DI SEKOLAH
KELOMPOK 2
Dinda Novia Wilandari (3315122090)
Dita Indah Lestari (3315122093)
Elisa Zulia Fitri (3315122095)
Maruni Triwana (3315122119)
Moh. Yudariansyah (3315120236)
Putri Lingga Wijaya (3315135004)
Tugas ini dibuat sebagai salah satu tugas
kelompok pada Mata Kuliah Profesi Kependidikan
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FMIPA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2014
A. Bidang-bidang Bimbingan Konseling
1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian
dan kebutuhan dirinya secara realistik.
2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan
sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan sosial yang lebih luas.
3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
B. Jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling
1. Layanan Orientasi; Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan
obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya
diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan
layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk
pencegahan dan pemahaman.
2. Layanan Informasi; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar,
pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah
membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang
sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan
informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi
untuk pencegahan dan pemahaman.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran; merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra
kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat,
minat dan segenap potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi
untuk pengembangan.
4. Layanan Pembelajaran; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi
belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan
kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya,
dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
5. Layanan Konseling Perorangan; merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk
mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya.
Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat
mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling
Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
6. Layanan Bimbingan Kelompok; merupakan layanan yang memungkinan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk
menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok,
dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok
bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan
kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu
melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk
pemahaman dan pengembangan.
7. Layanan Konseling Kelompok; merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok,
dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.
Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
C. Kegiatan Pendukung BK di Sekolah
1. Aplikasi Instrumentasi Data
Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan
lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes
maupun non tes, dengan tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala
karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan. Fungsi kegiatan ini
adalah pemahaman
2. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan
yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan
sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
3. Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik
dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien.
Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi
kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak
yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan
permasalahan klien.Kegiatan konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman dan
pengentasan.
4. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan,
kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik
melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan,
dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari
pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan
kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
5. Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata
pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik
dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah
pengentasan.
D. Karakteristik Guru dalam Melaksanakan BK
a. Sikap Guru Proses BK
Carl Rogers (1971), menyebutkan tiga karakterisitik konselor yang efektif adalah:
1. Congruence (Genuineness, Authenticity)
Kongruensi itu sangat penting sebagai dasar sikap yang harus dipunyai oleh
seorang konselor. Ia harus paham tentang dirinya sendiri, berarti pikiran, perasaan
dan pengalamannya haruslah serasi. Kalau seseorang mempunyai pengalaman
marah, maka perasaan dan pikirannya harus marah, yang tercermin pula dalam
tindakannya. Ia harus memahami bias-bias yang ada dalam dirinya, prasangka-
prasangka yang mewarnai pikirannya. Ia harus tau kelemahan dan asset-aset yang
dipunyainya. Kalau ia menyadari hal ini, ia dapat membuat pembedaan antara
dirinya dan orang lain. Ia tahu bahwa orang lain bukan dirinya.
2. Unconditional positive regard (Acceptance)
Penerimaan tanpa syarat atau respek kepada klien harus mampu ditunjukan oleh
seorang konselor kepada kliennya.. Ia harus dapat menerima bahwa orang- orang
yang dihadapinya mempunyai nilai-nilai sendiri, kebutuhan-kebutuhan sendiri
yang lain darpada yang dimiliki olehnya. Asumsi dasar yang melandasi
Acceptande adalah :
Individu mempunyai infinite worth and dignity. Individu mempunyai harkat dan
martabat yang tak terbatas.
Adalah hak manusia untuk membuat keputusannya sendiri dan untuk menjalani
hidupnya sendiri
Orang mempunyai kamampuan atau potensi untuk memilih secara bijaksana,
dan menjalani hidup yang teraktualisasi dan bermakna secara sosial.
Setiap orang bertanggung jawab untuk hidupnya sendiri.
3. Empati
Empati adalah konsep yang sepertinya mudah dipahami sulit untuk dicerna. Empati
itu sangat sederhana, yaitu dengan memahami orang lain dari sudut kerangka
berpikir orang lain tersebut, empati yang dirasakan harus juga diekspresikan, dan
orang yang melakukan empati harus yang kuat, ia harus dapat menyingkirkan
nilai- nilainya sendiri, tetapi ia tidak pula boleh terlarut di dalam nilai-nilai orang
lain.
b. Sikap yang Harus Dimiliki Guru dalam Proses BK
1. Sense of Humor
Sense of Humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan humor
sebagai cara menyelesaikan masalah ketrampilan untuk menciptakan humor,
kemampuan menanggapi dan menghargai suatu humor serta kemampuan
menanggapi orang-orang humoris.
