Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA DAN UUD45

PPKn atau PKn merupakan program pendidikan yang memiliki misi untuk
mengembangkan nilai luhur dari moral yang berakar pada budaya dan keyakinan bangsa
Indonesia yang memungkinkan dapat diwujudkan dalam perilaku dalam kehidupan
sehari-hari. Bagi guru SD maupun pendidik di jenjang lainnya PPKn atau PKn memiliki
dua sisi kegunaan, Pertama untuk dirinya sendiri sebagai warga negara diharapkan
menjadi sarana pemahaman, penghayatan, dan perwujudan nilai dan moral pancasila dan
D!"# dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, sebagai guru$pendidik diharapkan menjadi media pendidikan yang
memungkinkan peserta didik secara sadar dan sistematis berupaya untuk mengerti,
menghayati dan menerapkan nilai dan moral Pancasila dan D!"# seseuai dengan
perkembangan pribadi dan lingkungannya.
1. Kedudukan dan Fungsi Pancasila.
Kedudukan dan %ungsi Pancasila sebagai titik sentral pembahasan ini adalah
kedudukan dan &ungsi pancasila sebagai dasar negara 'epublik Indonesia. (al ini sesuai
dengan kausa &inalis pancasila yang dirumuskan oleh pembentuk negara pada hakekatnya
adalah sebagai dasar negara 'epublik Indonesia. )amun hendaknya dipahami bahwa asal
mula pancasila sebagai dasar negara 'epublik Indonesia adalah digali dari unsur-unsur
yang berupa nilai-nilai yang terdapat pada bangsa Indonesia sendiri yang berupa
pandangan hidup bangsa Indonesia.
a. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
Pandangan hidup adalah &ilsa&at hidup seseorang yaitu kristalisasi nilai-nilai yang
diyakini kebenarannya, ketepatan dan man&aatnya. Pandangan hidup yang terdiri atas
kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur tersebut adalah suatu wawasan yang menyeluruh
terhadap kehidupan bangsa itu sendiri. Pandangan hidup ber&ungsi sebagai kerangka
acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar
manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.
b. Pancasila sebagai Dasa Negaa !epublik Ind"nesia
Pancasila dalam kedudukan ini sering, disebut sebagai Dasar &ilsa&at atau
Dasar.%alsa&ah )egara *Philoso&ische +ronslag, dari negara, ideologi negara atau
*Staatsidee,. Dalam pengertian, ini Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma
untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan lain perkataan pancasila
merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama segala
peraturan perundang-undangan termasuk proses re&ormasi dalam segala bidang dewasa
ini, dijabarkan dan dideri-asikan dari nilai-nilai Pancasila.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat dirinci sebagai berikut .
a,. Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber hukum *sumber tertib
hukum, Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan asas kerokhanian
tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan D /0"# dijelmakan lebih
lanjut ke dalam empat pokok pikiran.
b,. 1eliputi suasana kebatinan +eistlichenhintergrund, dari ndang-ndang Dasar
/0"#
c,. 1ewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara *baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis,.
d,. 1engandung norma yang mengharuskan ndang-ndang Dasar mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara . *termasuk para
penyelenggara partai dan golongan &ungsional, untuk memelihara budi pekerti
*moral, kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang
luhur. (al ini sebagaimana tercantum dalam pokok pikiran keempat yang
bunyinya sebagai berikut . 2.................)egara berdasarkan atas Ketuhanan yang
1aha 3sa. menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab 4.
e,. 1erupakan sumber semangat bagi ndang-ndang Dasar /0"#, bagi
penyelenggara negara. para pelaksana pemerintahan *juga para penyelenggara
partai dan golongan &ungsional,.
Dasar &ormal kedudukan. Pancasila sebagai dasar negara 'epublik Indonesia
tersimpul dalam Pembukaan D /0"# alinea I5 yang bunyinya sebagai berikut .
2..............maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu ndang-
ndang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara 'epublik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada Ketuhanan 6ang 1aha
3sa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan $ perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 4.
c. Pancasila sebagai Ide"l"gi #angsa dan Negaa Ind"nesia.
Istilah ideologi berasal dari kata 'idea' yang berarti 7gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita' dan 'logos' yang berarti ilmu', Kata 'idea' berasal dari kata bahasa
6unani 'eidos' yang artinya 'bentuk'. Di samping itu ada kata idein' yang artinya
'me/ihat'. 1aka secara har&iah, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide *the
science o& ideas,. atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian
sehari-hari, 'idea' disamakan artinya dengan, 'cita-cita'. 8ita-cita yang. dimaksud
adalah cita-cita yang bersi&at tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersi&at
tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau &aham.
1emang pada hakekatnya antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat
merupakan satu-kesatuan. Dasar ditetapkan karena ada cita-cita yang mau dicapai.
Sebaliknya, cita-cita ditetapkan berdasarkan atas suatu landasan. asas atau dasar yang
telah ditetapkan pula. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-
idea, pengertian-pengertian dasar, gagasan-gagasan dan cita-cita.
d. Pancasila sebagai Ide"l"gi $ang !e%"&a'i%( Dina&is dan )ebuka
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersi&at kaku dan tertutup, namun bersi&at
re&ormati&, dinamis dan terbuka. (al ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancsila adalah
bersi&at aktual, dinamis, antisipati& dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perkembangan 9aman, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta dinamika
perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, namun mengeksplisitkan
wawasannya secara lebih kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang re&ormati&
untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang senantiasa berkembang seiring
dengan aspirasi rakyat.
Nilai*nilai $ang 'ekandung dala& ide"l"gi pancasila sebagai ide"l"gi 'ebuka
adalah sebagai beiku' +
Nilai Dasar,, yaitu hakikat kelima sila Pancasila yaitu Ketuhanan, kemanusiaan,
persatu, kerakyatan dan keadilan. )ilai dasar tersebut adalah merupakan essensi dari
sila-sila Pancasila yang si&atnya uni-ersal, sehingga dalam nilai dasar tersebut
terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan benar.
Nilai Instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta
lembaga pelaksananya. )ilai instrumental ini merupakan eksplisitasi, penjabaran
lebih lanjut dari nilai-nilai dasar dalam rangka penyesuaian dalam pelaksanaan nilai-
nilai dasar ideologi Pancasila.
Nilai Paksis
1, Di&ensi Idealis'is, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang
bersi&at sistematis, rasional dan menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila yaitu Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan. (akikat nilai-nilai Pancasila tersebut bersumber pada
&ilsa&at Pancasila *nilai-nilai &iloso&is yang terkandung dalam Pancasila,.
-, Di&ensi N"&a'i%( yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu
dijabarkan da/am suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam norma-
norma kenegaraan.
., Di&ensi !elis'is( yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang
hidup dan beke&bang dalam masyarakat. :leh karena itu Pancasila selain
memiliki dimensi nilai-nilai ideal serta normati& maka Pancasila harus mampu
dijabarkan dalam kehidupan masyarakat secara nyata *kongkrit, baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan negara.
-. /akna Nilai*Nilai Se'iap Sila Pancasila.
/. Ketuhanan 6ang 1aha 3sa
Ketuhanan berasal dari kata ;uhan pencipta seluruh alam. 6ang 1aha 3sa,
berarti 6ang 1aha ;unggal, tiada sekutu dalam 9at-)ya, si&at-)ya, dan
perbuatan-)ya. <at ;uhan tidak terdiri atas 9at-9at yang banyak lalu menjadi satu.
Si&at-)ya adalah sempurna dan perbuatan-)ya tiada dapat disamai oleh siapa
pun$apa pun. ;iada yang menyamai ;uhan, Dia 3sa. =adi. Ketuhanan 6ang 1aha
3sa, pencipta alam semesta.
>. Kemanusiaan yang ?dil dan Beradab
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yang berbudaya
dengan memiliki potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta. Karena potensi seperti yang
dimilikinya itu, manusia tinggi martabatnya. Dengan budi nuraninya, manusia
menyadari nilai-nilai dan norma-norma.
?dil berarti wajar, yaitu sepadan dan sesuai dengan hak dan kewajiban
seseorang. Keputusan dan tindakan didasarkan pada objekti&itas, tidak pada
subjekti&itas. Di sinilah yang dimaksud dengan wajar$ sepadan.
1aksudnya, sikap hidup, keputusan, dan tindakan selalu berdasarkan pada
nilai-nilai keluhuran budi, kesopanan, dan kesusilaan. ?dab terutama
mengandung pengertian tata kesopanan, kesusilaan, atau moral. Dengan
demikian, beradab berarti berdasarkan nilai-nilai kesusilaan, bagian dari
kebudayaan. Kemanusiaan yang adil dan beradab ialah kesadaran sikap dan
perbuatan yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan
dengan norma-norma dan kesusilaan umumnya, baik terhadap diri sendiri, sesama
manusia, maupun terhadap alam dan hewan.
@. Persatuan Indonesia
Persatuan berasal dari kata satu, artinya utuh tidak terpecah-pecah. Persatuan
mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka
ragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia dalam sila ketiga ini
mencakup persatuan dalam arti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
keamanan. Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami seluruh
wilayah Indonesia.
". Kerakyatan yang Dipimpin oleh (ikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
$ Perwakilan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan$ perwakilan berarti bahwa kekuasaan yang tertinggi berada di
tangan rakyat Kerakyatan disebut pula kedaulatan rakyat. (ikmat kebijaksanaan
berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat, dan
dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab serta didorong dengan
itikad baik sesuai dengan hati nurani.
Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk
merumuskan dan atau memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat, sehingga
tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mu&akat. Perwakilan
adalah suatu sistem, dalam arti tata cara *prosedur, mengusahakan turut sertanya
rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara melalui lembaga perwakilan.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan$
perwakilan berarti bahwa rakyat dalam melaksanakan tugas kekuasaannya ikut dalam
pengambilan keputuan-keputusan,
UUD 1045 DAN A/AND1/1N
Dalam kehidupan sehari-hari kita terbiasa untuk menterjemahkan kata 2constitutionA
Inggris dengan ndang-ndang Dasar *Indonesia,. Pemakaian istilah ndang-ndang
Dasar membayangkan suatu naskah tertulis saja, karena ndang-undang Dasar
merupakan hal yang tertulis. Padahal istilah constitution merupakan sesuatu yang lebih
luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan, baik tertulis maupun yang tidak tertulis
yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintah diselenggarakan
dalam suatu masyarakat D /0"# merupakan sebagian dari hukum dasar yaitu hukum
dasar yang tertulis. =adi D bukanlah satu-satunya hukum dasar. Dikatakan sebagian
dari hukum dasar karena disamping hukum dasar yang tertulis *D /0"#, masih ada
hukum dasar yang tidak tertulis yaitu aturan-aturan yang timbul dan terpelihara dalam
praktek penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis, yang biasanya disebut Kon-ensi
*kebiasaan ketatanegaraan,.
1enurut 1ah&ud *dalam Denny indrayana, ?mandemen D /0"#,, ada lima
kelemahan dasar dalam D /0"# *sebelum amandemen, . Pertama, Sistem konstitusi
dibawah D /0"# bersi&at 2sarat-eksekuti& *eBecuti-e hea-y,A. Kedua, tidak ada
checks and balances didalamnya. Ketiga, D /0"# mendelegasikan terlalu banyak
aturan konstitusional ke le-el undang-undang. Keempat, didalamnya terdapat sejumlah
pasal yang bermakna ambigue alias rancu. Kelima, konstitusi ini terlalu banyak
bergantung pada politic goodwill dan integritas para politisi.
- Berapa kali D /0"# diamandemen C
Sejak digulirkan re&ormasi, 1P' berhasil mengamandemen D /0"# sebanyak "
*empat, kali.
?mandemen pertama, dilakukan pada Sidang mum 1P' 'I ;anggal /0
:ktober /000 dengan perubahan dan penambahan pasal- pasal sebagai
berikut .
Pasal # */,, pasal D, pasal 0, pasal /@ *>,, pasal /", pasal /#, pasal /D *>, *@,,
pasal >E dan pasal >/, yang inti substansinya tentang pembatasan masa
jabatan presiden, kewenangan legislati& serta substansi yang membatasi
kewenangan presiden. *?ri& (idayat dalam (asan Suryono, >EE# . DE ,.
?mandemen Kedua, dilakukan pada Sidang ;ahunan 1P' 'I tanggal /F
?gustus >EEE yang menghasilkan perubahan dan penambahan yang lebih luas
lagi, yaitu pasal /F, pasal /0, pasal >E *#,, pasal >E a dan b, Bab IGa, pasal >#e,
Bab G, pasal >H *>,, pasal >D *@,, Bab Ga, pasal >Fa sampai c.
?mandemen Ketiga, dilakukan pada Sidang ;ahunan 1P' 'I tanggal 0
)opember >EE/ menyangkut perubahan dan penambahan yang substansinya
lebih luas dan mendasar, yaitu perubahan dan penambahan mengenai
kewenangan 1P', tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden secara
langsung oleh rakyat dan memunculkan lembaga-lembaga negara baru serta
pencantuman secara eBplisit peraturan mengenai pemilu.
?mandemen Keempat, dilakukan pada tanggal /E ?gustus >EE> berhasil
menuntaskan perubahan-perubahan mengenai hal-hal yang belum disepakati
oleh kekuatan sosial politik yang ada di 1P' pada sidang tahunan 1P' 'I
>EE/.
P1/#1LA2A!AN /A)1!I PANCASILA dan UUD 1045
Dalam kaitannya dengan materi pembelajaran Pancasila dan D //0"#,
sejumlah model pembelajaran dapat dijadikan alternati& untuk dipergunakan dalam
proses pembelajaran PKn. Penggunaan berbagai model pembelajaran tersebut, tentu saja
harus disesuaikan dengan karakteristik tujuan pembelajaran, karakter$ kuali&ikasi butiran
materi pembelajaran, situasi dan lingkungan belajar siswa, tingkat perkembangan dan
kemampuan belajar siswa, waktu yang tersedia, dan kebutuhan siswa itu sendiri. (al ini
mengandung arti bahwa ?nda mengajar di kelas rendah *kelas /-@, alangkah tepatnya
bila menggunakan metode yang berbeda dengan ketika ?nda megajar di kelas-kelas
tinggi *kelas "-H,. 1engapa demikianC Karena tingkat perkembangan dan kemampuan
siswa kelas rendah berbeda dengan kelas tinggi.
Dalam PKn dikenal suatu model pembelajaran yaitu model 58; (Value
Clariication !echni"ue/ ;eknik pengungkapannilai,. 1enurut ?. Kosasih Djahiri
*/0F#,, model pembelajaran 58; meliputi
/, 1etoda percontohanI >, ?nalisis nilaiI @, 58; Da&tar matrik yang meliputi, a, da&tar
baik buruk, b, da&tar tingkat urutan, c, da&tar skala prioritas, d, da&tar gejala kontinum, e,
da&tar penilaian diri, &, da&tar membaca perkiraan orang lain tentang diri kita, g, perisai
kepribadian diriI ", 58; dengan kartu keyakinanI #, 58; melalui teknik wawancaraI H,
;eknik yurisprudensiI dan D, ;eknik inkuiri nilai. Selain itu, dalam PKn dikenal pula
model Permainan seperti antara lain metode bermain peran (#ole Playing$. 1etode atau
model pembelajaran tersebut di atas dianggap sangat cocok diterapkan dalam
pembelajaran PKn karena mata pelajaran PKn mengemban misi untuk membina, nilai,
moral, sikap dan perilaku siswa di samping membina kecerdasan *pengetahuan, siswa.
1engapa perlu pembelajaran 58;C Pola pembelajaran 58; menurut ?. Kosasih
Djahiri */00>, dianggap unggul untuk pembelajaran a&ekti& karena. Pertama, mampu
membina dan mempribadikan *personalisasi, nilai-moral. Kedua, mampu mengklari&ikasi
dan mengungkapkan isi pesan nilai-moral yang disampaikan. Ketiga, mampu
mengklari&ikasi dan menilai kualitas nilai-moral diri siswa dan nilai moral dalam
kehidupan nyata. Keempat, mampu mengundang, melibatkan, membina dan
mengembangkan potensi diri siswa terutama potensi a&ektualnya. Kelima, mampu
memberikan pengalaman belajar berbagai kehidupan.
