Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Ruth R. A. Ginting*
Nurmalawaty, SH. M.Hum**
Chairul Bariah, SH. M.Hum***

Perdagangan manusia merupakan suatu kejahatan yang mengancam
kesejahteraan dan mengganggu hak asasi dari manusia baik secara individual
maupun secara kolektif. Hal ini terjadi saat perdagangan manusia yang merupakan
bentuk modern dari perbudakan semakin tumbuh subur dan bahkan berkembang
hingga menjadi kejahatan lintas Negara. Kejahatan ini tidak hanya menyangkut
kepentingan satu Negara saja tetapi juga menyangkut kepentingan negara lain.
Perdagangan orang sendiri merupakan kejahatan yang dilakukan dengan proses
dan tertentu yang bertujuan untuk mengeksploitasi seseorang oleh sebab tertentu.
Kejahatan ini dilakukan dengan berbagai modus operandi yang secara nasional
dan internasional tidak jauh berbeda.
Untuk dapat mencegah dan mengatasi kejahatan serius ini, secara nasional
telah terdapat beberapa peraturan perundang-undangan. Sebelum adanya Undang-
undang PTPPO, masalah perdagangan manusia ini telah dapat dikenai sanksi
pidana melalui KUHP. Selain KUHP terdapat pula beberapa peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan perdagangan manusia ini. Oleh karena semakin
dirasa perlunya peraturan yang lebih spesifik mengatur mengenai perdagangan
manusia ini maka lahirlah UUPTPPO. Indonesia telah menyatakan diri ikut
memerangi perdagangan manusia bersama-sama bangsa lain lewat meratifikasi
berbagai konvensi ataupun protokol Internasional.
Sebagai kejahatan lintas negara yang memerlukan perhatian lebih, masalah
pengaturan mengenai perdagangan manusia ini sebenarnya telah ada lewat
berbagai konvensi dan protokol guna mencegah dan mengatasi kejahatan ini
secara global atau internasional. Hal ini dilakukan oleh karena semakin besarnya
tingkat terjadinya perdagangan manusia yang merupakan perlakuan kejam ini.
Pengaturan mengenai perdagangan manusia ini dilakukan lewat konvensi-
konvensi Internasional.
Dalam penulisan skripsi ini, digunakan metode penelitian hukum normatif
dengan sumber data skunder yang dianalisis dengan cara intepretasi otentik yaitu
dengan cara mendeskripsikan, mensistematisasi, dan mengevaluasi tentang
keadaan dan pengaturan trafiking dalam peraturan-peraturan yang mengatur
masalah perdagangan manusia khususnya wanita dan anak. Diharapkan agar
skripsi ini dapat bermanfaat.

*Penulis, Mahasiswa Departemen Hukum Pidana
**Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Departemen Hukum Pidana
***Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Departemen Hukum Internasional

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai