Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Sampah adalah salah satu masalah bagi penduduk kota dan penduduk desa. Semakin
banyak jumlah penduduk suatu wilayah semakin banyak pula tingkat konsumsi akan
barang atau material yang digunakan sehari-hari. Seiring dengan peningkatan konsumsi
volume sampah yang dihasilkan setiap harinya juga akan bertambah. Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah umumnya memiliki keterbatasan baik lahan maupun
daya tampung. Apalagi dengan kondisi rawan longsor pada musim penghujan.
Akibat keterbatasan lahan dan adanya musibah tersebut diperlukan penerapan
teknologi yang dapat mereduksi sampah dengan cara-cara yang effisien,efektif dan
berkesinambungan atau jangka panjang (sustain).Upaya yang dilakukan untuk
menanggulangi hal tersebut dilakukan dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (PLTSa) . Selain dapat mengurangi volume sampah yang tertumpuk di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang kemudian dapat menimbulkan bahaya yang tak
terduga panas yang dihasilkan dapat dijadikan sumber energi.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, beberapa masalah dapat dirumuskan
dan akan dibahas dalam makalah ini seperti berikut.
1.Apa pengertian sampah ;
2.Apa saja jenis-jenis sampah ;

1.3 Tujuan Penulisan
1.Untuk memberi pengetahuan tambahan mengenai PLTSa (Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah) .
2.Agar masyarakat mengetahui pengolahan sampah yang dapat menghasilkan listrik
yang berguan bagi masyarakat sekitar .
3.Mengetahui kelebihan dan kekurangan PLTSa .
4. Mengetahui daya yang dihasilkan dari PLTSa .


2

1.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis menggunakan metode studi pustaka dan
wawancara . Dalam studi pustaka, penulis menginventaris informasi dengan mencari dan
mengumpulkan data dari internet dan buku yang dapat dijadikan sebagai sumber teori
dalam penyusunan karya tulis ini. Sedangkan wawancara penulis mengajukan beberapa
pertanyaan terkait kepada masyarakat yang tinggal disekitar Gedebage.

1.4 Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri atas beberapa bab.Bab I berisi latar belakang,rumusan
masalah,tujuan penulisan,cara memperoleh data, dan sistematika penulisan.
Bab II berisi landasan teori seperti pengertian sampah,jenis-jenis sampah dan
pengertian PLTSa . Bab III berisi analisis data terdiri dari PLTSa sebagai energi
terbarukan,proses pengolahan sampah sampai menjadi listrik,skema PLTSa,kelebihan
dan kekurangan PLTSa dan daya yang dihasilkan PLTSa.Pada Bab IV simpulan dan
saran.

















3

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sampah
Sampai saat ini masih beredar anggapan bahwa sampah merupakan barang sisa yang
sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Padahal sebetulnya sampah merupakan barang
yang sangat berguna jika bisa memanfaatkan dan mengelolahnya.Sampah bisa menjadi
produk yang bermanfaat yang dapat menghasilkan uang. . Ada banyak pengertian yang sering
kita temui yang dilontarkan oleh para ahli dan pakar
.Dalam kamus lingkungan (1994) dinyatakan bahwa pengertian sampah adalah bahan
yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus
dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi
berkelebihan atau buangan.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Istilah Lingkungan
Untuk Manajemen, Ecolink 1996), sedangkan Dr.Tanjung menyatakan bahwa sampah adalah
sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.
Sedangkan dalam Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat
dan sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya
memerlukan pengelolaan khusus. Selain itu, Sampah adalah sumber daya yang tidak siap
pakai (Radyastuti, W. Prof.Ir. 1996) dan menurut Basriyanta, MT, sampah merupakan
barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya,
tetapi masih bisa dimanfaatkan kalau dikelola dengan prosedur yang benar.(Setiati,2012)
2.2 Jenis-jenis Sampah
Sampah meliputi 3 jenis yakni sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam bentuk
gas (fume, smoke). Tetapi seperti telah dibuatkan batasan diatas bahwa dalam konteks ini
hanya akan dibahas sampah padat yang akan diolah menjadi listrik. Sampah cair yang
berupa antara lain air limbah akan dibahas dibagian lain. Sedangkan sampah dalam bentuk
gas yang menimbulkan polusi udara seperti asap kendaraan,
asap pabrik dan sebagainya tidak dibahas. Sampah padat (selanjutnya akan disebut sampah
saja) dapat dibagi menjadi berbagai jenis. Berdasarkan zat kimia yang terkandung
didalamnya, sampah dibagi menjadi:
4

1. Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya
logam atau besi, pecahan gelas, plastik, dan sebagainya.
2. Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya sisa-
sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya.
Berdasarkan dapat tidaknya dibakar:
1. Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas, dan
sebagainya.
2. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng bekas, besi atau logam bekas,
pecahan gelas, kaca, dan sebagainya.
Berdasarkan karakteristik sampah:
1. Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan, yang umumnya
mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.
2. Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan, baik yang mudah
terbakar seperti kertas, karton, plastik dan sebagainya maupun yang tidak mudah
terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas, dan sebagainya.
3. Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk abu
rokok.
4. Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari pembersihan jalan yang
terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastik,
pecahan kaca, besi, debu dan sebagainya.
5. Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-pabrik.
6. Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang mati karena alam, ditabrak
kendaraan atau dibuang orang.
7. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda motor, dan
sebagainya.
8. Sampah pembangunan (construction waste) yaitu sampah dari proses pembangunan
gedung, rumah, dan sebagainya, yang berupa puing-puing, potongan-potongan kayu, besi,
beton, bambu, dan sebagainya.(Jenis-Jenis Sampah,2010)



5

2.3 Pengertian PLTSa
PLTSa ialah untuk mengkonversi sampah menjadi energi. Pada dasarnya ada dua
alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi, yaitu proses biologis yang
menghasilkan gas-bio dan proses thermal yang menghasilkan panas. PLTSa yang sedang
diperdebatkan untuk dibangun di Bandung menggunakan proses thermal sebagai proses
konversinya. Pada kedua proses tersebut, hasil proses dapat langsung dimanfaatkan untuk
menggerakkan generator listrik. Perbedaan mendasar di antara keduanya ialah proses
biologis menghasilkan gas-bio yang kemudian dibarak untuk menghasilkan tenaga yang
akan menggerakkan motor yang dihubungkan dengan generator listrik sedangkan proses
thermal menghasilkan panas yang dapat digunakan untuk membangkitkan steam yang
kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang dihubungkan dengan generator
listrik.
Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu insinerasi, pirolisa,
dan gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi
bahan anorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik
dengan oksigen. Apabila berlangsung secara sempurna, kandungan bahan organik (H dan C)
dalam sampah akan dikonversi menjadi gas karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).
Unsur-unsur penyusun sampah lainnya seperti belerang (S) dan nitrogen (N) akan
dioksidasi menjadi oksida-oksida dalam fasa gas (SOx, NOx) yang terbawa di gas produk.
Beberapa contoh insinerator ialah open burning, single chamber, open pit, multiple
chamber, starved air unit, rotary kiln, dan fluidized bed incinerator.
Pirolisa merupakan proses konversi bahan organik padat melalui pemanasan tanpa
kehadiran oksigen. Dengan adanya proses pemanasan dengan temperatur tinggi, molekul-
molekul organik yang berukuran besar akan terurai menjadi molekul organik yang kecil dan
lebih sederhana. Hasil pirolisa dapat berupa tar, larutan asam asetat, methanol, padatan char,
dan produk gas.
Gasifikasi merupakan proses konversi termokimia padatan organik menjadi gas.
Gasifikasi melibatkan proses perengkahan dan pembakaran tidak sempurna pada temperatur
yang relatif tinggi (sekitar 900-1100 C). Seperti halnya pirolisa, proses gasifikasi
menghasilkan gas yang dapat dibakar dengan nilai kalor sekitar 4000 kJ/Nm3.
Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat ini menggunakan
proses insenerasi. Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah dan diumpankan ke
inserator. Didalam inserator sampah dibakar. Panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran
6

