Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kambing dan domba merupakan ternak yang memiliki sifat toleransi tinggi
terhadap bermacam-macam pakan hijauan serta mempunyai daya adaptasi
yang baik terhadap berbagai keadaan lingkungan. Pengembangan
kambing/domba mempunyai prospek yang baik karena di samping untuk
memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri, juga memiliki peluang
sebagai komoditas ekspor. Untuk mendukung pengembangan
kambing/domba nasional di masa yang akan datang, jumlah dan mutu bibit
merupakan faktor produksi yang sangat strategis dan menentukan
keberhasilan program pembangunan peternakan.
Pembibitan kambing/domba saat ini masih berbasis pada peternakan rakyat
yang berciri skala usaha kecil, manajemen sederhana, pemanfaatan
teknologi seadanya, lokasi tidak terkonsentrasi dan belum menerapkan
sistem dan usaha agribisnis. Kebijakan pengembangan usaha pembibitan
kambing/domba diarahkan pada suatu kawasan, baik kawasan khusus
maupun terintegrasi dengan komoditas lainnya serta terkonsentrasi di suatu
wilayah untuk mempermudah pembinaan dan pengawasannya.
Pedoman teknis pembibitan kambing/domba ini dimaksudkan untuk
dijadikan sebagai acuan bagi peternak dan petugas dalam melaksanakan
kegiatan pembibitan kambing/domba. Oleh karena itu, pada tahun 2012
dialokasikan kegiatan pengembangan pembibitan kambing/domba.

B. Maksud, Tujuan dan Sasaran
1. Maksud ditetapkannya pedoman teknis pengembangan pembibitan
kambing/domba tahun 2012, yaitu sebagai acuan dinas peternakan atau
dinas yang membidangi fungsi peternakan tingkat provinsi dan tingkat
kabupaten/kota untuk menyusun petunjuk pelaksanaan.
2. Tujuan yang ingin dicapai adalah :
a. Meningkatkan mutu bibit kambing/domba.
b. Menciptakan sentra/kawasan sumber bibit kambing/domba.
c. Meningkatkan populasi dan produktivitas kambing/domba.
d. Pelestarian plasma nuftah kambing/domba lokal.
2



3. Sasaran
a. Meningkatnya mutu bibit kambing/domba.
b. Terciptanya sentra/kawasan sumber bibit kambing/domba.
c. Meningkatnya populasi, produksi dan produktivitas kambing/domba.
d. Terlestarikannya plasma nuftah kambing/domba lokal.
C. Ruang Lingkup
1. Penentuan lokasi dan kelompok peternak.
2. Pelaksanaan kegiatan.
3. Pembinaan dan pengembangan.
4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

3
BAB II
SYARAT LOKASI DAN KELOMPOK PETERNAK


Ketepatan lokasi dan kelompok peternak sangat menentukan keberhasilan
kegiatan pengembangan pembibitan kambing/domba tahun 2012. Untuk itu,
perlu penetapan lokasi dan kelompok peternak sesuai syarat dan tata cara
seleksi sebagai berikut :
A. Syarat Lokasi
a. Merupakan lokasi yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi wilayah
sumber bibit kambing/domba yang dinyatakan oleh pemerintah daerah.
b. Kondisi agroekosistem sesuai untuk pengembangan usaha pembibitan
kambing/domba, antara lain didukung oleh ketersediaan sumber pakan
lokal dan air, serta bukan merupakan daerah endemis penyakit hewan
menular.
c. Tersedia sarana dan prasarana serta petugas teknis peternakan.
d. Lokasi mudah dijangkau bagi pembinaan dan pemasaran hasil.
e. Mutasi ternak di lokasi tersebut mampu dikendalikan.
B. Syarat Kelompok Peternak
a. Kelompok aktif minimum 2 tahun terakhir.
b. Memiliki jumlah anggota minimum 20 orang.
c. Belum pernah mendapatkan penguatan modal, bantuan langsung
masyarakat (BLM), bantuan pinjaman langsung masyarakat (BPLM) atau
tidak mendapatkan fasilitas dari kegiatan lain pada saat yang
bersamaan.
d. Mengajukan proposal kepada kepala dinas kabupaten/kota.
e. Berpotensi dan berminat menjadi penggerak dalam mendorong
pengembangan pembibitan ternak.
f. Kelompok mengarah pada usaha pembibitan kambing/domba yang akan
dikembangkan untuk terbentuknya village breeding center (VBC) atau
memperkuat VBC yang sudah ada.
g. Bersedia dibina serta diarahkan oleh tim teknis untuk pengembangan
pembibitan kambing/domba.
4


BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN


Dana pengembangan pembibitan kambing/domba tahun 2012 dialokasikan
dalam bentuk dana penguatan modal usaha kelompok (PMUK), terdapat pada
tugas pembantuan DIPA satuan kerja dinas peternakan provinsi dan
kabupaten/kota tahun 2012. Tata cara pengajuan, penyaluran, penggunaan dan
pertanggungjawaban dana dilakukan berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku.
A. Lokasi Kegiatan
Dana pengembangan pembibitan kambing/domba tahun 2012 ini dalam
bentuk dana bantuan sosial pada satker dinas provinsi/kabupaten/kota
dengan lokasi kegiatan pada 10 provinsi (Lampiran-1).
B. Pemanfaatan Dana
Dana yang telah disalurkan melalui PMUK kepada kelompok peternak
digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Pembelian bibit kambing/domba termasuk biaya transport dan pengujian
kesehatan hewan.
2. Sarana produksi lainnya, seperti : pakan, obat-obatan (antibiotik, vaksin,
dll), perbaikan dan perluasan kandang, peralatan kandang, jasa
pelayanan perkawinan dan operasional pemeriksaan kesehatan ternak.
3. Sarana dan prasarana rekording.
Dana yang disalurkan sebagaimana tersebut di atas merupakan stimulan
bagi kelompok yang jelas penggunaannya sesuai dengan RUK dalam
mengembangkan usaha pengembangan pembibitan kambing/domba.
Kelompok penerima harus segera merealisasikan pembelian ternak bibit
kambing/domba setelah pencairan dana.
Untuk mendukung keberhasilan program pengembangan pembibitan
kambing/domba, semua anggota kelompok harus memberikan kontribusi
dalam penyediaan sarana produksi seperti lahan, kandang, pakan hijauan
dan pendukung lainnya.

5

C. Teknis Pelaksanaan
1. Pemilihan bibit
a. Persyaratan umum
1) Bibit kambing/domba yang dipilih berasal dari daerah yang bebas
penyakit hewan menular dan harus melalui pemeriksaan dan
pengamatan terhadap penyakit menular sesuai ketentuan (antara
lain bebas Brucellosis).
2) Bibit kambing/domba harus sehat dan bebas dari segala cacat
fisik seperti cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang,
lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan
tulang punggung atau cacat tubuh lainnya.
3) Bibit kambing/domba harus bebas dari cacat alat reproduksi.
b. Persyaratan khusus
Untuk menjamin mutu produk diperlukan bibit yang sesuai dengan
persyaratan teknis sesuai dengan rumpun antara lain sebagai berikut
:
1) Kambing Peranakan Ettawah
Kualitatif Kuantitatif
- Warna bulu
kombinasi putih
hitam atau putih
coklat.
- Profil muka
cembung.
- Tanduk
pejantan dan
betina kecil
melengkung ke
belakang.
- Ekor pendek.
J antan umur >1 - 2 tahun
- Tinggi pundak minimum
75 cm.
- Panjang badan minimum
61 cm.
- Panjang telinga minimum
26 cm.
- Lingkar dada minimum
80 cm.
- Panjang bulu rewos/
gembyeng/ surai
minimum 14 cm.
Betina umur >1 2 tahun
- Tinggi pundak minimum
71 cm.
- Panjang badan minimum
57 cm.
- Panjang telinga minimum
26 cm.
- Lingkar dada minimum
76 cm.
- Panjang bulu rewos/
gembyeng/ surai
minimum 14 cm.

