5. Menghilangkan atau mengurangi kekeringan serta sel yang mati dengan cara perawatan kulit
semua pelaksanaan keperawatan disesuaikan dengan kondisi dan situasi klien. Faktor yang mendukung dalam implementasi yaitu keluarga cukup kooperatif serta adanya kerja sama dari perawat dan tenaga kesehatan lainnya selama intervensi dilaksanakan sehingga intervensi yang telah disusun dapat dilaksanakan oleh penulis. 87
DX 4 : 1. Mengkaji tingkat kecemasan 2. Memberikan kesempatan keluarga mengekspresikan perasaannya 3. Menganjurkan kepada orang tua untuk banyak berdoa 4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada orang tua klien mengenai penyakit anaknya dan penanganannya
DX 5 : Mengajarkan pada keluarga klien tentang perawatan klien
Evaluasi 1. Nyeri yang dirasakan klien berkurang/hilang
2. Kemampuan mobilitas fisik terpenuhi.
3. Kemampuan mobilitas fisik terpenuhi.
1. Nyeri yang dirasakan klien berkurang/hilang
2. Aktivitas klien terpenuhi
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk melihat keberhasilan praktek yang telah dilakukan selama 3 hari. Evaluasi keperawatan 88
4. Klien dan keluarga mengerti dan memahami penyakit yang diderita klien saat ini.
5. Resiko tinggi infeksi teratasi 4. Ansietas/kecemasan berkurang
5. Risiko infeksi berhubungan dengan pemasangan infus dengan penilaian SOAP, dimana dari 5 diagnosa yang ada pada kasus Tn M hanya 3 diagnosa yang teratasi yaitu defisit perawatan diri, kecemasan dan risiko infeksi