Anda di halaman 1dari 31

PERAN PARTISIPASI DAN PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN


Studi Kasus : Bentrok antara Masyarakat Koja dan Satpol PP dalam
Penertiban Lokasi Makam Mbah Priok
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas akhir semester Mata Kuliah Administrasi
Pembangunan
oleh :
1. Abiman! "ilma#an $%&%'(')('%*
+. ,i-.ia Diah Sa.i $%&%'('&'+/*
). ,!.i An0.iana $%&%'(')(&'*
(. In-ia1 Ma.e1-a B!0i-ami $%&%')(2%3/*
/. Rahmi Khai.!n Ni1a $%&%')(21'(*
Ilm! A0mini1-.a1i Ne4a.a
,a5!l-a1 Ilm! So1ial 0an Ilm! Poli-i5
Uni6e.1i-a1 In0one1ia7 +%1%
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah kelompok yang berjudul Partisipasi dan Pengawasan Masyarakat dalam
asus Penggusuran Makam Mbah Priok! berisikan studi kasus yang menyangkut pokok "
pokok bahasan mengenai hal " hal yang menjadi #aktor penyebab terjadi kerusuhan yang
dilakukan masyarakat atas ren$ana penggusuran makam Mbah Priok, bentuk partisipasi
masyarakat dalam ren$ana penggusuran makam Mbah Priok, dan bentuk pengawasan yang
dilakukan oleh masyarakat terhadap ren$ana penggusuran makam Mbah Priok. Pokok "
pokok bahasan tersebut dikaitkan kepada teori partisipasi, pengawasan, good governance,
dan administrasi pembangunan supaya pembahasan studi kasus lebih terarah dan
komprehensi#.
Penulis mengu$apkan terima kasih kepada Pro#. %r. &henyamin 'oessein dan Pro#.
%r. (r#an )idwan Maksum, M. *i selaku dosen dan #asilitator yang telah memberikan ilmu
dan bantuan, baik materil dan nonmateril, kepada penulis sehingga penulis memiliki bekal
guna menyusun makalah ini. *elain itu, penulis mengu$apkan terima kasih kepada teman "
teman %epartemen (lmu +dministrasi Negara kelas & mata kuliah +dministrasi
Pembangunan yang telah men$iptakan suasana yang kondusi# sehingga mempermudah
penulis mendapatkan ilmu guna menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis u$apkan
kepada kedua orang tua atas dukungan, baik materi maupun non materi dan seluruh pihak
,seperti penulis buku, jurnal, dan artikel yang telah memberikan bahan materi untuk
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna maka penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan di dalam makalah ini
dan selanjutnya di mata kuliah ini atau di mata kuliah lain.
%epok, Mei ,-.-
Penulis
Daftar Isi
ata Pengantar .
2
%a#tar (si ,
&ab . Pendahuluan /
... 0atar &elakang Masalah 1
.., )umusan Masalah 1
../ Tujuan Penulisan 1
..2 Metode Penulisan 1
..1 *istematika Penulisan 1
&ab , erangka Teori 3
,.. Partisipasi Masyarakat 3
,., Good Governance ..
,./ +dministrasi Pembangunan .2
,./.. 4iri "4iri +dministrasi Pembangunan .1
,./., )uang 0ingkup .5
,././ 6ungsi dan Peran Pemerintah dalam Pembangunan .3
,.2 Pengawasan .7
,.2.. onteks-konteks dalam pengawasan .8
,.2., 9enis-jenis Pengawasan ,-
,.2./ Tujuan Pengawasan ,,
&ab / +nalisis Masalah ,/
/.. *tudi asus: &entrok antara Masyarakat oja
dan *atuan Polisi Pamong Praja ;*atpol PP< ,/
/., +nalisis asus ,2
&ab 2 Penutup ,8
2.. esimpulan ,8
2., *aran ,8
%a#tar Pustaka 30
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.1. Latar Belakang Masalah
Pemerintahan di era Presiden *oeharto yang $enderung otoriter menimbulkan rasa
tidak puas kepada masyarakat (ndonesia. *istem sentralistik yang dianut saat itu, menjadikan
pemerintah menjadi pihak penyelenggara negara yang kebal dari pengawasan, khususnya dari
masyarakat. Pemerintahan yang top down membuat kreati#itas dan ino=asi masyarakat
menjadi mati karena kebebasan berpendapat dan mengkritik pemerintah sangat dibatasi.
Padahal di satu sisi, kebebasan berpendapat dan mengkritik merupakan sebuah hal yang
sangat penting agar e=aluasi dan akuntabilitas pemerintah dalam menjalankan #ungsi
pembangunan dapat dipertanggungjawabkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
onsekuensi logis dari matinya mekanisme pemberian pendapat dan kritik terhadap
pemerintah adalah ketidakmerataan pembangunan yang berjalan selama /, tahun saat itu di
(ndonesia. Mun$ullah kesenjangan antara orang-orang yang tinggal di daerah dan ibukota.
Pada akhirnya, kemarahan masyarakat memun$ak saat kerusuhan Mei tahun .887 yang
ditandai dengan tumbangnya re>im *oeharto.
*e$ara garis besar, masyarakat menginginkan adanya re#ormasi dalam sistem
pemerintahan di (ndonesia. Masyarakat menginginkan adanya keterbukaan dalam
berpendapat dan penghapusan terhadap sistem sentralistik yang dianggap mematikan
pembangunan dan menghambat pemerataan kesejahteraan. +khirnya dibentuklah undang-
undang tentang otonomi daerah yang menandai dimulainya sistem desentralisasi di (ndonesia.
%esentralisasi dianggap dapat menjawab masalah-masalah pembangunan seperti tidak
transparannya penggunaan keuangan, serta memaksimalkan persebaran pembangunan
berdasarkan kebutuhan masyarakat. 6ungsi pengawasan masyarakat yang belum berkembang
saat pemerintahan *oeharto diharapkan dapat mun$ul dan memberi andil dalam
pembangunan negara.
Namun demikian, pemerintahan dan pembangunan yang terdesentralisasi tidak akan
berjalan dengan e#ekti# tanpa adanya partisipasi masyarakatnya. Partisipasi masyarakat sangat
penting peranannya dalam proses pembangunan di wilayahnya sendiri. Partisipasi masyarakat
bisa berbentuk partisipasi dalam pembangunan in#rastruktur atau maintenance-nya?
partisipasi dalam proses politik? melakukan pengawasan saat pemerintah merumuskan dan
melaksanakan kebijakan publik. Penyertaan peran masyarakat dalam sistem pemerintahan
4
akan menimbulkan sinergisitas yang sempurna untuk men$iptakan good governance yang
menginginkan adanya kerjasama dan partisipasi sempurna dari / aktor utama di negara, yaitu
pemerintah atau government, pihak swasta atau privat, dan masyarakat atau civil society.
*inergitas ketiga elemen ini sangat penting agar terjadi proses pembuatan kebijakan publik
yang berkeadilan dan pembangunan nasional yang merata.
Pelibatan masyarakat sebagai shareholder dan stakeholder dalam proses perumusan
kebijakan, pelaksanaan, dan e=aluasinya adalah hal mutlak yang harus terjadi agar good
governance dapat benar-benar ditegakkan. 9ika dalam pelakasanaannya pemerintah tidak
menerapkan nilai dasar good governance yaitu melibatkan partisipasi masyarakat dalam
proses kenegaraan, maka yang akan terjadi adalah proses pembangunan yang tidak
berkeadilan dan akan menumbuhkan kon#lik.