6


2) Domba Garut
Kualitatif Kuantitatif
- Memiliki kombinasi
antara daun telinga
rumpung atau
ngadaun hiris dengan
bentuk ekor ngabuntut
beurit atau ngabuntut
bagong.
- Bentuk tanduk pada
jantan gayor,
ngabeundo, leang
atau ngagolong
tambang pada umur
domba memasuki
dewasa tubuh (18
bulan).
- Warna bulu pada
jantan dan betina
hitam, putih, coklat
atau kombinasinya.
J antan umur 18 bulan
- Panjang badan 64
cm.
- Lingkar dada 89
cm.

Betina umur 18 bulan
- Panjang badan
minimum 57 cm.
- Lingkar dada
minimum 77 cm.



3) Domba Ekor Gemuk
Kualitatif Kuantitatif
- Warna bulu
putih dan
kasar, tidak
bertanduk.
- Ekor besar
lebar dan
panjang.

J antan umur 12 18 bulan
- Tinggi pundak minimum
61,8 cm.
- Lingkar dada minimum
71,9 cm.
- Lingkar ekor minimum 13
cm.

Betina umur 8 12 bulan
- Tinggi pundak minimum
58,9 cm.
- Lingkar dada minimum
67,9 cm.
- Lingkar ekor minimum
11,1 cm.


7

4) Domba Lokal
Kualitatif Kuantitatif
- Warna bulu
bermacam-
macam.
- Betina tidak
bertanduk, jantan
bertanduk kecil
tidak melingkar.
- Bentuk badan
kecil.
J antan umur 12 18 bulan
- Tinggi badan minimum
45 kg.
- Bobot badan minimum
15 kg.

Betina umur 8 12 bulan
- Tinggi badan minimum
40 cm.
- Bobot badan minimum
10 kg.
2. Perkandangan
a. Kandang sedapat mungkin dibuat tipe panggung menggunakan
bahan baku yang ekonomis dan kuat serta memenuhi persyaratan
teknis.
b. Disarankan untuk membuat kandang koloni/kelompok dan kandang
untuk anak yang baru lahir.
3. Pakan dan Air Minum
a. Menyediakan pakan hijauan (rumput, leguminosa, sisa hasil
pertanian, dedaunan) dan pakan tambahan berupa mineral dan
pakan tambahan lainnya dalam jumlah yang cukup dan mutu yang
baik.
b. Air minum disediakan tidak terbatas (ad libitum).
4. Obat hewan
a. Obat hewan yang digunakan meliputi sediaan biologik, farmasetik,
premik dan obat alami.
b. Obat hewan yang dipergunakan seperti bahan kimia dan bahan
biologik harus memiliki nomor pendaftaran. Untuk sediaan obat alami
tidak dipersyaratkan memiliki nomor pendaftaran.
c. Penggunaan golongan obat keras harus di bawah pengawasan
tenaga medis kesehatan hewan.
5. Perkawinan
a. Perkawinan menggunakan kawin alam dan atau teknik inseminasi
buatan (IB) menggunakan semen beku/semen cair yang sudah teruji
dan memenuhi standar mutu.
b. Pejantan yang digunakan adalah pejantan terpilih yang memenuhi
persyaratan sebagai pejantan unggul dan harus dihindari perkawinan
kerabat dekat (inbreeding).
8


6. Pencatatan (Rekording)
Untuk mempermudah penelusuran silsilah diperlukan pencatatan data
individu ternak secara tertib yang meliputi :
a. Tetua (induk dan bapak).
b. Kelahiran (tanggal, bobot lahir, panjang badan, tipe kelahiran dan
jenis kelamin).
c. Penyapihan umur 3 bulan (tanggal, bobot sapih dan panjang badan).
d. Perkawinan (tanggal kawin dan pejantan).
e. Tanggal beranak kembali.
f. Penyakit (vaksinasi dan pengobatan).
g. Mutasi.
Pencatatan dilaksanakan oleh peternaknya sendiri pada kartu-kartu dan
oleh petugas dalam buku registrasi dengan model rekording yang
sederhana, mudah diterapkan di lapangan.
Data hasil pencatatan akan sangat bermanfaat untuk peningkatan
kualitas bibit dan produksi bibit serta untuk bahan seleksi dan sertifikasi
calon ternak bibit di masa yang akan datang.
7. Seleksi
a. Seleksi dilakukan oleh peternak terhadap bibit ternak yang akan
dikembangkan di bawah bimbingan petugas yang berwenang.
b. Seleksi calon bibit jantan dipilih 10% terbaik dari hasil keturunan,
sedangkan calon bibit betina dipilih 25% terbaik dari hasil keturunan
untuk selanjutnya digunakan sebagai replacement.
8. Afkir (Culling)
a. Induk dan pejantan yang tidak produktif harus segera diafkir.
b. Keturunan yang tidak terpilih sebagai calon bibit (tidak lolos seleksi)
harus segera diafkir.
9. Kesehatan Ternak
a. Setiap terjadi kasus penyakit terutama penyakit menular harus
segera ditangani dan dilaporkan kepada petugas yang berwenang.
b. Setiap ternak yang sakit harus segera dikeluarkan dari kandang
untuk diobati atau dikeluarkan dari kelompok peternak/ peternakan.


9
BAB IV
PEMBINAAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN

A. Pembinaan
Pembinaan pengembangan pembibitan kambing/domba tahun 2012 meliputi
:
1. Pembinaan Teknis, dilakukan oleh Tim Teknis Dinas
Provinsi/Kabupaten/Kota terhadap kelompok peternak menyangkut :
a. Aspek pelaksanaan kegiatan pengembangan pembibitan (pemilihan
lokasi/kelompok peternak, pemilihan bibit ternak, pemeliharaan,
perkawinan, pencatatan/rekording dan sertifikasi).
b. Aspek pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan.
c. Aspek pengembangan pembibitan kambing/domba
2. Pembinaan kelembagaan, dikembangkan dalam rangka meningkatkan
usaha kelompok sehingga berkembang menjadi gabungan kelompok,
koperasi atau usaha berbadan hukum lainnya. Penguatan kelembagaan
mutlak dilakukan melalui : dinamisasi aktivitas kelompok, kemampuan
memupuk modal, kemampuan memilih bentuk dan memanfaatkan
peluang usaha yang menguntungkan dan pengembangan jaringan kerja-
sama dengan pihak lain.
3. Pembinaan Usaha Kelompok, difokuskan kepada usaha pembibitan
kambing/domba, namun dapat dikembangkan jenis-jenis usaha lainnya
dalam rangka mendukung usaha pembibitan sapi.
B. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan pengembangan pembibitan kambing/domba dapat diukur dari
beberapa aspek, antara lain :
1. Aspek teknis
a. Meningkatnya populasi dan mutu bibit sapi potong.
b. Terciptanya sentra/kawasan sumber bibit sapi potong.
2. Aspek kelembagaan
a. Terbentuknya gapoktan, koperasi maupun usaha berbadan hukum
lainnya.
b. Menguatnya kelembagaan perbibitan sapi.
3. Aspek usaha
a. Meningkatnya skala usaha kelompok.
b. Berkembangnya usaha agribisnis lainnya pada kelompok tersebut.
10


BAB V
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Pemantauan dan Evaluasi
Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan sedini mungkin untuk
mengetahui berbagai masalah yang timbul dan tingkat keberhasilan yang
dicapai serta pemecahan masalahnya. Untuk itu, kegiatan monitoring dan
evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai dengan tahapan
kegiatan pengembangan usaha kelompok.
Tim teknis kabupaten/kota melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi
serta membuat laporan tertulis hasil pemantauan dan evaluasi secara
berjenjang untuk dilaporkan ke pusat meliputi :
1. Kemajuan pelaksanaan program pengembangan pembibitan
kambing/domba.
2. Penyelesaian masalah lapangan yang dihadapi di tingkat kelompok,
kabupaten/kota.
3. Perkembangan populasi ternak, pola pembibitan dan perkembangan
modal usaha dari kelompok sasaran.
B. Pelaporan
Pelaporan diperlukan untuk mengetahui pengembangan pembibitan
kambing/domba di lapangan, tahapan pelaporan adalah sebagai berikut:
1. Kelompok peternak penerima kambing/domba wajib melaporkan
perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap bulan kepada kepala dinas
kabupaten/kota, selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya.
2. Dinas kabupaten/kota melakukan rekapitulasi seluruh laporan
perkembangan yang diterima dari kelompok dan setiap triwulan
disampaikan ke kepala dinas provinsi dengan tembusan Direktur
J enderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, selambat-lambatnya
tanggal 10 bulan berikutnya.
3. Dinas provinsi melakukan rekapitulasi seluruh laporan perkembangan
yang diterima dari kabupaten/kota setiap triwulan disampaikan kepada
Direktur J enderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, selambat-
lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya.




