Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Definisi Pour Point menurut uji Standart ASTM (American Standart Test for
Materials), yaitu temperature terendah di mana minyak masih dalam keadaan cair ketika
didinginkan (Shupak J. Harris, !"#).
Puor Point dari bahan bakar dinyatakan sebagai kelipatan 5
0
F (
0
!" yang diamati
apakah masih bisa mengalir apabila bahan bakar didinginkan pada keadaan tertentu# Di ba$ah
temperatur pour point ini bahan bakar sudah tidak dapat mengalir lagi atau membeku karena
adanya kandungan lilin ($a%)# %ni penting diketahui sebagai pengetahuan di bidang
penambangan dan peng&lahan pr&duk'pr&duk minyak bumi (Shupak J. Harris, !"#).
Titik tuang mengindikasikan bah$a pada suhu terendah minyak tetap mudah
dip&mpakan# Selain itu, titik tuang dapat didefinisikan sebagai suhu minimum cairan dimana
cairan tersebut menjadi setengah padat dan kehilangan karakteristik alirannya # Diba$ah
temperatur terendah itu, &li akan membeku dan tidak bisa mengalir lagi (Anonim, &'').
(enentuan uji titik tuang ini dilakukan menurut standar met&de ASTM D )*'0+, untuk
mengetahui perlakuan yang harus dilakukan terhadap minyak tersebut, sebab ada
hubungannya dengan indikasi sifat pem&mpaan dan kemampuan alir pada suhu rendah#
Suhu terendah dimana minyak bumi masih bisa di tuangkan atau masih bisa mengalir
&leh beratnya sendiri# Dengan mengetahui titik tuang dari minyak bumi tersebut kita dapat
menghitung pada suhu berapa minyak bumi tersebut masih bisa di p&mpa, atau tidak bisa di
p&mpa,serta bisa di hitung berapa jumlah uap air (steam" yang di butuhkan sebagai pemanas
untuk menjaga agar minyak tetap dapat di p&mpa (Anonim, &').
Minyak Pelumas mempunyai beberapa fungsi !ian"aranya sebagai beriku" #
,# Mengurangi panas yang timbul akibat gesekan
-# Mengurangi gesekan antara l&gam dengan l&gam
# Membantu mendistribusikan beban p&r&s pada bantalan
.# Mencegah keausan dan k&r&si
5# Mempr&teksi e/uipment dari k&t&ran dan k&ntaminan lain
Karak"eris"ik minyak pelumas melipu"i beberapa aspek yai"u #
,# 0isc&sity
-# (&ur (&int
%0',
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
(&ur p&int adalah temperatur terendah dimana minyak masih bisa meleleh atau mengalir
dalam k&ndisi tertentu ketika didinginkan tanpa gangguan pada batasan yang sudah
ditentukan# Diba$ah temperatur terendah itu, &li akan membeku dan tidak bisa mengalir
lagi#
# Flash (&int
.# Fire (&int
Manfaat yang diper&leh dari perc&baan pour point ini salah satunya adalah untuk
penga$asan &perasi suatu peralatan unit peng&lahan untuk jangka $aktu tertentu yang
kemudian akan di analisa dalam lab&rat&rium# 1asil dari analisa tersebut dapat digunakan
untuk mengetahui cara kerja alat dan unit peng&lahan serta mutu dari suatu pr&duk# Selain itu
pour point juga sangat berguna dalam memperkirakan jumlah relatif dari suatu lilin ($a%) di
dalam bahan bakar (Shupak J. Harris, !"#).
(epiti)ilitas adalah selisih harga pengujian maksimum yang diperb&lehkan antara
&perat&r yang sama dengan alat'alat penguji yang sama# Sedangkan reproduksi)ilitas
merupakan selisih harga pengujian maksimum yang diperkenankan antara dua &rang &perat&r
yang menggunakan alat'alat yang sejenis atau sama dan atau yang berbeda# Sehingga antara
keduanya saling berhubungan (Shupak J. Harris, !"#).
