Anda di halaman 1dari 6

MENGHUBUNGKAN SILATURAHMI

DISUSUN OLEH :
NAMA : NANA FEBRIA
NPM : 0710070100174






FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2008
MENGHUBUNGKAN SILATURAHMI


Pengertian Silahturahmi

Silaturahmi merupakan salah satu ajaran dalam Islam. Shilah artinya Hubungan atau menghubungkan
sedangkan ar-Rahm berasal dari Rahima-Yarhamu-Rahmun/ Rahmatan yang berarti lembut dan kasih
sayang. Taraahamal-Qaumu artinya kaum itu saling berkasih sayang. Taraahama 'Alayhi berarti
mendo'akan seseorang agar mendapat rahmat. Sehingga dengan pengertian ini seseorang dikatakan
telah menjalin silaturrahmi apabila ia telah menjalin hubungan kasih sayang dalam kebaikan bukan
dalam dosa dan kema'siatan.

Selain itu kata ar-Rahm atau ar-Rahim juga mempunyai arti peranakan (rahim) atau kekerabatan
yang masih ada pertalian darah (persaudaraan). Inilah keunikan Bahasa Arab, Satu kata saja sudah
dapat menjelaskan definisinya sendiri tanpa bantuan kata-kata lain. Dengan demikian Shilaturrahmi
atau Shilaturrahim secara bahasa adalah menjalin hubungan kasih sayang dengan saudara dan
kerabat yang masih ada hubungan darah (senasab). Seseorang tidak dapat dikatakan menjalin
hubungan silaturrahmi bila ia berkasih sayang dengan orang lain sementara saudara dan kerabatnya
dia jadikan musuh. Islam dalam hal ini mengajarkan kepada kita tentang skala prioritas, yaitu
dahulukanlah keluarga dan kaum kerabatmu baru kemudian orang lain. Hubungan baik dengan orang
lain jangan sampai merusak hubungan kekeluargaan. Hubungan kasih sayang dengan istri jangan
sampai merusak hubungan kita dengan orang tua dan saudara.

Allah dalam al-Qur`an secara spesifik memerintahkan umat Islam untuk menjalin silaturrahmi/
silaturrahim;



Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang
satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Q.S. An-Nisa`:1)

Dari Miqdam ra bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:



Sesungguhnya Allah berwasiat agar kalian berbuat baik kepada ibu-ibumu, sesungguhnya Allah
berwasiat agar berbuat baik kepada bapak-bapakmu dan sesungguhnya Allah berwasiat kepada
kamu agar berbuat baik kepada sanak kerabatmu. (Silsilah Hadits Shahih; al-Albani)

Menyambung hubungan kekerabatan adalah wajib dan memutuskannya merupakan dosa besar. Dari
Jubair bin Muth'im bahwa Nabi Saw bersabda:


Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan persaudaraan. (Muttafaq 'Alaih)

Sesungguhnya orang-orang yang selalu menjaga tali silaturrahmi akan diberkahi oleh Allah dalam
usahanya, rizki dan umurnya. Dari Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda :


Barangsiapa yang senang diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya (diberkahi), maka hendaklah
ia bersilaturrahmi (Muttafaq 'Alaih)

Menebar salam dan menebar kebaikan adalah pengikat silaturahmi

Mengucapkan salam merupakan kunci pembuka timbulnya rasa kasih sayang dan penarik cinta kasih.
Dengan menebarkannya memungkinkan orang-orang Islam saling mencintai satu sama lain
menampakkan symbol pembeda dengan dari para pemeluk agama yang lain. Menebarkan salam
dapat menghilangkan permusuhan, perselisihan, kebencian, dan kerusakan yang jelas sebagai
pemutus.
Adapun sabda beliau , yang artinya : Tebarkanlah salam diantara kalian.
Terdapat anjuran untuk menebarkan salam dan memberikannya kepada semua orang muslim yang
engkau kenal dan tidak dikenal, sebagaimana disebutkan dalam hadist yang lain.

Dari Al-Hasan, Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya :
Merupakan sedekah engkau memberi salam kepada manusia dan engkau bermanis muka.

Islam menganjurkan menebar salam, bersalaman dan berpelukan saat bertemu saudara agar dapat
menumbuhkan benih-benih kecintaan dalam hati dengan unsur-unsur yang terkait, dan
berrtambahlah hubungan persaudaraan antar mukmin menjadi kuat dan solid. Sehingga masyarakat
muslim dapat menghidupkan keislamannya dan bengkit dengan beban-beban risalah dalam
kehidupannya.
Ucapan salam dalam ajaran Islam hanya satu bentuk lafadz yang harus dipegang oleh seorang muslim
yang benar yaitu :
Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh

Yang artinya : Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya, terlimpahkan kepada kalian

Dan menjawab salam dengan lafadz :
Waalaikumsalam warahmatullahiwabarakatuh

Yang artinya : Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya, terlimpahkan kepada kalian
juga.

