Studi Kasus : Bentrok antara Masyarakat Koja dan Satpol PP dalam Penertiban Lokasi Makam Mbah Priok Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas akhir semester Mata Kuliah Administrasi Pembangunan oleh : 1. Abiman! "ilma#an $%&%'(')('%* +. ,i-.ia Diah Sa.i $%&%'('&'+/* ). ,!.i An0.iana $%&%'(')(&'* (. In-ia1 Ma.e1-a B!0i-ami $%&%')(2%3/* /. Rahmi Khai.!n Ni1a $%&%')(21'(* Ilm! A0mini1-.a1i Ne4a.a ,a5!l-a1 Ilm! So1ial 0an Ilm! Poli-i5 Uni6e.1i-a1 In0one1ia7 +%1% KATA PENGANTAR 1 Puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah kelompok yang berjudul Partisipasi dan Pengawasan Masyarakat dalam asus Penggusuran Makam Mbah Priok! berisikan studi kasus yang menyangkut pokok " pokok bahasan mengenai hal " hal yang menjadi #aktor penyebab terjadi kerusuhan yang dilakukan masyarakat atas ren$ana penggusuran makam Mbah Priok, bentuk partisipasi masyarakat dalam ren$ana penggusuran makam Mbah Priok, dan bentuk pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap ren$ana penggusuran makam Mbah Priok. Pokok " pokok bahasan tersebut dikaitkan kepada teori partisipasi, pengawasan, good governance, dan administrasi pembangunan supaya pembahasan studi kasus lebih terarah dan komprehensi#. Penulis mengu$apkan terima kasih kepada Pro#. %r. &henyamin 'oessein dan Pro#. %r. (r#an )idwan Maksum, M. *i selaku dosen dan #asilitator yang telah memberikan ilmu dan bantuan, baik materil dan nonmateril, kepada penulis sehingga penulis memiliki bekal guna menyusun makalah ini. *elain itu, penulis mengu$apkan terima kasih kepada teman " teman %epartemen (lmu +dministrasi Negara kelas & mata kuliah +dministrasi Pembangunan yang telah men$iptakan suasana yang kondusi# sehingga mempermudah penulis mendapatkan ilmu guna menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis u$apkan kepada kedua orang tua atas dukungan, baik materi maupun non materi dan seluruh pihak ,seperti penulis buku, jurnal, dan artikel yang telah memberikan bahan materi untuk penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna maka penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan di dalam makalah ini dan selanjutnya di mata kuliah ini atau di mata kuliah lain. %epok, Mei ,-.- Penulis Daftar Isi ata Pengantar . 2 %a#tar (si , &ab . Pendahuluan / ... 0atar &elakang Masalah 1 .., )umusan Masalah 1 ../ Tujuan Penulisan 1 ..2 Metode Penulisan 1 ..1 *istematika Penulisan 1 &ab , erangka Teori 3 ,.. Partisipasi Masyarakat 3 ,., Good Governance .. ,./ +dministrasi Pembangunan .2 ,./.. 4iri "4iri +dministrasi Pembangunan .1 ,./., )uang 0ingkup .5 ,././ 6ungsi dan Peran Pemerintah dalam Pembangunan .3 ,.2 Pengawasan .7 ,.2.. onteks-konteks dalam pengawasan .8 ,.2., 9enis-jenis Pengawasan ,- ,.2./ Tujuan Pengawasan ,, &ab / +nalisis Masalah ,/ /.. *tudi asus: &entrok antara Masyarakat oja dan *atuan Polisi Pamong Praja ;*atpol PP< ,/ /., +nalisis asus ,2 &ab 2 Penutup ,8 2.. esimpulan ,8 2., *aran ,8 %a#tar Pustaka 30 BAB 1 PENDAHULUAN 3 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintahan di era Presiden *oeharto yang $enderung otoriter menimbulkan rasa tidak puas kepada masyarakat (ndonesia. *istem sentralistik yang dianut saat itu, menjadikan pemerintah menjadi pihak penyelenggara negara yang kebal dari pengawasan, khususnya dari masyarakat. Pemerintahan yang top down membuat kreati#itas dan ino=asi masyarakat menjadi mati karena kebebasan berpendapat dan mengkritik pemerintah sangat dibatasi. Padahal di satu sisi, kebebasan berpendapat dan mengkritik merupakan sebuah hal yang sangat penting agar e=aluasi dan akuntabilitas pemerintah dalam menjalankan #ungsi pembangunan dapat dipertanggungjawabkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. onsekuensi logis dari matinya mekanisme pemberian pendapat dan kritik terhadap pemerintah adalah ketidakmerataan pembangunan yang berjalan selama /, tahun saat itu di (ndonesia. Mun$ullah kesenjangan antara orang-orang yang tinggal di daerah dan ibukota. Pada akhirnya, kemarahan masyarakat memun$ak saat kerusuhan Mei tahun .887 yang ditandai dengan tumbangnya re>im *oeharto. *e$ara garis besar, masyarakat menginginkan adanya re#ormasi dalam sistem pemerintahan di (ndonesia. Masyarakat menginginkan adanya keterbukaan dalam berpendapat dan penghapusan terhadap sistem sentralistik yang dianggap mematikan pembangunan dan menghambat pemerataan kesejahteraan. +khirnya dibentuklah undang- undang tentang otonomi daerah yang menandai dimulainya sistem desentralisasi di (ndonesia. %esentralisasi dianggap dapat menjawab masalah-masalah pembangunan seperti tidak transparannya penggunaan keuangan, serta memaksimalkan persebaran pembangunan berdasarkan kebutuhan masyarakat. 6ungsi pengawasan masyarakat yang belum berkembang saat pemerintahan *oeharto diharapkan dapat mun$ul dan memberi andil dalam pembangunan negara. Namun demikian, pemerintahan dan pembangunan yang terdesentralisasi tidak akan berjalan dengan e#ekti# tanpa adanya partisipasi masyarakatnya. Partisipasi masyarakat sangat penting peranannya dalam proses pembangunan di wilayahnya sendiri. Partisipasi masyarakat bisa berbentuk partisipasi dalam pembangunan in#rastruktur atau maintenance-nya? partisipasi dalam proses politik? melakukan pengawasan saat pemerintah merumuskan dan melaksanakan kebijakan publik. Penyertaan peran masyarakat dalam sistem pemerintahan 4 akan menimbulkan sinergisitas yang sempurna untuk men$iptakan good governance yang menginginkan adanya kerjasama dan partisipasi sempurna dari / aktor utama di negara, yaitu pemerintah atau government, pihak swasta atau privat, dan masyarakat atau civil society. *inergitas ketiga elemen ini sangat penting agar terjadi proses pembuatan kebijakan publik yang berkeadilan dan pembangunan nasional yang merata. Pelibatan masyarakat sebagai shareholder dan stakeholder dalam proses perumusan kebijakan, pelaksanaan, dan e=aluasinya adalah hal mutlak yang harus terjadi agar good governance dapat benar-benar ditegakkan. 9ika dalam pelakasanaannya pemerintah tidak menerapkan nilai dasar good governance yaitu melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses kenegaraan, maka yang akan terjadi adalah proses pembangunan yang tidak berkeadilan dan akan menumbuhkan kon#lik. *alah satu dampak dari pemerintah tidak menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam membuat, memutuskan, dan melaksanakan kebijakan publik ialah banyak terjadinya kon#lik- kon#lik sosial. *alah satu $ontohnya adalah bentrokan di Makam Mbah Priok pada tanggal .2 +pril ,-.