(erc&baan pour point dilakukan di mana bahan bakar dipanaskan pada temperatur
,,5
0
F untuk melarutkan semua lilin ($a%) di dalam bahan bakar, dan didinginkan pada
temperature )0
0
F sebelum perc&baan dilakukan# !ampuran pendingin disebarkan dalam ,5
0
F
sampai dengan 0
0
F di ba$ah pour point yang diperkirakan# !ampuran pendingin yang
umum dipergunakan Menurut (*ur Ahadiat,!!+) dapat dilihat pada "abel II.1 2
Tabel II.1 !ampuran (endingin
3s dan air sampai 50
0
F (,0
0
F"
(ecahan 3s dan kristal 4a!l sampai ,0
0
F (',-
0
!"
(ecahan es dan 5ristal !a!l
-
sampai ',+,+
0
F ('-*
0
!"
5arb&ndi&ksida padat dan aset&n atau nafta sampai '*0
0
F ('5*
0
!"
(ada setiap penurunan 5
0
F tabung uji diangkat secara hati'hati dari penangas
pendingin yang dilapisi gasket di dalamnya, lalu tabung tersebut diletakkan mendatar untuk
mengetahui apakah bahan bakar mengalir atau tidak# 6ika tidak mengalir, maka dinyatakan
bahan bakar tersebut telah membeku# Temperature pada saat membeku disebut dengan titik
beku (free,in- point). Pour Point dapat diketahui 5
0
F (
0
!" di atas titik beku (Ahadiat.*ur,
!"+).
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
%%'-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
(ada perc&baan pour point, bahan bakar yang mempunyai pour point antara )0
0
F
sampai dengan '0
0
F ('.
0
! sampai dengan -
0
!", bahan bakar dipanaskan tanpa pengadukan
sampai ,,5
0
F (.+
0
!" dalam penangas yang suhunya dipertahankan ,,7
0
F (.7
0
!"# Setelah itu
bahan bakar didinginkan di udara sampai temperature )5
0
F (5
0
!"# 8ntuk bahan bakar yang
mempunyai pour point di atas )0
0
F (-
0
!", bahan bakar dipanaskan sampai tempetratur ,,5
0
F
(.+
0
!" atau sampai temperature kira'kira ,5
0
F (7
0
!" di atas pour point yang diharapkan#
Sedangkan untuk bahan bakar yang mempunyai pour point di ba$ah '0
0
F ('-
0
!", bahan
bakar dipanaskan sampai mencapai titik ,,5
0
F (.+
0
!" dan didinginkan sampai +0
0
F (,+
0
!"
dalam penangas air di mana temperaturnya diperthankan .5
0
F (*
0
!" (Ahadiat.*ur, !"+.)
(enentuan pour point dalam spesifikasi minyak pelumas bertujuan untuk
menghindari terjadinya pembekuan minyak pelumas pada keadaan dingin# Dengan menaikkan
nilai dari pour point itu dapat meningkatkan mutu indeks .iscositas (kekentalan" dan hasil
dari persentasi bahan pelumas bebas lilin, selain itu dapat lebih menghemat energi yang
diperlukan dalam pr&ses penglilinan (de/a%in-) (Shupak J. Harris, !"#).