*alah satu dampak dari pemerintah tidak menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam
membuat, memutuskan, dan melaksanakan kebijakan publik ialah banyak terjadinya kon#lik-
kon#lik sosial. *alah satu $ontohnya adalah bentrokan di Makam Mbah Priok pada tanggal .2
+pril ,-.- kemarin yang melibatkan *atpol PP dan masyarakat sekitar makam. %isinyalir
bentrokan ini terjadi karena tidak adanya pelibatan masyarakat dalam pembuatan kebijakan
penggusuran makam. Pemerintah hanya melibatkan PT Pelindo yang dalam hal ini adalah
sebagai pihak swasta dalam membuat kebijakan tersebut. Masyarakat merasa tidak terima
karena tidak pernah di$apai keputusan yang final antara pihak masyarakat, pemerintah dan
pihak Pelindo sendiri. +kibatnya adalah terjadi bentrokan berdarah yang membuat ratusan
korban luka dan beberapa orang meninggal. Tidak adanya sinergisitas yang seharusnya
dilakukan dalam sebuah good governance dalam pemutusan kebijakan penggusuran ini
adalah pemi$u terjadinya kon#lik yang tidak seharusnya terjadi.
@leh karena itu, dalam makalah ini, penulis bermaksud untuk mengkaji lebih jauh
bagaimana sebenarnya proses pelibatan masyarakat dalam ren$ana penggusuran Makam
Mbah Priok serta mekanisme pengawasannya dalam pelaksanaan ren$ana tersebut. %engan
demikian, penulis juga berharap makalah ini bisa semakin menguatkan pernyataan bahwa
good governance perlu dibentuk sebaik-baiknya untuk men$egah terjadinya kon#lik
kepentingan yang berbeda satu sama lain antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta,
salah satunya seperti yang digambarkan pada kasus Makam Mbah Priok.
5
1.2. R!san Masalah
Makalah ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut:
.. +pa penyebab terjadi kerusuhan yang dilakukan masyarakat atas ren$ana
penggusuran makam Mbah PriokA
,. &agaimana bentuk partisipasi dan pengawasan masyarakat dalam ren$ana
penggusuran makam Mbah PriokA
/. &agaimana bentuk ideal partisipasi dan pengawasan masyarakat dalam setiap proses
pembangunanA
1.". T#an Penlisan
&erdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu
.. Mengetahui penyebab terjadi kerusuhan yang dilakukan masyarakat atas ren$ana
penggusuran makam Mbah Priok.
,. Mengetahui bentuk partisipasi dan pengawasan masyarakat dalam ren$ana
penggusuran makam Mbah Priok.
/. Mengkaji lebih jauh bagaimana bentuk ideal partisipasi dan pengawasan masyarakat
dalam setiap proses pembangunan.
1.$. Met%&e 'enlisan
Makalah ini ditulis dengan menggunakan studi literatur dari beberapa bahan ba$aan
yang berasal dari buku-buku penunjang dan website-website yang memiliki korelasi terhadap
tema makalah ini.
6
1.(. )iste!atika Penlisan
Penulisan makalah ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
&ab . Pendahuluan terdiri dari 0atar &elakang Masalah, )umusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, *istematika Penulisan
&ab , erangka Teori terdiri dari Teori Partisipasi Masyarakat, Teori Good Governance,
Teori +dministrasi Pembangunan, Teori Pengawasan
&ab / Pembahasan terdiri dari *tudi asus &entrok antara Masyarakat oja dan *atuan
Polisi Pamong Praja ;*atpol PP< dalam )en$ana Penggusuran Makam Mbah Priok, dan
+nalisis asus
&ab 2 Penutup terdiri dari esimpulan dan )ekomendasi.
7
BAB 2
KERANGKA TE*RI

2.1 Partisi'asi !as+arakat
(stilah partisipasi berasal dari bahasa asing yang artinya mengikutsertakan pihak lain.
&eberapa de#inisi lain mengenai partisipasi adalah :
*antoso *astropoetro mende#inisikan partisipasi sebagai keterlibatan spontan dengan
kesadaran disertai tanggung-jawab tehadap kepentingan kelompok untuk men$apai
tujuan bersama.
.
1
*antoso *astropoetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional,
;&andung: Penerbit +lumni, .875< hal /8 " 2-.
8
+lastraire Bhite mende#inisikan partisipasi sebagai keterlibatan komuniti setempat
se$ara akti# dalam pengambilan keputusan atau pelaksananaannya terhadap proyek-
proyek pembangunan.
,
+llport mengemukakan bahwa seseorang yang berpartisipasi sebenarnya mengalami
keterlibatan dirinyaCegonya yang si#atnya lebih daripada keterlibatan dalam
pekerjaan atau tugas saja. %engan keterlibatan dirinya juga berarti keterlibatan
pikiran dan perasaannya.
/
eith %a=is mengemukakan de#inisi partisipasi sebagai
ental and emotional involvement of a person in a group situation which encourages
him to contribute to group goals and share responsibility in them!"
Menurut %a=is, partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang di
dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan
kelompok atau berbagai tanggung jawab pen$apaian tujuan tersebut.
2
*elain itu, eith %a=is juga melengkapi de#inisinya mengenai partisipasi dengan
mengemukakan gagasan lain tentang partisipasi.
#here are three ideas in this definition which are important to managers who will
practice the art of participation, most of them do agree on the importance of these
three ideas!"
%i dalamnya terdapat tiga buah gagasan yang penting artinya bagi para manajer atau
pemimpin yang hendak menerapkan seni partisipasi dan kebanyakan dari mereka sependapat
dengan tiga buah gagasan tersebut.
%ari beberapa de#inisi yang ada dapat disimpulkan bahwa partisipasi memiliki tiga
gagasan penting, yakni keterlibatan, kontribusi, dan tanggung jawab.
.. eterlibatan mental dan emosionalCinisiati#.
eterlibatan ini bersi#at psikologis daripada #isik. *eseorang dalam berpartisipasi
lebih terlibat egonya daripada terlibat tugas.
1
,
$bid. hal. 1,.
/
*antoso *astropoetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional,
;&andung: Penerbit +lumni, .875< hal .,.
4
eith %a=is D 9ohn B. Newstrom, Perilaku Dalam %rganisasi. &disi Ketu'uh" Terjemahan. ;9akarta :
Erlangga, .881< hal. .38.
1
(oc )it"
9
,. Moti=asi kontribusi
Ensur kedua adalah kesediaan menyalurkan sumber inisiati# dan kreati#itasnya
untuk men$apai tujuan kelompok.
5

/. Tanggung jawab
Partisipasi mendorong orang-orang untuk menerima tanggung jawab dalam akti=itas
kelompok. (ni juga merupakan proses sosial yang melaluinya orang-orang menjadi
terlibat sendiri dalam organisasi dan ingin mewujudkan keberhasilannya. Pada saat
orang-orang ingin menerima tanggung jawab akti=itas kelompok, orang-orang
tersebut melihat adanya peluang untuk melakukan hal-hal yang diinginkan, yaitu
merasa bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaannya. Fagasan tentang upaya
menimbulkan kerja tim dalam kelompok ini merupakan langkah utama
mengembangkan kelompok untuk menjadi unit kerja yang berhasil. 9ika orang ingin
melakukan sesuatu, orang tersebut akan menemukan $ara melakukannya.
3

Menurut eith %a=is, partisipasi memiliki beberapa bentuk dan jenis, antara lain :
.. &entuk Partisipasi
onsultasi, biasanya dalam bentuk jasa.
*umbangan spontan berupa uang dan barang.
Mendirikan proyek yang si#atnya berdikari dan donornya berasal dari
sumbangan indi=idu atau instansi yang berada di luar lingkungan tertentu.
*umbangan dalam bentuk kerja, yang biasanya dilakukan oleh tenaga ahli
setempat.
+ksi massa.
Mengadakan pembangunan di kalangan keluarga desa sendiri.
Membangun proyek komuniti yang bersi#at otonom.
,. 9enis-jenis partisipasi
Pikiran ;psy$hologi$al parti$ipation<.
5
eith %a=is D 9ohn B. Newstrom, Perilaku Dalam %rganisasi. &disi Ketu'uh"
Terjemahan. ;9akarta : Erlangga, .881< hal. .7-.
7
$bid", hal. .7..
10
Tenaga ;physi$al parti$ipation<.
Pikiran dan tenaga ;psy$hologi$al dan physi$al parti$ipation<.
eahlian ; parti$ipation with skill<.
&arang ;material parti$ipation<.
Eang ;money parti$ipation<.
*elain eith %a=is, 'amijoyo juga mengemukakan beberapa bentuk dari partisipasi,
antara lain
7
:
.. Partisipasi buah pikiran
Partisipasi ini diwujudkan dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna
mengembangkan kegiatan yang diikutinya. *umbangan pemikiran yang diarahkan
pada penataan $ara pelayanan dari lembagaCbadan yang ada, sehingga mampu
ber#ungsi sosial se$ara akti# dalam penentuan kebutuhan anggota masyarakat.
,. Partisipasi tenaga
Partisipasi jenis ini diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha
yang dapat menunjang keberhasilan dari suatu kegiatan.
/. Partisipasi keterampilan
9enis keterampilan ini adalah memberikan dorongan melalui keterampilan yang
dimilikinya pada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya. egiatan ini
biasanya diadakan dalam bentuk latihan bagi anggota masyarakat. Partisipasi ini
umumnya bersi#at membina masyarakat agar dapat memiliki kemampuan
memenuhi kebutuhannya.
2. Partisipasi uang ;materi<
Partisipasi ini adalah untuk memperlan$ar usaha-usaha bagi pen$apaian kebutuhan
masyarakat yang memerlukan bantuan.
1. Partisipasi harta benda
%iberikan dalam bentuk menyumbangkan harta benda, biasanya berupa perkakas,
alat-alat kerja bagi yang dijangkau oleh badan pelayanan tersebut.
8
*antoso *astropoetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional,
;&andung: Penerbit +lumni, .875< hal /,.
11
Terdapat beberapa pakar yang mende#inisikan partisipasi masyarakat. &eberapa
de#inisi tersebut adalah sebagai berikut:
4anter mende#inisikan partispasi masyarakat sebagai proses komunikasi dua arah
yang berlangsung terus-menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat se$ara
penuh atas suatu proses kegiatan, dimana masalah-masalah dan kebutuhan lingkungan
sedang dianalisis oleh badan yang berwenang.
8
Foulet mende#inisikan partisipasi masyarakat sebagai suatu $ara melakukan interaksi
antara dua kelompok, yaitu kelompok yang selama ini tidak diikutsertakan dalam
pengambilan keputusan ;non-elite< dan kelompok yang selama ini melakukan
pengambilan keputusan ;elite<.
.-
Bingert merin$i partisipasi atau peran serta masyarakat menjadi beberapa paham
sebagai berikut:
a. Partisipasi masyarakat sebagai suatu kebijakan
Penganut paham ini berpendapat bahwa partisipasi masyarakat merupakan suatu
kebijakan yang tepat dan baik untuk dilaksanakan. Paham ini dilandasi oleh suatu
pemahaman bahwa masyarakat yang potensial dikorbankan dan terkorbankan oleh
suatu proyek pembangunan memiliki hak untuk dikonsultasikan.
b. Partisipasi masyarakat sebagai strategi
Penganut paham ini mengendalikan bahwa partisipasi masyarakat merupakan
strategi untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Pendapat ini didasarkan kepada
suatu paham bahwa bila masyarakat merasa memilki akses terhadap pengambilan
keputusan dan kepedulian masyarakat kepada tiap tingkatan pengambilan keputusan
didomentasikan dengan baik, maka keputusan tersebut akan memilki kredibilitas.
$. Partisipasi masyarakat sebagai alat komunikasi
Partisipasi masyarakat didayagunakan sebagai alat untuk mendapatkan
masukan berupa in#ormasi dalam proses pengambilan keputusan. Persepsi ini
dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa pemerintah diran$ang untuk melayani
9
*irajudin, dkk. *ak +akyat engontrol Negara. ;9akarta: Yappika, ,--5< hal .,-./
10
$bid, hal ./
12
masyarakat, sehingga pandangan dan pre#erensi dari masyarakat tersebut adalah
masukan yang bernilai guna mewujudkan keputusan yang responsi=e.
d. Partispasi masyarakat sebagai alat penyelesaian sengketa
Partisipasi masyarakat didayagunakan sebagai suatu $ara untuk mengurangi
kon#lik melalui usaha pen$apaian konsensus dari pendapat yang ada. +sumsi yang
melandasi paham ini adalah bertukar pikiran dan pandangan dapat meningkatkan
pengertian dan toleransi serta mengurangi rasa ketidakper$ayaan dan keran$uan.
e. Partisipasi masyarakat sebagai terapi
Menurut paham ini, peran masyarakat dilakukan untuk mengatasi masalah-
masalah psikologis masyarakat seperti halnya ketidakberdayaan, tidak per$aya diri,
dan perasaan bahwa diri mereka bukan komponen penting di dalam masyarakat.
..
Perlunya partisipasi masyarakat juga diungkapkan oleh oeshadi 'ardjasoemantri,
bahwa selain untuk memberikan in#ormasi yang berharga kepada para pengambil keputusan,
partisipasi masyrakat akan mereduksi kemungkinan kesediaan masyarakat untuk menerima
keputusan. *elanjutnya, partisipasi masyarakat akan membantu perlindungan hukum.
.,
2.2 Te%ri Good Governance
Tata kelola kepemerintahan yang baik ,good governance- merupakan suatu konsep
yang akhir-akhir ini dipergunakan se$ara reguler dalam ilmu politik dan administrasi publik.
onsep ini lahir sejalan dengan konsep-konsep dan terminologi demokrasi, masyarakat sipil,
partisipasi rakyat, hak asasi manusia, dan pembangunan masyarakat se$ara berkelanjutan.
Pada akhir dasawarsa yang lalu, konsep good governance ini lebih dekat dipergunakan dalam
re#ormasi sektor publik. %i dalam disiplin atau pro#esi manajemen publik konsep ini
dipandang sebagai suatu aspek dalam paradigma baru ilmu administrasi publik. Paradigma
baru ini menekankan pada peranan manajer publik agar memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada masyarakat, mendorong meningkatkan otonomi manajerial terutama
mengurangi $ampur tangan kontrol yang dilakukan oleh pemerintah pusat, transparansi,
11
$bid" hal .2-.5
12
$bid. hal ,-
13
akuntabilitas publik, dan men$iptakan pengelolaan manajerial yang bersih bebas dari korupsi
;Thoha, ,--2: 37<.
*ejumlah perspekti# mun$ul dari paradigma baru ini dan mendorong ramainya diskusi
dan perdebatan di arena politik dan akademisi. %i antara perspekti# yang berkaitan dengan
struktur pemerintahan yang timbul antara lain ;Thoha, ,--2: 37<:
a. 'ubungan antara pemerintah dengan pasar.
b. 'ubungan antara pemerintah dengan rakyatnya.
$. 'ubungan antara pemerintah dengan organisasi =oGluntary dan sektor pri=at.
d. 'ubungan antara pejabat-pejabat yang dipilih ;politisi< dan pejabat-pejabat yang diangkat
;pejabat birokrat<.
e. 'ubungan antara lembaga pemerintahan daerah dengan penduduk perkotaan dan
pedesaan.
#. 'ubungan antara legislati# dan eksekuti#.
g. 'ubungan pemerintah nasional dengan lembaga-lembaga internasional.
%alam menganalisis perspekti# ini banyak para praktisi dan teoretisi dalam bidang
administrasi publik merumuskan berbagai prosedur dan proses yang bisa dipergunakan untuk
men$apai dan mengidenti#ikasikan prinsip-prinsip dan asumsi-asumsi dari tata
kepemerintahan yang baik. *ementara itu negara donor dan lembaga-lembaga multilateral
telah mengambil peran yang mengemuka ,a leading role< dalam merumuskan good
go=ernan$e. *alah satunya ialah Enited Nations %e=elopment Programme ;EN%P<.
EN%P merumuskan istilah governance sebagai suatu e.ercise dari kewenangan
politik, ekonomi, dan administrasi untuk menata, mengatur dan mengelola masalah-masalah
sosialnya ;EN%P, .883< (stilah governance menunjukkan suatu proses di mana rakyat bisa
mengatur ekonominya, institusi dan sumber-sumber sosial dan politiknya tidak hanya
dipergunakan untuk pembangunan, tetapi juga untuk men$iptakan kohesi, integrasi, dan
untuk kesejahteraan rakyatnya. %engan demikian jelas sekali, kemampuan suatu negara
men$apai tujuan-tujuan pembangunan itu sangat tergantung pada kualitas tata kelola
intahannya di mana pemerintah melakukan interaksi dengan organisasi-organisasi komersial
dan civil society.
14
arim ;,--/: 21< menyatakan ada 1 prinsip good governance, yaitu transparansi,
kesetaraan, daya tanggap, akuntabilitas, dan pengawasan.
un$i utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi
(ndonesia ;MT(<, adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya. &ertolak dari
prinsip-prinsip ini didapat tolok ukur kinerja suatu pemerintah. Prinsip-prinsip tersebut
meliputi:
a. Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan
keputusan, baik se$ara langsung maupun melalui lembagalembaga perwakilan yang sah yang
mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan
kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk berpartisipasi
se$ara konstrukti#.
b. Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang
bulu, termasuk didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
$. Transparasi: transparansi dibangun atas dasar in#ormasi yang bebas. *eluruh proses
pemerintah, lembaga-lembaga, dan in#ormasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, dan in#ormasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan
dipantau.
d. Peduli dan stakeholder: lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah harus berusaha
melayani semua pihak yang berkepentingan.
e. &erorientas pada konsensus: tata kelola pemerintahan yang baik menjembatani
kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh
dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin,
konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.
#. esetaraan: semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
g. E#ekti#itas dan e#isiensi: proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan
hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya
yang ada seoptimal mungkin.
15
h. +kuntabilitas: para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan organisasi
masyarakat bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga
yang berkepentingan.
i. Hisi strategis: para pemimpin dan masyarakat memiliki perspekti# yang luas dan jauh ke
depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa
saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. *elain itu mereka juga
harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya, dan sosial yang menjadi
dasar bagi perspekti# tersebut.
2." Te%ri A&!inistrasi Pe!,angnan
+dministrasi pembangunan men$angkup dua pengertian, yaitu administrasi dan
pembangunan. +dministrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan keputusan " keputusan
yang telah diambil dan diselenggarakan oleh dua atau lebih untuk men$apai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya, sedangkan pembangunan dide#inisikan sebagai rangkaian usaha
mewujudkan pertumbuhan dan perubahan se$ara teren$ana dan sadar yang ditempuh oleh
suatu negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa ;nation-building<.
./
+da beberapa pengertian administrasi pembangunan menurut para ahli.
'iram *. Phillips mende#inisikan administrasi pembangunan sebagai rather than the
traditional term of public administration to indicate the need for a dynamic process designed
particularly to meet re/uirements of social and economic changes"
01
Pernyataan ini diartikan
sebagai lebih baik dari pada masa tradisional administrasi publik untuk menunjukkan
kebutuhan untuk suatu proses dinamis yang didesain se$ara khusus untuk mendapatkan syarat
perubahan sosial dan ekonomi.
Paul Meadows mende#inisikan administrasi pembangunan sebagai development
administration can be regarded as the public management of economic and social change in
term of deliberate public policy" #he development administrator is concerned with guiding
change"
02
Pernyataan ini diartikan sebagai administrasi pembangunan dapat dipandang
sebagai manajemen publik perubahan ekonomi dan sosial yang disengaja dalam masa
kebijakan publik. +dministrator pembangunan dapat mem#okuskan pada perubahan terarah.
13
Sondang P. Siagian. Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi, dan Strateginya. (Jakarta:
Penerbit PT Bui !k"ara# 2007.
14
$.S. P%i&&i'"# ()e*e&o'ent !dini"tration and T%e !&&ian+e o, Progre""-# International Review of
the Administrative Science, .o&. //0/# 1968.
15
Pau& 1eado2"# (1oti*ation ,or 3%ange and )e*e&o'ent !dini"tration-# da&a ibid., %a&. 86.
16
2.".1 -iri . -iri A&!inistrasi Pe!,angnan
+da beberapa $iri administrasi pembangunan menurut (r=ing *werdlow
.5
dan *aul M.
at>
.3
. Pertama, adanya suatu orientasi administrasi untuk mendukung pembangunan.
+dministrasi bagi perubahan " perubahan ke arah keadaan yang dianggap lebih baik.
eadaan yang lebih baik ini bagi negara " negara baru berkembang dinyatakan dengan usaha
ke arah modernisasi, atau pembangunan bangsa atau pembangunan sosial ekonomi. %i dalam
administrasi pembangunan, diberikan uraian mengenai saling kait " berkaitnya administrasi
dengan aspek " aspek pembangunan di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan lain "
lain. Kedua, adanya peran administrator sebagai unsur pembangunan. Peranan serta #ungsi
pemerintah sangat erat kaitannya dengan peren$anaan dan pelaksanaan pembangunan.
+dministrator juga dapat men$iptakan suatu sistem dan praktek administrasi yang membina
partisipasi dalam pembangunan. Ketiga, perkembangan, baik dalam ilmu maupun
pelaksanaan peren$ana pembangunan terdapat orientasi yang semakin besar memberikan
perhatian terhadap aspek pelaksanaan ren$ana. *uatu peren$anaan yang berorientasi pada
pelaksanaannya akan lebih banyak memperhatikan aspek administrasi dalam aspek
pembangunannya. Keempat, administrasi pembangunan masih berdasarkan pada prinsip "
prinsip administrasi negara. Namun, administrasi pembangunan memiliki $iri " $iri yang
lebih maju daripada administrasi negara.
*ondang P. *iagian juga merumuskan $iri " $iri administrasi pembangunan
.7
.
Pertama, +dministasi pembangunan lebih memberikan perhatian terhadap lingkungan
masyarakat yang berbeda " beda, terutama bagi lingkungan masyarakat negara " negara baru
berkembang. Kedua, administrasi pembangunan mempunyai peran akti# dan berkepentingan
terhadap tujuan " tujuan pembangunan, baik dalam perumusan kebijaksanaannya maupun
dalam pelaksanaannya yang e#ekti#. &ahkan, administrasi ikut serta mempengaruhi tujuan "
tujuan pembangunan masyarakat dan menunjang pen$apaian tujuan " tujuan sosial, ekonomi,
dan lain " lain yang dirumuskan kebijaksanaannya dalam proses politik. Ketiga, administrasi
pembangunan berorientasi kepada usaha " usaha yang mendorong perubahan ke arah keadaan
yang dianggap lebih baik untuk suatu masyarakat di masa depan atau berorientasi masa
depan. Keempat, administrasi pembangunan lebih berorientasi kepada pelaksanaan tugas "
tugas pembangunan dari pemerintah. +dministrasi pembangunan lebih bersikap sebagai
16
0r*ing S2erd&o2 (ed.4# Development Administration, oncepts and Problems, (5e2 6ork: S7ra+u"e
8ni*er"it7 Pre""# 19634.
17
Sau& 1. 9at:# o'. 3it.
18
Bebera'a diabi& dari )r. S.P.Siagian# (9on"e'"i dan 1a"a&a% ; 1a"a&a% !dini"tra"i
Pebangunan.-# Administrasi !egara, Ta%un /# 5o. 1# 1ei 1970.
17
!development agent!, yakni kemampuan untuk merumuskan kebijaksanaan " kebijaksanaan
pembangunan dan pelaksanaan yang e#ekti#, serta sebagai kemampuan dan pengendalian
instrumen " instrumen bagi pen$apaian tujuan " tujuan pembangunan. Kelima, administrasi
pembangunan harus mengaitkan diri dengan substansi perumusan kebijaksanaan dan
pelaksanaan tujuan " tujuan pembangunan di berbagai bidang yaitu ekonomi, sosial, budaya,
dan lain " lain. Keenam, dalam administrasi pembangunan, administrator dalam aparatur
pemerintah juga bisa menjadi pergerak perubahan. Ketu'uh, administrasi pembangunan lebih
berpendekatan lingkungan, berorientasi pada kegiatan, dan bersi#at peme$ahan masalah.
etiga unsur ini disebut mission driven"
2.".2 Rang Lingk' A&!inistrasi Pe!,angnan
Menurut &intoro Tjokroamidjojo, ada beberapa gambaran mengenai ruang lingkup
administrasi pembangunan. Pertama, administrasi pembangunan mempunyai dua #ungsi,
yaitu the development of administration dan the administration of development" #he
development of administration menyangkut usaha penyempurnaan organisasi, pembinaan
lembaga yang diperlukan, kepegawaian, tata kerja, dan pengurusan sarana " sarana
administrasi lainnya, sedangkan the administration of development menyangkut masalah
perumusan kebijaksanaan " kebijaksanaan dan program " program pembangunan di berbagai
bidang serta pelaksanaannya se$ara e#ekti#. Kedua, administrasi untuk pembangunan dapat
dibagi menjadi dua sub#ungsi. Pertama, perumusan kebijaksanaan pembangunan. 6ormulasi
kebijaksanaan negara atau pemerintah tidak hanya dilakukan dalam proses administrasi,
tetapi juga dalam tingkat tertentu dalam proses politik. ebijaksanaan dan program
dirumuskan dalam suatu ren$ana pembangunan. Mekanisme dan tata kerja dalam proses
analisa, perumusan dan pengambilan keputusan mengenai kebijaksanaan dan program
pembangunan tersebut dapat diupayakan untuk disempurnakan. edua, pelaksanaan dari
kebijaksanaan dan program tersebut dahulu se$ara e#ekti#. Entuk melakukannya,
administrator memerlukan penyusunan instrumen " instrumen yang baik. +da dua kegiatan
yang mendapat perhatian. Pertama, masalah kepemimpinan, koordinasi, pengawasan, dan
#ungsi administrator sebagai unsur pembangunan. edua, pengendalian atau pengurusan yang
baik dari administrasi #ungsionil, seperti perlembagaan dalam arti sempit, kepegawaian,
pembiayaan pambangunan, dan lain " lain sebagai sarana pen$apaian tujuan kebijaksanaan
dan program pembangunan.
2."." /ngsi &an Peran Pe!erintah &ala! Pe!,angnan
18
Menurut +waloedin
.8
, ada beberapa $ara pelaksanaan peranan pemerintah, antara lain:
.. 6ungsi pengaturan, dibagi lagi menjadi beberapa #ungsi, yaitu penentuan
kebijaksanaan, pemberian pengarahan dan bimbingan, pengaturan melalui peri>inan,
dan pengawasan. 6ungsi pengaturan ini akan menghasilkan output berupa berbagai
peraturan.
,. epemilikan sendiri dari usaha " usaha ekonomi atau sosial yang penyelenggaraannya
dapat dilakukan sendiri atau oleh swasta.
/. Penyelenggaraan sendiri dari berbagai kegiatan " kegiatan ekonomi atau sosial.
6ungsi pokok pemerintah dapat dibagi menjadi dua tugas, yakni tugas pemerintahan
rutin atau umum dan tugas pemerintahan pembangunan. Tugas pemerintahan umum dapat
dilakukan dalam rangka pemerintahan umum, pemeliharaan ketertiban, keamanan, dan
pelaksanaan hukum. Tugas ini seringkali diperluas dengan tugas " tugas pelayanan umum
yang dilakukan, baik melalui penyelenggaraan sendiri maupun melalui pelaksanaan #ungsi
pengaturan. %i samping itu, tugas pembangunan dilakukan dalam rangka penyesuaian
kepentingan sosial dan ekonomi tradisional dengan kebutuhan pembangunan. Tugas
pembangunan termasuk di dalamnya tugas memajukan kesejahteraan umum yang terdiri dari
tugas mengemban mobilisasi daya dan dana untuk pembangunan dan pengalokasian sumber "
sumber daya yang rasional dan tepat.
2.$ Te%ri Penga0asan
Menurut *toner dan Bankel Pengawasan berarti para manajer berusaha untuk
meyakinkan bahwa organisasi bergerak dalam arah atau jalur tujuan. +pabila salah satu
bagian dalam organisasi menuju arah yang salah, para manajer berusaha untuk men$ari
sebabnya dan kemudian mengarahkan kembali ke jalur tujuan yang benar .
,-
*ementara itu menurut M$6arland ;dalam 'andayaningrat, .882:.2/<. )ontrol is the
process by which an e.ecutive gets the performance of his subordinates to correspondas
closely as possible to chosen plans, orders, ob'ectives, or policies "
30
;Pengawasan ialah
suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang
19
)r. !2a&oedin )<ain# (1a"a&a% =rgani"a"i da&a !dini"tra"i Pebangunan-# Prisma 5o. 4#
!gu"tu" 1974# %a&. 14.
20
(da&a Subardi#1992:64
21
"urnal #ana$emen % Kewirausahaan &ol. ', !o. (, #aret ')))* +, - ./ "urusan 01onomi
#ana$emen, 2a1ultas 01onomi - 3niversitas Kristen Petra
http*44puslit.petra.ac.id4$ournals4management4
46
19
dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan ren$ana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang
telah ditentukan <.
*elanjutnya *mith menyatakan bahwa:)ontrolling sering diterjemahkan pula
dengan pengendalian, termasuk di dalamnya pengertian ren$ana-ren$ana dan norma-norma
yang mendasarkan pada maksud dan tujuan manajerial, dimana norma-norma ini dapat
berupa kuota, target maupun pedoman pengukuran hasil kerja nyata terhadap yang
ditetapkan.
,,
Pengawasan merupakan kegiatankegiatan dimana suatu sistem terselenggarakan
dalam kerangka norma-norma yang ditetapkan atau dalam keadaan keseimbangan bahwa
pengawasan memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dapat diterima, diper$aya atau
mungkin dipaksakan, dan batas pengawasan ;control limit< merupakan tingkat nilai atas atau
bawah suatu sistem dapat menerima sebagai batas toleransi dan tetap memberikan hasil yang
$ukup memuaskan.
%alam manajemen, pengawasan ;controlling< merupakan suatu kegiatan untuk
men$o$okkan apakah kegiatan operasional ;actuating< di lapangan sesuai dengan ren$ana
;planning< yang telah ditetapkan dalam men$apai tujuan ;goal< dari organisasi.
%engandemikian yang menjadi obyek dari kegiatan pengawasan adalah mengenai kesalahan,
penyimpangan, $a$at dan hal-hal yang bersi#at negati# seperti adanya
ke$urangan,pelanggaran dan korupsi.
Menurut Binardi IPengawasan adalah semua akti=itas yang dilaksanakan oleh
pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang
diren$anakanI.
,/
*edangkan menurut &asu *wasta IPengawasan merupakan #ungsi yang
menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkanI.
,2
Menurut *ondang P.*iagian, Pengawasan adalah Proses pengamatan pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan ren$ana yang telah ditentukan. Menurut *uyamto,
Pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan
yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan, apakah sesuai dengan yang
semestinya atau tidak .
22
(da&a Soe2arto<o# 1995:131>1324
23
?inardi (2000# %a&. 5854
24
Ba"u S2a"ta (1996# %a&. 2164
20
0ebih lanjut menurut omaruddin mengatakan, IPengawasan adalah berhubungan
dengan perbandingan antara pelaksana aktual ren$ana, dan awal Enk langkah perbaikan
terhadap penyimpangan dan ren$ana yang berartiI.
,1
0ebih lanjut menurut adarman!Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik
untuk menetapkan kinerja standar pada peren$anaan untuk meran$ang sistem umpan balik
in#ormasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan,
untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber
daya perusahaan telah digunakan see#ekti# dan see#isien mungkin guna men$apai tujuan
perusahaan.!
,5
2.$.1 K%nteks1k%nteks &ala! Penga0asan
Pengawasan dalam onteks Manajemen ;*$hermerhorn, ,--.<
Proses pengukuran kinerja dan pengambilan tindakan untuk menjamin hasil yang
diinginkan
Merupakan peran penting dan positi# dalam proses manajemen
Menjamin segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai waktunya
Pengawasan dalam onteks Politik ;0ittle dan @gle, ,--5<
#ungsi parlemen dalam menjamin bahwa undang-undang yang telah dikeluarkan oleh
parlemen dapat diimplementasikan dan diadministrasikan se$ara e#ekti# oleh pihak
eksekuti#, yaitu dilakukan se$ara sesuai dan dengan $ara yang diatur dalam undang-
undang tersebut
#ungsi yang dilakukan parlemen dalam menjamin bahwa anggaran yang telah
disetujui, telah dibelanjakan oleh pihak eksekuti# sesuai dengan hal yang telah
disepakati dan mampu men$apai sasaran yang diinginkanCditetapkan
pengawasan merupakan tanggungjawab yang sangat penting dari parlemen dan harus
dilakukan se$ara agresi#, karena hanya melalui pengawasan inilah parlemen dapat
menjamin adanya check and balances yang memadai terhadap pihak eksekuti#
$enderung kurang diapresiasi dan kinerjanya paling buruk
25
9oaruddin (1994# %a&. 1044
26
9adaran (2001# %a&. 1594
21
2.$.2 2enis1#enis Penga0asan
Menurut *$hermerhorn ;,--.<, jenis-jenis pengawasan terbagi menjadi:
.. Pengawasan 4eedforward ;umpan di depan<
%ilakukan sebelum akti=itas dimulai
%alam rangka menjamin: kejelasan sasaran? tersedianya arahan yang
memadai?ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan
Mem#okuskan pada kualitas sumberdaya
,. Pengawasan )oncurrent ;bersamaan<
Mem#okuskan kepada apa yang terjadi selama proses berjalan
Memonitor akti=itas yang sedang berjalan untuk menjamin segala sesuatu
dilaksanakan sesuai ren$ana
%apat mengurangi hasil yang tidak diinginkan
/. Pengawasan 4eedback ;umpan balik<
Terjadi setelah akti=itas selesai dilaksanakan
Mem#okuskan kepada kualitas dari hasil
Menyediakan in#ormasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja di masa
depan
2. Pengawasan (nternal D Eksternal
Pengawasan (nternal: memberikan kesempatan untuk memperbaiki sendiri
Pengawasan Eksternal: terjadi melalui super=isi dan penggunaan sistem
administrasi #ormal
*ementara itu, dalam birokrasi dan lembaga, pengawasan terbagi atas ;Nugraha, et all,
,--1<:
.. Pengawasan (nternal dan Eksternal
Pengawasan internal adalah pengawasan dilakukan oleh orang atau badan
yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan seperti pengawasan
atasan langsung atau pengawasan melekat.$ontoh:(tjen, &awasda, &PP
Pengawasan Eksternal adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau
badan yang ada di luar unit organisasi yang bersangkutan.$ontoh:&P, P, dan
@)(.
,. Pengawasan Pre=enti# dan )epresi#
Pengawasan pre=enti# adalah pengawasan yang dilakukan terhadap suatu
kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan sehingga dapat men$egah terjadinya
22
penyimpangan. Pengawasan ini lebih berman#aat dan bermakna jika dilakukan oleh
atasan langsung.
Pengawasan represi# adalah pengawasan yang dilakukan terhadap kegiatan
setelah kegiatan itu dilakukan. laporan pelaksanaan anggaran di akhir tahun.
/. Pengawasan +kti# dan Pasi#
Pengawasan +kti# ;dekat< adalah pengawasan yang dilaksanakan di tempat
kegiatan yang bersangkutan dan pengawasan ini bersi#at melekat.
Pengawasan Pasi# ;jauh< adalah pengawasan dengan melakukan penerimaan
dan pengujian terhadap laporan pertanggungjawaban. Pengawasan kebenaran #ormil
menurut 'ak ;+echtimatigheid< dan pemeriksaan kebenaran materiil mengenai
maksud tujuan pengeluaran ;doelmatigheid<.
2. Pengawasan 6ormal dan (n#ormal
Pengawasan #ormal dilakukan oleh instansiCpejabat yang berwenang, baik
yang bersi#at internal maupun eksternal. %i lain pihak, pengawasan in#ormal
dilakukan oleh masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung atau sebagai social
control.
2.$." T#an Penga0asan
Tujuan utama pengawasan adalah ikut berusaha memperlan$ar roda pembangunan
serta mengamankan hasil " hasil pembangunan. Pengawasan diperlukan bukan karena kurang
keper$ayaan dan bukan pula ditujukan men$ari " $ari kesalahan atau men$ari siapa yang
salah, tetapi untuk memahami apa yang salah demi perbaikan di masa datang.
*elain tujuan utama di atas, pengawasan juga memiliki peran-peran strategis, yakni
diantaranya adalah :
Memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai dengan mandat, =isi, misi,
tujuan serta target-target organisasi.
Mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja tiap instansi yang akan dijadikan para meter
penilaian keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam men$apai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam )enstra instansi
%ua tujuan utama yaitu akuntabilitas dan proses belajar
%ari sisi akuntabilitas, sistem pengawasan akan memastikan bahwa dana
pembangunan digunakan sesuai dengan etika dan aturan hukum dalam rangka
memenuhi rasa keadilan
23
%ari sisi proses belajar, sistem pengawasan akan memberikan in#ormasi tentang
dampak dari program atau inter=ensi yang dilakukan, sehingga pengambil keputusan
dapat belajar tentang bagaimana men$iptakan program yang lebih e#ekti#
BAB "
ANALI)I) MA)ALAH
".1 )t&i Kass3 Bentr%k antara Mas+arakat K%#a &an )atan P%lisi Pa!%ng Pra#a
4)at'%l PP5 &ala! 6Penerti,an7 L%kasi Maka! M,ah Pri%k
Tragedi Priok bermula dari kon#lik yang terjadi antara PT Pelindo dengan ahli waris
'abib 'asan bin Muhammad +l 'addad atau yang lebih dikenal dengan Mbah Priok. PT
Pelindo mengklaim bahwa tanah di Makam Mbah Priok adalah miliknya, namun di sisi lain,
menurut ahli waris, tanah tersebut merupakan miliknya berdasarkan Eigendom Herponding
nomor 2/2. dan No .37- di lahan seluas 1, 2 'a. Pengadilan Negeri 9akarta Etara pernah
memutuskan bahwa tanah tersebut se$ara sah milik PT Pelindo pada tanggal 1 9uni ,--,. (ni
didasarkan pada 'ak Pengelolaan 0ahan ;'P0< Nomor -.Coja dengan luas .21,, hektar.
Pada dasarnya, Makam Mbah Priok yang asli sudah dipindahkan ke Tempat
Pemakaman Emum ;TPE< *emper ,. +gustus .883 dengan surat keputusan No 7-C-.33...
dari %inas Pertamanan dan Pemakaman %(. Namun pada perkembangannya, ahli waris
24
kembali membangun kompleks makam Mbah Priok pada *eptember tahun .888 tanpa sei>in
PT Pelindo karena ahli waris masih mengklaim bahwa sebagian tanah yang menjadi hak
pengelolaan PT Pelindo ada yang masih menjadi haknya. %i sisi lain, PT Pelindo merasa
kalau pembangunan kembali kompleks makam tersebut sepihak dan dianggap menjadi
bangunan liar.
PT Pelindo sebenarnya masih melakukan toleransi terhadap pembangunan kembali
makam tersebut, namun mun$ulnya bangunan-bangunan ilegal selain pembangunan makam
itulah yang menurut PT Pelindo harus ditertibkan.
@leh karena itu, PT Pelindo meminta bantuan Pemerintah Pro=insi %( 9akarta Etara
untuk menertibkan bangunan liar tersebut, namun ahli waris dan masyarakat yang memiliki
kepentingan dalam keberadaan Makam Mbah Priok tidak mengetahui tentang keputusan
penertiban makam. +khirnya saat dilakukan eksekusi, masyarakat dan ahli waris yang
merasa belum mendapat kesepakatan akan penertiban bangunan liar, melawan balik *atpol
PP yang sebenarnya hanya ditugaskan untuk menertibkan bangunan liar di sekitar Makam
Mbah Priok, bukan menggusur makam itu sepenuhnya.
Perintah penertiban yang dilakukan oleh *atpol PP, pada dasarnya sudah sesuai
dengan instruksi gubernur %( nomor ./,C,--8 tentang penertiban bangunan. 0ebih dari itu,
setelah dilakukan penertiban atas bangunan liar tersebut, pemerintah setempat memiliki
ren$ana untuk melakukan penataan ulang pada Makam Mbah Priok dan arealnya akan
diperluas dari ,- meter persegi menjadi .-- meter persegi. Masyarakat yang terlibat bentrok
salah paham dengan maksud penertiban yang akan dilakukan oleh *atpol PP karena ada yang
mengisukan Makam Mbah Priok akan dibongkar oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Persilangan pendapat dan saling klaim atas tanah Makam Mbah Priok yang belum
men$apai kesepakatan #inal, serta kurangnya sosialisasi pemerintah kepada masyarakat yang
hanya bermaksud menggusur bangunan liar berubah menjadi bentrokan yang tidak bisa
dihindari. Meluasnya area kon#lik juga diduga mun$ul akibat ada pro=okasi orang-orang yang
tidak bertanggung jawab. +kibatnya korban luka-luka terhitung men$apai hampir ,-- orang,
dan ada beberapa korban yang meninggal. erugian negara akibat bentrokan tersebut juga
men$apai miliaran rupiah karena aset negara seperti kendaraan dinas dirusak oleh masyarakat
yang tidak puas dengan kebijakan pemerintah.
25
".2 Analisis Kass
asus bentrok yang terjadi antara masyarakat oja dan *atuan Polisi Pamong Praja
;*atpol PP< merupakan salah satu $ontoh dari kasus in#ormasi asimetris yang didapat oleh
kedua belah pihak dari Pemerintah Pro=insi %( 9akarta. 'al ini dikarenakan bahwa pada
dasarnya isu penggusuran yang didapatkan masyarakat merupakan sebuah kabar burung yang
hanya menyebabkan masyarakat tersebut menjadi sangat emosional ketika berhadapan
dengan *atpol PP. Padahal saat itu, yang akan dilakukan oleh *atpol PP tersebut hanya
menertibkan bangunan liar yang ada di sekitar bangunan Makam Mbah Priok.
*e$ara legal, lahan Makam Mbah Priok memang sudah menjadi hak milik PT Pelindo
((. 'al ini jelas terlihat dari putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri 9akarta Etara
pada 1 9uni ,--,. Namun hal penting yang patut untuk dianalisis adalah ketidaktahuan
masyarakat terhadap ren$ana pemerintah untuk mereno=asi bangunan tersebut dan
menambah luas lahannya menjadi .-- meter persegi, serta menertibkan banguna liar yang
ada di sekitarnya.
9ika dilihat dari konsep partisipasi masyarakat, penulis tidak melihat adanya korelasi
positi# yang ter$ipta antara pelibatan masyarakat dan kon#lik yang terjadi dalam kasus ini.
+rtinya, jika memang masyarakat oja dilibatkan dalam perumusan ren$ana Pemerintah
Pro=insi %( 9akarta dengan PT Pelindo (( terkait keberadaan Makam Mbah Priok, tentu
masyarakat setempat tidak serta merta merasa terkejut! dengan kehadiran *atpol PP, yang
pada akhirnya menjadi bentrok satu sama lain.
%alam pembuatan sebuah kebijakan publik, seharusnya masyarakat memiliki peran
sebagai stakeholder yang memiliki hak penuh atas proses pembuatan kebijakan tersebut. 'al
ini dikarenakan kebijakan publik tersebut akan memiliki keterkaitan dalam keberlangsungan
masyarakat. Pada kasus ini, dapat dilihat bahwa perumusan kebijakan untuk menertibkan
bangunan liar di sekitar bangunan Makam Mbah Priuk sekaligus mereno=asi makam tersebut
tidak disertai dengan pelibatan partisipasi masyarakat ataupun melakukan konsultasi publik.
Musyawarah Peren$anaan Pembangunan atau yang biasa dikenal dengan Musrenbang
pun tampak tidak disebut-sebut dalam tahap pembuatan kebijakan pemabangunan ini.
Padahal seharusnya, musrenbang sebagai sarana penyatuan kesepakatan antara masyarakat
dan pemerintah, bahkan juga pihak swasta, dalam hal ini ialah PT Pelindo bisa mewadahi
samua kepentingan masing-masing pihak. oja, meskipun bukan sebuah kabupaten,
26
setidaknya memiliki rele=ansi untuk menerapkan bagan di bawah ini dalam setiap ren$ana
pembangunan, termasuk ren$ana reno=asi Makam Mbah Priok.
&erdasarkan bagan di atas, dapat dilihat bahwa dalam sebuah sistem strategis dari
pembangunan, peran partisipasi masyarakat haruslah seimbang dengan peran pemerintah dan
swasta. +rtinya, dalam peren$anaan pembangunan, masyarakat dipandang sebagai subjek,
bukan objek pembangunan. *ama halnya dengan pemerintah melibatkan pihak swasta.
Pemaparan tersebut men$erminkan sebuah konsep tata kelola pemerintahan yang
baik ,good governance-, dimana pemerintah tidak lagi menjadi aktor tunggal dalam segala
hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan negara, akan tetapi ada aktor-aktor lain
yang memiliki peran yang sama dengan pemerintah, yaitu swasta dan masyarakat.
Manurut hemat penulis, bentrok yang terjadi antara masyarakat oja dan *atpol PP
merupakan sebuah konsekuensi logis dari tidak diikutsertakannya masyarakat dalam ren$ana
preno=asi bangunan makam ini. *atpol PP yang juga tidak tahu menahu mengenai urusan
keputusan Pempro= %( 9akarta untuk mereno=asi Makam Mbah Priuk akhirnya melakukan
perlawanan terhadap respon negati# masyarakat. 'al ini diperparah oleh adanya kelompok
ketiga yang mempro=okasi masing-masing pihak yang mengalami bentrok. %engan kata lain,
tata kelola pemerintahan pada kasus ini belumlah berjalan dengan baik.
27
eputusan Pempro= %( 9akarta terkait kasus ini memang tidak melibatkan
partsisipasi masyarakat, akan tetapi pihak swasta, dalam hal ini ialah PT Pelindo, menjadi
pihak yang turut memutuskan hal tersebut. Namun kemudian, perlu dipertanyakan, apakah
kesepakatan yang dibuat tanpa partisipasi masyarakat ini memiliki ke$enderungan unsur
kongkalikong antara kedua pihak. e$enderungan inilah yang disebabkan oleh partisipasi
masyarakat yang minim sehingga berakhir dengan aksi massa yang anarkis.
Pada dasarnya, permasalahan pembangunan bisa diatasi dengan pelaksanaan #ungsi
pengawasan dalam kegiatan pembangunan itu sendiri, baik pengawasan internal, maupun
pengawasan eksternal. Pengawasan yang bisa dilakukan oleh masyarakat merupakan
pengawasan eksternal. *alah satu bentuk dari pengawasan eksternal tersebut adalah kontrol
sosial yang dilakukan oleh masyarakat, bisa dalam bentuk pre=enti# ataupun represi#.
Masyarakat tidak bisa melakukan pengawasan eksternal yang baik tanpa adanya
keterbukaan pemerintah setempat. Pada kasus yang terjadi di oja, masyarakat tidak
mendapatkan in#ormasi yang terbuka dari pemerintah mengenai ren$ana pembangunan ini.