- kemarin yang melibatkan *atpol PP dan masyarakat sekitar makam. %isinyalir bentrokan ini terjadi karena tidak adanya pelibatan masyarakat dalam pembuatan kebijakan penggusuran makam. Pemerintah hanya melibatkan PT Pelindo yang dalam hal ini adalah sebagai pihak swasta dalam membuat kebijakan tersebut. Masyarakat merasa tidak terima karena tidak pernah di$apai keputusan yang final antara pihak masyarakat, pemerintah dan pihak Pelindo sendiri. +kibatnya adalah terjadi bentrokan berdarah yang membuat ratusan korban luka dan beberapa orang meninggal. Tidak adanya sinergisitas yang seharusnya dilakukan dalam sebuah good governance dalam pemutusan kebijakan penggusuran ini adalah pemi$u terjadinya kon#lik yang tidak seharusnya terjadi. @leh karena itu, dalam makalah ini, penulis bermaksud untuk mengkaji lebih jauh bagaimana sebenarnya proses pelibatan masyarakat dalam ren$ana penggusuran Makam Mbah Priok serta mekanisme pengawasannya dalam pelaksanaan ren$ana tersebut. %engan demikian, penulis juga berharap makalah ini bisa semakin menguatkan pernyataan bahwa good governance perlu dibentuk sebaik-baiknya untuk men$egah terjadinya kon#lik kepentingan yang berbeda satu sama lain antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta, salah satunya seperti yang digambarkan pada kasus Makam Mbah Priok. 5 1.2. R!san Masalah Makalah ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut: .. +pa penyebab terjadi kerusuhan yang dilakukan masyarakat atas ren$ana penggusuran makam Mbah PriokA ,. &agaimana bentuk partisipasi dan pengawasan masyarakat dalam ren$ana penggusuran makam Mbah PriokA /. &agaimana bentuk ideal partisipasi dan pengawasan masyarakat dalam setiap proses pembangunanA 1.". T#an Penlisan &erdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu .. Mengetahui penyebab terjadi kerusuhan yang dilakukan masyarakat atas ren$ana penggusuran makam Mbah Priok. ,. Mengetahui bentuk partisipasi dan pengawasan masyarakat dalam ren$ana penggusuran makam Mbah Priok. /. Mengkaji lebih jauh bagaimana bentuk ideal partisipasi dan pengawasan masyarakat dalam setiap proses pembangunan. 1.$. Met%&e 'enlisan Makalah ini ditulis dengan menggunakan studi literatur dari beberapa bahan ba$aan yang berasal dari buku-buku penunjang dan website-website yang memiliki korelasi terhadap tema makalah ini. 6 1.(. )iste!atika Penlisan Penulisan makalah ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: &ab . Pendahuluan terdiri dari 0atar &elakang Masalah, )umusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, *istematika Penulisan &ab , erangka Teori terdiri dari Teori Partisipasi Masyarakat, Teori Good Governance, Teori +dministrasi Pembangunan, Teori Pengawasan &ab / Pembahasan terdiri dari *tudi asus &entrok antara Masyarakat oja dan *atuan Polisi Pamong Praja ;*atpol PP< dalam )en$ana Penggusuran Makam Mbah Priok, dan +nalisis asus &ab 2 Penutup terdiri dari esimpulan dan )ekomendasi. 7 BAB 2 KERANGKA TE*RI
2.1 Partisi'asi !as+arakat (stilah partisipasi berasal dari bahasa asing yang artinya mengikutsertakan pihak lain. &eberapa de#inisi lain mengenai partisipasi adalah : *antoso *astropoetro mende#inisikan partisipasi sebagai keterlibatan spontan dengan kesadaran disertai tanggung-jawab tehadap kepentingan kelompok untuk men$apai tujuan bersama. . 1 *antoso *astropoetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional, ;&andung: Penerbit +lumni, .875< hal /8 " 2-. 8 +lastraire Bhite mende#inisikan partisipasi sebagai keterlibatan komuniti setempat se$ara akti# dalam pengambilan keputusan atau pelaksananaannya terhadap proyek- proyek pembangunan. , +llport mengemukakan bahwa seseorang yang berpartisipasi sebenarnya mengalami keterlibatan dirinyaCegonya yang si#atnya lebih daripada keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja. %engan keterlibatan dirinya juga berarti keterlibatan pikiran dan perasaannya. / eith %a=is mengemukakan de#inisi partisipasi sebagai ental and emotional involvement of a person in a group situation which encourages him to contribute to group goals and share responsibility in them!" Menurut %a=is, partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok atau berbagai tanggung jawab pen$apaian tujuan tersebut. 2 *elain itu, eith %a=is juga melengkapi de#inisinya mengenai partisipasi dengan mengemukakan gagasan lain tentang partisipasi. #here are three ideas in this definition which are important to managers who will practice the art of participation, most of them do agree on the importance of these three ideas!" %i dalamnya terdapat tiga buah gagasan yang penting artinya bagi para manajer atau pemimpin yang hendak menerapkan seni partisipasi dan kebanyakan dari mereka sependapat dengan tiga buah gagasan tersebut. %ari beberapa de#inisi yang ada dapat disimpulkan bahwa partisipasi memiliki tiga gagasan penting, yakni keterlibatan, kontribusi, dan tanggung jawab. .. eterlibatan mental dan emosionalCinisiati#. eterlibatan ini bersi#at psikologis daripada #isik. *eseorang dalam berpartisipasi lebih terlibat egonya daripada terlibat tugas. 1 , $bid. hal. 1,. / *antoso *astropoetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional, ;&andung: Penerbit +lumni, .875< hal .,. 4 eith %a=is D 9ohn B. Newstrom, Perilaku Dalam %rganisasi. &disi Ketu'uh" Terjemahan. ;9akarta : Erlangga, .881< hal. .38. 1 (oc )it" 9 ,. Moti=asi kontribusi Ensur kedua adalah kesediaan menyalurkan sumber inisiati# dan kreati#itasnya untuk men$apai tujuan kelompok. 5
/. Tanggung jawab Partisipasi mendorong orang-orang untuk menerima tanggung jawab dalam akti=itas kelompok. (ni juga merupakan proses sosial yang melaluinya orang-orang menjadi terlibat sendiri dalam organisasi dan ingin mewujudkan keberhasilannya. Pada saat orang-orang ingin menerima tanggung jawab akti=itas kelompok, orang-orang tersebut melihat adanya peluang untuk melakukan hal-hal yang diinginkan, yaitu merasa bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaannya. Fagasan tentang upaya menimbulkan kerja tim dalam kelompok ini merupakan langkah utama mengembangkan kelompok untuk menjadi unit kerja yang berhasil. 9ika orang ingin melakukan sesuatu, orang tersebut akan menemukan $ara melakukannya. 3
Menurut eith %a=is, partisipasi memiliki beberapa bentuk dan jenis, antara lain : .. &entuk Partisipasi onsultasi, biasanya dalam bentuk jasa. *umbangan spontan berupa uang dan barang. Mendirikan proyek yang si#atnya berdikari dan donornya berasal dari sumbangan indi=idu atau instansi yang berada di luar lingkungan tertentu. *umbangan dalam bentuk kerja, yang biasanya dilakukan oleh tenaga ahli setempat. +ksi massa. Mengadakan pembangunan di kalangan keluarga desa sendiri. Membangun proyek komuniti yang bersi#at otonom. ,. 9enis-jenis partisipasi Pikiran ;psy$hologi$al parti$ipation<. 5 eith %a=is D 9ohn B. Newstrom, Perilaku Dalam %rganisasi. &disi Ketu'uh" Terjemahan. ;9akarta : Erlangga, .881< hal. .7-. 7 $bid", hal. .7.. 10 Tenaga ;physi$al parti$ipation<. Pikiran dan tenaga ;psy$hologi$al dan physi$al parti$ipation<. eahlian ; parti$ipation with skill<. &arang ;material parti$ipation<. Eang ;money parti$ipation<. *elain eith %a=is, 'amijoyo juga mengemukakan beberapa bentuk dari partisipasi, antara lain 7 : .. Partisipasi buah pikiran Partisipasi ini diwujudkan dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya. *umbangan pemikiran yang diarahkan pada penataan $ara pelayanan dari lembagaCbadan yang ada, sehingga mampu ber#ungsi sosial se$ara akti# dalam penentuan kebutuhan anggota masyarakat. ,. Partisipasi tenaga Partisipasi jenis ini diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan dari suatu kegiatan. /. Partisipasi keterampilan 9enis keterampilan ini adalah memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya pada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya. egiatan ini biasanya diadakan dalam bentuk latihan bagi anggota masyarakat. Partisipasi ini umumnya bersi#at membina masyarakat agar dapat memiliki kemampuan memenuhi kebutuhannya. 2. Partisipasi uang ;materi< Partisipasi ini adalah untuk memperlan$ar usaha-usaha bagi pen$apaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan. 1. Partisipasi harta benda %iberikan dalam bentuk menyumbangkan harta benda, biasanya berupa perkakas, alat-alat kerja bagi yang dijangkau oleh badan pelayanan tersebut. 8 *antoso *astropoetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional, ;&andung: Penerbit +lumni, .875< hal /,. 11 Terdapat beberapa pakar yang mende#inisikan partisipasi masyarakat. &eberapa de#inisi tersebut adalah sebagai berikut: 4anter mende#inisikan partispasi masyarakat sebagai proses komunikasi dua arah yang berlangsung terus-menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat se$ara penuh atas suatu proses kegiatan, dimana masalah-masalah dan kebutuhan lingkungan sedang dianalisis oleh badan yang berwenang. 8 Foulet mende#inisikan partisipasi masyarakat sebagai suatu $ara melakukan interaksi antara dua kelompok, yaitu kelompok yang selama ini tidak diikutsertakan dalam pengambilan keputusan ;non-elite< dan kelompok yang selama ini melakukan pengambilan keputusan ;elite<. .- Bingert merin$i partisipasi atau peran serta masyarakat menjadi beberapa paham sebagai berikut: a. Partisipasi masyarakat sebagai suatu kebijakan Penganut paham ini berpendapat bahwa partisipasi masyarakat merupakan suatu kebijakan yang tepat dan baik untuk dilaksanakan. Paham ini dilandasi oleh suatu pemahaman bahwa masyarakat yang potensial dikorbankan dan terkorbankan oleh suatu proyek pembangunan memiliki hak untuk dikonsultasikan. b. Partisipasi masyarakat sebagai strategi Penganut paham ini mengendalikan bahwa partisipasi masyarakat merupakan strategi untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Pendapat ini didasarkan kepada suatu paham bahwa bila masyarakat merasa memilki akses terhadap pengambilan keputusan dan kepedulian masyarakat kepada tiap tingkatan pengambilan keputusan didomentasikan dengan baik, maka keputusan tersebut akan memilki kredibilitas. $. Partisipasi masyarakat sebagai alat komunikasi Partisipasi masyarakat didayagunakan sebagai alat untuk mendapatkan masukan berupa in#ormasi dalam proses pengambilan keputusan. Persepsi ini dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa pemerintah diran$ang untuk melayani 9 *irajudin, dkk. *ak +akyat engontrol Negara. ;9akarta: Yappika, ,--5< hal .,-./ 10 $bid, hal ./ 12 masyarakat, sehingga pandangan dan pre#erensi dari masyarakat tersebut adalah masukan yang bernilai guna mewujudkan keputusan yang responsi=e. d. Partispasi masyarakat sebagai alat penyelesaian sengketa Partisipasi masyarakat didayagunakan sebagai suatu $ara untuk mengurangi kon#lik melalui usaha pen$apaian konsensus dari pendapat yang ada. +sumsi yang melandasi paham ini adalah bertukar pikiran dan pandangan dapat meningkatkan pengertian dan toleransi serta mengurangi rasa ketidakper$ayaan dan keran$uan. e. Partisipasi masyarakat sebagai terapi Menurut paham ini, peran masyarakat dilakukan untuk mengatasi masalah- masalah psikologis masyarakat seperti halnya ketidakberdayaan, tidak per$aya diri, dan perasaan bahwa diri mereka bukan komponen penting di dalam masyarakat. .. Perlunya partisipasi masyarakat juga diungkapkan oleh oeshadi 'ardjasoemantri, bahwa selain untuk memberikan in#ormasi yang berharga kepada para pengambil keputusan, partisipasi masyrakat akan mereduksi kemungkinan kesediaan masyarakat untuk menerima keputusan. *elanjutnya, partisipasi masyarakat akan membantu perlindungan hukum. ., 2.2 Te%ri Good Governance Tata kelola kepemerintahan yang baik ,good governance- merupakan suatu konsep yang akhir-akhir ini dipergunakan se$ara reguler dalam ilmu politik dan administrasi publik. onsep ini lahir sejalan dengan konsep-konsep dan terminologi demokrasi, masyarakat sipil, partisipasi rakyat, hak asasi manusia, dan pembangunan masyarakat se$ara berkelanjutan. Pada akhir dasawarsa yang lalu, konsep good governance ini lebih dekat dipergunakan dalam re#ormasi sektor publik. %i dalam disiplin atau pro#esi manajemen publik konsep ini dipandang sebagai suatu aspek dalam paradigma baru ilmu administrasi publik. Paradigma baru ini menekankan pada peranan manajer publik agar memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, mendorong meningkatkan otonomi manajerial terutama mengurangi $ampur tangan kontrol yang dilakukan oleh pemerintah pusat, transparansi, 11 $bid" hal .2-.5 12 $bid. hal ,- 13 akuntabilitas publik, dan men$iptakan pengelolaan manajerial yang bersih bebas dari korupsi ;Thoha, ,--2: 37<. *ejumlah perspekti# mun$ul dari paradigma baru ini dan mendorong ramainya diskusi dan perdebatan di arena politik dan akademisi. %i antara perspekti# yang berkaitan dengan struktur pemerintahan yang timbul antara lain ;Thoha, ,--2: 37<: a. 'ubungan antara pemerintah dengan pasar. b. 'ubungan antara pemerintah dengan rakyatnya. $. 'ubungan antara pemerintah dengan organisasi =oGluntary dan sektor pri=at. d. 'ubungan antara pejabat-pejabat yang dipilih ;politisi< dan pejabat-pejabat yang diangkat ;pejabat birokrat<. e. 'ubungan antara lembaga pemerintahan daerah dengan penduduk perkotaan dan pedesaan. #. 'ubungan antara legislati# dan eksekuti#. g. 'ubungan pemerintah nasional dengan lembaga-lembaga internasional. %alam menganalisis perspekti# ini banyak para praktisi dan teoretisi dalam bidang administrasi publik merumuskan berbagai prosedur dan proses yang bisa dipergunakan untuk men$apai dan mengidenti#ikasikan prinsip-prinsip dan asumsi-asumsi dari tata kepemerintahan yang baik. *ementara itu negara donor dan lembaga-lembaga multilateral telah mengambil peran yang mengemuka ,a leading role< dalam merumuskan good go=ernan$e. *alah satunya ialah Enited Nations %e=elopment Programme ;EN%P<. EN%P merumuskan istilah governance sebagai suatu e.ercise dari kewenangan politik, ekonomi, dan administrasi untuk menata, mengatur dan mengelola masalah-masalah sosialnya ;EN%P, .883< (stilah governance menunjukkan suatu proses di mana rakyat bisa mengatur ekonominya, institusi dan sumber-sumber sosial dan politiknya tidak hanya dipergunakan untuk pembangunan, tetapi juga untuk men$iptakan kohesi, integrasi, dan untuk kesejahteraan rakyatnya. %engan demikian jelas sekali, kemampuan suatu negara men$apai tujuan-tujuan pembangunan itu sangat tergantung pada kualitas tata kelola intahannya di mana pemerintah melakukan interaksi dengan organisasi-organisasi komersial dan civil society. 