Tujuan dari pelumasan adalah untuk mengurangi terjadinya gesekan pada permukaan
l&gam yang bersinggungan# Secara umum fungsi pelumas pada kendaraan bermesin adalah
sebagai pelumas, sebagai perambat panas, sebagai penyekat dan menjaga agar mesin tetap
bersih# (engaruh minyak pelumas terutama sangat bergantung dari 9isc&sitasnya, di samping
kemampuannya membentuk lapisan selaput untuk dapat bertahan terhadap k&ndisi temperatur
dan tekanan dalam k&ndisi &perasi suatu alat# 0isc&sitas dari semua jenis pelumas akan
menurun dengan naiknya temperatur atau menurunnya tekanan# Sebagai c&nt&h minyak
pelumas carter,bila kita menggunakan minyak pelumas tersebut yang 9isc&sitasnya rendah
akan kurang akti9itas minyak pelumas tersebut dalam melindungi bagian'bagian l&gam mesin
kendaraan pada saat mesin dinyalakan, karena akan menurun lagi 9isc&sitasnya akibat
temperatur yang menanjak# Tetapi apabila kita menggunakan minyak pelumas yang
9isc&sitasnya tinggi, kita akan mendapatkan kesulitan untuk mula'mula menyalakan mesin,
setidaknya accu akan bekerja keras untuk menghidupkan mesin, terlebih lagi apabila
temperatur lingkungan sangat rendah# :ang lebih ideal dari suatu minyak pelumas adalah
perubahan yang sekecil mungkin yang terjadi pada 9isc&sitasnya dalam menghadapi pengaruh
perbedaaan temperatur yang besar# (ada umumnya untuk pr&duk minyak bumi, hubungan
antara 9isc&sitas kinematika dengan perubahan temperature dapat dinyatakan secara empiris
sebagai berikut 2
;&g
n
l&g
m
( 9 < 0#* "= A < > l&g T
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
%%'
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
di mana 2
9 = 9isc&sitas kinematika dalam satuan cSt (centi Stoke)
T = temperature term&dinamika dalam satuan 5 (0el.in)
A,> = k&nstanta'k&nstanta spesifik untuk minyak
Minyak pelumas di klasifikasikan berdasarkan bentuknya ($ujud" dibagi menjadi (elumas
cair, (elumas semi s&lid, dan pelumas padat#
Pelumas $air
Menurut (J.Harriss, &'') ada bebrapa jenis pelumas cair yang banyak beredar di
pasaran#
,# Merupakan pelumas yang berbentuk cair, biasa dikenal dengan istilah &li
-# 6enis'jenis pelumas cair 2
a# ?li mineral
>erbahan bakar &li dasar (base &il" yang diambil dari minyak bumi yang telah di&lah dan
disempurnakan
b# ?li sintetis
>iasanya terdiri atas p&lyalpha&lifins yang datang dari bagian terbersih
dari pemilahan &li mineral, yakni gas
!enderung tidak mengandung bahan karb&n aktif
Suhu &perasi lebih tinggi
Mudah dicampur dengan bahan kimia untuk menaikkan kemampuan
kerja
# !&nt&h penggunaan pelumas cair 2 pada gear b&@ untuk mencegah keausan antar r&da gigi
Pelumas Semi Soli! % &rease
,# Arease terbuat dari cairan, biasanya &li yang dicampur dengan bahan pemadat (thickening
agent", biasanya berbentuk sabun
-# Arease tetap tinggal pada tempat yang dilumasi dan sulit untuk tertekan keluar
# Arease dapat digunakan sebagai pelindung peralatan mesin untuk mencegah masuknya uap
air dan debu
Pelumas Pa!a"
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
%%'.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
,# (elumas padat berbentuk l&gam atau padatan kimia
-# >iasanya digunakan dimana pada suhu rendah &li biasa akan membeku dan pada suhu
tinggi &li biasa akan terbakar
# !&nt&h pelumas padat 2 graphite dan m&lybdenum disulphide, tungsten disulphide
II.1.1 Pelumas M'S(AN SA' )*
Mesran SA1 2' mempunyai 9isc&sitas yang lebih besar daripada minyak pelumas ?lie
SA3 0 di atas# 6angkauan 9isc&sitas pada &lie SA3 .0 ini pada temperature -,0
0
F minimum
,-,) cSt dan maksimum ,+,7 cSt# Minyak pelumas yang diambil dari bengkel % dan ki&s
pengencer % tidak memenuhi klasifikasi &lie ini karena mempunyai jumlah angka basa kurang
dari . mg 5?1Bgr, sehingga kurang tahan terhadap &ksidasi udara pada temperature yang
lebih besar dari -00
0
!# Sifat fisika dan kimia Mesran SA3 .0 menurut (Ahadiat nur,!"+)
dapat dilihat di "able II.1
Tabel II.1Sifat Fisika dan 5imia Mesran SA1 2'.
SI+AT SA' )*
>erat jenis +0B+0
0
F
Titik 4yala (
0
!"
Titik Api (
0
F"
0isc&sitas inde@
6umlah Angka >asa (T4>" (mg 5?1Bgr"
Titik Tuang (
0
!"