digunakan untuk merubah air menjadi uap bertekanan tinggi. Uap dari boiler langsung ke
turbin. Sisa pembakaran seperti debu diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan
(truk mengangkut sisa proses pembakaran). Teknologi pengolahan sampah ini memang
lebih menguntungkan dari pembangkit listrik lainnya. Sebagai ilustrasi : 100.000 ton
sampah sebanding dengan 10.000 ton batu bara. Selain mengatasi masalah polusi bisa juga
untuk menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis juga bisa menghemat devisa.
Proses konversi biologis dapat dicapai dengan cara digestion secara anaerobik
(biogas) atau tanah urug (landfill). Biogas adalah teknologi konversi biomassa (sampah)
menjadi gas dengan bantuan mikroba anaerob. Proses biogas menghasilkan gas yang kaya
akan methane dan slurry. Gas methane dapat digunakan untuk berbagai sistem
pembangkitan energi sedangkan slurry dapat digunakan sebagai kompos. Produk dari
digester tersebut berupa gas methane yang dapat dibakar dengan nilai kalor sekitar 6500
kJ/Nm
3
.(Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ,2010)





Pengertian Sampah







7

BAB III
ANALISIS DATA

3.1 Proses Pengolahan Sampah Menjadi Listrik
Konsep Pengolahan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) atau PLTSa (Pembangkit
Listrik Tenaga sampah) adalah sebagai berikut :
Sumber: Balqis ,2010













L
Gambar 1 Proses Pengolahan Sampah Menjadi Listrik
1. Pemilahan sampah
Sampah dipilah untuk memanfaatkan sampah yang masih dapat di daur
ulang. Sisa sampah yang datang akan diturunkan kadar airnya dengan jalan
ditiriskan dalam bunker selama 5 hari.
2. Pembakaran sampah
Setelah kadar air berkurang tinggal 45%, sampah akan dimasukan ke
dalam tungku pembakaran. Pembakaran sampah menggunakan teknologi
pembakaran yang memungkinkan berjalan efektif dan aman bagi lingkungan.
Suhu pembakaran dipertahankan dalam derajat pembakaran yang tinggi (di
atas 1300C). Asap yang keluar dari pembakaran juga dikendalikan untuk
dapat sesuai dengan standar baku mutu emisi gas buang.
3. Penghasil panas
8

Hasil pembakaran sampah akan menghasilkan panas yang dapat
dimanfaatkan untuk memanaskan boiler. Uap panas yang dihasilkan digunakan
untuk memutar turbin. Karena turbin dihubungkan dengan generator maka
ketika turbin berputar generator juga akan berputar. Generator yang berputar
akan menghasilkan tenaga listrik yang akan disalurkan ke jaringan listrik milik
PLN. Uap yang melewati turbin akan kehilangan panas dan disalurkan ke
boiler lagi untuk dipanaskan , demikian seterusnya.
4. Pemanfaatan abu sisa pembakaran
Sisa dari proses pembakaran sampah adalah abu. Volume dan berat abu
yang dihasilkan diperkirakan hanya kurang 5% dari berat atau volume sampah
semula sebelum di bakar. Abu ini akan dimanfaatkan untuk menjadi bahan
baku batako atau bahan bangunan lainnya setelah diproses dan memiliki
kualitas sesuai dengan bahan bangunan.(Balqis,2010)

3.2 Kelebihan dan Kekurangan PLTSa
a.Kelebihan PLTSa
Diperkirakan dari 500 - 700 ton sampah atau 2.000 -3.000 m3 sampah per hari
akan menghasilkan listrik dengan kekuatan 7 Megawatt. Sampah sebesar itu sama
dengan sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti sekarang. Dari pembakaran itu,
selain menghasilkan energi listrik, juga memperkecil volume sampah kiriman. Jika
telah dibakar dengan temperatur tinggi , sisa pembakaran akan menjadi abu dan arang
dan volumenya 5% dari jumlah sampah sebelumnya. Abu sisa pembakaran pun bisa
dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan batu bata dan batako.