14 arim ;,--/: 21< menyatakan ada 1 prinsip good governance, yaitu transparansi, kesetaraan, daya tanggap, akuntabilitas, dan pengawasan. un$i utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi (ndonesia ;MT(<, adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya. &ertolak dari prinsip-prinsip ini didapat tolok ukur kinerja suatu pemerintah. Prinsip-prinsip tersebut meliputi: a. Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik se$ara langsung maupun melalui lembagalembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk berpartisipasi se$ara konstrukti#. b. Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia. $. Transparasi: transparansi dibangun atas dasar in#ormasi yang bebas. *eluruh proses pemerintah, lembaga-lembaga, dan in#ormasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan in#ormasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. d. Peduli dan stakeholder: lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan. e. &erorientas pada konsensus: tata kelola pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur. #. esetaraan: semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka. g. E#ekti#itas dan e#isiensi: proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin. 15 h. +kuntabilitas: para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. i. Hisi strategis: para pemimpin dan masyarakat memiliki perspekti# yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. *elain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya, dan sosial yang menjadi dasar bagi perspekti# tersebut. 2." Te%ri A&!inistrasi Pe!,angnan +dministrasi pembangunan men$angkup dua pengertian, yaitu administrasi dan pembangunan. +dministrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan keputusan " keputusan yang telah diambil dan diselenggarakan oleh dua atau lebih untuk men$apai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan pembangunan dide#inisikan sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan se$ara teren$ana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa ;nation-building<. ./ +da beberapa pengertian administrasi pembangunan menurut para ahli. 'iram *. Phillips mende#inisikan administrasi pembangunan sebagai rather than the traditional term of public administration to indicate the need for a dynamic process designed particularly to meet re/uirements of social and economic changes" 01 Pernyataan ini diartikan sebagai lebih baik dari pada masa tradisional administrasi publik untuk menunjukkan kebutuhan untuk suatu proses dinamis yang didesain se$ara khusus untuk mendapatkan syarat perubahan sosial dan ekonomi. Paul Meadows mende#inisikan administrasi pembangunan sebagai development administration can be regarded as the public management of economic and social change in term of deliberate public policy" #he development administrator is concerned with guiding change" 02 Pernyataan ini diartikan sebagai administrasi pembangunan dapat dipandang sebagai manajemen publik perubahan ekonomi dan sosial yang disengaja dalam masa kebijakan publik. +dministrator pembangunan dapat mem#okuskan pada perubahan terarah. 13 Sondang P. Siagian. Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi, dan Strateginya. (Jakarta: Penerbit PT Bui !k"ara# 2007. 14 $.S. P%i&&i'"# ()e*e&o'ent !dini"tration and T%e !&&ian+e o, Progre""-# International Review of the Administrative Science, .o&. //0/# 1968. 15 Pau& 1eado2"# (1oti*ation ,or 3%ange and )e*e&o'ent !dini"tration-# da&a ibid., %a&. 86. 16 2.".1 -iri . -iri A&!inistrasi Pe!,angnan +da beberapa $iri administrasi pembangunan menurut (r=ing *werdlow .5 dan *aul M. at> .3 . Pertama, adanya suatu orientasi administrasi untuk mendukung pembangunan. +dministrasi bagi perubahan " perubahan ke arah keadaan yang dianggap lebih baik. eadaan yang lebih baik ini bagi negara " negara baru berkembang dinyatakan dengan usaha ke arah modernisasi, atau pembangunan bangsa atau pembangunan sosial ekonomi. %i dalam administrasi pembangunan, diberikan uraian mengenai saling kait " berkaitnya administrasi dengan aspek " aspek pembangunan di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan lain " lain. Kedua, adanya peran administrator sebagai unsur pembangunan. Peranan serta #ungsi pemerintah sangat erat kaitannya dengan peren$anaan dan pelaksanaan pembangunan. +dministrator juga dapat men$iptakan suatu sistem dan praktek administrasi yang membina partisipasi dalam pembangunan. Ketiga, perkembangan, baik dalam ilmu maupun pelaksanaan peren$ana pembangunan terdapat orientasi yang semakin besar memberikan perhatian terhadap aspek pelaksanaan ren$ana. *uatu peren$anaan yang berorientasi pada pelaksanaannya akan lebih banyak memperhatikan aspek administrasi dalam aspek pembangunannya. Keempat, administrasi pembangunan masih berdasarkan pada prinsip " prinsip administrasi negara. Namun, administrasi pembangunan memiliki $iri " $iri yang lebih maju daripada administrasi negara. *ondang P. *iagian juga merumuskan $iri " $iri administrasi pembangunan .7 . Pertama, +dministasi pembangunan lebih memberikan perhatian terhadap lingkungan masyarakat yang berbeda " beda, terutama bagi lingkungan masyarakat negara " negara baru berkembang. Kedua, administrasi pembangunan mempunyai peran akti# dan berkepentingan terhadap tujuan " tujuan pembangunan, baik dalam perumusan kebijaksanaannya maupun dalam pelaksanaannya yang e#ekti#. &ahkan, administrasi ikut serta mempengaruhi tujuan " tujuan pembangunan masyarakat dan menunjang pen$apaian tujuan " tujuan sosial, ekonomi, dan lain " lain yang dirumuskan kebijaksanaannya dalam proses politik. Ketiga, administrasi pembangunan berorientasi kepada usaha " usaha yang mendorong perubahan ke arah keadaan yang dianggap lebih baik untuk suatu masyarakat di masa depan atau berorientasi masa depan. Keempat, administrasi pembangunan lebih berorientasi kepada pelaksanaan tugas " tugas pembangunan dari pemerintah. +dministrasi pembangunan lebih bersikap sebagai 16 0r*ing S2erd&o2 (ed.4# Development Administration, oncepts and Problems, (5e2 6ork: S7ra+u"e 8ni*er"it7 Pre""# 19634. 17 Sau& 1. 9at:# o'. 3it. 18 Bebera'a diabi& dari )r. S.P.Siagian# (9on"e'"i dan 1a"a&a% ; 1a"a&a% !dini"tra"i Pebangunan.