Keenam, mampu menangkal, meniadakan, menginter-ensi dan mensub-ersi
berbagai nilai-moral nai& yang ada dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri
seseorang. Ketu%uh, menuntun dan memoti-asi hidup layak dan bermoral tinggi.
6ang menjadi pertanyaan kita adalah model pembelajaran apa yang cocok untuk materi
Pancasila dan D /0"#C ntuk materi Pancasila mungkin siswa Sekolah Dasar sudah
mengenal berbagai konsep dan nilai-nilai Pancasila beserta hakekat dan &ungsi Pancasila
bagi bangsa dan negara Indonesia, sehingga ?nda tidak akan mengalami kesulitan dalam
menentukan tema pembelajaran ;etapi untuk materi D /0"#, siswa Sekolah Dasar
*terutama kelas-kelas rendah, mungkin belum memahami apa isi-pesan, muatan, &ungsi,
dan kedudukan D /0"# termasuk perubahan-perubahannya.
Perlu ?nda pahami bahwa 2D /0"# merupakan peraturan tertinggi dalam
menyelenggarakan pemerintahan di negara IndonesiaA. =adi intinya adalah peraturan.
Sedangkan peraturan bukan hanya terdapat dalam rangka menyelenggarakan
pemerintahan negara, tetapi ada dalam setiap pergaulan manusia termasuk peraturan di
sekolah yang dikenal dengan ;ata ;ertib Sekolah. :leh karena itu, ?nda dapat mencari
pokok-pokok bahasan atau konsep-konsep mana yang tertera dalam +BPP PKn yang
rele-an atau merupakan penyederhanaan dari materi D /0"# bagi siswa Sekolah
Dasar, seperti misalnya konsep ketertiban, kedisiplinan, kepatuhan, dan sebagainya
sesuai dengan tingkatan kelas siswa ?nda.
Dalam kaitannya dengan materi Pancasila dan D /0"# salah satu alternati& model
pembelajaran yang dapat dipertimbangkan adalah 58; percontohan *untuk kelas rendah,
dan 58; ?nalisis )ilai untuk kelas-kelas tinggi. 1engapa untuk kelas rendah
menggunakan metode percontohanC ?nda sebagai guru SD tentu lebih paham bagaiman
karakteristik siswa kelas /-@ SD yang masih kesulitan memahami hal-hal yang bersi&at
abstrak. :leh karena itu, kajian materi yang abstrak tersebut perlu di-isualisasikan
melaui contoh-contoh dalam bentuk gambar, &oto, atau cerita.
Sebagai contoh, untuk menjelaskan arti Ketuhanan 6ang 1aha 3sa *Sila ke-/,, perlu
pemberian contoh-contoh konkrit seperti gambar tempat ibadah beserta orang yang
sedang beribadah, gambar$&oto contoh orang yang toleran terhadap pemeluk agama lain,
dan sebagainya. Demikian pula tentang pokok bahasan menghargai orang lain atau
persamaan derajat *Sila ke->,, ?nda dapat menampilkan contoh-contoh orang yang
menghormati$menghargai orang lain dan sekaligus memberi contoh bagaimana cara
menghormati dan menghargai orang lain. Selain itu dapat pula ?nda menampilakn
contoh langsung orang yang selalu menghormati$menghargai orang lain dan juga orang
yang tidak menghargai orang lain atau melalui cerita-cerita yang kontras nilai yang
merupakan realitas kehidupan di masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, model percontohan (e&amploritori$ tidak berdiri sendiri
tetapi di-ariasikan dengan metode lain seperti ceramah, ekspositori, dan tanya jawab
nilai.
BaiklahJ 1ari kita kaji bagaimana langkah-langkah Pembelajaran dengan model
pembelajaran 58; percontohan sebagaimana dikemukakan ?. Kosasih Djahiri */0F#,
sebagai berikut.
/. 'embuat/mencari media stimulus berupa contoh keadaan$perbuatan yang memuat
nilai-nilai kontras sesuai dengan topik atau tema target pelajaran.
1edia stimulus yang akan ?nda gunakan dalam ber-58; hendaknya a, mampu
merangsang, mengundang dan melibatkan potensi a&ektual siswaIb, terjangkau oleh
pengetahuan dan potensi a&ektual siswa *ada dalam lingkungan kehidupan siswa,I c,
memuat sejumlah nilai-moral yang kontras.
Stimulus tersebut dapat berupa ceritera *bisa tertulis yang dibagikan pada siswa
atau ceritera yang diungkapkan guru, gambar, &oto, &ilm, dan sebagainya. ntuk
Stimulus yang berupa ceritera rakyat atau kejadian$perbuatan yang tidak sesuai nilai-
moral Pancasila main hakim sendiri, tabrak lari, anak durhaka, lintah darat, dan
sebagainya yang sering terjadi atau dianggap rawan oleh siswa ?nda atau masyarakat
sekitar.
6ang perlu ?nda perhatikan adalah dalam ceritera tersebut mengandung dilema
atau kontras nilai supaya sikap atau nilai yang dipilih siswa dilakukan melalui
pertimbangan-pertimbangan tertentu dan terjadi proses dialog dalam diri siswa ?nda.
8eritera tersebut dapat ?nda buat sendiri atau mengutip dari media masa. 8ontoh
ceritera *&ikti&, untuk stimulus.
)A#!AK LA!I
Suatu pagi 1as!an seorang tukang sayur yang biasa berkeliling di desa 1alabar
menyebarang jalan raya tanpa memperhatikan rambu-rambu lalu lintas, tiba-tiba muncul
sebuah minibus dengan kecepatan tinggi dan menabrak tukang sayur tersebut. Kaki
1as!an tergilas kendaraan itu dan mengalami patah kaki. Supir minibus yang bernama
;eddy sedang dalam keadaan mabuk dan melarikan diri tanpa memperhatikan 1as!an.
1asyarakat yang kebetulan mengetahui kejadian tersebut mengejar ;eddy dan
tertangkap sekitar @ kilometer dari tempat kejadian. Kemudian beberapa pemuda ramai-
ramai memukuli ;eddy hingga pingsan dan beru mereka berhenti setelah datang anggota
polisi lalu lintas melindungi ;eddy dan kelompok pemuda itu sendiri kabur.
Sedangkan Irwan dan 6andi siswa salah satu S1) di daerah itu memberi
pertolongan kepada 1as!an dan membawanya ke Puskesmas terdekat. Istri 1as!an yang
sedang hamil tua yang datang ke Puskesmas beberapa jam setelah kejadian menangis
melihat suaminya terbaring tak berdaya. Padahal biaya hidup dan sekolah anaknya hanya
mengandalkan dari hasil jual sayuran yang tidak seberapa. 1as!an sendiri pasrah dan
akan memaa&kan atas kelalaian ;eddy.
Selain menggunakan ceritera, stimulus dapat juga menggunakan gambar-gambar
atau &oto tentang pengalaman atau pelanggaran terhadap nilai-nilai Pancasila, seperti
gambar$&oto masyarakat yang sedang membantu korban banjir$bencana alam, kerja bakti,
&oto ketika pemilihan kepala desa , dan sebagainya. 8eritera dan gambar$&oto tersebut
merupakan contoh-contoh perbuatan yang sesuai atau tidak sesuai dengan Pancasila yang
dijadikan stimulus oleh guru yang membahas materi Pancasila.
>. Kegiatan Pembela%aran (K('$
Pertama, guru melontarkan stimulus dengan cara membaca ceritera *jika
stimulusnya berbentuk ceritera, atau menampilkan gambar$&oto. Pembacaan atau
penampilan stimulus tersebut dapat dilakukan oleh ?nda atau oleh siswa. ?langkah
baiknya jika ada -ariasi antara oleh guru dan siswa. Kedua, memberi kesempatan
beberapa saat kepada siswa untuk berdialog sendiri atau sesama teman sehubungan
dengan stimulus tadi. Ketiga, melaksanakan dialog terpimpin melalui pertanyaan
guru, baik secara indi-idual, kelompok maupun klasikal.