0isc&sitas .0
0
! (cst"
0isc&sitas ,00
0
! (cst"
0,7)-
-.)
.*0
)5
+,-0
')
5
,..,-
,.,
II.1., Me"o!e S"an!ar !an Perala"an
Met&de uji standar p&ur p&int yaitu ASTM D')*'0+# (endahualuan dialukakan setelah
pemanasan, sampel didinginkan pada tingkat tertentu dan diperiksa pada inter9al C!# Suhu
terendah di mana gerakan spesimen diamati dicatat sebagai titik tuang#
Perala"an pour poin"
,# Tuang spesimen ke dalam tabung tes# >ila perlu, panaskan spesimen pada bath hingga
hanya secukupnya cairan yang dituangkan ke dalam tabung uji#
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
%%'5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
!ATATA4 ,'Telah diketahui bah$a beberapa bahan, ketika dipanaskan dengan suhu
lebih tinggi dari .5 C ! selama -. jam sebelumnya, tidak menghasilkan hasil titik tuang
yang sama ketika bahan tetap pada suhu kamar selama -. jam sebelum pengujian# !&nt&h
bahan yang dikenal untuk menunjukkan kepekaan terhadap hist&ri termal adalah bahan
bakar residu, minyak hitam, dan st&k silinder#
,#, Sampel bahan bakar residu, minyak hitam, dan st&k silinder yang telah dipanaskan
sampai suhu yang lebih tinggi daripada .5 C ! selama -. jam sebelumnya, atau ketika
hist&ri termal jenis sampel tidak diketahui, harus disimpan pada temperatur ruang
selama -. jam sebelum pengujian# Sampel yang diketahui &leh &perat&r pada hist&ri
termal tidak perlu disimpan pada suhu kamar selama -. jam sebelum pengujian#
,#- >ukti eksperimental mendukung penghapusan masa tunggu -. jam untuk beberapa
jenis sampel yang tercantum dalam lap&ran penelitian
-# Tutup tabung test dengan penutup gabus yang telah diberi term&meter high'p&ur (5#-"#
Dalam kasus p&ur p&int diatas +
?
!, gunakan term&meter dengan rentang yang tinggi
seperti %( +! atau ASTM +,!# Sesuaikan p&sisi dari gabus dan term&meter sehingga
gabus pas dan erat, term&meter dan tabung adalah k&aksial, dan bulb term&meter
terendam sehingga a$al kapiler adalah mm di ba$ah permukaan spesimen#
# 8ntuk pengukuran titik tuang, subjek specimen dalam tabung tes untuk mengikuti
perlakuan pendahuluan2
#, Spesimen yang memiliki titik tuang di atas ' C!, panaskan spesimen tanpa
pengadukan hingga ) C! di atas titik tuang yang diharapkan, tetapi setidaknya .5 C !,
dalam sebuah bath yang dijaga pada ,- C ! di atas titik tuang yang diharapkan#
Transfer tabung test ke sebuah bath yang dipertahankan pada -. D ,,5 C! dan
pengamatan dimulai untuk titik tuang# >ila menggunakan bath cair, pastikan bah$a
le9el cairan adalah antara tanda mengisi dan atas pada tabung uji#
#- Spesimen yang memiliki titik tuang pada ' C! dan di ba$ahnya'(anaskan spesimen
tanpa pengadukan hingga .5 C! dalam sebuah bath yang dipertahankan pada .7 D ,,5
C! dan mendinginkan sampai ,5 C! dalam sebuah bath yang dipertahankan pada + D
,,5 C!# ;epaskan term&meter high c&uld and p&ur, dan tempatkan term&meter l&$
c&uld and p&ur dip&sisinya# >ila menggunakan bath cair, pastikan bah$a le9el cairan
adalah antara tanda mengisi dan atas pada tabung uji#
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
%%'+

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
.# ;ihat bah$a disk, Aasket, dan bagian dalam jaket telah bersih dan kering# Tempatkan disk
di ba$ah jaket# Tempatkan gasket sekitar -5 mm dari ba$ah tabung test# Menyisipkan
tabung tes dalam jaket# 6angan menempatkan tabung langsung ke media pendinginan#
Tabel II., >ath and Sample Temperature Eange
5# Setelah
spesimen
telah didinginkan untuk memungkinkan pembentukan kristal lilin parafin, berhati'hatilah
untuk tidak mengganggu massa spesimen maupun memungkinkan term&meter untuk
bergeser dalam spesimenF setiap gangguan jaringan sp&ns dari kristal lilin akan