Seorang muslim hendaknya konsisten dengan bentuk sempurna agar mendapatkan pahala yang
sempurna. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari Sahl bin Hunaif, yang artinya :

Siapa yang mengucapkan,Assalamualaikum dicatat baginya 10 kebaikan, dan siapa yang
mengucapkan Assalamualaikum warahmatullah dicatat baginya 20 kebaikan. Dan siapa yang
mengucapkan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dituliskan baginya 30 kebaikan.

Pemaaf merekat silaturahmi
Anjuran menjadi orang yang pemaaf terdapat dalam Firman Allah SWT,
Q.S.Al Araf : 199, yang artinya :

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang maruf, serta berpalinglah daripada
orang-orang yang bodoh.

Makna berpaling dari pada orang-orang yang bodoh, bukan berarti berpaling dari orang yang tidak
punya ilmu sama sekali dengan tidak mengajari atau mengarahkannya. Namun maksudnya adalah
bertoleransi terhadap kebodohan orang yang menyakitinya, tidak membalasnya atau mencacinya.
Melatih diri untuk berlapang dada terhadap kesalahan orang serta tidak membalasnya dengan
kejelekan, karena tidak ada obat yang dapat meredam kejahatan melebihi bersikap baik kepadanya.

Firman Allah SWT yang lain terdapat dalam Q.S. At-Taghabun : 14, yang artinya :

Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Balasan itu berbentuk amalan yang serupa. Maka ampuni mereka, bersikaplah lapang dada dan
maafkanlah mereka, supaya kamu mendapat ampunan, maaf dan toleransi dari Allah SWT.

Sikap pemaaf bukan berarti hina atau tidak berdaya. Memaafkan adalah perwujudan pencabutan
tuntutan yang muncul karena kedermawanan, kemurahan, dan kebaikan hati padahal mampu
untuk membalas dendam. Lebih mengedepannkan sikap tidaka membalas dendam, lebih menyukai
berbuat baik dan menjunjung tinggi moral. Berbeda dengan kehinaan diri, tidak membalas dendam
karena ketidakberdayaan dan ketakutannya serta karena rendah diri. Tentulah hal tersebut tidaklah
terpuji. Justru orang yang menuntut balas guna menggapai haknya lebih baik darinya.

Dendam dan bahaya dari sifat dendam

Sifat dendam terhadap seseorang bisa berawal dari rasa marah. Ketahuilah bahawasanya sifat
marah itu bila tidak dikekang dengan segera, akan sukar untuk disembuhkan dengan sekaligus, maka
ketika rasa marah itu akan terpendam di dalam batin dan bersarang di situ, sehingga menjadi sifat
dendam.

Pengertian dendam itu, ialah bila hati anda merasa sangat berat terhadap, seseorang, seperti
membencinya, menjauhi diri darinya dan sifat itu akan kekal berdiam di dalam hati dan sentiasa
hidup di situ.

Rasulullah s.a.w. telah bersabda, yang artinya :

Orang Mumin itu bukanlah seorang yang pendendam.

Jadi nyatalah, bahwa sifat dendam itu bersumber dari sifat marah, dan ia akan menimbulkan
berbagai perkara mungkar seperti:

Perasaan hasad dan dengki dalam diri, sehingga merasa tidak senang bila melihat seseorang berada
di dalam kenikmatan, lalu berusaha untuk menghapuskan nikmat itu darinya. Tegasnya seseorang
tidak senang melihat orang lain yang hidupnya sedangdalam kenikmatan , sebaliknya dia merasa
gembira bila orang lain itu ditimpa bahaya atau kesusuhan. Perilaku ini adalah contoh dari perilaku
orang-orang munafik.
Akibat memutuskan hubungan silaturahmi
Apabila manusia memutuskan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah untuk dihubungkan. Maka
ikatan sosial masyarakat akan hancur berantakan, kerusakan menyebar di setiap tempat,
permusuhan terjadi dimana-mana, sifat egoisme muncul kepermukaan. Sehingga setiap individu
masyarakat menjalani hidup tanpa petunjuk, seorang tetangga tidak mengetahui hak tetangganya,
seorang faqir merasakan penderitaan dan kelaparan sendirian karena tidak ada yang peduli.
Dan jangan sampai kita memutuskan tali silaturrahmi hanya karena gara-gara pekerjaan dan jabatan.
Silaturrahmi lebih tinggi nilainya dari itu semua. Allah berfirman :

(: 22)

Artinya : Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi
dan memutuskan hubungan kekeluargaan (silaturrahim) ? (QS. Muhammad: 22)











DAFTAR PUSTAKA

Khumais,Saiykh As-Said. 2005. Beginilah Rasulullah SAW Mengajari Kami. Jakarta : Darus Sunnah
http://perpustakaan-islam.com
http://an-nawawi.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai