Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Persampahan merupakan persoalan yang semakin hari semakin kompleks di


setiap daerah terutama perkotaan. Hal ini disebabkan karena persoalan sampah tidak
saja meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk akan tetapi juga
meningkat sejalan dengan dinamika penduduk itu sendiri. Kota Bandung merupakan
salah satu Kota yang mengalami masalah persampahan. Permasalahan persampahan di
Kota Bandung mulai terlihat dan dirasakan saat Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Leuwigajah, yang selama ini menjadi TPA utama Kota Bandung, mengalami bencana
longsor. Sehingga Kota Bandung menggunakan TPA pengganti sementara di Sarimukti
untuk menangani masalah ini, akan tetapi hal tersebut hanya penanganan yang bersifat
sementara. Dengan pertimbangan tersebut, seiring dengan kemajuan teknologi perlu
diterapkan suatu pendekatan teknologi ramah lingkungan yang mampu menyelesaikan
permasalahan sampah dari hulu hingga hilir. Maka Pemerintah Kota Bandung bersama-
sama dengan sejumlah pengusaha dan para pakar mengusulkan dan memperkenalkan
mengenai Waste To Energy atau PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) sebagai
alternatif sistem pengelolaan sampah di Kota Bandung saat ini. Teknologi ini menurut
para pakar selain dapat menguntungkan juga bisa menjadi sumber energi dan bisa
memperkecil volume sampah dan merupakan teknik yang ramah lingkungan dibanding
cara penanganan sampah konvensional (open dumping (dibiarkan ditumpuk) dan
sanitary landfill ( ditimbun tanah)).
Rencana pembangunan PLTSa tersebut ternyata menimbulkan reaksi pro-kontra
dari berbagai pihak, termasuk masyarakat yang berdomisili di daerah Gedebage. Pro dan
kontra mengenai pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Sampah (PLTSa) sebenarnya
sudah muncul sejak ide ini diusulkan (2005). Berangkat dari fenomena yang terjadi pada
rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), maka adanya studi
mengenai faktor-faktor yang mendasari kesiapan (penerimaan/penolakan) masyarakat
terhadap Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Sampah (PLTSa) di
Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung merupakan hal yang
penting untuk dilakukan.
Masyarakat di Kelurahan Rancanumpang 67% menolak terhadap rencana
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sedangkan 23% menerima
rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), sisanya sebanyak
10% netral. Faktor yang mendasari penolakan terhadap rencana pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), antara lain : Minimnya sosialisasi yang
dilakukan pihak pemerintah mengenai rencana pembangunan PLTSa terhadap
masyarakat, Adanya tingkat pemahaman masyarakat yang berbeda mengenai PLTSa,
Adanya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) diperkirakan dapat
menurunkan nilai jual tanah, nilai kontrak rumah di wilayah lingkungan Kelurahan
Rancanumpang, Jarak lokasi rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
(PLTSa) terlalu dekat dengan permukiman warga masyarakat, Dengan Adanya PLTSa
Lingkungan Akan Tercemar Akibat Abu Sisa Pembakaran dan Limbah Lindi Yang
Dihasilkan, Adanya PLTSa akan memicu orang-orang untuk memperbesar produksi
sampah, Adanya Pembangunan PLTSa Akan Mengakibatkan Penurunan Kualitas
Udara, Adanya Pembangunan PLTSa Dapat Mengakibatkan Penurunan Muka Air Tanah
(MAT), Adanya Pembangunan PLTSa Dapat Mengakibatkan Peningkatan kebisingan,
Adanya kekhawatiran terhadap produk PLTSa seperti kebocoran gas buang, cerobong
asap yang kurang tinggi,dll, Adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap informasi
yang disampaikan oleh pemerintah mengenai dampak positif dan negatif atas
pembangunan PLTSa, Adanya Kekhawatiran Bau Sampah Yang Menyerang Ke
Perkampungan Atau Perumahan / Adanya Polusi Udara, Adanya Kekhawatiran Tentang
Kenyamanan Dalam Beraktivitas Di Lingkungan Tempat Tinggal.
Sedangkan faktor yang mendasari penerimaan terhadap rencana pembangunan
PLTSa, antara lain : Pembangunan PLTSa Dapat Meningkatkan Pendapatan Penduduk,
Teknologi PLTSa Merupakan Solusi Untuk Menangani Masalah Persampahan di Kota
Bandung, Dengan adanya PLTSa dapat meringankan biaya yang dikeluarkan oleh Kota
Bandung dalam pengolahan sampah, Adanya PLTSa Dapat Menciptakan Peluang Kerja
Dan Berusaha Dengan Adanya Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja.
Kata Kunci : Kesiapan Masyarakat, Rencana PLTSa

Anda mungkin juga menyukai