Anda di halaman 1dari 36

MATA KULIAH

PUSKESMAS, TATALAKSANA
KERJA DAN PROGRAMNYA

SEMESTER VII
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIV. HANG TUAH SURABAYA


Oleh :
dr. MERDIASTUTI WP.
JADWAL PERTEMUAN
MATERI PUSKESMAS

PERTEMUAN I
I. PENGERTIAN TENTANG
PUSKESMAS
A. Konsep Dasar Puskesmas
Pengertian :
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja :
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
kabupaten/kota (UPTD), Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional dinas kesehatan kabupetan/kota dan
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia

2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan
upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal

3. Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan
seluruh upaya pembangunan kesehatan di
wilayah kabupaten/kota adalah dinas
kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk
sebagian upaya pembangunan kesehatan
yang dibebankan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan
kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja
Puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari
satu Puskesmas, maka tanggungjawab
wilayah kerja dibagi antar Puskesmas,
dengan memperhatikan keutuhan konsep
wilayah (desa/ kelurahan atau RW). Masing-
masing Puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat
Menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan
Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai
mencakup 4 indikator utama yakni :
1.Lingkungan sehat
2.Perilaku sehat
3.Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
serta
4.Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus
mengacu pada visi pembangunan kesehatan Puskesmas
di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat, yang harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
wilayah Kecamatan setempat.
2. Misi
Misi Pembanguna Kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi
pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

C. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia Sehat 2010.
D. Fungsi
1. Pusat Penggerak Pembangunan
Berwawasan Kesehatan
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata
Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan
(komprehensif) :
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan
yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan
dan untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.
Pelayanan perorangan tersebut dilaksanakan dg
pendekatan holistik (bio-psiko, sosio, kulturo
spiritual)
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan
yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan
utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain
adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
II. KEDUDUKAN, ORGANISASI
DAN TATA KERJA
Hubungan Puskesmas dalam SKN dan SKK,
Pemda maupun diantara sesama sarana
kesehatan.
A. Kedudukan
Kedudukan Puskesmas dibedakan
menurut keterkaitannya dengan sistem
Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah
Daerah :
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan
Nasional adalah sebagai sarana pelayanan
kesehatan starata pertama yang bertangggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan
Kabupatan/Kota adalah sebagai Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian
tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di
wilayah kerjanya
3. Sistem Pemerintahan Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintahan Daerah
adalah sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang merupakan unit struktural Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat
kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata
Pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat
dan swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek
bidan, poliklinik dana balai kesehatan masyarakat. Kedudukan
Puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan strata pertama ini
adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat pula
berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya
masyarakat seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos
UKK. Kedudukan Puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan
kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai
pembina.
B. Organisasi
1. Struktur organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari
kegiatan dan beban tugas masing-masing Puskesmas.
Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu
kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan
dengan Peraturan Daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur
organisasi Puskesmas sebagai berikut :
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab
membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan :
Data dan Informasi
Perencanaan dan Penilaian
Keuangan
Umum dan Kepegawaian
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk
pembinaan terhadap UKBM
Upaya Kesehatan Perorangan
d. Jaringan Pelayanan Puskesmas
Unit Puskesmas Pembantu
Unit Puskesmas Keliling
Unit Bidan di Desa/Komunitas
2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur
organisasi Puskesmas disesuaikan dengan
tugas dan tanggungjawab masing-masing
unit Puskesmas. Khusus untuk Kepala
Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan
harus seorang sarjana di bidang kesehatan
yang kurikulum pendidikannya mencakup
kesehatan masyarakat.
3. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan
kesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai dengan
tanggungjawab tersebut dan besarnya peran Kepala
Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
di tingkat kecamatan maka jabatan Kepala Puskesmas
setingkat dengan eselon III-B.
Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat
untuk menjabat jabatan eselon III-B, ditunjuk pejabat
sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala Puskesmas
yakni seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup bidang kesehatan masyarakat,
dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.
C. Tata Kerja
Kerjasama secara lintas sektorral maupun lintas program,
Rujukan horizontal maupun vertikal.
1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas
berkoordinasi dengan kantor Kecamatan, melalui
pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat
kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
serta penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian
sumberdaya masyarakat oleh Puskesmas, koordinasi dengan
kantor Kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi dan
advokasi.
2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota. Dengan demikian
secara teknis dan administratif, Puskesmas
bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan
kabupaten/kota. Sebaliknya Dinas Kesehatan
kabupaten/kota bertanggungjawab membina
serta memberikan bantuan administratif dan
teknis kepada Puskesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan
Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata
pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin
kerjasama termasuk penyelenggaraan rujukan
dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.
Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat, Puskesmas
melaksanakan bimbingan teknis,
pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan
Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, Puskesmas menjalin kerjasama
yang erat dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan.
Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebut
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
perorangan seperti rumah sakit (kabupaten/kota), dan berbagai
balai kesehatan masyarakat (Balai Pengobatan Penyakit Paru
Paru, Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Kesehatan
Kerja Masyarakat, Balai Kesehatan Indra Masyarakat).
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan
kerjasama diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan
kesehatan masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan
kabupaten/kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai
Laboratorium Kesehatan Serta berbagai kesehatan masyarakat.
Kerjasama tersebut diselenggerakan melalui penerapan konsep
rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi dinas kesehatan
kabupaten/kota.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggungjawab Puskesmas sebagai unit pelaksana
teknis adalah menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas
Kesehatan kabupetan/kota. Untuk hasil yang optimal,
penyelenggarakan pembangunan kesehatan tersebut
harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas
sektor terkait yang ada ditingkat kecamatan.
Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut
mendapat dukungan dari berbagai sektor terkait,
sedangkan di pihak lain pembangunan yang
diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan
berdampak positif terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya,
Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari
masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan.
Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui
pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP),
yang menghimpun berbagai potensi masyarakat,
seperti : tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM,
organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha, BPP
tersebut berperan sebagai mitra Puskesmas dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
Badan Penyantun Puskesmas
( BPP )
Pengertian :
Suatu organisasi yang menghimpun tokoh-tokoh
masyarakat peduli kesehatan yang berperan sebagai
mitra kerja Puskesmas dalam menyelenggarakan
upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
Fungsi :
1. Melayani pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan oleh Puskesmas (to serve).
2. Memperjuangkan kepentingan kesehatan dan keberhasilan
pembangunan kesehatan oleh Puskesmas (to advocate).
3. Melaksanakan tinjauan dan memberikan masukan tentang
kinerja Puskesmas ( to watch).
III. UPAYA DAN AZAS
PENYELENGGARAAN
A. Bentuk Pelayanan
Upaya kesehatan (program) wajib.
Upaya kesehatan (program) pengembangan.
B. Azas Penyelenggaraan
Azas Pertanggungjawaban wilayah.
Azas Pemberdayaan masyarakat.
Azas keterpaduan baik lintas program maupun sektoral.
Azas rujukan baik lintas program maupun sektoral secara
horisontal maupun vertikal tentang masalah medis
maupun non medis.
Azas rujukan kemungkinan perlu diselenggarakan secara
menyeluruh, serentak dan terus menerus (komprehensif)
Strata
ketiga
Strata
ketiga
Strata
kedua
Strata
kedua
Strata
pertama
Strata
pertama
Masyarakat Masyarakat
Perorangan /
keluarga
Perorangan /
keluarga
Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan
Rujukan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
Depkes
Dinkes Propinsi
Depkes
Dinkes Propinsi
Dinkes Kab/Kota
SP4, BKMM, BKKM
UKBM : Posyandu
Polindes
UKBM lain
Kader Kesehatan
Upaya Kesehatan
Keluarga Mandiri
RS Umum/
Khusus Pusat/
Propinsi
RS Umum/Khusus Kab/Kota
BP4, BKKM, Klinik
Spesialis Swasta, Praktek Dokter
Spesialis Swasta
Praktek Dokter Umum Swasta
(Dokter Keluarga) Puskesmas
Balai Pengobatan
BKIA
Praktek Bidan Swasta
Posyandu
Polindes
Upaya Kes.
Keluarga
mandiri
IV. MANAJEMEN PUSKESMAS
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik
untuk menghasilkan sesuatu tujuan / luaran
Puskesmas yang efektif dan efisien.
Biasanya terdiri dari 3 proses :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan dan pengendalian
3. Pengawasan dan pertanggungjawaban.
V. PEMBIAYAAN
Sumber-sumber dana yang berada di
Puskesmas.
Tata cara pertanggungjawaban keuangan
VI. HAMBATAN-HAMBATAN / MASALAH
YANG DITEMUI DI PUSKESMAS
1. Visi, misi dan fungsi Puskesmas belum dirumuskan
secara jelas, sehingga pelaksanaan program
Puskesmas dan keterkaitannya dengan program
pembangunan kesehatan secara keseluruhan belum
optimal.
2. Beban kerja Puskesmas sebagai Unit Pelaksana
Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota terlalu
berat. Pertama, karena rujukan kesehatan ke dan
dari dinas kesehatan kab./kota kurang berjalan,
kedua, karena dinas kesehatan kab./kota yg
sebenarnya bertanggungjawab penuh terhadap
keberhasilan pembangunan kesehatan secara
menyeluruh di wilayah kab./kota lebih banyak
melaksanakan tugas
2
administratif.
3. Sistem menajemen Puskesmas yakni perencanaan (P1) yg
diselenggarakan melalui mekanisme Perencanaan Mikro
(micro planning) yg kemudian menjadi Perencanaan Tingkat
Puskesmas. Penggerakan pelaksanaan (P2) yg
diselenggarakan melalui mekanisme Lokakarya Mini (mini
workshop) serta pengawasan, pengendalian dan penilaian
(P3) yg diselenggarakan melalui mekanisme Stratifikasi
Puskesmas yg kemudian menjadi Penilaian Kinerja
Puskesmas, dengan berlakunya prinsip otonomi perlu
disesuaikan.
4. Pengelolaan kegiatan Puskesmas, meskipun telah ditetapkan
merupakan aparat daerah tetapi masih terlalu bersifat
sentralistik. Puskesmas dan daerah tidak memiliki
keleluasaan menetapkan kebijakan progam yg sesuai dg
kebutuhan masyarakat setempat, yg tentu saja dinilai tidak
sesuai lagi dg era desentralisasi.
5. Kegiatan yg dilaksanakan Puskesmas kurang
beroreintasi pada masalah dan kebutuhan kesehatan
masyarakat setempat. Selama ini setiap Puskesmas
dimanapun berada menyelenggarakan upaya
kesehatan yg sama.
6. Keterlibatan masyarkat yg merupakan andalan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kurang
berhasil menumbuhkan inisiatif dan rasa memiliki
serta belum mampu mendorong kontribusi sumber
daya dari masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
Puskesmas.
7. Sistem pembiayaan Puskesmas belum
mengantisipasi arah perkembangan masa depan,
yakni sistem pembiayaan pra-upaya untuk
pelayanan kesehatan perorangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004
Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat., Departemen Kesehatan RI,
2004
2. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas,
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat Departemen Kesehatan RI, 2006

Anda mungkin juga menyukai