&ahkan se$ara sepihak, pemerintah setempat memutuskan untuk menurunkan pasukan *atpol
PP dalam jumlah yang banyak. onsekuensi logis dari keadaan tersebut adalah, kontrol sosial
yang dilakukan oleh masyarakat bukanlah sebagai #ungsi pre=enti# atau men$egah terjadinya
bentrok atu kon#lik lain, melainkan sebagai #ungsi represi#.
Pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat oja termasuk pengawasan represi#
karena masyarakat melakukan kontrol sosial dalam bentuk yang anarkis ini setelah terjadinya
keputusan yang dibuat oleh pemerintah dan PT Pelindo (( yang berujung pada bentrok
tersebut. Masyarakat tersebut melakukan aksi penolakan terhadap keputusan yang dibuat
pemerintah karena merasa keputusan tersebut merugikan mereka. Masyarakat oja saat itu
melakukan pengawasan represi#, atas ke-tidak terbuka-an pemerintah Pro=insi %( 9akarta
dan tertutupnya pembuatan kebijakan tersebut dari akses rakyat.
Namun, terlepas dari bagaimana masyarakat melakukan prosedur pengawasan yang
bisa dikatakan anarkis, setidaknya mereka sudah memberi peringatan kepada pemerintah
yang telah melakukan kesalahan karena sudah membuat kebijakan yang tidak melibatkan
pertisipasi masyarakat. 0ebih dari itu, kontrol sosial ini berhasil di blow up oleh media massa
yang pada akhirnya menyebabkan #enomena minimnya partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan pada kasus ini menjadi begitu populis.
28
'al positi# lain yang bisa dianalisis dari pengawasan non legal #ormal ini adalah
meminimalisasi kemungkinan sistem patron-client atau nepotisme yang terjadi dalam
pengawasan internal di dalam institusi pemerintahan itu sendiri. 0agi-lagi terlepas dari
pengawasan masyarakat yang kurang sopan tersebut, kontrol sosial ini berjalan dengan
obyekti#. Tidak memandang siapa yang berada dalam pembuatan kebijakan @leh karena itu,
dalam kasus ini pengawasan eksternal yang telah dilakukan oleh masyarakat oja terhadap
Pemerintah Pro=insi %( 9akarta sangat membantu ter$iptanya kegiatan pembangunan yang
lebih baik.
Namun demikian, pada dasarnya penulis sangat menyayangkan mun$ulnya #enomena
pelampiasan kekesalan warga dan masyarakat (ndonesia lain yang mengetahui kasus ini
kepada pihak *atpol PP. Penulis beranggapan bahwa *atpol PP dalam kasus ini hanya
berperan sebagai korban!, tidak berbeda dengan warga oja. *atpol PP hanya memainkan
perannya sebagai front liner, tanpa mereka tahu bagaimana dan mengapa ekskusi penertiban
serta reno=asi makam Mbah Priok perlu untuk dilakukan. esalahan terbesar terdapat pada
pemerintah yang tidak memaksimalkan partisipasi masyarakat oja dalam ren$ana
pembangunan ini. @leh karena itulah, pelimpahan sumber masalah kepada *atpol PP
merupakan sebuah kesalahan besar.
29
BAB $
PENUTUP
$.1. Kesi!'lan
erusuhan yang terjadi antara masyarakat oja dan *atpol PP terhadap ren$ana
penertiban! Makam Mbah Priok sebenarnya disebabkan oleh sinergisitas yang buruk antara
masyarakat oja, Bakil Fubernur 9akarta selaku pemerintah, dan PT. Pelindo (( selaku pihak
swasta. esalahan penyerapan in#ormasi oleh masing-masing pihak juga menjadi penyebab
terjadinya kerusuhan di oja. 'al tersebut menimbulkan ketimpangan pemahaman oleh
masing-masing pihak, terutama masyarakat. Namun, lebih dari itu semua, penyebab utama
dari bentrok ini adalah partisipasi masyarakat yang sangat minim terhadap pembuatan
kebijakan ini. Pada kasus penataan ulang makam Mbah Priok ini, pihak pemerintah dan
swasta tidak mengikutsertakan suara masyarakat atas ren$ana tersebut. onsekuensi logis
dari hal tersebut adalah aksi massa yang anarkis berbentuk kerusuhan yang dilakukan oleh
masyarakat oja dan direspon dengan negati# oleh *atpol PP yang juga tidak tahu menahu
atas keputusan ini.
%alam kasus ini, masyarakat oja akhirnya melakukan #ungsi pengawasan eksternal
berupa tindakan represi#. Tindakan represi# tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk kontrol
sosial dari masyarakat berupa bentuk penolakan terhadap ren$ana pemerintah yang diisukan
akan menggusur Makam Mbah Priok. &entuk pengawasan eksternal yang dilakukan
masyarakat memang tidak dapat dikatakan sebagai pengawasan yang baik, karena yang
terjadi adalah tindakan represi# anarkis. Namun terlepas dari hal tersebut, Pemerintah
Pro=insi %( 9akarta telah mendapatkan teguran keras! dari masyarakat setempat dalam
proses pembangunan daerahnya
$.2. Rek%!en&asi
Menurut penulis, untuk men$iptakan good governance dalam setiap proses
pengambilan kebijakan pembangunan, seperti dalam ren$ana penataan ulang makam Mbah
Priok harus melibatkan partisipasi masyarakat, karena masyarakat bukanlah objek dalam
pembangunan. *elain itu, antara pemerintah, swasta, dan masyarakat harus ada komunikasi
yang sinergis sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara masing-masing pihak.
Daftar Pstaka
30
%a=is, eith., dan 9ohn B. Newstrom. .881. Perilaku Dalam %rganisasi. &disi Ketu'uh"
Terjemahan. 9akarta : Erlangga.
%r. +waloedin %jamin, Masalah @rganisasi dalam +dministrasi Pembangunan!, Prisma
No. 2, +gustus .832, hal. .2.
9urusan Ekonomi Manajemen, 6akultas Ekonomi " Eni=ersitas risten Petra. !9urnal
Manajemen D ewirausahaan! http566puslit"petra"ac"id6'ournals6management6" Hol.
,, No. ., Maret ,---.
Phillips, '.*. %e=elopment +dministration and The +llian$e o# Progress!, $nternational
+eview of the 7dministrative 8cience, Hol. JJ(J, .857.
*astropoetro, *antoso. .875. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam
Pembangunan Nasional. &andung: Penerbit +lumni.
*iagian, *ondang. onsepsi dan Masalah " Masalah +dministrasi Pembangunan.!,
7dministrasi Negara, Tahun J, No. ., Mei .83-.
---------------------- ,--3. 7dministrasi Pembangunan Konsep, Dimensi, dan 8trateginya.
9akarta: Penerbit PT &umi +ksara.
*irajudin, dkk. ,--5. *ak +akyat engontrol Negara. 9akarta: Yappika.
*uprayogi, +ribowo. !&entrokan di Makam Mbah Priok!
http:CCberita.liputan5.$omChukrimC,-.--2C,3,//3C&entrokan.di.Makam.Mbah.Priok
diunduh pada ,. +pril ,-.- pukul ....3 B(&.
*werdlow, (r=ing. .85/. Development 7dministration, )oncepts and Problems" New York:
*yra$use Eni=ersity Press.
Barung in#ormasi. !Mbah Priok-*ejarah Makam Mbah Priok.! http566kutak-
ketik"blogspot"com639096916mbah-priok-se'arah-makam-mbah-priok"html" diunduh
pada ,. +pril ,-.- pukul ....1 B(&.
Binarno, 'ery. +sal Mula *engketa Makam Mbah Priok Hersi Pempro= %(.!
http566www"detiknews"com6read6390969160160:1;0360<<=1;>6096asal-mula-sengketa-
makam-mbah-priok-versi-pemprov-dki" diunduh pada ,. +pril ,-.- pukul .....
B(&.
31

Anda mungkin juga menyukai