b.Kekurangan PLTSa :
Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sangat mungkin
mengakibatkan pencemaran lingkungan di sekitar area PLTSa oleh abu, asap dan
material lain hasil dari proses pembakaran sampah. Abu yang dihasilkan dari proses
pembakaran sampah mengandung senyawa-senyawa berbahaya seperti :
- Dioxin
Dioxin adalah senyawa organik berbahaya yang merupakan hasil sampingan
dari sintesa kimia pada proses pembakaran zat organik yang bercampur
dengan bahan yang mengandung unsur halogen pada temperatur tinggi,
misalnya plastik pada sampah, dapat menghasilkan dioksin pada temperatur
9

yang relatif rendah seperti pembakaran di tempat pembuangan akhir sampah
(TPA)
- Logam berat
Logam berat yang mencemari lingkungan umumnya berukuran kecil namun
tetap berbahaya bagi kelangsungan makhluk hidup di wilayah pencemaran.


- Limbah padat
Sisa pembakaran abu dan debu terbang sebesar 20% dari berat semula akan diuji
kandungannya apakah mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) atau tidak, di
laboratorium. Jika tidak mengandung B3, dapat dijadikan sebagai bahan baku
bangunan seperti batako. Namun jika mengandung B3, akan diproses dengan
teknologi tertentu sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk menampung abu ini, di lokasi
PLTSa akan dibuat penampungan abu dengan kapasitas 1.400 M
3
, yang mampu
menampung abu selama 14 hari beroperasi.

- Limbah cair
Pada kegiatan penirisan sampah akan menghasilkan lindi dan bau. Lindi akan
ditampung kemudian diolah sampai pada tingkat tertentu. Kemudian akan disalurkan
ke Bojongsoang untuk diolah lebih lanjut. Rencana pembuangan hasil olahan lindi ke
pengolahan air kotor Bojongsoang sesuai perjanjian kerja sama antara PT BRIL
dengan PDAM Kota Bandung. Intinya, PDAM akan membangun saluran air buangan
dari PLTSa dan membangun fasilitas pengolahan limbah PLTSa, sedangkan PT BRIL
akan membayar jasa pengolahan ke PDAM. Sedangkan bau yang ditimbulkan berada
dalam bunker bertekanan negatif sehingga tidak akan keluar tetapi tersedot dalam
tungku pembakaran sehingga tidak menimbulkan bau sampah di luar bangunan.

- Limbah gas
Setiap sampah yang belum mengalami proses akan mengeluarkan bau yang tidak
sedap baik saat pengangkutan maupun penumpukkan dan akan
menggangukenyamanan bagi masyarakat umum. Untuk menghindari bau yang berasal
dari sampah akan dibuat jalan tersendiri ke lokasi PLTSa melalui jalan Tol, di
sekeliling bagunan PLTSa akan ditanami pohon sehingga membentuk greenbelt
(sabuk hijau) seluas 7 hektar.
10

Sedangkan sisa gas buang akan diproses melalui pengolahan yang terdiri dari :
1. Gas buang hasil pembakaran akan dilakukan pada squenching chamber. Dari
sini gas buang disemprot dengan air untuk menurunkan temperatur gas dengan
cepat guna mencegah dioxin terbentuk kembali dan menangkap zat pencemar
udara yang larut dalam air seperti NOx, Sox, HCL, abu, debu, dan partikulat.
2. Kemudian gas yang akan dilakukan pada reaktor akan ditambahkan CaO
sebanyak 12 kg/ton sampah. Tujuannya menghilangkan gas-gas asam, Sox<
HCL, H2S, VOC, HAP, debu dan partikulat.
3. Pada saat gas keluar dari reaktor, pada gas akan disemburkan karbon aktif
sebanyak 1 kg/ton sampah, bertujuan menyerap uap merkuri, dioksin, CO.
4. Kemudian gas akan dialirkan ke Bag Filler dengan tujuan menyaring partikel
PM10 dan PM 2,5.
5. Terakhir, gas buang akan dilepaskan ke udara melalui cerobong dengan
ketinggian sekitar 70 meter.( Rahmasari, 2010)