Berdasarkan ceritera$kejadian di atas ?nda dapat mengajukan pertanyaan-
pertanyaan berikut.
K Bagaimana perasaan kalian terhadap kejadian tersebutC
K Perbuatan-perbuatan apa yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila
K Perbuatan-perbuatan apa yang dianggap sesuai dengan nilai-nilai PancasilaC
Dan sebagainya.
Dalam menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut, tentu ?nda harus
memahami dan mahir dalam menggunakan keterampilan bertanya *Luestioning Skill,
baik dalam cara mengajukan pertanyaan dan dalam mendistribusikan pertanyaan maupun
ketika menerima jawaban siswa. Pada saat siswa memberikan pertanyaan, ?nda
hendaknya memberikan reinorcement *penguatan, secara hangat. Keempat, %ase
menentukan argumen dan klari&ikasi pendirian *melalui pertanyaan guru dan bersi&at
indi-idual, kelompok dan klasikal,. Kelima, %ase pembahasan$pembuktian argumen.
Pada &ase ini sudah mulai ditanamkan target nilai dan konsep susuai materi pelajaran.
Keenam, %ase penyimpulan 1elalui model 58; percontohan tersebut siswa ?nda
dibimbing untuk mengemukakan contoh-contoh dan memahami sikap dan perbuatan
yang sesuai dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dan diajak untuk melakukan
perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila seperti menolong sesama
teman, menengok yang sakit, saling, memaa&kan, dan sebagainya.
Sekali lagi perlu diungkapkan bahwa model percontohan biasanya di-ariasikan
dengan metode lain seperti ceramah dan tanya jawab. 1etode ceramah bisa dilakukan
diawal pembelajaran *sebelum mengemukakan percontohan, dan bisa pula setelah
percontohan atau kedua-duanya.
BaiklahJ 1ari kita lanjutkan dengan contoh model pembelajaran lainnya yang dianggap
cocok digunakan dalam membelajarkan materi Pancasila dan D /0"# yaitu 1odel
58; ?nalisis )ilai *?)IM,.
Mangkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan model ?nalisis )ilai
sebagai berikut.
a. Persiapan
Pertama, menyusun Satuan ?cara Pembelajaran$ Satuan pembelajaran sesuai
dengan pokok Pokok Bahasan Kedisiplinan atau ketertiban *jika hal ini merupakan
penyederhanaan$penurunan dari materi D /0"#
Kedua, menetapkan bagian mana dari materi kedisiplinan yang akan disajikan
melalui ?nalisis )ilai. ?nda dapat memilah kedisiplinan di sekolah, di rumah, di
jalan raya, dan sebagainya.
Ketiga, menyususn skenario kegiatan, sehingga jelas langkah-langkah yang akan
ditempuh.
Keempat, menyiapkan media stimulus untuk ber-58;, seperti ceritera, guntingan
berita Koran, gambar, &ilm, dan sebagainya.
Kelima, menyiapkan lembar kerja siswa yang berisi panduan rinci bagi siswa
dalam ber-58;.
b. Pelaksanaan
Mangkah-langkah kegiatan 58; analisis nilai hampir sama dengan 58;
percontohan sebagaimana yang telah ?nda pelajari pada uraian diatas. Mangkah-
langkah tersebut sebagai berikut.
Pertama, setelah membuka pelajaran ?nda menjelaskan kepada siswa bahwa
mereka akan ber-58;.
Kedua, pelontaran$pembagian media stimulus oleh guru atau siswa berupa
ceritera atau gambar$&oto. 8eritera tentang ;abrak Mari di atas dapat saja dijadikan
media stimulus *sebaiknya tidak diberi judul dahulu,, dan langkah baiknya
dilengkapi lagi dan disesuaikan dan bagian tema atau konsep yang akan dibelajarkan.
Ketiga, guru memperhatikan aksi dan reaksi spontan siswa terhadap ceritera
tersebut.
Keempat, melaksanakan dialog terpimpin melalui pertanyaan guru, baik secara
indi-idual, kelompok maupun klasikal. Pertanyaan yang diajukan hendaknya berisi
analisis siswa terhadap nilai-moral yang terdapat dalam ceritera itu.

Anda mungkin juga menyukai