menyebabkan hasil yang rendah dan salah#
+# Titik tuang disajikan dalam bilangan bulat yang p&sitif atau negatif kelipatan dari C!#
Mulailah untuk memeriksa tampilan spesimen ketika suhu spesimen adalah ) C! di atas
titik tuang yang diharapkan (diperkirakan sebagai kelipatan dari C!"# (ada setiap
membaca tes term&meter yang merupakan kelipatan dari C! diba$ah suhu a$al
keluarkan tabung tes dari jaket# 8ntuk menghilangkan pengembunan yang membatasi
9isibilitas, lap permukaan dengan kain bersih yang telah dibasahi dengan alc&h&l (etan&l
atau metan&l"# Memiringkan tabung sudah cukup untuk memastikan apakah ada gerakan
dari spesimen didalam tabung uji# 6ika spesimen di dalam tabung uji bergerak, maka dapat
dilakukan pencatatan, kemudian mengganti tabung tes segera kedalam jaket dan ulangi tes
untuk aliran disuhu berikutnya, lebih rendah dari C!# >iasanya, melengkapi &perasi
pemindahan, mengelap, dan penggantian harus mensyaratkan tidak lebih dari s#
+#, 6ika spesimen belum berhenti mengalir ketika suhu specimen mencapai -* C !,
transfer tabung test ke jaket dibath pendingin yang dipertahankan pada 0 D ,,5 C !#
Sebagai spesimen yang akan terus menjadi lebih dingin, transfer tabung test ke jaket
pada temperatur bath pendinginan yang lebih rendah berikutnya sesuai dengan Tabel
,#
+#- 6ika spesimen dalam tabung tidak menunjukkan gerakan saat dimiringkan, pegang
tabung dalam p&sisi h&riG&ntal selama 5 s, yang dicatat &leh perangkat $aktu akurat,
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
%%'*
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
dan mengamati specimen dengan hati'hati# 6ika spesimen menunjukkan tanda'tanda
gerakan sebelum 5 s telah berlalu, mengganti tabung test dengan segera di jaket dan
mengulangi tes untuk aliran pada suhu berikutnya, lebih rendah dari C!#
*# ;anjutkan dengan cara ini sampai tercapai titik di mana spesimen menunjukkan tidak ada
gerakan bila tabung tes dipegang pada p&sisi h&riG&ntal selama 5 s# !atat pembacaan yang
teramati pada term&meter uji#
7# 8ntuk spesimen ber$arna gelap, st&k silinder, dan spesimen bahan bakar n&ndistillate,
hasil yang diper&leh &leh pr&sedur yang diuraikan dalam pada n&#, hingga * adalah batas
atas (maksimum" titik tuang# 6ika diperlukan menentukan batas ba$ah (minimum" titik
tuang yaitu dengan pemanasan sampel sambil diaduk, hingga ,05 C!, menuangkan sampel
ke dalam tabung, dan menentukan titik tuang seperti yang dijelaskan dalam n&#. hingga *#
)# >eberapa spesifikasi memungkinkan untuk lulus B gagal uji atau memiliki batas titik tuang
pada suhu yang tidak terbagi &leh C!# Dalam kasus ini, adalah praktek yang dapat
diterima untuk melakukan pengukuran titik tuang sesuai dengan mengikuti uraian2
Mulailah memeriksa tampilan spesimen saat suhu spesimen adalah ) C! di atas spesifikasi
titik tuang# ;anjutkan pengamatan pada inter9al C! seperti yang dijelaskan dalam 7#+ dan
7,* sampai suhu spesifikasi tercapai# ;ap&rkan sampel yang berhasil atau gagal mele$ati
batas spesifikasi
&ambar II.1 Seperangkat alat p&ur p&int
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
%%'7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran Pour Poin" Pa!a Pro!uk Pe"roleum
Spesimen didinginkan dalam bak pendingin untuk memungkinkan pembentukan
kristal lilin parafin# (ada suhu sekitar )C! di atas jar test diharapkan sebagai titik tuang dan
untuk setiap suhu C! berikutnya, diangkat dan dimiringkan untuk memeriksa gerakan
permukaan# 5etika spesimen tidak mengalir bila dimiringkan, maka p&sisi tabungnya di
diletakkan secara h&riG&ntal selama 5 detik# 6ika alirannya tetap tidak mengalir pada suhu C!