-# Administrasi !egara, Ta%un /# 5o. 1# 1ei 1970. 17 !development agent!, yakni kemampuan untuk merumuskan kebijaksanaan " kebijaksanaan pembangunan dan pelaksanaan yang e#ekti#, serta sebagai kemampuan dan pengendalian instrumen " instrumen bagi pen$apaian tujuan " tujuan pembangunan. Kelima, administrasi pembangunan harus mengaitkan diri dengan substansi perumusan kebijaksanaan dan pelaksanaan tujuan " tujuan pembangunan di berbagai bidang yaitu ekonomi, sosial, budaya, dan lain " lain. Keenam, dalam administrasi pembangunan, administrator dalam aparatur pemerintah juga bisa menjadi pergerak perubahan. Ketu'uh, administrasi pembangunan lebih berpendekatan lingkungan, berorientasi pada kegiatan, dan bersi#at peme$ahan masalah. etiga unsur ini disebut mission driven" 2.".2 Rang Lingk' A&!inistrasi Pe!,angnan Menurut &intoro Tjokroamidjojo, ada beberapa gambaran mengenai ruang lingkup administrasi pembangunan. Pertama, administrasi pembangunan mempunyai dua #ungsi, yaitu the development of administration dan the administration of development" #he development of administration menyangkut usaha penyempurnaan organisasi, pembinaan lembaga yang diperlukan, kepegawaian, tata kerja, dan pengurusan sarana " sarana administrasi lainnya, sedangkan the administration of development menyangkut masalah perumusan kebijaksanaan " kebijaksanaan dan program " program pembangunan di berbagai bidang serta pelaksanaannya se$ara e#ekti#. Kedua, administrasi untuk pembangunan dapat dibagi menjadi dua sub#ungsi. Pertama, perumusan kebijaksanaan pembangunan. 6ormulasi kebijaksanaan negara atau pemerintah tidak hanya dilakukan dalam proses administrasi, tetapi juga dalam tingkat tertentu dalam proses politik. ebijaksanaan dan program dirumuskan dalam suatu ren$ana pembangunan. Mekanisme dan tata kerja dalam proses analisa, perumusan dan pengambilan keputusan mengenai kebijaksanaan dan program pembangunan tersebut dapat diupayakan untuk disempurnakan. edua, pelaksanaan dari kebijaksanaan dan program tersebut dahulu se$ara e#ekti#. Entuk melakukannya, administrator memerlukan penyusunan instrumen " instrumen yang baik. +da dua kegiatan yang mendapat perhatian. Pertama, masalah kepemimpinan, koordinasi, pengawasan, dan #ungsi administrator sebagai unsur pembangunan. edua, pengendalian atau pengurusan yang baik dari administrasi #ungsionil, seperti perlembagaan dalam arti sempit, kepegawaian, pembiayaan pambangunan, dan lain " lain sebagai sarana pen$apaian tujuan kebijaksanaan dan program pembangunan. 2."." /ngsi &an Peran Pe!erintah &ala! Pe!,angnan 18 Menurut +waloedin .8 , ada beberapa $ara pelaksanaan peranan pemerintah, antara lain: .. 6ungsi pengaturan, dibagi lagi menjadi beberapa #ungsi, yaitu penentuan kebijaksanaan, pemberian pengarahan dan bimbingan, pengaturan melalui peri>inan, dan pengawasan. 6ungsi pengaturan ini akan menghasilkan output berupa berbagai peraturan. ,. epemilikan sendiri dari usaha " usaha ekonomi atau sosial yang penyelenggaraannya dapat dilakukan sendiri atau oleh swasta. /. Penyelenggaraan sendiri dari berbagai kegiatan " kegiatan ekonomi atau sosial. 6ungsi pokok pemerintah dapat dibagi menjadi dua tugas, yakni tugas pemerintahan rutin atau umum dan tugas pemerintahan pembangunan. Tugas pemerintahan umum dapat dilakukan dalam rangka pemerintahan umum, pemeliharaan ketertiban, keamanan, dan pelaksanaan hukum. Tugas ini seringkali diperluas dengan tugas " tugas pelayanan umum yang dilakukan, baik melalui penyelenggaraan sendiri maupun melalui pelaksanaan #ungsi pengaturan. %i samping itu, tugas pembangunan dilakukan dalam rangka penyesuaian kepentingan sosial dan ekonomi tradisional dengan kebutuhan pembangunan. Tugas pembangunan termasuk di dalamnya tugas memajukan kesejahteraan umum yang terdiri dari tugas mengemban mobilisasi daya dan dana untuk pembangunan dan pengalokasian sumber " sumber daya yang rasional dan tepat. 2.$ Te%ri Penga0asan Menurut *toner dan Bankel Pengawasan berarti para manajer berusaha untuk meyakinkan bahwa organisasi bergerak dalam arah atau jalur tujuan. +pabila salah satu bagian dalam organisasi menuju arah yang salah, para manajer berusaha untuk men$ari sebabnya dan kemudian mengarahkan kembali ke jalur tujuan yang benar . ,- *ementara itu menurut M$6arland ;dalam 'andayaningrat, .882:.2/<. )ontrol is the process by which an e.ecutive gets the performance of his subordinates to correspondas closely as possible to chosen plans, orders, ob'ectives, or policies " 30 ;Pengawasan ialah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang 19 )r. !2a&oedin )<ain# (1a"a&a% =rgani"a"i da&a !dini"tra"i Pebangunan-# Prisma 5o. 4# !gu"tu" 1974# %a&. 14. 20 (da&a Subardi#1992:64 21 "urnal #ana$emen % Kewirausahaan &ol. ', !o. (, #aret ')))* +, - ./ "urusan 01onomi #ana$emen, 2a1ultas 01onomi - 3niversitas Kristen Petra http*44puslit.petra.ac.id4$ournals4management4 46 19 dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan ren$ana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang telah ditentukan <. *elanjutnya *mith menyatakan bahwa:)ontrolling sering diterjemahkan pula dengan pengendalian, termasuk di dalamnya pengertian ren$ana-ren$ana dan norma-norma yang mendasarkan pada maksud dan tujuan manajerial, dimana norma-norma ini dapat berupa kuota, target maupun pedoman pengukuran hasil kerja nyata terhadap yang ditetapkan. ,, Pengawasan merupakan kegiatankegiatan dimana suatu sistem terselenggarakan dalam kerangka norma-norma yang ditetapkan atau dalam keadaan keseimbangan bahwa pengawasan memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dapat diterima, diper$aya atau mungkin dipaksakan, dan batas pengawasan ;control limit< merupakan tingkat nilai atas atau bawah suatu sistem dapat menerima sebagai batas toleransi dan tetap memberikan hasil yang $ukup memuaskan. %alam manajemen, pengawasan ;controlling< merupakan suatu kegiatan untuk men$o$okkan apakah kegiatan operasional ;actuating< di lapangan sesuai dengan ren$ana ;planning< yang telah ditetapkan dalam men$apai tujuan ;goal< dari organisasi. %engandemikian yang menjadi obyek dari kegiatan pengawasan adalah mengenai kesalahan, penyimpangan, $a$at dan hal-hal yang bersi#at negati# seperti adanya ke$urangan,pelanggaran dan korupsi. Menurut Binardi IPengawasan adalah semua akti=itas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang diren$anakanI. ,/ *edangkan menurut &asu *wasta IPengawasan merupakan #ungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkanI. ,2 Menurut *ondang P.*iagian, Pengawasan adalah Proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan ren$ana yang telah ditentukan. Menurut *uyamto, Pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak . 22 (da&a Soe2arto<o# 1995:131>1324 23 ?inardi (2000# %a&. 5854 24 Ba"u S2a"ta (1996# %a&. 2164 20 0ebih lanjut menurut omaruddin mengatakan, IPengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual ren$ana, dan awal Enk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan ren$ana yang berartiI. ,1 0ebih lanjut menurut adarman!Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada peren$anaan untuk meran$ang sistem umpan balik in#ormasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan telah digunakan see#ekti# dan see#isien mungkin guna men$apai tujuan perusahaan.! ,5 2.$.1 K%nteks1k%nteks &ala! Penga0asan Pengawasan dalam onteks Manajemen ;*$hermerhorn, ,--.< Proses pengukuran kinerja dan pengambilan tindakan untuk menjamin hasil yang diinginkan Merupakan peran penting dan positi# dalam proses manajemen Menjamin segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai waktunya Pengawasan dalam onteks Politik ;0ittle dan @gle, ,--5< #ungsi parlemen dalam menjamin bahwa undang-undang yang telah dikeluarkan oleh parlemen dapat diimplementasikan dan diadministrasikan se$ara e#ekti# oleh pihak eksekuti#, yaitu dilakukan se$ara sesuai dan dengan $ara yang diatur dalam undang- undang tersebut #ungsi yang dilakukan parlemen dalam menjamin bahwa anggaran yang telah disetujui, telah dibelanjakan oleh pihak eksekuti# sesuai dengan hal yang telah disepakati dan mampu men$apai sasaran yang diinginkanCditetapkan pengawasan merupakan tanggungjawab yang sangat penting dari parlemen dan harus dilakukan se$ara agresi#, karena hanya melalui pengawasan inilah parlemen dapat menjamin adanya check and balances yang memadai terhadap pihak eksekuti# $enderung kurang diapresiasi dan kinerjanya paling buruk 25 9oaruddin (1994# %a&. 1044 26 9adaran (2001# %a&. 1594 21 2.$.2 2enis1#enis Penga0asan Menurut *$hermerhorn ;,--.<, jenis-jenis pengawasan terbagi menjadi: .. Pengawasan 4eedforward ;umpan di depan< %ilakukan sebelum akti=itas dimulai %alam rangka menjamin: kejelasan sasaran? tersedianya arahan yang memadai?ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan Mem#okuskan pada kualitas sumberdaya ,. Pengawasan )oncurrent ;bersamaan< Mem#okuskan kepada apa yang terjadi selama proses berjalan Memonitor akti=itas yang sedang berjalan untuk menjamin segala sesuatu dilaksanakan sesuai ren$ana %apat mengurangi hasil yang tidak diinginkan /. Pengawasan 4eedback ;umpan balik< Terjadi setelah akti=itas selesai dilaksanakan Mem#okuskan kepada kualitas dari hasil Menyediakan in#ormasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja di masa depan 2. Pengawasan (nternal D Eksternal Pengawasan (nternal: memberikan kesempatan untuk memperbaiki sendiri Pengawasan Eksternal: terjadi melalui super=isi dan penggunaan sistem administrasi #ormal *ementara itu, dalam birokrasi dan lembaga, pengawasan terbagi atas ;Nugraha, et all, ,--1<: .. Pengawasan (nternal dan Eksternal Pengawasan internal adalah pengawasan dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan seperti pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat.$ontoh:(tjen, &awasda, &PP Pengawasan Eksternal adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di luar unit organisasi yang bersangkutan.$ontoh:&P, P, dan @)(. ,. Pengawasan Pre=enti# dan )epresi# Pengawasan pre=enti# adalah pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan sehingga dapat men$egah terjadinya 22 penyimpangan. Pengawasan ini lebih berman#aat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung. Pengawasan represi# adalah pengawasan yang dilakukan terhadap kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan. laporan pelaksanaan anggaran di akhir tahun. /. Pengawasan +kti# dan Pasi# Pengawasan +kti# ;dekat< adalah pengawasan yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan dan pengawasan ini bersi#at melekat. Pengawasan Pasi# ;jauh< adalah pengawasan dengan melakukan penerimaan dan pengujian terhadap laporan pertanggungjawaban. Pengawasan kebenaran #ormil menurut 'ak ;+echtimatigheid< dan pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran ;doelmatigheid<. 2. Pengawasan 6ormal dan (n#ormal Pengawasan #ormal dilakukan oleh instansiCpejabat yang berwenang, baik yang bersi#at internal maupun eksternal. %i lain pihak, pengawasan in#ormal dilakukan oleh masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung atau sebagai social control. 2.$." T#an Penga0asan Tujuan utama pengawasan adalah ikut berusaha memperlan$ar roda pembangunan serta mengamankan hasil " hasil pembangunan. Pengawasan diperlukan bukan karena kurang keper$ayaan dan bukan pula ditujukan men$ari " $ari kesalahan atau men$ari siapa yang salah, tetapi untuk memahami apa yang salah demi perbaikan di masa datang. *elain tujuan utama di atas, pengawasan juga memiliki peran-peran strategis, yakni diantaranya adalah : Memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai dengan mandat, =isi, misi, tujuan serta target-target organisasi. Mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja tiap instansi yang akan dijadikan para meter penilaian keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam men$apai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam )enstra instansi %ua tujuan utama yaitu akuntabilitas dan proses belajar %ari sisi akuntabilitas, sistem pengawasan akan memastikan bahwa dana pembangunan digunakan sesuai dengan etika dan aturan hukum dalam rangka memenuhi rasa keadilan 23 %ari sisi proses belajar, sistem pengawasan akan memberikan in#ormasi tentang dampak dari program atau inter=ensi yang dilakukan, sehingga pengambil keputusan dapat belajar tentang bagaimana men$iptakan program yang lebih e#ekti# BAB " ANALI)I) MA)ALAH ".1 )t&i Kass3 Bentr%k antara Mas+arakat K%#a &an )atan P%lisi Pa!%ng Pra#a 4)at'%l PP5 &ala! 6Penerti,an7 L%kasi Maka! M,ah Pri%k Tragedi Priok bermula dari kon#lik yang terjadi antara PT Pelindo dengan ahli waris 'abib 'asan bin Muhammad +l 'addad atau yang lebih dikenal dengan Mbah Priok. PT Pelindo mengklaim bahwa tanah di Makam Mbah Priok adalah miliknya, namun di sisi lain, menurut ahli waris, tanah tersebut merupakan miliknya berdasarkan Eigendom Herponding nomor 2/2. dan No .37- di lahan seluas 1, 2 'a. Pengadilan Negeri 9akarta Etara pernah memutuskan bahwa tanah tersebut se$ara sah milik PT Pelindo pada tanggal 1 9uni ,--,. (ni didasarkan pada 'ak Pengelolaan 0ahan ;'P0< Nomor -.Coja dengan luas .21,, hektar. Pada dasarnya, Makam Mbah Priok yang asli sudah dipindahkan ke Tempat Pemakaman Emum ;TPE< *emper ,. +gustus .883 dengan surat keputusan No 7-C-.33... dari %inas Pertamanan dan Pemakaman %(. Namun pada perkembangannya, ahli waris 24 kembali membangun kompleks makam Mbah Priok pada *eptember tahun .888 tanpa sei>in PT Pelindo karena ahli waris masih mengklaim bahwa sebagian tanah yang menjadi hak pengelolaan PT Pelindo ada yang masih menjadi haknya. %i sisi lain, PT Pelindo merasa kalau pembangunan kembali kompleks makam tersebut sepihak dan dianggap menjadi bangunan liar. PT Pelindo sebenarnya masih melakukan toleransi terhadap pembangunan kembali makam tersebut, namun mun$ulnya bangunan-bangunan ilegal selain pembangunan makam itulah yang menurut PT Pelindo harus ditertibkan. @leh karena itu, PT Pelindo meminta bantuan Pemerintah Pro=insi %( 9akarta Etara untuk menertibkan bangunan liar tersebut, namun ahli waris dan masyarakat yang memiliki kepentingan dalam keberadaan Makam Mbah Priok tidak mengetahui tentang keputusan penertiban makam. +khirnya saat dilakukan eksekusi, masyarakat dan ahli waris yang merasa belum mendapat kesepakatan akan penertiban bangunan liar, melawan balik *atpol PP yang sebenarnya hanya ditugaskan untuk menertibkan bangunan liar di sekitar Makam Mbah Priok, bukan menggusur makam itu sepenuhnya. Perintah penertiban yang dilakukan oleh *atpol PP, pada dasarnya sudah sesuai dengan instruksi gubernur %( nomor ./,C,--8 tentang penertiban bangunan. 0ebih dari itu, setelah dilakukan penertiban atas bangunan liar tersebut, pemerintah setempat memiliki ren$ana untuk melakukan penataan ulang pada Makam Mbah Priok dan arealnya akan diperluas dari ,- meter persegi menjadi .-- meter persegi. Masyarakat yang terlibat bentrok salah paham dengan maksud penertiban yang akan dilakukan oleh *atpol PP karena ada yang mengisukan Makam Mbah Priok akan dibongkar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Persilangan pendapat dan saling klaim atas tanah Makam Mbah Priok yang belum men$apai kesepakatan #inal, serta kurangnya sosialisasi pemerintah kepada masyarakat yang hanya bermaksud menggusur bangunan liar berubah menjadi bentrokan yang tidak bisa dihindari. Meluasnya area kon#lik juga diduga mun$ul akibat ada pro=okasi orang-orang yang tidak bertanggung jawab. +kibatnya korban luka-luka terhitung men$apai hampir ,-- orang, dan ada beberapa korban yang meninggal. erugian negara akibat bentrokan tersebut juga men$apai miliaran rupiah karena aset negara seperti kendaraan dinas dirusak oleh masyarakat yang tidak puas dengan kebijakan pemerintah. 25 ".2 Analisis Kass asus bentrok yang terjadi antara masyarakat oja dan *atuan Polisi Pamong Praja ;*atpol PP< merupakan salah satu $ontoh dari kasus in#ormasi asimetris yang didapat oleh kedua belah pihak dari Pemerintah Pro=insi %( 9akarta. 'al ini dikarenakan bahwa pada dasarnya isu penggusuran yang didapatkan masyarakat merupakan sebuah kabar burung yang hanya menyebabkan masyarakat tersebut menjadi sangat emosional ketika berhadapan dengan *atpol PP. Padahal saat itu, yang akan dilakukan oleh *atpol PP tersebut hanya menertibkan bangunan liar yang ada di sekitar bangunan Makam Mbah Priok. *e$ara legal, lahan Makam Mbah Priok memang sudah menjadi hak milik PT Pelindo ((. 'al ini jelas terlihat dari putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri 9akarta Etara pada 1 9uni ,--,. Namun hal penting yang patut untuk dianalisis adalah ketidaktahuan masyarakat terhadap ren$ana pemerintah untuk mereno=asi bangunan tersebut dan menambah luas lahannya menjadi .-- meter persegi, serta menertibkan banguna liar yang ada di sekitarnya. 9ika dilihat dari konsep partisipasi masyarakat, penulis tidak melihat adanya korelasi positi# yang ter$ipta antara pelibatan masyarakat dan kon#lik yang terjadi dalam kasus ini. +rtinya, jika memang masyarakat oja dilibatkan dalam perumusan ren$ana Pemerintah Pro=insi %( 9akarta dengan PT Pelindo (( terkait keberadaan Makam Mbah Priok, tentu masyarakat setempat tidak serta merta merasa terkejut! dengan kehadiran *atpol PP, yang pada akhirnya menjadi bentrok satu sama lain. %alam pembuatan sebuah kebijakan publik, seharusnya masyarakat memiliki peran sebagai stakeholder yang memiliki hak penuh atas proses pembuatan kebijakan tersebut. 'al ini dikarenakan kebijakan publik tersebut akan memiliki keterkaitan dalam keberlangsungan masyarakat. Pada kasus ini, dapat dilihat bahwa perumusan kebijakan untuk menertibkan bangunan liar di sekitar bangunan Makam Mbah Priuk sekaligus mereno=asi makam tersebut tidak disertai dengan pelibatan partisipasi masyarakat ataupun melakukan konsultasi publik. Musyawarah Peren$anaan Pembangunan atau yang biasa dikenal dengan Musrenbang pun tampak tidak disebut-sebut dalam tahap pembuatan kebijakan pemabangunan ini. Padahal seharusnya, musrenbang sebagai sarana penyatuan kesepakatan antara masyarakat dan pemerintah, bahkan juga pihak swasta, dalam hal ini ialah PT Pelindo bisa mewadahi samua kepentingan masing-masing pihak. oja, meskipun bukan sebuah kabupaten, 26 setidaknya memiliki rele=ansi untuk menerapkan bagan di bawah ini dalam setiap ren$ana pembangunan, termasuk ren$ana reno=asi Makam Mbah Priok. &erdasarkan bagan di atas, dapat dilihat bahwa dalam sebuah sistem strategis dari pembangunan, peran partisipasi masyarakat haruslah seimbang dengan peran pemerintah dan swasta. +rtinya, dalam peren$anaan pembangunan, masyarakat dipandang sebagai subjek, bukan objek pembangunan. *ama halnya dengan pemerintah melibatkan pihak swasta. Pemaparan tersebut men$erminkan sebuah konsep tata kelola pemerintahan yang baik ,good governance-, dimana pemerintah tidak lagi menjadi aktor tunggal dalam segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan negara, akan tetapi ada aktor-aktor lain yang memiliki peran yang sama dengan pemerintah, yaitu swasta dan masyarakat. Manurut hemat penulis, bentrok yang terjadi antara masyarakat oja dan *atpol PP merupakan sebuah konsekuensi logis dari tidak diikutsertakannya masyarakat dalam ren$ana preno=asi bangunan makam ini. *atpol PP yang juga tidak tahu menahu mengenai urusan keputusan Pempro= %( 9akarta untuk mereno=asi Makam Mbah Priuk akhirnya melakukan perlawanan terhadap respon negati# masyarakat. 