Setiap orang tentunya memiliki tingkatan Sense of Humoryang berbeda. Sense
of Humor bukan hanya bagaimana seseoang bisa melakukan humor namun juga
ada empat hak yang perlu dikategorikan:
Kemampuan seseorang untuk menggunakan humor
Tidak semua orang yang hidup dimuka bumi ini mampu menggunakan humor
terlebih ketika seseorangsedang mengalami masalah. Ada beberapa tipe
kepribadian yang berbeda dalam diri manusia. Ada yang bersifat introvert
cenderung lebih memendam masalah yang dihadapinya. Mereka tidak akan
pernah menggunakan humor sebagai salah satu jawaban. Tipe kepribadian yang
ekstovert cenderung memiliki kemampuan untuk menggunakan humor sebagai
salah satu jalan untuk mengurangi rasa kesal yang melanda. Juga tidak
dipastikan secara 100% kepribadian yang ekstrovert mampu menggunakan
humor sebagai cara untuk mengatasi permasalahannya.
Kemampuan seseorang untuk menciptakan humor
Penciptaan humor tentunya tidak semudah seseorang yang membalikkan tangan,
orang yang mampu menciptakan humor tentunya juga didukung karakteristik
secara kuat. Karakteristik yang dimaksud adalah bakat serta cipta humor yang
tinggi. Adanya dukungan fisik yang juga mampu mengekspresikan apa yang
akan dimaksud dalam humor tersebut.
Banyak seseorang yang mampu menghasilkan karya tentang humor (naskah)
namun juga belum tentu mampu menunjukkannya secara langsung. Seseorang
yang memiliki kemampuan menciptakan humor akan tampak walau hanya pada
saat bercerita mengulang kejadian lucu, dalam hal ini tidak ada hubungannya
dengan tipe kepribadian seseorang.
Kemampuan seseorang untuk menanggapi humor
Menanggapi adalah kemampuan yang termudah, hampir 75% orang yang ada di
muka bumi ini memiliki kemampuan menanggapi. Menanggapi yang dimaksud
ada dua kategori yaitu menghargai secara aktif dan mengahrgai secara pasif.
Menaggapi secara aktif artinya adalah memberikan respon dengan menyambung
kata-kata yangjuga berbau humor, artinya ada timbal balik yang seimbang
sebagai lawan. Contohnya sudah banyak ditemukan pada acara-acara televisi,
sedangkan yang dimaksud dengan menanggapi secara pasif yaitu seseorang
hanyamampu ikut tertawa dengan adanya kelucuan yang diberikan tokoh utama.
Menanggapi secara pasif inilah yang memiliki prosentase yang lebih besar,
berbeda dengan yang aktif, tidak semua orang.
Kemampuan seseorang untuk menghargai humor
Mengahargai tentu bukan kata-kata yang asing, semua orang mampu
menerjemahkan. Kemampuan seseorang menghargai ini akan tetapi dengan
sendirinya hanya ada beberapa hal yang ternyata juga berpengaruh yaitu mood.
Seseorang yang sedang mengalami mood yang baik dia akan menghargai penuh,
sedangkan yang bad mood akan kurang memberikan penghargaan.
2. Self Disipline
Theodore Bryant mendefinisikan disiplin diri (self-discipline) sebagai suatu
kemampuan untuk mengarahkan dan mengatur bagian-bagian kepribadian yang
berbeda sehingga setiap aspek psikologis di arahkan bersama ke arah tujuan yang
telah ditetapkan secara sadar. disiplin diri merupakan suatu proses manajemen diri
yang secara sadar bertujuan mengarahkan setiap aspek psikologis ke arah tujuan
yang telah ditetapkan.
Selanjutnya Lindgren (Syamsu Yusuf 1989:21) mengemukakan bahwa ada tiga
pengertian mengenai disiplin ini yaitu:
Punishment (hukuman). Hal ini berarti anaka perlu dihukum bila bersalah.
Control by enforcing obedience or orderly conduct. Hal ini berarti bahwa anak
itu memerlukan seseorang yang mengontrol, mengarahkan, dan membatasi
tingkah lakunya. Dalam hal ini individu dipandang tidak mampu mengarahkan,
mengontrol dan membatasi tingkah lakunya sendiri.
Training that corrects and strengthens. Tujuan disiplin ini adalah self
discipline (disiplin diri), dalam arti bahwa tujuan latihan adalah memberi
kesempatan kepada individu untuk melakukan sesuatu beradsarkan pengarahan
dan kontrolnya sendiri.
Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan
proses upaya memasuki serta hasil latihan individu sejak kecil dalam menghaadapi
aturan-aturan, norma-norma dan pedoman perilaku. Maksud disiplin ini agar
individu mematuhi aturan-aturan tadi demi kesejahteraan individu itu sendiri
maupun anggota masyarakat lainnya.
3. Self Responsibility
Konselor wajib memiliki rasa tanggungjawab terhadap saran ataupun peringatan
yang diberikan kepadanya, khususnya dari rekan seprofesi ynag berhubungan
dengan pelaksanaan ketentuan tingkah laku professional. Konselor wajib
mengusahakan mutu kerja yang tinggi dan tidak mengutamakan kepentingan
pribadi termasuk materiil, financial, dan popularitas.
4. Positive Self Concept
Self-concept mencakup bagaimana Anda menyimpulkan diri anda secara
keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan,
bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan. Konsep diri (self
consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang
kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia,
sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup
lainnya. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan
aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan
untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan
dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu
pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki.
Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang
kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas
kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas
sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan. Sebaliknya pandangan positif
terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan seseorang individu
memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan.
Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan lingkungannya.
5. Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Karakteristik Perkembangan
Manusia
Pentingnya Pemahaman Guru/Konselor Mengenai Peserta Didik diantaranya
adalah :
Dengan mengetahui dasar dasar pemahaman peserta didik, seorang
guru/konselor akan dapat memberikan harapan yang realistis terhadap anak
dan remaja. Ini adalah penting, karena jika terlalu banyak yang diharapkan
pada anak usia tertentu, anak mungkin akan mengembangkan perasaan tidak
mampu jika ia tidak mencapai standar yang ditetapkan orangtua dan guru.
Sebaliknya, jika terlalu sedikit yang diharapkan dari mereka, mereka akan
kehilangan rangsangan untuk lebih mengembangkan kemampuannya.
Dengan mengetahui dasar dasar pemahaman peserta didik, seorang
guru/konselor akan lebih mudah dalam memberikan respons yang tepat
terhadap perilaku tertentu seorang peserta didik (konseli).
Dengan mengetahui dasar dasar pemahaman peserta didik, seorang
guru/konselor akan lebih mudah dalam mengenali kapan perkembangan
normal yang sesungguhnya dimulai, sehingga guru dapat mempersiapkan
anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan
perilakunya.
Dengan mengetahui dasar dasar pemahaman peserta didik, seorang
guru/konselor akan lebih mudah dalam memberikan bimbingan yang tepat
pada peserta didik.
Dalam memahami dasar dasar pemahaman peserta didik hal hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
Kompetensi guru pembimbing/konselor
Mengetahui Klasifikasi Layanan
Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
Memperhatikan Kebutuhan Para Peserta Didik
Memperhatikan Karakteristik Perkembangan Peserta didik
6. Berpikir dan Bersikap Kreatif
Dalam hal ini berarti seorang guru harus senantiasa membuat inovasi untuk
memberi bimbingan, pengarahan dan tuntunan kepada muridnya. Seiring dengan
perkembangan zaman dan teknologi tentunya siswa akan memiliki kesempatan
lebih besar untuk memiliki pengetahuan dan pergaulan yang luas, misalnya melalui
media sosial dan imternet. Tidak jarang dengan berkembangnya kemajuan
teknologi menimbulkan sejumlah masalah baru bila siswa tidak bisa menyaring
kemajuan teknologi ini. Guru BK tentunya harus terus berinovasi untuk dapat
membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Inovasi ini berarti guru juga
harus kreatif untuk memilih cara yang tepat ketika membantu siswanya dalam
menyelesaikan masalah.
7. Bersikap Aktif dalam Mengembangkan Komunikasi yang Sifatnya Verbal
maupun Non Verbal
Dalam hal ini guru bimbingan konseling senantiasa akitf dan tanggap dalam
masalah yang sedang dihadapi oleh murid dengan komunikasi secara verbal
yaitu dengan kata-kata , karena seorang guru BK harus mengetahui maslah
yang sedang dihadapui siswa dan bisa mengatasi masalah tersebut dengan
komunikasi verbal ini yang berupa lisan yaitu pendapat atau obrolan bisa yang
berkaitan dengan maslah siswa tersebut. Dan guru BK juga bisa berkomunikasi
secara non verbal yaitu yang berkaitan bukan dengan kata-kata bida dengan
isayarat atau tanda atupun dengan benda-benda yang mempengaruhi citra
pribadi dan pola interaksi anata guru dan murid.