maka ditambahkan suhu yang sesuai dan dinamakan suhu titik tuang (An&nim, -0,,"#
1al ini juga berguna untuk dicatat bah$a kegagalan mengalir pada titik tuang
mungkin juga karena pengaruh 9isk&sitas atau sejarah termal spesimen# ?leh karena itu titik
tuang dapat memberikan gambaran yang sempit tentang sifat penanganan minyak# Fluiditas
tambahan atau tes pem&mpaan juga dapat dilakukan# >erbagai perkiraan titik tuang dapat
diamati dari spesimen di atas dan di ba$ah titik tuang (Anonim, &').
Pengukuran Pour Poin" Pa!a Minyak Men"a-
Dua titik tuang dapat diturunkan yang mana dapat memberikan perkiraan suhu
tergantung pada sejarah termalnya# Dalam rentang suhu ini, sampel mungkin muncul dalam
bentuk cairan atau padat# 5eistime$aan ini terjadi karena bentuk lilin 5ristal lebih siap
ketika telah dipanaskan dalam -. jam terakhir dan memberikan k&ntribusi titik tuang terendah
(Anonim, &').
Titik tuang tertinggi sampel diukur dengan menuangkan langsung ke uji tabung#
5emudian sampel didinginkan dan diperiksa titik tuangnya sebagai met&de yang digunakan
untuk titik tuang#Titik tuang terendah diukur dengan cara sampel pertama dituangkan ke
dalam bejana baja bertekanan# >ejana ditutup secara rapat dan dipanaskan di atas ,00C!
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
%%')
&ambar II., Spesimen pada uji tabung yang dimiringkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
dalam bak minyak# Setelah $aktu terpenuhi, bejana diangkat dan didinginkan untuk
sementara $aktu# Sampel ini kemudian dituangkan ke dalam uji tabung dan segera ditutup
dengan gabus diberi juga term&meter# Sampel kemudian didinginkan dan kemudian diperiksa
untuk titik tuangnya sesuai dengan met&de yang digunakan untuk titik tuang (Anonim, &').
8ji titik tuang dapat dikenakan kepada setiap pr&duk minyak bumi# Titik tuang
ditentukan dengan jalan mendinginkan c&nt&h dan setiap penurunan suhu kelipatan H! (5HF"
dilakukan uji sifat alir c&nt&h# Suhu tertinggi dimana c&nt&h tidak dapat mengalir, dicatat
sebagai titik padat (solid point"# Selanjutnya sesuai dengan definisi, titik tuang diper&leh
dengan menambahkan H! (5HF" kepada titik padat# Alat uji titik tuang pada dasarnya sama
dengan alat uji titik kabut, perbedaanya adalah kedudukan therm&meter c&nt&h# Seperti
halnya dengan titik kabut, titk tuang dapat digunakan sebagai petunjuk mengenai besarnya
kandungan malam relatif dalam minyak bumi dan pr&duknya, disamping itu titik tuang juga
menunujukkan suhu terendah dimana minyak bumi dan pr&duknya masih dapat dip&mpa
(3su, &').