11
BAB VI
PENUTUP

Pedoman teknis pengembangan pembibitan kambing/domba ini merupakan
acuan untuk kelancaran operasional pengembangan pembibitan
kambing/domba pada tahun 2012. Semua kegiatan yang dilaksanakan harus
mendukung pelaksanaan pembibitan di daerah menuju terwujudnya kawasan
sumber bibit kambing/domba di perdesaan yang mandiri dan berkelanjutan.
Dengan pedoman teknis ini diharapkan semua pelaksana kegiatan dari tingkat
pusat, provinsi, sampai kabupaten/kota dapat melaksanakan seluruh tahapan
kegiatan secara baik dan benar menuju tercapainya sasaran yang telah
ditetapkan.

Direktorat J enderal Peternakan
Dan Kesehatan Hewan


12


Lampiran-1
LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan pengembangan pembibitan kambing/domba pada tahun
anggaran 2012 adalah sebagai berikut :
1. Provinsi Sumatera Utara.
2. Provinsi Bengkulu.
3. Provinsi Sumatera Selatan.
4. Provinsi Lampung.
5. Provinsi J awa Barat.
6. Provinsi J awa Tengah.
7. Provinsi J awa Timur.
8. Provinsi Nusa Tenggara Barat.
9. Provinsi Sulawesi Selatan
10. Provinsi Maluku













13

Lampiran-2.

DATA KEPEMILIKAN TERNAK SEBELUM PROGRAM

Nama Kelompok :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :

No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
J umlah
Kepemilikan
Kambing Domba
J tn Btn J tn Btn












14


Lampiran-3.
KARTU REKORDING INDUK

Breed : Warna : Tanggal Lahir :
Nama :
No :




Gambar ternak (sisi kiri)



Gambar ternak (sisi kanan)
No. Bapak :
No. Induk :


No
Tanggal
Beranak
Litter
Size
No.
Pejantan
(Bapak)
Keterangan









15

Lampiran-4.

KARTU REKORDING ANAK

No.
Anak
Tgl
Lahir
No.
Induk
No.
Bapak
Seks
J / B
Berat
Lahir
Sapih
Umur
6 Bulan
Tgl
J ual /
Potong
Ket
Tgl Berat Tgl Berat








16

Lampiran-5.

KARTU REKORDING PEJ ANTAN

Breed : Warna : Tanggal
Lahir :
Nama :
No :




Gambar ternak (sisi kiri)



Gambar ternak (sisi
kanan)
No. Bapak :
No. Induk :

DATA PERKAWINAN

No
Tgl
Kawin
No.
Betina
(Induk)
No
Tgl
Kawin
No.
Betina
(Induk)









17
Lampiran-6.
KARTU PERKAWINAN

KARTU PERKAWINAN
Nama Rekorder
Nama pemilik
Alamat
Nomor telinga / ear
tag

Nama kambing /
domba

Perkawinan (IB/KA)
- Tanggal kawin
- Nama
pejantan/kode
semen

- Tanggal lahir
- Status kelahiran
- J umlah anak Tunggal/Kembar/Tiga
- Nomor telinga anak

Catatan :
Sebutkan jenis kelamin anak yang lahir.

18


Lampiran-7.

CATATAN PENGUKURAN ANAK (CALON BIBIT)

Lokasi :

N
o
No
mor
Teli
nga
Nama
Kambing
/Domba
Tangg
al
Perka
winan
Materi
Pengukuran K
et B
L
B
B
P
B
T
G
L
D








Catatan :
- Pengukuran parameter tubuh dilakukan pada
saat lahir dan setiap bulan.
- Kambing/domba siap kawin.

Anda mungkin juga menyukai