'al ini diperparah oleh adanya kelompok ketiga yang mempro=okasi masing-masing pihak yang mengalami bentrok. %engan kata lain, tata kelola pemerintahan pada kasus ini belumlah berjalan dengan baik. 27 eputusan Pempro= %( 9akarta terkait kasus ini memang tidak melibatkan partsisipasi masyarakat, akan tetapi pihak swasta, dalam hal ini ialah PT Pelindo, menjadi pihak yang turut memutuskan hal tersebut. Namun kemudian, perlu dipertanyakan, apakah kesepakatan yang dibuat tanpa partisipasi masyarakat ini memiliki ke$enderungan unsur kongkalikong antara kedua pihak. e$enderungan inilah yang disebabkan oleh partisipasi masyarakat yang minim sehingga berakhir dengan aksi massa yang anarkis. Pada dasarnya, permasalahan pembangunan bisa diatasi dengan pelaksanaan #ungsi pengawasan dalam kegiatan pembangunan itu sendiri, baik pengawasan internal, maupun pengawasan eksternal. Pengawasan yang bisa dilakukan oleh masyarakat merupakan pengawasan eksternal. *alah satu bentuk dari pengawasan eksternal tersebut adalah kontrol sosial yang dilakukan oleh masyarakat, bisa dalam bentuk pre=enti# ataupun represi#. Masyarakat tidak bisa melakukan pengawasan eksternal yang baik tanpa adanya keterbukaan pemerintah setempat. Pada kasus yang terjadi di oja, masyarakat tidak mendapatkan in#ormasi yang terbuka dari pemerintah mengenai ren$ana pembangunan ini. &ahkan se$ara sepihak, pemerintah setempat memutuskan untuk menurunkan pasukan *atpol PP dalam jumlah yang banyak. onsekuensi logis dari keadaan tersebut adalah, kontrol sosial yang dilakukan oleh masyarakat bukanlah sebagai #ungsi pre=enti# atau men$egah terjadinya bentrok atu kon#lik lain, melainkan sebagai #ungsi represi#. Pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat oja termasuk pengawasan represi# karena masyarakat melakukan kontrol sosial dalam bentuk yang anarkis ini setelah terjadinya keputusan yang dibuat oleh pemerintah dan PT Pelindo (( yang berujung pada bentrok tersebut. Masyarakat tersebut melakukan aksi penolakan terhadap keputusan yang dibuat pemerintah karena merasa keputusan tersebut merugikan mereka. Masyarakat oja saat itu melakukan pengawasan represi#, atas ke-tidak terbuka-an pemerintah Pro=insi %( 9akarta dan tertutupnya pembuatan kebijakan tersebut dari akses rakyat. Namun, terlepas dari bagaimana masyarakat melakukan prosedur pengawasan yang bisa dikatakan anarkis, setidaknya mereka sudah memberi peringatan kepada pemerintah yang telah melakukan kesalahan karena sudah membuat kebijakan yang tidak melibatkan pertisipasi masyarakat. 0ebih dari itu, kontrol sosial ini berhasil di blow up oleh media massa yang pada akhirnya menyebabkan #enomena minimnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan pada kasus ini menjadi begitu populis. 28 'al positi# lain yang bisa dianalisis dari pengawasan non legal #ormal ini adalah meminimalisasi kemungkinan sistem patron-client atau nepotisme yang terjadi dalam pengawasan internal di dalam institusi pemerintahan itu sendiri. 0agi-lagi terlepas dari pengawasan masyarakat yang kurang sopan tersebut, kontrol sosial ini berjalan dengan obyekti#. Tidak memandang siapa yang berada dalam pembuatan kebijakan @leh karena itu, dalam kasus ini pengawasan eksternal yang telah dilakukan oleh masyarakat oja terhadap Pemerintah Pro=insi %( 9akarta sangat membantu ter$iptanya kegiatan pembangunan yang lebih baik. Namun demikian, pada dasarnya penulis sangat menyayangkan mun$ulnya #enomena pelampiasan kekesalan warga dan masyarakat (ndonesia lain yang mengetahui kasus ini kepada pihak *atpol PP. Penulis beranggapan bahwa *atpol PP dalam kasus ini hanya berperan sebagai korban!, tidak berbeda dengan warga oja. *atpol PP hanya memainkan perannya sebagai front liner, tanpa mereka tahu bagaimana dan mengapa ekskusi penertiban serta reno=asi makam Mbah Priok perlu untuk dilakukan. esalahan terbesar terdapat pada pemerintah yang tidak memaksimalkan partisipasi masyarakat oja dalam ren$ana pembangunan ini. @leh karena itulah, pelimpahan sumber masalah kepada *atpol PP merupakan sebuah kesalahan besar. 29 BAB $ PENUTUP $.1. Kesi!'lan erusuhan yang terjadi antara masyarakat oja dan *atpol PP terhadap ren$ana penertiban! Makam Mbah Priok sebenarnya disebabkan oleh sinergisitas yang buruk antara masyarakat oja, Bakil Fubernur 9akarta selaku pemerintah, dan PT. Pelindo (( selaku pihak swasta. esalahan penyerapan in#ormasi oleh masing-masing pihak juga menjadi penyebab terjadinya kerusuhan di oja. 'al tersebut menimbulkan ketimpangan pemahaman oleh masing-masing pihak, terutama masyarakat. Namun, lebih dari itu semua, penyebab utama dari bentrok ini adalah partisipasi masyarakat yang sangat minim terhadap pembuatan kebijakan ini. Pada kasus penataan ulang makam Mbah Priok ini, pihak pemerintah dan swasta tidak mengikutsertakan suara masyarakat atas ren$ana tersebut. onsekuensi logis dari hal tersebut adalah aksi massa yang anarkis berbentuk kerusuhan yang dilakukan oleh masyarakat oja dan direspon dengan negati# oleh *atpol PP yang juga tidak tahu menahu atas keputusan ini. %alam kasus ini, masyarakat oja akhirnya melakukan #ungsi pengawasan eksternal berupa tindakan represi#. Tindakan represi# tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk kontrol sosial dari masyarakat berupa bentuk penolakan terhadap ren$ana pemerintah yang diisukan akan menggusur Makam Mbah Priok. &entuk pengawasan eksternal yang dilakukan masyarakat memang tidak dapat dikatakan sebagai pengawasan yang baik, karena yang terjadi adalah tindakan represi# anarkis. Namun terlepas dari hal tersebut, Pemerintah Pro=insi %( 9akarta telah mendapatkan teguran keras! dari masyarakat setempat dalam proses pembangunan daerahnya $.2. Rek%!en&asi Menurut penulis, untuk men$iptakan good governance dalam setiap proses pengambilan kebijakan pembangunan, seperti dalam ren$ana penataan ulang makam Mbah Priok harus melibatkan partisipasi masyarakat, karena masyarakat bukanlah objek dalam pembangunan. *elain itu, antara pemerintah, swasta, dan masyarakat harus ada komunikasi yang sinergis sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara masing-masing pihak. Daftar Pstaka 30 %a=is, eith., dan 9ohn B. Newstrom. .881. Perilaku Dalam %rganisasi. &disi Ketu'uh" Terjemahan. 9akarta : Erlangga. %r. +waloedin %jamin, Masalah @rganisasi dalam +dministrasi Pembangunan!, Prisma No. 2, +gustus .832, hal. .2. 9urusan Ekonomi Manajemen, 6akultas Ekonomi " Eni=ersitas risten Petra. !9urnal Manajemen D ewirausahaan! http566puslit"petra"ac"id6'ournals6management6" Hol. ,, No. ., Maret ,---. Phillips, '.*. %e=elopment +dministration and The +llian$e o# Progress!, $nternational +eview of the 7dministrative 8cience, Hol. JJ(J, .857. *astropoetro, *antoso. .875. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. &andung: Penerbit +lumni. *iagian, *ondang. onsepsi dan Masalah " Masalah +dministrasi Pembangunan.!, 7dministrasi Negara, Tahun J, No. ., Mei .83-. ---------------------- ,--3. 7dministrasi Pembangunan Konsep, Dimensi, dan 8trateginya. 9akarta: Penerbit PT &umi +ksara. *irajudin, dkk. ,--5. *ak +akyat engontrol Negara. 9akarta: Yappika. *uprayogi, +ribowo. !&entrokan di Makam Mbah Priok! http:CCberita.liputan5.$omChukrimC,-.--2C,3,//3C&entrokan.di.Makam.Mbah.Priok diunduh pada ,. +pril ,-.- pukul ....3 B(&. *werdlow, (r=ing. .85/. Development 7dministration, )oncepts and Problems" New York: *yra$use Eni=ersity Press. Barung in#ormasi. !Mbah Priok-*ejarah Makam Mbah Priok.! http566kutak- ketik"blogspot"com639096916mbah-priok-se'arah-makam-mbah-priok"html" diunduh pada ,. +pril ,-.- pukul ....1 B(&. Binarno, 'ery. +sal Mula *engketa Makam Mbah Priok Hersi Pempro= %(.! http566www"detiknews"com6read6390969160160:1;0360<<=1;>6096asal-mula-sengketa- makam-mbah-priok-versi-pemprov-dki" diunduh pada ,. +pril ,-.- pukul ..... B(&. 31