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
%%',0
&ambar II.1.,.. (engukuran p&ur p&int pada minyak
&ambar II.. (engukuran (&ur (&int pada minyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II., Aplikasi In!us"ri
PU(I+I$ATI/N an! $0A(A$T'(I1ATI/N /+ BI/DI'S'2 from K'2/( S''D /I2
3Moringa oleifera4 5i"- ADS/(B'NT B'NT/NIT'
5&ntinuitas penggunaan >ahan >akar Minyak (>>M" berbasis f&sil (fossil fuel"
memunculkan paling sedikit dua ancaman serius yaitu fakt&r ek&n&mi, berupa jaminan
ketersediaan bahan bakar f&sil untuk beberapa dekade mendatang, masalah supplai, harga dan
fluktuasinya dan p&lusi akibat emisi pembakaran bahan bakar f&sil ke lingkungan# Minyak
bi&diesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran m&n&'alkyl ester dari rantai
panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan
terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak he$an# >i&diesel bersifat
bi&degradable dan tidak mengandung senya$a beracun (t&@ic" dan beremisi rendah serta
ramah lingkungan I,J# >i&diesel dari minyak nabati salah satunya dapat dibuat dari minyak
biji kel&r (Morin-a oleifera"# Minyak kel&r dapat diper&leh dari biji kel&r sekitar 0'.)K
berat kering# Minyak biji kel&r tidak termasuk dalam minyak makanan karena kandungan
asam lemak tak jenuhnya yang tinggi yaitu +.,*K dan asam lemak jenuh yaitu 5,*K 5edua
asam tersebut dinyatakan sebagai asam &leat#
Tahap akti9asi ini dilakukan dengan menggunakan larutan asam sulfat ,,5 M,
akti9asi dengan asam sulfat menyebabkan material bent&nit terpr&t&nasi sehingga bent&nit
bersifat p&sitif# Akti9asi dilakukan dengan cara memasukkan 4a'bent&nit ke dalam larutan
asam sulfat ,,5 M dengan perbandingan ,2 . kemudian distirer selama + jam dan didiamkan
selama -. jam# 3ndapan hasil pada pr&ses akti9asi dipisahkan dari larutannya dengan cara
disaring dengan kertas saring kemudian bent&nit di &9en pada ,,00! sampai berat bent&nit
k&nstan# Setelah berat bent&nit aktif k&nstan dilakukan penumbukan sampai dihasilkan
bent&nit aktif ,00 mesh, selanjutnya dilakukan pengujian menggunakan spektr&sk&pi
inframerah untuk mengetahui gugus'gugus fungsi&nal yang terdapat pada bent&nit terakti9asi#
Analisis Dengan Spektr&sk&pi %nframerah (%E" (ada >ent&nit Terakti9asi
1asil analisis dengan %E seperti yang ditunjukkan pada gambar , memperlihatkan
adanya pita lebar pada bilangan gel&mbang .),) cm', yang merupakan ulur ?1 dari
m&lekul air yang terserap pada interlayer dan memiliki ikatan hidr&gen lemah dengan
permukaan Si'?# (elebaran pita disebabkan banyaknya m&lekul air yang terkandung dalam
kerangka bent&nit# Adanya >ilangan gel&mbang ,+.0,* cm', menunjukkan M&ntm&rill&nit#
(ita serapan pada bilangan gel&mbang ,07,) cm', diakibatkan &leh 9ibrasi ulur Si'? dari Si'
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
%%',,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
?'Si yang teramati sebagai puncak serapan yang lebar dengan intensitas yang tajam# Adanya
bilangan gel&mbang +).,75 cm', menunjukkan adanya 9ibrasi rentangan simetri SiBMg'?#
>erdasarkan S4%'0.'*,7-'-00+ ambang batas pour point bi&diesel maksimum ,7 C!,
sedangkan berdasarkan pengujian yang telah dilakukan nilai pour point bi&diesel dari minyak
biji kel&r berkisar +C! sebelum bi&diesel dilakukan pemurnian# Setelah pemurnian pour point
menunjukkan nilai 0&! untuk $aktu interaksi , jam, '-&! untuk $aktu - jam, dan '.&! untuk
$aktu jam# Pour point merupakan suhu terendah saat bahan bakar mulai membeku atau
berhenti mengalir#
Analisis menggunakan met&de ASTM dihasilkan nilai pour point + F, kinematic
9isc&sity ,0,-5 cSt (Frita, -0,"#
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
%%',-

Anda mungkin juga menyukai