3.3 Daya yang dihasilkan PLTSa
Daya yang dihasilkan PLTSa di Bantargebang Bekasi sekitar 26 Mega Watt listrik
berasal dari sampah organik. Untuk menghasilkan listrik sebesar 26 Mega Watt dibutuhkan
bahan baku sampah sebanyak 4500 ton per hari.PLTSa Bantargebang di Bekasi merupakan
pembangkit listrik tenaga sampah kedua di Indonesia setelah di Bali.
Namun, daya yang dihasilkan oleh PLTSa Bantargebang masih lebih besar dibandingkan
PLTSa Bali yang hanya menghasilkan daya 9,6 Mega Watt. Rencananya, hasil produksi
listrik PLTSa Bantargebang akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan listrik di jaringan
Jawa-Bali.General Manager PT PLN Distribusi Jabar-Banten, Budiman Bahrulhayat.Daya
listrik dari PLTSa Bantargebang diharapkan sudah dapat dimanfaatkan PLN pada Juni 2010.
Pada tahap pertama itu, ada sekitar 12 MW listrik yang dapat dimanfaatkan..(Pembangkit
Listrik Tenaga Sampah Bantargebang,2009)





11

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Setelah kita memahami materi dan mendapat hasil dari penelitian yang telah
dijelaskan di dalam bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PLTSa memiliki manfaat
yang banyak
1. Selain mengurangi volume sampah di kota yang menumpuk juga dapat menjadi
sumber listrik.
2. Adanya PLTSa dapat menghemat BBM hingga 34,5 juta liter/tahun.
Disamping itu juga PLTSa memiliki kekurangan misalnnya :
1. Setiap sampah yang belum mengalami proses akan mengeluarkan bau yang tidak
sedap baik saat pengangkutan maupun penumpukkan dan akan mengganggu
kenyamanan bagi masyarakat umum.Sampah yang dihasilkan dari proses pembakaran
dapat menyebabkan polusi udara.
2. Sampah yang tertumpuk banyak dapat menghasilkan gas metan yang dapat menjadi
sumber ledakan.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan isi makalah ini, penyusun ingin
memberikan saran sebagai berikut.
1.Dalam penerapan PLTSa Pemerintah dan masyarakat harus dapat mengatasi limbah
yang dihasilkan selama proses pembakaran.
2. Pemerintah yang akan membangun PLTSa harus dapat mencari tempat pembuatan
PLTSa yang jauh dari rumah penduduk.







12

DAFTAR PUSTAKA

2009.Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Bantargebang dari
http://www.bisnis.com/articles/pltsa-bantar-gebang-tunggu-izin-menteri-esdm
2010.Jenis-Jenis Sampah dari http://kutablang15.blogspot.com/2010/10/jenis-jenis-sampah
2010.Pembangkit Listrik Tenaga Sampah dari http://www.alpensteel.com/article/56-110-
energi-sampah--pltsa/2594--pltsa-pembangkit-listrik-tenaga-sampah.html
Fairuz,Balqis.2010.Pembangkit Listrik Tenaga Sampah dari dari
http://www.scribd.com/doc/47531650/-Pembangkit-Listrik-Tenaga-Sampah-PLTSa
Setiati,Yati.2010.Pengertian Sampah dari http://kebersihan-
lingkungan.comze.com/Pengertian%20Sampah.html









3.1 Prose3333kkkkbjkbfjbnmnmmmmmmm

13



.

Anda mungkin juga menyukai