Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mirna

NRI : 080111058
Tugas Ujian Anestesi : dr.A.A.Pontoh-Wuwungan,SpAn

Obat Pelumpuh Otot
Obat golongan ini menghambat transmisi neuromuscular sehingga menimbulkan kelumpuhan
pada otot rangka. Menurut mekanisme kerjanya, obat ini dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
obat penghambat secara depolarisasi resisten ( misalnya suksinil kolin ) dan obat penghambat
kompetitif atau nondepolarisasi ( misalnya kurarin ). Pada anestesi umum, obat ini
memudahkan dan mengurangi cedera tindakan laringoskopi dan intubasi trachea, serta
member relaksasi otot yang dibutuhkan dfalam pembedahan dan ventilasi kendali.

Perbedaan obat pelumpuh otot depolarisasi dan nondepolarisasi

Depolarisasi Nondepolarisasi
Ada fasikulasi otot. Tidak ada fasikulasi otot.
Berpotensi dengan antikolinesterase. Berpotensi dengan hipokalemia, hipotermia,
obat anestetik inhalasi, eter, halotan,
enfluran,isofluran.
Tidak mununjukkan kelumpuhan yang
bertahap pada perangsangan tunggal atau
tetanik.
Menunjukkan kelumpuhan yang bertahap
pada perangsangan tunggal atau tetanik.
Belum dapat diatasi dengan obat spesifik Dapat diantagonis oleh antikolin esterase.
Kelumpuhan berkurang dengan pemberian
obat pelumpuh otot nondepolarisasi dan
asidosis


Obat Pelumpuh Otot Nondepolarisasi
Pavulon ( pankuromium bromida ). Pavulon merupakan steroid sintetis yang banyak
digunakan. Mulai kerja pada menit kedua-ketiga untuk selama 30-40 menit. Memiliki efek
akumulasi pada pemberian berulang sehingga dosis rumatan harus dikurangi dan selang
waktu pemberian diperpanjang. Dosis awal untuk relaksasi otot 0,08 mg/kgBB intravena
pada dewasa. Dosis rumatan setengah dosis awal. Dosis intubasi trakea 0,15 mg/kgBB
intravena. Kemasan ampul 2 ml berisi 4 mg pavulon.

Trakium ( atrakurium besilat ). Trakrium mempunyai struktur benzilissoquinolin yang
berasal dari tanaman Leontice leontopeltalum. Keunggulannya adalah metabolisme terjadi di
dalam darah, tidak bergantung pada fungsi hati dan ginjal, tidak mempunyai efek akumulasi
pada pemberian berulang dan tidak menyebabkan perubahan fungsi kardiovaskular yang
bermakna. Mula dan kerja tergantung dosis yang digunakan. Mula kerja pada dosis intubasi
2-3 menit sedangkan lama kerja pada dosis relaksasi 15-35 menit. Dosis intuibasi 0,5-06
mg/kgBB intravena. Dosis relaksasi otot 0,5-0,6 mg/kgBB intravena. Dosis rumatan 0,1-0,2
mg/kgBB intravena. Kemasan ampul 5 ml berisi 50 mg trakrium.

Vekuronium (norkuron). Vekroniummerupakan homolog pankuronium bromide yang
berkekuatan lebih besar dan lama kerjanya singkat. Zat anestetik ini tidak memiliki
akumulasi pada pemberian berulang dan tidak menyebabkan perubahan fungsi kardiovaskular
yang bermakna. Mula kerja terjadi pada menit kedua-ketiga dengan masa kerja selama 30
menit. Kemasan berupa ampul berisi 4 mg bubuk vekuronium. Pelarutnya dapat berupa
akuades, garam fisiologik, Ringer laktat, atau dekstrosa 5% sebanyak 2 ml.

Rokuronium. Zat ini merupakan analog vekuronium dengan awal kerja lebih cepat.
Keuntungannya adalah tidak mengganggu fungsi ginjal, sedangkan kerugiannya adalah
terjadi gangguan funsi hati dan efek kerja yang lebih lama. Dosis intubasi 0,3-0,6 mg/kgBB.
Dosis rumatan 0,1-2 mg/kgBB.

Obat Pelumpuh Otot Depolarisasi.
Suksametonium (suksinil kolin). Mula kerja 1-2 menit dengan lama kerja 3-5 menit. Dosis
intubasi 1-1,5 mg/kgBB intravena. Kemasan berupa bubuk putih 0,5-1 gram dan larutan
suntik intravena 20,50 atau 100 mg/ml.

Antagonis Pelumpuh Otot Nondepolarisasi.
Prostigmin (neostigmin metilsulfat). Prostigmin merupakan antikolinesterase yang dapat
mencegah hidrolisis dan menimbilkan akumulasi asetilkolin. Prostigmin mempunyai efek
nikotinik, muskarinik, dan merupakan stimulan otot langsung. Efek muskarinik diantaranya
bradikardia, hiperperistaltik, spasme saluran cerna, pembentukan secret jalan napas dan liur,
bronkospasme, berkeringat, miosis, dan kontraksi vesika urinaria. Dosis 0,5 mg bertahap
sampai 5 mg, biasa diberi bersama atropine dosis 1-1,5 mg.

Anda mungkin juga menyukai