Penggunaan Silicone Gel Sheet pada Keloid dun Jaringan Parut Hipertropk
Keloid dan jaringan parut hipemofik adalah jaringan
parut abnormal yang umum dijumpai dalam proses penyembuhan kulit yang disebabkan oleh sintesis dan deposisi yang tidak terkontrol dari jaringan kolagen pada dermis.' Luka pada kulit seperti luka bakar, insisi pembedahan, ulkus dan lain-lain diperbaiki melalui deposisi dari komponen yang akan membentuk kulit baru. Komponen tersebut meliputi pembuluh darah, saraf, serat elastin (memberi elastisitas kulit), serat kolagen (memberi ketegangan kulit), dan gliko-saminoglikan yang membentuk ma& di mana serat-serat shuktural, saraf dan pembuluh darah berada.1,2 Pada beberapa orang, jaringan parut yang terbentuk akibat proses penyembuhan luka tumbuh secara abnormal menghasilkan jaringan parut hipemofikatau keloid. Jaringan parut abnormal tersebut dapat menyebabkan gangguan psikis dan fungsional pada pasien dan penatalaksanaannya relatif ~u1it.l.~ Fase Penyembnhan Luka Penyembuhan luka dapat dibagi menjadi tiga tahapan: fase inflamasi, proliferasi, dan maturasi. Setelah terjadinya luka, terjadi aktivasi kaskade proses koagulasi. Setelah itu terbentuk klot fibrindi mana banyak trombosit terperangkap di dalamnya. Trombosit kemudian mengeluarkan platelet- derived growth factor (PDGF) yang menarik neutrofil. Neutrofil kemudian mencerna bakteri dan mengaktivasi fibmblas (menghasilkan kolagen) dan keratinosit (sel pada kulit yang hberproliferasi membentukepitelh). Limfosit dan monosit juga akan datang ke tempat luka dan berperan dalam fase pmliferasi.Z Sel ma fase pmliferasi, terdapat proses reparasi aktif dari jaringan yang msak. Terbentuk berbagai sitokin yang mengontrol pembentukan kolagen danpembuluh darah baru. Fase itu disebut fase granulasi sebab gambaran luka yang sedang menyembuh menunjukkan gambaran granular. Pada fase tersebut, luka mulai berkontraksi, kemudian berlanjut dan luka t e m p i oleh jaringan regeneratif sehingga mulai tampak lapisan permukaan kulit (epitelisasi). Akhirnya, sebagai respons terhadap sinyal yang belum jelas diietahui, aktivitas fibmblas dan pmlifemsi vaskularberkurang hingga fase proliferatif ~elesai?,~ Padajaringanpuutyangnormal, fasematnrasi meliputi pentbahan jaringan parut yang semakin memudar dan mendam. Fase tersebut biasanya berlangsung antara 12-18 bulan.Z3 Tipe Jaringan Parut Jaringan parut dapat diklasifikasii menjadi beberapa bentuk, seperti keloid, jaringan parut hipemfik, jaringan parut atrofik, widened (stretched) d m kontraktur.'Jaringan parut hipertrofik adalah lesi yang menimbd. Hal itu muncul akibat produksi berlebihan kolagen pada luka yang me- nyembub. Jaringan parut hipertrofik berwarna merah, menimbul, nodular dan kadang-kadang terasa gatal atau nyeri. Jaringan parut tetap terlokalisir pada daerah luka dan tidak meluas kekulit sekitamya. Selain im, jaringan paruthipem& dapat membaik secara spontan. Keloidjugamerupakan lesi yang menimbul, terjadi akibat produksi berlebihan dari kolagen, tetapi memiliki karakteristik yang berbeda dari jaringan parut hipemotik. Keloid dapat meluasmelewatibatas luka yang sebenarnya dan menginvasi kulit di sekitamya. Keloid lebii seringterjadipadakulit gelap d m terjadi pada pasien benmur 10-30 tahun. Pasien juga biasanya memiliki riwayat tejadiya keloid dalam keluarga. Keloid dapat terjadi setelah pembedahan atau trauma, pada tempat suntikan vaksinasi dan setelah pembuatan lubang di telinga untuk anting-anting. Jaringan parut atrofik muncul sebagai indentasi pada kulit di sekitarnya. Salah satu contoh jaringan parut atrofik adalab tanda bekas vaksinasi cacar dan beberapa jaringan parut akibat jerawat. Widened scars muncul ketika luka mengalami peregangan akibat tegangan kulit (yang dapat disebabkan oleh pergerakan) selama proses penyembuhan. Pada awalnya jaringan parut nampak normal, tetapi selanjutnya melebar &lam waktu 2-3 minggu setelah pembedahan. WIdenedscars umumnya pucat, dam, lunak, dan tidak bergejala, namun secara estetik dapat mengganggu. Striae jaringan ikat pa& ibu hamil mempakan salah satu contoh widened scars yang te qadi akibat luka pa& dennis dan jaringan subkutan. Pada awalnya jaringanparut tersebut benuarnamerah, namun akan semakin memudar. Kontraktur adalah pemendekkan permanen dari jaringan parut yang &pat mengganggu pergerakan normal. Kontraktur cendemng terjadipada luka di daerahpersendian atau ketika terdapat kehilangan kulit yang luas seperti pada luka bakar. Keloid dan Jaringan Parut HipertroBk Walaupun istilah keloid dan jaringan parut hipertrofik sering digunakan dalam ar t i yang sama, kedua hal tersebut sebenamya berbeda. Perbedaan keloid dan jaringan parut hipemofik penting diketahui sebab berkaitan dengan basil terapi dimana jaringan parut h i p e mf i perlahadahan dapat regtesi spontan, sedangkan keloid tetap menimbul dan tebal selama beaahun-tahun. Kedua tipe jaringan parut tersebut dapat menyebabkan gangguan fungsional serta psikologi pada pasien, dan penatalaksanaannya juga relatif sulk' Gambaran klinis utama yang membedakannya adalah keloid merupakan jaringan parut yang meluas secara pmgresif meliputi daerah kulit normal di sekitarnya, mengakibatkan jaringan parut yang tampak tidak teratur dan menggantung. Keloid lebii s e ~ g dijumpai pada kulit gelap dan sering tejadi setelah hanma kecil sepeai luka akibat lubang anting-anting, gigitan serangga, dan vaksiiasi.' Mpj KedokI Indon, Volum: 57, Nornor: 2, Tebruari 2007